• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterampilan dasar mengajar kete (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Keterampilan dasar mengajar kete (2)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara, yaitu: 1) menguasai materi atau bahan ajar yang diajarkan (what to teach), 2) menguasai metodelogi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach). Keterampilan dasar mengajar termasuk

kedalam aspek nomor 2 yaitu cara membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh setiap guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara, karena keterampilan dasar mengajar bahwa mengajar bukan sekedar proses menyampaikan pengetahuan saja, akan tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti: pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan, dan nilai-nilai.

Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) adalah kemampuan atau keterampilan yang khusus (most spesifis instructional behaviours) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional.

Keterampilan dasar mengajar merupakan suatu karakteristik umum dari seseorang yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan melalui tindakan. Keterampilan ini pada dasarnya merupakan bentuk-bentuk perilaku yang bersifat mendasar dan khusus yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai modal awal untuk melaksanakan tugasnya dalam mengajar secara terencana dan profesional.

Tujuan keterampilan dasar mengajar adalah: 1. Meningkatkan keterampilan bertanya bagi guru

baru agar proses belajar mengajar tidak berlangsung monoton dan hanya terjadi

BASIC SKILLS TEACHING

In teaching there are two basic capabilities that must be mastered by teachers, lecturers, instructors or lecturers, namely: 1) master the material or materials teaching is taught, 2) control of methodology or how to membelajarkannya. Teaching basic skills including into two aspects, namely how membelajarkan students. Teaching basic skills absolute must-have and mastered by every teacher, lecturer, instructor, or trainers, because the basic skills taught that teaching is not just a process of imparting knowledge, but also concerns the broader aspects such as: coaching attitude, emotional, character, habits, and values.

Teaching basic skills is a special ability or skill which should owned by teachers, lecturers, instructors or trainers in order to carry out teaching duties effectively, efficiently and professionally.

Teaching basic skills is a common characteristic of a person associated with the knowledge and skills which is realized through action. This skill is basically forms of behavior that are fundamental and specialized to be possessed by a teacher as initial capital to carry out their duties in a planned and professional teaching.

The objective is to teach the basic skills:

(2)

interaksi satu arah.

2. Meningkatkan keterampilan guru baru dalam mengelolaan kelas agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan aman dan tertib. 3. Meningkatkan keterampilan guru baru dalam

mengadakan variasi terutama variasi penggunaan media, variasi pandangan dan perhatian (gaya mengajar), serta variasi penggunaan metode mengajar.

4. Meningkatkan keterampilan guru baru dalam menjelaskan materi yang diajarkan.

Ada 9 keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki oleh seorang guru Rusman, 2012: 67-78 dan Syaiful Bahri Djamarah, 2000: 99-171), yaitu:

1. Keterampilan membuka pelajaran (set induction skills)

Menurut Sugeng Paranto (1979: 22-24), “yang dimaksud dengan siasat membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam seting belajar mengajar untuk menciptakan prakondisi, sehingga perhatian serta sikap mental siswa dapat digiring atau siap serta involve pada persoalan/kegiatan yang akan dilakukan”.

Tujuan pokok siasat membuka pelajaran (set induction):

a. menyiapkan mental murid agar siap memasuki persoalan yang akan dipelajari b. menimbulkan minat

c. pemusatan perhatian siswa terhadap apa yang akan dipelajari dalam KBM

Contoh:

Guru :“Selamat pagi anak-anak semua.” Murid-murid :”Pagi, Bu.”

Guru :“Apa kabar semuanya?” Murid-murid :“Luarbiasa,Bu.”

Guru :”Bagus. Sebelum Ibu memulai

2. Improve the skills of new teachers in the classroom mengelolaan that teaching and learning can take place safely and orderly. 3. Improve the skills of new teachers in the

conduct of variation is mainly variations of media usage, variation and attention view (style of teaching), as well as variations in the use of teaching methods. 4. Improve the skills of new teachers in

explaining the material being taught. There are 9 basic teaching skills that must be owned by a teacher Rusman, 2012: 67-78 and Syaiful Bahri Djamarah, 2000: 99-171), namely:

1. Set induction skills

According to Sugeng Paranto (1979: 22 24), "is a ploy open lesson is a business or activity that is carried out by teachers in teaching and learning settings to create the preconditions, so that the students' attention and mental attitude can be herded or ready and involve; on issues / activities which will be done ".

