• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ajaran Dasar dan Implementasi Wawasan Nu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ajaran Dasar dan Implementasi Wawasan Nu"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Ajaran Dasar dan Implementasi Wawasan Nusantara 1.1 Pengertian Wawasan Nusantara

Kata wawasan berasal dari bahasa Jawa yaitu wawas (mawas) yang artinya melihat atau memandang, jadi kata wawasan dapat diartikan cara pandang atau cara melihat.

Nusantara adalah sebuah kata majemuk yang diambil dari bahasa Jawa Kuno yakni nusa yang berarti pulau, dan antara artinya lain. Jadi, Wawasan nusantara adalah wawasan persatuan dan kesatuan dalam kebinekaan; wawasan untuk mewujudkan persatuan bangsa, kesatuan wilayah, dengan tetap menghargai kebinekaan dalam kehidupan bangsa indonesia.

1. Rumusan Wawasan Nusantara berdasarkan Tap. No. II/MPR/1998 tentang GBHN : Wawasan Nusantara yang merupakan wawasan nasional yang bersmber pada pancasila dan UUD 1945, yaitu cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

2. Rumusan Wawasan Nusantara menurut Prof. Dr. Wan Usman (Ketua Program S-2 PKN-UI, Januari 2000) : Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam . Dijelaskan pula bahwa Wawasan Nusantara merupakan Geopolitik Indonesia.

3. Wawasan Nusantara sebagai geopolitik Indonesia (rumusan Lemhannas, tahun 2000) : Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai dirinya yang serba beragam dan lingkungannya yang bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah namun tetap menghargai dan menghormati kebinekaan dalam setiap kehidupan nasional untuk mencapai tujuan nasional.

(2)

Dalam Pembukaan UUD 1945, Pancasila diakui sebagai ideologi dan dasar negara, merupakan hukum yang mengikat penyelenggara negara, pemimpin pemerintahan, dan rakyat.

2. Landasan Konstitusional : UUD 1945

UUD 1945 dijadikan pedoman berbangsa dan bernegara, yaitu : Negara Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik yang berkedaulatan rakyat (Ps. 1 A (1 dan 2). Pemanfaatan bumi, air, dan digantara serta kekayaaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Ps. 33 A (3).

1.3 Unsur Dasar Konsepsi Wawasan Nusantara

Terdiri atas tiga unsur, yaitu : wadah (contour), isi (content), dan tata laku (conduct)

1) Wahah (contour)

Ialah meliputi seluruh wilayah Indonesia yang bersifat serba Nusantara, dengan kekayaan alam, penduduk, dan aneka ragam budaya dalam NKRI.

2) Isi (content)

Merupakan aspirasi, cita-cita, dan tujuan nasional seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945

3) Tata Laku (conduct)

Tatalaku batiniah: mencerminkan jiwa,semangat dan mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia

Tatalaku lahiriah : mencerminkan tindakan, perbuatan, dan perilaku bangsa Indonesia.

2 Hakikat, Asas, dan Arah Pandang Wawasan Nusantara 2.1 Hakikat Wawasan Nusantara

Hakikat Wawasan Nusantara merupakan ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara dan diciptakan agar terwujud demi tetap taat dan setianya komponen/unsur pembentuk bangsa Indonesia(suku/golongan) terhadap kesepakatan (commitment) bersama.

Asas Wawasan Nusantara terdiri dari: 1. Kepentingan/Tujuan yang sama 2. Keadilan

(3)

6. Kesetiaan terhadap kesepakatan.

Dengan latar belakang budaya, sejarah serta kondisi dan konstelasi geografi serta memperhatikan perkembangan lingkungan strategis, maka arah pandang wawasan nusantara meliputi :

Ke dalam Bangsa Indonesia harus peka dan berusaha mencegah dan mengatasi sedini mungkin faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa dan mengupayakan tetap terbina dan terpeliharanya persatuan dan kesatuan. Tujuannya adalah menjamin terwujudnya persatuan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional baik aspek alamiah maupun aspek sosial.

Ke luar Bangsa Indonesia dalam semua aspek kehidupan internasional harus berusaha untuk mengamankan kepentingan nasional dalam semua aspek kehidupan baik politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan demi tercapainya tujuan nasional. Tujuannya adalah menjamin kepentingan nasional dalam dunia yang serba berubah dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia.

2.2 Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Wawasan Nusantara Kedudukan Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam upaya mencapai serta mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.

