• Tidak ada hasil yang ditemukan

My Handwroten Makalah Hukum Perizinan di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "My Handwroten Makalah Hukum Perizinan di"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Rabu, 29 Oktober 2014

Syukur alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Allah yang maha esa yang selalu melimpahkan karunianya kepada kita semua sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Perizinan di sektor usaha kecil ”. dan sebagai ungkapan rasa syukur atas segala anugrah Allah yang maha pemurah. kami telah berusaha menyusun makalah ini sebaik mungkin. Akan tetapi, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan isi makalah ini agar bisa terwujud dengan lebih baik.

Penyusun , 15 Oktober 2014

KATA PENGANTAR

animasi bergerak helikopter

Pen jaga Blog h eh e

Ram Rama Sanjaya

Buat Lencana Anda

MyFacebook

My Tweet

(2)

Embed View on Twitter

Tweets

by @Rama_Sanjaya02

01 Jul

Akun twit baru aktif lagi

Rama sanjaya Retweeted

What a performance to a man absolute Rama sanjaya

@Rama_Sanjaya02

Aaron Ramsey @aaronramsey

Embed View on Twitter

Tweets

liked by @Rama_Sanjaya02

Rama sanjaya @Rama_Sanjaya02

Tweet Favorites

Mu sic MP3

▼ 2014 (5) ▼ Oktober (4)

Munafik bisa di ubah menjadi sifat Positif

Mekanisme syarat izin usaha

Makalah Hak Kekayaan Intelektual "desain tata sirk...

Makalah Hukum Perizinan di Sektor Usaha Kecil

► Januari (1)

► 2013 (7)

Arsip Blog

(3)

ü

ü

ü

ü

Rama Sanjaya

Simple,

Lihat profil lengkapku

Men gen ai Saya

(4)

PEMBAHASAN

Perizinan berasal dari akar kata ―izinǁ yang diartikan dengan pernyataan mengabulkan (tiada melarang, dsb); persetujuan membolehkan. Sedangkan perizinan diartikan sebagai hal pemberian izin. Izin adalah salah satu instrumen yang paling banyak digunakan dalam hukum administrasi. Pemerintahan menggunakan izin sebagai sarana yuridis untuk mengemudikan tingkah laku para warga. Selanjutnya, Ten Berge mengemukakan bahwa izin merupakan suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah, untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuanketentuan larangan perundang-undangan.31 Dalam arti sempit izin merupakan pengikatan aktivitas-aktivitas pada suatu peraturan izin pada umumnya didasarkan pada keinginan pembuat undangundang untuk mencapai suatu tatanan tertentu atau untuk menghalangi keadaan-keadaan yang buruk.

Konsepsi yang menjadi dasar filosofis dari pemberian izin adalah sebagai instrumen pengawasan terhadap perilaku masyarakat. Pemberian izin juga dapat diartikan dengan pembatasan terhadap potensi-potensi yang jumlahnya terbatas. Secara umum, izin diasumsikan sebagai keputusan yang bersifat menguntungkan , sehingga tidak dapat begitu saja ditarik kembali atau diubah atas kerugian yang berkepentingan.

Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998, Pengertian Usaha Kecil Menengah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Pengertian Usaha Kecil Menengah: Berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s.d. 99 orang.

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994. Pengertian Usaha Kecil Menengah: Didefinisikan sebagai perorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan usaha yang mempunyai penjualan atau omset per tahun setinggi-tingginya Rp 600.000.000 atau asset atau aktiva setinggi-tingginya Rp 600.000.000 (di luar tanah dan bangunan yang ditempati) terdiri dari : Bidang usaha (Fa, CV, PT, dan koperasi), Perorangan (Pengrajin/industri rumah tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang barang dan jasa)

Menurut UU No 20 Tahun 2008, Pengertian Usaha Kecil Menengah: Undang undang tersebut membagi kedalam dua pengertian yakni:

a) Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut :

§Kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

§Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

b) Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha yang memiliki kriteria sebagai berikut :

§Kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

§Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Usaha kecil adalah jenis usaha yang mempunyai 6 – 19 pegawai

[1]

Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil mendefinisikan usaha kecil

a. Pemahaman tentang perizinan

b. Pengertian UKM

c. Pemahaman Tentang Usaha Kecil

(5)

dengan “...kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang iniǁ.

