• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN Bahasa Ara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN Bahasa Ara"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN

Untuk menyelesaikan Tugas Perencanaan dan Strategi Pembelajaran

Matematika yang dibina oleh:

En Efendi, M.Pd

Kelas MATKOM 5B (Kelompok 1):

1. Nurrahmah (201310060311047)

2. Siti Mariyah U. (201310060311050) 3. Silvi Maulidia Sholihah (201310060311066) 4. Rizki Al Akbar (201310060311074) 5. Sheila Zendayani U. (201310060311078)

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, shalawat dan salam pada junjungan Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah dengan izin dan petunjuk-Nya penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika dengan membahas tentang Hakikat Strategi Pembelajaran.

Penyusunan makalah ini tidak akan berhasil dengan baik jika tidak ada dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Dengan kesempatan kali ini penyusun akan menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu proses pengerjaan laporan sehingga laporan ini dapat tersusun dengan baik dan tepat waktu. Ucapan terima kasih penulis akan disampaikan kepada:

1. Bapak En. Effendy, M.Pd selaku Dosen mata kuliah Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika.

2. Ayah dan Ibu tercinta yang tak pernah lelah memberikan motivasi, semangat, kasih sayang, doa dan pengorbanan yang tak terbatas.

3. Teman-teman yang telah membantu dan mendukung dalam penuntasan laporan.

Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kami terbuka untuk kritik dan saran agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata, semoga penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Malang , 23 Sepetmber 2015

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 2

DAFTAR ISI ... 3

BAB I PENDAHULUAN ... 4

1.1 Latar Belakang ... 4

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan ... 4

BAB II PEMBAHASAN ... 6

2.1 Pengertian Strategi Belajar Mengajar (SBM) ... 6

2.2 Perbedaan Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran ... 7

2.3 Perilaku Strategi Belajar Mengajar ... 8

2.4 Komponen Strategi Belajar Mengajar ... 10

2.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Strategi Belajar Mengajar ... 11

2.6 Langkah-langkah Strategi Belajar Mengajar ... 17

2.7 Tugas dan Fungsi Guru ... 20

BAB III PENUTUP ... 25

3.1 Kesimpulan ... 25

3.2 Saran ... 25

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya adalah misi pendidikan yang menjadi tanggung jawab professional setiap guru. Guru tidak cukup hanya menyampaikan materi pengetahuan kepada siswa di kelas tetapi dituntut untuk meningkatkan kemampuan guna mendapatkan dan mengelola informasi yang sesuai dengan kebutuhan profesinya.

Mengajar bukan lagi usaha untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan juga usaha menciptakan sistem lingkungan yang membelajarkan subjek didik agar tujuan pengajaran dapat tercapai secara optimal. Mengajar dalam pemahaman ini memerlukan suatu strategi belajar mengajar yang sesuai. Mutu pengajaran tergantung pada pemilihan strategi yang tepat dalam upaya mengembangkan kreativitas dan sikap inovatif subjek didik. Untuk itu perlu dibina dan dikembangkan kemampuan professional guru untuk mengelola program pengajaran dengan strategi belajar yang kaya dengan variasi.

1.2 Rumusana Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan strategi belajar mengajar ?

2. Apa perbedaan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran ? 3. Bagaimana perilaku strategi belajar mengajar ?

4. Bagaimana hubungan antara komponen strategi belajar mengajar ? 5. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi strategi belajar mengajar ? 6. Bagaimana langkah-langkah strategi belajar mengajar ?

7. Apa saja tugas dan fungsi guru ?

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian strategi belajar mengajar

(5)

3. Untuk mengidentifikasi perilaku strategi belajar mengajar

4. Untuk mengetahui hubungan antara komponen strategi belajar mengajar 5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi strategi belajar

mengajar

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Strategi Belajar Mengajar (SBM)

Startegi belajar-mengajar mempunyai banyak istilah dan pengertian, terutama dari para ahli. Barikut ini beberapa pendapat ahli mengenai pengertian strategi belajar mengajar.