Landasan idiil  Pancasila

Landasan konstituonal  UUD 1945 Landasan visional  Wawasan Nusantara Landasan konsepsional  Ketahanan Nasional Landasan Operasional  RPJMN

Fungsi Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu-rambu dalam menentukan segala jenis kebijaksanaan, keputusan, dan tindakan bagi penyelenggara negara dan rakyat/masyarakat

Tujuan Wawasan Nusantara

(4)

kelompok, golongan, suku bangsa, atau daerah. Hal tersebut bukan berarti menghilangkan kepentingan-kepentinganindividu, kelompok, suku bangsa,atau daerah.

3 Implementasi Wawasan Nusantara

3.1 Sasaran Implementasi Wawasan Nusantara Wawasan Nusantara dalam GBHN

1. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik, dalam arti :

a. Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan matra seluruh bangsa serta menjadi modal dan milik bersama bangsa.

b. Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam berbagai bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang seluas-luasnya.

c. Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, serta mempunyai tekad dalam mencapai cita-cita bangsa. 2. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Ekonomi, dalam arti :

a. Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah air.

b. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri khas yang

dimiliki oleh daerah dalam

pengembangankehidupanekonominya.

(5)

3. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial dan Budaya, dalam arti :

Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus merupakan kehidupan bangsa yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang sama, merata dan seimbang, serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan tingkat kemajuan bangsa.

4. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan Keamanan, dalam arti :

Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakekatnya merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara dan tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.

Wawasan Nusantara Masa Reformasi a. Politik

Penyelenggaraan negara yang dinamis b. Ekonomi

Tata ekonomi yang benar benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan rakyat yang adil dan merata

c. Sosial Budaya

Wadah untuk mengakui dan menghormati keanekaragaman budaya bangsa

d. Pertahanan dan Keamanan

Rasa cinta tanah air sehingga memperkuat pertahanan dalam bentuk bela negara

3.2 Sosialisasi wawasan nusantara

Usaha yang dapat dilakukan agar wawasan nusantara dapat terlaksana, dilakukan dengan sosialisasi. Adapun nilai yang perlu ditanamkan,

a. Keteladanan b. Edukasi c. Komunikasi d. Integrasi

3.3 Tantangan Impementasi Wawasan Nusantara Tantangan implementasi wawasan nusantara a. Pemberdayaan masyarakat

Masyarakat merupakan aspek vital untuk mencapai terlaksananya tujuan-tujuan negara dalam wawasan nusantara.

(6)

Dengan adanya akses tanpa batas di era globalisasi ini, negara harus mampu bersaing secara global pula

c. Era baru kapitalisme

Dengan maraknya negara negara maju yang memberikan kebebasan yang luas kepada rakyatnya, maka diperlukan keseimbangan antara kepentingan individu dan sosial.

d. Kesadaran warga negara

Sadar akan batasan batasan hak dan kewajiban sebagai warga negara oleh setiap rakyat

3.4 Prospek Implementasi Wawasan Nusantara

1. Negara harus mampu memberikan peranan yang besar untuk rakyatnya (Global paradox)

2. Batas batas wilayah geografis memang tetap, tetapi daya saing ekonomi dan budaya global harus kuat (borderless world and the end of nation)

3. Harus ada upaya keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat (kapitalisme)

4. Lebih baik menciptakan iklim kerja sama dalam perekonomian serta membangun dan menjaga lingkungan ketimbang persainga ekonomi yang gencar Peranan pasar, konsumen dan teknologi yang lebih besar untuk terwujudnya masyarakat baru yang jauh berkembang.

4 Otonomi Daerah

1. Pengertian Otonomi Daerah

Otonomi Daerah adalah pemberian wewenang pemerintahan kepada pemda untuk secara mandiri dan berdaya untuk membuat keputusan mengenai daerahnya. Otonomi daerah merupakan salah satu alternatif untuk memberdayakan setiap daerah dalam memanfaatkan SDA dan SDM untuk kesejahteraan rakyat. Jadi, Otonomi daerah dapat diartikan pelimpahan kewenangan dan tanggung jawab dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.

2. Latar Belakang Otonomi Daerah

(7)

Sebagai respon terhadap krisis tersebut, pada masa reformasi dicanangkan suatu kebijakan yaitu melaksanakan otonomi daerah dan pengaturan perimbangan keuangan antar antar pusat dan daerah. Otonomi daerah dianggap menjadi solusi untuk pemerataan pembangunan yang lebih efektif. Ada beberapa alasan mengapa kebutuhan terhadap otonomi daerah di Indonesia saat itu dirasakan mendesak.