Adapun kriteria usaha kecil sebagaimana diatur dalam Pasal 5 UndangUndang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil adalah :

1. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah);

3. milik Warga Negara Indonesia;

4. berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar;

5. berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

1. Ciri-ciri usaha kecil

· Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah;

· Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah;

· Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha;

· Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP;

· Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwira usaha;

· Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal;

· Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning.

2. Contoh Usaha Kecil

· Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja;

· Pedagang dipasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya;

· Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu dan rotan, industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan tangan;

· Peternakan ayam, itik dan perikanan;

· Koperasi berskala kecil.

3. Ciri-ciri usaha menengah

· Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi;

· Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan;

· Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll;

· Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll;

· Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan;

· Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.

4. Contoh usaha menengah

Jenis atau macam usaha menengah hampir menggarap komoditi dari hampir seluruh sektor mungkin hampir secara merata, yaitu:

· Usaha pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah;

· Usaha perdagangan (grosir) termasuk expor dan impor;

d.

Ciri-ciri dan contoh dari UKM

(6)

· Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment dan jasa transportasi taxi dan bus antar proponsi;

· Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam;

· Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer buatan.

SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) adalah surat izin untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha perdagangan. Setiap perusahaan, koperasi, persekutuan maupun

perusahaan perseorangan, yang melakukan kegiatan usaha perdagangan wajib memperoleh SIUP yang diterbitkan berdasarkan domisili perusahaan dan berlaku di seluruh wilayah Republik Indonesia.

SIUP terdiri atas kategori sebagai berikut :

üSIUP Kecil

Wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan bersihnya lebih dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

üSIUP Menengah

Wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan bersihnya lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,-(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

üSIUP Besar

Wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan bersihnya lebih dari Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

Perusahaan yang dibebaskan dari kewajiban memperoleh SIUP adalah :

1. Cabang/perwakilan perusahaan yang dalam menjalankan kegiatan usaha perdagangan mempergunakan SIUP perusahaan pusat.

2. Perusahaan kecil perorangan yang memenuhi ketentuan sebagai berikut :

üTidak berbentuk badan hukum atau persekutuan, dan Diurus, dijalankan atau dikelola sendiri oleh pemiliknya atau dengan mempekerjakan anggota keluarganya/kerabat terdekat.

üPedagang keliling, pedagang asongan, pedagang pinggir jalan atau pedagang kaki lima.

Cara Membuat SIUP sebagai berikut : Siapkan Fc Direktur Utama.

Siapkan Fc Akta Pendirian Perusahaan beserta SK Menhum dan HAM RI. Siapkan Fc NPWP Perusahaan.

Siapkan Fc SKDP

Buat Surat Permohonan Pembuatan SIUP ke Kepala Suku Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan di Wilayah Perusahaan anda masing-masing. Pas foto berwarna Direktur Utama ukuran 4×6 sebanyak 6 lembar.

Selanjutnya ikuti prosedur pengurusan SIUP yang berlaku. Persyaratan Izin Usaha Perdagangan :

1. Photo copy KTP pemohonan 2. Photo copy KTP Direksi 3. Photo copy NPWP

4. Photo copy Akte Pendirian Perusahaan 5. Photo copy Persetujuan Prinsip 11. Photo copy Neraca perusahaan 12. Photo copy Bukti Pembelian mesin 13. Photo copy Formulir model Pm II

e. Prosedur perizinan usaha

a. SIUP

b. Cara membuat SIUP

(7)

1. Untuk permohonan siup menengah Dan SIUP kecil , perusahaan dapat mengambil pormulir di Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota/ Kabupaten sesuai dengan domisili perusahaan . kemudian mengisi dan mengajukan permuhonan SIUP beserta persyaratannya , SIUP menegah dan kecil dikeluarkan dan di tanda tangani oleh kepala kantor wilayah perdagangan daerah tingkat II (kota/kabupaten) atas nam mentri.