Strategi belajar-mengajar, menurut J.R. David dalam Teaching Strategies for College Class Room (1976) ialah aplan, method, or series of activities designe to achicves a particular educational goal (P3G, 1980). Menurut pengertian ini strategi belajar-mengajar meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.

Menurut Sudjana, Nana (1989) dalam (https://insaniaku.files.wordpress.com), starategi belajar mengajar merupakan tindakan guru melaksankan rencana mengajar, yaitu usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel pengajaran (tujuan, metode, alat, serta evaluasi) agar dapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

T. Raka Joni, seoarang pakar pendidikan, mengartikan strategi belajar-mengajar sebagai pola umum perbuatan guru-murid di dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar. Sementara itu, Joyce dan Weill mengatakan bahwa strategi belajar-mengajar sebagai model-model mengajar.

Secara umum, strategi belajar mengajar merupakan pola-pola kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

(7)

2.2 Perbedaan Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran

Istilah pendekatan, strategi, metode, dan teknik sering kita temukan bahkan digunakan dalam pembahasan ataupun penyusunan proses pembelajaran di sekolah.

Keempat istilah sering digunakan secara bergantian, walaupun pada dasamya istilah-istilah tersebut memiliki perbedaan satu sama lain.

Menurut Joni, T. Raka (1991), pendekatan menunjukkan cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian. Dalam pembelajaran, pendekatan yang dipilih akan menjadi pedoman dalam memilih komponen pembelajaran lainnya, terutama startegi dan metode pembelajaran.

Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran untuk memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, sehingga tujuan

kompetensi, dan hasil belajar dapat tercapai dengan baik. Dalam strategi pembelajaran mengandung penjelasan tentang metode/prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan perkataan lain, strategi pembelajaran mengandung arti yang lebih luas dari metode dan teknik. Artinya, metode/prosedur dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran.

Ketepatan dalam memilih stategi sangat memungkinkan keterlaksanaan metode-metode terpilih untuk mewujudkan sekaligus menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan sehingga peserta didik merasa dipermudah dalam mewujudkan hasil belajar yang diharapkan. Dengan demikian, strategi merupakan komponen pembelajaran yang memungkinkan terlaksananya metode-metode terpilih untuk menyajikan bahan ajar selama kegiatan pembelajaran.

Pervical, Fred & Elington, Henry (1984) menyatakan bahwa metode adalah cara yang umum untuk menyampaikan pelajaran kepada peserta didik atau mempraktikan teori yang telah dipelajari dalam rangka mencapai tujuan. Jadi, metode berhubungan dengan cara yang memungkinkan peserta didik memperoleh kemudahan dalam rangka mempalajari bahan yang disampaikan oleh guru.

(8)

menyenangkan sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien sehingga peserta didik dapat meraih hasil belajar sesuai yang diharapkan. Dengan demikian, metode merupakan suatu komponen yang sangat menentukkan terciptanya kondisi selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran.

Dalam konteks kondisi pembelajaran yang menyenangkan itu, Ivon K. Davies (1981) menegaskan bahwa suatu kegiatan pembelajaran tidak selalu menjamn peserta didik akan dapat belajar. Hal ini menunjukkan bahwa sebaik apapun seorang guru dalam merancang atau mendesain suatu program pembelajaran, program tersebut tidak dapat mewujukan ketercapaian kompetensi yaang diharapkan secara optimal, apabila tidak didukung oleh pemilihan sekaligus penggunaan metode secara tepat.

Teknik pembelajaran seringkali disamakan artinya dengan metode pembelajaran. Teknik adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik ke arah tujuan yang ingin dicapai (Gerlach dan Ely, 1980).

Pada dasarnya, metode dan teknik pembelajaran itu berbeda. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan, yang bersifat implementatif. Dengan perkataan lain, metode yang dipilih oleh masing-masing itu adalah sama, tetapi mereka menggunakan teknik yang berbeda.