1. Kehidupan berbangsa dan bernegara selama ini terpusat di Jakarta (Jakarta Centris)

2. Pembagian keadilan dirasakan tidak adil dan merata

3. Kesenjangan sosial antara satu daearah dan daerah lainnya sangat terasa

3. Landasan Hukum yang mengatur Otonomi Daerah A. Landasan Ideal/Landasan Idiil

Pancasila sila ke-3 yaitu, persatuan Indonesia dan sila ke-4 yaitu, kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

B. Landasan Konstitusional

UUD 1945 pasal 18 ayat 1-7, yaitu :

Ayat 1 = NKRI di bagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah itu dibagi atas kebupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itun mempunyai pemerintah daerah, yang di

atur dengan UU.

Ayat 2 = Pemerintah daerah Provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas bantuan.

Ayat 3 = pemerintaha daerah provinsi, daerah kebupaten dan kota memiliki DPRD yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.

Ayat 4 = Gubernur, Bupati, Walikota masing-masingsebagai pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis.

Ayat 5 = Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintahan pusat.

Ayat 6 = Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas-tugas pembantuan.

Ayat 7 = Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan

daerah diatur dalam UU.

(8)

UURI No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UURI No.33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara Pemerintahan Pusat dan Daerah.

4. Tujuan dan Prinsip Otonomi Daerah

Tujuan dilaksanakannya otonomi daerah sebagai berikut:

1. Dilihat dari segi politik, penyelenggaraan otonomi dimaksudkan untuk mencegah penumpukan kekuasaan di pusat dan membangun masyarakat yang demokratis, untuk membuat rakyat ikut serta dalam pemerintahan, dan melatih diri dalam menggunakan hak-hak demokrasi

2. Dilihat dari segi pemerintahan, penyelenggaraan otonomi daerah adalah untuk mencapai pemerintahan yang efisien

3. Dilihat dari segi sosial budaya, penyelenggaraan otonomi daerah diperlakukan agar perhatian lebih fokus kepada daerah

4. Dilihat dari segi ekonomi, otonomi perlu diadakan agar masyarakat dapat turut berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi di daerah masing-masing.

Prinsip dilaksanakannya otonomi daerah sebagai berikut:

1. Untuk terciptanya efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintah

2. Sebagai sarana pendidikan politik 3. Sebagai persiapan karir politik 4. Stabilitas politik

5. Kesetaraan politik 6. Akuntabilitas politik

5. Perkembangan Otonomi Daerah

UU No. 1 Tahun 1945, tentang Pemerintahan Daerah. Dalam undang-undang ini ditetapkan daerah otonom adalah keresidenan, kabupaten, dan kota. Tetapi tidak ada Peraturan Pemerintah (PP)-nya, sehingga tidak dilaksanakan dan usianya hanya tiga tahun.

UU No. 22 Tahun 1948, tentang Susunan Pemda yang Demokratis. Dalam undang-undang ini ada dua jenis daerah otonom yaitu, daerah otonom biasa dan daerah otonom istimewa. Juga ditetapkan tingkatan daerah otonom yaitu, provinsi, kabupaten/kota besar dann desa/kota kecil

(9)

UU No. 18 Tahun 1965, tentang pemerintahan daerah yang menganut otonomi yang seluas-luasnya.

UU No. 5 Tahun 1974, tentang pokok-pokok penyelenggaraan Pemerintahan Pusat dan Daerah

UU No. 22 Tahun 1999, tentang Otonomi Daerah

UU No. 25 Tahun 1999, tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah UU No. 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah. Dalam undang-undang ini terlihat jelas pembagian urusan pemerintahan. Pemerintahan pusat menjalankan urusan dalam pembuatan perundangan, politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, kebijakan fiscal dan moneter, serta agama. Pemerintah daerah mempunyai kekuasaan selain wewenang pusat, yaitu bidang ekonomi, perdagangan, industri, pertanian tata ruang, pendidikan, kesejahteraan, dan menjalankan pemerintahan umum sebagai wakil pemerintahan pusat

UU No. 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

6. Model Desentralisasi

Model desentralisasi adalah pola pnyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintahan kepada daerah otonomi untuk mengatur dan menangani urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia

Menurut Rondinelli, model desentralisasi ada empat macam, yaitu: 1. Dekonsentrasi yaitu pelimpahan wewenang pemerintahan oleh

pemerintah kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan atau kepada instansi vertical di wlayah tertentu.

2. Delegasi yaitu pelimpahan pengambilan keputusan dan kewenangan manajerial untuk melakukan tugas-tugas khusus kepada suatu organisasi, yang tidak secara langsung berada di bawah pengawasan pemerintah pusat.

