KEBIJAKAN
PEMERINTAH TERKINI
DALAM MENINGKATKAN
EKONOMI
SRI MULYANI INDRAWAT
I
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Perkembangan
ekonomi terkini
Kebijakan
Pemerintah
untuk
mendorong
perekonomian
OUTLINE
a. moneter
b. fiskal
c. kegiatan
ekonomi
d. neraca
pembayaran
4 pilar
ekonomi
1
2
Perkembangan Ekonomi Indonesia
Terkini
September
201
8
4
Memasuki Tahun 2018
normalisasi kebijakan moneter menyebabkan
pembalikan arus modal dan keuangan
dari
negara emerging ke Amerika Serikat.
Kondisi ini menyebabkan
Neraca Pembayaran tertekan
karena
arus modal ke
Indonesia menurun
dari di
atas USD 29 miliar pada tahun
2016-2017, menjadi USD 6,5
miliar pada semester I 2018.
Penurunan ini dihadapkan pada defisit transaksi
berjalan pada semester I 2018 yang justru
meningkat, yaitu sebesar USD 13,7 miliar, sehingga
secara keseluruhan neraca pembayaran Indonesia
mengalami defisit sebesar USD -8,2 miliar.
Perekonomian global
mengalami
pemulihan sejak
tahun 2017, namun
risiko tetap tinggi
.
Normalisasi
kebijakan moneter
yang diterapkan AS
membawa risiko
pada
pembalikan
arus modal ke AS
dan penguatan dolar
•
Risiko dan tantangan global
•
Tekanan pasar keuangan akibat
normalisasi moneter AS
•
Moderasi Tiongkok
•
Proteksionisme
•
Perang Dagang AS-Tiongkok
•
Ketegangan geopolitik
•
Perubahan iklim/cuaca ekstrim
Sumber: Data IMF Juli 2018, diolah
Proyeksi Pertumbuhan Global (%,
yoy)
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018p 2019p
Dunia Negara Maju Negara Berkembang ASEAN-5
Sumber: Bloomberg, diolah
Sumber: Bloomberg, diolah
Indeks Dolar AS
80 85 90 95 100
Jan-18 Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18 Jun-18 Jul-18 Aug-18
Pertumbuhan PDB AS Triwulanan
(% yoy)
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kenaikan Suku Bunga The Fed (FFR) Diperkirakan Akan Berlanjut
Didorong oleh peningkatan pertumbuhan PDB dan kenaikan ingkat inflasi dari Amerika Serikat
0 2 4 6 8
Jan-20 Mar-20 May-20 Jul-20 Oct-20 Dec-20 Feb-21 May-21 Jul-21 Sept-21 Dec-21 Feb-22 Apr-22 Jun-22
7 Day RR Bank Indonesia Agustus 2018 : 5.25 %
Fed Fund Rate Agustus 2018 : 2 %
Spread between BI 7DRR & FFR
• Seiring perbaikan perekonomian global dimana AS menjadi salah satu motor utama, normalisasi kebijakan moneter telah mendorong
kenaikan suku bunga acuan global. The Fed diperkirakan akan meneruskan penyesuaian suku bunga acuannya. Hal ini akan mendorong adanya penyesuaian (kenaikan) pada suku bunga acuan pada negara lain.
• The Fed diproyeksikan masih akan melakukan 2 kali lagi kenaikan pada FFR (September dan Desember). Hal ini masih mungkin berubah dengan perkembangan kebijakan perdagangan AS serta posisi Presiden Trump yang menyatakan tidak berpihak pada peningkatan FFR.
Perbandingan Tingkat Suku Bunga Acuan
1 2 3 4 5
Feb-21 Apr-21 Jun-21 Aug-21 Oct-21 Dec-21 Feb-22 Apr-22 Jun-22
Sumber : Bloomberg Sumber : Bloomberg
Pertumbuhan PDB
Inflasi AS
Perbandingan Pertumbuhan PDB dan Tingkat Inflasi AS
6
• Selama tahun 2018 Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan
7DRR selama 3 kali, sebanyak 25 bps ke 4.5% dan 4.75% di bulan Mei 2018. Kemudian di bulan Juni 2018 BI kembali menaikkan suku bunga acuan ke 5.25%.
• Jika melihat kondisi yang telah terjadi selama 2018, kenaikan 2 tahapan dari FFR pada September dan Desember akan mendorong penyesuaian kembali dari 7DRR Bank Indonesia. Hal ini dapat
1
Jan-17 Mar-17 Jun-17 Sep-17 Nov-17 Feb-18 May-18 Jul-18
12,000
Min Max Kurs tengah BI (eop) Average Ytd
83
Feb-15 Aug-15 Feb-16 Aug-16 Feb-17 Aug-17 Feb-18 Aug-18
• Ketidakpastian arah kebijakan perdagangan global (trade war), perhitungan baru dalam kebijakan nilai tukar Yuan oleh otoritas Tiongkok dan pernyataan Presiden AS Donald Trump yang kurang mendukung
kebijakan Federal Reserve untuk menaikan suku bunga acuan memberikan tekanan tambahan terhadap
pasar keuangan global yang masih volatile ditengah normalisasi kebijakan moneter The Fed.
• Depresiasi mata uang terhadap US$ terjadi di banyak negara, khususnya negara berkembang, dengan Argentina (109,1%) dan Turki (74,1%) mengalami depresiasi paling dalam. Kondisi ini dikhawatirkan
berimbas kepada pemburukan persepsi investor kepada negara berkembang.
• Pengaruh terbesar pergerakan nilai tukar Rupiah masih akan berasal dari kondisi global antara lain tren penguatan US$ terhadap mata uang global. Dalam 4 Bulan terakhir, Index US$ (DXY Index) serta nilai tukar US$ terhadap EUR menunjukan peningkatan.
• Dengan masih tingginya tekanan sisi eksternal, tekanan terhadap Rupiah diperkirakan masih akan berlanjut. Kebijakan penguatan neraca pembayaran oleh pemerintah, antara lain melalui pengendalian impor beberapa barang diharapkan akan menciptakan pergerakan Rupiah yang lebih stabil.