Strategi dapat diartikan sebagai rencana kegiatan untuk mencapai sesuatu. Sedangkan metode ialah cara untuk mencapai sesuatu. Untuk melaksanakan suatu strategi digunakan seperangkat metode pengajaran tertentu. Dalam pengertian demikian maka metode pengajaran menjadi salah satu unsur dalam strategi belajar mengajar. Unsur seperti sumber belajar, kemampuan guru dan siswa, media pendidikan, materi pengajaran, organisasi adalah: waktu tersedia, kondisi kelas dan lingkungan merupakan unsur-unsur yang mendukung strategi belajar-mengajar.

2.3 Perilaku Strategi Belajar Mengajar

(9)

kepastiannya seharusnya guru mengetahui tentang karakteristik perilaku anak didik saat mereka mau masuk sekolah dan mulai dengan kegiatan belajar mengajar dilangsungkan, tingkat dan jenis karakteristik perilaku anak didik yang telah dimilikinya ketika mau mengikuti kegiatan belajar mengajar. Itulah yang dimaksudkan dengan entering behavior siswa.

Menurut Abin Syamsudin, entering behavior dapat diidentifikasikan dengan cara: a. Secara tradisional, yaitu guru memberikan sejumlah pertaanyaan kepada peserta

didik mengenai bahan yang pernah diberikan sebelum menyajikan bahan baru. b. Secara inovatif, yaitu guru memberikan pre-test kepada peserta didik sebelum

memulai program belajar mengajar.

Gambaran tentang entering behavior ini dapat membantu guru dalam hal-hal sebagai berikut:

a. Mengetahui seberapa jauh kesamaan individual siswa dalam taraf kesiapannya (readiness), kematangan (maturation), serta tingkat penguasaan (matery) pengetahuan serta keterampilan dasar.

b. Guru dapat memilih bahan, prosedur, metode, teknik, serta alat bantu belajar mengajar yang sesuai.

c. Guru dapat mengetahui seberapa jauh dan seberapa banyak perubahan perilaku peserta didik dengan membandingkan nilai pre-test dengan nilai-nilai hasil pasca-test.

Ada tiga dimensi dari entering behavior yang perlu diketahui oleh guru:

a. Batas-batas ruang lingkup materi pengetahuan yang telah dimiliki dan dikuasai oleh siswa.

b. Tingkatan tahapan materi pengetahuan, terutama kawasan pola-pola sambutan atau kemampuan yang telah dimiliki siswa.

c. Kesiapan dan kematangan fungsi-fungsi psikofisik. Sebelum merencanakan dan melaksanakan kegiatan mengajar, guru harus dapat menjawab pertanyaan.

(10)

tidak dapat diamati. Karakteristik model ini adalah penjabaran tugas-tugas yang harus dipelajari peserta didik lebih efisien dan berurutan.

2.4 Komponen Strategi Belajar Mengajar

Berikut ini merupakan komponen-komponen dalam strategi belajar mengajar, yaitu :

1. Tujuan pengajaran

Tujuan pengajaran merupakan acuan yang dipertimbangkan untuk memilih strategi belajar mengajar.

2. Guru

Masing-masing guru berbeda dalam pengalaman, pengetahuan, kemampuan menyajikan pelajaran, gaya mengajar, pandangan hidup dan wawasan.

Perbedaan ini mengakibatkan adanyaperbedaan dalam pemilihan strategi belajar mengajar yang digunakan dalam program pengajaran.

3. Peserta didik

Dalam kegiatan belajar mengajar peserta didik mempunyai latarbelakang yang berbeda-beda, hal ini perlu dipertimbangkan dalam menyusun strategi belajar mengajar yang tepat

4. Materi pelajaran

Materi pelajaran dapat dibedakan antara materi formal (isi pelajaran dalam buku teks resmi/buku paket di sekolah) dan materi informal (bahan-bahan pelajaran yang bersumber dari lingkungan sekolah)

5. Metode pengajaran

Ada berbagai metode pengajaran yang perlu dipertimbangkan dalam strategi belajar mengajar

6. Media pengajaran

Keberhasilan program belajar mengajar tidak tergantung dari canggih atau tidaknya media yang digunakan, tetapi dari ketepatan dan keefektifan media yang digunakan.

