• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SISTE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SISTE"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

Pengawasan dan pemeliharaan persediaan adalah masalah dalam semua organisasi di setiap sektor ekonomi. Masalah persediaan tidak hanya terbatas pada perusahaan berdasarkan keuntungan saja, tetapi juga dialami oleh organisasi sosial (Yamit, 1999). Guna lebih dapat bersaing di dalam dunia usaha sekarang diperlukan efisiensi yang sangat tinggi. Suatu sistem yang terkomputerisasi dengan baik sangat diperlukan dalam pencapaian efisiensi tersebut, terutama pada suatu perusahaan yang mempunyai rutinitas transaksi yang tinggi dan memiliki banyak data yang harus diolah. Sehingga diperlukan manajemen persediaan pada setiap perusahaan tersebut.

Tujuan utama manajemen persediaan adalah mengendalikan persediaan agar dapat melayani kebutuhan konsumen akan barang dari waktu ke waktu serta dapat meminimalkan total biaya operasi perusahaan (Mitra, 2004). Minimarket KopataMart adalah minimarket yang bergerak di dalam penjualan barang kebutuhan sehari-hari. Dalam operasional sehari-hari proses Minimarket tersebut sudah mempunyai sistem yang terkomputerisasi pada proses penjualan barang. Namun pada proses pendataan masih bersifat manual sehingga banyak terjadi kesalahan dari bagian-bagian yang bertanggung jawab seperti bagian penjualan. Tidak terdapatnya penentuan prioritas pembelian barang juga menjadi permasalahan untuk efisiensi biaya operasional minimarket.

(2)

suatu alat yang dapat menginformasikan dan membantu dalam proses pengambilan keputusan persediaan barang secara tepat yang nantinya berpengaruh pada efisiensi dan optimasi keuntungan.

Sistem pembelian barang tersebut digunakan untuk mengetahui kebutuhan dengan empat kriteria untuk menjawab permasalahan utama yaitu stock barang, kualitas, tanggal kadarluarsa dan lama waktu pengiriman barang. Sehingga diharapkan sistem yang dibuat ini dapat diimplementasikan secara langsung oleh pemilik minimarket.

Metode Analitycal Hierarchy Process akan digunakan dalam perancangan dan pembuatan sistem pendukung keputusan di minimarket KopataMart. Alasan penggunaan Analitycal Hierarchy Process adalah kriteria dalam perancangan sistem yang akan dibuat sudah jelas. Kriteria tersebut adalah stock barang, kualitas, tanggal kadarluarsa dan lama waktu pengiriman barang.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mekanisme inventory minimarket, khususnya di KopataMart Purwokerto ?

2. Bagaimana cara merancang dan mengembangkan sistem pendukung keputusan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process pada proses inventory di KopataMart Purwokerto ?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah diperlukan supaya permasalahan yang dikaji tidak terlalu luas. Sehingga penelitian dapat lebih terarah sesuai dengan tujuan penulis. Adapun batasan masalah yang digunakan pada penelitian ini adalah:

(3)

pendukung keputusan inventory minimarket meliputi fungsi: retur pembelian, pembuatan PO, penerimaan dari PO, laporan, jumlah stok, arsip stok bulanan dan penentuan prioritas pembelian.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah maka dapat diketahui tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui dan menyempurnakan mekanisme inventory minimarket, khususnya di KopataMart Purwokerto.

2. Merancang dan Mengembangkan sistem pendukung keputusan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process pada proses inventory di KopataMart Purwokerto.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk 1. Bagi Minimarket Kopatamart:

a. Mempermudah proses inventory barang dengan aplikasi berbasis desktop.

b. Mengembangkan kinerja KopataMart sebagai minimarket yang dapat memenuhi dan menyediakan kebutuhan masyarakat.

c. Memudahkan user dalam menginventori barang serta mempermudah administrator untuk mengelola data hasil penjualan.

2. Bagi mahasiswa:

a. Menerapkan dan membandingkan pengetahuan yang diperoleh dalam perkuliahan dengan apa yang dilakukan pada penelitian.

b. Menumbuhkan kesiapan mental mahasiswa untuk memasuki dunia kerja.

(4)

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan ini disusun sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang konsep dasar sistem, sistem pendukung keputusan, manajemen persediaan (Inventory), metode analitycal hierarchy process (AHP ), matriks, nilai dan vektor eigen, metode pengembangan sistem (Metode Waterfall), dan basisdata.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi waktu dan tempat penelitian, data dan alat, metode pengambilan data, metode pengembangan sistem, dan jadwal penelitian (terlampir).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisi hasil analisa dan rancangan mulai dari DFD, ERD, struktur data, model matematika AHP, rancangan form sampai tampilan form dari sistem pendukung keputusan inventory minimarket

BAB V Penutup

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Sistem

Suatu sistem beroperasi dan berinteraksi dengan lingkungannya untuk mencapai sasaran (objective) tertentu. Suatu sistem menunjukkan tingkah lakunya melalui interaksi diantara komponen-komponen di dalam sistem dan diantara lingkungannya (Frederick, 1984). Lingkungan sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

Suatu sistem yang memiliki komponen terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Dengan adanya interaksi antara komponen dengan lingkungan tempat keberadaan sistem maka akan membentuk suatu sistem yang digunakan untuk mencapai sasaran tertentu. Jika suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

2.2 Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan (SPK) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer yang termasuk sistem berbasis pengetahuan atau manajemen pengetahuan yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi terstruktur yang spesifik (Suryadi, K. dan Ramdhani, MA. 1998).

(6)

Menurut Keen dan Scoot Morton (1978) SPK merupakan penggabungan sumber-sumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan. Sistem Pendukung Keputusan juga merupakan sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang menangani masalah-masalah semistruktur . Berdasarkan pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa SPK bukan merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan dengan melengkapi mereka dengan informasi dari data yang telah diolah dengan relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat. Sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan keputusan dalam proses pembuatan keputusan.

2.2.1 Karakteristik dan Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Turban (2005), ada beberapa karakteristik dari SPK, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Mendukung seluruh kegiatan organisasi.

2. Mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi. 3. Dapat digunakan berulang kali dan bersifat konstan. 4. Terdapat dua komponen utama, yaitu data dan model. 5. Menggunakan baik data ekternal maupun internal.

6. Memiliki kemampuan what-if analysis dan goal seeking analysis. 7. Menggunakan beberapa model kuantitatif.

Selain itu, Turban juga menjelaskan kemampuan yang harus dimiliki oleh sebuah sistem pendukung keputusan, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Menunjang pembuatan keputusan manajemen dalam menangani masalah semi terstruktur dan tidak terstruktur.

2. Membantu manajer pada berbagai tingkatan manajemen, mulai dari manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah.

(7)

4. Menunjang pembuatan keputusan yang saling bergantungan dan berurutan.

5. Menunjang tahap-tahap pembuatan keputusan antara lain intelligence, design, choice dan implementation.

6. Menunjang berbagai bentuk proses pembuatan keputusan dan jenis keputusan.

7. Kemampuan untuk melakukan adaptasi setiap saat dan bersifat fleksibel. 8. Kemudahan melakukan interaksi sistem.

9. Meningkatkan efektivitas dalam pembuatan keputusan daripada efisiensi.

10.Mudah dikembangkan oleh pemakai akhir.

11.Kemampuan pemodelan dan analisis dalam pembuatan keputusan. 12.Kemudahan melakukan pengaksesan berbagai sumber dan format data. Secara implisit, sistem pendukung keputusan berlandaskan pada kemampuan dari sebuah sistem berbasis komputer dan dapat melayani penyelesaian masalah.

2.2.2 Keuntungan dan Komponen Sistem Pendukung Keputusan

SPK digunakan karena mempunyai keuntungan-keuntungan daripada sistem yang masih tradisional. Beberapa keuntungan penggunaan SPK adalah sebagai berikut (Turban, 2005):

1. Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam konsisi yang berubah-ubah.

2. Pandangan dan pembelajaran baru. 3. Sebagai fasilitator dalam komunikasi.

4. Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja. 5. Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM).

(8)

7. Meningkatkan produktivitas analisis.

SPK mempunyai beberapa komponen utama. Adapun komponen-komponen dari SPK adalah sebagai berikut (Suryadi, K. dan Ramdhani, MA. 1998): 1. Data Management

Mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management Sistem (DBMS).