2. Permohonan SIUP besar diajukan melalui kanwil perindustrian dan perdagangan daerah tingkat I ( kota/ propinsi) atas nama mentri sesuai dengan domisili perusahaan.

d. Dokumen-dokumen yang di[perlukan untuk pengurusan Surat Ijin Usaha ( SIUP)

Dokumen yang diperlukan , antara lain:

1. foto kopi akta notaris pendirian perusahaan ( perusahaan perseorangan tidak perlu); 2. Fotokopi SK pengesahan materi hukum dan hak asasi manusia ( untuk CV , Koprasi, Frima

,Perusahaan perseorangn tidak perlu );

3. Fotokopi NPWP( nomor pokok wajib pajak) perusahaan;

4. fotokopi KTP pemilik/ direktur utama / penaggung jawab perusahaan dan pemegang saham;

5. fotokopi surat ijin tampat usaha (SITU) Dari pemda seempat;

6. foto kopi KK ( kartu keluarga) jika pimpinan / penanggung jawab perusahan adalah perempuan ;

7. fotokopi surat keterangan domisili perusahaan ;

8. fotokopi surat kontrak / sewa sewa tempat usaha / surat keterangan dari pemilik gedung ; 9. foto direktur utama/ pimpinan perusahaan ukuran 3x4 sebanyak 2 lembar;

10. Neraca perusahaan

e. maksud dan tujuan pemberian SIUP adalah :

Sebagai kepastian hukum atas usaha perdagangan baik barang maupun jasa. Memberikan kesempatan bagi perluasan usaha untuk mendapatkan fasilitas seperti bantuan kredit atau program pembinaan.

Sarana pembinaan, pengarahan, dan pengawasan terhadap dunia usaha, khususnya di sector perdagangan demi tercapainya iklim usaha yang sehat, tertib, dan jujur.

f. Membuat Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

surat izin tempat usaha(SITU) adalah pemberian izin tempat usaha yang tidak menimbulkan gangguan atau kerusakan lingkungan di lokasi tertentu. sedangkan surat izin gangguan(HO) adalah pemberian izin tempat usaha kepada perusahaan atau badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, gangguan, atau kerusakan lingkungan. Kedua surat tersebut dikeluarkan oleh pemerintah daerah tingkat II(Kotamadya atau kabupaten) dan harus diperpanjang lima tahun sekali.

Prosedur Membuat Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

Langkah-langkah wirausaha untuk mendapatkan surat izin tempat usaha (SITU) yakni :

vMembuat surat izin Tentangga

dalam surat tersebut berisi pernyataan tidak keberatan dari tetangga terdekat yang ada di sebelah kanan, kiri, depan belakang yang diketahui oleh ketua RT/RW setempat yang kemudian diteruskan ke kelurahan, kecamatan sampai kabupaten atau kotamadya.

vMembuat surat keterangan domisili Perusahaan

dalam surat tersebut terdapat lokasi, tempat atau kantor yang akan dibuat perusahaan. Caranya dengan meminta formulir dari ketua RT di wilayah tersebut untuk kemudian disahkan oleh ketua RT, RW, kelurahan dan kecamtan.

c. Prosedur Permohonan Siup

(8)

Berkas-berkas yang diperlukan untuk Mengurus Surat Izin Tempat Usaha (SITU) Fotokopi KTP pemohon

Foto pemohon ukuran 3×4 sebanyak 2 lembar Formulir isian lengkap dan sudah ditanda-tangani Fotokopi pelunasan PBB tahun berjalan Fotokopi IMB (Izin mendirikan Bangunan) Fotokopi Sertifikat Tanah

Denah lokasi tempat usaha

Surat pernyataan tidak keberatan dari tetangga yang diketahui oleh ketua RT dan RW setempat

izin sewa

surat keterangan domisili perusahaan fotokopi akta pendirian perusahaan dari notaris Berita acara pemeriksaan lapangan

Syarat-Syarat yang Wajib Ditaati perusahaan dalam Menjalankan Perusahaan

Keamanan

a) Perusahaan harus menyediakan alat-alat pemadan kebakaran

b) Bangunan perusahan harus terbuat dari bahan-bahan tidak mudah terbakar c) Perusahaan harus mengikuti dan mentaati undang-undang keslamatan kerja

Kesehatan

a) Perusahaan harus menyediakan tempat sampah yang tertutup

b) Perusahaan harus mencegah atas kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan hidup c) Perusahaan harus menyediakan alat-alat pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)

Ketertiban

a) Kegiatan perusahaan hanya dapat dilakukan berdasarkan peraturan pemerintah daerah. melebih ketentuan jam kerja dapat dilakukan dengan izin khusus.

