• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALAT ANALISIS POTENSI DAERAH kota

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ALAT ANALISIS POTENSI DAERAH kota "

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas ini di susun untuk mata kuliah : Ekonomi Regional Dosenpengampu : Fafurida S.E, M.Sc.

DisusunOleh :

Ridho Windi Atmojo 7111413069

Novia Khunun Nisa’ 7111413100

Fathista Vistarani Dwi Octaviani 7111413104

EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

(2)

EKONOMI REGIONAL

Secara Astronomi Kabupaten Banjarnegara terletak diantara 7º12’ – 7º31’ Lintang Selatan dan 109º20’ – 109º45’ Bujur Timur

A N A L I S I S S H I F T - S H A R E

Untuk mengetahui sektor-sektor yang berkembang di suatuwilayah (kabupaten) dibandingkan dengan perkembangan ekonomi di wilayah yang lebihbesar (propinsi).digunakan teknik analisis shift-share. Ada tiga pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini.

A n a l i s i s K l a s i k

Teknik ini membandingkan laju pertumbuhan sektor-sektor di wilayah kabupaten dengan laju pertumbuhan perekonomian di wilayah propinsi serta sektor-sektornya, dan mengamati penyimpangan-penyimpangan dari perbandingan-perbandingan tersebut. Sehingga, dapat diketahui adanya shift (pergeseran) hasil pembangunan perekonomian kabupaten jika kabupaten tersebut memperoleh kemajuan sesuai dengan kedudukannya dalam perekonomian propinsi. Jika penyimpangannya positif, maka menunjukkan adanya keunggulan kompetitif dari suatu sektor dalam wilayah kabupaten tersebut.

(3)

pengaruh keunggulan kompetitif dinamakan differential shift atau regional share. Untuk industri atau sektor i di kabupaten j:

(1) Dij = Nij + Mij + Cij

Bila analisis tersebut di atas diterapkan kepada kesempatan kerja (employment), E, maka (2) Dij = E*ij - Eij

(3) Nij = Eij. rn (4) Mij = Eij (rin - rn) (5) Cij = Eij (rij - rin) di mana:

rij , rin dan rn mewakili laju pertumbuhan wilayah kabupaten dan propinsi yang masing-masing didefinisikan sebagai berikut:

(6) rij = (E*ij - Eij) / Eij (7) rin = (E*in - Ein) / Ein (8) rn= (E*n – En) / En

sedangkan Eij = kesempatan kerja di sektor i di wilayah kabupaten j, Ein = kesempatan kerja di sektor i di wilayah propinsi, dan En = kesempatan kerja di wilayah propinsi, semuanya diukur pada suatu tahun dasar. Superscript* menunjukkan kesempatan kerja pada tahun analisis.

Untuk suatu wilayah kabupaten, pertumbuhan propinsi (3), bauran industri (4) dan keunggulan kompetitif (5) dapat ditentukan untuk sektor i atau dijumlah untuk semua sektor dalam keseluruhan wilayah kabupaten.

Persamaan shift-share untuk sektor i di kabupaten j adalah: (9) Dij = Eij. rn + Eij (rin - rn) + Eij (rij - rin)

(4)

Pengaruh bauran industri untuk sektor i akan positif di semua wilayah kabupaten jika kesempatan kerja di sektor i tumbuh lebih cepat daripada kesempatan kerja keseluruhan di wilayah propinsi (rin> rn). Demikian pula, pengaruh bauran industri menjadi nol jika (rin = rn), atau negatif jika (rin< rn). Selanjutnya, keunggulan kompetitif sektor i di kabupaten j dapat positif jika pertumbuhan kesempatan kerja sektor tersebut di wilayah kabupaten lebih cepat dari pertumbuhan di sektor yang sama di wilayah propinsi (rij> rin), nol jika (rij = rin) , atau negatif jika (rij< rin). Suatu keunggulan kompetitif yang positif (negatif) mempunyai implikasi bahwa share suatu wilayah kabupaten atas kesempatan kerja wilayah propinsi di suatu sektor tertentu, naik (turun) selama kurun waktu analisa.

Jika tiap komponen (pengaruh) shift-share dijumlahkan untuk semua sektor, maka tanda hasil penjumlahan tersebut menunjukkan arah perubahan dalam pangsa wilayah kabupaten dalam kesempatan kerja wilayah propinsi. Pengaruh bauran industri total akan positif (negatif) di kabupaten-kabupaten dengan proporsi kesempatan kerja di atas rata-rata di sektor-sektor dengan pertumbuhan yang cepat (statis atau menurun) di tingkat propinsi. Demikian juga, pengaruh keunggulan kompetitif total akan positif (negatif) di kabupaten-kabupaten di mana kesempatan kerja berkembang lebih cepat (lebih lambat) daripada struktur bauran industri atau kesempatan kerja.

