• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Komunikasi Pembangunan dan Masyaraka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Komunikasi Pembangunan dan Masyaraka"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Komunikasi Pembangunan Masyarakat Majene dalam Perspektif Teori Komunikasi BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi dan pembangunan merupakan dua hal yang saling berhubungan sangat erat, pembangunan adalah perubahan yang berguna menuju suatu sistem sosial dan ekonomi yang diputuskan sebagai kehendak suatu bangsa.[1] sebagaimana teori sanders dalam menganalisis pembangunan masyarakat, melihat komunikasi dari empat persfektif, yaitu sebagai proses, metode, program, dan gerakan sosial.[2]

Dalam praktek komunikasi pembangunan, sumber atau komunikator diperankan oleh fasilitator sebagai agent of change atau agen perubahan. Kegiatan ini dilakukan baik oleh pemerintah atau suatu penyelenggara komunikasi pembangunan, agar masyarakat tahu, mau dan mampu memahami program yang ditawarkan dan atau mengadopsi inovasi demi tercapainya tingkat produktivitas dan pendapatan guna memperbaiki mutu hidup.

Oleh karena itu komunikasi pembangunan membutuhkan tenaga-tenaga fasiltator yang handal agar dapat melaksanakan kegiatan komunikasi pembangunan. Lippit dan Rogers menyebut penyuluh/fasilitator itu sebagai agen perubahan yaitu seseorang yang atas nama pemerintah atau penyelenggara komunikasi pembangunan berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh calon penerima manfaat dalam kegiatan komunikasi pembangunan.

BAB II

(2)

A. Pengertian Agen Perubahan

Usaha-usaha pembangunan suatu masyarakat selalu ditandai oleh adanya sejumlah orang yang mempelopori, menggerakkan, dan menyebarluaskan proses perubahan tersebut. Mereka adalah orang-orang yang disebut sebagai agen perubahan.[3] Nama yang diberikan sesuai dengan misi yang ingin dibawa, yakni membuat suatu perubahan yang berarti bagi sekelompok orang.

Menurut Soerjono Soekanto menyatakan, pihak-pihak yang menghendaki perubahan dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. Dalam rumusan Havelock, agen perubahan adalah orang yang membantu terlaksananya perubahan sosial atau suatu inovasi berencana.

Pengenalan dan kemudian penerapan hal-hal, gagasan-gagasan, dan ide-ide baru tersebut yang dikenal dengan sebagai inovasi, dilakukan dengan harapan agar kehidupan masyarakat yang bersangkutan akan mengalami kemajuan. Agen perubahan juga selalu menanamkan sikap optimis demi terciptanya perubahan yang diharapkan tadi. Segala sesuatu tidak akan dengan mudahnya dirubah tanpa adanya sikap optimis dan kepercayaan terhadap diri sendiri bahwa dapat melakukan perubahan tersebut.

Agen perubahan memimpin masyarakat dalam mengubah sistem sosial. Dalam melaksanakannya, agen perubahan langsung tersangkut dalam tekanan-tekanan untuk mengadakan perubahan. Bahkan mungkin menyiapkan pula perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya. Cara-cara mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu dinamakan rekayasa sosial (social engineering) atau sering pula dinamakan perencanaan sosial (social planning). Suatu usaha perubahan sosial yang berencana tentu ada yang memprakarsainya. Prakarsa itu dimulai sejak menyusun rencana, hingga mempelopori pelaksanaannya.

B. Peran agent of change

(3)

Dengan demikian orang-orang yang melaksanakan tugasnya mewujudkan usaha perubahan sosial adalah agen perubahan, yang merupakan petugas professional yang mempengaruhi putusan inovasi klien menurut arah yang diinginkan oleh lembaga perubahan. Jadi semua orang yang bekerja untuk mempelopori, merencanakan dan melaksanakan prubahan sosial adalah agen perubahan.

Agen-agen perubahan itu menurut rogers dan shoemaker berfungsi sebagai mata rantai komunikasi antar dua atau lebih system sosial. Yaitu menghubungkan antar dua system sosial yang mempelopori perubahan tadi dengan system sosial yang menjadi klien dalam usaha perubahan tersebut. Hal ini tercermin dalam peranan utama agen perubahan yaitu :

1) Sebagai katalisator, menggerakkan masyarakat untuk mau melakukan perubahan.

2) Sebagai pemberi pemecahan persoalan.

3) Sebagai pembantu proses perubahan.

4) Sebagai penghubung dengan sumber-sumber yang diperlukan.