7. Faktor administrasi dan finansial

(11)

2.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Strategi Belajar Mengajar

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi starategi belajar mengajara dalam proses pembelajaran. Faktor-faktor tersebut adalah tujuan, guru, peserta didik, sarana dan prasarana, kegiatan pembelajaran, lingkungan, bahan dan alat evaluasi, dan suasana evaluasi. Dengan faktor-faktor yang telah diketahui tersebut tentunya strategi belajar mengajar dapat ditentukan oleh guru dan siswa agar belajar dapat berjalan secara optimal. Faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tujuan

Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Kepastian dari perjalanan proses belajar mengajar berpangkal dari jelas tidaknya perumusan tujuan pengajaran. Tercapainya tujuan sama halnya keberhasilan pengajaran. Sedikit banyaknya perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru, dan secara langsung guru mempengaruhi kegiatan belajar peserta didik. Guru dengan sengaja menciptakan lingkungan belajar guna mencapai tujuan. Jika belajar anak didik dan kegiatan mengajar guru bertentangan, dengan sendirinya tujuan pengajaran pun gagal untuk dicapai. Maka dari itu perumusan tujuan pembelajaran harus jelas dan dimengerti oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai secara optimal dengan strategi belajar yang baik.

2. Guru

(12)

keberhasilan anak, mengingat guru adalah pengajar dan pembimbing anak didik walaupun tujuan akhir tergantung dari anak didik tersebut.

3. Peserta didik

Menurut Dunkin, faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran dilihat dari aspek siswa meliputi :

a. Latar belakang siswa (pupil formative experience) meliputi jenis kelamin siswa, tempat kelahiran, tingkat sosial ekonomi, dari keluarga bagaimana siswa berasal dan lain sebagainya. Kepribadian mereka bermacam-macam ada yang pendiam, ada yang periang, ada yang suka bicara, ada yang kreatif, keras kepala, manja dan sebagainya.

b. Sifat yang dimiliki siswa (pupil properties) meliputi kemampuan, pengetahuan dan sikap. Tidak dapat disangkal bahwa setiap siswa memiliki kemampuan atau tingkat kecerdasan yang bervariasi. Perbedaan-perbedaan semacam itu menuntut perlakuan yang berbeda pula baik dalam penempatan atau pengelompokan siswa maupun dalam perlakuan guru dalam menyesuaikan gaya belajar. Karena itu perbedaan anak pada aspek biologis, intelektual dan psikologis tersebut dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar.Anak didik atau siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi jarak dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama.

4. Sarana dan Prasaran

(13)

pembelajaran.Terdapat beberapa keuntugan bagi sekolah yang memiliki kelengkapan sarana dan prasana, misalnya

a. Pertama, kelengkapan sarana dan prasarana dapat menumbuhkan gairah dan motivasi guru mengajar. Mengajar dapat diartikan sebagai proses penyampaian materi pelajaran dan sebagai proses pengaturan lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Jika mengajar dipandang sebagai proses penyampaian materi, maka dibutuhkan sarana pembelajaran berupa alat dan bahan yang dapat menyalurkan pesan secara efektif dan efisien, sedangkan manakala mengajar dipandang sebagai proses mengatur lingkungan agar siswa dapat belajar, maka dibutuhkan sarana yang berkaitan dengan berbagai sumber belajar yang dapat mendorong siswa untuk belajar.

b. Kedua, kelengkapan saran dan prasarana dapat memberikan berbagai pilihan pada siswa untuk belajar. Setiap siswa pada dasarnya memiliki gaya belajar yang berbeda. Siswa yang auditif akan lebih mudah belajar melalui pendengar, sedangkan tipe siswa yang visual akan lebih mudah belajar melalui penglihatan.

5. Kegiatan Pembelajaran

Pola umum kegiatan pembelajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dan anak didik dengan bahan sebagai perantaranya. Guru yang mengajar, anak didik yang belajar. Maka guru adalah orang yang menciptakan lingkungan belajar bagi kepentingan belajar anak didik.Strategi penggunaan metode mengajar amat menentukan kualitas hasil belajar mengajar. Hasil pembelajaran yang dihasilkan dari penggunaan metode ceramah tidak sama dengan hasil pembelajaran yang dihasilkan dari penggunaan metode tanya jawab atau metode diskusi.

