• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR - Tawangmangu Resort dengan Pendekatan Ekologi Arsitektur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS AKHIR - Tawangmangu Resort dengan Pendekatan Ekologi Arsitektur"

Copied!
163
0
0

Teks penuh

(1)

TAWANGMANGU RESORT

dengan Pendekatan

EKOLOGI ARSITEKTUR

T U G A S A K H I R

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU ( S1 )

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR PADA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA

DISUSUN OLEH :

FESTIA WIDIASTITI

I0207110

Pembimbing : Ir. Widharyatmo,M.Si Sri Yuliani,ST,M.APP.Sc.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN ...i

MOTTO DAN PERSEMBAHAN...ii

KATA PENGANTAR ...iii

UCAPAN TERIMAKASIH ...iv

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR GAMBAR ...x

DAFTAR TABEL...xiv

DAFTAR SKEMA...xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Perumusan Judul...1

1. Judul ...1

2. Pengertian a) Resort ...1

b) Pendekatan ...1

c) Eko – arsitektur ...1

d) Tawangmangu...2

B. Latar Belakang ...2

C. Permasalahan dan Persoalan 1. Permasalahan ...5

(3)

D. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan ...5

2. Sasaran ...5

E. Metode Pembahasan 1. Metode pengumpulan data...6

2. Analisa Data...7

3. Sintesa...8

F. Sistematika Pembahasan ...8

G. Alur Pikir ...9

BAB II TINJAUAN UMUM RESORT, EKOLOGI ARSITEKTUR dan PRESEDEN OBYEK A. Resort ...12

1. Pengertian Resort ...12

2. Karakteristik Resort ...12

3. Spesifikasi Resort ...18

4. Pelaku Kegiatan di Resort...22

5. Aktifitas yang diwadahi dalam resort ...25

B. Tinjauan Eko – Arsitektur 1. Pengertian Eko- Arsitektur ...26

2. Kriteria Eko – Arsitektur ...26

3. Patokan Hunian yang Sehat dan Ekologis ...30

4. Sistem Penerapan Tema pada Bangunan...35

5. Tinjauan Mengenai Pegelolaan Tapak Berkontur ...36

(4)

C. Preseden

1. Sukantara Resort...44

2. Kalyana resort...45

3. Novotel Bogor Golf Resort and Convention Center ...46

BAB III TINJAUAN TAWANGMANGU dan RESORT YANG DIRENCANAKAN A. Tinjauan Fisik Karanganyar ...47

B. Karakteristik Karanganyar ...48

1. Kondisi Klimatologis ...48

2. Topografi dan Geologi ...49

3. Potensi Ekonomi ...51

4. Potensi pariwisata ...51

C. Tinjauan Tawangmangu...54

D. Karakteristik dan Kondisi Tawangmangu ...55

1. Topografi dan Geologi...55

2. Klimatologi ...56

3. Hidologi ...57

4. Potensi Biotis ...59

5. Bentuk dan Bahan Bangunan di Tawangmagu ...59

6. Aksesibilitas...61

7. Potensi dan Pengembangan Pariwisata di Tawangmangu ...61

8. Peraturan Pemerintah ...67

9. Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat...73

E. Tawangmangu Resort Yang Direncanakan ...74

(5)

BAB IV STRATEGI PERENCANAAN dan PERANCANGAN

A. Analisis Perencanaan dan Perancangan ...80

1. Analisis Kegiatan ...80

2. Analisis Kebutuhan Ruang ...86

3. Analisis Besaran Ruang ...90

4. Konfigurasi Peruangan...101

5. Analisa Pola Hubungan Ruang Resort...105

6. Analisa Pemilihan Lokasi dan Site ...109

7. Analisa Pengolahan Tapak...112

8. Analisa Struktur dan Utilitas...135

9. Analisa Pendekatan Ekologi Pada Site ...145

B. Konsep Perencanaan dan Perancangan Resort di Tawangmangu Dengan Penekanan Eko – Arsitektur...148

1. Konsep Peruangan ...148

2. Konsep Lokasi dan Site ...152

3. Konsep Pengolahan Tapak...153

4. Konsep Struktur dan Utilitas...166

5. Konsep Pendekatan Ungkapan Fisik Bangunan ...172

6. Konsep Pendekatan Ekologi Pada Site ...174

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Perumusan Judul 1. Judul

Tawangmangu Resort dengan Pedekatan Ekologi Arsitektur

2. Pengertian

a) Resort : Resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan yang berhubungan dengan kegiata olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta keperluan usaha lainnya.

b) Pendekatan : proses perbuatan, cara mendekati, atau usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, atau metode-metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian.

(7)

d) Tawangmangu : Wilayah yang masuk dalan DATI II Karanganyar (kota dikaki gunung lawu) serta sebagai lokasi resort yang akan dirancang.

Tawangmangu Resort dengan Pendekatan Ekologi Arsitektur adalah Tempat bersinggah atau menginap untuk para turis lokal maupun mancanegara yang letaknya berada di daerah Tawangmangu dengan bentuk masa bangunan yang sesuai dengan potensi alam daerah Tawangmangu.

B. Latar Belakang

Keindahan alam indonesia sangatlah tidak ternilai dan memiliki nilai investasi yang sangat menguntungkan negara jika dikelola dengan baik dan benar. Banyaknya tempat yang menarik dan indah diIndonesia menarik minat turis mancanegara maupun turis domestik untuk berkunjung dalam waktu yang lama dan menikmati alam yang indah terutama pulau jawa yang memiliki potensi menarik wisatawan cukup banyak. Kehidupan masyarakat kota Solo yang penuh dengan berbagai macam aktivitas dan daerah yang padat akan penduduknya serta minimnya sebuah tempat wisata yang dapat menghilangkan rasa kejenuhan dan stress menghadapi rutinitas setiap hari .

Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah. Bila dilihat dari garis bujur dan garis lintang, maka Kabupaten Karanganyar

terletak antara 110°40’ – 110°70’ BT dan 7°28’ – 7°46’ LS. Ketinggian

rata-rata 511 meter di atas permukaan laut serta beriklim tropis dengan temperatur

Suhu pada malam hari berkisar antara 8-12 ºC dan pada siang hari berkisar 15- 30 ºC.Berdasarkan data ,banyaknya hari hujan selama tahun 2006 adalah 78 hari dengan rata-rata curah hujan 1.817 mm, dimana curah hujan tertinggi

(8)

0

Gbr 1. Grafik pertumbuhan wisatawan Tawangmangu

Sumber: statistic kepariwisataan

karanganyar memiliki potensi ekonomi yang dominan seperti industri pengolahan , pertanian dan perdagangan. Pertumbuhan sektor ekonomi yang dapat dilihat dari nilai PDRB tahun 2004-2006 selalu mengalami peningkatan (pertumbuhan ekonomi yang positif). Potensi pariwisata yang terdapat dan mampu mendukung kondisi perekonomian di kabupaten Karanganyar yaitu berasal dari objek – objek wisata yang memiliki daya tarik terhadap pengunjung yang cukup tinggi sehingga sektor ini juga mampu memberikan kontribusi terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kabupaten Karanganyar. Objek wisata yang ada seperti wisata alam hutan wisata grojogan sewu, wana wisata gunung bromo, bumi perkemahan sekipan, pemandian air hangat cumpleng serta wisata budaya candi sukuh, situs pelanggatan dan menggung, makam raja – raja mangadeg dan girilayu.

(9)

Kota Tawangmangu sebagai pusat Sub Wilayah Pengembangan (SWP) IV di kabupaten Karanganyar berdasarkan peraturan Daerah Karangayar nomor 10 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karanganyar memiliki peran strategis dalam konstelasi regional. Sesuai dengan rencana pengembangan sistem perkotaan Kabupaten Karanganyar, Sub Wilayah Pengembangan (SWP) IV mempunyai potensi pengembangan pada sektor pariwisata, perhubungan, perkebunan, pertanian holtikultura dan perdagangan. Kawasan kota ini dilengkapi dengan sarana prasarana perkotaan yang berada di sepanjang jalan utama kawasan sebagai bentuk pelayanan bagi daerah sekitarnya, seperti pasar, terminal, bank, dan sebagainya. Keberadaan sarana prasarana tersebut relatif berdekatan sehingga memudahkan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan publik.

(10)

C. Permasalahan dan Persoalan 1. Permasalahan

Menciptakan sebuah peginapan dikawasan berkontur untuk menciptakan kenyamanan dan rasa ingin singgah dalam waktu lama dengan memanfaatkan potensi alam Tawangmangu khususnya Kalisoro

2. Persoalan

a) Menentukan site yang nyaman bagi wisatawan.

b) Menampilkan bentuk penginapan dalam pendekatan ekologi arsitektur yang menarik wisatawan dengan berbagai fasilitas dan keindahan potensi alam berbukit yang di sajikan dalam resort.

c) Perencanaan desain kawasan dengan meminimalkan cut dan fill.

d) Merencanakan struktur pada bangunan resort yang tepat untuk wilayah berkontur.

e) Menentukan konservasi air dan tanah pada site yang sesuai dengan ekologi arsitektur.

f) Penentuan konsep tata massa yang dapat mendukung kegiatan didalam kawasan resort.

D. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan

Tujuan dibuatnya Tawangmangu Resort yaitu untuk mewadahi kegiatan menginap dan relaksasi wisatawan yang hendak singgah menikmati potensi alam Tawangmangu

2. Sasaran

(11)

pertimbangan kondisi serta potensi alam yang tersedia untuk kemudian di jadikan sebagai pedoman secara fisiknya.

E. Metode Pembahasan

Metode pembahasan yang digunakan untuk memperoleh data- data yang akurat pada judul Tawangmangu Resort dengan Pendekatan Ekologi Arsitektur yaitu

1 Metode pengumpulan data a) Wawancara

Merupakan data yang dibutuhkan untuk mengetahui tentang: 1) Pendapat masyarakat/ pasar mengenai resort yang diminati. 2) Lokasi terpilih yaitu Tawangmangu.

b) Literatur

Pada studi literatur ini, penulis mencoba mancari data melalui buku-buku referensi dan situs – situss internet yang terkait dengan judul yang diajukan.

1) Mengenai resort.

2) Mengenai Ekologi Arsitektur.

3) Mengenai lokasi (data fisik, kebudayaan setempat, dan penduduk)

4) Study komparasi

Selanjutnya dilakukan studi komparasi dari objek bangunan yang telah ada untuk lebih mendukung objek pembahasan. Hal ini digunakan sebagai pembanding dari kasus yang diambil dalam judul, yaitu

Kalyana Resort

(12)

c) Survey lapangan

Metoda survey bertujuan untuk mengetahui kondisi lapangan yang berkaitan dengan pengamatan:

1. Fasilitas resort

2. Lokasi terpilih (Tawangmangu) dengan keunggulan potensi tapak dan kepariwisataannya.

2. Analisa Data

Dalam proses perencanaan dan perancangan resort ini, pada tahapan analisa akan dilakukan pengolahan data – data yang telah terkumpul dan dikelompokkan berdasarkan pemrograman fungsional, performasi dan arsitektural.

a) Analisa fungsional bertujuan untuk mengidentifikasi penggunan resort di Tawangmangu, termasuk kegiatan:

1) Pengguna : pengelola, pengunjung

2) Aktivitas : menginap, spa treatment, rekreasi dan relaksasi

b) Analisa performasi membahas tentang persyaratan atau kriteria program ruang dalam resort di Tawangmangu.

c) Analisa arsitektural merupakan tahap penggabungan dari hasil identifikasi kedua analisa sebelumnya(fungsional dan ruang, tampilan, pengolahan tapak, utilitas dan struktur bangunan yang menyatukan antara tuntutan kebutuhan pengguna dengan persyaratan yang ada.

3. Sintesa

(13)

integrasi dikembangkan menjadi konsep rancangan yang siap ditransformasikan kedalam ungkapan bentuk fisik yang dikehendaki. Konsep perancangan didapat dari proses analisa dan sintesa arsitektural akan dihasilkan beberapa konsep yaitu pengolahan tapak, konsep tata massa, konsep peruangan, konsep tampilan bangunan, konsep utilitas dan struktur bangunan Tawangmangu Resort dengan Pendekatan Ekologi Arsitektur.

F. Sistematika Pembahasan

Tahap I mengungkapkan penjelasan judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan, batasan dan lingkup pembahasan, metode pembahasan, dan sistematika pembahasan.

Tahap II mengemukakan tinjauan mengenai Resort dan Ekologi Arsitektur secara umum dan studi kasus.

Tahap III mengemukakan tinjauan lokasi sebagai gambaran tentang kondisi dan potensi yang dapat mendukung terhadap perencanaan dan perancangan kawasan Resort serta mengemukakan resort yang direncanakan.

(14)

G. Alur Pikir

Persoalan

-Menentukan site yang nyaman bagi wisatawan.

Perencanaan desain kawasan dengan

meminimalkan cut dan fill.

-Penentuan konsep tata massa yang dapat

mendukung kegiatan didalam kawasan resort.

Latar Belakang

1. Tingkat wisatawan yang berkunjung pada obyek-obyek wisata ditawangmangu

2. Belum terdapat tempat penginapan dan fasilitas yang layak di Tawangmangu mengingat daerah tersebut dikenal dikalangan internasional 3. . Perlu adanya Resort untuk menunjang sektor

pariwisata di kawasan Tawangmangu. 4. Meningkatnya wisatawan yang berkunjung.

Tawangmangu Resort dengan Pendekatan Ekologi

Arsitektur

Permasalahan

Menciptakan sebuah peginapan dikawasan berkontur untuk menciptakan kenyamanan dan rasa ingin singgah dalam waktu lama dengan memanfaatkan potensi alam Tawangmangu khususnya Kalisoro

Tinjauan

Resort :

-27 kamar standart -Dekorasi budaya Indonesia -Minimal 2 kamar suite dengan luas 44m2.

Ekologi arsitektur:

-Menghemat sumber energi alam yang tidak dapat diperbaharui dan menghemat energy. -Memelihara sumber lingkungan (udara, tanah, air)

Tawangmangu

- Suhu malam hari 8-12 ºC dan suhu siang hari 15-30ºC.

-Banyaknya obyek wisata di Tawangmangu

-Peraturan pemerintah

-RUTRK – IKK

(15)
(16)

BAB II

TINJAUAN UMUM RESORT, EKOLOGI ARSITEKTUR dan

PRESEDEN OBYEK

A. Resort

1. Pengertian Resort

Resort adalah adalah tempat bersinggah atau menginap untuk para turis lokal maupun mancanegara yang letaknya berada dipinggiran pantai atau pegunungan dengan berbagai macam fasilitas dan permainan

2. Karakteristik Resort

Resort memiliki konsep selaras dengan alam, didesain menyatu dengan alam. Alam menjadi sumber pengobatan, sumber inspirasi, dan sumber motivasi. Sebuah resort direncanakan dengan mempertimbangkan faktor alam dan kultural setempat, potensi lansekap, iklim, serta budaya menjadi satu tantangan untuk mewujudkan suatu resort yang memiliki citra sendiri.

Ada 4 (empat) karakteristik hotel resort sehingga dapat dibedakan menurut jenis hotel lainnya, yaitu:

Lokasi Fasilitas Arsitektur dan Suasana asitektur dan suasana yang khusus

(17)

pemandangan panorama yang indah.

Tidak dirusak oleh lalu lintas dan kebisingan

Memiliki dua failitas yaitu indoor dan dengan atraksi utama dan tuntutan utama pasar dan akan berpengaruh pada harganya.

Fasilitas pokok adalah ruang tidur sebagai area privasi

Suasana ruang dan peruangan cenderung informal.

Fasilitas

(18)

lapangan tennis dan penataan landscape.

a) Segmen Pasar Sasaran yang ingin dijangkau adalah wisatawan / pengunjung yang ingin berlibur, bersenang-senang, menikmati pemandangan alam, pantai, gunung dan tempat-tempat lainnya yang memiliki panorama yang indah.

Kategori pengunjung tersebut dibagi atas :

1) Wisatawan (tourist) adalah pengunjung sementara yang tinggal paling sedikit 24 jam (bermalam) di tempat yang dikunjungi. Wisatawan dibagi menjadi wisatawan domestik dan wisatawan asing, dengan jenis-jenisnya meliputi :

Wisatawan Modern Idealis

Tujuan utama wisatawan ini adalah menambah wawasan dan memperkaya pengalaman. Mereka sangat menaruh minat-minat terhadap budaya multinasional baik dari segi arsitektur, menu, interior dan pelayanan. Mereka lebih menyukai eksplorasi potensi alam secara individual.

Wisatawan Modern Materialis

(19)

hiburan seksual. Mereka menyukai kegiatan wisata secara berkelompok.

Wisatawan Tradisional Idealis

Secara teoritis gotongan ini mempunyai standar perilaku yang sangat menaruh minat terhadap kehidupan sosial budaya yang bersifat tradisional. Di samping itu, mereka sangat menghargai sentuhan alam yang tidak terlalu tercemar oleh arus modern.

Wisatawan Tradisional Materialistik

Wisatawan ini mempunyai ciri-ciri yang berperilaku berpola sangat standar dan mempunyai kecenderungan yang berpandangan konservatif. Keterjangkauan atraksi, pemurahan dan keamanan merupakan pertimbangan yang sangat penting.

2) Excursionist adalah pengunjung sementara yang tinggal kurang dari 24 jam dengan maksud untuk berkunjung dan tidak untuk bermalam. Yang termasuk excursionist adalah cruiser passenger (penumpang kapal atau pesawat terbang yang singgah).

b) Fasilitas

(20)

dan sebagainya. Fasilitas rekreasi outdoor meliputi lapangan tenis, kolam renang, area resort dan landscape.

Secara umum fasilitas yang disediakan pada resort terdiri dari dua kategori utama yaitu :

1) Fasilitas Umum dengan semua tipe resort, dimanapun lokasinya, menyediakan kebutuhan umum seperti akomodasi, pelayanan, hiburan dan relaksasi.