b) Dilarang menyimpan barang-barang perusahaan di pinggir jalan umum

c) pengguna menyimpah usaha harus sesuai dengan peraturan pemenrintah daerah, dimana perusahaan tersebut berdomisili

Syarat-syarat lain

a) Perusahaan diwajibkan untuk mengutakamakan tenaga kerja dari penduduk di sekitarnya yang mempunyai KTP

b) Perusahaan harus menjaga keindahan lingkungan dan mengadakan penghijauan

Perusahaan yang melanggar syarat-syarat tersebut diatas, SITUnya akan dicabut dan dikenakan ditutup perusahaanya. SITU pada umumnya diberika dalam jangka waktu 3 tahun terhitung permohonan dan selambat-lambatnya 1bulan sebelum jangka waktu tersebut berakhir harus mengajukan perpanjangan

DASAR HUKUM : Peraturan Daerah

UNIT KERJA/INSTANSI YANG MEMPROSES PERIZINAN : Kantor Perkotaan

1. Pemohon mengajukan permohonan sendiri secara tertulis dengan melampirkan Rekomendasi Lurah/Kepala Desa/Camat kepada Bupati, Cq.Kepala Kantor Perkotaan. 2. Khusus rumah tempat tinggal yang luasnya kurang dari 100 m2 dan lokasinya diluar Ibukota

Kabupaten, di luar Real Estate, Komplek Industri, Komplek Perkebunan, Komplek Pendidikan dan

IMB (IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN)

PROSEDUR PENGURUSAN IZIN:

(9)

3. Kesehatan, permohonan diajukan sendiri secara tertulis oleh pemohon kepada Bupati, Camat setempat.

4. Khusus untuk Real Estate, Komplek Industri, Komplek Perkebunan, Komplek Pendidikan dan Kesehatan, pemohon IMB diajukan kepada Kantor Perkotaan. Lembaran isian permohonan IMB dapat diambil pada Kantor Perkotaan.

1. Foto copy Surat Keterangan Tanah 2. Foto copy KTP (bukti diri)

3. Gambar Rencana Bangunan (sket bangunan) 4. Foto copy bukti lunas PBB tahun terakhir 5. Pas photo ukuran 3x4 cm

6. Rekomendasi Camat/Lurah.

7. Khusus pemohon IMB bagi Perusahaan Industri dan Real Estate disamping persyaratan pada huruf a s/d f ditambah dengan:

· Izin Prinsip dari Bupati;

· Izin Lokasi dari Kantor Pertanahan Nasional.

Akte Pendirian Perusahaan

· Surat kuasa apabila penanda tanganan permohonan bukan dilakukan oleh pemohon sendiri.

· Surat pernyataan pemohon tentang kesanggupan memenuhi persyaratan teknis bangunan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

· Tanda anggota Real Estate Indonesia dan Rekomendasi bebas banjir dari Dinas Pekerjaan Umum khusus bagi pemohon Real Estate.

· Rencana Tata Bangunan Prasarana Kawasan Industri yang disetujui oleh Bupati dengan menunjukkan lokasi kavling untuk bangunan yang bersangkutan bagi Perusahaan Industri yang berlokasi dikawasan industri.

· Rekomendasi AMDAL.

WAKTU PENGURUSAN IZIN : 12 (dua belas) hari

JANGKA WAKTU BERLAKUNYA IZIN : 20 (dua puluh) Tahun KETENTUAN PELAKSANAAN

1. Tidak dibenarkan mendirikan bangunan kewajiban pemegang Izin diluar peruntukan yang ditetapkandalam IMB.

2. Izin tidak dapat dipindahtangankan kepada pihak lain, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada Bupati.

3. Dilarang mendirikan bangunan di luar peruntukan wilayah yang telah di tetapkan (RUTK). 4. Dilarang mendirikan bangunan yang mengakibatkan :

· Mengganggu/merusak lingkungan sekitar.

· Mengganggu arus lalu lintas, drainase atau bangunan yang telah ada. · Terganggunya kesehatan masyarakatan sekitar.

· Terganggunya ketertiban umum.

5. Khusus untuk bangunan Kantor Pemerintah atau swasta disarankan menggunakan desain arsitektur yang mencirikan arsitektur Daerah.