Keseluruhan dari peranan agen perubahan itu dapat dikelompokkan menjadi peranan yang manifest dan peranan yang laten yaitu :

1. Peranan yang manifest

Peranan yang manifest dari agen perubahan dapat dilihat dalam tiga persfektif, yaitu sebagai penggerak, perantara, dan penyelesai. Sebagai penggerak agen perubahan meliputi fungsi sebagai berikut : [4]

a. Sebagai fasilitator adalah seseorang yang membangkitkan motifasi dan rangsangan dengan

memprakarsai pengenalan isu yang berkembang dan keinginan masyarakat, agar masyrakat bergerak, serta mempengaruhi merekamelalui advis dan petunjuk-petunjuk.

b. Sebagai penganalisa adalah orang yang melakukan identifikasi atas alternative-alternatif yang dikemukan

oleh masyrakat atau sebagai pemberi masukan bagi tenaga ahli dalam menganalisa masyarakat secara menyeluruh.

c. Sebagai pengembang kepemimpinan, yaitu seorang agen perubahan berfungsi melakukan identifikasi,

melatih, mengorganisir, serta meningkatkan kemampuan pemimpin-pemimpin setempat, termasuk mengokohkan status mereka ditengah masyarakat, sebagai suatu usaha untuk membina kesinambungan dalam proses pembangunan.

(4)

Sedangkan fungsi penghubung dimaksudkan untuk menjembatani masyarakat setempat dengan tenaga ahli atau spesialis, system kemasyarakatan, para perumus kebijakan, dan pihak-pihak lain.

Kemudian dalam perannannya sebagai pencapai hasil, agen perubahan berfungsi sebagai pengorganisir, pengevaluasi, dan yang memantapkan hasil.

2. Peranan yang latent

Dalam peranan agen perubahan yang manifest selain mempunyai fungsi yang kelihatan secara nyata, juga memiliki fungsi yang bersifat laten, yaitu sebagai pengembang kepemimpinan, seorang agen perubahan secara laten dapat berperan selaku orang yang memobilisir atau orang yang membangkitkan kesadaran. Dan dalam hal fungsi sebagai penganalisa dapat berupa dichothomizer yang membedakan ataupun sebagai pembangun sejarah, yaitu memperjelas perbedaan antara pembangunan dengan keterbelakangan, membiarkan suatu kelompok minoritas menonjol ditengah massa masyarakat, dan memandang modernisasi sebagai tahap yang dapat diubah lagi.

C. Tugas-tugas agent of change

Rogers dan shoemaker mengatakan bahwa, sitidak-sidaknya ada tujuh tugas utama agen perubahan dalam melaksanakan fungsi difusi inovasi, yaitu :[5]

1. Menumbuhkan keinginan masyarakat untuk melakukan perubahan.

Dalam hal ini agen perubahan harus memiliki suatu peran pemrakarsa, atau pengambil inisiatif dari perubahan sosial dari tempat ia mendifusikan inovasi.

2. Membina suatu hubungan dalam rangka perubahan (change relationship).

Hubungan yang dimaksud adalah suatu kontak yang mengandung saling percaya, kejujuran dan empati.

3. Mendiagnosa permasalahan yang dihadapi masyrakat, yaitu terhadap kebutuhan masyarakat yang

hendak dibantunya.

4. Menciptakan keinginan perubahan dikalangan klien, arti perubahan disisni bukan sekedar berubah,

namun benar benar untuk kepentingan klien yang bersangkutan.

5. Menerjemahkan keinginan perubahan tersebut menjadi tindakan yang nyata.

6. Menjaga kestabilan perubahan dan mencegah terjadinya droupout

7. Mencapai suatu terminal hubungan.

Bagi seorang agen perubahan dalam mendivusikan inovasi penting sekali menyelaraskan langkah-langkah kegiatanya dengan tahap-tahap yang dilalui oleh klien dalam peoses penerimaan suatu inovasi, yaitu sebagai berikut ;[6]

1. Insider sebagai agen perubahan

(5)

Dalam melakukan kegiatan sebagai agen perubahan, ada kemungkinan bagi seorang agen oleh masyarakat dipandang sebagai orang luar atau outsider dan orang dalam insider.

Sebenarnya hal ini tidak begitu tajam memberikan perbedaan, masing-masing memeiliki keuntungan dan kerugian masing-masing, sebagai orang dalam dari system sosial yang dimaksud memiliki keuntungan-keuntungan sebagai berikut:

1. Dia memahami system sosial yang bersangkutan

2. Dia berbicara dalam bahasa yang sama dengan masyarakat setempat.

3. Dia mengerti norma-norma yang berlaku.

4. Dia bisa mengidentifikasi kebutuhan dan aspirasi dari system sosial yang bersangkutan.

5. Dia merupakan orang yang telah dikenal dan akrab dengan masyarakat.

Adapun kerugiannya sebagai agen perubahan insider bagi system sosial tempatnya bertugas adalah :

1. Ada kemungkinan ia tidak memiliki persfektif.

2. Mungkin ia tidak memiliki pengetahuan khusus dengan inovasi yang hendak didifusikan.

3. Dia mungkin tidak mempunyai basis kekuasaan yang cukup.

Dan keuntungan bagi agen perubahan yang outsider dari system sosial tempat ia bertugas adalah :

1. Ia memulai tugasnya dengan tidak di bebani steorotip yang negatif.

2. Ia berada pada posisi yang memungkinkan memandang permasalahan secara persfektif.

3. Dia independen dari struktur kekuasaan setempat.

Dan kerugian-kerugiannya sebagai outsider adalah :