2) Fasilitas yang disediakan pada lokasi khusus, dengan memanfaatkan kekayaan alam yang ada pada tapak dan sekitarnya untuk kegiatan rekreasi yang lebih spesifik, yang menggambarkan kealamian resort. Misalnya kondisi spesifik di pegunungan yaitu hutan dimanfaatkan sebagai kegiatan hiking, mendaki gunung, camping dan menunggang kuda. Untuk kondisi fisik di padang pasir dan bukit pasir dimanfaatkan untuk berjalan-jalan dengan mengendarai unta, kota religius dan pasar tradisional yang dimanfaatkan untuk kegiatan belanja dan menonton suatu pertunjukan. Sedangkan kondisi fisik di tepi laut yaitu pasir pantai dan sinar matahari dimanfaatkan untuk berjemur, bermain pasir, mencari kerang, bermain volly pantai, bermain air atau sekedar berjalan-jalan menyusuri pantai dan lautnya yang luas dimanfaatkan untuk kegiatan berenang, selancar air, menyelam dan memancing.

c) Arsitektur dan Suasana

(21)

dekorasi interior yang bersifat etnik dan ruang luar dengan sentuhan etnik. Suasana ruang dan peruangan cenderung informal.

Beberapa karakteristik resort yaitu

No Ruangan Karakteristik

1. Kamar Tidur Dekorasi budaya Indonesia. - Minimal 27 kamar standart - Minimal 2 kamar suite - Kamar mandi didalamnya.

2 Restoran -Jumlah tempat duduk sebanding dengan luas restoran dengan ketentuan 1,5 m²/ tempat duduk.

- Memiliki fasilitas toilet umum, telepon umum, lounge,

- Persyaratan untuk lobby - Luas minimal 30 m² 3. Toilet Umum -untuk pria minimal 3

-untuk wanita minimal 2

4. Parkiran kapasitas 1 mobil setiap 5 kamar tidur. 5. Service - ruang laundry minimal 40m²

- ruang dry cleaning minimal 20 m²

6. Dapur - 60% dari seluruh luas lantai ruang makan.

(22)

Selain itu juga tedapat Drug store, ruang manager, kantor administrasi dan ruang pengelolaan makanan dan minuman.

3. Spesifikasi Resort

Resort memiliki beberapa spesifikasi untuk menentukan jenis resort yang akan dibangun. Beberapa spesifikasi resort diantaranya yaitu:

Lokasi

Beach resort

-mengutamakan potensi alam pantai dan laut sebagai daya tarik.

- Pandangan yang lepas ke arah laut, keindahan pantai.

- fasilitas olah raga air menjadi pertimbangan utama.

Village resort

- menekankan pada lokasi yang mempunyai keunikan dan tema-tema etnik lokal sebagai daya tarik

- Menyelami kebudayaan masyarakat sekitar, bergabung dengan berbagai kegiatan masyarakat.

(23)

dalam kehidupan masyarakat pedesaan

Marina resort

-Memiliki karakteristik seperti beach resort.

- mengutamakan minat wisatawan terhadap olahraga

dan kegiatan yang

berhubungan dengan air.

Mountain Resort

-berada didaerah pegunungan

-memiliki pemandangan unik dan indah.

-fasilitas yang diberikan

berhubungan dengan

lingkungan alam.

Sight-Seeing Resort

Dekat dengan pusat perbelanjaan, kawasan bersejarah, tempat-tempat hiburan dan lain- lain.

Spas and Health Resort

- Memiliki fasilitas khusus kebugaran seperti spa, health centre dan fitness club.

(24)

- Resort ini muncul karena kebutuhan akan kesehatan bagi masyarakat perkotaan yang jenuh akibat tekanan kerja

Berdasarkan Sifat dan

Perilaku Wisatawan

Bebas

Manusia akan bergerak bebas menurut kemauannya karena terlihat suatu obyek. Perasaan tertekan juga timbul dari keterbatasan pandang sehingga manusia cenderung mencari tempat yang kemungkinan pandangannya tidak terhalang.

Santai atau Rileks

Merasa lelah setelah melakukan pengamatan berkeliling, akan mencari tempat beristirahat. Dalam berjalan tidak terburu-buru dan dilakukan sambil menikmati apa yang bisa dilihat maupun dirasa dengan jalur yang tidak lurus.

Dinamis dan Aktif

melakukan kegiatan fisik seperti bermain, berjalan dengan ringan atau pergerakan dengan jalur tidak menentu.

(25)

mungkin, tidak suka kepada keterbatasan, tertawa, menyanyi dan sebagainya. dengan melakukan sedikit gerak dengan melihat pemandangan luar melalui bidang bukaan, makan, minum, mandi dan duduk-duduk. -Kegiatan yang tidak melakukan gerak secara aktif, misalnya tidur dan istirahat secara fisik dan mental.

Kegiatan Pelengka

p

dilakukan untuk mengisi waktu luang yaitu kegiatan rekreasi termasuk olah raga, menikmati musik, dansa dan lain-lain.

Kegiatan Pelayanan / Karyawan Resort

a) Kegiatan Pokok:

melayani aktifitas utama dan pelengkap yang dilakukan wisatawan. b) Kegiatan Tambahan:

melayani fasilitas yang mendukung kegiatan pokok seperti laundry, parkir dan lain-lain.

c) Kegiatan Antar

(26)

oleh karyawan yang satu berhubungan dengan karyawan lainnya sehingga tercipta kelancaran yang mendukung kegiatan pelayanan.

4. Pelaku Kegiatan di Resort a) Staf karyawan

1) Jenis dan Macam Wisatawan

Berdasarkan sifat – sifatnya dapat dilakukan diklasifikasikan sebagai berikut. : perjalanan wisata, yang datang measuki suatu negara lain dan bukan merupakan merupakan negara diman ia tinggal.

Wisatawan Asing (domestic Foreign

Orang asing yang berdiam atau bertempat tinggal disuatu negara

(27)

Tourist ) karena tugas dan melakukan perjalanan wisata diwilayah negara dimana ia tinggal.

Wisatawan lokal (Domestic Tourist )

Seorang warga negaranya melakukan perjalanan wisata dalam wilayah negaranya sendiri tanpa melawati perbatasan negaranya. Indigenous Foreign

Tourist

Warga negara tertentu yang karena tugas atau jabatannya, berada diluar negeri, dan pulang kenegaranya sendiri. Jenis ini merupakan kebalikan dari Domestic Foreign Tourist.

Transit Tourist Wisatawan yang sedang melakukan perjalanan kesuatu negara tertentu yang terpaksa mampiratau singgah pada suatu pelabuhan, airport, station, bukan atas kemauannya sendiri.

Bussines Tourist Orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan bisnis bukan untuk wisata, tetapi ia melakukan perjalanan wisata setelah urusan bisnisnya selesai.

Berdasarkan tujuan dan lama singgah

(28)

Tourist Pengunjung sementara yang tinggal minimum 24 jam di daerah yang dikunjungi dengan tujuan mencari kesenangan, berlibur, rekreasi, berolahraga, ataupun juga untuk melakukan kegiatan keagamaan.

Exursionist Pengunjung yang tinggal kurang dari 24 jam di daerah yang dikunjunginya.

5. Aktifitas yang diwadahi dalam resort a) Aktifitas staf karyawan

1) Kegiatan Pokok

kegiatan yang melayani aktifitas utama dan pelengkap yang dilakukan wisatawan.

2) Kegiatan Tambahan,

kegiatan yang melayani fasilitas yang mendukung kegiatan pokok seperti laundry, parkir dan lain-lain.

3) Kegiatan Antar Karyawan

(29)

b) Aktifitas wisatawan a) Kegiatan wisatawan

1) Kegiatan Utama

Kegiatan tamu yaitu menginap atau beristirahat pada suatu ruang (ruang tidur). Sifat kegiatan ini terdiri dari dua golongan yaitu :

Kegiatan di dalam ruang tidur dengan melakukan sedikit gerak misal melihat pemandangan luar melalui bidang bukaan, makan, minum, mandi dan duduk-duduk.

Kegiatan yang tidak melakukan gerak secara aktif, misalnya tidur dan istirahat secara fisik dan mental.

2) Kegiatan pelengkap / penunjang

Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang yaitu kegiatan rekreasi termasuk olah raga, menikmati musik, dansa dan lain-lain.

Fasilitas yang disediakan untuk wisatawan seperti fasilitas rekreasi sangat dimanfaatkan oleh wisatawan. Permainan outbond, parahlayang,golf.

