• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. RAGAM BAHASA INDONESIA.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "3. RAGAM BAHASA INDONESIA.pdf"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

RAGAM BAHASA INDONESIA

1. Sifat-Sifat Ragam Bahasa Ilmu

(2)

RAGAM

Golongan bukan cendekiawan

Ragam lisan

Ragam tulisan

Ragam ilmu

Ragam surat kabar

dsb.

Ragam resmi

(3)

Sifat Ragam Bahasa ilmu

1. Baku

2. Konotatif

3. Berkomunikasi dengan pikiran bukan perasaan

4. Kohesif

(4)

6. Mengutamakan kalimat pasif

7. Konsisten

8. Logis

9. Efektif

(5)

1. Baku

(6)

Contoh:

Dikarenakan kekurangan dana, modal, tenaga ahli, dan lain sebagainya, maka proyek pembangunan sarana telekomunikasi di Indonesia bagian timur kita terpaksa serahkan kepada pengusaha asing. (tidak baku)

Perbaikan:

(7)

2. Denotatif

Kata-kata dan istilah yang digunakan haruslah bermakna lugas, bukan konotatif dan tidak bermakna ganda.

Contoh:

Sampai saat ini masyarakat desa Bojongsoang belum memperoleh penerangan yang memadai. (tidak lugas)

Maksud kalimat di atas tidak jelas karena kata

(8)

Perbaikan:

Sampai saat ini masyarakat desa Bojongsoang belum memperoleh informasi yang memadai.

Atau:

(9)

3.Berkomunikasi dengan pikiran daripada perasaan

Ragam bahasa ilmu lebih bersifat tenang, jelas, tidak berlebih-lebihan atau hemat, dan tidak emosional.

Contoh:

Sebaiknya letak kampus tidak dekat dengan pasar, stasiun, terminal, atau tempat-tempat ramai

(10)

Perbaikan:

Sebaiknya letak kampus tidak berdekatan dengan tempat-tempat yang ramai supaya kegiatan belajar tidak terganggu. (efisien)

4. Kohesif

(11)

5. Koheren

Semua unsur pembentuk kalimat atau alinea mendukung satu makna atau ide pokok.

6. Mengutamakan Kalimat Pasif

Contoh:

Penulis melakukan penelitian ini di laboratorium.

Perbaikan:

(12)

7. Konsisten

Konsisten dalam segala hal, misalnya dalam

penggunaan istilah, singkatan, tanda-tanda, dan juga penggunaan kata ganti diri.

8. Logis

(13)

Contoh:

Alat itu basah kena bensin, tetapi sebentar lagi juga akan menguap. (tidak logis)

Perbaikan:

Alat itu basah kena bensin, tetapi sebentar lagi bensin itu akan menguap.

9. Efektif

(14)

10.Kuantitatif

Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti.

Contoh:

Untuk menanam pohon itu, diperlukan lubang yang cukup dalam.

Perbaikan:

(15)

Kesalahan Umum Berbahasa Indonesia

Dalam pemakaian bahasa Indonesia, termasuk bahasa Indonesia ragam ilmiah, sering dijumpai penyimpangan dari kaidah yang berlaku sehingga mempengaruhi kejelasan pesan yang disampaikan.

(16)

1. Hiperkorek

Hiperkorek adalah kesalahan berbahasa karena

“membetulkan” bentuk yang sudah benar sehingga menjadi salah.

Contoh:

utang (betul) menjadi hutang (hiperkorek)

insaf (betul) menjadi insyaf (hiperkorek)

pihak (betul) menjadi fihak (hiperkorek)

jadwal (betul) menjadi jadual (hiperkorek)

(17)

2. Pleonasme

Pleonasme adalah kesalahan berbahasa karena kelebihan dalam pemakaian kata yang sebenarnya tidak diperlukan.

Pleonasme ada tiga macam

a. Penggunaan dua kata yang bersinonim dalam satu kelompok kata

(18)

b. Bentuk jamak dinyatakan dua kali

ibu-ibu (benar)

para ibu (benar)

para ibu-ibu (pleonasme)

tolong-menolong (benar)

saling menolong (benar)

(19)

c. Penggunaan kata tugas (keterangan) yang tidak

diperlukan karena pernyataannya sudah cukup jelas

Contoh:

maju ke depan

kambuh kembali

3. Kontaminasi

Istilah kontaminasi dipungut dari bahasa Inggris

(20)

Yang dimaksud kacau ialah susunan unsur bahasa yang tidak tepat, seperti morfem dan kata.

Morfem-morfem yang salah disusun menimbulkan kata yang salah bentuk.

Kata yang salah disusun menimbulkan frase yang kacau atau kalimat yang kacau.