M o d i f k a s i E s t a b a n - M a r q u i l l a s

Teknik analisis ini mengandung suatu unsur baru yaitu homothetic employment di sektor i di kabupaten j, diberi notasi E’

ij, dan dirumuskan sebagai berikut: (10) E’

ij = Ej (Ein/En) E’

ij adalah employment atau kesempatan kerja yang dicapai sektor i di kabupaten j jika struktur kesempatan kerja di kabupaten tersebut sama dengan struktur propinsi. Dengan mengganti kesempatan kerja nyata (Eij) dengan kesempatan kerja homothetic (E’ij), persamaan (5) diubah menjadi:

(11) C’

ij = E’ij (rij - rin) C’

ij mengukur keunggulan atau ketidakunggulan kompetitif di sektor i di perekonomian suatu wilayah kabupaten.

Untuk sektor i di kabupaten j, pengaruh alokasi (Aij) dirumuskan sebagai berikut: (12) Aij = (Eij-E’ij)( rij - rin)

(5)

perbedaan antara kesempatan kerja nyata di sektor i di kabupaten j dan kesempatan kerja di sektor wilayah tersebut (rij) jika struktur kesempatan kerja wilayah kabupaten tersebut sama dengan struktur kesempatan kerja di wilayah propinsi dan nilai perbedaan tersebut dikalikan dengan perbedaan antara laju pertumbuhan sektor di wilayah kabupaten tersebut (rij) dan laju pertumbuhan sektor di wilayah propinsi (rin).

Lebih jelasnya persamaan (12) menunjukkan bahwa jika suatu wilayah kabupaten mempunyai spesialisasi di sektor-sektor tertentu, maka sektor-sektoritu juga menikmati keunggulan kompetitif yang lebih baik.

Modifikasi Estaban-Marquillas terhadap analisis shift-share adalah: (13) Dij = Eij(rn) + Eij(rij - rn) + E’ij (rij - rin) + (Eij-E’ij)( rij - rin)

M o d i f k a s i A r c e l u s t e r h a d a p A n a l i s i s S h i f t - S h a r e

Modifikasi ini memasukkan sebuah komponen yang merupakan dampak pertumbuhan intern suatu wilayah atas perubahan (kesempatan kerja) wilayah. Modifikasi ini mengganti Cij dengan sebuah komponen yang disebabkan oleh pertumbuhan wilayah dan sebuah komponen bauran industri regional sebagai sisanya. Arcelus menekankan komponen kedua yang mencerminkan adanya agglomeration economies (penghematan biaya per satuan karena kebersamaan lokasi satuan-satuan usaha). Sedangkan regional growth effect (pengaruh pertumbuhan wilayah) merupakan prestasi ekonomi dari sektor i di wilayah kabupaten j (dibandingkan dengan laju pertumbuhan sektor tersebut di wilayah propinsi) dikalikan dengan selisih antara laju pertumbuhan wilayah kabupaten di semua sektor (rj) dan laju pertumbuhan semua sektor di wilayah propinsi (rn).

Pengaruh pertumbuhan wilayah kabupaten (Rij) dirumuskan sebagai berikut: (14) Rij = E’ij (rj - rn) + (Eij-E’ij)( rj - rn)

di mana: E’

ij = homothetic employment sektor i di kabupaten j Eij = employment sektor i di kabupaten j

rj = laju pertumbuhan kabupaten j rn = laju pertumbuhan propinsi

Komponen bauran industry regional menurut Arcelus dirumuskan sebagi berikut: (15) RIij = E’ij {(rij – rj) - (rin - rn)} + (Eij-E’ij){(rij – rj) - (rin - rn)}

(6)

Gambar 1.1 Input Data Analisis Shift-Share Kabupaten Banjarnegara 2011-2013

(7)

Gambar 1.2 Hasil Analisis Shift-Share Klasik Kabupaten Banjarnegara 2011-2013

Gambar 1.3 Hasil Analisis Shift-Share Esteban-Marquillas (E-M) Kabupaten Banjarnegara 2011-2013

Gambar 1.4 Hasil Analisis Shift-Share Arcelus Kabupaten Banjarnegara 2011-2013

I n t e r p r e t a s i A n a l i s i s S h i f t - S h a r e

Daritabel diatas menunjukan bahwa sektor yang memiliki keunggulan kompetitif di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2011-2013 adalah sektor bangunan, pengangkutan dan komunikasi, dan jasa-jasa. Artinya bahwa ketiga sektor tersebut mampu bersaing dengan komoditas yang sama dengan daerah lain. Untuk bangunan, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, sarana ekonomi, dan sarana sosial maka jumlah bangunan juga terus bertambah. Demikian pula dengan pengangkutan dan komunikasi. Sektor jasa juga terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