2. Model Management

Melibatkan model finansial, statistikal, management science, atau berbagai model kualitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis, dan manajemen software yang dibutuhkan. 3. Communication

User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada SPK melalui subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.

4. Knowledge Management

Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.

2.3 Manajemen Persediaan (Inventory)

(9)

2.3.1 Pengertian Persediaan

Secara umum, persediaan adalah segala sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan (Yamit, 1999). Persediaan (inventory) dalam konteks produksi, dapat diartikan sebagai sumber daya tidak terpakai (idle resource). Sumber daya tidak terpakai ini belum digunakan karena menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lebih lanjut disini dapat berupa kegiatan produksi seperti dijumpai pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran seperti dijumpai pada sistem distribusi ataupun kegiatan konsumsi seperti pada sistem rumah tangga.

Keberadaan persediaan atau sumber daya tidak terpakai ini dalam suatu sistem mempunyai suatu tujuan tertentu. Alasan utamanya adalah karena sumber daya tertentu tidak bisa didatangkan ketika sumber daya tersebut dibutuhkan. Sehingga, untuk menjamin tersedianya sumber daya tersebut perlu adanya persediaan yang siap digunakan ketika dibutuhkan.

2.3.2 Konsep Dasar Sistem Persediaan

(10)

variabel keputusan pada pengendalian sistem persediaan adalah sebagai berikut:

1. Berapa banyak jumlah barang yang akan dipesan atau dibuat. 2. Kapan pemesanan atau pembuatan harus dilakukan.

3. Berapa jumlah persediaan pengaman.

Secara kualitatif, masalah persediaan berkaitan dengan sistem pengoperasian persediaan yang akan menjamin kelancaran pengelolaan persediaan adalah sebagai berikut:

1. Jenis barang apa yang dimiliki. 2. Dimana barang tersebut ditempatkan.

3. Siapa saja yang menjadi pemasok masing-masing item.

Secara luas tujuan sistem persediaan adalah menemukan solusi optimal terhadap seluruh masalah yang terkait dengan persediaan. Dikaitkan dengan tujuan umum perusahaan, maka ukuran optimalitas pengendalian persediaan seringkali diukur dengan keuntungan maksimum yang dicapai. Karena perusahaan memiliki banyak subsistem lain selain persediaan, maka mengukur kontribusi pengendalian persediaan dalam mencapai total keuntungan bukan hal mudah. Optimalisasi pengendalian persediaan biasanya diukur dengan total biaya minimal pada suatu periode tertentu (Yamit, 1999).

2.4 Metode Analitycal Hierarchy Process

(11)

suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.

AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut (Saaty, 1993):

1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam.

2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan. 3. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan

keputusan.

2.4.1 Kelebihan dan Kelemahan Analitycal Hierarchy Process

Layaknya sebuah metode analisis, AHP pun memiliki kelebihan dan kelemahan dalam system analisisnya. Kelebihan-kelebihan analisis ini adalah (Saaty, 1993):

1. Kesatuan (Unity)

AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami.

2. Kompleksitas (Complexity)

AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem dan pengintegrasian secara deduktif.

3. Saling ketergantungan (Inter Dependence)

AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak memerlukan hubungan linier.

4. Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring)

(12)

5. Pengukuran (Measurement)

AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas.

6. Konsistensi (Consistency)

AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas.

Sedangkan kelemahan metode AHP adalah sebagai berikut (Saaty, 1993): 1. Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa

persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.

2. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk.

2.4.2 Tahapan Analitycal Hierarchy Process

Setiap metode mempunyai tahapan tertentu yang harus dikerjakan mulai dari awal hingga akhir. Dalam metode AHP dilakukan tahapan sebagai berikut (Suryadi, K. dan Ramdhani, MA. 1998):

1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. Dalam tahap ini dilakukan penentuan masalah yang akan dipecahkan secara jelas, detail dan mudah dipahami. Dari masalah yang ada ditentukan solusi yang mungkin cocok bagi masalah tersebut. Solusi dari masalah mungkin berjumlah lebih dari satu. Solusi tersebut nantinya akan dikembangkan lebih lanjut dalam tahap berikutnya.

(13)

berbeda-beda. Hirarki dilanjutkan dengan subkriteria (jika mungkin diperlukan).

3. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya.

Matriks yang digunakan bersifat sederhana, memiliki kedudukan kuat untuk kerangka konsistensi, mendapatkan informasi lain yang mungkin dibutuhkan dengan semua perbandingan yang mungkin dan mampu menganalisis kepekaan prioritas secara keseluruhan untuk perubahan pertimbangan. Pendekatan dengan matriks mencerminkan aspek ganda dalam prioritas yaitu mendominasi dan didominasi. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgment dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. Untuk memulai proses perbandingan berpasangan dipilih sebuah kriteria dari level paling atas hirarki misalnya K dan kemudian dari level di bawahnya diambil elemen yang akan dibandingkan misalnya E1,E2,E3,E4,E5.

4. Mendefinisikan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh jumlah penilaian seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan.

(14)

Intensitas Kepentingan

1 = Kedua elemen sama pentingnya, Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar

3 = Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yanga lainnya, Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang lainnya

5 = Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya, Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang lainnya

7 = Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya, Satu elemen yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam praktek. 9 = Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya, Bukti yang

mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan.

2,4,6,8 = Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan, Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi di antara 2 pilihan

Kebalikan = Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka dibanding dengan aktivitas j , maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan i.

5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya. Jika tidak konsisten maka pengambilan data diulangi.

6. Mengulangi langkah 3,4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.

(15)

8. Memeriksa konsistensi hirarki. Yang diukur dalam AHP adalah rasio konsistensi dengan melihat indeks konsistensi. Konsistensi yang diharapkan adalah yang mendekati sempurna agar menghasilkan keputusan yang mendekati valid. Walaupun sulit untuk mencapai yang sempurna, rasio konsistensi diharapkan kurang dari atau sama dengan 10 persen.

2.5 Matriks

Matriks adalah susunan elemen-elemen yang berbentuk persegi panjang yang terdiri dari baris dan kolom dan dibatasi dengan tanda [ ] atau ( ). Bilangan-bilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri dalam matriks. Jenis-jenis Matriks Matriks dapat dibedakan menurut jenisnya, antara lain: a) Matriks Nol Suatu matriks dikatakan sebagai matriks nol, jika semua

elemennya sama dengan nol.

b) Matriks Baris Suatu matriks dikatakan sebagai matriks baris, jika matriks tersebut hanya terdiri atas satu baris,

c) Matriks Kolom Suatu matriks dikatakan sebagai matriks kolom, jika matriks tersebut hanya terdiri dari satu kolom.

d) Matriks Persegi atau Matriks Kuadrat Suatu matriks dikatakan sebagai matriks persegi atau matriks kuadrat, jika jumlah baris pada matriks tersebut sama dengan jumlah kolomnya.

e) Matriks Segitiga Suatu matriks persegi dikatakan sebagai matriks segitiga jika elemenelemen yang ada di bawah atau di atas diagonal utamanya (salah satu, tidak kedua-duanya) bernilai nol. Jika elemen-elemen yang ada di bawah diagonal utama bernilai nol maka disebut sebagai matriks segitiga atas. Sebaliknya, jika elemen-elemen yang ada di atas diagonal utamanya bernilai nol maka disebut sebagai matriks segitiga bawah. f) Matriks Diagonal Suatu matriks persegi dikatakan sebagai matriks

(16)

g) Matriks Skalar Suatu matriks diagonal dikatakan sebagai matriks skalar jika semua elemen-elemen yang terletak pada diagonal utamanya memiliki nilai yang sama,

h) Matriks Identitas atau Matriks Satuan Suatu matriks skalar dikatakan sebagai matriks identitas jika semua elemen yang terletak pada diagonal utamanya bernilai satu, sehingga matriks identitas disebut juga matriks satuan.