B. Tinjauan Eko - Arsitektur

1. Pengertian Eko- Arsitektur

(30)

2) Kriteria Eko – Arsitektur

Kriteria arah pembangunan ekologis menurut Heinz Frick ( 1999) seperti : a) menghemat energi

memanfaatkan sumber daya alam terbarui yang terdapat disekitar kawasan perencanaan untuk system bangunan, baik yang berkaitan dengan material bangunan maupun untuk utilitas bangunan ( sumber energy, penyediaan air )

b) kesehatan penghuni

bangunan yang sehat artinya yang tidak memberi dampak negatiif bagi kesehatan manusia dalam proses, pengoperasian/purna huni, maupun saat pembingkaran. Didalamnya juga termasuk lokasi yang sehat, bahan yang sehat, bentuk yang sehat, dan suasana yang sehat.

c) Psikospiritual

Bangunan yang nyaman bagi kondisi thermal, audial, maupun visual dalam cara-cara alamiah. Untuk itu bangunan harus tanggap terhadap masalah dan potensi iklim dan konteks lingkungan setempat sehingga menghasilkan sistem bangunan yang alamiah dan hemat energi.

d) Fungsi, pembentukan, dan kesenian

Bangunan yang dapat mengakomodasi fungsi dengan baik dengan memperhatikan kekhasan aktivitas manusia pemakainya serta potensi lingkungan sekitarnya dalam membentuk citra bangunan.

Selain itu, menurut Heinz Frick, pola perencanaan Eko-Arsitektur yang holistis selalu memanfaatkan peredaran alam sebagai berikut :

1) Penyesuaian terhadap lingkungan alam setempat

2) Menghemat sumber energi alam yang tidak dapat diperbaharui dan menghemat penghuni energi

(31)

4) Memelihara dan memperbaiki peredaran alam

5) Mengurangi ketergantungan kepada sistem pusat energi (listrik, air) dan limbah (air limbah dan sampah)

6) Penghuni ikut serta secara aktif dalam perencanaan pembangunan dan pemeliharaan perumahan

7) Tempat kerja dan pemukiman dekat.

8) Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhannya sehari-hari

9) Penggunaan teknologi sederhana.

10) Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan maupun yang digunakan pada saat pembangunan harus seminimal mungkin

11) Kulit (dinding pada atap) sebuah gedung harus sesuai dengan tugasnya harus melindungi dirinya dari sinar panas, angin dan hujan. Bangunan sebaiknya diarahkan berorientasi ke timur-barat dengan bagian utara-selatan menerima cahaya alami tanpa kesilauan

12) Dinding bangunan harus memberikan perlindungan terhadap panas, daya serap panas dan tebalnya dinding harus sesuai dengan kebutuhan iklim ruang dalamnya

13) Bangunan yang memperhatikan penyagaran udara secara alami bisa menghemat energy

14) Bangunan sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menggunakan penyegaran secara alami yang memanfaatkan angin sepoi-sepoi untuk membuat ruang menjadi sejuk

(32)

Alam sebagai pola perencanaan Eko – Arsitektur dapat disimpulkan dengan persyaratan sebagai berikut:

1) Penyesuaian pada lingkungan alam setempat

Dampak positif terhadap lingkungan yang dapat dicapai semakin besar, semakin banyak tuntutan ekologis pada tempat tertentu yang dapat diperoleh

2) Menghemat sumber energy alam yang tidak dapat diperbaharui dan mengirit penggunaan energy

Energy yang dapat diperbaharui berhubungan dengan teknologi baru kurang membebani lingkungan alam jika dibandingkan dengan sumber energy yang terbatas. Penggunaan energy surya, angin, arus air sungai, atau ombak laut dapat diintegrasikan dalam proyek Eco-Technology.

3) Memelihara sumber lingkungan (udara, tanah,air)

Setiap kegiatan manusia dapat dicegah agar tidak merusak sebagian dari lingkungannya dan mencemari udara (gas buangan, asap, kebisingan), tanah (jalan raya dan gedung mengganti lahan rumput), dan air (pencemaran udara mengakibatkan air hujan asap, perembesan air kotor mencemari sumber air minum).

4) Memelihara dan memperbaiki peredaran alam

(33)

Cara membangun yang menghemat energi dan bahan baku menurut Heinz Frick 1998. Dasar-dasar Eko Arsitektur yaitu:

1) Perhatian pada iklim setempat penggunaan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Pembangunan yang menghemat energi. Orientasi terhadap sinar matahari dan angin Penyesuain pada perubahan suhu siang-malam.

2) Subsitusi sumber energi yang tidak dapat diperbaharui Meminimalisasi penggunaan energi untuk alat pendingin. Menghemat sumber energi yang tidak dapat diperbaharui. Optimalisasi penggunaan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui dengan memajukan penggunaan energi alternatif penggunaan energi surya. 3) Penggunaan bahan bangunan yang dapat dibudidayakan dan yang

menghemat energy. Memilih bahan bahan bangunan menurut penggunaan energy, Menghemat sumber bahan mentah yang tidak dapat diperbaharui, Minimalisasi penggunaan sumber bahan yang tidak dapat diperbaharui. . Penggunaan kembali sisa-sisa bangunan (limbah) dengan optimalisasi bahan bangunan yang dapat dibudidayakan

4) Pembentukan peredaran yang utuh di antara penyediaan dan pembuangan bahan bangunan, energi, dan air Gas kotor, air limbah, sampah, dihindari sejauh mungkin. Menghemat sumberdaya alam (Udara, air, dan tanah)Perhatian pada bahan mentah dan sampah yang tercemar. Perhatian pada peredaran air bersih dan limbah air.

5) Penggunaan teknologi tepat guna yang manusiawi. Memanfaatkan/ menggunakan bahan bangunan bekas pakai. Menghemat hasil produk bahan bangunan.Mudah dirawat dan dipelihara . Produksi yang sesuai dengan pertukangan hipotesis

(34)

lingkungan menurut kebutuhannya, dan kehidupan bukan faktor penentu, melainkan sistim keseluruhan termasuk lingkungan dan kehidupan.

3) Patokan Hunian yang Sehat dan Ekologis

Patokan yang dapat digunakan dalam membangun hunian yang ekologis adalah sebagai berikut:

a) Menciptakan kawasan penghijauan diantara kawasan pembangunan sebagai paru-paru hijau

b) Memilih tapak bangunan yang sebebas mungkin dari gangguan/ radiasi geobiologis dan meminimalkan medan elektromagnetik buatan.

c) Mempertimbangkan rantai bahan dan menggunakan bahan bagunan alamiah.

d) Menggunakan ventilasi alam untuk menyejukkan udara dalam bengunan.

e) Menghindari kelembaban tanah naik kedalam konstruksi bangunan dan memajukan system bangunan kering

f) Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang yang mampu mengalirkan uap air.

g) Menjamin kesinambungan pada struktur sebagai hubungan anatara masa pakai bahan bangunan dan struktur bangunan,

h) Mempertimbangkan bentuk/proporsi ruang berdasarkan aturan harmonikal.

i) Menjamin bahwa bangunan yang direncanakan tidak menimbulkan masalah lingkungan dan membutuhkan energy sesedikit mungkin (mengutamakan energy terbarukan).

(35)

Tabel 5. Penilaian hunian yang sehat

Pengaruh kualitas/kriteria Indikator Pengaruhnya terhadap

Gerak udara Kemampuan

konstruksi untuk bernapas

Ukuran lubang penghawaan

< 0.35% luas lantai

Tinggi lubang penghawaan

<1.90 m diatas lantai

System penyegaran udara pertukaran udara

Kecepatan angin bergerak > 10 kali/jam

Suhu udara Banyaknya jendela mati

Orientasi jendela terhadap matahari

Konstruksi dinding Menanggulangi panas

(36)

Penghawaan ruang atap

Kebisingan

Menanggulangi bising dari luar

Kebisingan dari luar Konstruksi dan massa

CO2, NO2, partikel asap

(37)

gerak udara dibuka

Cahaya dan pemandangan

Cahaya alam Beberapa jam/hari dibutuhkan cahaya

buatan

Sinar matahari Pemandangan Orientasi jendela

Keamanan Kualitas air Air minum Beberapa

jam/hari

Listrik Semua titik listrik dibumikan (3 kawat)

Tangga Keamanan tangga Semua anak tangga sama tinggi dan lebar

Lantai Ambang pintu, bahu lantai

Dapat mudah diidentifikasi

Kelembapan Dinding Kelembapan tanah naik

(38)

Langit-langit Atap yang bocor kelabu

4) Sistem Penerapan Tema pada Bangunan

Terdapat beberapa fitur system ekologi yang dapat diterapkan kedalam bangunan, antara lain sebagai berikut:

Roof Garden

Roof Garden tau taman diatas atap merupakan bentuk nyata dari konsep sustainable dimana kita sedikitnya telah menyumbangkan apa yang telah kita pakai dari alam kedalam bangunan. Roof Garden

menjadi solusi peningkatan area hijau tanpa mengubah lahan. Roof garden dimanfaatkan seefektif mungkin sebagai penghijauan, perputaran udara, peminimalan emisi, penanggulangan air hujan yang berlebih tak terserap dan sebagai penghalang panas berlebih kepada bangunan.

(39)

5) Tinjauan Mengenai Pegelolaan Tapak Berkontur

a) Dinding Penahan Tanah

Tugas primer suatu struktur dinding penahan tanah adalah menampung dan menyalurkan tekanan yang diakibatkan oleh tanah. Pilihan jenis dan konstruksi dinding penahan tanah tergantung pada keadaan setempat (terutama berhubungan dengan tempat pekerjaan dan bahaya tanah longsor). Berhubungan dengan konstruksi struktur, dinding penahan tanah menurut prinsip dapat dibagi atas:

1) Dinding penahan tanah gaya berat tinggi.

