• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Evaluasi Pembelajaran Lengkap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Evaluasi Pembelajaran Lengkap"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN

MAKALAH

Belajar dan Pembelajaran

Disusun oleh: RIZAL YUNIDA YUSRAN

AMANDA PAMUNGKAS ANDI DWI CAHYANTO

ERLIN EVERLINE INDAH LUSIANA STEPANUS JUMADI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2014

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Evaluasi Dalam Pembelajaran”.

Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami sadar bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini, baik dari segi penyusunan maupun kelengkapan dan ketepatan isi makalah. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak agar selanjutnya dapat ditingkatkan dan disempurnakan.

Demikian makalah ini disusun agar dapat bermanfaat, diterima dan digunakan sebagai acuan untuk makalah-makalah selanjutnya.

Pontianak, April 2014

(3)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 1

1.3. Tujuan Penulisan ... 2

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Evaluasi Pembelajaran ... 3

2.2. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pembelajaran ... 4

2.3. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran ... 7

2.4. Jenis-Jenis Evaluasi Pembelajaran ... 9

2.5. Teknik Evaluasi ... 11

2.6. Syarat-Syarat Evaluasi Pembelajaran ... 16

2.7. Prosedur Evaluasi Pembelajaran ... 18

2.8. Pendekatan dalam Evaluasi Pembelajaran ... 20

BAB IV PENUTUP 3.1. Kesimpulan ... 21

3.2. Saran ... 21 DAFTAR PUSTAKA

(4)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses kegiatan yang disengaja atas input untuk menimbulkan suatu hasil yang diinginkan sesuai tujuan yang ditetapkan. Sebagai sebuah proses maka pendidikan harus dievaluasi hasilnya untuk melihat apakah hasil yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi merupakan subsistem yang sangat penting dan sangat di butuhkan dalam setiap sistem pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan. Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang ia lakukan. Pentingnya diketahui hasil ini karena dapat menjadi salah satu patokan bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajran yang dia lakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan.

Evaluasi dalam pembelajaran tidak semata-mata untuk menentukan rating siswa melainkan juga harus dijadikan sebagai teknik atau cara pendidikan. Sebagai teknik atau alat pendidikan evaluasi pembelajaran harus dikembangakan secara terencana dan terintegratif dalam program pembelajaran, dilakukan secara kontinue, mengandung unsur paedagogis, dan dapat lebih mendorong siswa aktif belajar.

Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar tertentu. Evaluasi yang dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran. Namun, dalam makalah ini, hanya akan dibicarakan masalah evaluasi pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Evaluasi Pembelajaran?

2. Apa saja prinsip-prinsip yang digunakan dalam Evaluasi Pembelajaran? 3. Apa fungsi dan tujuan Evaluasi Pembelajaran?

4. Apa saja jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran?

5. Bagaimana teknik melakukan Evaluasi Pembelajaran ? 6. Apa syarat-syarat Evaluasi Pembelajaran ?

7. Bagaimana prosedur Evaluasi Pembelajaran?

(5)

2

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian Evaluasi Pembelajaran 2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran 3. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan Evaluasi Pembelajaran 4. Untuk mengetahui jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran

5. Untuk mengetahui teknik melakukan Evaluasi Pembelajaran 6. Untuk mngetahui syarat-syarat penyusunan Evaluasi Pembelajaran 7. Untuk mengetahui prosedur Evaluasi Pembelajaran

(6)

3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Evaluasi Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, evaluasi berarti penilaian. Sedangkan Evaluasi Menurut Suharsimi Arikunto (2004) adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Nurgiyantoro (1988) menyebutkan bahwa evaluasi adalah proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa evaluasi yang bersinonim dengan penilaian tidak sama konsepnya dengan pengukuran dan tes meskipun ketiga konsep ini sering didapatkan ketika masalah evaluasi pendidikan dibicarakan. Dikatakannya bahwa penilaian berkaitan dengan aspek kuantitatif dan kualitatif, pengukuran berkaitan dengan aspek kuantitatif, sedangkan tes hanya merupakan salah satu instrumen penilaian. Meskipun berbeda, ketiga konsep ini merupakan satu kesatuan dan saling memerlukan. Pengukuran adalah proses penentuan kuantitas suatu objeck dengan membandingkan antara alat ukur dengan objek yang diukur. Penilaian adalah proses penentuan kualitas suatu objek dengan membandinkan antara hasil-hasil ukur dengan standart penialaian tertentu. Tes adalah alat pengumpulan data yang dirancang khusus. Yang membedakannya dengan evaluasi adalah bahwa evaluasi mencakup aspek kualitatif dan aspek kuanitatif. Dengan demikian, evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan.

Evaluasi dapat didefinisikan sebgai suatu proses sistematik dalam menentukan tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa. Ada dua aspek penting dari definisi diatas. Pertama, evaluasi menunjukan pada proses yang sistematik. Kedua, evaluasi mengasumsikan bahwa tujuan instruksional ditentukan terlebih dahulu sebelum proses belajar mengajar berlangsung.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 21 dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.

Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. sehingga dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses mendeskripsikan, mengumpulkan dan menyajikan suatu informasi yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk

(7)

4 mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal (Gagne dan Briggs, 1979).

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi pembelajaran adalah proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi secara sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

2.2 Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran dilaksanakan atas dasar prinsip-prinsip yang jelas sebagai landasan pijak. Prinsip dalam hal ini berarti rambu-rambu atau pedoman yang seharusnya dipegangi oleh guru sebagai evaluator dalam melaksanakan kegiatan evaluasi pembelajaran. Prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: prinsip umum dan prinsip khusus.

