• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Makalah tentang Evaluasi Pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Makalah tentang Evaluasi Pembelajaran"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi merupakan sub sistem yang sangat di butuhkan dalam setiap sistem pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan. Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang ia lakukan. Pentingnya diketahui hasil ini karena dapat menjadi salah satu patokan bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran yang dia lakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan.

Dengan melakukan evaluasi, guru dapat mengukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukannya, pada tiap kali pertemuan, setiap catur wulan, setiap semester, setiap bulan, bahkan selama berada pada satuan pendidikan tertentu. Dengan demikian setiap kali membahas proses pembelajaran, maka berarti kita juga membahas tentang evaluasi.

(2)

B. Rumusan Masalah

Dalam penjelasan di dalam latar belakang kita sudah mengetahui pentingnya evaluasi dalam pembelajaran, adapun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian dari Evaluasi? 2. Mengetahui tujuan evaluasi?

3. Bagaimana dari fungsi evaluasi? 4. Apa saja syarat-syarat evaluasi ?

5. Mengetahui apa saja yang termaksud dalam objek-objek dalam evaluasi? 6. Apa saja jenis-jenis dari evaluasi?

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi

Kata evaluasi merupakan penyaduran bahasa dari kata evaluation dalam bahasa inggris, yang lazim diartikan dengan penaksiran atau penalian. Kata kerjanya adalah evaluate, yang berarti menaksir atau menilai, sedangkan orang yang menilai atau menaksir disebut sebagai evaluator. Sejumlah ahli mengemukakan pemaham evaluasi secara etimologi seperti Grounlund, Nurkancana, dan Raka Joni. Menurut Grounlund (1976), “Evaluasi is a sistem atic process of determining the extent to which instructional objectives by pupil”. Di sisi lain Nurkancana (1983) menyatakan bahwa evaluasi dilakukan berkenaan dengan proses kegiatan untuk menentukan nilai sesuatu. Sementara, Raka Joni (1975), mengartikan evaluasi sebagai suatu proses mempertimbangankan sesuatu barang atau gejala dengan pertimbangan pada patokan-patokan tertentu. Patokan tersebut mengandung pengertian baik-tidak baik, memadai tidak memadai, memenuhi syarat/tidak memenuhi syarat, dengan perkataan lain menggunakan Value Judgment.

Dengan mendasarkan pada pengertian diatas, maka dapat dikemukaan bahwa evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai seseorang dengan menggunakan patokan-patokan tertentu untuk mencapai tujuan. Sementara itu, evaluasi hasil belajar pembelajaran adalah suatu proses menentukan nilai prestasi belajar pembelajaran dengan menggunakan patokan-patokan terntentu agar mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan sebelumnya.

(4)

Dari ketigas tersebut dapat kita pahami bahwa kegiatan pembelajarab yang dirancang dalam bentuk rencana mengejar yang disusun oleh guru mengecu pada tujuan yang hendak dicapai. Demikian pula tujuan yang dirumuskan hendaknya didasarkan pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan, sehingga anatar kegaiatan pembelajaran dan tujuan yang dirumuskan memiliki arah yang sama.

Evaluasi merupakan kegaiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauhmana tujuan yang telah dicapai. Karena itu didalam menyusun evaluasi hendakanya memperhatian secara seksama rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan harus dapat mengukur sejauhmana proses pembelajaran telah dilakukan.

Evaluasi pembelajaran tidak lepas dari kegiatan belajar. Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan sekitarnya.

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Sehingga belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

Jadi, pada dasarnya belajar merupakan tahapan perubahan perilaku peserta didik yang relatif positif dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif, dengan kata lain belajar merupakan kegiatan berproses yang terdiri dari beberapa tahap. Tahapan dalam belajar tergantung pada fase-fase belajar, salah satu tahapannya adalah yang dikemukakan oleh Witting, yaitu :

1. Tahap equistiion, yaitu tahapan perolehan informasi 2. Tahap storage, yaitu tahapan penyimpanan informasi.

(5)

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya. Karena itu, sudah tentu setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Demikian pula perubahan tingkah laku seseorang yang berada dalam keadaan mabuk, perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, perabahan dan perkembangan tidak termasuk perabahan dalam pengertian belajar. Slameto memberikan ciri-ciri tentang perabahan tingkah laku yang terjadi dalam belajar sebagai berikut :

1. Terjadi secara sadar

2. Bersifat kontinyu dan fungsional 3. Bersifat positif dan aktif

4. Bukan bersifat sementara 5. Bertujuan dan terarah

6. Mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Dalam surat Al-Isra’ ayat 36

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. “(QS. Al-Isra’ ayat 36)

Dengan demikian, belajar dapat diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman yang lalu.