A N A L I S I S

L O C A T I O N Q U O T I E N T

(8)

Dalam teknik ini kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:

a) kegiatan industri yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun di luar daerah yang bersangkutan. Industri seperti ini dinamakan industry basic. Nilai LQ lebih besar dari satu.

b) kegiatan ekonomi atau industri yang melayani pasar di daerah tersebut, jenis ini dinamakan

industry non basic atau industri lokal. Nilai LQ kurang dari satu.

c) Koefisien LQ di mana:

yi = pendapatan sector ekonom ikabupaten yt = pendapatan daerah kabupaten

Yi = pendapatan sector ekonomi propinsi Yt = pendapatan daerah propinsi

(9)

Gambar 2.1 Input Analisis Location Quotient Kabupaten Banjarnegara 2011-2013

H a s i l A n a l i s i s L o c a t i o n Q u o t i e n t

Gambar 2.2 Hasil Analisis Location Quotient Kabupaten Banjarnegara 2011-2013

I n t e r p r e t a s i L o c a t i o n Q u o t i e n t

Location Quotient (LQ) adalah salah satu tehnik pengukuran yang paling terkenal dari model basis ekonomi untuk menentukan sektor basis atau non basis. LQ merupakan suatu alat untuk mengetahui apakah sektor lapangan usaha mempunyai keunggulan komperatif atau tidak. Adapun yang dimaksud keunggulan komperatif adalah melihat potensi suatu daerah mengenai kemampuan daerah untuk memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri dan masih mempunyai sisa untuk memenuhi kebutuhan daerah lain. Apabila hasil perhitungannya menunjukkan LQ > 1, berarti merupakan sektor basis dan berpotensi untuk ekspor,sedangkan LQ < 1, berarti bukan sektor basis (sektor lokal/impor).

Dari Gambar 2.2. Diatas menunjukan bahwa sektor yang memiliki keunggulan komparatif di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2011-2013 adalah sektor pertanian, Bangunan , dan Keuangan,persewaan dan jasa perusahaan. Sektor pertanian di Banjarnegara menjadi sektor yang diandalkan untuk menunjang kegiatan ekonomi wilayah. Sektor ini juga menduduki urutan pertama dalam memberikan sumbangan/ kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Banjarnegara. Sektor Keuangan,persewaan dan jasa perusahaan di Kabupaten Banjarnegara juga mengalami peningkatan dari tahun 2011-2013 tetapi hanya sedikit.

A N A L I S I S K L A S S E N T Y P O L O G I

(10)

Klassen Typologi sebagai dasar analisis. Melalui analisis ini dapat diperoleh 4 klasifikasi sektor-sektor ekonomi yang masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda, yaitu sektor-sektor maju dan tumbuh cepat, sektor maju tetapi tertekan, sektor berkembang cepat dan sektor relatif tertinggal.

Klasifikasi sektor ekonomi menurut Klassen Typologi

yi > y yi < y

ri > r sektor maju dan tumbuh cepat sektor berkembang cepat

ri < r sektor maju tetapi tertinggal sektor relatif tertinggal

ri = laju pertumbuhan sektor i, r = laju pertumbuhan PDRB

yi = kontribusi sektor i terhadap PDRB y = kontribusi rata-rata sektor PDRB

I n p u t A n a l i s i s K l a s s e n T y p o l o g i

Gambar 3.1 Input Analisis Klassen Typology Kabupaten Banjarnegara 2011-2013

(11)
(12)

I n t e r p r e t a s i A n a l i s i s K l a s s e n T y p o l o g i

Sektor Unggulan yang dapat dikembangkan di Kabupaten Banjarnegara dapat ditunjukan berdasarkan hasil analisis LQ dan Shift Share (melalui klassen tipology). Artinya bahwa sektor yang dapat dikembangkan adalah sektor yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif atau salah satunya.

Keterangan:

( I ) Memiliki keunggulan komperatif dan kompetitif ( sektor Potensial ) yaitu Bangunan ( II ) Tidak memiliki keunggulan komperatif tetapii mempunyai keunggulan kompetitif

( sektor potensial ) yaitu Pengangkutan dan komunikasi, dan Jasa-jasa.

( III ) Memiliki keunggulan komperatif tetapi tidak memiliki keunggulan kompetitif ( sektor potensial ) yaitu Pertanian, dan Keuangan,persewaan,dan jasa perusahaan

(13)

2) Industri pengolahan

3) Listrik,gas,dan air bersih

4) Perdagangan,hotel,dan restoran

A N A L I S I S S K A L O G R A M

Alat analisis ini digunakan untuk menganaisis fasilitas public yang tersedia di suatu daerah, yang mana ketersediaan fasilitas public menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat daerah tersebut.