Pada dinding penahan gaya berat tinggi, bobot dinding penahan tanah menyalurkan beban ke pondasinya. Konstruksi dinding penahan tanah gaya berat tinggi dapat dibuat dari batu kali atau beton, dapat pula dibuat dari beronjong (gabion) berupa keranjang panjang terbuat dari kawat kasa baja yang diisi batu – bata dengan elemen prakilang dari beton (elemen sendok beton) atau ban bekas mobil (yang dua- duanya dapat diisi dengan tanah dan tanaman).

(40)

2) Dinding penahan tanah siku dan konsol

Dinding penahan tanah siku dan konsol memiliki kelebihan yaitu pada penggunaan sebagian dari tekanan tanah sebagai bobot dinding. Pada konstruksi ini timbul momen lentur yang tinggi sehingga menuntut penggunaann konstruksi beton bertulang. Disamping menghemat bahan banguanan beton, dinding penahan siku memusatkan saluran beban tanah pada pertengahan dasar pondasi yang penting pada keadaan tanah yang kurang stabil. Kelemahan konstruksi dinding penahan tanah siku memerlukan penggalian tanah yang sangat besar.

g

6) Melestarikan Lingkungan

Pencegahan biologis terhadap erosi lerengan memanfaatkan bahan bangunan setempat seperti tanah, batu alam, air, kayu yang dilengkapi menurut kebutuhan dengan alat bantu teknis (kawat, baja beton, geotekstil, dan sebagainya).

a) Pecegahan erosi lerengan sederhana

Sistem tradisional, semacam pagar anyaman tangkai, dikembangkan menjadi sisipan cangkok perdu, berkas tangkai,

(41)

dikembangkan menjadi sisipan cangkok perdu, berkas tangkai, dan cangkok terikat (fascine). unsur utama pada pencegahan biologis terhadap erosi lerengan adalah tumbuhan alam yang mempunyai daya tahan mekanis dari akarnya dan daya egenerasi yang sangat tinggi.

b) Pencegahan erosi dengan menggunakan bahan tambahan

Pencegahan erosi dengan menggunakan bahan tambahan dapat dilakukan dengan pagar palisade (pengembangan pagar anyaman tangkai ), dengan bantalan hijau tunggal maupun berganda, atau degan beronjong (gabion) yang ditanami.

Kemungkinan lain untuk mencegah erosi adalah penggunaan jaringan baja tulangan atau concete lawn black yang diletakkan pada lerengan dengan kemiringan ± 2:3. Jaringan baja tulangan dipaku

Gambar 4. Pecegahan erosi lerengan sederhana Sumber: Heinz frick

(42)

dengan kaitan baja tulangan ke dalam lerengan, sedangkan concete lawn black dipaku dengan cangkok yang mudah bertunas dan berakar. Kemudian jaringan baja tulangan maupun concete lawn black diisi dengan tanah subur sehingga perdu akan bertumbuh dengan baik dan mengikat lerengan dengan akarnya.

Perencanaan Jalan

Perencanaan dan penentuan jalan pada lereng gunung jangan didimensikan menurut kebutuhan pada masa pembangunan (supaya truk besar dapat naik) melainkan sesuai kebutuhan penghuni. Hal ini berarti bahwa pada umumnya jalan tidak perlu lebih lebar daripada 3,00-3,50 m dengan kekuatan 3,5 ton.

a) Penentuan sumbu jalan

Seleksi awal garis sumbu dugaan jalan dilaksanakan sebelum pekerjaan konstruksi dimulai agar mendapatkan alur yang baik. Garis sumbu dugaan jalan terbaik adalah garis yang mengikuti garis kontur atau yang naik turun secara merata.

Penentuan garis sumbu dugaan jalan yang horizontal ditetapkan berbentuk polygon, garis sumbu kemudian menentukan sumbu jalan sebagai suatu rangkaian antara bagian jalan yang lurus dan tikungan terkait. Pada tikungan (dibawah 100,0 m garis tengah) jalan harus diperlebar karena mengambil tikungan.

b) Konstruksi jalan dan selokan air hujan

(43)

S

Setiap jalan harus memiliki kemiringan melintang minimal 3% (jalan aspal)atau 5% (jalan berbatu) ke salah satu sisi atau dari sumbu jalan kea rah sisi kanan maupun sisi kiri. Lebar jalan dibatasi dengan bahu jalan yang menghindari kerusakan tepi jalan, dan dengan selokan air hujan (dan air limbah).

c) Pembentukan bangunan di lerengan

Dalam membangun didaerah lerengan perlu dijelaskan beberapa hal sebagai berikut:

1) Penyesuaian bangunan pada topografi tapak

Penyesuaian rumah pada topografi tapak merupakan tuntutan penting. Jangan meletakkan rumah yang sebenarnya direncanakan untuk tapak datar pada lereng gunung yang curam. Penyelesaian ini

Ga mbar 6. jalan aspal, berbatu dan jalanan Sumber: Heinz frick

(44)

akan menuntut system cut and fill dan hal itu merupakan pengrusakan alam dan mengakibatkan longsor di masa depan.

Sesuai kemiringan lereng gunung, dapat dimanfaatkan rumah split level atau sengkedan.

Gambar 8 : Perumahan yang mengikuti garis kontur Sumber : Heinz Frick

(45)

2) Pembangunan rumah pada kondisi kemiringan yang berbeda.

Ada beberapa jenis pembangunan rumah pada konsidi kemiringan yang berbeda, diantaranya yaitu:

Rumah split level di kelerengan < 10%

Rumah sengkedan di lerengan 10-20%

Ga mbar 10. Rumah split level di kelerengan < 10% Sumber: Heinz frick

(46)

Rumah sengkedan yang tersusun di lerengan >20%

(47)

C. Preseden

Beberapa reort yang digunakan sebagai referensi tawangmangu resort yaitu sebagai berikut:

1. Sukantara Resort

Merupakan salah satu resort terbaik dan memiliki air terjun sejak tahun 2007 yang berada di chang mai, Thailand. Resort tersebut menggunakan perpaduan gaya bali dengan gaya lanna yang dibangun dengan beberapa macam pondok dengan dikelilingi oleh aliran air, kicauan burung liar dari hutan dimana resort ini berada. Dengan berbagai macam fasilitas yang tersedia salah satunya seperti spa yang berada di pinggiran air terjun. Selain itu bahan material yang digunakan pada sukantara resort didominasi dengan kayu untuk eksteriornya dan interior yang dibuat dengan tangan oleh pengrajin dalam negeri.

(48)

2. Kalyana resort

Merupakan resort yang berada dikaliurang, Yogyakarta dan memiliki pemandangan panorama kea rah gunung merapi dan hutan tropis. Suasana damai dan selaras dengan alam yang ada diresort ini sangat memikat hati wisatawan untuk menginap atau besinggah dalam waktu yang lama.

(49)

3. Novotel Bogor Golf Resort and Convention Center

Berada di kota hujan , Bogor. Terletak diantara taman – taman yang indah dilengkapi dengan lapangan golf 18 lubang, 178 kamar, fasilitas konferensi dan perjamuan , dua restoran , bar, spa, kolam renang. Hotel ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan setelah melakukan kepenatan dihiruk pikuk kota jakarta.

(50)

BAB III

TINJAUAN TAWANGMANGU

dan

RESORT YANG DIRENCANAKAN

A. Tinjauan Fisik Karanganyar

Kabupaten karanganyar merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Karanganyar, sekitar 14 km sebelah timur Kota Surakarta. Wilayah Kabupaten Tawangmangu dilalui jalan negara yang menghubungkan kota Solo-Surabaya, meski jalur ini tidak melintasi ibukota kabupaten Karanganyar. Karanganyar sendiri berada sekitar 14 km sebelah timur kota Surakarta. Bagian barat kabupaten ini termasuk wilayah pengembangan Kota Surakarta, khususnya di Kecamatan Jaten.Ibukota Kabupaten Karanganyar berada di jalur wisata Tawangmangu-Sarangan-Magetan-Madiun. Angkutan umum dilayani oleh angkutan bus jurusan Solo-Karanganyar-Tawangmangu. Meski dilintasi jalur kereta api (Solo-Madiun-Surabaya), tidak ada kereta api penumpang yang singgah di wilayah kabupaten ini. Tawangmangu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kecamatan ini ternama karena merupakan daerah wisata yang sangat sejuk.