B. Tujuan Evaluasi

(6)

menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemejuan, taraf perkembangan, taraf pencapaian kegiatan belajar peserta didik. Tujuan khusus evaluasi pembelajaran adalah :

1. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan.

2. Untuk mencari dan menemukan faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidiakan sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.

3. Untuk mengetahui kemajuan hasil belajar peserta didik. 4. Mengetahui potensi yang dimiliki siswa.

5. Mengetahui hasil belajar siswa 6. Mengadakan seleksi.

7. Mengetahui kelemahan atau kesulitan belajar siswa 8. Memberikan bantuan pemilihan jursan

9. Memberikan motivasi belajar 10.Mengetahui efektifitas guru

11.Mengetahui efisiensi mengajar guru

12.Memberikan bukti untuk laporan kepada orang tua atau masyarakat.

C. Fungsi Evaluasi

Fungsi evaluasi pembelajaran sangat diperlukan dalam pendidikan antara lain memberi informasi yang dipakai sebagai dasar untuk:

1. Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh peserta didiknya.

2. Memberikan petunjuk tentang sejauh manakah program pengajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai (Sudijono, 2006:12).

(7)

D. Syarat-Syarat Evaluasi

Langkah pertama yang perlu ditempuh guru dalam menilai prestasi belajar siswa adalah menyusun alat evaluasi(test instrument ) yang sesuai dengan kebutuhan, dalam artian tidak menyimpang dari indicator dan jenis prestasi yang diharapkan. Persyaratan pokok penyusunan alat evaluasi yang baik dalam perspektif psikologi belajar ( The Psychology of learning) meliputi dua macam Cross, 1974; Barlow, 1985; Butler, 1990), yaitu sebagai berikut:

1. Reliabilitas

Secara sederhana, reliabilitas (reliability) berarti hal tahan uji atau dapat dipercaya.Sebuah alat evaluasi dipandang reliable atau tahan uji apabila memiliki konsistensi atau keajegan hasil.

2. Validitas

Validitas berarti keabsahan atau kebenaran. Sebuah alat evaluasi dipandang valid atau abash apabila dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

Syarat-syarat umum yang harus dipenuhi dalam mengadakan kegiatan evaluasi dalam proses pendidikan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:194-198) terurai sebagai berikut

1. Kesahihan

Kesahihan menggantikan kata validitas (validity) yang dapat diartikan sebagai ketepatan evaluasi mengevaluasi apa yang seharusnya di evaluasi. untuk memperoleh hasil evaluasi yang sahih, dibutuhkan insturmen yang memiliki/memenuhi syarat-syarat kesahihan suatu instrumental evaluasi. Kesahihan instrument evaluasi diperoleh melalui hasil pemikiran dan hasil pengalaman.

2. Keterandalan

(8)

hasil evaluasi lain yang berasal dari pengukuran yang satu ke pengukuran yang lain”. Dengan kata lain, keterandalan dapat kita artikan sebagai tingakat kepercayaan keajegan hasil evaluasi yang diperoleh dari suatu instrument evaluasi.

3. Kepraktisan

Kepraktisan evaluasi dapat diartikan sebagai kemudahan-kemudahan yang ada pada instrument evaluasi baik dalam mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasi/ memperoleh hasil, maupun kemudahan dalam menyimpanya.

Sementara menurut Arikunto dan Jabar (2010:8-9) evaluasi memiliki ciri-ciri dan persyaratan sebagai berikut :

1. Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku bagi penelitian pada umumnya.

2. Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti harus berpikir secara sistematis yaitu memandang program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen atau unsur yang saling berkaitan satu sama lain dalam menunjang kinerja dari objek yang dievaluasi.

3. Agar dapat mengetahui secar rinci kondisi dari objek yang dievaluasi, perlu adanya identifikasi komponen yang berkedudukan sebagai faktor penentu bagi keberhasilan program.

4. Menggunakan standar, Kiteria, atau tolak ukur sebagai perbandingan dalam menentukan kondisi nyata dari data yang diperoleh dan untuk mengambil kesimpulan.

5. Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai masukan atau rekomendasi bagi sebuah kebijakan atau rencana program yang telah ditentukan.

(9)

7. Standar, kriteria, atau tolak ukur diterapkan pada indicator, yaitu bagian yang paling kecil dari program agar dapat dengan cermat diketahui letak kelemahan dari proses kegiatan.

8. Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci dan akurat sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat.

E. Objek-Objek dalam Evaluasi

Objek Evaluasi pendidikan ialah segala sesuatu yang bertalian dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian atau pengamatan, karena pihak penilai (evaluator) ingin memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses pendidikan tersebut. Siswa atau mahasiswa sudah merupakan objek yang populer bagi evaluasi pendidikan. Penting sekali menentukan dan mengetahui apa yang akan dievaluasi. Hal ini akan menolong menentukan apa informasi yang dikumpulkan dan bagaimana menganalisisnya dan akan membantu pemfokusan evaluasi.