PER 7 SEPTEMBER 2018, RUPIAH PADA TINGKAT RP14.884/US$
Rata-rata tahunan Rupiah sampai 7 September 2018 mencapai Rp13.977/US$
Pergerakan Nilai Tukar Rupiah
Average YTD
7 September 2018 : Rp13.977/US$
JISDOR BI
7 September 2018 : Rp14.884/US$
SPOT Market 31 Agustus 2018 Rp14.710/US$
REER 31 Agustus 2018 : 88,84
Januari 2017 : 96,6
31 Oktober 2016 Rp13.038/US$
Kondisi Rupiah saat ini (tren depresiasi) dapat dikatakan tidak
mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia yang masih kuat dan stabil
Depresiasi Nilai Tukar terhadap US$ Ytd
7 September 2018
Pergerakan Nilai Tukar US$
DXY Index
US$/EUR
REER Vs SPOT
Depresiasi terbesar : Argentina 109.1%
Turki 74.1%
Sumber : Bank Indonesia, diolah
Sumber : Bloomberg
Sumber : Bloomberg Sumber : Bloomberg Apresiasi/Depresiasi Mata Uang Dunia
8
Moneter
Fiskal
Kegiatan
Ekonomi
empat pilar ekonomi
yang menopang pertumbuhan dan stabilitas ekonom
i
Neraca
Pembayaran
INFLASI
selama 3 thn
terjaga di 3,5%. Sem.I
2018 sebesar 3,2%
CAR
tingkat kecukupan
modal perbankan (CAR)
22% di Q2 2018
NPL
tingkat kredit macet
yang menurun pada 2,7%
KREDIT
tingkat
pertumbuhan kredit :
10,7% dgn rerata 10-12%.
PENERIMAAN
Sem I
tercapai 44,0%, pajak
tumbuh 14%
BELANJA
sd Juli 2018
mencapai 51,5%. TKDD
mencapai 58,6%
DEFISIT
sd Juli 2018
1,02%,
KESEIMBANGAN
PRIMER
+46,4 triliun
PERTUMBUHAN
EKONOMI
sedang
mengalami akselerasi
PENGANGGURAN
pada
posisi 5,13% (terendah
dalam 2 dekade
KEMISKINAN
pada tingkat
9,8% (terendah dalam dua
dekade)
mencapai 5,17% di sem. I
2018 (tertinggi sejak 2014)
TRANSAKSI BERJALAN, 2016 US$ 17 miliar (-1,8% PDB), 2017: USD 17,3 miliar (-1,7% PDB)
ARUS MODAL & KEUANGAN YG MASUK 2016 US$ 29,3 miliar, 2017 : USD 29,2 miliar
NERACA PEMBAYARAN 2016 surplus US$ 12,1 miliar, 2017 : USD 11,6 miliar
CADANGAN DEVISA
Kondisi Moneter
September
201
8
Sumber : BPS, diolah
Deflasi Agustus 2018 sebesar -0,05% (MTM) atau 3,20% (YOY) dan 2,13% (YTD)
• Deflasi pada bulan Agustus terutama dipengaruhi penurunan harga produk peternakan (telur dan daging ayam ras) dan hortikultura (aneka bawang, cabai, dan sayuran).
• Inflasi kumulatif Januari – Agustus 2018 mencapai 2,13%. Masih terdapat ruang gerak yang cukup sebesar 1,37% untuk mencapai target inflasi 3,5%.
• Tren perlambatan komponen administered price masih terus berlanjut.
• Risiko inflasi ke depan terutama dari tekanan eksternal, kenaikan harga pangan (gejala kekeringan), serta
peningkatan permintaan di akhir tahun (HBKN dan Liburan).
Perkembangan Inflasi dan Komponennya
Inflasi Agustus 2018 (%)YoY Ytd Rata-rata YoY
IHK 3,20 2,13 3,25
Core Inflation 2,90 2,09 2,74
Administered Price 2,55 1,27 3,93
Volatile Food 4,97 3,30 4,27
LDR, Pertumbuhan Kredit, DPK
Pertumbuhan Kredit Disertai Perlambatan Pertumbuhan DPK Dapat Mengurangi Likuiditas
Namun, tingkat kesehatan perbankan maupun posisi kredit dapat dikatakan relatif baik
•
Dengan didukung konsumsi dan permintaan masyarakat Indonesia yang terus meningkat, pertumbuhan kredit masih cukup tinggi,
total kredit tumbuh 10,7% di Bulan Juni 2018
.
•
Pertumbuhan Kredit disertai perlambatan pertumbuhan DPK menyebabkan peningkatan LDR. Hal ini perlu diwaspadai sebab bila
tren tersebut berlanjut, maka pertumbuhan kredit dapat terhambat ketersediaan sumber pendanaan. Lebih jauh, pertumbuhan
kredit ke depannya akan mendapat tantangan apabila suku bunga kredit perbankan telah merespon peningkatan suku bunga acuan.
Hal ini dapat berimplikasi pada tekanan pada pertumbuhan perekonomian.
•
Namun demikian, tingkat kesehatan perbankan dapat dikatakan masih relatif baik. Hal ini terlihat dari NPL dalam tren menurun
sejak 2016 dan CAR yang cenderung menurun ditambah dengan kualitas kredit yang membaik (penurunan NPL).
NPL vs CAR (%)
18 19.5 21 22.5 24
2 2.325 2.65 2.975 3.3
J A S O N D 2017-J F M A M J J A S O N D 2018-J F M A M J
Sumber : Bank Indonesia, diolah Sumber : Bank Indonesia, diolah
87.0% 88.5% 90.0% 91.5% 93.0%
0.0% 3.0% 6.0% 9.0% 12.0%
Jul-16 Sep-16 Nov-16 Jan-17 Mar-17 May-17 Jul-17 Sep-17 Nov-17 Jan-18 Mar-18 May-18
LDR (RHS)
LDR
DPK
CAR (RHS)
NPL
Pertumbuhan Kredit Ditopang oleh Kredit Konsumsi, Investasi, dan Modal Kerja
Ketiga jenis kredit ini secara umum menunjukkan tren pertumbuhan
• Jumlah kredit konsumsi secara konstan menunjukkan tren
pertumbuhan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat
memiliki confidence terhadap pasar, sehingga tingkat
spending masih cukup kuat. Namun, kredit ini bukanlah kredit produktif, sehingga nilai tambah yang diperoleh negara relatif minim
• Sejalan dengan kredit konsumsi, baik kredit investasi dan modal kerja juga menunjukkan tren pertumbuhan yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa iklim investasi dan usaha di Indonesia sedang dalam posisi yang bagus. Di samping itu, kredit investasi dan modal kerja merupakan kredit yang bersifat produktif, sehingga dapat menjadi salah satu penggerak bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia
• Selama semester I 2018, pertumbuhan kredit perbankan tertinggi terutama untuk kredit sektor utilitas (listrik, air, gas, pengolahan sampah), diikuti kredit sektor transportasi dan telekomunikasi, dan sektor konstruksi dan Jasa Lainnya. Kredit pada sektor-sektor ini umumnya mengindikasikan tingginya aktivitas pembangunan infrastruktur serta memberikan validasi bahwa kredit investasi dan modal kerja tumbuh dengan baik.