(51)

B. Karakteristik Karanganyar

Secara administrasi wilayah Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah bagian Timur dengan luas wilayah ± 77.387,6374 Ha. Wilayah ini berbatasan langsung dengan Povinsi Jawa Timur dengan Magetan. Letak geografis Kabupaten Karanganyar sebagai berikut:

- Sebelah Utara : Kab.Sragen - Sebelah Timur Prop.JawaTimur

- Sebelah Selatan : Kab.Wonogiri,Kab.Sukoharjo - Sebelah Barat : Kota Surakarta, Kab. Boyolali

1. Kondisi Klimatologis

Letak geografis menentukan kondisi klimatologis suatu tempat yang juga menjadi pertimbangan dalam perwujudan fisik bangunan. Kondisi klimatologis tersebut meliputi:

a) Letak geografis

Bila dilihat dari garis bujur dan garis lintang, maka

Kabupaten Karanganyar terletak antara 110°40’ – 110°70’ BT

dan 7°28’ – 7°46’ LS. Ketinggian rata-rata 511 meter di atas

permukaan laut serta beriklim tropis dengan temperatur

22°-31°.

b) Curah Hujan

(52)

dimana curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Januari dan terendah pada Bulan Juni s/d Oktober.

c) Angin

Pergerakan angin berubah secara periodic antara tenggara dan barat laut dengan kecepatan rata – rata pertahun sedang dan maksimal terjadi pada bulan September – januari.

2. Topografi dan Geologi

Ditinjau dari aspek topografi, karanganyar Karanganyar memiliki ketinggian rata – rata 511 meter diatas permukaan laut (mdpl). Wilayah ini dapat dibagi menjadi 4 klasifikasi berdasarkan ketinggian dari permukaan air laut , sebagai berikut.

a) Ketinggian 0-100 mdpl, meliputi kecamatan Jaten dan Kebakkramat seluas ± 8,01% dari total luas wilayah Kabupaten Karanganyar.

b) Ketinggian 101-500 mdpl, meliputi kecamatan Karanganyar, Tasikmadu, Mojogedang, Kerjo, Jumapolo, Colomadu, Matesih, Jumantono, Karangpandan dan Gondangrejo dengan luas mencapai ± 53,35% total luas wilayah .

(53)

d) Ketinggian di atas 1.000 mdpl, meliputi Kecamatan Tawangmangu dengan luas ± 9,05% dari total luas wilayah.

Kondisi geologi Kabupaten Karanganyar terdiri atas bantuan hasil gunung api kwarter muda. Klasifikasi jenis tanah di wilayah ini dapat di golongkan sebagai berikut:

a) Latosol coklat kemerahan, terdapat di Kecamatan Jatipuro, Jatiyoso, Jumapolo, dan Jumantono; Latosol coklat terdapat terdapat di Kecamatan Matesih, Mojogedang, Kerjo dan Jenawi.

b) Komplek Andosol coklat, andosol coklat kekuningan dan Latosol terdapat di Kecamatan Jatiyoso, Tawangmangu, Ngargoyoso dan Jenawi.

c) Mediteran coklat terdapat di kecamatan Matesih, Karanganyar, Tasikmadu, Kebakkramat dan Mojogedang; Mediteran coklat tua terdapat di kecamatan Karangpandan; dan Mediteran coklat kemerahan terdapat di kecamatan Gondangrejo, Kebakkramat dan Jenawi.

d) Aluvial kelabu terdapat di kecamatan Jaten dan Kebakkramat. e) Grumosol kelabu terdapat di kecamatan Jaten.

f) Asosiasi Grumosol kelabu tua dan Mediteran coklat kemerahan terdapat di kecamatan Gondangrejo dan Kebakkramat.

g) Regosol kelabu terapat di kecamatan Colomadu

(54)

3. Potensi Ekonomi

a) ekonomi dominan yang terdapat di kabupaten karanganyar adalah industri pengolahan, pertanian, dan perdagangan dengan ketersediaan bahan baku dan tenaga kerja yang cukup.

b) Kabupaten karanganyar memiliki nilai PDRB cukup tinggi dengan nilai prosentase konstribusi: sektor industri pengolahan (48%), pertanian (21%) dan perdagangan (11%)

c) Sektor ekonomi basis tersebut sangat memungkinkan untuk dikembangkan guna memberikan multiplier effect bagi sektor lainnya.

d) Pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari nilai P DRB tahun 2004-2006 selalu mengalami peningkatan yang positif.

4. Potensi pariwisata

Potensi pariwisata yang terdapat dan mampu mendukung kondisi ekonomi di kabupaten karanganyar adalah sebagai berikut:

a) Kabupaten karanganyar memiliki objek wisat yang memiliki daya tarik terhadap pengunjung yang cukup tinggi sehingga sektor ini juga mampu memberikan konstribusi terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah) kabupaten karanganyar.

b) Potensi objek wisata antara lain:

1) objek wisata alam: hutan wisata grojogan sewu, wana wisata gunung bromo, bumi perkemahan sekipan dan camping lawu resort, pemandian air hangat cumpleng dan pablengan.

(55)

3) objek wisata buatan: taman ria balekambang, waduk lalung dan delingan, agrowisata sodokoro.

Sturktur ruang dikaranganyar membentuk pola radial konsentris menyebar dengan pusat di kota karanganyar sebagai pusat pemerintahan dan sebagai pusat kegiatan lokal dalam lingkup nasional. Dalam perkembangannya struktur ruang yang ada di kabupaten karanganyar dipengaruhi oleh adanya PKN di kota surakarta yang berbatasan langsung dengan kabupaten karanganyar, kawasan regional Joglosemar, dan jalur transportasi utama lintas provinsi Surakarta-Palur-Sragen-Madiun dan Surakarta-Palur-Karanganyar-Tawangmangu-Magetan. Adanya pengaruh tersebut serta kondisi fisik wilayah yang bertopografi di bagian timur wilayah telah membentuk wilayah kabupaten karanganyar menjadi ter konsentrasi perkembangannya di bagian barat wilayah.

keterpusatan pelayanan dikota karanganyar dan adanya kecenderuangan perkembangan wilayah hanya terkonsentrasi di daerah barat maka terjadi disparitas wilayah antara bagian barat dengan bagian timur kabupaten karanganyar. Bagian timur yang memiliki topografi berbukit karena adanya lerennga gunung lawu pertumbuhannya cenderung lebih lambat di bandingkan dengan baagian barat yang berada dekat dengan kota surakarta dan jalur utama transportasi darat. Disparatis ini terjadi karena akses pelayanan berada terpusat dibagian barat dengan pertumbuhan kegiatan ekonomi yang lebih cepat sehingga pergerakan wilayah terpusat pada bagian wilayah ini.

(56)

dapat dikurangi dan pemerataan pembangunan dapat tercapai. Dengan mengembangkan pola multiple nuklei, maka kabupaten karanganyar diarahkan membentuk pusat – pusat pertumbuhan baru yang dapat dikembangkan sesuai dengan potensi industri , pertanian, dan pariwisata (sebagai komoditas andalan di kabupaten karanganyar).

Selain itu terdapat permasalahan dalam sektor kepariwisataan daerah Karanganyar seperti:

a) kurangnya promosi akan objek wisata yang teradapat di kabupaten Karanganyar.

b) Sarana dan prasarana yang masih terbatas sehingga kurang mampu mendukung peningkatan dan pengembangan objek pariwisata di Kabupaten Karanganyar.

c) Sistem pengelolaan potensi – potensi wisata alam yang kurag optimal , sehingga kurang mampu mendukung sektor pariwisata.

d) Bidang pariwisata belum dikemas secara menarik, seperti belum adanya paket wisata dalam pengembangan objek wisata di Kabupaten Karanganyar.

e) Pembagian kewenangan di sektor pariwisata antara pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten / kota belum diatur secara jelas dan tegas.

(57)

C. Tinjauan Tawangmangu

Tawangmangu dikenal sebagai obyek wisata pegunungan di lereng barat Gunung Lawu yang bisa ditempuh dengan kendaraan darat selama sekitar satu jam dari Kota Surakarta (Solo). Tempat ini sejak masa kolonial Belanda telah menjadi tempat berwisata. Obyek tujuan wisata utama adalah Air Terjun Grojogan Sewu (tinggi 81 m). Di tempat tetirah ini tersedia berbagai sarana pendukung wisata seperti kolam renang dan berbagai bentuk penginapan. Dari Tawangmangu dapat dimulai pendakian ke puncak Gunung Lawu (Pos Cemorokandang). Selain itu, dari sini terdapat jalan tembus yang menuju ke Telaga Sarangan diMagetan lewat Cemorosewu.

Tawangmangu, hanyalah sebuah kota kecil di lereng Gunung Lawu terletak di kawasan Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah berbatasan dengan Propinsi Jawa Timur. Tawangmangu berada pada areal pegunungan yang subur dikelilingi oleh hutan dan perbukitan. Namun demikian kota kecil ini telah terkenal hingga ke manca negara karena kawasan ini merupakan obyek pariwisata yang cocok untuk dijadikan pilihan saat berlibur maupun berdarma wisata.

(58)

sebagainya. Keberadaan sarana prasarana tersebut relatif berdekatan sehingga memudahkan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan publik.

D. Karakteristik dan Kondisi Tawangmangu

1. Topografi dan Geologi

Tawangmangu secara keseluruhan berada pada ketinggian ± 1.200 meter diatas permukaan laut dengan ketinggian tanah 1-4%. Kemiringan terbesar berada pada kawasan paling timur dengan kemiringan lebih dari 40 %. Kawasan ini memiliki kemiringan tanah yang tidak merata dan merupakan daerah lembah perbukitan. Suhu pada malam hari berkisar antara 8-12 ºC dan pada siang hari berkisar 15- 30 ºC.

