TUGAS PAPER
ILMU TERNAK POTONG
FAKTOR FAKTOR PERTUMBUHAN PADA TERNAK
OLEH
NAMA : NURFITRI HANDAYANI
NIM : I111 15 521
KELAS : PETERNAKAN GANJIL
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ternak
Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor external dan internal. Faktor external yang paling berperan adalah makanan, (Lihat Hk. Pertumbuhan IV). Faktor internal yang paling dominan mempengaruhi pertumbuhan adalah kebakaan dan endocrine atau sekresi hormonal (Lihat Hk. Pertumbuhan V dan VI) .
Pertumbuhan setelah sapih dipengaruhi faktor kebakaan. Namun manifestasinya harus ditunjang faktor lingkungan. Dengan ransum sama, beberapa ternak ada yang tumbuh lebih lambat. Perbedaan pertumbuhan ini pengaruh dari faktor genetik.
Kelenjar endocrine adalah kelenjar yang tidak mempunyai saluran dan memproduksi hormon yang disekresikan ke dalam darah. Hormon adalah zat kimia dari kelenjar endocrine yang dibawa aliran darah ke berbagai tubuh dan menimbulkan pengaruh yang specifik. Kelenjar yang mempengaruhi pertumbuhan adalah : Kelenjar Pituitary, Kelenjar Thyroid, Kelenjar Ovarium, Kelenjar Testes, Kelenjar Adrenal.
Kel. Pituitary berlokasi di bawah otak, di belakang „chiasma optic .‟
Memproduksi beberapa hormon dan yang terpenting adalah hormon pertumbuhan yaitu somatotropin.
Hormon pertumbuhan akan merangsang retensi nitrogen (pembentukan protein melebihi protein yang digunakan) sehingga menghasilkan pertumbuhan murni.
Kel. Thyroid terdiri dari 2 lobus, terletak bergandengan pada trachea yang berhubungan dengan isthmus. Kel. Thyroid mensekresikan hormon Thyroxin yang fungsinya mengontrol metabolisme tubuh.
Kekurangan Thyroxin pada awal kehidupan dapat mengakibatkan kekerdilan yang tidak proporsional. Pengembangan daerah bahu dan kepala lebih besar daripada sebagian tubuh bagian posterior.
Bila pakan rendah yodium, kelenjar thyroid tidak cukup memproduksi hormon thyroxin sedangkan kelenjar pituitary akan selalu menggertak kelenjar thyroid, hingga akhirnya kelenjar thyroid akan bertambah besar dan berkembang menjadi penyakit gondok/goiter.
Ovarium, menghasilkan hormon Progesteron dan Estrogen. Hormon Progesteron dapat meningkatkan retensi protein. Hormon Estrogen pengaruhnya sangat bervariasi pada setiap species. Pada sapi dan domba dapat meningkatkan pertumbuhan namun menurunkan kandungan lemak tubuh. Testis memproduksi testosteron dan androgenik (hormon yang berpengruh terhadap sifat kejantanan). Androgen berfungsi :
menstimulir pertumbuhan
meningkatkan efisiensi pakan
meningkatkan lean dan menurunkan lemak pada karkas.
Androgen lebih efektif digunakan pada ternak betina dibandingkan dengan ternak kastrasi. Kastrasi pada pedet jantan, domba dan babi mengakibatkan :
Penurunan pertumbuhan.
Ternak lebih mudah ditangani,
Dapat mengurangi bau daging yang tajam.
Kelenjar Adrenal, berlokasi pada bagian anterior dan medial ginjal. Terdiri dari bagian medula dan bagian cortex. Bagian medula atau bagian tengah memproduksi hormon adrenalin. Bagian cortex atau bagian luar mensekresikan beberapa hormon steroid.
Pemberian cortison (salah satu hormon steroid yang diproduksi adrenal cortex) pada sapi dan domba dapat meningkatkan kandungan lemak tubuh. Ternak yang aktivitas kelenjar adrenalnya tinggi cepat menjadi gemuk.
Pertumbuhan merupakan aktivitas yang penting dalam suatu usaha peternakan terutama pada ternak penghasil daging. Pengertian pertumbuhan pada 23 ternak potong dimulai pada saat terjadinya pembuahan yang kemudian dilanjutkan dengan proses hiperplasia (peningkatan jumlah sel jaringan) dan hipertrofi (peningkatan ukuran sel). Pada masa awal (dua pertiga masa kebuntingan) pertumbuhan didominasi oleh hiperplasia, sedangkan sepertiga akhir masa kebuntingan didominasi oleh proses hipertrofi (peningkatan ukuran sel / serabut otot) dan dilanjutkan pada periode post natal (sesudah kelahiran).