Perkembangan Kredit Konsumsi
Kredit Investasi dan Modal Kerja (Triliun Rp dan
Pertumbuhan yoy)
KK triliun KK yoy
0
KI triliun KMK triliun KI yoy KMK yoy
Sumber : Bank Indonesia, diolah
Sumber : Bank Indonesia, diolah
Kinerja APBN 2018 dan RAPBN 2019
September
201
8
Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2017-2018
Pertumbuhan ekonomi (%, yoy)
Lifting minyak (ribu barel per hari)
Harga minyak mentah Indonesia (US$/barel) Inflasi (%, yoy)
Tingkat bunga SPN 3 bulan (%)
Nilai tukar (Rp/US$)
Lifting gas (ribu barel setara minyak per hari)
5,4
Realisasi s.d.
31 Juli
APBN
* angka s.d. Semester I ** angka s.d. Juni 2018
APBNP
Realisasi s.d. 31 Agustus
Growth (%)
A. PENDAPATAN NEGARA 1.786,2 873,5 48,9 0,7 1.736,1 973,4 56,1 11,4 1.894,7 1.152,7 60,8 18,4
I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1.784,2 872,3 48,9 0,6 1.733,0 972,0 56,1 11,4 1.893,5 1.147,8 60,6 18,1
1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 1.539,2 711,4 46,2 1,8 1.472,7 778,7 52,9 9,5 1.618,1 907,5 56,1 16,5 a. PENDAPATAN DJP (include PPh migas) 1.355,2 622,8 46,0 4,1 1.283,6 686,1 53,5 10,2 1.424,0 799,5 56,1 16,5 b. PENDAPATAN DJBC 184,0 88,6 48,2 (11,9) 189,1 92,6 49,0 4,5 194,1 108,1 55,7 16,7 2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 245,1 160,9 65,6 (4,3) 260,2 193,3 74,3 20,2 275,4 240,2 87,2 24,3
II. PENERIMAAN HIBAH 2,0 1,2 61,6 92,2 3,1 1,3 42,9 9,5 1,2 5,0 416,6 274,3
B. BELANJA NEGARA 2.082,9 1.135,0 54,5 7,7 2.133,3 1.198,3 56,2 5,6 2.220,7 1.303,5 58,7 8,8
I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 1.306,7 644,7 49,3 3,8 1.367,0 695,7 50,9 7,9 1.454,5 802,2 55,2 15,3
1. Belanja K/L 767,8 364,5 47,5 13,7 798,6 392,2 49,1 7,6 847,4 441,8 52,1 12,7 2. Belanja Non K/L 538,9 280,2 52,0 (6,8) 568,4 303,5 53,4 8,3 607,1 360,3 59,4 18,7
II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 776,3 490,3 63,2 13,2 766,3 502,6 65,6 2,5 766,2 501,3 65,4 (0,3)
1. Transfer ke Daerah 729,3 459,9 63,1 10,4 706,3 466,1 66,0 1,3 706,2 465,1 65,9 (0,2) 2. Dana Desa 47,0 30,4 64,7 0,0 60,0 36,5 60,9 0,0 60,0 36,2 60,4 0,0
C. KESEIMBANGAN PRIMER (105,5) (145,5) 137,9 63,0 (178,0) (84,0) 47,2 (42,3) (87,3) 11,5 (13,2) (113,7)
D. SURPLUS/ (DEFISIT) ANGGARAN (A - B) (296,7) (261,5) 88,1 40,1 (397,2) (224,9) 56,6 (14,0) (325,9) (150,7) 46,2 (33,0)
% Surplus/ (Defisit) Anggaran terhadap PDB (2,35) (2,06) (2,92) (1,65) (2,19) (1,02)
E. PEMBIAYAAN ANGGARAN 296,7 340,8 114,8 34,4 397,2 338,9 85,3 (0,6) 325,9 265,5 81,5 (21,7)
a.l. PEMBIAYAAN UTANG 371,6 345,5 93,0 31,3 461,3 336,6 73,0 (2,6) 399,2 274,1 68,7 (18,6)
a.l - Surat Berharga Negara (neto) 364,9 357,0 97,8 26,3 467,3 347,6 74,4 (2,6) 414,5 270,5 65,2 (22,2)
KELEBIHAN/(KEKURANGAN) PEMBIAYAAN ANGGARAN 0,0 79,3 0,0 114,0 0,0 114,7
2018
Indikator Ekonomi
makro yang menjadi
basis perhitungan
RAPBN 2019
Fokus RAPBN
2019
Efisiensi dan kualitas belanja prioritas àpeningkatan SDM, perlindungan sosial, daya saing, investasi, dan infrastruktur
Mobilisasi Pendapatan secara realistis
à Pajak untuk daya saing & investasi
Kesehatan fiskalàProduktif, Efisien, Daya Tahan, dan Sustainable
Mempertimbangkan perkembangan terkini kondisi ekonomi, outlook serta prospek ke depan
1. Peningkatan
investasi di bidang
pendidikan
untuk meningkatkan kualitas
SDM dengan memperkuat PIP, BOS,
beasiswa, vokasi, dan mempercepat
rehab sekolah.
2. Penguatan
program perlindungan sosial
melalui perluasan JKN, serta
peningkatan besaran manfaat PKH.
3. Menjaga kesinambungan
pembangunan infrastruktur
untuk
pemerataan pembangunan.
4. Memperkuat
reformasi birokrasi
dengan
mempermudah pelayanan publik dan
investasi.
5. Mensukseskan pelaksanaan
pesta
demokrasi.
RAPBN 2019 untuk Mendorong Investasi dan Daya Saing melalui
Pembangunan Sumber Daya Manusia
Fokus
Perbaikan
1. Penguatan perencanaan
penganggaran
yang didukung monev
yang komprehensif dan terkoordinasi
2. Efisiensi
melalui penghematan dan
pembatasan kendaraan bermotor,
gedung, dan perjalanan dinas
3. Pengelolaan yang lebih
akuntabel
(sejak 2016, LKPP mendapat predikat
WTP)
Peningkatan kualitas belanja didukung
penguatan akuntabilitas
18
(52,8)
(98,6) (93,3)
(142,5)(125,6) (124,4) (64,8)
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Outlook 2018
RAPBN 2019
Keseimbangan primer (RHS)
Defisit Keseimbangan Primer terhadap PDB (%)
(153,3)
(2,59) (2,49) (2,51) (2,12)
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Outlook 2018
RAPBN 2019
Defisit Anggaran Defisit terhadap PDB (%) - RHS
APBN Sehat:
Defisit APBN semakin turun,
Keseimbangan Primer menuju arah positif
Triliun Rp
persen Triliun Rp persen
Defisit APBN diturunkan dibawah 2% PDB, pertama
kali sejak tahun 2013
Keseimbangan Primer mendekati
Rp0
à
konsisten
turun sejak 2015
APBN Adil:
Keseimbangan antara Pembangunan Fisik dan SDM,
Pembangunan Pusat dan Daerah, serta Pajak yang progresif
Pajak Menjadi Insentif Untuk Menjaga Daya
Beli Masyarakat & Ekonomi
•
Kenaikan PTKP
2013: Rp24,3 juta
2016: Rp54,0 juta
Insentif Pajak bagi Dunia Usaha secara
targeted (tax holiday/allowance)
Industri Pionir
Mempertimbangkan nilai
investasi, orientasi ekspor,
dan penyerapan tenaga
kerja
Kriteria/syarat tertentu a.l.