(59)

2. Klimatologi

Kecamatan Tawangmangu mempunyai iklim bersifat tropis. Menurut data yang tertuang dalam Kabupaten Karanganyar dalam Angka 2005, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu sebesar 890 mm dan jumlah hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Maret yaitu selama 24 hari.

Curah hujan terendah terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar 21 mm. Sedangkan jumlah hari hujan terendah terjadi pada bulan mei yaitu sebanyak 1 hari hujan. Pada bulan Agustus tidak terjadi

(60)

hujan sehingga tidak memiliki angka curah hujan dan hari hujan.Cuaca wilayah ini sering berkabut sehingga kondisi Tawangmangu ini cocok sebagai tempat rekeasi dan peristirahatan. Secara rinci banyaknya curah hujan dan hari hujan diKecamatan Tawangmangu dapat dilihat pada tabel berikut: ( tabel 6. curah hujan)

3. Hidologi

Kecamatan Tawangmangu dibatasi oleh Kali Timur disebelah selatan. Selain itu wilayah Kecamatan Tawangmangu juga dialiri Kali Gembong, Kali Samin dan Kali Blumbang. Kebutuhan air yang digunakan sehari – hari berasal dari

(61)

sumber air gunung dan air PAM yang dikelola oleh perusahaan Pariwisata Tawangmangu (PPT). Pemenuhan kebutuhan air bersih selain dilayani oleh PDAM. Ada sebagian penduduk yang masih memanfaatkan air sumur dangkal. Hal ini ditunjang potensi berupa air tanah dengan kedalaman 0-5m, 10-15m dan 15-20m yang tersebar merata di seluruh wilayah.

(62)

4. Potensi Biotis 1) Flora

Tawangmangu yang mempunyai hutan seluas 5.511,5 ha (hutan negara) mempunyai berbagai jenis tumbuhan yang sebagian besar merupakan hutan pius, kayu-kayu hutan, pakis – pakisan, dan semak belukar. Disamping itu, Tawangmangu mempunyai potensi flora sebagai penghasil makanan sayuran dan tanaman bunga.

2) Fauna

Berbagai macam fauna terebar di hutan – hutan di Tawangmangu seperti berbagai macam hewan melata. Tetapi yang paling berpotensi untuk atraksi wisata adalah jenis burung dan kera.

5. Bentuk dan Bahan Bangunan di Tawangmangu 1) Bentuk bangunan

Bangunan pada umumnya berbentuk segiempat dengan arah hadap utara-selatan untuk orientasi bangunan. Pada depan bangunan terdapat selasar, ventilasi rata – rata kecil/sepit, atap memiliki kemiringan tertentu.

(63)

Arah hadap utara selatan dilihat dari sisi fisika bangunan arah ini baik untuk menerima cahaya untuk penerangan dalam bangunan adanya selasar juga menghindari masuknya cahaya matahari secara langsung, vetilasi yang sempit mencegah masuknya angin/aliran angin yang kencang sehingga dapat menurunkan suhu ruangan, kemiringan atap berguna untuk mengalirkan air hujan sehubungan lokasi berada pada daerah topis basah. Konsep kaki, badan, dan kepala digunakan pada bangunan tempat tinggal.

2) Bahan bangunan

Pada bangunan rumah penduduk setempat menggunakan bahan – bahan baku kayu, batu bata, batu, kaca, seng. Kayu batu bata maupun batu digunakan karena daerah tersebut merupakan daerah pegunungan yang mempunyai sumber bahan tersebut.

Kaca digunakan untuk jendela yang berguna untuk penerangan dalam ruangan. Pada bagian atap banyak digunakan dengan bahan seng dengan plafond berbahan kayu. Atap seng dengan plafond kayu dirasakan penduduk lebih hangat suhunya didalam ruangan dibandingkan dengan atap lainnya. Suhu dalam ruangan hangat karena panas yang diterima seng diteruskan kebahan dibawahnya yaitu plafond dengan bahan kayu.

(64)

lebih hangat dibandingkan dengan genteng tanah liat karena genteng memiliki celah antara satu dengan yang lainnya yang memungkinkan terjadinya aliran udara yang dapat menurunkan suhu.

6. Aksesibilitas

Kecamatan Tawangmangu dapat dicapai dari 2 jalur utama pencapaian yaitu:

1) Barat : melalui kota Surakarta – Karanganyar-Tawangmangu dengan jarak kurang lebih 42 km dari kota Surakarta.

2) Timur : Melalui Jawa Timur (Kabupaten Magetan) yaitu melalui Sarangan – Tawangmangu dengan jarak kurang lebih 13 km.

3) Pencapaian dari arah lain adalah Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Sragen

7. Potensi dan Pengembangan Pariwisata di Tawangmangu a) Tingkat wisatawan yang berkunjung pada obyek wisata

Tawangmangu memiliki berbagai macam obyek wisata yang kerap sekali dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Sebanyak wisatawan yang berkunjung di obyek-obyek wisata di kawasan wisata Tawangmangu tahun 2009, sebanyak 1.259.208 wisatawan dengan rincian 6340 Mancanegara dan sebanyak

(65)

memmilih hotel bintang diluar wilayah Tawangmangu. Melihat kondisi ini perlu adanya upaya peningkatan sarana akomodasi penginapan guna lebih memperbanyak jumlah wisatawan yang menginap, khususnya bagi pangsa pasar yang belum tergali yaitu kategori menengah keatas. Sedangkan, potensi wisata sumber air hangat, pemandangan alam, kondisi klimatologi, topografi di kawasan wisata Tawangmangu yang belum dimanfaatkan, dapat diupayakan pengembangannya sebagai fasilitas kesehatan, relaksasi dan kecantikan (spa) alami yang selanjutnya dapat dikembangkan menjadi wisata kesehatan.

b) Obyek Wisata Tawangmangu

Tawangmangu memiliki berbagai macam obyek wisata, berikut obyek wisata ditawangmangu:

(66)

1) Hutan wisata sekipan

Berlokasi di Kelurahan Kalisoro, objek wisata ini dikelola oeh perum perhutani Karanganyar. Kawasan objek ini merupakan hutan pinus dan fauna yang ada adalah kera, babi hutan, burung, dan lain – lain.. hutan wisata ini dimiliki dan dikelola oleh Perum dan dikembangkan dengan pengelolaan MCK, parkir dan pembenihan yang dilakukan di dalam Hutan Wisata. Adapun fasilitas yang disediakan adalah berupa tempat parkir, aula, mushola, MCK, arena bermain anak, kios – kios yang menjual souvenir,motel dan area camping. Hutan wisata ini banyak dikunjungi pada hari – hari libur dan pada awal- awal tahun ajaran baru yang biasa digunakan sebagai tempat Ospek.

Data pengunjung pertahun dan perbulan dapat dilihat dalam tabel dan grafik :

(67)

2)

2) Hutan wisata Pringgodani

Berlokasi dikelurahan Blumbung. Motivasi wisatawan datang untuk berziarah, pada lokasi ini terdapat Sendang Gedang Pancuran Tujuh. Lokasi obyek dilingkungan hutan lebat dengan berjenis-jenis pohon.

Gambar 21: wisata hutan sekipan Sumber: dokumen pribadi

(68)

3) Hutan W isata Grojogan Sewu

Merupakan obyek wisata primadona di Tawangmangu. Obyek wisata ini terletak pada jalur wisata Jawa Barat – Yogyakarta – Surakarta- Karanganyar- Tawangmangu-Jawa Timur. Sebagai kawasan obyek wisata alam hutan wisata ini memiliki luas 20 Ha, dengan ketinggian 950 mdpl, suhu pada malam hari berkisar antara 8-12 ºC dan pada siang hari berkisar antara 15-30ºC, jarak tempuh dari kecamatan 2,5 km dan dapat ditempuh dengan kendaraan beroda 6, 4 maupun 2. Kawasan ini memiliki topografi yang bergelombang dan curam dengan kemiringan lereng/ tebing 5º-8º. Gejala alam yang menonjol adalah air terjun yang samgat indah dengan ketinggian 81 m dan suasana hutan dengan berbagai jenis pohon.

Gambar 22: Pringgodani Sumber:

(69)

4) Taman Ria Balekambang

Berlokasi disebelah selatan Grojogan Sewu, berjarak 300m dengan luas area 2 Ha. Fasilitas yang disediakan adalah taman bermain anak – anak, kolam renang, lapangan tenis, sanggar lukis, rumah makan, gedung pertemuan dan lain- lain.

Gambar 23: Grojogan Sewu Sumber:

http://www.gooogle.co.id/imgre

(70)

5) Wisata alam sumber air hangat Cumpleng

Terletak didukuh cumpleng kelurahan Plumbon, Obyek wisata alam yang ada adalah sumber air hangat yang bermanfaat untuk kesegaran tubuh.

c) Keterkaitan Obyek Tawangmangu dan Sekitarnya

Tawangmangu yang terletak dilereng Gunung Lawu, memiliki potensi alam yang dapat dikatakan sebagai natural assetnya. Dalam pengembangannya sebagai daerah tujuan wisata, kondisi (Tourist Attraction ) dan daya tarik wisata tersebut merupakan modal wisata yang harus dikembangkan sehingga menarik kunjungan wisata.