2.6 Nilai dan Vektor Eigen

Misalkan A adalah sebuah matriks bujur sangkar dengan orde n * n dan sebuah X adalah vektor kolom. Vektor X adalah vektor dalam ruang Euclidean Rn yang dihubungkan dengan sebuah persamaan:

X

AX  (2.1)

 adalah suatu skalar dan X adalah vektor yang tidak nol Skalar  dinamakan nilai Eigen dari matriks A. Nilai eigen adalah nilai karakteristik dari suatu matriks bujur sangkar. Vektor X dalam persamaan (2.1) adalah suatu vektor yang tidak nol yang memenuhi persamaan (2.1) untuk nilai eigen yang sesuai dan disebut dengan vektor eigen. Jadi vektor X mempunyai nilai tertentu untuk nilai eigen tertentu.

Contoh 2.1

(17)

 matriks bujur sangkar

(18)

2.7 Metode Pengembangan Sistem

Metode Pengembangan Sistem yang akan dipakai untuk penelitian ini adalah metode waterfall. Metode waterfall merupakan metode yang sering digunakan oleh penganalisa sistem pada umumnya. Inti dari metode waterfall adalah pengerjaan dari suatu sistem dilakukan secara berurutan atau secara linear. Jadi jika langkah ke-1 belum dikerjakan, maka langkah 2 tidak dapat dikerjakan. Jika langkah ke-2 belum dikerjakan maka langkah ke-3 juga tidak dapat dikerjakan, begitu seterusnya. Secara otomatis langkah ke-3 akan bisa dilakukan jika langkah ke-1 dan ke-2 sudah dilakukan.

Analisa Kebutuhan

Desain Sistem

Penulisan Kode Pogram

Pengujian Program

Penerapan Program dan Pemeliharaan

Gambar 1. Tahapan Metode Waterfall (Kadir, 2003)

Secara garis besar metode waterfall mempunyai langkah-langkah sebagai berikut : Analisa, Desain, Penulisan, Pengujian dan Penerapan serta Pemeliharaan.

2.7.1 Tahapan Metode Waterfall

1. Analisa Kebutuhan

(19)

komputer yang bisa melakukan tugas-tugas yang diinginkan oleh user tersebut. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen user requirment atau bisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan user dalam pembuatan sistem. Dokumen ini lah yang akan menjadi acuan sistem analis untuk menerjemahkan ke dalam bahasa pemrogram. 2. Desain Sistem

Tahapan dimana dilakukan penuangan pikiran dan perancangan sistem terhadap solusi dari permasalahan yang ada dengan menggunakan perangkat pemodelan sistem seperti diagram alir data (data flow diagram), diagram hubungan entitas (entity relationship diagram) serta struktur dan bahasan data.

3. Penulisan Kode Program

Penulisan kode program atau coding merupakan penerjemahan design dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Dilakukan oleh programmer yang akan meterjemahkan transaksi yang diminta oleh user. Tahapan ini lah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu sistem. Dalam artian penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut dan kemudian bisa diperbaiki.

4. Pengujian Program

Tahapan akhir dimana sistem yang baru diuji kemampuan dan keefektifannya sehingga didapatkan kekurangan dan kelemahan sistem yang kemudian dilakukan pengkajian ulang dan perbaikan terhadap aplikasi menjadi lebih baik dan sempurna.

5. Penerapan Program dan Pemeliharaan

(20)

lingkungan (periperal atau sistem operasi baru) baru, atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional.

2.7.2 Keunggulan dan Kelemahan Metode Waterfall

Metode pengembangan waterfall mempunyai keunggulan dalam membangun dan mengembangkan suatu sistem, antara lain:

a. Kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik. Ini dikarenakan oleh pelaksanaannya secara bertahap. Sehingga tidak terfokus pada tahapan tertentu.

b. Dokumen pengembangan sistem sangat terorganisir, karena setiap fase harus terselesaikan dengan lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya. Jadi setiap fase atau tahapan akan mempunyai dokumen tertentu.

Dalam proses membangun dan mengembangkan suatu sistem, metode waterfall mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:

a. Diperlukan manajemen yang baik, karena proses pengembangan tidak dapat dilakukan secara berulang sebelum terjadinya suatu produk.

b. Kesalahan kecil akan menjadi masalah besar jika tidak diketahui sejak awal pengembangan.

c. Pelanggan sulit menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga tidak dapat mengakomodasi ketidakpastian pada saat awal pengembangan.

2.8 Basisdata

(21)

Konsep dasar dari basisdata adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau potongan dari pengetahuan (Nugroho, 2005). Sebuah basisdata memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya: penjelasan ini disebut skema. Skema menggambarkan obyek yang diwakili suatu basisdata, dan hubungan di antara obyek tersebut. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema, atau memodelkan struktur basisdata yang dikenal sebagai model basisdata atau model data.

Model yang umum digunakan sekarang adalah model relasional, yang menurut istilah layanan mewakili semua informasi dalam bentuk tabel-tabel yang saling berhubungan dimana setiap tabel terdiri dari baris dan kolom (Definisi yang sebenarnya menggunakan terminologi matematika). Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili dengan menggunakan nilai yang sama antar tabel. Model yang lain seperti model hierarkis dan model jaringan menggunakan cara yang lebih eksplisit untuk mewakili hubungan antar tabel.

Istilah basisdata mengacu pada koleksi dari data-data yang saling berhubungan, dan perangkat lunaknya seharusnya mengacu sebagai sistem manajemen basisdata (database management system/DBMS). Jika konteksnya sudah jelas, banyak administrator dan programer menggunakan istilah basisdata untuk kedua arti tersebut.

Basisdata juga mempunyai keuntungan dalam penggunaannya, antara lain: 1. Mereduksi redundansi yang akibatnya mengurangi inkonsistensi. 2. Data dapat di-share antar aplikasi.

3. Standarisasi data dapat dilakukan. 4. Batasan security dapat diterapkan.

(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di KopataMart Purwokerto selama 7 bulan yaitu dari bulan Mei 2012 sampai bulan Desember 2012.

3.2Data dan Alat 3.2.1 Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data petugas, data supplier, data barang, dan data purchase order.

3.2.2 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras terdiri dari sistem komputer dengan spesifikasi Processor AMD Dual Core, RAM 2 GB, monitor dengan resolusi 1280 x 800 pixel 32 bit, printer Canon iP1900. Perangkat lunak yang digunakan antara lain sistem operasi Microsoft Windows 7 Ultimate 32 bit, Microsoft Visual Basic 6, database Microsoft Access 2010, Microsoft Visio 2010, Crystal Reports 8.5, CorelDRAW Graphics Suite X4, Microsoft Word 2010, Microsoft Project 2010.

3.3 Metode Pengambilan Data

Pengambilan data dan informasi dilakukan dengan beberapa metode, antara lain:

a.Studi Pustaka dan Dokumentasi - Studi Pustaka

(23)

bermacam-macam materi yang ada di perpustakaan, seperti buku, dokumen dan catatan. Diantaranya buku-buku tentang sistem persediaan, buku sistem pengambil keputusan, buku tentang pembahasan Microsoft Visual Basic 6 dan buku tentang basis data.

- Dokumentasi

Metode pengumpulan data yang ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan dan data yang relevan untuk penelitian. Buku dokumentasi yang digunakan antara lain buku pedoman kerja untuk masing-masing karyawan dan laporan harian/mingguan/bulanan minimarket.

b. Wawancara dan Observasi

Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, antara lain:

- Wawancara

Wawancara (interview) yaitu suatu model data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau tanya jawab secara langsung kepada karyawan perusahaan/instansi. Wawancara dilakukan dengan karyawan minimarket KopataMart Purwokerto untuk mengetahui permasalahan-permasalahan proses inventory dan pembelian barang/produk. Wawancara juga dilakukan pada pemilik minimarket dengan tujuan untuk mengetahui data apa saja yang nantinya bisa dimonitoring. (Wawancara Terlampir)

- Observasi

(24)

3.4 Metode Pengembangan Sistem 3.4.1Analisa Kebutuhan

Langkah ini merupakan analisa terhadap kebutuhan sistem. Di dalam analisa kebutuhan akan dilakukan penentuan kriteria dan subkriteria yang dipakai pada sistem inventory yang kemudian dibuat sistem pendukung keputusannya dan menentukan software yang akan digunakan.

3.4.2 Desain Sistem

Pemodelan sistem yang digunakan adalah pembuatan diagram alir data (data flow diagram) dari form-form user interface sistem, dan fungsi form sistem pendukung keputusan. Diagram hubungan entitas (entity relationship diagram) meliputi form-form user interface sistem, dan fungsi form sistem pendukung keputusan.