Penguatan dan Keseimbangan Pembangunan
Fisik dan SDM
anggaran Pendidikan
2015 : Rp390,1 T
2019 : Rp487,9 T
anggaran Kesehatan
2015 : Rp65,9 T
2019 : Rp122,0 T
anggaran Infrastruktur
2015 : Rp256,1 T
2019 : Rp420,5 T
•
Penurunan tarif
PPh
UMKM menjadi
0,5%
Memperkokoh keseimbangan pembangunan
antara pusat dan daerah
Belanja K/L
2015: Rp732,1 T
2019 : Rp840,3 T
Transfer ke Daerah & Dana Desa
2015 : Rp623,1 T
2019 : Rp832,3 T
Hampir sama
anggaran perlindungan sosial
2015 : Rp249,4 T
2019 : Rp381,0 T
Terdapat beberapa program yang beririsan
APBN Mandiri:
Penerimaan Pajak Menjadi
Sumber Utama Belanja Negara
Triliun rupiah
Pembiayaan utang semakin menurun
140,8
2012
2013
2014
2015
2016
2017
outlook
2018
RAPBN
2019
Pembiayaan Utang
Growth (RHS)
Kontribusi perpajakan terus meningkat
menjadi 83,1% (2014: 74,0%)
Triliun rupiah
21
2014 2015 2016 2017 outlook 2018RAPBN 2019 0.4
Belanja Pemerintah dalam Tahun 2019
difokuskan untuk mendukung peningkatan daya saing, ekspor dan investasi, diikuti dengan
penguatan value for money
PKHà 10 juta Keluarga dengan peningkatan Manfaat (Rp34,4 T) Bantuan Pangan non Tunai (BPNT)
(Rp20,8 T)à untuk 15,6 juta keluarga dengan perbaikan penyaluran
Bidang Kesehatan,
a.l. untuk:
▪ Jaminan Kesehatan bagi 96,8 juta jiwa (PBI pelebaran Jalan
2.007 km
Pembangunan dan rehabilitasi jaringan Irigasi 162 ribu Ha
Kesejahteraan
aparatur dan pensiunan
Rumah susun dan khusus
10.742 unit
Rasio Elektrifikasi
99,9 %
Peningkatan reformasi birokrasi
untuk
meningkatkan kualitas
pelayanan publik
Pertahanan
Pencapaian MEF tahap 2 dan pengembangan industri pertahanan
Keamanan
penanggulangan terorisme dan konflik sosial politik
Agenda Demokrasi
▪ Penyelenggaran pemilu Presiden dan Anggota Legislatif 2019
▪ Pengamanan Pemilu 2019
Birokrasi yang efektif dan efisien
Antisipasi ketidakpastian
Bidang Pendidikan,
a.l. untuk:
▪ 20,1 juta siswa penerima KIP
(Rp11,2T)
▪ 471,8 ribu mahasiswa penerima beasiswa Bidik misi (Rp4,9T)
▪ Penguatan pendidikan Vokasi
▪ Percepatan pembangunan sarpras
Mitigasi risiko bencana, pelestarian lingkungan, stabilitas ekonomi, keamanan
Subsidi Bunga (Rp16,7 T):
▪ Kredit usaha kecil dan mikro
▪ Perumahan
Bendungan 48 unit
Pembangunan Jalur kereta api
(tahap awal, penye- lesaian, peningkatan) 415,2 km’sp
Anggaran Kesehatan Rp 122 T
Anggaran Pendidikan Rp487,9 T
Anggaran Infrastruktur Rp420,5 T , a.l.
Anggaran Perlindungan Sosial Rp381,0 T, a.l.
Anggaran Pemilu Rp 24,8 T
Anggaran Hankam
Rp220,5 T Anggaran Rp368,6 T Anggaran Rp38,6 T
Kegiatan Ekonomi
September
201
8
SEKTOR Q2 2016 Q2 2017 Q2 2018 Distribusi Q2 2018
Primer 2.56 2.81 3.81 21.55
Pertanian dan Pertambangan
Sekunder 4.82 4.32 4.61 31.25
Industri, Listrik, Gas, Air, dan Konstruksi
Tersier 6.34 5.21 5.81 43.16
Perdagangan, Transportasi, Infokom, Jasa Keuangan, dan Jasa-Jasa Lainnya
Kontribusi PDB Sektoral (yoy) Sumber: BPS, Diolah
• Dari sisi produksi, pertumbuhan didukung oleh semua sektor primer, sekunder, dan tersier yang tumbuh lebih tinggi dari Q2 2017, menandakan membaiknya aktivitas produksi barang dan jasa.
• Walaupun mempunyai struktur PDB paling kecil sektor tersier secara rata-rata mengalami peningkatan pertumbuhan tertinggi dibandingkan sektor primer dan sekunder.
• Pertumbuhan Q2 2018 mencapai 5,27% tertinggi sejak tahun 2014
• Sisi Pengeluaran:
• Kontribusi konsumsi RT semakin meningkat di Q2 2018.
• Kontribusi PMTB menurun tajam di Q2 dibandingkan Q1 2018, namun tetap lebih tinggi dari Q2 2017.
• Komponen Lainnya meningkat tajam terkait dengan tingginya pertumbuhan inventori .
• Perdagangan internasional masih menunjukkan kontribusi negatif sejalan dengan tingginya impor terkait aktivitas produksi dalam negeri.