1. Dia merupakan orang asing, dan seringkali orang asing dipandang sebagai ancaman terhadap mereka

(6)

2. Kurang mengetahui keadaan dalam masyarakat setempat.

3. Mungkin dia tidak benar-benar perhatian, karena kebutuhan mereka bukanlah kebutuhanya.

Masalah ini bisa diatasi dengan membentuk suatu tim yang terdiri dari penggabungan antara kedua agen perubahan yang dari luar dan dari dalam, mereka bekerja sama dalam satu tim. Dengan jalan itu, agen perubahan yang outsider bisa memberikan legitimasi keahlian kepada agen perubahan insider, secara persfektif yang objektif disamping dukungan moral.

Implikasinya adalah, hubungan apa saja bermula dari kontak yang pertama terjadi diantara pihak yang berhubungan. Apa yang terjadi antara agen perubahan dengan klienya pada saat pertama berhubungan, kelak akan menentukan apakah agen perubahan mampu atau tidak untuk mengarahkan kliennya kearah pemecahan masalah.

Dalam menjalin hubungan dengan klien , agen perubahan harus memperhatikan 4 hal :[7]

1. Sikap bersahabat, seorang agen perubahan adalah seorang penerobos. Wajar kalau setiap orang dalam

system sosial yang dimaksud akan curiga apakah sanag agen akan membawa perubahan yang baik atau tidak.

2. Kesamaan, usahakan agar klien anda tidak merasakan bahwa anda adalah orang yang berbeda dari

mereka.

3. Manfaat, seorang agen perubahan hendaklah menciptakan kesan bahwa ia memang orang yang

bermanfaat bagi mereka.

4. Responsive, seorang agen perubahan terutama disaat permulaan harus selalu menjadi seorang

pendengar yang baik. Tunjukan perhatian anda dengan meminta penjelasan terhadap hal yang kurang jelas.

Dengan demikian, setiap sikap yang ditampilkan oleh agen perubahan akan memberikan dampak positif dan negative terhadap dirinya, tentang apakah agen tersebut diterima atau malah dipandang sebelah mata oleh klienya, empat hal yang diperkenalkan Havelock diatas mudah-mudahan memberikan manfaat bagi agen perubahan dalam pembangunan bangsa yang lebih baik.

(7)

Duncan dan Zaltman dalam Komunikasi Pembangunan:Pengenalan Teori dan Penerapannya mengemukakan kualifikasi dasar agen perubahan, yakni tiga yang utama di antara sekian banyak kompetensi yang mereka miliki, Yaitu:

1. Kualifikasi teknis, kompetensi teknis dalam tugas spesifik dari proyek perubahan yang bersangkutan.

Misalnya pengetahuan dan keterampilan pertanian bagi seorang penyuluh pertanian, pengetahuan dan wawasan tentang pemberdayaan perempuan bagi penyuluh/tenaga lapangan yang LSM tempat ia bekerja khusus menangani tentang perempuan.

2. Kemampuan administratif, yaitu persyaratan administratif yang paling dasar dan elementer, yakni

kemauan untuk mengalokasikan waktu untuk persoalan-persoalan yang relatif menjelimet (detailed). Maksudnya para agen perubahan merupakan orang yang menyediakan waktu dan tenaga mereka untuk secara sepenuh hati mengurus masyarakat yang dibinanya.

3. Hubungan antarpribadi. Suatu sifat yang paling penting adalah empati, yaitu kemampuan seseorang

untuk mengidentifikasikan diri dengan orang lain, berbagi akan perspektif dan perasaan mereka dengan seakan-akan mengalaminya sendiri.

Seorang agen perubahan tidak dengan mudahnya mampu membuat perubahan tanpa menanamkan karakteristik dalam dirinya sendiri agar dapat menjadi panutan atau teladan terhadap sekelompok orang yang menjadi target perubahannya. Seorang agen perubahan yang berhasil, menurut Havelock memiliki karakteristik seperti berikut :

1. Agen perubahan harus memiliki nilai-nilai dan sikap mental (attitudes) sebagai berikut:

a) Pertimbangan (concern) utamamya mengenai manfaat dari inovasi bagi pengguna akhir (end user).

b) Pertimbangan utama mengenai manfaat inovasi yang disebarluaskannya bagi masyarakat secara

keseluruhan.

c) Respek terhadap nilai-nilai yang dianut dengan teguh oleh pihak lain.

d) Kepercayaan bahwa perubahan harus menghasilkan sesuatu yang terbaik bagi yang terbanyak

(8)

e) Percaya bahwa masyarakat yang diubah mempunyai suatu kebutuhan, dan juga hak untuk memahami

mengapa perubahan dilakukan (rationale) dan hak untuk berpartisipasi dalam memilih di antara alternatif cara dan tujuan perubahan itu sendiri.

f) Rasa yang kuat mengenai identitasnya sendiri dan upayanya untuk menolong orang lain.

g) Pertimbangan (concern) yang kuat untuk membantu tanpa menyakiti perasaan, untuk membantu

dengan resiko yang minimal untuk jangka pendek dan jangka panjang bagi ketenangan masyarakat, baik sebagai keseluruhan, maupun individu tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan.

h) Respek terhadap institusi-institusi yang ada sebagai pencerminan concern yang sah terhadap batas

ruang kehidupan orang, keamanan, dan pengembangan identitas di balik diri masing-masing.