The main objective of set of induction: a. mentally prepare students to be ready to

enter the issue to be studied b. raises interest

c. focusing on what students will learn in teaching

Example:

Teacher :"Good morning all the children."

Students : "Morning, ma'am." Teacher : "How are you all?" Students : "Fine, ma'am."

(3)

pelajaran hari ini, coba perhatikan video di depan. Lalu berikan pendapatmu mengenai video tersebut.”

Murid-murid :”Baik,Bu.”

Guru :”Baiklah. Coba berikan pendapat mengenai video tersebut.”

Ciko :”Saya,Bu.” Guru :”Silakan Ciko.”

Ciko :”Dari video tersebut, adanya besi berkarat karena sudah kena hujan berhari-hari.”

Guru :”Bagus Ciko. Ada yang mau memberi pendapat lagi?”

2. Keterampilan bertanya (questioning skills)

Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan atau menumbuhkan jawaban(respon) dari peserta didik.

Prinsip-prinsip bertanya:

a. pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja. berikan waktu berfikir kepada peserta didik

b. pertanyaan hendaknya singkat, jelas dan disusun dengan kata-kata yang sederhana c. pertanyaan didistribusikan secara merata

kepada para peserta didik

d. pertanyaan langsung sebaiknya diberikan secara random

e. pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan peserta didik f. sebaiknya hindari pertanyaan retorika atau

leading question

Komponen-komponen Keterampilan Bertanya:

today's lesson, consider the video in front. Then give your opinion on the video. "

Students : "Well, ma'am."

Teacher : "Okay. Try to give opinion on the video. "

Ciko : "I am, Mom." Teacher : "Please Ciko."

Ciko : "From the video, the presence of iron rust because it has been exposed to rain for days."

Teacher : "Good Ciko. Anybody want to give another opinion? "

2. Questioning skills

Inquiry is an element that is always in the process of communication, including in learning communication. Skills to ask a question posed greeting or teacher as a stimulus to raise or grow the answer (response) of learners.

Principles asked:

a. question should be about one issue only. give it time to think to students

b. questions should be brief, clear and arranged with simple words

c. question evenly distributed to the learners

d. direct questions should be given at random

e. questions should be tailored to the capabilities and readiness of learners f. should avoid rhetorical questions or

leading question Asking Skills components: 1. Ask Basic Skills

(4)

1. Keterampilan Bertanya Dasar

Komponen-komponen keterampilan bertanya dasar sebagai berikut:

a. Pengungkapan pertanyaan secara singkat dan jelas

b. Pemberian acuan c. Pemusatan

d. Pemindahan giliran e. Penyebaran

f. Pemberian waktu berpikir g. Pemberian tuntunan

2. Keterampilan Bertanya Lanjut Komponen keterampilan bertanya lanjut adalah:

a. Pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan,

b. Pengaturan urutan pertanyaan, c. Penggunaan pertanyaan pelacak, d. Peningkatan terjadinya interaksi. Contoh:

Guru :“Nah, dari penjelasan Ibu tadi, apakah pengertian asam basa menurut Brownsted Lowry?”

Felys : “Saya, Bu.” (sambil tunjuk tangan) Guru :“Ya, silahkan Felys.”

Felys :“Asam menurut Brownsted Lowry adalah pendonor proton dan basa menurut Brownsted Lowry adalah akseptor proton.” Guru :“Ya, betul jawaban Felys.”

3. Keterampilan memberi

penguatan (reinforcement skills)

Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan 15 informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu

basis:

a. Disclosure of questions briefly and clearly

b. Giving reference c. Concentration d. displacement turn e. spread

f. Giving time to think g. Giving guidance 2. Ask Advanced Skills

Further questioning skills components are: a. Changing the cognitive demands in

answering the question b. Setting the order of questions c. Usage tracker questions d. Increased interaction. Example:

Teacher :"Well, Mother of the explanation above, whether the definition of acids and bases according to Lowry Brownsted?" Felys :"I am, Mom." (While pointing hand)

Teacher :"Yes, please Felys."

Felys :"Brownsted according to Lowry acid is a proton donor and a base according to Lowry Brownsted is a proton acceptor."

Teacher :"Yes, that's right Felys answer." 3. Reinforcement skills

(5)

tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.

Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku siswa yang produktif. Ketrampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen yang perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh mahasiswa calon guru agar dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis, yaitu:

a. Penguatan verbal, diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya. b. Dan penguatan non-verbal, terdiri dari

penguatan berupa mimik dan gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh. Contoh:

Guru :“Coba anak-anak Ibu jawab pertanyaan ini. Apakah sifat-sifat dari reaksi reduksi?