3.4.3 Penulisan Kode Program

Penulisan kode program antara lain untuk pembuatan sistem pendukung keputusan, perancangan tampilan form-form user interface sistem, dan perancangan fungsi form sistem pendukung keputusan dengan sebelumnya melakukan perancangan database sistem inventory.

3.4.4 Pengujian Program

(25)

3.4.5 Penerapan Program

Penerapan sistem pada tempat penelitian dilakukan untuk melakukan adaptasi daripada sistem terhadap lingkungan yang ada. Dilakukan selama beberapa waktu, untuk mengetahui kinerja dari sistem tersebut.

3.4.6 Pemeliharaan Program

(26)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Analisa Kebutuhan

Analisa kebutuhan akan dilakukan untuk menentukan pengguna sistem, juga dapat digunakan sebagai penentuan kriteria dan sub kriteria yang dipakai pada sistem inventory minimarket yang kemudian dibuat sistem pendukung keputusan inventory KopataMart. Minimarket KopataMart adalah minimarket yang bergerak di dalam penjualan barang kebutuhan sehari-hari. Dalam operasional sehari-hari proses Minimarket tersebut sudah mempunyai sistem yang terkomputerisasi pada proses penjualan barang. Namun pada proses pendataan masih bersifat manual sehingga banyak terjadi kesalahan dari bagian-bagian yang bertanggung jawab seperti bagian penjualan. Tidak terdapatnya penentuan prioritas kebutuhan barang juga menjadi permasalahan untuk efisiensi biaya operasional minimarket.

Dari Analisa yang dilakukan diperoleh: 4.1.1Pengguna Sistem

Pengguna sistem pendukung keputusan inventory minimarket terdiri dari 2 golongan yang keduanya memiliki tingkat otoritas yang berbeda, yaitu: 1. Pimpinan sebagai Super Admin

2. Administrator dan User

4.1.2 Proses Pembelian Barang

Proses pembelian barang pada Minimarket KopataMart dilakukan dengan dua cara, yaitu:

(27)

2. Cara kedua adalah pemilik datang langsung ke tempat distributor barang. Proses pembelian tersebut akan memungkinan akan terjadinya kehabisan stok persediaan barang.

Untuk menghindari hal tersebut pemilik minimarket memerlukan suatu alat yang dapat menginformasikan dan membantu dalam proses pengambilan keputusan persediaan barang secara tepat yang nantinya berpengaruh pada efisiensi dan optimasi keuntungan.

Sistem pembelian barang tersebut digunakan untuk mengetahui prioritas pembelian barang dengan empat kriteria untuk menjawab permasalahan utama yaitu stock barang, kualitas, tanggal kadarluarsa dan lama pengriman barang. Sehingga diharapkan sistem yang dibuat ini dapat diimplementasikan secara langsung oleh pemilik minimarket.

4.2Desain Sistem

Dalam pembuatan sistem pendukung keputusan inventory minimarket, terdapat berbagai macam perancangan. Perancangan tersebut dirancang sesuai dengan sistem yang akan dibuat. Perancangan tersebut antara lain:

4.2.1Desain Data Flow Diagram

Dalam pembuatan sistem pendukung keputusan inventory minimarket, penulis melakukan perancangan awal sistem dengan menggunakan DFD. DFD merupakan suatu bagian yang menggambarkan urutan kerja/proses secara garis besar. Dengan diagram aliran data dapat dipahami bagaimana sistem tersebut berjalan.

1. DFD Level 0 (Context Diagram)

(28)

Sistem Pendukung

Data User, Data Suplier, Data Barang Data Transaksi BM, BK & PO Data Laporan Master, Transaksi & SPK

Data Kriteria & SPK Barang

Laporan Purchase Order Laporan Barang Laporan Barang Masuk Laporan Barang Keluar Laporan Kriteria & SPK Barang

Laporan Barang Masuk Laporan Kriteria Penilaian

Laporan SPK Barang

Nama Petugas, Password Data User, Data Suplier, Data Barang Data Laporan Master, Transaksi & SPK

Data Kriteria & SPK Barang

Pimpinan Laporan Purchase Order

Laporan Barang Laporan Barang Masuk Laporan Barang Keluar Laporan Kriteria & SPK Barang

Nama Petugas, Password Data User, Data Suplier, Data Barang

Data Transaksi BM, BK & PO Data Laporan Master, Transaksi & SPK

Data Kriteria & SPK Barang

Gambar 2. DFD Level 0 Sistem Pendukung Keputusan Inventory KopataMart Entitas yang berinteraksi dengan sistem ini adalah:

a. Karyawan (Admin): Karyawan disini memiliki tingkatan otoritas yang lebih tinggi daripada karyawan sebagai user. Karyawan dapat melihat serta mengolah semua data master, semua transaksi barang, laporan barang, laporan kriteria dan SPK barang.

(29)

c. Karyawan (User): Di dalam sistem ini, Karyawan (User) hanya dapat melihat data barang masuk minimarket dan menentukan nilai kriteria SPK barang.

2. DFD Level 1

(30)

1. Keamanan

Informasi Stock Info KualitasInfo Tgl Kadarluarsa

Info Lama kirim

Info Lap. Barang Keluar Info Lap. Purchase Order Info Lap. Barang Masuk

Gambar 3. DFD Level 1 Sistem Pendukung Keputusan Inventory KopataMart Deskripsi proses dari DFD level 1 adalah:

1. Proses Keamanan:

Masukan: Data Login (Admin), Informasi Petugas, Data Login (Pimpinan) dan Data Login (User).

(31)

Deskripsi: Proses yang dilakukan untuk Login, baik itu karyawan (admin), pimpinan maupun karyawan (user).

2. Proses Data Master:

Masukan: Data Master (Admin), Informasi Supplier, Informasi Barang dan Data Master (Pimpinan).

Keluaran: Informasi Master (Admin), Data Supplier, Data Barang dan Informasi Master (Pimpinan).

Deskripsi: Proses pendataan supplier, barang dan user yang dilakukan admin maupun pimpinan.

3. Proses Transaksi Barang:

Masukan: Data Transaksi (Admin), Informasi Barang Masuk, Informasi Barang Keluar, Informasi Purchase Order, Data Transaksi (Pimpinan) dan Data Transaksi (User).

Keluaran: Informasi Transaksi (Admin), Data Barang Masuk, Data Barang Keluar, Data Purchase Order, Informasi Transaksi (Pimpinan) dan Informasi Transaksi (User).

Deskripsi: Proses pembuatan purchase order, transaksi barang masuk dan barang keluar yang dilakukan admin, user maupun pimpinan.

4. Proses Pembuatan Laporan:

Masukan: Data Laporan (Admin), Informasi Barang Masuk, Informasi Barang Keluar, Informasi Purchase Order, Data Laporan (Pimpinan) dan Data Laporan (User) serta Info Kriteria.

Keluaran: Cetak Laporan (Admin), Data Barang Masuk, Data Barang Keluar, Data Purchase Order, Cetak Laporan (Pimpinan) dan Cetak Laporan (User).

Deskripsi: Proses pembuatan laporan dilakukan oleh admin maupun user dan hasil laporan tersebut akan dilaporkan kepada pimpinan.

5. Proses Sistem Pendukung Keputusan Barang Inventory Barang:

(32)

Informasi Lama Kirim.

Keluaran: Tampil Sistem Pendukung Keputusan (Admin), Data Kriteria Sistem Pendukung Keputusan Inventory, Tampil Sistem Pendukung Keputusan (Pimpinan) dan Tampil Sistem Pendukung Keputusan Inventory (User) serta Input Kriteria.

Deskripsi: Proses penginputan nilai beserta kriteria barang untuk

menentukan prioritas pembelian barang yang dapat dilakukan admin, user maupun pimpinan.

3. DFD Level 2 Proses 1 Keamanan Sistem

(33)

1.1

Gambar 4. DFD Level 2 Proses 1 Keamanan Sistem Deskripsi proses dari DFD level 2 Proses 1 Keamanan Sistem adalah:

1. Proses Data User (Login):

Masukan: Nama Petugas dan Password (Admin), Nama Petugas dan Password (User), Nama Petugas dan PasswordPimpinan dan Informasi Login.

Keluaran: Informasi Login (Admin), Informasi Login (User), Informasi Login Pimpinan, Nama Petugas dan Password.