2. Agen perubahan harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :

a) Bahwa individu-individu, kelompok, dan masyarakat merupakan sistem-sistem terbuka yang saling

berhubungan (open interrelating systems).

b) Bagaimana peranannya yang lain cocok dengan konteks sosial yang lebih luas dari perubahan.

c) Konsepsi-konsepsi alternatif mengenai peranannya sekarang dan peranannya yang potensial di masa

mendatang.

d) Bagaimana orang lain memandang peranannya.

e) Lingkup kebutuhan manusia, hubungan-hubungannya dan peringkat prioritas yang mungkin dalam

berbagai tahap pada lingkaran kehidupan.

f) Keseluruhan sumber-sumber (resources) dan cara untuk akses ke sana.

g) Pengetahuan, sikap mental, dan keterampilan yang dibutuhkan oleh seorang agen perubahan dan

seorang pengguna sumber-sumber yang efektif.

3. Agen perubahan harus memiliki keterampilan berikut ini :

a) Bagaimana mengembangkan dan memelihara hubungan proyek perubahan dengan orang lain.

b) Bagaimana membawa orang ke suatu konsepsi mengenai kebutuhan dan prioritas mereka dalam

(9)

c) Bagaimana mengatasi kesalahpahaman dan konflik.

d) Bagaimana membina jembatan nilai.

e) Bagaimana menyampaikan kepada orang lain perasaan berdaya untuk melaksanakan pembangunan.

f) Bagaimana membina tim kerja sama (collaborative teams) untuk perubahan.

g) Bagaimana mengorganisir dan melaksanakan proyek-pr oyek perubahan yang berhasil.

h) Bagaimana menyampaikan kepada orang lain mengenai pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan yang

dimilikinya.

i) Bagaimana menyadarkan masyarakat akan potensi yang tersedia dari sumber-sumber (resources)

mereka sendiri.

Dalam mengembangkan keterbukaan masyarakat untuk menggunakan sumber-sumber, baik yang internal maupun yang eksternal. Agen perubahan akan lebih efektif jika mereka:

1. Merangsang berlangsungnya proses-proses pemecahan masalah di kalangan klien.

2. Cukup pengetahuan mengenai proses penelitian dan pengembangan yang menghasilkan solusi, sehingga

mereka dapat membantu mendorong proses ini agar berfungsi lebih konsisten dengan kebutuhan klien.

3. Mampu membina komunikasi dan kolaborasi yang mungkin di antara sistem-sistem klien dan di antara

lembaga-lembaga perubahan.

4. Mampu menghubungkan klien tertentu dengan suatu jumlah lembagalembaga perubahan yang optimal,

dan menghubungkan lembagalembaga perubahan tertentu dengan suatu jumlah klien yang optimal.

BAB III

KESIMPULAN

(10)

ketrampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan dan diwujudkan pada masyarakat yang menjadi sasaran dapat memahami, menerima dan berpartisipasi dalam pembangunan.

Dalam hal ini peran agen perubahan sangat dominan sebagai komunikator pembangunan, Lippit secara tegas menyatakan bahwa keberhasilan seorang agen perubahan sangat ditentukan kepribadian (the first impression) yang tercermin dari penampilan pada saat pertama kali bertemu dengan penerima manfaat . Penampilan, cara berpakaian, sikap ketika berbicara, tingkah laku dan tindak tanduk. Kesediaan untuk bergaul, menjalin kerjasama, dan keinginannya untuk tinggal dengan masyarakat penerima manfaat.

Seorang agen perubahan juga harus mudah bergaul dan menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan, baik lingkungan fisik, pekerjaan maupun lingkungan sosial setempat. Meyakinkan masyarakat penerima manfaat sebagai orang yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas, cerdas, terampil dan bersikap wajar. Kesiapan dan kesediaannya untuk membantu masyarakat penerima manfaatnya dalam menganalisis dan memecahkan masalah yang dihadapi.

Dengan demikian, setelah fungsi tugas dan peran agen perubahan telah berjalan sebagaimana mestinya, maka klien akan memdapatkan hasil yang maksimal, dan pembangunan pada akhirnya akan terlaksana dengan baik melalui tahapan-tahapan yang dianjurkan oleh agen perubahan.

[1] Rochajat Harun, Elvinaro Ardianto, komunikasi pembangunan dan perubahan sosial, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal. 3.