6. Lingkungan

Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran yaitu:

(14)

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kelompok belajar yang besar dalam satu kelas berkecenderungan :

1. Sumber daya kelompok akan bertambah luas sesuai dengan jumlah siswa, sehingga waktu yang tersedia akan semakin sempint.

2. Kelompok belajar akan kurang mampu memanfaatkan dan menggunakan semua sumber daya yang ada. Misalnya dalam penggunaan waktu diskusi. Jumlah siswa yang terlalu banyak akan memakan waktu yang banyak pula, sehingga sumbangan pikiran akan sulit didapatkan dari setiap siswa.

3. Kepuasan belajar setiap siswa akan kecenderungan menurun. Hal inidisebabkan kelompok belajar yang terlalu banyak akan mendapatkan pelayanan yang terbatas dari setiap guru, dengan kata lain perhatian guru akan semakin terpecah. semakin banyak siswa yang terpaksa menunggu untuk sama-sama maju mempelajari materi pelajaran baru.

6. Anggota kelompok yang terlalu banyak berkecenderungan akan semakin banyak siswa yang enggan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan kelompok.

(15)

lembaga-lembaga masyarakat dan sebagainya.Iklim sosial yang banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi keluarga (letak rumah) semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.

7. Bahan dan Alat Evaluasi

Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam kurikulum yang sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan ulangan. Biasanya bahan pelajaran itu sudah dikemas dalam bentuk buku paket untuk dikonsumsi oleh anak didik. Setiap anak didik dan guru wajib mempunyai buku paket tersebut guna kepentingan kegiatan belajar mengajar di kelas.

Bila tiba masa ulangan, semua bahan yang telah diprogramkan dan harus selesai dalam jangka waktu tertentu dijadikan sebagai bahan untuk pembuatan item-item soal evaluasi. Gurulah yang membuat dengan perencanaan yang sistematis dan dengan menggunakan alat evaluasi. Alat-alat evaluasi yang umumnya digunakan tidak hanya benar-salah (true – false) dan pilihan ganda (multiple choise) tapi juga menjodohkan (matching), melengkapi (completion) dan essay.Masing-masing alat evaluasi mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Benar – salah ( B – S) dan pilihan ganda adalah bagian dari tes objetif. Maksdunya, objektive dalam hal pengoreksian, tapi belum tentu objektif dalam jawaban yang dilakukan oleh anak-anak didik. Karena sifat alat ini mengharuskan anak didik memilih jawaban yang sudah disediakan dan tidak ada alternatif lain diluar dari alternatif itu, maka bila anak didik tidak dapat menjawabnya, cenderung melakukan tindakan spekulasi pengambilan sikap untung-untungan ketimbang tidak bisa.

(16)

kalaupun ada standar penilaian, masih terpengaruh dengan selera guru. Apalagi bila tulisan anak didik tidak mudah terbaca, kejengkelan hati segera muncul dan pemberian nilai tanpa pemeriksaanpun dilakukan.

8. Suasana Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi biasanya dilaksanakan di dalam kelas. Semua anak didik dibagi menurut kelas masing-masing dan tingkatan masing-masing. Besar kecilnya jumlah anak didik yang dikumpulkan di dalam kelas akan mempengaruhi suasana kelas. Sekaligus mempengaruhi suasana evaluasi yang dilaksanakan. Sistem silang adalah tekhnik lain dari kegiatan mengelompokkan anak didik dalam rangka evaluasi. Sistem ini dimaksudkan untuk mendapatkan data hasil evaluasi yang benar-benar objektif.

Karena sikap mental anak didik belum semuanya siap untuk berlaku jujur, maka dihadirkanlah satu atau dua orang pengawas atau guru yang ditugaskan untuk mengawasinya. Selama pelaksanaan evaluasi, selama itu juga seorang pengawas mengamati semua sikap, gerak gerik yang dilakukan oleh anak didik.

(17)

seharusnya tidak boleh terjadi pada diri anak didik. Inilah dampak yang merugikan terhadap kualitas pembelajaran.