Siska :“Saya,Bu.”(sambil tunjuk tangan) Guru :“Ya, Siska. Silahkan jawab pertanyaan

Ibu.”

Siska :“Sifat dari reaksi reduksi adalah adanya pengikatan elektron, adanya pelepasan oksigen, dan adanya

or correction. Reinforcement is also a response to a behavior that can increase the likelihood of repetition of such behavior.

The use of reinforcement in the classroom can be reached or have the effect of a positive attitude toward learning process of students and aims to improve students' attention to the lesson, stimulate and increase the motivation to learn and improve learning and foster productive student behavior. Skills provide reinforcement consists of several components that need to be understood and mastered its use by student teachers in order to provide reinforcement wisely and systematically, namely:

a. Verbal reinforcement, expressed using the words of praise, appreciation, approval and so forth. b. And strengthening the non-verbal, consisting of reinforcement in the form of gestures and body movements, strengthening by approaching, strengthening the touch (contact), reinforcement with fun activities, strengthening the form of symbols or objects and strengthening unfulfilled.

Example:

Teacher : "Let your children answer this question. What are the characteristics of the reduction reaction?

(6)

penurunan bilangan oksidasi.”

Guru :“Betul sekali Siska. Jawaban kamu tepat.”

Murid-murid :(bertepuk tangan)

4. Keterampilan mengadakan variasi (stimulus skills)

Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu :

a. Variasi dalam cara mengajar guru, meliputi :

 penggunaan variasi suara (teacher voice),

 Pemusatan perhatian siswa (focusing),

 kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence),

 mengadakan kontak pandang dan

gerak (eye contact and movement),  Variasi gerakan badan mimik,  variasi dalam ekspresi wajah guru,  pergantian posisi guru dalam kelas

dan gerak guru ( teachers movement).

b. Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut :

 variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids),

 variasi alat atau bahan yang dapat didengart (auditif aids),

 variasi alat atau bahan yang dapat

hand)

Teacher : "Yes, Siska. Please answer the question you. "

Siska : "The nature of the reduction reaction is the binding of the electron, the release of oxygen, and a decrease in oxidation number."

Teacher : "That's right Siska. You're right answer. "

Students : (clap hands) 4. Stimulus skills

Variations in learning activities intended as a change in the teaching process, which can be grouped into three groups or components, namely:

a. Variations in the way teachers teach, include:

 the use of sound variation

 concentration of attention of students

 stillness or silence teacher  hold eye contact and gestures  variations in body movement

expression

 variations in facial expressions of teachers

 change of the position of the teacher in the classroom and the teacher motion

(7)

diraba (motorik), dan variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids).

c. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan. Contoh:

Guru :“Coba anak-anak Ibu perhatikan slide di depan. Dari slide tersebut, manakah yang merupakan reaksi oksidasi?”

Alodia : “Saya, Bu.” (sambil tunjuk tangan) Guru :“Ya, silahkan Alodia.”

Alodia :“Yang merupakan reaksi oksidasi adalah a dan b.”

5. Keterampilan menjelaskan (explaining skills)

Yang dimaksud dengan keterampilan dasar mengajar menjelaskan dalam pembelajaran ialah keterampilan menyajikan informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu bagian dengan lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok, merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan.

Tujuan keterampilan menjelaskan yaitu:  Membimbing peserta didik memahami

materi yang dipelajari.

 Melibatkan peserta didik untuk

tools, among others, are as follows:  variations tools or materials that

can be seen

 variation of tools or materials can be heard

 variations tools or materials that can be touched (motor), and the variation too or material that can be heard, seen and touched

c. Variations in patterns of interaction and student activities. Patterns of interaction teachers and students in teaching and learning activities are extremely diverse pattern. Use of variation patterns of interaction are intended to avoid boredom, boredom, and to liven up the classroom for the success of students in achieving the goal.

Example:

Teacher : "Let your children watch the slide in front. Of the slide, which one is the oxidation reaction? " Alodia : "I am, Mom." (While pointing hand)

Teache r : "Yes, please Alodia."

Alodia : "What is the oxidation reaction is a and b."

5. Explaining skills

(8)

berpikir dengan memecahkan masalah.  Memberi balikan kepada peserta didik

mengenai tingkat pemahamannya, dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.

 Membimbing peserta didik untuk menghayati dan mendapat proses penalaran, serta menggunakan bukti-bukti dalam pmecahan masalah.