6. Selama pekerjaan mendirikan bangunan masih dalam pelaksanaan, pemilik harus menutup lokasi dengan pagar tertutup untuk pengamanan.

SANKSI ATAS PELANGGARAN KETENTUAN IZIN : 1. Peringatan tertulis

2. Pencabutan Izin 3. Pembongkaran.

4. Pelanggaran atas Wajib Retribusi diancam pidana paling lama kurungan 6 bulan atau denda paling banyak 4 kali jumlah Retribusi terutang.

PERSYARATAN UNTUK MENDAPATKAN IZIN :

(10)

AMDAL adalah keseluruhan proses yang meliputi penyusuan analisis mengenai dampak lingkungan bagi berbagai usaha atau kegiatan terpadu/multisektor. Dengan kata lain amdal merupakan hasil studi mengenai dampak penting usaha atau kegiatan yang terpadu yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instasi yang bertanggung jawab.

Syarat-syarat untuk pengajuan AMDAL adalah sebagai berikut : 1. Foto kopi penanggung jawaban perusahaan.

2. Foto kopi akta pendirian perusahaan. 3. Foto kopi surat izin perusahaan. 4. Foto kopi NPWP.

5. Foto kopi NRP.

6. Foto kopi denah lokasi yang menimbulkan dampak lingkugan. Prosedur AMDAL terdiri dari:

· Proses penapisan (screening) wajib AMDAL · Proses pengumuman

· Proses pelingkupan (sopping) · Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL

· Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL · Persetujuan Kelayakan Lingkungan

Proses Penapisan

Proses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib AMDAL adalah proses untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak. Di Indonesia, proses penapisan dilakukan dengan sistem penapisan satu langkah. Ketentuan apakah suatu rencana kegiatan perlu menyusun dokumen AMDAL atau tidak dapat dilihat pada Keputusan Menteri Negara LH Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan AMDAL.

Proses Pengumuman

Setiap rencana kegiatan yang diwajibkan untuk membuat AMDAL wajib

mengumumkan rencana kegiatannya kepada masyarakat sebelum pemrakarsa melakukan penyusunan AMDAL. Pengumuman dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab dan pemrakarsa kegiatan.

Tata cara dan bentuk pengumuman serta tata cara penyampaian saran, pendapat dan tanggapan diatur dalam Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 08/2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL. Proses Pelingkupan

Pelingkupan merupakan suatu proses awal (dini) untuk menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting (hipotetis) yang terkait dengan rencana kegiatan.

Tujuan pelingkupan adalah untuk menetapkan batas wilayah studi, mengidentifikasi dampak penting terhadap Iingkungan, menetapkan tingkat kedalaman studi, menetapkan lingkup studi, menelaah kegiatan lain yang terkait dengan rencana kegiatan yang dikaji. Hasil akhir dan proses pelingkupan adalah dokumen KA-ANDAL. Saran dan masukan masyarakat harus menjadi bahan pertimbangan dalam proses pelingkupan.

Proses penyusunan dan penilaian KA-ANDAL

Setelah KA-ANDAL selesai disusun, pemrakarsa dapat mengajukan dokumen kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan penyusun untuk

memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya. Proses penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL

Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL dilakukan dengan mengacu pada KA-ANDAL yang telah disepakati (hasil penilaian Komisi AMDAL). Setelah selesai disusun, pemrakarsa dapat mengajukan dokumen kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal penilaian ANDAL, RKL dan RPL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.

Dampak penting menurut penjelasan pasal 16 ditentukan antara lain oleh : 1. Jumlah manusia yang terkena dampak.

2. Luasnya wilayah persebaran dampak. 3. Lamanya dampak berlangsung.

AMDAL(Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)

(11)

4. Intesitas dampak.

5. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena dampak. 6. Sifat komulatif dampak tersebut.

7. Dapat terjadi pemulihan atau tidak ( reversible atau irreversible ).

Dasar Hukum AMDAL

1. Peraturan pemerintah No . 27 Tahun 1999 Tentang analisis Mengenai dampak Lingkungan 2. UUD No. 4 Tahun 1982 Mengenai ketentuan pengelolaan Lingkungan Hidup.

3. Peraturan Pemerintah No .20 Tahun 1990 mengenai pengadilan Pencemaran air. 4. Peraturan pemerintah No 51 Tahun 1993 tentang AMDAL .