[2] Ibid, hal. 33

[3] Zulkarimen Nasution, komunikasi pembangunanpengenalan teori dan penerapanya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hal. 127

[4] Ibid, hal. 130

(11)

[6] Ibid, hal. 135

[7] Ibid, hal. 140

Makalah Komunikasi Pembangunan

Posted on Juli 10, 2010 by Langit Biru

Makalah ini merupakan tugas matakuliah Komunikasi pembangunan pada STIA AL-GAZALI

BARRU, Semester Delapan Tahun 2009/2010

BAB I

PENDAHULUAN

B. Latar Belakang.

(12)

Demi keberhasilan pembangunan tersebut maka peran serta masyarakat dalam menentukan arah

pemabangunan sangatlah penting agar tujuan dari pembangunan tersebut bisa mencapai sasaran,

yaitu bidang-bidang pembangunan yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang menjadi

kebutuhan masyarakat setempat.

Untuk itu diperlukan suatu komunikasi antara pemerintah sebagai pihak yang hendak

membangun dengan masyarakat sebagai sasaran dari pembangunan tersebut, sehingga

pembangunan yang dijalankan bisa betul-betul sesuai dengan apa yang diharapkan.

Keberhasilan pembangunan tidak lepas dari adanya komunikasi pembanguan. Komunikasi

memiliki peran yang sangat penting, sebagai contoh, suatu kelompok tani perlu

mengkomunikasikan tentang kebutuhan pupuk anggotanya kepada pemerintah sehingga

pemerintah bisa memberikan pupuk sesuai dengan kebutuhan kelompok tani tersebut.

Luasnya wilayah republic indonesia dengan jenis geografi yang berbeda disetiap wilayahnya,

serta budaya yang beragam menjadi satu masalah tersendiri dalam pembangunan dewasa ini,

sebab kadangkala suatu program yang direncanakan tidak sesuai dengan kondisi masyarakat

setempat.

Hal tersebut telah coba diselesaikan dengan dihadirkannya sistem otonomi daerah. Dimana

pemerintah daerah diberi kesempatan untuk mengelola dananya sendiri sesuai dengan kebutuhan

masyarakatnya.

Namun dengan hadirnya sistem otonomi ini tidak semerta-merta menghilangkan segala persoalan

yang ada. Ketidak mengertian pemerintah daerah tentang pentingnya komunikasi pembangunan

ditambah dengan partsipasi masyrakat dalam pembangunan yang sangat minim membuat suatu

program terkadang tidak diterima oleh masyarakat.

B. Rumusan Masalah.

Siapa, apa, dan bagaimana komunikasi pembangunan itu kaitannya dengan kesuksesan

pembangunan serta apa dampak yang ditimbulkan dengan adanya komunikasi pembangunan?

C. Tujuan dan Manfaat

Mengetahui lebih jauh tentang Komunikasi pembangunan, siapa, apa, dan bagaimana dampak

yang ditimbulkan komunikasi pembangunan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Pembangunan

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan, gagasan, harapan, perasaan dari seseorang

(Komunikator) ke orang lain atau Pihak Lain (Kominikan). Dalam penyampain pesan/gagasan

perlu dipahami siapa yang diajak berkomuniasi, hal itu meliputi pendidikan umur, status social,

kebiasaan, dan lain-lain.

Komunikasi yang salah sering menimbulkan sesuatu yang salah kaprah dalam masyarakat,

contohnya masyarakat selalu beranggapan bahwa lulusan STM mengerti tentang seluk beluk alat

elektonika dan mesin, untuk itu perlu komunikasi dengan masyarakat tentang bidang keilmuan

dari lulusan STM.

(13)

suntukan kepercayaan diri, sedangkan Pengertian pembangunan secara sederhana yaitu

perubahan, perbaikan menuju kearah yang lebih baik.

Komunikasi Pembangunan adalah proses penyampaian materi dalam rangka meningkatkan

sesuatu agar menjadi lebih baik. secara Luas Pengertian Komunikasi Pembangunan adalah

sebagai aktivitas pertukaran pesan secara timbale balik diantara semua pihak yang terlibat dala

usaha pembangunan, terutama masyarakat dan pemerintah, sejak dari proses perencanaan,

pelaksanaan dan penilaian terhadap pembangunan.

Secara khusus Komunikasi pembangunan adalah segala upaya dan cara, serta teknik

penyampaian pesan atau gagasan dan keterampilan keterampilan pembangunan yang berasal dari

pihak yang memprakarsai pembangunan yang ditujukan kepada masyarakat luas.

B. Unsur-unsur Komunikasi Pembangunan

Dalam komunikasi pembangunan terdapat beberapa unsur-unsur komunikasi yaitu :

1. Pihak Yang menyampiakan Pesan (Komunikator/Source)

Komunikator sebagai pemerakarsa dari terwujudnya sebuah perubahan. Komunikator juga

berperan sebagi agen perubahan yani menjadi pusat untuk merubah dari kondisi lemah menjadi

kuat.