Deskripsi: Proses Login yang dilakukan oleh user, baik karyawan maupun pimpinan.

2. Proses Data User (Ganti Password): Masukan: Informasi Ganti Password.

Keluaran: Ganti Password Karyawan (Admin), Ganti Password Karyawan (User), dan Ganti Password Pimpinan.

(34)

4. DFD Level 2 Proses 2 Data Master

Pada DFD level 2 Data Master menjelaskan tentang data supplier, data barang dan data user. Penjabaran proses data master dapat dilihat pada Gambar 5.

2.1 Supplier

2.2 Barang Karyawan

(Admin)

Supplier

Data Supplier

Data Barang

Data Supplier Informasi Supplier

Informasi Supplier

Petugas

Barang Informasi Petugas

Data Petugas

Informasi Barang

Data Barang 2.3

User Pimpinan

Informasi Barang Data Supplier

Data Barang Data User

Informasi Supplier

Informasi User

Informasi Barang

Gambar 5. DFD Level 2 Proses 2 Data Master Deskripsi proses dari DFD level 2 Proses 2 Data Master adalah:

1. Proses Data Supplier:

Masukan: Data Supplier Untuk Karyawan (Admin maupun Pimpinan) dan Informasi Supplier.

(35)

Deskripsi: Proses pengolahan data supplier yang dilakukan admin maupun pimpinan.

2. Proses Data Barang:

Masukan: Data Barang Untuk Karyawan (Admin maupun Pimpinan) dan Informasi Data Barang.

Keluaran: Informasi Data Barang Untuk Karyawan (Admin maupun Pimpinan) dan Data Barang.

Deskripsi: Proses pengolahan barang masuk dan barang keluar yang dilakukan admin maupun pimpinan.

3. Proses Data User:

Masukan: Data User Untuk Pimpinan dan Informasi Data Petugas. Keluaran: Informasi User Untuk Pimpinan dan Data Petugas.

Deskripsi: Proses pengolahan data user dari sistem yang hanya dapat dilakukan pimpinan

5. DFD Level 2 Proses 3 Transaksi Barang

(36)

3.2 Transaksi BMInformasi

Transaksi BM

Gambar 6. DFD Level 2 Proses 3 Transaksi Barang Deskripsi proses dari DFD level 2 Proses 3 Transaksi Barang adalah:

1. Proses Transaksi Purchase Order:

Masukan: Informasi Data Barang, Data Transaksi Purchase Order (Karyawan sebagai admin), Data Transaksi Purchase Order (Pimpinan) dan Informasi Purchase Order.

Keluaran: Data Barang, Informasi Transaksi Purchase Order (Karyawan sebagai admin), Informasi Transaksi Purchase Order (Pimpinan) dan Data Purchase Order.

(37)

2. Proses Transaksi Barang Masuk:

Masukan: Informasi Data Barang, Data Transaksi Barang Masuk (Karyawan sebagai admin), Data Transaksi Barang Masuk (Karyawan sebagai user), Data Transaksi Barang Masuk (Pimpinan) dan Informasi Barang Masuk.

Keluaran: Data Barang, Informasi Transaksi Barang Masuk (Karyawan sebagai admin), Informasi Transaksi Barang Masuk (Karyawan sebagai user), Informasi Transaksi Barang Masuk (Pimpinan) dan Data Barang Masuk.

Deskripsi: Proses transaksi barang masuk yang dilakukan admin dan pimpinan.

3. Proses Transaksi Barang Keluar:

Masukan: Informasi Data Barang, Data Transaksi Barang Keluar (Karyawan sebagai admin), Data Transaksi Barang Keluar (Pimpinan) dan Informasi Barang Keluar.

Keluaran: Data Barang, Informasi Transaksi Barang Keluar (Karyawan sebagai admin), Informasi Transaksi Barang Keluar (Pimpinan) dan Data Barang Keluar.

Deskripsi: Proses transaksi barang keluar yang dilakukan admin dan pimpinan.

6. DFD Level 2 Proses 4 Pembuatan Laporan

(38)

4.2

Barang Masuk Data Laporan Barang Masuk

Gambar 7. DFD Level 2 Proses 4 Pembuatan Laporan Deskripsi proses dari DFD level 2 Proses 4 Pembuatan Laporan adalah:

1. Proses Laporan Data Master:

Masukan: Data Laporan Master (Pimpinan), Data Laporan Master (Karyawan sebagai Admin), Informasi Laporan Supplier, dan Informasi Laporan Barang.

Keluaran: Cetak Laporan Master (Pimpinan), Cetak Laporan Master (Karyawan sebagai Admin), Data Laporan Supplier, dan Data Laporan Barang.

(39)

2. Proses Laporan Transaksi Barang:

Masukan: Data Laporan Transaksi (Pimpinan), Data Laporan Transaksi (Karyawan sebagai Admin), Data Laporan Transaksi (Karyawan sebagai User), Informasi Laporan Barang Masuk, Informasi Laporan Barang Keluar dan Informasi Laporan Purchase Order.

Keluaran: Cetak Laporan Transaksi (Pimpinan), Cetak Laporan Transaksi (Karyawan sebagai Admin), Cetak Laporan Transaksi (Karyawan sebagai User), Data Laporan Barang Masuk, Data Laporan Barang Keluar dan Data Laporan Purchase Order.

Deskripsi: Proses cetak laporan transaksi barang oleh user maupun admin dan verifikasi laporan untuk pimpinan.

3. Proses Laporan SPK Inventory Barang:

Masukan: Data Laporan SPK Inventory (Pimpinan), Data Laporan SPK Inventory (Karyawan sebagai Admin) Informasi Laporan Kriteria dan Informasi Laporan SPK Inventory.

Keluaran: Cetak Laporan SPK Inventory (Pimpinan), Cetak Laporan SPK Inventory (Karyawan sebagai Admin) Data Laporan Kriteria dan Data Laporan SPK Inventory.

Deskripsi: Proses cetak laporan SPK inventory barang untuk oleh user maupun admin dan verifikasi laporan untuk pimpinan.

7. DFD Level 2 Proses 5 Kriteria Sistem Pendukung Keputusan Inventory Barang

(40)

5.2

Input Nilai Akhir Kriteria Info SPK Inventory Barang

Input Nilai Akhir Kriteria Info SPK Inventory Barang

Gambar 8. DFD Level 2 Proses 5 Kriteria Sistem Pendukung Keputusan Inventory Barang

Deskripsi proses dari DFD level 2 Proses 5 Kriteria Sistem Pendukung Keputusan Inventory Barang adalah:

1. Proses Kriteria Penilaian:

Masukan: Input Kriteria (Pimpinan), Input Kriteria (Karyawan sebagai Admin), Input Kriteria (Karyawan sebagai User), Info Stock, Info Kualitas, Info Tanggal Kadarluarsa dan Info Lama Kirim.

(41)

Deskripsi: Penginputan dan pembobotan nilai kriteria barang yang dapat dilakukan karyawan maupun pimpinan.

2. Proses Sistem Pendukung Keputusan Inventory Barang:

Masukan: Input Nilai Akhir Kriteria (Pimpinan), Input Nilai Akhir Kriteria (Karyawan sebagai Admin), Informasi Kriteria dan Informasi Barang. Keluaran: Info SPK Inventory Barang (Pimpinan), Info SPK Inventory Barang (Karyawan sebagai Admin), Data Kriteria dan Data Barang.

Deskripsi: Perhitungan akhir Sistem Pendukung Keputusan Inventory Barang dapat dilakukan karyawan maupun pimpinan.

4.2.2 Desain Entity Relational Diagram

ERD (Entity Relationship Diagram) adalah model konseptual yang mendeskripsikan hubungan antar penyimpanan. ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data. ERD sistem pendukung keputusan inventory minimarket dirancang dengan membuat aturan bisnisnya terlebih dahulu.