5. Peraturan pemerintah No . 5 Tahun 1990 mengenai Konversi Sumber Daya Alam Hayati Dn Ekosistem.

6. Surat mentri Negara lingkungan Hidup No . B . 2335/ MENLH/12/93, NO,.B.2347/MENLH /12/93 kriteria kegiatan usaha Wajib AMDAL.

7. UUD No. 24 tahun 1992 mengenai tataruang.

Pedoman pelaksanaan AMDAL

1. peraturan mentri lingkungan hidup No 08 Tahun 2006 mengenai penyusunan AMDAL harus menggunakan pedoman penyusunan AMDAL

2. Peraturan mentri negara lingkungan hidup nomor 11 tahun 2006 tentang daftar kegiatan wajib AMDAL

3. Keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup nomor 86 tahun 2002 apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut , maka wajib menyusun UKL-UPL (Upaya pengelolaan lingkungan Upaya pemantauan Lingkungan hidup.

4. kewenangan penilaian didasarkan keputusan mentri negara Lingkungan hidup No 40 tahun 2000 tentang peoman tata kerja komisi penilai AMDAL

Dokumen yang diperlukan dalam pengurusan AMDAL

Dalam pengurus AMDAL , dokumen yang diperlukan adalah poto kopi NPWP, KTP,SITU.

Prosedur Pengurusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Sesuai namanya, NPWP atau Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada tiap wajib pajak sebagai sarana administratif yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam memenuhi hak dan kewajiban perpajakan.

Selain dalam memenuhi hak dan kewajiban wajib pajak, NPWP juga berguna jika kita akan melakukan usaha yang berhubungan dengan pihak lain. Misalkan kita mempunyai suatu usaha, entah di bidang jasa konstruksi, atau jasa lain, ketika kita akan mencari proyek pada pihak ketiga biasanya pihak ketiga hanya akan memberikan pekerjaan kepada badan usaha yang sudah mempunyai NPWP. Inilah salah satu keuntungan mempunyai NPWP, baik NPWP pribadi atau NPWP badan usaha.

Dalam setiap pengurusan izin, misalnya izin pemasangan reklame, warung telekomunikasi, izin produksi makanan dan obat, izin usaha perdagangan dan perizinan lainnya, NPWP ini menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki.

Lembaga yang berwenang mengeluarkan NPWP, baik NPWP perorangan atau badan usaha adalah Direktorat Jenderal Pajak. Lebih tepatnya melalui kantor pelayanan pajak yang ada di setiap daerah.

Dasar Hukum : Pada dasarnya setiap penduduk atau warga negara Indonesia yang mempunyai penghasilan, atau setiap badan usaha yang ada di Indonesia wajib mempunyai NPWP. Hal ini diatur dalam Undang-undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan juncto Undang-undang No. 16 Tahun 2000 pasal 2 ayat (1). Persyaratan Administratif : Untuk mendapatkan NPWP perorangan, cara yang bisa dilakukan adalah dengan mendatangi kantor pelayanan pajak dengan persyaratan sebagai berikut :

1. Salinan KTP pemohon. 2. Salinan KK.

3. Surat keterangan/pengantar dari desa/kelurahan.

4. Sedangkan pemohon NPWP yang berbentuk badan usaha, persyaratannya sebagai berikut.

5. Salinan KTP direktur atau pengurus.

6. Salinan Kartu keluarga (KK) direktur atau pengurus.

(12)

7. Salinan akta pendirian badan usaha (PT, CV, atau Koperasi) yang sudah dilegalisasi oleh pengadilan.

8. Surat keterangan domisili dari kelurahan atau kecamatan. 9. Salinan PBB atau surat kontrak rumah.

Prosedur Pengurusan

Pemohon datang ke kantor Dinas Pajak di daerahnya masing-masing dengan membawa semua persyaratan yang sudah disiapkan.

Setelah mengisi formulir dan menyerahkan semua persyaratannya, di hari itu juga atau dalam waktu 2 (dua) hari kerja NPWP sudah bisa diterima oleh wajib pajak.

Selain dengan mendatangi secara langsung ke kantor Dinas Pajak, cara mendapatkan NPWP juga bisa dilakukan secara online di www.pajak.go.id

Setelah menerima NPWP, wajib pajak baik perorangan ataupun badan usaha akan mendapat pemberitahuan tiap bulan berkenaan dengan pajak yang harus dibayar. Pembayaran pajak dan pengisian SPT bisa dilakukan di beberapa bank atau secara online. Sanksi :

Pelanggaran atas Undang-undang No. 16 Tahun 2000 pasal 39 ini dapat dikenakan sanksi berupa sanksi pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling tinggi 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

Cara mendaftarkan diri :

1. Wajib Pajak yang akan mendaftarkan diri datang langsung ke Kantor Pajak tempat domisili atau lokasi usaha kita dan wajib mengisi Formulir Pendaftaran Wajib Pajak.

2. Pengisian dan penandatanganan formulir dapat dilakukan oleh Wajib Pajak sendiri atau oleh orang lain yang diberi kuasa Khusus.

Formulir dan Lampiran yang diperlukan diserahkan kepada petugas dan akan segera diproses, dan sesuai dengan janji DJP seharusnya NPWP langsung jadi dalam tempo 1jam bila tidak ada masalah dalam proses registrasi ini.

3. Penyampaian formulir pendaftaran Wajib Pajak yang telah diisi dan ditandatangani, dapat dilakukan oleh Wajib Pajak sendiri atau orang lain yang diberi kuasa penuh.

Lampiran yang diperlukan pada Formulir Pendaftaran, yaitu :

Untuk Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas:

a. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk / Kartu Keluarga bagi penduduk Indonesia, atau b. Paspor ditambah surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang

sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa bagi Wajib Pajak Orang Asing.

Untuk Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas : a. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk / Kartu Keluarga bagi penduduk Indonesia, atau paspor

ditambah surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa bagi Wajib Pajak Orang Asing.

b. Surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari instansi yang berwenang sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa.

Untuk Wajib Pajak Badan :

a. Fotokopi Akte Pendirian dan Perubahan terakhir atau surat keterangan penunjukan dari Kantor Pusat bagi Bentuk Usaha Tetap;

b. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk/Kartu Keluarga bagi penduduk Indonesia, atau paspor ditambah surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa bagi Wajib Pajak Orang Asing, dari salah seorang pengurus aktif; c. Surat keterangan tempat kegiatan usaha dari instansi yang berwenang

sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa;

d. Surat persetujuan penanaman modal asing dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk Wajib Pajak PMA;

e. Fotokopi Akte Pendirian.

Untuk Bendaharawan sebagai Wajib Pajak Pemungut/Pemotong: a. Fotokopi surat penunjukan sebagai bendaharawan;

b. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk bendaharawan.

(13)

Untuk Joint Operation sebagai Wajib Pajak Pemungut/Pemotong: a. Fotokopi Perjanjian Kerjasama sebagai Joint Operation; b. Fotokopi Kartu NPWP masing-masing anggota joint Operation;

c. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk bagi penduduk Indonesia, atau paspor ditambah surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa bagi Wajib Pajak Orang Asing, dari salah seorang pengurus Joint Operation. Wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP akan dikenakan sanksi pidana sesuai dengan ketentuan dalam pasal 39 UU Nomor X Tahun 2000, yaitu : “Barang siapa dengan sengaja tidak mendaftarkan dirinya atau menyalahgunakan atau menggunakan hak tanpa NPWP sehingga dapat menimbulkan kerugian pada Negara, akan dipidana dengan pidana penjara selama 3 tahun dan/atau denda sebesar 4 kali jumlah pajak yang terutang atau yang kurang atau yang tidak di bayar ”.

Catatan :

a. Bagi pemohon berstatus cabang, orang pribadi pengusaha tertentu atau wanita kawin tidak pisah harta melampirkan fotokopi Surat Keterangan Terdaftar Kantor Pusat/domisili/suami.

b. Apabila permohonan ditandatangani oleh orang lain, harus dilengkapi dengan surat kuasa khusus.

c. Dalam formulir dan persyaratannya belum lengkap dikembalikan kepada Wajib Pajak untuk dilengkapi.

d. Dalam hal Wajib Pajak tersebut berstatus sudah terdaftar, maka kepadanya tidak diberikan NPWP lagi.

e. Dalam hal Wajib Pajak belum terdaftar, kepada Wajib Pajak diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak. Khusus untuk Wajib Pajak berstatus cabang, orang pribadi pengusaha tertentu atau wanita kawin tidak pisah harta diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak dengan aturan sebagai berikut : 1) Kode Wajib Pajak sama dengan Kode Wajib Pajak pusat, Kode Wajib Pajak domisili atau

Kode Wajib Pajak Suami.