2.2.1. Prinsip-prinsip umum evaluasi

Untuk memperoleh hasil evavluasi yang lebih baik, maka kegiatan evaluasi harus bertitik tolak dari prinsip-prinsip umum sebagai berikut (Depdiknas, 2002):

a. Valid

Evaluasi pembelajaran harus dapat memberikan informasi yang akurat (tepat) tentang proses dan hasil belajar peserta didik. Tepat tidaknya hasil evaluasi ini antara lain dipengaruhi oleh penggunaan teknik dan instrument evaluasi. Maka seorang evaluator perlu memperhatikan teknik dan instrument yang akan digunakan agar sesuai dengan kemampuan atau jenis hasil belajar yang akan dievaluasi. Misalnya, jika yang akan diukur adalah hasil belajar kognitif, maka teknik dan instrument yang digunakan yang betul-betul cocok untuk mengukur hasil belajar kognitif tersebut, bukan yang sebenarnya cocok untuk mengukur hasil belajar psikomotor atau afektif.

b. Mendidik

Evaluasi pembelajaran harus memberi sumbangan positif terhadap pencapaian belajar peserta didik. Hasil evaluasi bagi peserta didik yang sudah berhasil lulus hendaknya dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan, sedangkan bagi yang kurang berhasil dapat dijadikan sebagai pemicu semangat belajar.

c. Berorientasi pada kompetensi

Evaluasi pembelajaran harus mengacu kepada rumusan kompetensi-kompetensi yang telah dirumuskan di dalam kurikulum dan diarahkan untuk menilai pencapaian kompetensi tersebut.

(8)

5

d. Adil dan objektif

Evaluasi pembelajaraan harus adil terhadap semua peserta didik dan tidak membedakan latar belakang peserta didik yang tidak berkaitan dengan pencapaian hasil belajar. Objektivitas penilaian tergantung dan dipengaruhi oleh faktor-faktor pelaksana, criteria untuk skoring dan pembuatan keputusan pencapaian hasil belajar.

e. Terbuka

Kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan harus jelas dan terbuka bagi semua pihak sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

f. Berkesinambungan

Evaluasi pembelajaran dilakukan secara berencana, bertahap, dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan kemajuan belajar peserta didik sebagai hasil kegiatan belajarnya.

g. Menyeluruh

Evaluasi terhadap proses dan hasil belajar peserta didik harus dilaksanakan secara menyeluruh, utuh, dan tuntas yang mencakup seluruh aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan menggunakan teknik dan prosedur yang komprehensif dengan berbagai bukti hasil belajar peserta didik.

h. Bermakna

Evaluasi pembelajaran hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti, berguna, dan bisa ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

2.2.2 Prinsip-prinsip khusus evaluasi pembelajaran (Depdiknas 2002)

a. Evaluasi proses dan hasil belajar harus memungkinkan adanya kesempatan yang terbaik bagi peserta didik untuk menunjukkan apa yang mereka ketahui dan pahami, serta mendemonstrasikan kemampuannya. Prinsip khusus ini berimplementasi sebagai berikut:

 Pelaksanaan evaluasi hendaknya dalam suasana yang bersahabat dan tidak mengancam;

 Semua peserta didik mempunyai kesempatan dan perlakuan yang sama;

 Peserta didik memahami secara jelas apa yang dimaksud dalam evaluasi dan criteria untuk membuat keputusan atas hasil evaluasi hendaknya disepakati dengan peserta didik dan orang tua atau wali. b. Setiap guru harus mampu melaksanakan prosedur evaluasi dan pencatatan

(9)

6 1. Prosedur evaluasi harus dapat diterima oleh guru dan dipahami secara

jelas.

2. Prosedur evaluasi dan catatan harian hasil belajar peserta didik hendaknya mudah dilaksanakan sebagai bagian dari KBM, dan tidak harus mengambil waktu yang berlebihan.

3. Catatan harus mudah dibuat, jelas, mudah dipahami, dan bermanfaat untuk perencanaan pembelajaran.

4. Informasi yang diperoleh untuk menilai semua pencapaian belajar peserta didik dengan berbagai cara harus digunakan sebagaimana mestinya.

5. Evaluasi pencapaian belajar peserta didik yang bersifat positip untuk pencapaian belajar selanjutnya perlu direncanakan oleh guru dan peserta didik.

6. Klasifikasi dan kesulitan belajar harus ditentukan sehingga peserta didik mendapat bimbingan dan bantuan belajar yang sewajarnya. 7. Hasil evaluasi hendaknya menunjukkan kemajuan dan keberlanjutan

pencapaian belajar peserta didik.

8. Evaluasi semua aspek yang berkaitan dengan pembelajaran, misalnya efektivitas kegiatan belajar mengajar (KBM) dan kurikulum perlu dilaksanakan.

9. Peningkatan keahlian guru sebagai konsekuensi dari diskusi pengalaman dan membandingkan metode dan hasil evaluasi perlu dipertimbangkan.

10.Pelaporan penampilan peserta didik kepada orang tua/wali, dan atasan (kepala sekolah atau pejabat di atasnya) harus dilakssanakan.

Selain itu, dalam konteks penilaian hasil belajar, Depdiknas (2003) mengemukakan prinsip-prinsip umum penilaian adalah megukur hasil-hasil belajar yang telah ditentukan dengan jelas dan sesuai dengan kompetensi serta tujuan pembelajaran; mengukur sampel tingkah laku yang representatif dari hasil belajar dan bahan-bahan yang tercakup dalam pengajaran; mencakup jenis-jenis instrument penilaian yang paling sesuai untuik mengukur hasil belajar yang diingginkan, direncanakan sedemikian rupa agar hasilnya sesuai dengan yang digunakan secara khusus; dibuat dengan relibilitas yang sebesar-besarnya dan harus ditafsirkan secara hati-hati; dan dipakai untuk memperbaiki proses dan hasil belajar.

(10)

7 Di samping itu, guru harus memperhatikan pula hal-hal teknis, antara lain:

1) Penilaian hendaknya dirancang sedemikian rupa, sehingga jelas abilitas yang harus dinilai, materi yang akan dinilai, alat penilaian dan interpretasi hasil penilaian.

2) Penilaian harus menjadi bagian integral dalam proses pembelajaran.

3) Untuk memperoleh hasil yang obyektif, penilaian harus menggunakan berbagai alat (instrument), baik yang berbentuk tes maupun yang berbentuk non tes.