2.6 Langkah-langkah Strategi Belajar Mengajar

Langkah – langkah pembelajaran disusun untuk membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diberikan. Langkah – langkah pembelajaran merupakan hal yang sangat menentukan dalam keberhasilan siswa menguasai kompetensi dasar. Dengan kegiatan pembelajaran yang disusun dengan tepat siswa akan lebih mudah menguasai materi ajar yang diberikan. Dalam merencanakan kegiatan pembelajaran, harus diperkirakan bagaimana indikator keberhasilan belajar. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun langkah - langkah dalam penyusunan strategi belajar mengajar :

1. Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat. 2. Ketersediaan sumber belajar.

3. Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 4. Memilih dan menetapkan isi dan muatan (bahan ajar)

5. Merencanakan dan memperkirakan kebutuhan waktu yang sesuai.

Secara umum, prosedur atau langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui 3 tahapan yaitu : (1) kegiatan pendahuluan; (2) kegiatan inti; (3) kegiatan akhir dan tindak lanjut:

a. Pendahuluan

Udin S. Winataputra, dkk. (2003) mengemukakan hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan pendahuluan, yaitu :

1. Menciptakan Kondisi Awal Pembelajaran,meliputi: membina keakraban, menciptakan kesiapan belajar peserta didik dan menciptakan suasana belajar yang demokratis.

(18)

pemanasan dan apersepsi, di dalamnya mencakup: (1) pelajaran dimulai dengan hal-hal yang diketahui dan dipahami peserta didik; (2) motivasi peserta didik ditumbuhkan dengan bahan ajar yang menarik dan berguna bagi peserta didik; dan (3) peserta didik didorong agar tertarik untuk mengetahui hal-hal yang baru.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti pada dasarnya merupakan kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran atau proses untuk pencapaian kompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, degan menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik pesertadidikdan materi pelajaran Udin S. Winataputra, dkk. (2003) mengemukakan hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan inti, yaitu : (1) menyampaikan tujuan yang ingin dicapai, baik secara lisan maupun tulisan, (2) menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh, dan (3) membahas materi. Depdiknas (2003) mengemukakan tiga bentuk kegiatan ini yaitu: (1) eksplorasi; (2) konsolidasi pembelajaran, dan (3) pembentukan sikap dan perilaku.

1. Kegiatan eksplorasi, merupakan usaha memperoleh atau mencari informasi baru. Yang perlu diperhatikan dalam kegiatan eksplorasi, yaitu: (a) memperkenalkan materi/keterampilan baru; (b) mengaitkan materi dengan pengetahuan yang sudah ada pada peserta didik; (c) mencari metodologi yang paling tepat dalam meningkatkan penerimaaan peserta didik akan materi baru tersebut.

(19)

kegiatan dan kehidupan di dalam lingkungan; dan (d) mencari metodologi yang paling tepat sehingga materi ajar dapat terproses menjadi bagian dari pengetahuan peserta didik.

3. Pembentukan sikap dan perilaku merupakan pemrosesan pengetahuan menjadi nilai, sikap dan perilaku. Yang perlu diperhatikan dalam pembentukan sikap dan perilaku, adalah :

a. Peserta didik didorong untuk menerapkan konsep atau pengertian yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Peserta didik membangun sikap dan perilaku baru dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengertian yang dipelajari. c. Cari metodologi yang paling tepat agar terjadi perubahan sikap

dan perilaku peserta didik.

c. Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran

Udin S. Winataputra, dkk. (2003) mengemukakan hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran, yaitu: (a) penilaian akhir; (b) analisis hasil penilaian akhir; (c) tindak lanjut; (d) mengemukakan topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang; dan (e) menutup kegiatan pembelajaran. Mulyasa (2003) mengemukakan dua kegiatan pokok pada akhir pembelajaran, yaitu : (a) pemberian tugas dan (b) post tes. Sementara itu, Depdiknas (2003) mengemukakan dalam kegiatan akhir perlu dilakukan penilaian formatif, dengan memperhatikan hal-hal berikut: (a) kembangkan cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik; (b) gunakan hasil penilaian tersebut untuk melihat kelemahan atau kekurangan peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi guru; dan (c) cari metodologi yang paling tepat yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