Keberadaan obyek wisata menarik dan diminati oleh banyak wisatawan yang tingkat kunjungannya pada obyek wisata di Tawangmangu selalu meningkat,memberikan peluang yang baik dalam membuat lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar obyek wisata. Selain itu obyek wisata di Tawangmangu merupakan salah satu devisa terbanyak dalam kabupaten Karanganyar.

8. Peraturan Pemerintah

a) Kebijakan Tata Ruang Propinsi

Kebijakan Tata Ruang Wilayah dalam RTRWP Jawa Tengah mencakup arahan bagi kepentingan ekstern ke arah luar wilayah Propinsi Jawa Tengah dan arahan bagi kepentingan intern ke dalam wilayah Propinsi Jawa Tengah.

(71)

sumber daya daerah, melalui pengaturan pemanfaatan ruang bagi fungsi utama kawasan lindung dan budidaya, kawasan pemukiman , kehutanan , pertanian, pertambangan, perindustrian, pariwisata, dan perkotaan. Sistem prasarana wilayah yang meliputi prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, pengairan, dan prasarana pengelolaan lingkungan, kawasan prioritas, dan kebijaksanaan tata guna tanah, tata guna air, tata guna udara dan tata guna sumberdaya manusia dengan sumberdaya buatan.

(72)

b) Kebijakan Pariwisata Tawangmangu

Dalam perda nomor 7 Tahun 1981, Pemerintah Propinsi Jawa Tengah menetapkan penyerahan 6 (enam) urusan pariwisata kepada Kabupaten dalam rangka mewujudkan otonomi nyata bagi Kabupaten. Keenam urusan tersebut adalah usaha pengelolaan objek wisata, rumah makan, pariwisata, pramuwisata khusus, usaha rekreasi dan hiburan umum serta penginapan remaja serta promosi daerah.

Kenyataan tersebut dimaksudkan untuk lebih mendorong pembangunan di daerah – daerah secara mandiri sehingga akan menciptakan lapangan kerja baru, swadaya pendapatan murnii daerah dan meningkatkan peran serta dunia usaha berpartisipasi dalam mengembangkan potensi pariwisata yang ada di daerah.

Kabupaten Karanganyar merupakan daerah tujuan wisata (ODTW) Sub A bersama dengan Surakarta merupakan wilayah yang mempunyai potesi cukup baik dibidang pariwisata dengan asset alamiahnya yang paling dominan. Perkembangan pariwisata di Kabupaten Karanganyar dalam kurun waktu 2 tahun terakhir, melonjak sampai menduduki peringkat 2 pada DTW Merapi – Merbabu setelah Kota Semarang. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Sumber: kantor statistic kab. Karanganyar

(73)

Wisatawan yang berkunjung ke kawasan Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah. Dengan penambahan atau perbaikan obyek wisata akan dapat meningkatkan pendapatan. Berikut tabel yang menunjukkan peningkatan pendapatan asli daerah Kabupaten Karanganyar.

Sesuai dengan rumusan identitas Kabupaten Karanganyar yaitu sebagai wilayah industri, pertanian dan pariwisata (INTANPARI) maka upaya percepatan laju pembangunan pariwisata perlu ditingkatkan untuk mencapai optimal.

Untuk tujuan itu, maka Kabupaten Karanganyar mengadakan penataan ruang berdasarkan pada perhitungan dan perkembangan penduduk, dilain pihak berdasarkan pada ketersediaan dan pengembangan lahan.

c) Dasar Hukum

1) Undang – undang nomor 24 tahun 1992 tentang penataan ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Sumber: dinas pariwisata kabupaten Karanganyar

(74)

Nomor 115. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3501).

2) Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 125. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437).

3) Keputusan menteri pekerjaan umum Nomor 640 thun 1986 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota.

4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah. 5) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998

tentang Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang Daerah.

6) Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor 327/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang.

7) Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 21 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Tengah.

8) Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 22 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung. 9) Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 10

Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karanganyar.

(75)

11) Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Wisata Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Tahun 2005.

12) Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Kabupaten Karanganyar.

d) RUTRK - IKK Tawangmangu

RUTRK adalah rencana pemanfaatan ruang kota yang disusun untuk menjaga keserasian pembangunan antar sektor dalam rangka pelaksanaan program pembangunan kota. RUTRK Tawangmangu mempunyai tujuan yang salah satunya adalah pelestarian lingkungan hidup, potensi alami maupun binaan manusia yang bernilai sumber air maupun sumber daya alam lainnya.

Tawangmangu memiliki Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang digunakan sebagai patokan dalam merencanakan sebuah bangunan. Untuk sebuah penginapan, tercatat dalam Bagian Wilayah Kota (BWK) II yaitu:

BWK II merupakan bagian wilayah kota yang dimanfaatkan untuk kegiatan–kegiatan penunjang rekreasi, dominasi penggunaan ruangnya untuk penginapan sehingga pengaturan tata bangunan harus bisa mencerminkan suasana yang alami dengan ketenangan lingkungan, baik tata letak maupun tata bangunan harus disesuaikan dengan pemanfaatan sebagai kawasan penunjang rekreasi alam.

(76)

9. Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat

Berbagai macam permasalahan yang ada pada kondisi sosial ekonomi dan budaya, diantaranya yaitu:

1) Belum adanya fokus pengembangan potensi ekonomi dan kurangnya efektifitas fungsi dan peranan usaha mikro, kecil dan menengah.

2) Masih tingginya tingkat pengangguran terbuka akibat rendahnya tingkat pendidikan maupun ketrampilan calon tenaga kerja.

3) Permasalahan kemiskinan yang sifatnya multidimensional dimana dalam penanganannya menemui kendala terkait kurang validnya data rumah tangga miskin sebagai sasaran program dan belum sinkronnya berbagai program penanggulangan kemiskinan lintas sektor

4) Kurangnya lapangan pekerjaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan masyarakat.

5) Memiliki peninggalan bangunan bersejarah dengan karakteristik budaya pada masyarakat sekitar bangunan candi dan peninggalan purbakala lainnya.

6) Kawasan situs dan fosil purbakala Gondangrejo. Kawasan ini ditetapkan karena secara sosio cultural memiliki potensi keberadaan situs purbakala yang mempunyai nilai sakral dan religius yang dapat dijadikan sebagai pusat studi lintas budaya, lintas agama, lintas komunitas san lintas bangsa.

(77)

E. Tawangmangu Resort Yang Direncanakan

1. Resort Yang Direncanakan a) Jenis Resort

Merupakan resort berbasis bintang 3 yang memiliki daya tarik view yang menarik karena terletak diantara hutan lindung dengan view gunung lawu.

b) Fungsi Resort

Resort juga memiliki fungsi sebagai tempat penginapan yang ramah terhadap lingkungan dan keberadaannya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat dengan mengelola perdagangan dan jasa yang dengan pengawasan pengelola resort.

c) Site

Site berada pada area Kalisoro yang memiliki kondisi alam yang baik dengan potensi pengembangan yang baik.

Pemilihan site menggunakan pertimbangan – pertimbangan dari berbagai macam aspek antara lain:

1) Aspek potensi alam

Keunggulan keindahan panorama gunung lawu dan hutan lindung.

Udara yang segar dan ketenangan lokasi

2) Aspek aksesibilitas

Adanya dukungan jaringan transportasi angkutan umum

Gambar

Tabel 2   karakteristik resort
Tabel 3    spesifikasi resort
Tabel 4 klasifikasi sifat wisatawan
Tabel 5. Penilaian hunian yang sehat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan Konsep Perencanaan Taman Pintar di Mataram dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi .... Kegiatan pada Obyek Taman

Dari beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa Hotel Resort Pendekatan Arsitektur Ekologis di Batu Malang merupakan suatu tempat yang sengaja disediakan

Laporan Tugas Akhir Perancangan Hotel &amp; Resort Baruajak dengan Pendekatan Arsitektur Neo Vernakular Lembang – Kabupaten Bandung

PERANCANGAN RESORT DI SABANG DENGAN TEMA ARSITEKTUR EKOLOGI SKRIPSI OLEH MUHAMMAD ASWIRAN NAHAR 170406048 DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Rancangan kawasan wisata pantai Delegan akan diterapkan dengan melalui pendekatan Ekologi arsitektur yang merupakan suatu pendekatan dengan memperhatikan

ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN WISATA EDUKASI BATIK DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGI DI YOGYAKARTA .... Analisis Pendekatan Konsep

Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perencanaan hotel resort yaitu dengan pendekatan arsitektur tradisional , yang di angkat dari arsitektur tradisonal Melayu yang berada di Rokan

“Rancangan Hotel Resort dengan Pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular Lokal Estetika Sunda” berdasarkan pada pemikiran merancang bangunan hotel resort bintang 4 yang dibangun pada jaman