4) Pemilihan alat penilaian harus sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan. 5) Alat penilaian harus mendorong kemampuan penalaran dan kreativitas

peserta didik, seperti: tes tertulis, esai, tes kinerja, hasil karya peserta didik, proyek, dan portofolio.

6) Objek penilaian harus mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai.

7) Penilaian harus mengacu kepada prinsip diferensiasi, yaitu memberikan peluang kepada peserta didik untuk menunjukkan apa yang diketahui, apa yang dipahami, dan apa yang dapat dilakukan.

8) Penilaian tidak bersikap diskriminatif. Artinya, guru harus berlaku adil dan bersikap jujur kepada semua peserta didik, serta bertanggung jawab kepada semua pihak.

9) Penilaian harus diikuti dengan tindak lanjut (follow-up).

10)Penilaian harus berorientasi pada kecakapan hidup dan bersikap mendidik.

2.3 Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran 2.3.1 Tujuan Evaluasi

Tujuan utama dilakukan evaluasi adalah untuk melihat sejauh mana suatu program atau suatu kegiatan tertentu dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Selain tujuan utama tersebut, evaluasi juga memiliki beberapa tujuan secara khusus. Menurut Reece dan Walker (dalam Aunurrahman, 2009), beberapa tujuan secara khusus mengapa evaluasi harus dilakukan, yaitu :

a. Memperkuat kegiatan belajar

b. Menguji pemahaman dan kemampuan siswa c. Memastikan pengetahuan prasyarat yang sesuai d. Mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran e. Memotivasi siswa

f. Memberi umpan balik bagi siswa dan guru g. Memelihara standar mutu

(11)

8 i. Memprediksi kinerja pembelajaran selanjutnya

j. Menilai kualitas belajar

Reece dan Walker (dalam Aunurrahman, 2009) juga mengemukan alasan mengapa evaluasi perlu dilaksanakan dalam kegiatan belajar dan pembelajaran. Beberapa alasan tersebut adalah untuk mengukur kompetensi dan kapabilitas siswa, apakah mereka telah merealisasikan tujuan yang telah ditentukan, menentukan tujuan mana yang belum direalisasikan, merumuskan rangking siswa dalam hal kesuksesan mereka di dalam mencapai tujuan yang telah disepakati, memberikan informasi kepada guru apakah strategi yang ia gunakan dalam mengajar telah sesuai atau cocok dalam kegiatan pembelajaran tersebut, dan merencanakan prosedur untuk memperbaiki rencana belajar dan pembelajaran serta menentukan apakah sumber belajar tambahan perlu digunakan.

2.3.2 Fungsi Evaluasi

Evaluasi memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Berikut ini beberapa fungsi dan manfaat evaluasi dalam pembelajaran.

a. Mengetahui taraf kesiapan anak untuk menempuh suatu pendidikan tertentu.

Apabila dilakukan evaluasi dalam pembelajaran, maka kita dapat mengetahui apakah anak tersebut telah siap atau belum siap untuk menempuh pendidikan yang akan diberikan.

b. Mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pendidikan.

Evaluasi juga berfungsi untuk mengetahui seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai atau hasil belajar yang telah dicapai oleh anak. Apabila tujuan pembelajaran belum tercapai, maka diperlukan analisis terhadap faktor-faktor penyebab tujuan tersebut belum tercapai.

c. Mengetahui apakah suatu mata pelajaran yang kita ajarkan dapat dilanjutkan pada materi yang baru atau harus mengulang kembali materi yang lalu.

Evaluasi yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran memungkinkan kita mengetahui apakah materi pada suatu mata pelajaran yang kita ajarkan telah dikuasai atau belum dikuasai oleh siswa. Bilamana siswa menguasai materi tersebut sesuai dengan standar yang telah ditentukan, maka pembelajaran dapat dilanjutkan pada materi berikutnya. Jika tidak, maka guru belum dapat melanjutkan pembelajaran. Artinya, guru harus mengulang sebagian atau bahkan seluruh materi yang telah diajarkan.

d. Mendapatkan bahan-bahan informasi dalam memberikan bimbingan tentang jenis pendidikan dan jabatan yang sesuai untuk siswa.

Evaluasi memberikan manfaat kepada guru dalam informasi mengenai keterampilan, potensi, dan kompetensi-kompetensi yang dimilki siswa. Dengan begitu, guru dapat memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa dalam menentukan jurusan dan jenis pendidikan yang tepat bagi siswa dan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa tersebut.

(12)

9

e. Mendapatkan bahan-bahan informasi apakah sorang anak dapat dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi atau harus mengulang di kelas semula.

Melalui evaluasi, guru dapat memperoleh informasi-informasi mengenai kompetensi siswa dan informasi ini dapat digunakan guru dalam menentukan apakah siswa tersebut dapat dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi atau harus mengulang di kelas yang semula.

f. Membandingkan apakah prestasi yang telah dicapai anak sudah sesuai dengan kapasitasnya atau belum.

Apabila prestasi yang telah dicapai anak belum sesuai dengan kapasitas anak tersebut, maka guru perlu menemukan faktor-faktor yang menjadi penyebab ketidaksesuaian tersebut. Kapasitas anak dapat diketahui melalui pendekatan-pendekatan individual, mengamati perilaku belajar dan mampu menilai secara tepat. Setiap anak pasti memiliki kapasitas-kapasitas yang berbeda.

g. Untuk mengetahui apakah seorang anak telah matang untuk kita lepaskan ke dalam masyarakat atau untuk melanjutkan ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi.

Evaluasi yang dilakukan dalam periode tertentu akan memberikan gambaran tentang tingkat kematangan siswa. Jika siswa telah matang, maka siswa tersebut dianggap mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau bahkan terjun ke masyarakat.

h. Untuk mengadakan seleksi

Evaluasi berfungsi untuk mengetahui apakah seseorang telah memebuhi standar yang telah ditentukan oleh suatu jenjang pendidikam, pekerjaan/jabatan, atau jenis kegiatan.

i. Untuk mengetahui taraf efisiensi metode yang dipergunakan dalam lapangan pendididkan.