20
Kontribusi Pertumbuhan PDB Pengeluaran
-1.8
Q2 2017 Q1 2018 Q2 2018
2.76
Net Ekspor Konsumsi LNPRT Lainnya Konsumsi Pemerintah PMTB Konsumsi RT
-2.0 23.5 49.0 74.5 100.0
Distribusi Nominal Q2 2018
55.43
2016 2017 2018
PDB (%,yoy) Tahunan (%)
5.167
5.033 5.033 5.033 5.067 5.067 5.067
5.167 5.167
Di tengah fluktuasi global, fundamental ekonomi domestik masih baik ditandai oleh
pertumbuhan ekonomi yang sehat
21
PERTUMBUHAN PDB MENURUT KOMPONEN PENGELUARAN
Seluruh konsumsi tumbuh tinggi, baik rumah tangga, LNPRT maupun Pemerintah
Komponen Pengeluaran (yoy) 2016 2017 2018
Q1 Q2 S1 Q3 Q4 Q1 Q2 S1 Q3 Q4 Q1 Q2 S1
Pengeluaran Konsumsi RT dan LNPRT 4,98 5,10 5,04 5,04 5,03 5,00 5,02 5,01 4,95 4,98 5,01 5,22 5,11
Rumah Tangga 4,95 5,07 5,01 5,01 4,99 4,94 4,95 4,94 4,93 4,97 4,95 5,14 5,05
LNPRT 6,41 6,73 6,57 6,67 6,75 8,07 8,52 8,29 6,02 5,24 8,09 8,71 8,40
Konsumsi Pemerintah 3,43 6,21 5,01 -2,95 -4,03 2,69 -1,92 0,04 3,48 3,81 2,74 5,26 4,17
PMTB 4,67 4,18 4,42 4,24 4,79 4,77 5,34 5,06 7,08 7,27 7,95 5,87 6,89
Ekspor -3,10 -1,50 -2,30 -5,75 4,15 8,41 2,80 5,56 17,01 8,50 6,09 7,70 6,89
Impor -5,04 -3,47 -4,25 -4,13 2,72 4,81 0,20 2,47 15,46 11,81 12,66 15,17 13,90
PDB 4,94 5,21 5,08 5,03 4,94 5,01 5,01 5,01 5,06 5,19 5,06 5,27 5,17
Sumber: BPS
• Konsumsi Rumah Tangga tumbuh tinggi didukung oleh perayaan hari besar Bulan Ramadhan dan Idul Fitri beserta libur panjang yang diiringi oleh tingkat inflasi yang terjaga. Selain itu pelaksanaan bantuan sosial tunai dari pemerintah yang tepat waktu turut meningkatkan penghasilan dan daya beli masyarakat.
• Kinerja LNPRT yang tumbuh tinggi seiring dengan pelaksanaan Pilkada pada Juni 2018.
• Konsumsi Pemerintah tumbuh positif didorong oleh tingginya realisasi belanja individu terkait dengan peningkatan dan perluasan pemberian THR, serta kenaikan belanja bantuan sosial.
• PMTB tumbuh lebih rendah dari Q1 2018, namum lebih tinggi dari Q2 2017 didorong oleh pertumbuhan mesin dan perlengkapan. Komponen bangunan dan kendaraan masih tumbuh positif meskipun lebih rendah dari Q2 2017 karena faktor Ramadhan dan libur panjang.
• Laju pertumbuhan ekspor masih lebih rendah dari impor karena masih tingginya peningkatan permintaan domestik baik untuk barang modal, bahan baku, dan bahan penolong maupun barang konsumsi.
• Pada Q2 2018, terdapat pola yang tidak biasa dimana pertumbuhan impor tinggi namun pada saat yang sama pertumbuhan PMTB tidak tinggi.
• Faktor yang mempengaruhi adalah pertumbuhan inventori yang tinggi 44,0%.
• Hal ini menunjukkan terdapat barang yang belum termanfaatkan dan memberikan sinyal terhadap persepsi positif terhadap kinerja perekonomian pada kuartal ke depan melalui peningkatan PMTB dan atau konsumsi.
Sumber: BPS, Diolah
PERTUMBUHAN PDB MENURUT SISI PRODUKSI
Faktor libur lebaran mendorong permintaan pada sektor industri pengolahan, perdagangan, & transportasi
➢ Kinerja Sektor Pertanian tumbuh lebih baik terutama dukung kondisi cuaca yang lebih
kondusif, berdampak pada peningkatan hasil panen tanaman pangan dan sayur-sayuran. Sementara, perkebunan dan perikanan relatif tumbuh stabil.
➢ Sektor Pertambangan tumbuh positif ditopang peningkatan aktivitas produksi mineral
logam dan pertambangan migas yang kembali tumbuh positif, sedangkan tambang batubara mengalami penurunan produksi.
➢ Sektor Industri Pengolahan tumbuh lebih baik namun terbatas, terdapat dorongan
peningkatan produksi untuk memenuhi permintaan lebaran terutama pada industri makanan minuman, tekstil, alas kaki, karet, dan alat angkutan; namun di sisi lain industri lainnya seperti industri barang elektronik & kimia-farmasi relatif stagnan.
Kinerja Sektor Tersier/Jasa tetap menunjukkan tren pertumbuhan yg relatif tinggi meskipun sebagian mengalami perlambatan:
➢ Transportasi & Pergudangan tumbuh tinggi sejalan tingginya permintaan
layanan transportasi terkait dengan aktivitas mudik saat lebaran.
➢ Perdagangan menunjukkan peningkatan pertumbuhan sejalan dengan
penjualan ritel & kendaraan bermotor serta aktivitas ekspor dan impor.
➢ Jasa Keuangan mengalami perlambatan terkait dengan turunnya
pendapatan operasional industri perbankan.
➢
Pertumbuhan seluruh wilayah mengalami peningkatan pertumbuhan kecuali wilayah Kalimantan.
•
Pertumbuhan Jawa dan Sumatera lebih tinggi terkait dengan peningkatan kinerja sektor sekunder dan tersier.
•
Pertumbuhan wilayah timur mengalami kenaikan tinggi lebih dikarenakan faktor tambang.
➢
Secara struktur ekonomi tidak banyak mengalami perubahan. Wilayah Jawa dan Sumatera masih memberikan kontribusi
terbesar yakni sebesar 58,61 % dan 21,54 %.
PERTUMBUHAN EKONOMI SPASIAL
Seluruh kawasan mengalami pertumbuhan ekonomi positif di kuartal II tahun 2018
2018:
Share PDB 58,61% Sumatera:
Share PDB 21,54%
Kalimantan:
Share PDB 8,05% Sulawesi:
Share PDB 6,20%
Maluku & Papua: Share PDB 2,54%
Bali & Nusa Tenggara: Share PDB 3,06%
Dengan Perkembangan Ekonomi yang Terjaga Sehat, Kesejahteraan Masyarakat
Secara Umum Terus Membaik
Rasio Gini
Tingkat Kemiskinan (%)
Tingkat Pengangguran (%)
Tantangan
- Perubahan ekonomi
à
struktur
lapangan kerja
- Skill mismatch
- 4
thIndustrial Revolution
(automasi,
artifical intelligence
)
Tantangan
- Akses pangan, kesehatan, dan
pendidikan bagi orang miskin
- Perubahan iklim
à
harga pangan
Tantangan
- Disparitas akses permodalan
- Kondisi geografis
Target Gini ratio 2019
0,38 – 0,39
Target Kemiskinan 2019
8,5% - 9,5%
Target pengangguran 2019
4,8% - 5,2%
2007 2009 2011 2013 2015 2017
9.75
2007 2009 2011 2013 2015 2017
16.58 15.42
14.15 13.33
12.4911.96
11.3711.2511.2210.86 10.649.82
2007 2009 2011 2013 2015 2017
Neraca Pembayaran
September
201
8
•
Dalam dua tahun terakhir (2016-2017), defist
transaksi berjalan mencapai sekitar USD 17 miliar.