(21)

Contoh kontaminasi imbuhan:

(meng+kesamping+kan)→mengesampingkan (benar)

(men+samping+kan) →menyampingkan (benar)

mengenyampingkan

(22)

Contoh kontaminasi frase:

Kadang-kadang (benar) Ada kala(nya) (benar)

Kadang kala (kontaminasi)

Berulang-ulang (benar)

Berkali-kali (benar)

(23)

Contoh kontaminasi kalimat:

Rapat itu dihadiri oleh para pejabat setempat.(benar)

Dalam rapat itu, hadir para pejabat setempat.(benar)

Dalam rapat itu dihadiri oleh para pejabat setempat. (kontaminasi)

Anak-anak dilarang merokok.(benar)

(24)

4. Perombakan Bentuk Pasif

Perombakan bentuk pasif ada tiga:

a. Pemakaian awalan di- untuk bentuk pasif yang seharusnya tidak berawalan

di-Contoh:

Buku itu dibaca oleh saya.(tidak baku) Buku itu saya baca.(baku)

(25)

b. Penghilangan awalan di- untuk bentuk pasif yang seharusnya menggunakan awalan

di-Contoh:

Buku itu dibaca oleh mereka.(baku) Buku itu mereka baca.(tidak baku)

(26)

c. Penyisipan kata di antara dua kata dari sebuah frase terikat

Contoh:

Buku itu saya akan baca.(tidak baku) Buku itu akan saya baca.(baku)

(27)

5. Kesalahan berbahasa yang berhubungan dengan pemakaian/penghilangan kata tugas

Kesalahan pemakaian kata tugas dalam berbahasa Indonesia ada tiga macam:

a. Ketidaktepatan kata tugas yang digunakan

Contoh:

(28)

b. Pemakaian kata tugas yang tidak diperlukan Contoh:

Kepada mahasiswa yang terlambat tidak diizinkan mengikuti kuliah. (tidak baku)

Mahasiswa yang terlambat tidak diizinkan mengikuti kuliah. (baku)

c. Penghilangan kata tugas yang diperlukan Contoh:

Dia bekerja sesuai peraturan yang berlaku. (tidak baku)

(29)

6. Pengaruh bahasa daerah

Pengaruh bahasa daerah yang menimbulkan kesalahan dalam berbahasa Indonesia ada dua macam.

a. Pengaruh dalam pembentukan kata, yaitu

pemakaian awalan ke- (yang seharusnya awalan

ter- ) dan penghilangan imbuhan.

(30)

Contoh penghilangan imbuhan:

Hasil penelitiannya beda dengan hasil penelitian saya.(tidak baku)

Hasil penelitiannya berbeda dengan hasil penelitian saya.(baku)

Pegawai itu dipindah ke luar kota.(tidak baku)

(31)

b. Pengaruh dalam susunan kalimat, penggunaan akhiran –nya

Contoh:

Rumahnya Pak Ahmad sangat besar.(tidak baku) Rumah Pak Ahmad sangat besar.(baku)

7.Pengaruh bahasa asing

Pengaruh bahasa asing yang menimbulkan kesalahan dalam berbahasa Indonesia ialah pemakaian kata

(32)

Contoh:

Baju yang mana baru saya beli, telah sobek. (tidak baku)

Baju yang baru saya beli, telah sobek. (baku)

Bandung dimana saya dilahirkan sekarang sangat panas. (tidak baku)

(33)

Orang kepada siapa ia berlindung, kemarin meninggal dunia.(tidak baku)

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Layana konseling kelompok dengan teknik restrukturisasi kognitif dalam mengurangi tingkat

Tumis bawang putih sampai harum, lalu masukan kuning telur asin yang sudah dihancurkan, aduk sampai.. berbusa, lalu masukan cabe rawit dan daun bawang, aduk

Organisasi-organisasi ini juga harus menginformasikan kepada Pihak Pengumpul (Depositary Government) mengenai segala perubahan yang relevan pada tingkat kewenangan

Alasan yang paling sering menjadi penyebab pasien dengan sindrom ini datang ke dokter ialah adanya gangguan pada siklus menstruasi dan infertilitas, masalah obesitas dan

Abu ahmadi (2005 h, 52) menjelaskan bahwa metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau

Dasar pertimbangan peneliti memilih SDN 1 Prigi Kebumen sebagai lokasi penelitian dikarenakan (1) pembelajaran IPS yang di sekolah tersebut masih bersifat

Semoga buku ini memberi manfaat yang besar bagi para mahasiswa, sejarawan dan pemerhati yang sedang mendalami sejarah bangsa Cina, terutama periode Klasik.. Konsep

Kata kunci: metode inkuiri, metode inkuiri terbimbing, prestasi belajar, kemampuan berpikir kritis, kemampuan berpikir kritis kategori kognitif, mata pelajaran