Dalam pendidikan, tentunya ada metode yang digunakan untuk mengajar. Salah satu fungsi dan manfaat evaluasi adalah untuk mengetahui efisiensi metode tersebut. Apabila hasil evaluasi belajar siswa baik, maka dapat disimpulkan bahwa metode tersebut tepat digunakan dalam pembelajaran.

Dengan demikian, dapat disimpulkan terdapat banyak fungsi dan manfaat evaluasi. Tidak hanya di dalam kegiatan pembelajaran. Namun juga dalam kegiatan masyarakat.

2.4 Jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran

2.4.1 Jenis evaluasi berdasarkan tujuannya a. Pre-test dan Post-test

Kegiatan pre-test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai penyajian baru. Tujuannya ialah untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan.

Sedangkan post-test adalah kebalikan dari pre-test, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi.Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf pengetahuan siswa atas materi yang telah diajarkan.

(13)

10

b. Evaluasi Diagnostik

Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran. Evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi atau menelaah kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.

c. Evaluasi selektif

Evaluasi selektif adalah evaluasi yang digunakan untuk memilih siswa yang paling tepat atau sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.

d. Evaluasi penempatan

Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.

e. Evaluasi formatif

Evaluasi jenis ini dapat dipandang sebagai “ulangan” yang dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Evaluasi ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.

f. Evaluasi sumatif

Ragam penilaian sumatif dapat dianggap sebagai “ulangan umum” yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran, atau disebut juga dengan evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan belajar siswa.Evaluasi ini lazim dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran.Hasilnya dijadikan bahan laporan resmi mengenai kinerja akademik siswa dan bahan penentu naik atau tidaknya siswa ke kelas yang lebih tinggi.

g. Ujian Nasional (UN)

Ujian Nasional (UN) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif, yaitu sebagai alat penentu kenaikan status siswa.

2.4.2 Jenis evaluasi berdasarkan sasaran a. Evaluasi Konteks

Adalah evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan.

b. Evaluasi Input

Adalah evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.

c. Evaluasi Proses

Adalah evaluasi yang ditujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.

d. Evaluasi Hasil atau Produk

Adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.

(14)

11 Adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yakni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.

2.4.3 Jenis evalusi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran a. Evaluasi Program Pembelajaran

Adalah evaluasi yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspe-aspek program pembelajaran yang lain.

b. Evaluasi Proses Pembelajaran

Adalah evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran dengan garis-garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

c. Evaluasi Hasil Pembelajaran

Adalah evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.

2.4.4 Jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi a. Berdasarkan objek :

1. Evaluasi Input

Adalah evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap, keyakinan.

2. Evaluasi Transformasi

Adalah evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses pembelajaran anatara lain materi, media, metode dan lain-lain.

3. Evaluasi Output

Adalah evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil pembelajaran.

b. Berdasarkan subjek :

1. Evaluasi Internal

Adalah evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator, misalnya guru.

2. Evaluasi Eksternal

Adalah evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator, misalnya orangtua, masyarakat.

2.5 Teknik Evaluasi

Instrument (alat) adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efesien. Alat evaluasi tersebut dikatakan baik apabila mampu mengevaluasi sesuatu yang dievaluasi dengan hasil seperti keadaan yang dievaluasi. Dalam menggunakan alat tersebut evaluator menggunkan cara atau teknik yaitu dengan teknik evaluasi. Teknik evaluasi terebut terbagi kedalam dua macam , yaitu teknik nontes dan teknik tes.

(15)

12

2.4.1 Teknik nontes

a. Skala Bertingkat (rating scale)

Skala mengambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan. Dengan maksud agar pencatatannya dapat objektif maka penilaian terhadap penampilan atau penggambaran kepribadian seseorang disajikan dalam bentuk skala.

b. Kuesioner (questionair)

Kuesioner (questionair) dikenal dengan sebagai angket. Kuesioner ialah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang aka diukur (responden). Dengan kuesioner ini orang dapat diketahui tentang keadan atau data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya dsb.

Kuesioner dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu :

1. Ditinjau dari segi siapa yang menjawab

a. Kuesioner langsung

Kuesioner ini diisi dan dikirimkan langsung oleh orang yang akan diminta jawaban tentang dirinya.

b. Kuesioner tidak langsung

Kuesioner ini dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang diminta keterangannya. Dan digunakan untuk mencari informasi tentang bawahan, anak, saudara, tetangga, dsb.

2. Ditinjau dari segi menjawab a. Kuesioner tertutup

Kuesioner ini disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.

b. Kuesioner terbuka

Kuesioner ini disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan pendapatnya. Dan kuesioner ini digunakan untuk meminta pendapat seseorang.

c. Daftar cocok (check list)

Daftar cocok (check list ialah deretan pertanyaan (yang biasanya singkat-singkat), disini responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (√) ditempat yang sudah disediakan.

d. Wawancara

Wawancara (interview) ialah suatu metode atau cara yang digunakan untukmendapatkan jawaban dari responden dengan jalan Tanya-jawab sepihak. Wawancara dapat dilakukan oleh 2 cara, yaitu:

1. Interviu bebas, yaitu dimana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh subjek evaluasi.

2. Interviu terpimpin, yaitu dilakukan oleh subjek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu, sehingga responden pada waktu menjawab pertanyaan tinggal memilih jawaban yang sudah dipersiapkan oleh penanya.

(16)

13

e. Pengamatan (observastion)

Pengamatan ialah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Ada dua macam obervasi (pengamatan), yaitu :

1. observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi dalam pada waktu itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati.

2. Observasi sistematik, yaitu dimana factor-faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya. Dalam observasi ini pengamat berada diluar kelompok. Dengan demikian pengamat tidak dibingungkan oleh situasi yang melingkungi dirinya. 3. Observasi eksperimental, yaitu terjadi jika pengamat tidak berpatisipasi

dalam kelompok.

f. Riwayat hidup

Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama masa kehidupannya.