Defisit tersebut mampu diimbangi oleh surplus
neraca transaksi modal dan finansial pada kisaran
USD 29 miliar.
•
Selama semester I tahun 2018, defisit transaksi
berjalan telah mencapai USD 13,7 miliar.
✴
Ekspor barang mencapai sekitar USD 88,2
miliar, namun impor cukup tinggi mencapai
USD 85,6. Terjadi penurunan surplus neraca
perdagangan barang.
•
Sementara surplus neraca transaksi modal dan
finansial hanya mencapai USD 6,5 miliar.
✴
Masih terdapat risiko capital outflow lebih
tinggi akibat kebijakan kenaikan FFR lebih
lanjut
✴
Dibutuhkan strategi untuk pengendalian impor.
28
Sumber: Bank Indonesia
Neraca Pembayaran Indonesia
Neraca Pembayaran Indonesia (USD Miliar)
Secara Kumulatif Terjadi Arus Modal Positif Pada Pasar Keuangan Indonesia
Kondisi arus keluar
(capital outflow)
pasar saham telah terjadi konsisten sejak Februari 2018
•
Pergerakan arus modal investor ke instrumen negara maju
(save haven)
menjadi pendorong keluarnya dana asing pada pasar saham
Indonesia. Namun demikian, peran dari investor domestik pada pasar saham Indonesia juga telah membantu menjaga tingkat Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk masih relatif tinggi dibandingkan 2016 maupun 2017.
•
Kinerja pasar SUN selama tahun 2018 menunjukan pergerakan yang cukup baik dalam menarik dana investor asing. Hal ini antara lain
karena pencapaian peringkat kredit Indonesia yang baik membuat penerbitan surat utang pemerintah berdenominasi valas masih
diminati oleh investor asing.
-7.5% Pertumbuhan Ekspor Sektoral (ytd)
Pertanian (ytd) Manufaktur (ytd) pertambangan dll (ytd) Migas (ytd)
Kinerja ekspor Indonesia di tahun 2018 cukup baik
Walau perannya relatif kecil, perlu diwaspadai kontraksi pada ekspor sektor pertanian yang terjadi di tahun 2018
▪
Laju pertumbuhan ekspor Indonesia relatif stabil, terutama didorong
kinerja sektor pertambangan dan migas
✓
Harga komoditas pertambangan dan migas global yang naik, sejak
akhir tahun 2017 dan adanya kebijakan relaksasi minerba sehingga
mendorong peningkatan nilai dan volume ekspor
▪
Ekspor Indonesia tetap didominasi produk produk manufaktur, didikuti
produk pertambangan.
✓
Ekspor produk manufaktur masih bertumpu pada industri berbasis
sumber daya alam, seperti kelapa sawit dan karet
▪
Sektor Pertanian mengalami penurunan kontribusi atas total ekspor,
seiring dengan proses hilirisasi pada komoditas sehingga beralih menjadi
sektor manufaktur.
✓
Beberapa komoditas ekspor pertanian yang mengalami proses
hilirisasi antara lain Coklat/kakao dan Kelapa (sawit dan kopra)
▪
Dengan perkembangan sampai dengan Juli 2018, diperkirakan ekspor
terutama dari sektor manufaktur dan pertambangan akan menjadi dua
faktor pendorong ekspor di 2018, dan akan mencapai nilai tertinggi
dalam 5 tahun terakhir.
Pertanian
Manufaktur Pertambangan
2014
17.1%
82.9%
1.9%
68.0%
13.0%
2015
12.4%
87.6%
2.5%
72.2%
12.9%
2016
9.0%
90.9%
2.3%
76.1%
12.5%
2017
9.3%
90.7%
2.2%
74.1%
14.4%
Jan-Jul 2018
9.6%
90.4%
1.8%
71.8%
16.8%
Migas
Non Migas
Non Migas
Komposisi Ekspor Indonesia
27.0%
Br Kons (ytd) Bhn Baku (ytd) Br. Modal (ytd)
Impor per Penggunaan
▪
Selama Januari hingga Juli 2018, tercatat pertumbuhan impor
barang modal yang paling tinggi (30.1%, ytd) diikuti impor barang
konsumsi (27.0%, ytd). Sementara pertumbuhan impor bahan baku
relatif stabil (23%,ytd) dengan tren sedikit meningkat dibanding
tahun pergerakan 2017.
✓ Pertumbuhan kedua komponen impor meningkat pesat dibanding tahun
2017
✓ Pertumbuhan komponen impor bahan baku meningkat, namun dengan
kecepatan yang lebih moderat
▪
Peningkatan pertumbuhan impor barang-barang tersebut
dipengaruhi oleh:
✓ Peningkatnya konsumsi masyarakat dan domestic demand, dan
kebutuhan selama Ramadhan dan Idul Fitri
✓ Kebutuhan barang modal untuk kegiatan investasi dan pembangunan
infrastruktur
✓ Peningkatan aktivitas ekonomi dan kegiatan produksi dalam negeri
▪
Peningkatan impor di tahun 2018 terutama didorong oleh komoditas
✓ Mesin mesin pesawat mekanik (HS84), benda benda dari besi baja
(HS73), besi dan baja (HS72), serealia (HS 10)
▪
Share terbesar terhadap total impor antara lain:
✓ Mesin pesawat mekanik -HS 84 (14,2%), mesin pesawat listrik- HS85
(11,4%), Plastik & Barang dari Plasitik-HS39 (4,8%)
Memasuki tahun 2018, terjadi akselerasi impor Barang Modal dan Barang Konsumsi
Secara umum komponen impor bahan baku masih memegang porsi terbesar dalam struktur impor Indonesia
Br Konsumsi Bhn Baku
Br Modal
2014
24.4%
75.6%
7.1%
76.4%
16.4%
2015
17.2%
82.8%
11.1%
70.8%
18.1%
2016
13.8%
86.2%
9.1%
74.4%
16.5%
2017
15.5%
84.5%
9.0%
75.1%
15.9%
Jan-Jul 2018
15.5%
84.5%
9.2%
74.8%
16.0%
Per Penggunaan (BEC)
Komposisi Impor Indonesia
Non Migas
Migas
Defisit transaksi berjalan masih terjadi didorong defisit
primary income
dan
services
Faktor strukur ekonomi menjadi pemicu utama defisit transaksi berjalan sejak berakhirnya
commodity boom
dan gencarnya
penarikan dividen atas kegiatan investasi langsung.