1. Aturan Bisnis Entity Relational Diagram

1. Satu entitas petugas memeriksa banyak entitas barang masuk,

Satu entitas barang masuk diperiksa oleh banyak entitas petugas = (many to many)

2. Satu entitas petugas membuat banyak entitas purchase order,

Satu entitas purchase order dibuat oleh banyak entitas petugas = (many to many)

3. Satu entitas petugas memeriksa banyak entitas barang keluar,

Satu entitas barang keluar diperiksa oleh banyak entitas petugas = (many to many)

4. Satu entitas supplier mendatangkan banyak entitas barang masuk = (one to many),

(42)

5. Satu entitas barang menyimpan banyak entitas barang masuk = (one to many),

Satu entitas barang masuk disimpan pada satu entitas barang = (one to one)

6. Satu entitas barang menyimpan banyak entitas purchase order = (one to many),

Satu entitas purchase order disimpan pada satu entitas barang = (one to one)

7. Satu entitas barang menyimpan banyak entitas barang keluar = (one to many),

Satu entitas barang keluar disimpan pada satu entitas barang = (one to one)

8. Satu entitas kriteria membagi banyak entitas kriteria lama kirim = (one to many),

Satu entitas kriteria lama kirim dibagi dari satu entitas kriteria = (one to one)

9. Satu entitas kriteria membagi banyak entitas kriteria tanggal kadarluarsa = (one to many),

Satu entitas kriteria lama kirim dibagi dari satu entitas kadarluarsa = (one to one)

10.Satu entitas kriteria membagi banyak entitas kriteria kualitas = (one to many),

Satu entitas kriteria lama kirim dibagi dari satu entitas kualitas = (one to one)

11.Satu entitas kriteria membagi banyak entitas kriteria stock = (one to many),

Satu entitas kriteria stock dibagi dari satu entitas kriteria = (one to one) 12.Satu entitas kriteria lama kirim menilai satu entitas barang,

(43)

Satu entitas barang dinilai satu entitas kriteria tanggal kadarluarsa = (one to one)

14.Satu entitas kriteria kualitas menilai satu entitas barang,

Satu entitas barang dinilai satu entitas kriteria kualitas = (one to one) 15.Satu entitas kriteria stock menilai satu entitas barang,

(44)

3. Gambar ERD

nmpet passpetpasspet stspetstspet kdpet

(45)

4. Desain Database

Dari ERDpada Gambar 4 diperoleh perancangan tabel sebagai berikut: 1. Petugas

Petugas adalah orang yang dapat mengelola sistem. Petugas pada sistem pendukung keputusan inventory ini yaitu karyawan dan pimpinan. Dalam sistem pendukung keputusan inventory terdapat tabel Petugas. Tabel Petugas (Tabel 1) digunakan pada semua proses pada DFD yaitu proses login, data master, SPK inventory barang dan transaksi barang serta pembuatan laporan.

Tabel 1. Tabel Petugas

No Elemen Data Akronim Tipe Panjang Keterangan 1 Kode Petugas kdpet Varchar 5 Primary key 2 Nama Petugas nmpet Varchar 20

3 Password Petugas passpet Varchar 10 4 Status Petugas stspet Varchar 15

2. Supplier

Supplier adalah pihak yang mendatangkan barang untuk minimarket. Dalam sistem pendukung keputusan inventory terdapat tabel supplier. Tabel supplier (Tabel 2) digunakan pada DFD yaitu proses transaksi barang dan pembuatan laporan.

Tabel 2. Tabel Supplier

No Elemen Data Akronim Tipe Panjang Keterangan 1 Kode Supplier kosupp Varchar 5 Primary key 2 Nama Supplier nasupp Varchar 30

3 Alamat Supplier alamat Varchar 50 4 Telp Supplier tlp Varchar 15

5 Fax fax Varchar 15

(46)

3. Barang

Barang adalah komponen utama dalam proses inventory di minimarket. Data barang tersimpan dalam tabel barang. Tabel barang (Tabel 3) digunakan pada proses data master, SPK inventory barang, transaksi barang dan pembuatan laporan.

Tabel 3. Tabel Barang

No Elemen Data Akronim Tipe Panjang Keterangan 1 Kode Barang kobar Varchar 10 Primary key 2 Nama Barang nabar Varchar 20

3 Stock stok Integer 5

4 Satuan satuan Varchar 10

4. Barang Masuk

Barang masuk adalah barang yang terhitung masuk ke gudang setelah dipesan. Data barang masuk tersimpan dalam tabel barang masuk. Tabel barang masuk (Tabel 4) digunakan pada proses data master, transaksi barang dan pembuatan laporan.

Tabel 4. Tabel Barang Masuk

No Elemen Data Akronim Tipe Panjang Keterangan Referensi Tabel 1 Kode Barang kobar Varchar 10 Primary key

2 No Masuk no_bm Varchar 15 3 Tanggal Masuk tgl_bm Date/Time 15 4 No Pre Order no_po Varchar 20 5 Quota Masuk qty_bm Integer 5 6 Keterangan ket_bm Varchar 15

(47)

5. Barang Keluar

Barang keluar adalah barang yang terhitung keluar dari gudang. Data barang keluar tersimpan dalam tabel barang keluar. Tabel barang keluar (Tabel 5) digunakan pada proses data master, transaksi barang dan pembuatan laporan.

Tabel 5. Tabel Barang Keluar

No Elemen Data Akronim Tipe Panjang Keterangan Referensi Tabel 1 Kode Barang kobar Varchar 10 Primary key

2 No Keluar no_bk Varchar 15

3 Tanggal Keluar tgl_bk Date/Time 15 4 Quota Keluar qty_bk Integer 5 5 Keterangan ket_bk Varchar 15

6 Kode Petugas kodepetugas Varchar 5 Foreign Key Petugas

6. Purchase Order

Purchase order adalah surat yang digunakan para supplier untuk mengetahui secara detail barang-barang apa saja yang akan dipesan pesan. Ini berguna untuk mengatasi kesalahan dalam memproduksi pesanan. Tabel Purchase Order (Tabel 8) digunakan pada proses transaksi barang dan pembuatan laporan.

Tabel 6. Tabel Purchase Order

No Elemen Data Akronim Tipe Panjang Keterangan Referensi Tabel 1 No Purchase

Order

no_po Varchar 15 Primary key 2 Tanggal

Purchase Order

tgl_po Date/Time 15 3 Quota Purchase

Order

qty_po Integer 5 4 Keterangan

Purchase Order

ket_po Varchar 10

(48)

Order

7. Kriteria

Kriteria digunakan untuk menentukan prioritas pembelian barang pada pemesanan berikutnya. Tabel Kriteria (Tabel 7) digunakan pada proses SPK Inventory Barang.

Tabel 7. Tabel Kriteria

No Elemen Data Akronim Tipe Panjang Keterangan 1 Kode Barang Kobar Varchar 5 Primary key 2 Kode Kualitas Kd_Kualitas Varchar 5

3 Kode Lama Kirim

Kd_Lama Varchar 5 4 Kode Stock Kd_Stock Varchar 5 5 Kode Tgl

Kadarluarsa

Kd_TglK Varchar 5

6 Nilai Nilai Integer 5

8. Lama Kirim

Lama kirim adalah estimasi waktu pengiriman barang dari supplier ke minimarket. Lama kirim merupakan salah satu kriteria pembelian barang pada SPK inventory. Tabel Lama Kirim (Tabel 8) digunakan pada proses SPK Inventory Barang.

Tabel 8. Tabel Kriteria Lama Kirim

No Elemen Data Akronim Tipe Panjang Keterangan 1 Kode Lama

Kirim

Kd_Lama Varchar 5 Primary key 2 Nama Sub

Lama Kirim

Nm_Lama Varchar 5

3 Bobot Bobot_Lama Integer 5

9. Tanggal Kadarluarsa

(49)

merupakan salah satu kriteria pembelian barang pada SPK inventory. Tabel Tanggal kadarluarsa (Tabel 9) digunakan pada proses SPK Inventory Barang.

Tabel 9. Tabel Kriteria Tanggal Kadarluarsa

No Elemen Data Akronim Tipe Panjang Keterangan 1 Kode Tanggal

Kadarluarsa

Kd_TglK Varchar 5 Primary key 2 Nama Sub

Tanggal Kadarluarsa

Nm_ TglK Varchar 5

3 Bobot Bobot_ TglK Integer 5

10.Kualitas

Kualitas adalah ukuran produk tersebut layak dijual atau kurang layak. Kualitas merupakan salah satu kriteria pembelian barang pada SPK inventory. Tabel Kualitas (Tabel 10) digunakan pada proses SPK Inventory Barang.