Pertumbuhan adalah suatu perubahan irreversible pada setiap perubahan waktu tertentu. Perubahan ukuran tersebut meliputi perubahan bobot tubuh, perubahan bentuk ukuran linier tubuh dan perubahan komponen kimia tubuh seperti air, protein, dan mineral atau bisa dikatakan bahwa pertumbuhan merupakan perubahan berat tubuh. Hal ini dikarenakan proses pertumbuhan erat kaitannya dengan banyaknya produk bentuk pertumbuhan dalam masa pertumbuhan, yang paling mencolok adalah pertumbuhan pada tulangnya. Namun nanti setelah dewasa pertumbuhan yang paling terlihat adalah pertumbuhan pada perlemakan dan perdagingannya (Sudarmono, 2008).
Pertumbuhan ternak potong pada dasarnya mengalami dua tahap yaitu tahap pre natal yang terletak di dalam tubuh induk dan tahap pertumbuhan post natal yang terjadi sejak ternak dilahirkan, dewasa sampai mati. Pertumbuhan post natal dapat diukur dengan cara menimbang tubuh ternak, mengamati performannya, secara eksterior dengan membandingkannya dengan ternak lain. Pengukuran bobot badan dapat dilakukan dengan menggunakan lingkar dada ternak, panjang tubuh dan lain-lainnya dengan menggunakan rumus yang berbeda antar species ternak (Frandson,1992).
Laju pertumbuhan merupakan salah satu faktor yang dapat mempercepat suplai daging. Suatu alternatif yang cepat, mudah dan sederhana dalam mempercepat suplai daging adalah dengan meningkatkan bobot potong. Oleh karena itu, kecepatan pertumbuhan merupakan kunci sukses pada peternakan yang bertujuan memproduksi daging. Kecepatan pertumbuhan badan maksimal ditentukan oleh sifat genetik, tetapi faktor pakan sangat penting untuk pertumbuhan ternak karena pakan yang baik akan memberi kesempatan pada ternak untuk mengembangkan sifat genetiknya sebaik mungkin.
Diantara individu dalam satu bangsa atau diantara bangsa ternak terdapat perbedaan respon terhadap pengaruh lingkungan seperti nutrisi, fisis dan mikrobiologis. Perbedaan respon menyebabkan adanya perbedaan laju pertumbuhan. Jenis, komposisi kimia dan konsumsi pakan mempunyai pengaruh yang besar terhadap laju pertumbuhan. Konsumsi protein dan energi yang lebih tinggi akan menghasilkan laju pertumbuhan yang lebih baik. Pengaruh protein atau rasio energi protein akan lebih besar pada ternak ruminansia dan non ruminansia yang sedang tumbuh dengan cepat, terutama pada pakan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan jaringan. Pengaruh nutrisi akan lebih besar jika perlakuan pakan dimulai sejak awal periode pertumbuhan. Jadi pertumbuhan ternak dapat dimanipulasi dengan perlakuan nutrisi yang berbeda.
Pada kondisi normal, terutama pemberian pakan yang cukup (kualitas dan kuantitas), kurve pertumbuhan ternak mengikuti pola seperti huruf S (sigmoid).
Gb. 1. Kurve pertumbuhan normal
Berdasarkan pola pertumbuhan tersebut, laju pertumbuhan yang optimal dicapai pada saat menjelang dan sekitar pubertas dan secara gradual akan menurun sampai terhenti (tidak meningkat) pada saat dewasa tubuh.
Gb. 2. Kurve gain
oleh jaringan lemak (fat) yang secara ekonomi tidak memberikan tambahan keuntungan yang berarti dibandingkan dengan nilai pakan yang dikonsumsi. Indikator untuk mengetahui potensi pertumbuhan ternak dapat diukur dari :
Saat pertumbuhan : berat lahir, ADG prae weaning, berat sapih, ADG post
weaning, FCR.
Saat dipotong : berat potong, persen karkas, komposisi karkas, edible portion,
feed cost per gain, dry matter/carcass ratio serta nilai ekonomi dari produk pemotongan termasuk retail cut dari karkas.
Angka persentase growth rate (gain/berat hidup x 100%). Angka ini akan
menurun sesuai dengan perkembangan umur dan berat badan, hal ini disebabkan gain yang tidak stabil, tetapi diikuti perkembangan BB yang selalu meningkat.