Komuniukator bisa muncul dari siapa saja, dalam komunikasi pembangunan komunikator tidak

harus pemerintah, komunikator selain pemerintah bisa saja meliputi LSM, Organisasi, atau

Individu.

Kita pun bisa tampil sebagai komunikator ketika kita ada upaya-upaya atau ada kemampuan

untuk merubah/melakukan perubahan. Komunikator sebagai agen perubahan bisa muncul dari

dua hal, yaitu :

a) Muncul dari masyarakat itu sendiri (Insider)

Komunikator yang muncul dari dalam masyarakat memiliki kelebihan yaitu lebih mengetahui

kondisi masyarakat, ia lebih tahu tentang kondisi ekonomi, social budaya masyarakat setempat

sehingga upaya yang ia laksanakan bisa betul-betul sesuai dengan kehendak masyarakat.

Namun disisi lain kekukarangan dari komunikator jenis ini yakni kurang obyektif/kurang

leluasanya dalam bertindak sehingga dalam bekerja ia tidak independen.

Dewasa ini istilah putra daerah semakin sering didengung-dengungkan terutama dalam

pemilihan kepala-kepala daerah. Hal ini tentu saja karena adaya pengaharapan dari masyarakat

bahwa kepala daerah yang terpilih benar-benar mengerti tentang kebutuhan mendasar dari rakyat

yang hendak dipimpinnya.

b) Muncul dari luar Masyarakat (Outsider)

Yang dimaksudkan dengan Komunikator yang muncul dari luar masyarakat yakni Komunikator

yang sebelumnya tidak berdomisili di dalam wilayah masyrakat yang dimaksudkan.

Kelbihan dari Komunikator ini yaitu kemampuannya untuk bertindak secara leluasa, ia segala

kebijakan yang akan dikeluarkan olehnya kecil kemungkinannya hanya berpihak pada satu

golongan masyarakat tertentu.

Numun biasanya ketidak berpihakan tersebut tidak akan berlangsung lama. Begitu ia berinteraksi

dengan masyarakat secara perlahan ia akan mulai membentuk satu golongan tertentu yang tidak

menutup kemungkinannya akan diuntukngkan dalam peneluran kebijakan selanjutnya.

Kekurangan mendasar dari komunitator ini yakni ketidak pahamannya terhadap kondisi social

ekonomi masyarakatnya, ia tidak mengetahui secara detail kondisi rill masyarakat, ia

(14)

2. Sesuatu yang disampaikan (Pesan/Message)

Ketika Komunikator hendak menyampaiakn pesan maka tentu saja pesan yang hendak

disampaikan sudah ada dan sudah dipastikan kebenarannya. Hal ini dimaksudkan supaya dampak

yang ditimbulkan oleh pesan tersebut bisa dipertanggung jawabkan.

Sebagai contoh ketika seorang kepala desa hendak menyampaikan program pembangunan jalan

tani maka kepala desa yang bersangkutan betul-betul mengetahi bahwa program yang hendak

disampaikan itu benar-benar ada jangan sampai program tersebut baru sebatas wacana atau

bahkan tidak ada samasekali.

Dalam penyampaian program perlu diperhatikan tiga hal penting yaitu :

a) Secara teknik program tersebut bisa dilaksanakan masyarakat setempat secara mudah.

b) Secara ekonomis program tersebut menguntungkan dan dapat menambah pendapatan

masyarakat.

c) Secara social program tersebut tidak menimbulkan keretakan social/kesenjangan social.

3. Saluran yang digunakan dalam komunikasi (Media/Channel)

Media Komunikasi dewasa ini telah sangat canggih, suatu kejadian yang tempatnya sangat jauh

dari tempat kita hanya dalam hitungan detik telah bisa kita ketahui. Hal ini tentu saja tidak lepas

dari peranan media komunikasi dalam menyampaikan berita tersebut.

Penggunaan media komunikasi dalam berkomunikasi disesuaikan dengan kasus-kasus

komunikasi pembangunan yang dihadapi, untuk itu kasus-kasus komunikasi tersebut dapat

dibedakan menjadi tiga bahagian yakni :

a) Komunikasi personal.

Komunikasi personal dilakukan atas nama personal dan dengan pendekatan personal. Contoh

komunikasi personal dalam masyarakat yaitu Orang Tua membimbing anak, Seorang Pemuda

Menyampaikan Perasaan cintanya pada Seorang perempuan, Dosen membimbing seorang anak

yang bermasalah dengan kehadiran, atau ketika seorang caleg melakukan pendekatan pada

tokoh-tokoh masyarakat secara personal.

Pendekatan personal ini dapat menggunakan media seperti bertatap muka langsung, telepon,

Chat, surat atau sejenisnya yang sifatnya pribadi.

b) Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok adalah system komunikasi yang dilakukan atas nama lembaga, organisasi

bukan orang perorang. Berdasarkan banyaknya orang dalam kelompok maka komunikasi

kelompok dibedakan menjadi dua yaitu :

- Komunikasi kelompok kecil.