2.4.2 Teknik tes

Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan yang diinginkan seseorang dengan cara yang tepat dan cepat tes ini ada 3 macam, yaitu :

a. Tes diagnostic, adalah tes yang digunakan untuk mengertahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan-kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. Tes diagnostic ini ada 4 tingkat, antara lain :

1. Tes diagnostic ke-1 dilakukan terhadap calon siswa sebagai input, untuk mengetahui apakah calon tersebut sudah menuasai pengetahuan yang merupakan dasar untuk menerima pengetahuan di sekolah yang dimaksudkan. Tes ini disebut dengan tes penjajakan atau dalam istilah bahasa inggis entering behaviour test.

2. Tes diagnostic ke-2, dilakukan terhadap calon siswa yang sudah akan mulai mengikuti program. Dan tes diagnostic ini berfungsi sebagai tes penempatan (placement test).

3. Tes diaonostik ke-3, dilakukan terhadap siswa yang sedang belajar, karena tidak semua siswa dapat menerima pelajaa yang disampaikan oleh guru denga lacar. Maka pengajar (guru) disini harus sekali-kali memberikan tes diagnostic untukmengetahui bagia mana dari bahn yang diberikan itu belum dikuasai oleh siswa. Dan mendeteksi mengenai sebab siswa tersebut belum menguasai bahan.

4. Tes diagnostic ke-4, diadaka pada waktu siswa akan mengakhiri pelajaran. Dengan ini guru dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap bahan yang ia berikan.

b. Tes formatif, tes ini diberikan pada akhir setiap program. Tes ini merupakan post-test atau tes akhir proses. Digunakan untuk mengetahui sejauh mana

(17)

14 siswa telah terbentuk seelah mengikuti sesuatu program tertentu.evalusi formatif mempunyai manfat, baik bagi siswa, guru, maupun program itu saendiri.

c. Tes subsumtif dan sumatif, pelaksanaan kegiatan tes subsumatif ini dilakukan pada perempat semester atau caturwulan dan pada pertengahan semester(caturwulan) yang lazim kita ssebagai mindsemester. Evaluasi sumatif ialah penentuan kenaikan kelas bagi setiap siswa. Tes sumatif adalah penilaian yang dilakukan tiap akhir semester (caturwulan), setelah para siswa menyelesaikan program belajar dari suatu bidang studi atau mata pelajaran tertentu selama satu perode waktu tertentu pula.adapun fungsi dari penilaian ini adalah untuk menentukan prestasi hasil belajar siswa terhadap bidang studi atau mata pelajaran selama satu semester atau caturwulan.

Manfaat tes sumatif, ada 3 hal yang paling terpenting, yaitu : 1. Untuk menentukan nilai.

2. Untuk menentukan seseorang anak dapat atau tidaknya mengikuti kelompok dalm menerima program berikutnya.

d. Tes formatif dan tes sumatif dalam praktek

Dalam pelaksanaannya disekolah tes formatif ini merupakan ulangan harian, sedangkan tes sumatif ialah ulangan umum yang diadakan pada akhir caturwulan atau akhir semester.

Dalam buku seri III B dari kurukulum 1975 tentang pedoman penilaian dijelaskan bahwa tes formatif harus dilaksanakan oleh guru setiap mengakhiri satu sub pokok bahasan, sedangkan tes sumatif dilasksanakan setiap mengakhiri satu pokok bahasan (dalam program yang lebih beasar). Dan apabila pengertian ini dihubungkan dengan yang telah dibicarakan pada alinea sebelumnya, yaitu bahwa tes sumatif dilaksanakan sebagai ulangan umum, maka tes yang dilaksanakan diakhir pokok bahasan ini dapat dipandang sebagai tes subsumatif atau tes unit, sedangkan ulangan umum itulah yang diusebut tes sumatif.

Adapun teknik evaluasi yang lainnya yang telah dikemukakan oleh Daryanto dalam bukunya yang berjudul “evaluasi pendidikan“ada 4, yaitu :

a. Measurement model

Menurut model ini, evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran terhadap berbagai aspek tingkah laku dengan tujuan untuk melihat perbedaan-perbedaan individual atau kelompok yang hasilnya diperlukan untuk seleksi, bimbingan dan perencanaan pendidikan bagi para siswa di sekolah,

Objek evaluasi dari model ini adalah tingkah laku siswa yang mencangkup kemampuan hasil belajar, kemampuan pembawan (intelegensi bakat), minat, sikap dan juga kepribadian siswa.

Pendekatan yang ditempuh model ini adalah membandingkan hasil belajar antara 2 anak atau lebih kelompok yang menggunakan cara pengajaran yang berbeda sebagai variable bebas, lalu diberikan tes yang sama yang hasil dari tes tersebut untuk mengetahui cara pengajara mana yang lebif efektif untuk digunakan.

(18)

15

b. Congruence model

Menurut model ini, evaluasi adalah usaha untuk memeriksa persesuaian (congruence) antara tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan dengan hasil belajar yang telah dicapai. Hasil yang diperoleh dari evaluasi dengan ,model ini berguna bagi kepentingan penyempurnaan system bimbingan siswa dan untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak luar pendidikan mengenai hasol belajar yang telah dicapai.

Objek evaluasinya adalah perubahan tngkah laku siswa yang diperlihatkan pada akhir kegatan pendidikan. Tingkah laku tersebut mencangkup baik pengetahuan maupun aspek pengetahuan maupun keterampilan dan sikap.

c. Educational system eavaluation model

Menurut model ini, evaluasi dimaksudkan untuk membandingkan performance dari berbagai dimensi system yang sedang dikembangkan dengan sejumlah criteria tertentu untuk akhirnya sampai pada suatu deskripsi dan judgment mengenai system yang dinilai tersebut.

Objek evaluasi menurut model ini adalah jenis-jenis data yang dikumpulkan dalam kegiatan evaluasi, baik data objektif (skor hasil tes) maupun data subjektif atau judgment data (pandangan guru-guru, reaksi para siswa dll). Adapun pendekatan yang ditempuh model ini dalam pelaksanaan evaluasi adalah :

1. membandingkan performa setiap demensi system dengan criteria intern dalam system itu sendiri.