(20)

2.7 Tugas dan Fungsi Guru

Menurut Roestiyah N.K.,tugas guru adalah sebagai brerikut :

1. Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan dan pengalaman – pengalaman

2. Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai cita- cita dan dasar negara kita pancasila

3. Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai Undang- undang pendidikan yang merupakan keputusan MPR No.II Tahun 1983

4. Sebagai perantara dalam belajar. Didalam proses belajar guru hanya sebagai perantara/ medium, anak harus berusaha sendiri mendapatkan/ insight timbul perubahan dalam penegtahuan, tingkah laku dan sikap.

5. Guru adalah pembimbing, untuk membawa anak didik kearah kedewasaan, pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak didik menurut kehendaknya.

6. Guru adalah pen dihubung antara sekolah dan masyarakat. Anak nantinya kan hidup dan bekerja, serta mengabdikan diri dalam masyarakat, dengan demikian anak harus dilatih dan dibiasakan di sekolah terlebih dahulu.

(21)

sekolah secara demokratis, sehingga suasana pekerjaan penuh dengan rasa kekeluargaan.

8. Pekerjaan guru sebagai suatu profesi. Orang yang menjadi guru karena terpaksa tidak dapat bekerja dengan baik, maka harus menyadari benar- benar

pekerjaannya sebagai suatu profesi.

9. Guru sebagai perencana kurikulum. Guru mengahdapi anak- anak setiap hari, gurulah yang paling tahu kebutuhan anak- anak dan masyarakat sekitar, maka dalam menyusun kurikulum, kebutuhan ini tidak boleh di tinggalkan.

10. Guru sebagai pemimpin. Guru mempunyai kesempatan dan tanggung jawab dalam banyak situasi untuk membimbing anak kearah pemecahan soal, membentuk keputusan, dan menghadapkan anak- anak kepada problem

11. Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak- anak. Guru harus turut aktif dalam segala aktifitas anak,misalnya dalm ekstrakurikuler membentuk kelompok belajar dan sebagainya.

Fungsi guru sebagai pendidik atau siapa saja yang telah menerjunkan diri menjadi guru, yaitu

a. Korektor

Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk. Nilai yang berbeda ini harus betul- betul dipahami dalam kehidupan masyarakat.

b. Informator

Sebagai informotory, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu penegtahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaranyang telah diprogramkan dalam kurikilum.

c. Motivator

d. Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar.

e. Inisiator

Dalam fungsinya sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide- ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran.

(22)

Peran guru yang tidak kalah penting dari semua peran yang telah disebutkan diatas, adalag sebagai pembimbing. Peranan ini harus lebih dipentingkan, karena kehadiran guru disekolah adalah untuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap

g. Supervisor

Sebagai supervior, guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran.

Tugas Dan Fungsi Guru Menurut Undang- Undang

Dalam Undang – Undang Sisdiknas Bab XI pasal 39, 40 dan 42 dinyatakan bahwa tugas guru adalah merencanakan dan melaksanaakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dimanamis, dan dialogis, mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberukan kepadanya, memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, bahwa guru memiliki tugas sebagai berikut:

a. Memiliki akademik yang berlaku.

b. Memiliki kompetensi pedagogik, yaitu yang meliputi :  Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;  Pemahaman terhadap peserta didik

 Pengembangan kurikulum atau silabus  Perancangan pembelajaran

 Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis  Pemanfaatan teknologi pembelajaran

(23)

 Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya

c. Memiliki kompetensi kepribadian, yang meliputi :  Beriaman dan bertakwa

 Berahlak mulia, arif dan bijaksana  Demokratis, mantap

 Berwibawa, stabil;  Dewasa, jujur , sportif

 Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat  Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri, dan  Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

d. Memiliki kompetensi sosial, yang meliputi :

 Berkomunikasi lisan, tulis, dan / atau isyarat secara santun

 Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional  Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan pemimpin satuan pendidikan, orang tua wali peserta didik.  Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan

norma serta sistem nilai yang berlaku, dan

 Menerapkan prinsip persaudaraan sejai dan semangat kebersamaan. e. Memiliki kompentensi profesional, yang meliputi :