Komunikasi kelompok kecil dilakukan dalam kelompok yang lebih terbatas dan dimungkinkan

terjadi proses komunikasi 2 arah. Contohnya Penyuluhan Pertanian kepada kelompok tani,

penyuluhan di posyandu.

Komunikasi kelompok kecil menggunakan media bertatap muka langsung, namun karena

perkembangan teknologi maka dewasa ini juga telah dimungkinkan dengan teleconference, Hal

ini telah beberapa kali dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono salah satunya saat

memimpin rapat cabinet dari Amerika serikat.

- Komunikasi Kelompok Besar

Komunikasi kelompok besar dilakukan dalam kelompok yang besar, heterogen, anonym dan

tidak memungkinkannya terjadi proses komunikasi 2 arah, contok komunikasi kelomok besar

yakni Orasi Kampanye.

(15)

c) Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan system komunikasi yang penyampaiannya ditujukan pada banyak

orang dengan menggunakan media massa seperti Televisi, Koran, Radio, spanduk dan lainnya.

Media massa merupakan suatu alat yang perkasa dalam mempengaruhi, Dimana masyarakat

tidak akan berdaya menghadapinya. Sebagai contoh dalam kasus pidana Prita ketika menghadapi

RS. Omni Internasional, peran media sangat besar sehingga bisa membuat simpati masyarakat

yang kemudian membantu kasus hukumnya, demikian pula dalam Kasus Susno Duaji ketika

terkena kasus Cicak buaya peran medialah yang membuatnya tenggelam.

Namun atas peran media pula Susno Duaji kemudian bak pahlawan yang diagung-agungkan oleh

sebagian masyarakat ketika membongkar berbagai kasus di tubuh kepolisian.

Demikian hebatnya media massa sehingga ketika terjadi pergolakan politik dalam suatu Negara

seperti kudeta maka penguasaan media massa menjadi hal penting dan tak terlupakan.

Contohnya ketika terjadi Kudeta Atas PM. Thaksin Sinawatra oleh militer Thailand maka Stasiun

televisi dan radio turut pula menjadi sasaran utama.

Demikian pula ketika terjadi pemberontakan G.30.S/PKI. RRI dan TVRI turut serta dikuasai.

Para peneliti memang telah menemukan bahwa efek yang ditimbulkan oleh media massa sebagai

media komunikasi sangat besar akibatnya.

Contoh komunikasi pembangunan dalam komuynikasi massa yaitu: kampanye narkoba, iklan

layanan masyarakat tentang lingkungan hidup, film documenter mengenai transmigrasi, dan

penyampaian pesan dalam pemberitaan.

4. Pihak yang menerima pesan (Komunikan/Receiver)

Komunikan atau pihak yang menerima pesan berperan sebagai sasaran dalam komunikasi

pembangunan, komunikator sebagi agen perubahan perlu mengetahui kondisi riil dari

komunikan, sehingga pesan yang hendak disampaikan bisa diterima dengan mudah oleh pihak

komunikan.

Pada masa terdahulu, sunan kali jaga menggunakan media pewayangan untuk menyebarkan

agama islam ditanah jawa, hal ini dikarenakan Sunan kalijaga mengetahui persis kondisi

masyarakat pada saat itu yang gemar menonton pagelaran wayang.

Rusuh penertiban kuburan di koja Jakarta juga merupakan buah dari ketidak pahaman

pemerintah Provinsi DKI Jakarta atas kondisi masyarakatnya sehingga dalam penertiban tersebut

mengorbankan jiwa dari aparat itu sendiri.

Mayarakat sebagai pihak yang akan menerima sebuah program pembangunan tentu saja tidak

semerta-merta menerima begitu saja program tersebut, program tersebut akan melewati beberapa

tahapan yaitu Pengenalan(awarnes), tertarik(interes), mempertimbangkan (desire), menentukan

(decision), dan melaksanakan (action).

Tahapan-tahapan tersebut bakal dipengaruhi oleh beberapa hal/pertimbangan. Ada lima hal

pokok yang mempengaruhi tingkat penerimaan masyarakat, yakni :

a) Keuntungan Relatif (relative advantages)

Masyarakat akan mempertimbangkan apakah hal tersebut menguntungkan atau tidak,

keuntungan kecil atau besar, jika kurang menguntungkan atau bahkan merugikan maka sebuah

program pembangunan akan sulit diterima.

b) Kesesuaian (complexity)

(16)

c) Kompleksitas (Complexity)

Kompleksitas atau tingkat kerumitan program juga menjadi bahan pertimbangan dalam

penerimaan pesan pembangunan. Masyarakat dewasa ini semakin menginginkan kemudahan

dalam segala hal, jadi ketika sebuah program dianggap rumit dan berbelit-belit akan sangat susah

ketika harus menerima keterlibatan masyarakat.

d) Triabilitas (triabilitas)

Triabilitas samadengan bisa dicobakan. Ketika masyarakat menerima suatu program maka

masyarakat tentu saja akan berusaha mencobo hal tersebut. Sehingga triabilitas juga menjadi

bahan pertimangan dalam penerimaan program pembangunan.

e) Observasi (observability)

Pertimbangan ini adalah hal terpenting dalam penerimaan masyarakat, obeservasi berarti bisa

dilihat langsung hasilnya. Contohnya Bertahun-tahun lamanya masyarakat petani dibeberapa

Desa di Kab.barru menggunakan sistem persemaian dalam budidaya pertanian, tetapi ketika

sistem tabur benih langsung (tabela) dicobakan dan hasilnya bisa dilihat Maka tidak

membutuhkan waktu yang lama bagi petani untuk beralih ke teknologi tersebut.