2. membandingkan performa setiap dimensi dengan criteria ekstern diluar system yang bersangkutan.

d. Illuminative Model

Model ini memandang fungsi eavaluasi sebagai bahan atau input untuk kepentingan pengambilan keputusan dalam rangka penyesuaian-penyesuaian dan penyempurnaan sistem yang sedang dikembangkan.

Objek evaluasi yang diajukan model ini mencangkup : Latar belakang da perkembangan yang dialami oleh system yang bersangkutan. Proses pelaksanaan system itu sendiri. Hasil belajar yang diperlihatkan oleh para siswa. Kesukaran-kesukaran yang dialami dari perencanaan sampai dengan pelaksanaannya dilapangan . pendekatan yang ditempuh model ini dalam melaksanakan evaluasi tersebut bersifat terbuka atau open-ended dan dalam melaporkan hasil evaluasi lebih banyak digunakan cara deskritif dalam penyajian informasinya.

(19)

16

2.6 Syarat-Syarat Umum Evaluasi

Syarat-syarat umum yang harus dipenuhi dalam mengadakan kegiatan evaluasi dalam proses pendidikan adalah kesahihan, keterandalan, dan kepraktisan

2.6.1 Kesahihan (Validitas)

Untuk memperoleh hasil evaluasi yang sahih, dibutuhkan instrumen yang memiliki/memenuhi syarat kesahihan suatu instrumen evaluasi. Kesahihan instrumen evaluasi diperoleh melalui hasil pemikiran dan dari hasil pengalaman.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesahihan hasil evaluasi meliputi :

a. Faktor instrumen evaluasi itu sendiri.

b. Faktor-faktor administrasi evaluasi dari penskoran, juga merupakan faktor-faktor yang mempunyai suatu pengaruh yang mengganggu kesahihan interpertasi hasil evaluasi.

c. Faktor-faktor dalam respon-respon siswa merupakan faktor-faktor yang lebih banyak mempengaruhi kesahihan daripada faktor yang ada dalam instrumen evaluasi atau pengadministrasiannya.

Secara garis besar, validitas ada dua macam, yaitu : Validitas logis (logical validity) Validitas empiris (empirical validity). Validitas logis untuk sebuah instrument tersebut memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran kondisi valid tersebut dipandang terpenuhi karena instrument yang bersangkutan sudah diranvang sevara baik, mengikuti teori dan ketentuan yang ada.

Ada dua macam validitas logis yang dicapai oleh sebuah instrument, yaitu : Validitas isi : disusun berdasarkan materi oelajaran yang dievaluasi. Validitas konstruk : disusun berdasarkan konstrak, aspek-aspek kejiwaan yang mesti dievaluasi.

Validitas empiris untuk sebuah instrument dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman. Yaitu dengan membandingkan instrument yang bersangkutan dengan kriterioum (sebuah ukuran). Sedangkan kriterium yang digunakan sebagai pembanding kondosi instrument ada dua macam, yaitu : Concurrent validity (validitas ada sekarang) : ialah instrument yang kondisinya sesuai dengan kriterium yang sudah ada.

Predictive validity (validitas ramalan) : ialah instrument yang kondisinya belum ada, tetapi yang akan terjadi dimasa yang akan datang (yang diramalkan)

Dengan kedua validitas tersebut (validitas logis dan validitas empiris) yang masing-masing memilki dua macam juga. Maka secara keseluruhan kita mengenal ada empat validitas, yaitu :

a. validitas isi b. validitas konstruk c. validitas “ada sekarang” d. validitas predictive.

(20)

17

2.6.2 Keterandalan (Reliabilitas)

Keterandalan evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan, yakni tingkat kepercayaan bahwa suatu instrumen evaluasi mampu memberikan hasil yang tetap (Arkunto, 1990). Memungkinkan terjadinya kesahihan karena adanya keajegan, tidak selalu menjamin bahwa hasil yang handal (reliabel) akan selalu menjamin bahwa hasil evaluasi sahih (valid). Dan sebaliknya keterandalan tidak dijamin ada pada hasil evaluasi yang memenuhi syarat kesahihan. Keterandalan dipengaruhi oleh sejumlah faktor.

a. Panjang tes (length of test). Panjang tes berhubungan dengan banyaknya butir tes, yang pada umumnya terjadi lebih banyak butir tes lebih tinggi keterandalan evaluasi.

b. Sebaran skor (spread of scores). Koefisien keterandalan secara langsing dipengaruhi oleh sebaran skor dalam kelompok tercoba. Dengan kata lain, besarnya sebaran skor akan membuat perkiraan keterandalan yang lebih tinggi akan terjadi menjadi kenyataan.

c. Tingkat kesulitan tes (difficulty of test). Tes acuan norma (norm referenced test) yang paling mudah atau paling sukar untuk anggota-anggota kelompok yang mengerjakan, cenderung menghasilkan skor keterandalan yang rendah. Ini disebabkan antara hasil tes yang mudah dan yang sulit keduanya dalam satu sebaran skor yang terbatas.

d. Objektivitas (objectivity). Objektivitas suatu tes menunjuk kepada tingkat skor kemampuan yang sama (yang dimiliki oleh siswa satu dengan siswa yang lain) memperoleh hasil yang sama dalam mengerjakan tes.

