• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGERTIAN PERILAKU KOLEKTIF dalam olahraga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGERTIAN PERILAKU KOLEKTIF dalam olahraga "

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PENGERTIAN PERILAKU KOLEKTIF

Ahli sosiologi menggunakan istilah perilaku kolektif mengacu pada perilaku sekelompok orang yang muncul secara spontan, tidak terstruktur sebagai respons terhadap kejadian tertentu. Perilaku kolektif adalah suatu perilaku yang tidak biasa , sehingga perilaku kolektif dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang relatif spontan, tidak terstruktur dan tidak stabil dari sekelompok orang, yang bertujuan untuk menghilangkan rasa ketidakpuasan dan kecemasan. Sehingga kita dapat membedakan antara perilaku kolektif dengan perilaku yang rutin. Secara teoritis perilaku kolektif dapat dijelaskan dari berbagai sudut teori antara lain teori penyebaran, teori interaksionis, teori

emergent-norm dan teori value-added. Kondisi pokok yang memicu munculnya perilaku kolektif menurut teori value-added adalah: kesesuaian struktural, ketegangan struktural, berkembangnya kepercayaan umum, faktor yang mendahului, mobilisasi dan kontrol sosial.

Horton dan Hunt berpendapat bahwa perilaku kolektif ialah mobilisasi berlandaskan pandangan yang mendefinisikan kembali tindakan sosial, menurut Milgran dan Touch ialah suatu perilaku yang lahir secara spontan, relatif, tidak terorganisasi serta hampir tidak bisa diduga sebelumnya, proses kelanjutannya tidak terencana dan hanya tergantung pada stimulasi timbal balik yang muncul dikalangan para pelakunya, dan senada pula dengan pendapat Robetson .[2] Dapat kami simpulkan dari definisi-definisi tersebut bahwa perilaku kolektif adalah perilaku yang:

(1) Dilakukan bersama oleh sejumlah orang (2) Bersifat spontanitas dan tidak terstruktur (3) Tidak bersifat rutin

(4) Merupakan tanggapan terhadap rangsangan tertentu.

Perilaku kolektif merupakan perilaku menyimpang namun berbeda dengan perilaku menyimpang karena perilaku kolektif merupakan tindakan bersama oleh sejumlah besar orang, bukan tindakan individu semata-mata. Bila seseorang melakukan pencurian di suatu toko, maka hal ini termasuk suatu perilaku

menyimpang, namun bila sejumlah besar orang secara bersama-sama menyerbu toko-toko dan pusat-pusat perdagangan untuk melakukan pencurian atau

penjarahan (sebagaimana di sejumah kota di Pulau Jawa pada tahun 1998 dan 1999), maka hal ini termasuk suatu perilaku kolektif. Perilaku kolektif meliputi perilaku kerumunan (crowd) dan gerakan sosial (civil society). Rangsangan yang memicu terjadinya perilaku kolektif bisa bersifat benda, peristiwa maupun ide. Ø CIRI-CIRI PELAKU KOLEKTIF

(2)

Tidak bersifat rutin / hanya insidential. Dipacu oleh beberapa rangsangan masalah.

Ø FAKTOR PENENTU PERILAKU KOLEKTIF

Perilaku kolektif bisa terjadi dimasyarakat mana saja, baik masyarakat yang sederhana maupun yang kompleks. Menurut teori Le Bon perilaku kolektif dapan ditentukan oleh 6 faktor berikut ini :[4]

1. Situasi social: Situasi yang menyangkut ada tidaknya pengaturan dalam instansi tertentu.

2. Ketegangan structural: Adanya perbedaan atau kesenjangan disuatu wilayah akan menimbulkan ketegangan yang dapat menimbulkan bentrok ketidakpahaman

3. Berkembang dan menyebarnya suatu kepercayaan umum: Misalnya : berkembangnya isu-isu tentang pelecehan suatu agama atau penindasan suatu kelompok yang dapat menyinggung kelompok lain

4. Factor yang mendahului: Yakni factor-faktor penunjang kecemasan dan kecurigaan yang dikandung masyarakat. Misalnya desas-desus isu kenaikan harga BBM, yang diperkuat dengan pencabutan subsidi BBM, hal ini dapat memicu kuat sekelompok orang untuk protes.