5. Dampak yang ditimbulkan (Effect)

Dengan adanya komunikasi pembangunan maka tentunya diharapkan pesan yang

dikomunikasikan memberi dampak setelah terjadinya komunikasi. Semua dampak yang timbul

diharapkan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh komuniukator.

Dampak yang ditimbulkan dengan adanya komunikasi diantaranya yaitu:

a) Informasi (menjadi tahu).

Komunikasi pembangunan dewasa ini adalah merupakan hal terpenting dalam pembangunan dan

tidak bisa disepelekan. Komunikasi pembangunan tidak sepenuhnya menjadi komsumsi

pemerintah, tepati dalam lembaga atau organisasi pun dibutuhkan. Bahkan dalam keluarga

sekalipun.

dalam pembangunan dewasa ini, ada banyak peran yang dapat dilakukan komunikasi dalam

pembangunan, diantaranya :

1. Komunikasi dapat menciptakan iklim bagi perubahan dengan membujukkan nilai-nilai, sikap

mental, dan bentuk prilaku yang menunjang modernisasi.

2. Komunikasi dapat mengajarkan keterampilan-keterampilan baru, mulai dari baca-tulis ke

pertanian, hingga kekeberhasilan pembangunan hingga reparasi mobil. (schram, 1967)

3. Media massa dapat mengantarkan pengalaman-pengalaman yang seolah-olah dialami sendiri,

sehingga mengurangi biaya psikis dan ekonomis untuk menciptakan kepribadian yang mobile.

4. Media massa dapat bertindak sebagai pengganda sumber-sumber daya pengetahuan.

5. Komunikasi dapat meningkatkan aspirasi yang merupakan perangsang untuk bertindak nyata.

6. Komunikasi dapat membantu masyarakat menemukan norma-norma baru dan keharmonisan

dari masatransisi (Rao, 1966)

(17)

8. Komunikasi dapat mengubah struktur kekuasaan pada masyarakat yang bercirikan tradisional,

dengan membawa pengetahuan kepada massa. Mereka yang memberi informasi akan menjadi

orang berarti, dan para pemimpin tradisional akan tertantang oleh kenyataan bahwa ada orang

lain yang yang juga mempunyai kelebihan dalam hal memiliki informasi.

9. komunikasi dapat membantu mayoritas populasi menyadari pentingnya arti keberadaan

mereka sebagai warga Negara, sehingga apat membantu meningkatkan aktivitas politik

(Rao.1966)

10. Komunikasi memudahkan perencanaan dan inflementasi program-program pembangunan

yang berkaitan dengan kebutuhan penduduk.

11. Komunikasi dapat membuat pembangunan ekonomi, social, dan politik menjadi suatu proses

yang berlangsung sendiri.

Pembangunan harus didukung oleh partisipasi masyarakat, dimana tingkat keterlibatan

masyarakatdalam paket program pembangunan sangat dibutuhkan, untuk itu dibutuhkan

upaya-upaya agar masyarakat bisa turut serta dalam pembangunan. Untuk itu pada setiap

tahapan-tahapan pembanguan keterlibatan masyarakat adalah mutlak.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN NASABAH TERHADAP LOYALITAS

Analisa bahan hukum dalam hal ini dilakukan dengan mengkaji hasil penelitian dengan penyusunan kalimat-kalimat secara sistematis berdasarkan pada peraturan-peraturan

3.1 Kepercayaan (Trust), adalah sikap mempercayai antara orang etnis Cina dengan etnis Cina atau etnis lain, yang dilakukan dalam melakukan kegiatan bisnis, dimana mengandung

Atas pemberian kuasa kepada PT Bank Mega Tbk sebagai Wali Amanat Obligasi Berkelanjutan IV Waskita Karya Tahap I Tahun 2020 sebagaimana dimaksud pada ad.2.a tersebut diatas,

Tugas Akhir ini bertujuan agar dapat mengukur dan mengatur debit air ke saluran pada Daerah Irigasi Wangundireja yang terletak di dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Ciamis dan Banjar

Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas (Convention on the Rights of Persons with Disabilities) menetapkan berbagai macam hak yang melingkupi semua aspek kehidupan,

[r]

Dobson & Dobson (2009: 117) menyatakan teknik restrukturisasi kognitif baik digunakan untuk klien yang mengalami distress, distorsi kognitif, dan untuk klien yang