Menurut Prof. Dr. Suharsimi arikunto, objek evaluasi adalah hal-hal yang menjadi puast perhatian untuk dievaluasi. Apapun yang ditentukan oleh evaluator atau penilai untuk dievaluasi, itulah yang disebut dengan objek evaluasi. Seperti pada waktu evaluator ingin menilai berat badan siswa, maka yang menjadi objek adalah berat badan siswa, sedangkan angka yang menunjukkan barapa berat badan siswa adalah hasil evaluasi. Maka yang menjadi objek evaluasi semua unsur atau komponen yang ada dalam transformasi tersebut, agar diperoleh gambaran yang menyeluruh tentang mutu dan kebenaran kinerja transformasi yang dijadikan objek evaluasi adalah semua aspek terkait dalam kinerja transformasi seperti :

1. Masukan Mentah

(10)

suatu kesatuan, satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan, kedua segi tersebut dibedakan agar dapat melihat permasalahannya dengan lebih rinci. 2. Masukan instrumental

Masukan instrumental adalah masukan pendukung yang meliputi guru, materi, sarana pendidikan, pengelolaan manajemen atau pengaturan dan fasilitas yang memungkinkan atau kelompok melakukan kegiatan belajar. 3. Masukan lingkungan

Dalam upaya meningkatkan dan memperluas jangkauan pelayanan terhadap penerimaan pelayanan, maka para pengelola program pelatihan keterampilan berusaha mendayagunakan semua sarana prasarana dan fasilitas yang ada, baik di lingkungan pemukiman maupun lingkungan desa. Lingkungan disini merupakan segala sesuatu yang memberi dukungan atau hambatan bagi terwujudnya potensial dari individu, untuk mengembangkan bakat, minat, aspirasi dan kreativitas.

4. Proses transformasi

Dalam proses transformasi, selain siswa sebagai bahan yang diolah, masih ada 2 masukan lain. Yang pertama berfungsi membantu atau memperlancar terjadinya proses, sedangkan yang kedua berupa lingkungan yang berpengaruh terhadap terjadinya proses.

5. Keluaran, hasil transformasi itu sendiri

(11)

F. Jenis-Jenis Evaluasi

1. Jenis evaluasi berdasarkan tujuannya a. Pre-test dan Post-test

Kegiatan pre-test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai penyajian baru. Tujuannya ialah untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan.

Sedangkan post-test adalah kebalikan dari pre-test, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi.Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf pengetahuan siswa atas materi yang telah diajarkan.

Evaluasi jenis ini dapat dipandang sebagai “ulangan” yang dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Evaluasi ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.

f. Evaluasi sumatif

(12)

juga dengan evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan belajar siswa.Evaluasi ini lazim dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran.Hasilnya dijadikan bahan laporan resmi mengenai kinerja akademik siswa dan bahan penentu naik atau tidaknya siswa ke kelas yang lebih tinggi.

g. Ujian Nasional (UN)

Ujian Nasional (UN) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif, yaitu sebagai alat penentu kenaikan status siswa.

2. Jenis evaluasi berdasarkan sasaran a. Evaluasi Konteks

Adalah evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan.

b. Evaluasi Input

Adalah evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan. c. Evaluasi Proses

Adalah evaluasi yang ditujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.

d. Evaluasi Hasil atau Produk

Adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.

e. Evaluasi Outcom atau Lulusan

(13)

3. Jenis evalusi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran a. Evaluasi Program Pembelajaran

Adalah evaluasi yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspe-aspek program pembelajaran yang lain.

b. Evaluasi Proses Pembelajaran

Adalah evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran dengan garis-garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

c. Evaluasi Hasil Pembelajaran

Adalah evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.

4. Jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi a. Berdasarkan objek :

1) Evaluasi Input

Adalah evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap, keyakinan.

2) Evaluasi Transformasi

Adalah evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses pembelajaran anatara lain materi, media, metode dan lain-lain.

3) Evaluasi Output

Adalah evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil pembelajaran.

b. Berdasarkan subjek : 1) Evaluasi Internal

(14)

2) Evaluasi Eksternal

Adalah evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator, misalnya orangtua, masyarakat.

G. Pendekatan Evaluasi Pembelajaran

Pendekatan evaluasi merupakan sudut pandang seseorang dalam menelaah atau mempelajari evaluasi. Dilihat dari komponen pembelajaran, pendekatan evaluasi dapat dibagi dua, yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan system.