Transaksi Berjalan (USD Miliar)
Komponen Pendapatan Investasi (USD Miliar) Ekspor Js. Perjalanan dan Jumlah Wisatawan Asing Neraca Jasa (USD Miliar)
18
• Defisit Transaksi Berjalan tercatat USD8,0 miliar (3,0% PDB) pada triwulan II 2018, lebih tinggi dari defisit pada triwulan II tahun sebelumnya yang mencapai USD4,7 miliar (1,9% PDB). Tercatat sebagai defisit terbesar dalam empat tahun terakhir.
• Posisi Neraca Perdagangan masih mencatat surplus US$0,3
miliar di Q3 2017, turun jika dibandingkan triwulan sebelumnya (qtq) dan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy) Sejalan dengan peningkatan aktivitas perdagangan dan harga minyak yang tinggi.
• Defisit pada neraca Jasa melebar seiring dengan
peningkatan pada aktivitas perdagangan internasional (penggunaan jasa transportasi barang/freight) serta peningkatan impor jasa perjalanan (outbond).
• Defisit neraca pendapatan primer menunjukkan terjadinya peningkatan defisit di triwulan II 2018 yang dipengaruhi
oleh pembayaran imbal hasil investasi langsung dan investasi portofolio kepada investor asing
• Surplus neraca jasa perjalanan (Pariwisata) di kuartal 2-2018 menurun
• Perlambatan jumlah kunjungan wisatawan asing
• Pola musiman peningkatan Jemaah Umroh
(impor jasa perjalanan)
-18
2015 2016 2017 2018
Current account Goods Services Primary income Secondary Income
2014 2015 2016 2017* 2018 Neraca Jasa Transportasi Perjalanan Jasa Lainnya
-9 -7 -5 -2 0
2014Pendapatan investasi langsung2015 2016 Pendapatan investasi portofolio2017* 2018
Pendapatan investasi lainnya
Investasi Langsung
Investasi Portofolio
Investasi Lainnya
Kinerja TMF tercatat surplus USD 4 miliar di tengah ketidakpastian pasar keuangan global
...membaiknya persepsi investor asing terhadap kinerja ekonomi domestik menjadi penopang utama…
‣
Kinerja TMF Tw II-2018 masih mampu mencatatkan surplus sebesar USD4,0 miliar, meskipun turun jika dibandingkan Tw I-2017 (USD6,8 miliar).๏ Turunnya surplus terutama disebabkan oleh turunnya performa Investasi Portofolio adanya capital ouflow di pasar saham serta penurunan kepemilikan asing di pasar saham maupun SBN sebagai akibat dari tingginya ketidakpastian perekonomian global.
‣
Kinerja Investasi langsung surplus USD 2,5 miliar sejalan dengan tetap tingginya kegiatan investasi di dalam negeri. Arus masuk terutama berasal dari modal ekuitas yang meningkat. Sektor pertanian dan perdagangan menjadi pendorong utama khususnya melalui kegiatan akuisisi oleh perusahaan asing.-14
2013 2014 2015 2016 2017 2018 Aset Kewajiban Investasi Langsung
-9
2013 2014 2015 2016 2017 2018 Aset Kewajiban Investasi Portofolio
-16
2013 2014 2015 2016 2017 2018 Aset Kewajiban Investasi Lainnya
35
‣
Kinerja Investasi Portofolio surplus USD 0,1 miliar, utamanya didorong penerbitan global bond pemerintah dan penerbitan obligasi swasta.๏ Terjadi arus keluar non residen di pasar SBN serta penurunan kinerja saham akibat tingginya ketidakpastian perekonomian global, searah dengan pergerakan bursa regional.
๏ Penerbitan Global Bond Pemerintah sebesar USD 2,9 miliar (Dual currency Bond USD 2,0 miliar dan Samurai Bond USD 0,9 miliar) dan penerbitan obligasi swasta masih menarik bagi investor asing.
Realisasi Penanaman Modal
Sektor yang Diminati Investor Pada Q2 2018 Realisasi PMA Berdasarkan Negara Asal Q2 2018
Sumber: NSWi BKPM, diolah 7,2%
Realisasi Q1 2018 Q2 2018 S1 2018
Rp Triliun %, yoy Rp Triliun %, yoy Rp Triliun %, yoy
PMDN 76,4 11,0 80,6 32,1 157,0 21,0 PMA 108,9 12,4 95,7 -12,9 204,6 -1,1
Total 185,3 11,8 176,3 3,2 361,6 7,4
• Realisasi modal pada kuartal II 2018 mencapai
Rp176,3 triliun atau tumbuh melambat menjadi hanya 3,2% (yoy).
• PMDN masih tumbuh cukup baik, yaitu sebesar
32,1% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
• Pertumbuhan realisasi PMA terkontraksi sebesar
12,9%. Dinamika pergerakan nilai tukar rupiah serta dan iklim politik dalam negeri menjelang pemilihan umum diduga mendorong banyak investor mengambil sikap wait and see.
• Selain itu, ketidakpastian perekonomian global
seperti adanya perang dagang antara Amerika dan Tiongkok juga turut membuat investor global cenderung bersikap lebih hati-hati.
• Investasi di Sektor Pertambangan meningkat,
utamanya pada proyek-proyek pembangunan smelter.
• Negara-negara Asia masih menjadi penyumbang
investasi asing terbesar ke Indonesia.
• Sepertiga realisasi investasi asing berasal dari
Singapura.
• Terjadi peningkatan investasi yang berasal dari
Tiongkok dan Malaysia.
39%
Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi Listrik, Gas, dan Air
Industri Makanan
Real Estat, Kawasan Industri, dan Perkantoran Lainnya
REALISASI PENANAMAN MODAL KUARTAL II MELAMBAT
Kebijakan Pemerintah untuk
mendorong perekonomian
September
201
8
38
APA YANG SUDAH
DILAKUKAN PEMERINTAH
3 cara mengatasi masalah defisit
transaksi berjalan:
1. Pengenaan pajak impor barang
konsumsi dan barang yang diproduksi
dalam negeri (dampak langsung dan
segera)
2. Penggunaan biodiesel B20 sebagai
pengganti solar (untuk membatasi impor
BBM)
3. Penggunaan komponen dalam negeri
pada proyek infrastruktur
4. Menunda proyek infrastruktur dengab
konten impor besar; dan
5. Insentif fiskal (tax holiday-tax allowance,
bea masuk ditanggung Pemerintah)
untuk investasi industri hulu dan
substitusi impor.