2) Kode Administrasi Perpajakan sesuai yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak dimana Wajib Pajak mendaftar.

PENUTUP

Usaha kecil adalah jenis usaha yang mempunyai 6 – 19 pegawai

[2]

Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil mendefinisikan usaha kecil dengan “...kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini

SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) adalah surat izin untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha perdagangan. Setiap perusahaan, koperasi, persekutuan maupun

perusahaan perseorangan, yang melakukan kegiatan usaha perdagangan wajib memperoleh SIUP yang diterbitkan berdasarkan domisili perusahaan dan berlaku di seluruh wilayah Republik Indonesia.

SIUP terdiri atas kategori sebagai berikut :

Di sadari isi materi makalah yang kami susun masih jauh dari sempurna untuk itu kami sangat berharap saran masukan untuk membangun materi ini.

BAB III

A. KESIMPULAN

B. SARAN

(14)

Posting Lebih Baru

Beranda

Posting Lama

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Diposkan oleh Rama Sanjayadi 08.47

http://saefulbafri009.blogspot.com/2011/04/ukm-usaha-kecil-menengah.html

http://dayintapinasthika.wordpress.com/2011/04/12/usaha-kecil-menengah-ukm/ The Asia Foundation, 2005: Penyederhanaan Perizinan Usaha : Sebuah Evaluasi atas

Dampak Pusat Layanan Perizinan Terpadu (PLPT), Laporan Penelitian, Jakarta

Ten Berge, 1992, Pengantar Hukum Perizinan, Surabaya : Universitas Airlangga.

The Asian Foundation, 2005, Laporan Penelitian : Penyederhanaan Perizinan

Usaha: Sebuah Evaluasi Atas Dampak Pusat layanan Perizinan Terpadu (PLPT).

Jakarta

[1] The Asian Foundation, 2005, Laporan Penelitian : Penyederhanaan Perizinan Usaha: Sebuah Evaluasi Atas Dampak Pusat layanan Perizinan Terpadu (PLPT). Jakarta. hlm.1 [2] The Asian Foundation, 2005, Laporan Penelitian : Penyederhanaan Perizinan Usaha: Sebuah Evaluasi Atas Dampak Pusat layanan Perizinan Terpadu (PLPT). Jakarta. hlm.1

DAFTAR PUSTAKA

6IOSQ IRHEWMOERMRMHM+ SSKPI

Beri tahu saya Beri komentar sebagai:

Publikasikan

Pengikut (0)

Ikuti

Pen giku t

(15)

Rama Sanjaya. Template Tanda Air. Diberdayakan oleh Blogger.

Referensi

Dokumen terkait

Keberadaan tanaman sagu di Konawe Selatan, selain dapat menjadi pangan alternatif pendamping beras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, petani juga menjual dalam bentuk

• Pengembangan Koperasi adalah suatu proses yang dilalui oleh koperasi dalam rangka menata dan meningkatkan kapasitas dan kemampuannya melalui perubahan kinerja tertentu kepada

Dari uraian-uraian tersebut dapat diketahui bahwa motivasi atau maksud dan tujuan peserta dalam mengikuti pendidikan pra nikah di klinik nikah Medan pada umumya

Adapun saran dari hasil penelitian ini sebagai berikut: (1) Dalam menggunakan metode Scramble ini guru harus dapat memanajemen kelas dengan baik, karena jika

BAB IV Hasil penelitian, berisi tentang gambaran umum objek penelitian meliputi sejarah, profil lembaga, struktur organisasi, dan pegawai- pegawai yang ada di UPT

Melihat kondisi sekolah yang sedemikian rupa tentunya siswa dituntut untuk lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah dengan memiliki motivasi

Hak tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam UUPA berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan

yang telah dilaksanakan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan yang ada pada siklus I, yaitu masih banyak anak yang mengalami kesulitan dalam menggunakan metode