 Menolong peserta didik untuk mendapatkan dan memahami hukum, dalil, dan prinsip-prinsip umum secara objektif dan bernalar.

Komponen-komponen keterampilan dasar mengajar menjelaskan adalah sebagai berikut:

1. Komponen merencanakan

Agar penjelasan kita mudah dimengerti peserta didik, penjelasan yang kita berikan perlu direncanakan dengan baik, terutama yang berkenaan dengan isi pesan dan penerima pesan. Dua hal tersebut sangat menentukan apakah penjelasan kita tepat sasaran atau tidak.

a. Isi pesan (materi) meliputi:

 Sebelum memberikan penjelasan,

buatlahh analisis terlebih dahulu terhadap masalah secara keseluruhan. Dalam hal ini termasuk pengindentifikasian unsur-unsur apa yang akan dihubungkan dalam penjelasan tersebut.

 Kita perlu mengenali lebih detil tentang jenis hubungan yang ada antara unsur-unsur yang

something unknown. Submission of information that is well planned and presented with a sequence matching, is the main characteristic activity explained. The aim of skills explains that:

 Guiding students understand the material being studied.

 Involving learners to think in solving the problem.

 Provide feedback to learners on the level of understanding, and to overcome their misconceptions.

 Guiding students to appreciate and get the process of reasoning, as well as the use of evidence in pmecahan problem.  Helping learners to acquire and

understand the law, the argument, and the general principles of objective and reasoned.

The components of basic skills teaching describes is as follows:

1. Components of the plan

So that it is easy to understand explanation of learners, we give an explanation needs to be planned well, especially with regard to the content of the message and the recipient. Two things determine whether an explanation on track or not.

a. Message content (material) includes:  Before giving explanations,

buatlahh first analysis of the problem as a whole. In this case, including pengindentifikasian what elements will be linked in the description.

(9)

dibicarakan. Jangan sampai penjelasan yang kita berikan tidak nyambung dengan tujuan pembelajaran dan topik perkuliahan.

 Sebelum memberikan penjelasan,

kita harus memahami terlebih dahulu tentang penerapan hukum, rumus atau generalisasi yang sesuai dengan masalah yang ada. Ketidakjelian kita dalam melihat formula yang tepat dari masalah yang kita bahas hanya akan menjadikan peserta didik tidak paham atau bahkan bingung. b. Penerima pesan

Merencanakan suatu penjelasan harus mempertimbangkan penerima pesan. Penjelasan yang disampaikan tersebut sangat bergantung pada kesiapan audiens yang mendengarkannya. Hal ini berkaitan erat dengan jenis kelamin, usia, kemampuan, latar belakang sosial dan lingkungan belajar.

2. Penyajian suatu penjelasan

Penyajian suatu penjelasan dapat kita tingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

 Kejelasan

Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh peserta didik.

 Penggunaan contoh dan ilustrasi Dalam memberikan penjelasan

about the types of relationships that exist between the elements discussed. Do not let the explanation we give does not connect with the purpose of learning and lecture topics.

 Before giving an explanation, we must first understand about the application of the law, formula or generalizations in accordance with

the existing problems.

Ketidakjelian us see the exact formula of the issues that we discussed will only make the students do not understand or even confused.

b. Recipients of the message

Plan an explanation should consider the recipient of the message. The explanation given is very dependent on the readiness of the listening audience. It is closely related to gender, age, ability, social background and the learning environment.

2. Presentation of an explanation

Presentation of an explanation can we improve the result by taking into account the following matters:

 Clarity

Explanations should be given in a language that is easily understood by learners.

(10)

sebaiknya menggunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

3. Pemberian tekanan

Dalam memberikan penjelesan, kita harus mengarahkan perhatian peserta didik agar terpusat pada masalah pokok, dan mengurangi informasi yang tidak penting.

4. Penggunaan balikan

Kita hendaknya memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan pamahaman, keraguan, atau ketidamengertiannya ketika penjelasan itu kita berikan.

Contoh:

Guru :“Nah, anak-anak Ibu, coba dengarkan baik-baik penjelasan Ibu. Pada keadaan setimbang, perbandingan hasil kali konsentrasi produk reaksi yang dipangkatkan dengan koefisiennya terhadap hasil kali konsentrasi pereaksi yang dipangkatkan dengan koefisiennya adalah tetap.”

Murid-murid : (mendengarkan penjelasan dari guru) Guru :“Apakah dari penjelasan Ibu tadi sudah

mengerti atau ada yang mau ditanyakan?”