Tabel 10. Tabel Kriteria Kualitas

No Elemen Data Akronim Tipe Panjang Keterangan 1 Kode Kualitas Kd_Kualitas Varchar 5 Primary key 2 Nama Sub

Kualitas

Nm_ Kualitas Varchar 5 3 Bobot Bobot_ Kualitas Integer 5

11.Stock

(50)

Tabel 11. Tabel Kriteria Stock

No Elemen Data Akronim Tipe Panjang Keterangan 1 Kode Stock Kd_Stock Varchar 5 Primary key 2 Nama Sub

Stock

Nm_ Stock Varchar 5 3 Bobot Bobot_ Stock Integer 5

4.2.3 Model Matematika Sistem Pendukung Keputusan

1. Model Komponen Sistem Pendukung Keputusan Inventory

Minimarket Turban)

1. Data Management. Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management Systems (DBMS).

2. Model Management. Melibatkan model finansial, statistikal, management science, atau berbagai model kuantitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis, dan manajemen software yang diperlukan.

3. Communication (dialog subsystem). User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada SPK melalui subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.

(51)

Gambar 10. Model Komponen SPK Inventory Minimarket Keterangan:

a. Data external dan internal (Data management): kumpulan berbagai data external dan internal sehingga membentuk suatu basisdata SPK inventory minimarket. Terdiri dari data barang (purchase order, barang masuk, barang keluar, detail purchase order, detail barang masuk, detail barang keluar), data user (karyawan dan pimpinan) serta data

Data Management Internal External

Barang Supplier User

SPK Inventory

Personal Computer

Model Matematika Other computer-

based systems

(52)

supplier. Dari data-data tersebut diperoleh data lain seperti data laporan dan data transaksi.

b. Model management: merupakan model sistem pendukung keputusan inventory minimarket yang dibuat menggunakan microsoft visual basic 6.

c. Knowledge manager: model matematika dari metode AHP. d. Dialog management: personal computer (PC).

e. Manager (User): terdiri dari 3 level user yaitu karyawan sebagai admin, karyawan sebagai user dan pimpinan.

2. Struktur Data Management Subsistem

Kemampuan dari DBMS antara lain mendapatkan/mengekstrak data agar bisa masuk ke dalam database SPK dan dapat dengan cepat mengupdate (menambah, menghapus, mengedit, mengubah) record data dan file serta dapat menghubungkan data dari berbagai source.

DBMS terdiri dari elemen-elemen: 1. DSS database.

2. Database management system. 3. Data directory.

(53)

Diagram DBMS digambarkan dalam gambar 11.

sources Finance Marketing Production Personel Other

Extraction

Gambar 11. Struktur Data Management Subsistem SPK Inventory Minimarket

3. Struktur Model Management Subsistem

MBMS adalah sistem software dengan fungsi-fungsi seperti pembuatan model, penggunaan subrutin dan building block lainnya, pembangkitan rutin dan report baru, updating dan perubahan model serta manipulasi data. MBMS bisa menghubungkan berbagai model dengan jalur yang diinginkan melalui suatu database.

DBMS terdiri dari elemen-elemen: 1. Model base.

2. Model base management system. 3. Modeling language.

4. Model directory.

(54)

Diagram MBMS digambarkan dalam gambar 12.

Models (Model Base)

● Strategic, tactical, operational

● Stastisti al, financial, marketing, Management, science, Accounting, engineering, etc.

● Model uildi g lo ks

Model Directory

Model Base Management

● Modelli g o a ds: creation

● Mai te a e: update

● Data ase i te fa es ● Modeli g la guage

Data management

Interfaces management

Knowledge management

Model execution, Integration, and Command processor

Gambar 12. Struktur Model Management Subsistem SPK Inventory Minimarket

4. Skema User Interface Sistem

(55)

Diagram DGMS digambarkan dalam gambar 13.

Terminal

Input Action Languages

Output Display Languages

User Data Management

and DBMS

Knowledge Management

Model Management And MBMS

Printers, Plotters Natural Language

Processor User Interfaces

Mnagement System (UIMS)

Gambar 13. Skema User Interface Sistem SPK Inventory Minimarket

5. Model Perhitungan Matematika dengan Metode AHP Langkah-langkah:

Misalkan ada n tujuan dan m alternative pada AHP, maka proses perankingan alternative dapat dilakukan melalui cara:

i. Untuk setiap I, tetapkan matriks perbandingan berpasangan A, untuk m alternative

ii.Tentukan vector bobot untuk setiap Ai yang merepresentasikan bobot relative dari setiap alternative ke-j pada tujuan ke-i.

(56)

Nilai Vektor Bobot

Ada 4 faktor pemesanan barang, yaitu: lama pengiriman barang,tanggal kadarluarsa, kualitas barang dan stok barang yang laku. Nilai perbandingan berpasangan dibuat sebagai berikut:

Lama L K KL S

Maka setelah dilakukan normalisasi, menjadi:

(57)

Indeks Konsistensi dan Rasio Konsistensi

Pengujian terhadap konsistensi matriks A dilakukan sebagai berikut:

(A)(Wт) =

Untuk n = 4, diperoleh RI4 = 0,90; sehingga:

CI RI =

,

, = 0,021≤ 0,1

(58)

Matriks Perbandingan Berpasangan

Terdapat 4 kriteria pemesanan barang yang akan dipilih, yaitu A, B, C dan D. Pada kriteria pertama (Lama Pengiriman Barang), matriks perbandingan berpasangan yang ditetapkan adalah:

A B C D

Sehingga: s11=0,174; s12=0,293; s13-0,044; dan s14=0,489

2. Pada kriteria kedua (Tanggal Kadarluarsa), matriks perbandingan berpasangan yang ditetapkan adalah:

(59)

Setelah dilakukan normalisasi:

Sehingga: s21=0,511; s22=0,035; s23=0,173; dan s24=0,280

3. Pada kriteria ketiga (Kualitas Barang), matriks perbandingan berpasangan yang ditetapkan adalah:

Sehingga dilakukan normalisasi:

Sehingga: s31=0,212; s32=0,048; s33=0,422; dan s34=0,319

(60)

A B C D

Sehingga dilakukan normalisasi:

A B C D Rata2

Sehingga: s41= 0,051; s42= 0,397; s43= 0,192; dan s44= 0,360

Matriks skor setiap alternatif pada semua tujuan adalah:

A B C D

Vektor bobot yang telah diperoleh sebelumnya:

W = [0,086;0,130;0,288;0,496] Skor total setiap alternatif adalah

(61)

Karena skor total alternatif D (S4) paling besar, maka alternative yang akan dipilih. Sehingga nantinya stock barang (S4) yang laku diberi nilai paling tinggi dibanding kriteria yang lain untuk menetukan prioritas pembelian barang.

4.2.4 Perancangan Antar Muka Pengguna

Perancangan antar muka sistem dilakukan untuk memberikan gambaran dan sistematika mengenai tampilan sistem yang akan dibuat. Rancangan antar muka sistem diharapkan dapat dikembangkan ke dalam sistem yang ramah pengguna dan mudah digunakan dan diakses oleh pengguna. Dalam sistem pendukung keputusan inventory minimarket terdapat beberapa rancangan menu, antara lain:

1. Antar Muka Petugas

Antar muka petugas digunakan untuk menyimpan data petugas. Petugas dalam sistem adalah karyawan dan pimpinan. Antar muka ini merupakan implementasi dari DFD Keamanan Sistem (Level 2 Proses 1). Rancangan antar muka pengguna digambarkan pada gambar 14.

Data Petugas

….

Tambah Simpan Ubah Batal Status

Kode Petugas

Nama Petugas

Password

Petugas X

Hapus

Kode Nama Status

(62)

2. Antar Muka Login Petugas

Antar muka login digunakan untuk masuk ke antar muka petugas. Petugas dalam sistem adalah karyawan dan pimpinan. Antar muka ini merupakan implementasi dari DFD Keamanan Sistem (Level 2 Proses 1). Rancangan antar muka login digambarkan pada gambar 15.

Nama Petugas

Password Cancel

Ok

Silahkan masukan nama petugas dan password Untuk masuk ke system

Login Petugas

Gambar 15. Perancangan Antar Muka Login

3. Antar Muka Menu Utama

Antar muka menu utama merupakan halaman awal ketika user sudah masuk ke dalam sistem. Di dalam menu utama terdapat beberapa menu, yaitu file, master, SPK barang, transaksi, laporan dan tentang aplikasi. Antar muka ini merupakan implementasi dari DFD level 1 sistem. Rancangan antar muka menu utama digambarkan pada gambar 16.