Cara-cara mencari besarnya reabilitas, yaitu ada tiga cara :

a. metode bentuk pararel (equivalent) b. metode tes ulang ( tes retest method) c. metode belah dua (split half method)

2.6.3 Kepraktisan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepraktisan instrumen evaluasi meliputi :

a. Kemudahan mengadministrasi. Jika instrumen evaluasi diadministrasikan oleh guru atau orang lain dengan kemampuan yang terbatas, kemudahan pengadministrasian adalah suatu kualitas penting yang diminta dalam instrumen evaluasi.

b. Waktu yang disediakan untuk melancarkan evaluasi. Kepraktisan dipengaruhi pula oleh faktor waktu yang disediakan untuk melancarkan evaluasi.

c. Kemudahan menskor. Secara tradisional, hal yang membosankan dan aspek yang menggangu dalam melancarkan evaluasi adalah penskoran. Guru seringkali bekerja berat berjam-jam untuk melaksanakan tugas ini.

d. Kemudahan interpretasi dan aplikasi. Dalam analisis terakhir, keberhasilan atau kegagalan evaluasi ditentukan oleh penggunaan hasil evaluasi. Jika hasil evaluasi diterjemahkan/ditafsirkan secara tepat dan diterapkan secara efektif,

(21)

18 hasil evaluasi akan mendukung terhadap keputusan-keputusan pendidikan yang lebih tepat.

e. Tersedianya bentuk instrumen evaluasi yang ekuivalen atau sebanding. Untuk berbagai kegunaan pendidikan. Bentuk-bentuk ekuivalen untuk tes yang sama seringkali diperlukan sekali. Bentuk-bentuk ekuivalen dari sebuah tes mengukur aspek-aspek perilaku melalui butir-butir tes yang memiliki kesamaan dalam isi, tingkat kesulitan, dan karakteristik lainnya.

2.7 Prosedur Evaluasi Pembelajaran

Sekalipun tidak selalu sama, namun pada umumnya para pakar dalam bidang evaluasi pendidikan merinci kediatan evaluasi ke dalam enam langkah pokok.

2.7.1 Menyusun rencana evaluasi hasil belajar

Sebelum evaluasi hasil belajar dilaksanakan, harus disusun lebih dahulu perencanaannya secara baik dan matang. Perencanaan hasil belajar itu umumnya mencakup enam jenis kegiatan, yaitu:

a. Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi

Perumusan tujuan evaluasi hasil belajar itu penting sekali, sebab tanpa tujuan yang jelas maka evaluasi hasil belajar akan berjalan tanpa arah dan pada gilirannya dapat mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan arti dan fungsinya.

b. Menetapkan aspek-aspek yang hendak dievaluasi. Misalnya apakah aspek kognitif, aspek afektif ataukah aspek psikomotorik.

c. Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan di dalam melaksanakan evaluasi. Misalnya apakah evaluasi itu akan dilaksanakan dengan menggunakan teknik tes ataukah teknik nontes. Jika teknik yang akan dipergunakan itu adalah teknik nontes, apakah pelaksanaannya dengan menggunakan pengamatan (observasi), melakukan wawancara (interview), menyebarkan angket (questionnaire).

d. Menyusun alat-alat pengukur yang akan dipergunakan dalam pengukuran dan penialain hasil belajar peserta didik. Seperti butir-butir soal tes hasil belajar (pada evaluasi hasil belajar yang menggunakan teknik tes). Daftar check (check list), rating scale, panduan wawancara (interview guide) atau daftar angket (questionnaire), untuk evaluasi hasil belajar yang menggunakan teknik nontes.

e. Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau patokan untuk memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi. Misalnya

(22)

19 apakah yang akan dipergunakan Penilaian Beracuan Patokan (PAP) ataukah akan dipergunakan Penilaian beracuan kelompok atau Norma (PAN)

f. Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri (kapan dan seberapa kali evaluasi hasil belajar itu akan dilaksanakan).

2.7.2 Menghimpun data

Dalam evaluasi hasil belajar, wujud nyata dari kegiatan menghimpun data adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan tes hasil belajar (apabila evaluasi hasil belajar itu menggunakan teknik tes), atau melakukan pengamatan, wawancara atau angket dengan menggunakan instrumen-instrumen tertentu berupa rating scale, check list, interview guide atau questionnaire (apabila evaluasi hasil belajar itu menggunakan teknik nontes).

2.7.3 Melakukan verifikasi data

Data yang telah berhasil dihimpun harus disaring lebihn dahulu sebelum diolah lebih lanjut. Proses penyaringan itu dikenal dengan istilah penelitian data atau verifikasi data. Verifikasi data dimaksudkan untuk dapat memisahkan data yang “baik” (yaitu data yang dapat memperjelas gambaran yang akan diperoleh mengenai diri individu atau sekelompok individu yang sedang dievaluasi) dari data yang “kurang baik” (yaitu data yang akan mengaburkan gambaran yang akan diperoleh apabila data itu ikut serta diolah).

2.7.4 Mengolah dan menganalisis data

Mengolah dan menganilisis hasil evaluasi dilakukan dengan maksud untuk memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi. Untuk keperluan itu maka data hasil evaluasi perlu disusun dan diatur demikian rupa sehingga “dapat berbicara”. Dalam mengolah dan menganalisis data hasil evaluasi itu dapat dipergunakan teknik statistik.

2.7.5 Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan

Penafsiran atau interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada hakikatnya adalah merupakan verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data yang telah mengalami pengolahan dan penganalisisan itu. Atas dasar interpretasi terhadap data hasil evaluasi itu pada akhirnya dapat dikemukakan kesimpulan-kesimpulan tertentu. Kesimpulan-kesimpulan-kesimpulan hasil evaluasi itu sudah barang tertentu mengacu kepada tujuan dilakukannya evaluasi itu sendiri.

2.7.6 Penggunaan Hasil Evaluasi

Dengan melandaskan diri pada kesimpulan yang telah diperoleh dalam kegiatan evaluasi, evaluator lebih lanjut melakukan pengambilan keputusan atau

(23)

20 merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dipandang perlu untuk dilaksanakan.

Dengan demikian tindakan melakukan evaluasi itu tidak hanya terbatas sampai pada kesimpulan atau kongklusi saja. Harus diingat bahwa kesimpulan itu barulah merupakan suatu pendapat sebagai hasil evaluasi dan karena itu masih memerlukan tindak lanjut.