1. Pendekatan Tradisional

Pendekatan ini berorientasi pada praktik evaluasi yang telah berjalan selama ini disekolah yang ditunjukan pada perkembangan aspek intelektual peserta didik.

2. Pendekatan Sistem

Sistem adalah totalitas dari berbagai komponen yang saling berhubungan dan ketergantungan.

a. Penilaian Acuan Patokan (PAP)

Pendekatan ini sering juga disebut penilaian norma absolut. Jika ingin menggunakan pendekatan ini, berarti guru harus membandingkan hasil yang diperoleh peserta didik dengan sebuah patokan atau kriteria yang secara absolut atau mutlak telah ditetapkan oleh guru.

b. Penilaian Acuan Norma (PAN)

(15)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai pembelajaran yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan pengukuran dan penilaian pembelajaran. Pengukuran yang dimaksud di sini adalah proses membandingkan tingkat keberhasilan pembelajaran dengan ukuran keberhasilan pembelajaran yang telah ditentukan secara kuantitatif, sedangkan penilaian yang dimaksud di sini adalah proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan pembelajaran secara kualitatif. Evaluasi merupakan sarana untuk mendapatkan informasi yang diperoleh dari proses pengumpulan dan pengolahan data.

Terdapat beberapa teknik, jenis-jenis, dan syarat-syarat penyusunan evaluasi pembelajaran yang dapat di lakukan dan diperhatikan oleh pendidik dalam melakukan evaluasi pembelajaran.

B. Saran

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. (2010). Evaluasi Pembelajaran Prinsip,Teknik,Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya

Arikunto, Suharsimi. (1995). Dasar-dasar Evaluasi Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Cahyadi, Asep. (2013). Pengertian Evaluasi Pembelajaran. (online). (http://cahyadinasep.blogspot.com/2013/03/pengertian-tujuan-fungsi-prinsip-dan.html diakses April 2014).

Daryanto. (2010). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Fadli, Hadri. (2013). Makalah Evaluasi Pendidikan. (online). (http://fadlimapel25.blogspot.com/2013/10/makalah-prinsip-prinsip-dan-langkah.html diakses April 2014).

Josua, Andi. (2011). Prosedur Evaluasi Pembelajaran. (online).

(http://andijosua.blogspot.com/2011/03/prosedur-evaluasi-pembelajaran.html diakses April 2014).

Sudijono, Anas. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Thoha, M. Chabib. (1996). Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja

(17)

BAB I... 1

PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...2

BAB II... 3

PEMBAHASAN...3

A. Pengertian Evaluasi...3

B. Tujuan Evaluasi...5

C. Fungsi Evaluasi...6

D. Syarat-Syarat Evaluasi...7

E. Objek-Objek dalam Evaluasi...9

F. Jenis-Jenis Evaluasi...11

1. Jenis evaluasi berdasarkan tujuannya...11

2. Jenis evaluasi berdasarkan sasaran...12

3. Jenis evalusi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran...13

4. Jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi...13

G. Pendekatan Evaluasi Pembelajaran...14

BAB III... 15

PENUTUP... 15

A. Kesimpulan...15

B. Saran... 15

Referensi

Dokumen terkait

Lebih lanjut ia mengemukakan bahwa yang harus dilayani dalam evaluasi yaitu: (a) evaluasi dapat mempunyai lebih dari seorang audiensi, (b) masing-masing audiensi

Ketiga prinsip tersebut saling mendukung dalam pelaksanaan program CSR (Wibisono, 2007 : 32). Peran public relations sangat penting di mana public relations itu sendiri adalah

Hasil evaluasi terhadap kinerja fasilitas gedung Pesantren Sidogiri dengan mengacu pada prinsip green building mem- peroleh 24 prioritas perbaikan kinerja dengan tiga

memegang teguh tiga aspek penting, yaitu aspek kompetisi antar kontenstan, kebebasan (liberalisasi),dan partisipasi. Kepala desa adalah pelaksana utama serta penanggung

Model desain ASSURE merupakan singkatan dari komponen-komponen atau langkah-langkah penting yang terdapat di dalamnya, yaitu: Analyzer learner characteristic

Sudjana dan Ibrahim (1989) dalam hal ini mengemukakan tiga komponen, yaitu komponen program pendidikan, komponen proses pelaksanaan, dan komponen hasil- hasil yang dicapai.

Komponen tersebut adalah tujuan, materi, metode atau strategi pembelajaran, media dan evaluasi.” Tujuan merupakan komponen utama yang paling penting dalam kegiatan

Secara umum ada tiga hal penting yang terkandung dalam konsepsi pola PIR, yaitu: (a) prinsip bahwa pihak yang kuat (perusahaan inti) membantu pihak yang lemah (petani