File Master SPK Barang Transaksi Laporan Tentang Aplikasi Menu Utama

Welcome Gambar Sisven KopataMart

Gambar

Purchase Order

Barang Masuk

Barang Keluar

Logout

(63)

4. Antar Muka Data Barang

Antar muka data barang digunakan untuk mengelola data dari barang yang masuk maupun keluar. Antar muka ini merupakan implementasi dari DFD data master (Level 2 Proses 2). Rancangan antar muka data barang digambarkan pada gambar 17.

Gambar

Cari

Simpan Ubah

Kode Barang

Nama Barang

Stock

Satuan

Cari Berdasarkan Nama Barang:

Barang

Batal Hapus

X

Kode Barang Nama Barang Stock Satuan

Gambar 17. Perancangan Antar Muka Data Barang

5. Antar Muka Data Supplier

(64)

….

Batal Ubah Kode Supplier

Nama Supplier

Alamat

Telephone

Fax

Hapus

Supplier X

Gambar

Nama Kontak

Simpan

kosupp nasupp alamat telp fax kontak

Gambar 18. Perancangan Antar Muka Supplier

6. Antar Muka Purchase Order

Antar muka purchase order digunakan melakukan purchase order oleh pihak minimarket kepada supplier. Antar muka ini merupakan implementasi dari DFD transaksi barang (Level 2 Proses 3). Rancangan antar muka purchase order digambarkan pada gambar 19.

Item Data :

Simpan

Baru Item Barang :

Kode Supplier

Nama Supplier Kode Barang :

Nama Barang : ….

Stock :

No Kode Barang Nama Barang Satuan Keterangan No. PO

Tanggal :

Satuan : Jumlah Order Keterangan Purchase Order

Batal Jumlah

X

(65)

7. Antar Muka Barang Masuk

Antar muka barang masuk digunakan untuk mengelola barang yang masuk ke gudang. Antar muka ini merupakan implementasi dari DFD data master (Level 2 Proses 2) dan proses transaksi barang (Level 2 Proses 3). Rancangan antar muka barang masuk digambarkan pada gambar 20.

Item Data : No. PO

Tanggal PO

Kode Supplier

Kode Barang : Nama Supplier

No Kode Barang Nama Barang Sesuai P.. Keterangan No.Barang Masuk :

Tanggal : Barang Masuk

Nama Barang : Stock : Satuan : Jumlah Sesuai Pesanan ? Keterangan

Ya Tidak

Simpan

Baru Batal Item Barang :

X

Jumlah Satuan

Gambar 20. Perancangan Antar Muka Barang Masuk

8. Antar Muka Barang Keluar

(66)

Item Barang : Item Data : No. Barang Keluar

Tanggal

Kode Barang :

Nama Barang : Stock :

No Kode Barang Nama Barang Satuan Keterangan Satuan : Jumlah : Keterangan

Barang Keluar X

Simpan

Baru Batal

Jumlah

Gambar 21. Perancangan Antar Muka Barang Keluar

9. Antar Muka Laporan Barang

(67)

Laporan Barang

Pilih option pilihan cetak berdasarkan apa, lalu Anda klik

tombol cetak Gambar

Kode Barang

Seluruh Cetak

X

Gambar 22. Perancangan Antar Muka Laporan Barang

10.Antar Muka Laporan Supplier

Antar muka submenu laporan data supplier adalah tampilan untuk identitas dari supplier. Submenu laporan data supplier digunakan untuk mencetak laporan tentang supplier dari minimarket. Antar muka ini merupakan implementasi dari DFD pembuatan laporan (Level 2 Proses 4). Rancangan antar muka laporan data customer digambarkan pada gambar 23.

Laporan Supplier

Pilih option pilihan cetak berdasarkan apa, lalu Anda klik

tombol cetak Gambar

Kode Supplier

Seluruh Cetak

X

(68)

11.Antar Muka Laporan Barang Masuk

Antar muka submenu laporan barang masuk adalah tampilan untuk identitas dari barang masuk. Submenu laporan digunakan untuk mencetak laporan barang masuk. Antar muka ini merupakan implementasi dari DFD pembuatan laporan (Level 2 Proses 4). Rancangan antar muka laporan barang masuk digambarkan pada gambar 24.

Laporan Barang Masuk

Pilih option pilihan cetak berdasarkan apa, lalu Anda klik

tombol cetak Gambar

No Transaksi Barang Masuk

Seluruh

Per Tanggal

Per Periode S/D

Cetak

X

Gambar 24. Perancangan Antar Muka Laporan Barang Masuk

12.Antar Muka Laporan Barang Keluar

(69)

Laporan Barang Keluar

Pilih option pilihan cetak berdasarkan apa, lalu Anda klik

tombol cetak Gambar

No Transaksi Barang Keluar

Seluruh

Per Tanggal

Per Periode S/D

Cetak

X

Gambar 25. Perancangan Antar Muka Laporan Barang Keluar

13.Antar Muka Laporan Purchase Order

Antar muka submenu laporan purchase order adalah tampilan untuk identitas dari purchase order. Submenu laporan digunakan untuk mencetak laporan purchase order. Antar muka ini merupakan implementasi dari DFD pembuatan laporan (Level 2 Proses 4). Rancangan antar muka laporan barang keluar digambarkan pada gambar 26.

Laporan Purchase Order

Pilih option pilihan cetak berdasarkan apa, lalu Anda klik

tombol cetak Gambar

No. PO

Seluruh

Per Tanggal

Per Periode S/D

Cetak

X

Status PO

(70)

14.Antar Muka Kriteria Penilaian Barang

Antar muka kelola kriteria berisi menu - menu untuk mengelola data kriteria yang terdapat dapat pada sistem, menu ini hanya bisa diakses petugas olah data yang berkedudukan sebagai administrator. Antar muka ini merupakan implementasi dari DFD data SPK inventory barang (Level 2 Proses 5). Rancangan antar muka kriteria penilaian digambarkan pada gambar 27.

Kode Kriteria

Bobot Nama Kriteria

Kode Kriteria Nama Kriteria Bobot

Kriteria Penilaian X

Baru Simpan Hapus Keluar

Gambar 27. Perancangan Antar Muka Kelola Kriteria

15.Antar Muka Sistem Pendukung Keputusan Inventory Barang

Gambar

Gambar 1. Tahapan Metode Waterfall (Kadir, 2003)
Gambar 2. DFD Level 0 Sistem Pendukung Keputusan Inventory KopataMart
Gambar 3. DFD Level 1 Sistem Pendukung Keputusan Inventory KopataMart
Gambar 4. DFD Level 2 Proses 1 Keamanan Sistem
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mastitis tuberkulosis seharusnya dicurigai terjadi jika terdapat benjolan atau area indurasi, dengan sinus yang mengeluarkan cairan secara kronis atau discharging sinus ( Gambar

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, serta junjungan kita Nabi Muhammad SWA, sehingga penulis dapat

Permasalahan yang timbul dari pengukuran as built menggunakan 3D laser scanner hanya menghasilkan objek 3D tanpa data atribut kelengkapan informasi objek,yang disebut

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diketahui bahwa pembelajaran yang dirancang dengan baik akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Hasil ketuntasan

Oleh karena itu program peningkatan mutu pada proses pendidikan di perguruan tinggi merupakan hal pokok yang harus ditempuh oleh lembaga-lembaga pendidikan tinggi untuk

Aspek yang paling sedikit dilakukan oleh siswa adalah aspek memberikan tanggapan atas penyampaian hasil kerja kelompok lain, yaitu sebanyak 3 siswa (9 %).. Peneliti akan

Misalkan suatu sumur dengan jari-jari casing 3 inchi, akan diperforasi pada suatu interval dan posisi untuk ini menghasilkan harga Qp/Qo = 0.6 maka dari gambar 6.19 diperoleh bahwa

Menurut Harbani (2004), bahwa cara yang sudah dilakukan adalah dengan pemecahan ¼ bagian pada kulit biji, prlubangan pada ujung biji, peretakan dengan proses pemanasan, dan perendaman