Sementara Arifin (2010:88-114) menjelaskan tahapan prosedur mengebangkan evaluasi sebagai berikut:

a. Perencanaan evaluasi b. Pelaksanaan evaluasi

c. Monitoring pelaksanaan Evaluasi d. Pengolahan data

e. Pelaporan hasil evaluasi f. Penggunaan hasil evaluasi

2.8 Pendekatan Evaluasi Pembelajaran

Pendekatan evaluasi merupakan sudut pandang seseorang dalam menelaah atau mempelajari evaluasi. Dilihat dari komponen pembelajaran, pendekatan evaluasi dapat dibagi dua, yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan system.

1. Pendekatan Tradisional

Pendekatan ini berorientasi pada praktik evaluasi yang telah berjalan selama ini disekolah yang ditunjukan pada perkembangan aspek intelektual peserta didik.

2. Pendekatan Sistem

Sistem adalah totalitas dari berbagai komponen yang saling berhubungan dan ketergantungan.

a. Penilaian Acuan Patokan (PAP)

Pendekatan ini sering juga disebut penilaian norma absolut. Jika ingin menggunakan pendekatan ini, berarti guru harus membandingkan hasil yang diperoleh peserta didik dengan sebuah patokan atau kriteria yang secara absolut atau mutlak telah ditetapkan oleh guru.

b. Penilaian Acuan Norma (PAN)

Pendekatan ini membandingkan skor setiap peserta didik dengan teman satu kelasnya. Makna nilai dalam bentuk angka maupun kualifikasi memiliki sifat relatif.

(24)

21

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai pembelajaran yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan pengukuran dan penilaian pembelajaran. Pengukuran yang dimaksud di sini adalah proses membandingkan tingkat keberhasilan pembelajaran dengan ukuran keberhasilan pembelajaran yang telah ditentukan secara kuantitatif, sedangkan penilaian yang dimaksud di sini adalah proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan pembelajaran secara kualitatif. Evaluasi merupakan sarana untuk mendapatkan informasi yang diperoleh dari proses pengumpulan dan pengolahan data.

Terdapat beberapa teknik, jenis-jenis, dan syarat-syarat penyusunan evaluasi pembelajaran yang dapat di lakukan dan diperhatikan oleh pendidik dalam melakukan evaluasi pembelajaran.

3.2 Saran

Dalam melakukan Evaluasi Pembelajaran, sebaiknya diperhatikan syarat-syarat dalam penyusunan evaluasi pembelajaran tersebut serta memilih teknik evaluasi pembelajaran yang sesuai agar hasil yang diinginkan sesuai.

(25)

22

DAFTAR PUSTAKA

Afriadi, Yusuf. (2013). Prinsip dan Teknik Evaluasi. (online). (http://gudangmakalahku.blogspot.com/2013/04/prinsip-prinsip-dan-teknik-evaluasi.html diakses April 2014).

Anonim. (2009). Evaluasi pembelajaran. (online). (www.sitimasrurohan.blogspot.com diakses April 2014).

Anonim. (2010). Makalah Evaluasi Pembelajaran. (online). (www.dedehendriono.blogspot.com diakses Maret 2014).

Anonim. (2010). Makalah Evaluasi Pembelajaran. (online). (www.pak-boedi.blogspot.com akses april 2014).

Anonim. (2011). Evaluasi Pembelajaran. (online). www.kumpulanmakalah&artikelpendidikan.blogspot.com pada tanggal April 2014).

Anonim. (2013). Makalah Evaluasi Pembelajaran. (online). (www.agrah93.blogspot.com diakses April 2014).

Anonim. (2013). Tujuan Evaluasi. (online). (http://hilmanpaturusy.blogspot.com/2013/03/tujuan-evaluasi.html

diakses April 2014).

Arifin, Zainal. (2010). Evaluasi Pembelajaran Prinsip,Teknik,Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya

Arikunto, Suharsimi. (1995). Dasar-dasar Evaluasi Evaluasi Pendidikan.

Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Cahyadi, Asep. (2013). Pengertian Evaluasi Pembelajaran. (online). (http://cahyadinasep.blogspot.com/2013/03/pengertian-tujuan-fungsi-prinsip-dan.html diakses April 2014).

Daryanto. (2010). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Fadli, Hadri. (2013). Makalah Evaluasi Pendidikan. (online). (http://fadlimapel25.blogspot.com/2013/10/makalah-prinsip-prinsip-dan-langkah.html diakses April 2014).

Josua, Andi. (2011). Prosedur Evaluasi Pembelajaran. (online).

(http://andijosua.blogspot.com/2011/03/prosedur-evaluasi-pembelajaran.html diakses April 2014).

Sudijono, Anas. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Thoha, M. Chabib. (1996). Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja

Referensi

Dokumen terkait

Magnetorquer adalah aktuator yang menghasilkan momen magnetik yang dihasilkan dari lilitan kawat yang dililitkan pada bagian dalam komponen satelit nano sehingga magnetorquer

Kegiatan Awal : mempersiapkan kebutuhan dalam perjalanan dari tiket sampai keberangkatan (akomodasi), termaksud perlengkapan (seperti pasport, visa,dll) dan

atau berkaitan dengan seni dan budaya. Adapun yang menjadi karakteristik usaha kecil.. adalah

Siklus hidrologi dapat juga berarti lebih sederhana yaitu peredaran air dari laut ke atmosfer melalui penguapan, kemudian akan jatuh pada permukaan bumi dalam bentuk hujan,

Dalam hal saham induk perusahaan dibeli oleh anak perusahaannya, maka saham tersebut tidak dapat digunakan untuk mengeluarkan suara dalam RUPS dan tidak diperhitungkan dalam

Hubungan antara etika organisasi yaitu doronongan manejer untuk berperilaku etis, iklim etika organisasi dan hubungan antara perilaku etis dan kesuksesan karier dengan kepuasan

karakterisasi morfologi tanaman cabai yang terserang hama kutu kebul (bemisia tabaci) menunjukkan gejala nekrosis pada batang, mengeriting pada daun dan daun mengalami klorosis2.

Salah satu hal penting yang mendukung sistem informasi keuangan berbasis komputer berjalan dengan baik adalah sistem pengkodean akun transaksi keuangan yang dipakai