5. Mobilisasi perilaku oleh pemimpin untuk bertindak: Perilaku kolektif akan terwujud apabila khalayak ramai dikomando/dimobilisasikan oleh pimpinannya. 6. Berlangsungnya suatu pengendalian social: Merupakan hal penentu yang dapat menghambat, menunda bahkan mencegah ke 5 faktor diatas, misalnya : pengendalian polisi dan aparat penegak hukum lainnya.

Dari keenam factor penentu tersebut merupakan suatu rangkaian yang dapat menyebebkan terjadinya suatu perilaku kolektif.

Ø BENTUK DAN CONTOH PERILAKU KOLEKTIF DAN PENYIMPANGANNYA

Bentuk penyimpangan sosial tersebut dapat dihasilkan dari adanya pergaulan atau pertemanan sekelompok orang yang menimbulkan solidaritas antar anggotanya sehingga mau tidak mau terkadang harus ikut dalam tindak kenakalan atau kejahatan kelompok.[5]

(3)

1. Tindak Kenakalan

Suatu kelompok yang didonimasi oleh orang-orang yang nakal umumnya suka melakukan sesuatu hal yang dianggap berani dan keren walaupun bagi

masyarakat umum tindakan trsebut adalah bodoh, tidak berguna dan mengganggu. Contoh penyimpangan kenakalan bersama yaitu seperti aksi kebut-kebutan di jalan, mendirikan genk yang suka onar, mengoda dan mengganggu cewek yang melintas, corat-coret tembok orang dan lain sebagainya.

2. Tawuran / Perkelahian Antar Kelompok

Pertemuan antara dua atau lebih kelompok yang sama-sama nakal atau kurang berpendidikan mampu menimbulkan perkelahian di antara mereka di tempat umum sehingga orang lain yang tidak bersalah banyak menjadi korban. COntoh : tawuran anak sma 70 dengan anak sma 6, tawuran penduduk berlan dan

matraman, dan sebagainya.

3. Tindak Kejahatan Berkelompok / Komplotan

Kelompok, jenis ini suka melakukan tindak kejahatan baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terbuka. Jenis penyimpangan ini bisa bertindak sadis dalam melakukan tindak kejahatannya dengan tidak segan melukai hingga membunuh korbannya. Contoh : Perampok, perompak, bajing loncat, penjajah, grup koruptor, sindikat curanmor dan lain-lain.

4. Penyimpangan Budaya

Penyimpangan kebudayaan adalah suatu bentuk ketidakmampuan seseorang menyerap budaya yang berlaku sehingga bertentangan dengan budaya yang ada di masyarakat. Contoh : merayakan hari-hari besar negara lain di lingkungan tempat tinggal sekitar sendirian, syarat mas kawin yang tinggi, membuat batas atau hijab antara laki-laki dengan wanita pada acara resepsi pernikahan, dsb.

Ø KESIMPULAN

Dapat kami simpulkan dari definisi-definisi tersebut bahwa perilaku kolektif adalah perilaku yang (1) dilakukan bersama oleh sejumlah orang (2) bersifat spontanitas dan tidak terstruktur (3) tidak bersifat rutin, dan (4) merupakan tanggapan terhadap rangsangan tertentu.

Adapun cirri-ciri perilaku kolektif adalah sebagai berikut : Dilakukan bersama oleh sejumlah orang.

Tidak bersifat rutin / hanya insidential. Dipacu oleh beberapa rangsangan masalah.

(4)

Situasi social

Ketegangan structural, kesenjangan dan ketidakserasian antar kelompok Berkembang kepercayaan umum

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian penulis, dapat simpulkan bahwa proses layanan bimbingan dan konseling dalam meningkatkan perilaku belajar peserta didik yang dilakukan

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku religius merupakan suatu tindakan yang dilakukan seseorang kepada orang lain

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku bullying adalah perbuatan yang dilakukan berulang-ulang oleh seseorang atau sekelompok orang kepada

Dari hasil observasi yang telah dilakukan kepada mengamati kelas 4 dengan sampel pengamatan sejumlah 6 siswa yang dipilih, 6 siswa tersebut sudah melakukan penerapan

Pengetahuan mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses kesadaran dimana orang tersebut menyadari dalam

Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok (group). Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu maupun

Berdasarkan data dari informan tersebut dapat kita simpulkan bahwa dampak perceraian orang tua terhadap perilaku anak adalah anak menjadi membangkang dan susah di

Dibandingkan dengan Model Bentler dan Speckart (1979) yang digunakan untuk memprediksi perilaku tertentu bagi orang yang pernah melakukan perilaku tertentu tersebut maka