Murid-murid :“Mengerti, Bu.”

6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi

encountered by learners in everyday life.

3. Provision of pressure

In providing penjelesan, we must direct attention students to be focused on the subject matter, and reducing non-essential information.

4. The use of feedback

We should provide an opportunity for students to demonstrate understanding, doubts, or ketidakmengertiannya when we give the explanation.

Example:

Teacher :"Well, your children, try to listen carefully explanation mother. At equilibrium, the concentration ratio of the product of the reaction products were raised to the coefficient of the product of the concentrations of the reactants raised to the coefficient is fixed. "

Students : (listen to the explanation of the teacher)

Teacher :"What Mother of explanation had been understood or anyone want to ask?"

Disciples : "Understand, ma'am." 6. Skills guided small group discussions

(11)

tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa. Contoh:

Guru :“Baiklah, hari ini Ibu akan membagi kalian dalam 5 kelompok.” (sambil membagi kelompok)

Guru :”Diskusikan pertanyaan-pertanyaan yang telah Ibu bagi pada setiap kelompok. Jika ada yang mau ditanyakan, langsung tanyakan pada Ibu. Pukul 09.30 langsung dipresentasikan hasil setiap kelompok” Murid-murid :“Baik,Bu.”

Pada pukul 09.30,

Guru :”Baik, kelompok 1 silakan presentasikan hasil diskusi kalian.” Kelompok 1 :”Menurut kami, reaksi yang terjadi

pada reaksi fotosintesis adalah reaksi endoterm. Karena tanaman mengubah CO2 dan H2O menjadi molekul karbohidrat dengan bantuan energi matahari (penyerapan kalor).”

Guru :”Baiklah. Bagaimana kelompok 2, 3, 4, dan 5?”

Kelompok 4 :”Kami setuju dengan pendapat

concept or solve a problem through a process that gives a chance to think, interact socially, and practicing positive. Thus the group discussions can enhance students' creativity, and fostering communication skills including language skills.

Example:

Teacher :"Well, today I will divide you into 5 groups." (While sharing group)

Teacher :"Discuss the questions that have been Mother for each group. If anyone would like to ask, immediately ask the mother. 09.30 immediately presented the results of each group "

Students : "Well, ma'am." At 09.30,

Teacher :"Well, group 1 presented the results of the discussion please you."

Group 1 :"In our opinion, the reaction that occurs in the photosynthetic reaction is endothermic reaction. Because plants convert CO2 and H2O into carbohydrate molecules with the help of solar energy (heat absorption). "

Teacher : "Okay. How groups 2, 3, 4, and 5? "

(12)

kelompok 1 karena reaksi fotosintesis membutuhkan energi matahari(panas).” Guru :”Baiklah. Jawaban kelompok 1 dan

kelompok 4 benar. Pada saat fotosintesis, memerlukan energi atau panas dengan reaksi 6 CO2 + 6 H2O 

C6H12O6 + 6 O2 .Nah, untuk soal berikutnya kita lanjutkan besok.”

Murid-murid :”Baik, Bu.”

7. Keterampilan mengelola kelas

Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi

gangguan dalam proses belajar mengajar.

Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas agar pengelolaan kelas dapat diusahakan secara maksimal dan membantu

dalam proses pendidikan, yaitu: a. Pribadi pendidik

Terdapat beberapa hal yang perlu diketahui oleh guru agar guru dapat mempergunakan seluruh kemampuannya dalam mengelola kelas, diantaranya adalah bahwa guru harus mengenal diri sendiri dan mengenal siswa. Hadi (2005 : 23) menyatakan bahwa tidak setiap guru memiliki sifat-sifat yang dibutuhkan oleh profesi keguruan misalnya disiplin diri.

b. Disiplin kelas

Disiplin kelas merupakan keadaan tertib di mana guru dan siswa yang tergabung dalam suatu kelas tunduk pada peraturanperaturan yang telah ditetapkan dengan senang hati.

Menurut Usman (2005: 97-99) terdapat beberapa prinsip yang harus diketahui dan digunakan oleh guru dalam mengelola kelas, yaitu:

 Kehangatan dan keantusiasan  Tantangan

energy (heat)."

Teacher : "Okay. Answer group 1 and group 4 is true. At the time of photosynthesis, require energy or heat to the reaction CO2 + 6 H2O

 C6H12O6 + 6 O2 .Nah, we proceed to the next question tomorrow. "

Students : "Well, ma'am." 7. Skills manage class

Classroom management is the skills of teachers to create and maintain an optimal learning conditions and restore it in case disruption in the learning process.