I n p u t A n a l i s i s S k a l o g r a m

Gambar 4.1 Input Analisis Skalogram Kabupaten Banjarnegara 2015

(14)

Gambar 4.2 Hasil Analisis Skalogram Kabupaten Banjarnegara 2015

(15)

I n t e r p r e t a s i A n a l i s i s S k a l o g r a m

Gambar 4.4 Peta Hasil Analisis Skalogram Kabupaten Banjarnegara 2015

Dapat dilihat pada peta diatas bahwa Kabupaten Banjarnegara terbagi menjadi 3 zona warna yang tiap warnanya memiliki arti, sebagai berikut :

a. Warna kuning : menunjukkan derah yang memiliki fasilitas pablik paling memadai di Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 (Hirarki I)

Terdiri dari Kecamatan Punggelan (518 unit) dan Kecamatan Mandiraja (444 unit)

b. Warna merah muda : menunjukkan derah yang memiliki fasilitas pablik memadai di Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 (Hirarki II)

(16)

c. Warna biru : menunjukkan derah yang memiliki fasilitas pablik kurang memadai di Kabupaten Banjarnegara tahun 2015 (Hirarki III)

Terdiri atas Kecamatan Wanayasa, Kecamatan Pejawaran, Kecamatan Purwareja Klampok, Kecamatan Purwareja Wanadadi, Kecamatan Karangkobar, Kecamatan Pagentan, Kecamatan Banjarnegara, Kecamatan Pandanarum, dan Kecamatan Batur dengan jumlah fasilitas pablik sebanyak 106 – 243 unit.

A N A L I S I S I N D E K S W I L L I A M S O N

Indeks Williamson digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kesenjangan (ketidakmerataan) distribusi pendapatan antar daerah dalam suatu perekonomian.

Indeks Williamson =

Koefisien disparitas Williamson mempunyai nilai antara nol dan satu. Apabila nilainya mendekati satu, berarti kesenjangan ekonomi antar daerah tinggi, dan sebaliknya apabila nilainya mendekati nol, menunjukkan bahwa tingkat kesenjangannya rendah.

I n p u t A n a l i s i s I n d e k s W i l l i a m s o n

Gambar 5.1 Input Analisis Williamson Kabupaten Banjarnegara 2011-2013

(17)

Gambar 5.2 Hasil Analisis Williamson Kabupaten Banjarnegara 2011-2013

I n t e p r e t a s i A n a l i s i s I n d e k s W i l l i a m s o n

Gambar

Gambar 1.1 Input Data Analisis Shift-Share Kabupaten Banjarnegara 2011-2013
Gambar 1.4 Hasil Analisis Shift-Share Arcelus Kabupaten Banjarnegara 2011-2013
Gambar 2.2 Hasil Analisis Location Quotient Kabupaten Banjarnegara 2011-2013
Gambar 3.2 Hasil Analisis Klassen Typology Kabupaten Banjarnegara 2011-2013
+6

Referensi

Dokumen terkait

Memahami dan menerapkan sanitasi, hygiene dan Menganalisis resiko hygiene (keracunan dan Mendeskripsikan peranan, ruang lingkup dan keselamatan kerja pada jasa boga kerusakan

Dari Berbagai Media Tumbuh Terhadap Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)(Lepidoptera : Noctuidae) Pada Tanaman Tembakau Di Rumah Kasa ” yang merupakan salah

Pada penelitian ini diketahui hubungan antara gaya belajar mahasiswa.. dengan kecenderungan emosi pada

Perancangan wadah modular serbaguna dari limbah kayu palet Jati Belanda untuk anak-anak usia 6-12 tahun dibuat modular dengan sistem knock-down sederhana sehingga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapang RS3 yang dikultivasi menggunakan sistem shaking mulai memproduksi pigmen pada hari-6 dan mencapai produksi tertinggi pada hari

Bupati sebagai Kepala Daerah atau Pejabat yang berwenang melakukan Deportasi ke daerah asal terhadap setiap orang yang terlibat dalam perbuatan asusila baik mucikari, Wanita

Akan tetapi dalam penelitian yang penulis teliti, penulis hanya menganalisis dan membahas degradasi TEL pada 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok

Pendidikan Sekolah Dasar dimulai tahun 1978-1985 di Perguruan SD Hang Kesturi, pendidikan SMP tahun 1985-1988 di Perguruan SMP Hang Kesturi, pendidikan SMA tahun 1988-1991