Mampu menguasai materi secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan / atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu; dan

Mampu menguasai konsep dan metode disiplin keilmuan,teknologi,atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan / kelompok mata

pelajaran yang akan dilampaui f. Memiliki sertifikat pendidik

g. Sehat jasmani dan rohani

(24)

i. Mentaati peraturan yang ditetapkan oleh satuan pendidikan, penyelenggara pendidikan, pemerintah daerah, dan pemerintah.

j. Melaksanakan pembelajaran yang mencangkup kegiatan pokok:  Merencanakan pembelajaran

 Melaksanakan pembelajaran  Menilai hasil pembelajaran

 Membimbing dan melatih peserta didik ; dan

(25)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Strategi belajar mengajar perlu dirancang dan diterapkan guru ketika akan dan saat melaksanakan pembelajaran. Dengan strategi pembelajaran yang baik, tentunya akan dapat dihasilkan hasil pembelajaran yang maksimal. Oleh karena itu, sebagai calon pendidik maka kita harus mampu memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mampu mencapai kesuksesan dalam proses belajar mengajar.

3.2 Saran

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Barlian, Ikbal. 2013. Begitu Pentingkah Strategi Belajar Mengajar Bagi Guru ?. Jurnal Pendidikan (online). (http://eprints.unsri.ac.id , diunduh pada 27 September 2015)

Djamarah, S. B & Zain, A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Nurlaela, Siti. 2015. Konsep Strategi Belajar Mengajar. Makalah (online). (https://lightatthenight.blogspot.ca , di unduh pada 28 September 2015)

Rianto, Milan. 2006. Pendekatan, Startegi, dan Metode Pembelajaran. Bahan Ajar diklat (online). (https://ayahalby.files.wordpress.com, di unduh pada 27 September 2015)

Sunhaji. 2009. Strategi Pembelajaran Sunhaji. Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan

(online). (https://insaniaku.files.wordpress.com, diunduh pada 27 September 2015)

http://nurma.staff.uns.ac.id/wp-content/blogs.dir/25/files/2008/11/sbm.pdf (diunduh pada 27 September 2015)

https://newsatria156.wordpress.com/2012/09/06/makalah-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-strategi-belajar-mengajar/ (di unduh pada tanggal 28 september pukul 08:00)

http://www.situsbahasa.info/2011/05/perencanaan-pemebelajaran .html(di unduh pada tanggal 28 september pukul 08:00)

Referensi

Dokumen terkait

Néhány globális jelentőségű környezeti megállapodás – a vegyianyag-egyezmények, bizonyos természeti erőforrások hasznosításáról szóló

Tahap validasi model yakni untuk menguji apakah nilai-nilai dugaan volume dari tabel volume yang tersusun dapat memberikan nilai dugaan volume yang berbeda nyata dengan nilai

Jaringan yang dibekukan dengan cepat jika dicairkan kembali maka air akan diserap kembali ke dalam jaringan ketika kristal-kristal es tersebut mencair, sedangkan pada pembekuan

Struktur yang digunakan pada sekolah menengah umum adalah strukturyang cukup kuat untuk penggunaan bangunan beriantai 1 sampai 2, dan dapat memenuhi kefleksibelitasan modularitas

Oleh karena itu penelitian yang dilakukan ini mengamati produktivitas daun dan rhizoma semua jenis lamun yang ditemukan dengan melihat kontribusi masing- masing

kesimpulan dari Studi Deskriftif Tentang Pelayanan Terhadap Pasien Usia Lanjut di Poli Lansia Puskesmas Gurah ini yaitu telah memiliki kualitas pelayanan kesehatan

)ntuk sekarang sudah "anyak #empered $lass yang di tawarkan dari berbagai %erek untuk Handphone dan $adget atau #ablet. )ntuk ketebalannya pun hampir   beraneka ragam, mulai

Tujuan penelitian ini menganalisis pengaruh terapi tertawa terhadap penurunan insomnia pada lansia di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten