• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENETAPAN STRATEGI PENINGKATAN pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PENETAPAN STRATEGI PENINGKATAN pdf"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1

Abstract—Proses Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara dapat digunakan untuk melihat perkembangan industri secara nasional di negara tersebut. Perkembangan ini dapat dilihat baik dari aspek kualitas produk yang dihasilkan maupun kinerja industri secara keseluruhan. Dalam meningkatkan daya saing produk lokal, pemerintah berupaya meningkatkan kemampuan industri untuk menghasilkan produk atau komponen yang berkualitas. Untuk mendukung hal tersebut, dilakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana perusahaan-perusahaan dalam negeri telah meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri dalam menghasilkan produk-produknya. Hasil penetapan nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) menunjukkan bahwa perusahaan yang memproduksi kopling menggunakan banyak komponen dalam negeri. Hal ini dimungkinkan karena pada waktu menetapkan nilai TKDN, sumber daya manusia yang terlibat dalam produksi memberikan konstribusi yang sangat besar.

Index Terms— peningkatan produksi, industri telekomunikasi,

TKDN (tingkat komponen dalam negeri)

I. PENDAHULUAN

erusahaan industri telekomunikasi merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara dapat digunakan untuk melihat perkembangan industri secara nasional di negara tersebut. Perkembangan ini dapat dilihat baik dari aspek kualitas produk yang dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan.

Sejak krisis ekonomi dunia yang terjadi tahun 1998 dan merontokkan berbagai sendi perekonomian nasional, industri di Indonesia secara nasional belum memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan. Bahkan pada perkembangan industri nasional, khususnya industri manufaktur, lebih sering terlihat grafik kemerosotan ketimbang peningkatannya.

Industri lainpun mengalami hal sama karena adanya kesulitan dalam persaingan di pasar global akibat kualitas

produk. Melemahnya permintaan terhadap produk manufaktur Indonesia di pasar ekspor akibat melemahnya daya beli masyarakat di negara tujuan ekspor utama. Jika kondisi ini dibiarkan terus-menerus tanpa adanya upaya yang menyeluruh dan bersifat terpadu dari berbagai pihak terkait, seperti masyarakat, pemerintah, dan pengusaha, industri nasional pelanpelan akan mengalami kemunduran dan kebangkrutan. Untuk itu, pemerintah berupaya meningkatkan kualitas produk terutama tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). TKDN didefinisikan sebagai suatu batasan atau nilai yang mereprentasikan berapa tingkat kandungan lokal dalam negeri dalam suatu produk barang/jasa (Permen Perindustrian, 2011).

Manfaat dari meningkatkan TKDN menurut Abdullah (2011), antara lain: (1) meningkatnya penggunaan produksi dalam negeri – hal ini berhubungan dengan kualitas produk atau komponen yang dihasilkan selama proses produksi; (2) meningkatnya/ penyerapan tenaga kerja – apabila kualitas produk atau komponen yang dihasilkan meningkat, dampaknya adalah meningkatnya penggunaan dari produk atau komponen tersebut. Hal ini juga berarti adanya peningkatan produksi yang pengaruhnya penyerapan tenaga kerja meningkat; (3) penghematan devisa –penggunaan produk atau komponen yang memperhatikan penggunaan komponen hasil produksi dalam negeri berarti mengurangi biaya penyediaan komponen luar negeri.

Melalui persyaratan TKDN, industri-industri manufaktur dalam negeri diajak untuk menggunakan sebanyak-banyaknya komponen/faktor produksi yang berasal dari dalam negeri. Pemerintah menyiapkan perangkat hukumnya sebagai dasar untuk pelaksanaan, antara lain: (1) Keppres 80 tahun 2003 pasal 44 dan pasal 40 tentang Penggunaan Produksi Dalam Negeri, sebagai dasar pengaturan untuk meningkatkan Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN); (2) Peraturan Menteri Perindustrian No . 11/M-IND/PER/3/2006.

Dalam rangka mempercepat peningkatan penyerapan komponen lokal dalam suatu produk, dilakukan penelitian berupa Analisis Faktor Dominan untuk Meningkatkan Tingkat Komponen dalam Negeri (TKDN) yang selanjutnya akan

Wahyudi Kusnandar Jurusan Magister Teknik Elektro-Fakultas Teknik

Universitas Mercubuana

email :

wahyudikusnandar69@gmail.com

Dosen: DR Ir Iwan krisnadi MBA

ANALISIS PENETAPAN STRATEGI PENINGKATAN

TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN) PADA

INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA: STUDI KASUS

PADA KOMPONEN HANDPHONE 4G

(2)

2

ditindaklanjuti pada penelitian lanjutan untuk menetapkan Strategi untuk meningkatkan TKDN. Penelitian untuk mendapatkan Faktor Dominan yang akan digunakan sebagai dasar penentuan Strategi Peningkatan TKDN sangat diperlukan, karena produk-produk luar mulai menguasai pasar. Penelitian ini dilakukan dalam lingkup industri telokomunikasi di sekitar Jabodetabek dengan mengambil sampel produk tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan daya saing produk-produk dalam negeri di pasar global dengan menggunakan komponen lokal dan meminimalisir biaya produksi; (2) menumbuhkan usaha-usaha baru dalam rangka memenuhi kebutuhan komponen-komponen produk; (3) menyingkirkan segala hal yang berhubungan dengan impor.

II. METODE

Kerangka berfikir penelitian digambarkan sebagai berikut (Gambar 1):

Gambar 1 Kerangka berfikir

A. Penetapan komponen dalam Negeri

Dalam mengukur TKDN untuk suatu produk, ada tiga aspek yang menjadi penilaian yaitu material, tenaga kerja dan overhead. Material dinilai berdasarkan daerah asal (country of origin) artinya material tersebut dibuat dan diproduksi di mana. Tenaga kerja yang digunakan dinilai berdasarkan kewarnegaraan. Overhead adalah alat kerja/mesin, dan biaya lain-lain yang berhubungan dengan produksi barang/jasa tersebut (Kurniawan, 2011).

TKDN barang dihitung berdasarkan perbandingan antara harga barang jadi dikurangi harga komponen luar negeri terhadap harga barang jadi. Harga barang jadi merupakan biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi barang (Kementerian Perindustrian, 2011).

Biaya produksi meliputi biaya untuk bahan (material)

langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya tidak langsung pabrik (factory overhead) (Gambar 2). Biaya produksi ini belum termasuk keuntungan, biaya tidak langsung perusahaan (company overhead), dan pajak keluaran.

Perhitungan TKDN barang dilakukan terhadap setiap jenis barang. Jenis barang merupakan barang yang diproduksi berdasarkan proses produksi dan bahan baku (material) yang sama. Perhitungan TKDN barang ditelusuri sampai dengan barang tingkat dua yang dihasilkan oleh produsen dalam negeri.

Gambar 2 Struktur penetapan biaya manufaktur TKDN barang tingkat dua dinyatakan 100% apabila: (1) barang tingkat dua diproduksi di dalam negeri; (2) biaya barang tingkat dua di bawah 3% dari biaya produksi barang tingkat satu; (3) akumulasi biaya seluruh barang tingkat dua sebagaimana dimaksud pada huruf B maksimal 10% (sepuluh persen) dari total biaya barang tingkat satu. Apabila dalam penelusuran terhadap barang tingkat dua terdapat barang komponen yang berasal dari barang tingkat tiga yang dibuat di dalam negeri, TKDN barang/komponen dari barang tingkat tiga dimaksud dinyatakan 100% (seratus persen).

Biaya penelitian dan pengembangan meliputi biaya untuk bahan (material) langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya tidak langsung. Biaya penelitian dan pengembangan untuk industri yang melakukan penelitian dan pengembangan di dalam negeri dapat diperhitungkan dalam penilaian TKDN barang, dengan ketentuan sebagai berikut: (1) biaya penelitian dan pengembangan dimasukkan dalam perhitungan biaya produksi yang didistribusikan ke setiap produk dimaksud; (2) produk hasil penelitian dan pengembangan di dalam negeri dibuktikan dengan: Sertifikat Hak Kekayaan Intelektual terhadap produk yang bersangkutan; dan atau bukti biaya pengeluaran untuk pelaksanaan tahapan-tahapan penelitian dan pengembangan yang terdiri dari definisi produk teknologi, perancangan, purwarupa (prototype), integrasi dan uji sistem, serta persiapan pelaksanaan produksi di dalam negeri; dan biaya penelitian dan pengembangan di dalam negeri diperhitungkan dalam penilaian TKDN untuk kurun waktu 5 (lima) tahun sejak penerbitan Sertifikat Hak Kekayaan Intelektual Penghitungan TKDN untuk gabungan lebih dari satu jenis barang jadi (TKDN gabungan beberapa barang/multi Pemilihan industri

telekomunkasi

(3)

3

product) dilakukan berdasarkan perbandingan antara akumulasi dari hasil perkalian TKDN dengan harga pembelian masing-masing barang terhadap harga pembelian gabungan barang (Kurnaiawan, 2011). Rumus perhitungan TKDN sebagai berikut: TKDN = Biaya (material langsung+tenaga kerja langsung+overhead)

III. HASILDANPEMBAHASAN

Dalam penelitian ini obyek yang digunakan untuk analisis penetapan strategi peningkatan tingkat komponen dalam negeri pada industri telekomunikasi di indonesia, adalah handphone 4G.