mengendalikan impor
meningkatkan ekspor dan
meningkatkan daya
kompetisi industri Indonesia
meningkatkan arus modal dan
keuangan
39
APA YANG SUDAH
DILAKUKAN PEMERINTAH
MENINGKATKAN EKSPOR DAN
MENINGKATKAN DAYA KOMPETISI
INDUSTRI INDONESIA
1. Perbaikan pendidikan dan vokasi, pemberian beasiswa,
anggaran/insentif inovasi dan penelitian;
2. Pembangunan infrastruktur untuk konektivitas;
3. Penyederhanaan perizinan melalui One Single
submission (OSS) serta perbaikan layanan kepabeanan
untuk menunjang daya saing dunia usaha dan ekspor;
4. Insentif melalui instrumen fiskal dan pembiayaan
melalui LPEI; dan
5. Mendorong produktivitas sektor industri, pertanian,
perikanan, pertambangan,kehutanan, dan pariwisata
MENINGKATKAN ARUS
MODAL DAN KEUANGAN
1. Menjaga stabilitas dan
sustainabilitas pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi; dan
2. Pengembangan instrumen
2015
2016
2017
2018
2019
Keringanan PPh
Revaluasi Aset
Amnesti Pajak
• Uang tebusan mencapai
1% PDB
•
Penurunan tarif pajak
UMKM 0,5%
•
Percepatan Restitusi
•
Peningkatan Kepatuhan
Pasca TA
•
Compliance Risk
Management (roll-out)
•
Implementasi AEoI
•
Insentif yg tepat
sasaran
•
Compliance Risk
Management (full)
•
Peningkatan IT
Reformasi perpajakan sudah dilakukan mulai tahun 2015 melalui penguatan
kebijakan dan perbaikan organisasi...
SDM
Organisasi
Peraturan
Perundang-undangan
Teknologi Informasi
dan Basis Data
Proses Bisnis
eformasi Perpajakan
Kenaikan PTKP
• Menjadi Rp54 jt à
2013 Rp24,3jt
•
Konfirmasi Status
WP
Insentif
Pajak
Pemberian Allowance Pajak atas
Investasi
Pemberian Fasilitas Bea
Masuk
Kawasan Khusus Pengurangan
PPh untuk Industri Pionir
Fasilitas Ekspor
Mendorong
Investasi
Meningkatkan Ekspor
Kebijakan Insentif Pajak
•
Tetap memberikan pengurangan
pajak untuk mendukung
perkembangan sektor tertentu
(pionir),
•
Pemberian allowance pajak untuk
mendukung tambahan investasi,
•
Pengurangan pajak untuk
mendukung kegiatan litbang dan
vokasi.
Penajaman Fasilitas Tax Holiday (Revisi Peraturan)
Ketentuan
PMK 105/2015
PMK 35/2018
Subjek
Wajib Pajak Baru
Penanaman Modal Baru
Persentase
pengurangan
10-100%
100%
(single rate)
Jangka Waktu
diperpanjang s.d. 20 tahun
5-15 tahun
dgn diskresi Menkeu
Transisi
Tidak diatur
50% selama 2 tahun
Cakupan Industri
8 cakupan Industri Pionir
17 cakupan Industri Pionir
No Jangka Waktu (tahun) Nilai Rencana Penanaman Modal 1 5 Rp500 miliar s.d. kurang dari Rp1 triliun 2 7 Rp1 triliun s.d. kurang dari Rp5 triliun 3 10 Rp5 triliun s.d. kurang dari Rp15 triliun 4 15 Rp15 triliun s.d. kurang dari Rp30 triliun
5 20 Minimal Rp30 triliun
Skema fasilitas pemberian pengurangan PPh Badan diperbaiki untuk mempermudah prosedur
administrasi dan meningkatkan efektifitas daya tarik investasi
•
Logam Dasar
•
Pemurnian dan Pengilangan Migas
•
Petrokimia
•
Kimia Dasar Anorganik
•
Kimia Dasar Organik
•
Bahan Baku Farmasi
•
Semi konduktor
•
Alat Komunikasi
•
Alat Kesehatan
•
Mesin Industri
•
Komponen Utama Mesin
•
Komponen Robotik
•
Komponen Utama Kapal
•
Komponen Utama Pesawat Terbang
•
Komponen Utama Kereta Api
•
Pembangkit
Tenaga Listrik
•
Infrastruktur
Ekonomi
32
Penyesuaian
PPh
atas 1147 Pos
Tarif
719
218
210
2,5 %
2,5 %
7,5 %
7,5 %
10 %
10 %
Tetap 2,5%
57
URGENSI
STRATEGI
Penyesuaian tariff PPh
Kenapa PPh impor Disesuaikan????
PERTIMBANGAN
Trf 2,5%
Trf 7,5%
Trf 10%
Menjaga pertumbuhan industry DN yg butuh pasokan bahan baku impor
Mendorong penggunaan barang produksi DN Urgensi perbaikan neraca perdagangan
➢Perbaikan Neraca
Perdagangan
➢Kemandirian Ekonomi
PerbaikanLayanan Pajak & Bea Cukai
Percepatan restitusi pajak PPh dapat dikreditkan
Equal playing field (PPh Badan DN>10%)
MANFAAT BAGI PELAKU USAHA
43
PENGENDALIAN IMPOR BARANG KONSUMSI
MELALUI PENYESUAIAN PPh
33
44
Rincian Penyesuaian Tarif PPh 22
•
210 item komoditas, tarif PPh 22 naik dari 7,5% menjadi 10%.
Termasuk dalam kategori ini adalah barang mewah
Contoh mobil CBU dan motor besar.
•
218 item komoditas, tarif PPh 22 naik dari 2,5% menjadi 10%.
Seluruh barang konsumsi yang sebagian besar telah dapat diproduksi di dalam negeri
Contoh barang elektronik (dispenser air, pendingin ruangan, lampu), keperluan sehari hari seperti sabun,
shampoo, dan kosmetik, serta peralatan masak/dapur.
•
719 item komoditas, tarif PPh 22 naik dari 2,5% menjadi 7,5%.
Seluruh barang yang digunakan dalam proses konsumsi dan keperluan lainnya.
Contohnya bahan bangunan seperti keramik, peralatan elektronik audio-visual seperti kabel, box speaker,
produk tekstil seperti overcoat, polo shirt, swim wear.
•
Nilai impor keseluruhan total 1147 item komoditas
•
2017 sebesar +USD6,6 miliar
•
2018 sebesar +USD5,0 miliar (sd. Agustus) – Tanpa penyesuaian tarif, nilai impor setahun akan
Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi UMKM
1%
0,5%
MANFAAT
•
Mendorong peran serta masyarakat dalam
kegiatan ekonomi formal
•
Lebih memberikan keadilan
•
Kemudahan dalam melaksanakan kewajiban
perpajakan
•
Memberi kesempatan berkontribusi bagi
negara
•
Pengetahuan tentang manfaat pajak
SUBJEK PAJAK
•
Orang Pribadi (jangka waktu 7 tahun)
•
Badan Usaha
•
PT, 3 tahun
•
CV, Firma, & Koperasi, 4 tahun
OBJEK PAJAK
•
Penghasilan dari usaha
•
Omzet setahun tidak melebihi Rp4,8 miliar
•
Omzet ditotal dari seluruh gerai baik pusat
atau cabang
TARIF
46