3. Devolusi yaitu transfer kewenangan untuk pengambilan keputusan, keuangan, dan manajemen kepada unit otonomi pemerintah daerah.

4. Privatisasi adalah tindakan pemberian kewenangan dari pemerintah kepada badan-badan sukarela, swasta, dan swadaya masyarakat.

(10)

Menurut UU No. 32 Tahun 2004, tentang Otonomi Daerah, urusan pemerintahan dapat dibagi ke dalam urusan pemerintahan pusat, pemerintahan daerah tingkat I, dan pemerintahan daerah tingkat II. Pembagian urusan pemerintahan tersebut meliputi:

1. Urusan Pemerintahan Pusat, meliputi enam bidang, yaitu: a. Politik Luar Negeri

b. Pertahanan c. Keamanan d. Yustisi

e. Moneter dan Fiskal Nasional f. Agama

2. Urusan Pemerintahan Daerah, meliputi 16 bidang, yaitu: a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan

b. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang

c. Penyelenggaraan, ketertiban umum, dan ketentraman masyarakat

d. Penyediaan sarana dan prasarana umum e. Penanganan bidang kesehatan

f. Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial

g. Penanggulangan masalah social lintas kabupaten/kota h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota

i. Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah, termasuk lintas kabupaten/kota

j. Pengendalian lingkungan hidup

k. Pelayanan pertahanan termasuk lintas kabupaten/kota l. Pelayanan kependudukan dan catatan sipil

m. Pelayanan administrasi umum pemerintahan

n. Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas kabupaten/kota

o. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan oleh kabupaten/kota

p. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan

3. Urusan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, meliputi 15 bidang, yaitu:

a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan

b. Perencanaan, pemnfaatan, dan pengawasan tata ruang

c. Penyelenggaraan, ketertiban umum, dan ketentraman masyarakat

d. Penyediaan sarana dan prasarana umum e. Penanganan bidang pendidikan

(11)

g. Pelayanan bidang ketenagakerjaan

h. Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah i. Pengendalian lingkungan hidup

j. Pelayanan pertahanan

k. Pelayanan kependudukan dan catatan sipil l. Pelayanan administrasi umum pemerintahan m. Pelayanan administrasi penanaman modal n. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya

o. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh pertauran perundang-undangan

8. Otonomi Daerah dan Demokratisasi

Otonomi daerah merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem demokrasi yang berintikan kebebasan kepada individu, kelompok, daerah untuk mengatur pemerintahnya sendiri.

Tujuan utama adanya kebijakan otonomi daerah adalah a. Kesetaraan politik

b. Tanggung jawab daerah c. Kesadaran daerah

Prasyarat untuk mencapai kebijakan otonomi daerah adalah: a. Memiliki territorial kekuasaan yang jelas

b. Memiliki pendapatan daerah sendiri c. Memiliki badan perwakilan

d. Memiliki kepada daerah yang dipili sendiri melalui pemilu 5 Pembinaan Daerah Frontier

A. Pengertian Daerah Frontier

Daerah frontier adalah daerah milik wilayah geografi NKRI yang letaknya berbatasan langsung dengan negara tetangga.

B. Pembinaan Daerah Frontier

Dalam Era otonomi daerah sekarang ini, pemerintah daerah memiliki peran besar di dalam pembinaan daerah frontier dalam satu paket pembangunan daerah yang menjadi wilayah otonominya. Perhatian dan dukungan pemerintah pusat serta peran yang dimainkan pemerintah daerah merupakan indikator keberhasilan pembangunan daerah frontier. Daerah frontier dalam wilayah pemerintah daerah juga harus diperhitungkan sebagai daerah yang penting dibangun agar hasil-hasil pembangunan dapat merata, kesejahteraan dan keamanan dapat menyebar, kedaulatan wilayah geografi NKRI pun dapat terjamin.

(12)

Untuk menjadi dan mengamankan wilayah perbatasan negara dari upaya pengambil-alihan pulau-pulau dan/atau Iaut di perbatasan oleh negara tetangga, serta eksploitasi ilegal sumber daya alam, baik oleh penduduk maupun karena didorong oleh kepentingan negara tetangga.

D. Sasaran Pembinaan Daerah Frontier

Sasaran yang ingin dicapai di dalam pembinaan daerah frontier antara lain penduduk yang bermukim di daerah frontier memiliki kemampuan dan keterampilan untuk mengeksploitasi sumber daya alam; potensi sumber daya alam dapat lebih dilindungi untuk kepentingan bangsa dan negara, kedaulatan seluruh wilayah NKRI dapat lebih terjamin.