Hasil perhitungan TKDN sebagai berikut:

% TKDN Barang =

Nilai Barang Total (3C)-Nilai Barang Luar Negeri (3B) Nilai Gabungan Barang dan Jasa (9C)

3.027,50 - 2.778,75 x 100 153.727,50 = 0,16

% TKDN Jasa =

Nilai Jasa Total (8C)-Nilai Jasa Luar Negeri (8B) Nilai Gabungan Barang dan Jasa (9C)

150.700,00 - 6.820,00 x 100 153.727,50

= 93,59

% TKDN (Gabungan Barang dan Jasa) = 93,76 %

Dari hasil penetapan nilai TKDN di atas terlihat bahwa perusahaan ini menggunakan banyak komponen dalam negeri. Hal ini dimungkinkan karena pada waktu menetapkan nilai TKDN, sumber daya manusia yang terlibat dalam produksi memberikan konstribusi yang sangat besar. Nilai TKDN adalah 93,76% yang menunjukkan bahwa handphone tersebut adalah produk dengan komponen dalam negeri yang sangat tinggi, karena batas nilai TKDN yang ditetapkan oleh pemerintah adalah 30%. Kondisi ini memberikan suatu harapan bahwa produk-produk manufaktur yang digunakan untuk menunjang industri telekomunikasi dapat bersaing.

Seperti telah ditunjukkan sebelumnya bahwa penetapan nilai TKDN didasarkan kriteria: (1) untuk bahan material

langsung berdasarkan negara asal barang; (2) untuk alat kerja/fasilitas kerja berdasarkan kepemilikan dan negara asal; (3) untuk tenaga kerja berdasarkan kewarganegaraan. Sementara itu, biaya bahan (material) langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya tidak langsung pabrik dihitung sampai di lokasi pengerjaan (pabrik workshop) untuk produk barang yang bersangkutan. Penetapan kriteria di atas sifatnya subyektif berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Hal ini memungkinkan nilai TKDN yang berbeda untuk produk yang sama tapi diproduksi oleh perusahaan yang berbeda.

IV. KESIMPULAN

Penguatan konten lokal ini tidak hanya diterapkan di Indonesia. Semua negara termasuk yang sudah kaya, seperti Jepang dan Amerika Serikat (AS), juga ada kewajiban untuk mengembangkan industri nasional. Bagaimana negara-negara tersebut melaksanakannya? Bisa diperhatikan seperti di Kedutaan Besar (Kedubes) Korea Selatan (Korsel) misalnya, tidak ada kendaraan operasionalnya yang tidak bermerk Hyundai. Begitu pun Kedubes Jepang, dapat dipastikan semua kendaraan operasionalnya adalah mobil Jepang, dan diplomatnya akan memilih tidur di hotel Jepang.

Sudah sewajarnya Indonesia juga mendorong penggunaan barang dan jasa dalam negeri, khususnya dalam kegiatan industri manufaktur. Pemerintah perlu memacu produsen dalam negeri untuk memperbaiki produknya, sehingga nantinya menjadi maju dan berkualitas setara produk impor.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Abdullah, Gamil. (2011).TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri)

dalam Pengadaan Barang dan Jasa di Sektor Hulu Migas: Sebuah Interview. Diakses dari http: //tkdnonline.blogspot.com /2011/04 /tkdn-tingkat-komponen-dalam-negeri.html.

[2] Kementerian Perindustrian. (2011). Penjelasan Mengenai Peraturan

Menteri Perindustrian Tentang Pedoman Teknis Penggunaan Produksi

Dalam Negeri. Diakses dari http://rokeu.kemenperin.

go.id/files/12Sosialisasi%20P3DN-daerah.ppt

[3] Kementerian Perindustrian. (2011). Peraturan Menteri Perindustrian

Republik Indonesia, Nomor 15/M-Ind./PER/2/2011Tentang Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri Dalam Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Jakarta: Kementerian Perindustrian

[4] Kurniawan, Trianto. (2011). Contoh Perhitungan Formulir TKDN.

Diakses dari

http://triantomedia.blogspot.com/2011/04/contoh-perhitungan-formulir-tkdn.html.

[5] Gunawarman Hartono; Edi Santoso (2013).Analisis Penetapan Strategi

Peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (Tkdn) Pada Industri Manufaktur Di Indonesia: Studi Kasus Pada Komponen Kopling. Industrial Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University

Gambar

Gambar 1 Kerangka berfikir

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regersi linier berganda yang berguna untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang terdiri dari kepemilikan

Dengan paramet er saluran yang sama, Gambar 9 memperlihat kan redaman terbesar akibat pengaruh korona di peroleh dari surja petir yang divariasikan menurut standar Jepang

Hasil penelitian yang telah ditemukan pada mata pelajaran pendidikan agama Islam siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sinjai Utara Kabupaten Sinjai dengan menerapkan pendekatan

Sua Suatu tu pe pende ndeka kata tan n pe pena nanga ngana nan n kli klien en gangguan yang bervariasi yang bertujuan mengubah perilaku klien gangguan gangguan yang

Hasil penelitian menunjukan bahwa rumah tangga nelayan di Desa Sangrawayang masuk kedalam tiga pengklasifikasian struktur atau sumber nafkah yang dimodifikasi

Menurut Scott (2009) alasan apapun yang dapat digunakan manajer dalam memilih suatu kebijakan akuntansi dari sekumpulan akuntansi agar dapat meraih tujuannya

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian ISPA pada

kali sehingga revisi yang dilakukan lebih terbatas. Sejauh ini penelitian mengenai instrumen evaluasi yang dapat digunakan untuk mengukur keterampilan problem