There are several factors that must be considered in management class management class that can be cultivated to the fullest and help in the educational process, namely:

a. Private educators

There are some things that need to be known by teachers for teachers to be able to use all its capabilities in managing the classroom, such as that teachers must know yourself and get to know the students. Hadi (2005: 23) states that not every teacher has the properties required by the teaching profession such self-discipline.

b. Classroom discipline

(13)

 Bervariasi  Keluwesan

 Penekanan pada hal-hal yang positif  Penanaman disiplin diri

Contoh:

Guru :“Baiklah, kerjakan tugas yang Ibu berikan sekarang. Hari ini juga dikumpul.”

Jimi : (sedang asyik memainkan HP-nya) Guru : “Jimi, tolong HP kamu di

non-aktifkan. Kerjakan tugas kamu sekarang karena hari ini dikumpul.”

Jimi : “Maaf,Bu. Baik, Bu.”

8. Keterampilan pembelajaran perorangan

Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3 - 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa.

Contoh:

Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil, agar murid-murid lebih fokus belajar dan bisa bertanya pada teman sebayanya.

9. Keterampilan menutup pelajaran (closure skills)

Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar.

Komponen ketrampilan menutup pelajaran meliputi:

 meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran

 membuat ringkasan  mengevaluasi

and used by teachers to manage classes, namely:

 The warmth and enthusiasm  Challenges

 Varies  Flexibility

 The emphasis on the positive things  Investment self-discipline

Example:

Teacher :"Well, do tasks that mother gives us now. Today is also collected. "

Jimi : (being busy playing his cell phone)

Teacher :"Jimi, please your phone is disabled. Do your job right now because today is collected. " Jimi :"Sorry, ma'am. Fine, Ma'am. "

8. Skills individual learning

Physically this form of teaching is numbered limited, ranging between 3-8 people for a small group, and one for individuals. Small group and individual instruction allows teachers to give attention to each student as well as the more intimate relationship between the teacher and student to student.

Example:

The teacher divides the students into small groups, so that more students can focus on learning and ask their peers.

9. Skills close the lesson

Closing the lesson (closures) are activities undertaken by teachers to end the lesson or teaching and learning activities.

(14)

Contoh:

Guru :“Baiklah. Kesimpulan dari pelajaran kita hari ini adalah faktor yang mempengaruhi kesetimbangan adalah perubahan konsentrasi, perubahan tekanan, perubahan suhu, dan perubahan volume. Nah, untuk memperdalam lagi pelajaran hari ini, kerjakan di rumah pr halaman 13-14.” Murid-murid :”Baik, Bu.”

 review the mastery of core subjects with core summarize lessons

 make summary  evaluate Example:

Teacher : "Okay. The conclusion of our study today is a factor that affects the equilibrium is the change in concentration, changes in pressure, temperature changes, and changes in volume. Well, to deepen the lesson again today, working at home pr pages 13-14. "

(15)

PENGEMBANGAN PROGRAM PENGAJARAN KIMIA

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

Felysia Alodia

1305114967

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 60 tahun 2001 tentang Pengelolaan hutan rakyat/hutan hak dan hasil hutan bukan kayu, Peraturan daeah kabupaten Bulukumba Nomor 34 Tahun

Sekolah Dasar di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sebesar, Prevalensi kecacingan positif pada murid Sekolah Dasar di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sebesar 22

Penelitian yang dilakukan oleh Haque (2008) berjudul “ A Study of The Relationship Between The Learning Organization and Organizational Readiness For Change”

Dengan memahami proses brainstorming ide dan proses pembuatan karya film, maka mahasiswa dan dosen program studi Ilmu Komunikasi yang mengikuti dan bertanggung jawab terhadap

Jurimetri sangat kompatibel diterapkan dalam hal-hal tersebut, terutama sekali jika Hakim ingin menetapkan suatu nilai yang dianggap paling adil dan layak melalui

Kecerdasan emosional merujuk kepada kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola

• Metode ini memberikan pertanyaan kepada penilai tentang seorang pekerja, dan penilai harus menunjukkan item apa yang paling tepat menggambarkan pekerja.. • Penilai memilih

Guru : lalu yang bagian bentuk lingkaran bagaimana?( Sambil menunjukkan bagian lingkaran dari setengah bola).. Siswa : iya