E. Bidang-bidang yang dibina

Bidang-bidang pembinaan yang dilaksanakan melalui program-program pembangunan daerah frontier meliputi bidang astagatra, yaitu:

1. Geografi negara.

2. Keadaan dan kekayaan alam.

3. Keadaan dan kemampuan penduduk. 4. Ideologi.

5. Politik. 6. Ekonomi. 7. Sosial-Budaya.

8. Pertahanan-Keamanan.

F. Kelemahan yang dihadapi Daerah Frontier

1) Sumber daya manusia masih rendah dalam jumlah ataupun dalam kemampuan dan keterampilan. Konsekuensinya, penduduk setempat belum dapat diandalkan untuk melaksanakan pembangunan.

2) Lapangan dan kesempatan kerja bagi penduduk masih rendah. Konsekuen¬sinya, tingkat pendapatan penduduk rendah.

3) Kualitas kehidupan sejahtera masih rendah dan tidak merata di sepanjang garis perbatasan dengan negara tetangga. Konsekuensinya, kegiatan pelintas batas ilegal dan berbagai bentuk penyelundupan sering terjadi.

(13)

5) Penegasan batas daerah frontier dengan negara tetangga masih banyak yang belum diwujudkan dalam bentuk akta kesepahaman bilateral. Konsekuen¬sinya, kepastian hukum tentang larangan mengelola dan mengembangkan kawasan sepanjang garis perbatasan tidak berfungsi semestinya.

6) Rencana tata ruang dan pemanfaatan sumber daya alam kurang terkoordinasi antarpemerjntah daerah yang berbatasan. Konsekuensinya, timbul konflik antarpemerintah daerah yang mengakibatkan terjadinya penelantaran pembinaan daerah frontier.

7) Pengembangan daerah frontier belum menjadi prioritas pembangunan sehingga alokasi pendanaan sangat minim. Kebijakan pemerintah tentang pengembangan daerah dalam kategori tertinggal sering tidak melibatkan daerah perbatasan. Konsekuensinya, tingkat kesenjangan antara daerah frontier dengan daerah lain semakin lebar.

8) Kelembagaan dan aparatur pemerintah di daerah frontier masih sangat terbatas; demikian juga dukungan operasional pelaksanaan tugas pemerintahan tidak sebanding dengan tingkat kerawanannya yang tinggi. Konsekuensinya, banyak aparat yang tidak nyaman dan aman melaksanakan tugasnya G. Ancaman dalam membina daerah frontier

1. Ancaman terhadap kedaulatan NKRI. Ancaman ini dapat terjadi karena kontak antar penduduk daerah frontier dengan penduduk negara tetangga baik secara ekonomi maupun sosial-budaya.

2. Ancaman terhadap pulau dan sumber daya alam. Ancaman ini dapat terjadi sebagai akibat

(a) faktor internal, yaitu pemerintah pusat atau pe¬merintah daerah membiarkan pulau-pulau di daerah frontier tetap terlantar,

(b) faktor eksternal, yaitu anggapan negara tetangga bahwa pulau-pulau dijajah.

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Oleh sebab itu penetapan anggota Dewan Pengawas Syariah dilakukan oleh rapat umum pemegang saham perseroan dari suatu lembaga keuangan syariah bukan bank setelah nama-nama

Tahap pertama yang akan dilakukan oleh peneliti adalah memahami situasi dan kondisi lingkungan penelitian yang akan dilakukan dengan metode observasi. Kemudian dilanjutkan

Tujuan penelitian untuk mendapatkan dosis inokulum Rhizopus oligosporus dan waktu fermentasi biji kecipir yang optimum terhadap peningkatan kandungan protein murni dan

Adapun atribut yang masuk ke dalam kuadran A adalah perusahaan dapat dipercaya dan diandalkan dalam menangani masalah pelanggan, truk datang sesuai waktu yang telah

Metode  seismik  memanfaatkan  penjalaran  gelombang  seismik  ke  dalam  bumi.  Yang  menjadi  objek perhatian  utama  pada  rekaman  gelombang  seismik  dalam 

Pada kegiatan akhir guru mengumumkan kelompok terbaik dengan memberikan pujian, selain itu guru juga memotivasi kelompok lain agar dapat bekerjasama dengan baik

Dengan berkaca pada modul SAP PP dan dengan sedikit penyesuaian sesuai kebutuhan, maka akan dibangun Modul Produksi dengan beberapa fungsionalitas utama, yaitu Bill of

Setiap penyuluh membina 14 kelompoktani sampai dengan 24 kelompoktani; (3) Metode penyuluhan yang sering dilakukan yaitu: pertemuan diskusi, demonstrasi plot, dan