1
HUBUNGAN PENGANGGURAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM JANGKA PANJANG
Disusun oleh : Kelompok 3
M. Rafi Faruqi R. (120629428) Beni Teguh G. (1506771243) Moko Nugroho (1506771395)
PROGRAM PASCASARJANA ILMU EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA
2 I. Latar Belakang
Pengangguran sering menjadi masalah yang rumit dalam suatu negara. Tingginya angka pengangguran sering dihubungkan dengan kondisi perekonomian yang tidak stabil. Pemerintah sebagai penyelenggara negara selalu berusaha mencapai tingkat pengangguran alami yang merupakan tingkat pengangguran yang ideal. Dalam jangka pendek, naik turunnya ekonomi suatu negara memang menjadi penyebab angka pengangguran yang tidak stabil. Pengangguran yang dipengaruhi oleh fluktuasi perekenomian dalam jangka pendek disebut pengangguran siklis.
Dalam konteks jangka panjang, pengangguran tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi perekonomian. Namun, pengangguran yang timbul merupakan akibat dari tenaga kerja yang tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh
penyedia kerja. Hal ini dapat disebabkan karena tingginya standar yang
dipersyaratkan oleh penyedia kerja, maupun pengaruh kemajuan teknologi
sehingga kebutuhan tenaga kerja menjadi berkurang.
Dalam review ini, kami mencoba melihat hubungan antara pengangguran
dan pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Konteks
bahasan jangka panjang akan lebih ditekankan mengingat relevansi dengan mata
kuliah ekonomi pembangunan.
II. Sumber Referensi
Referensi jurnal yang digunakan dalam me-review hubungan pengangguran dan pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :
3
dalam International Journal of Economics and Empirical Research Vol. 1 No. 12 (2013) page 135 – 146.
b. A Vector Error Correction Model of Economic Growth and Unemployment in Major European Countries and An Analysis of Okun's Law, oleh Zagler, M.,
diterbitkan dalam Applied Econometrics and International Development (AEEADE) Vol. 3-3 (2003) page 93 – 118.
c. The Long and Short Run Effects Between Unemployment and Economic Growth in Europe, oleh Ferda Yerdelen Tatoglu, diterbitkan dalam Doğuş
Üniversitesi Dergisi Vol. 12 No. 1 (2011) page 99 – 113.
III. Tujuan
Tujuan utama dalam jurnal pertama adalah untuk mengkaji hubungan
antara pertumbuhan ekonomi dan tingkat pengangguran di negara maju dan
berkembang di Asia dalam jangka pendek dan jangka panjang. Negara maju
yang dipilih meliputi Jepang, Korea Selatan, dan Singapura, sedangkan untuk
negara berkembang yang dipilih yaitu, Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Jurnal kedua dan ketiga memiliki tujuan utama yang sama, yaitu
mengkaji hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan tingkat pengangguran di
wilayah Eropa dalam jangka pendek dan jangka panjang. Hanya yang
membedakan antara kedua jurnal tersebut adalah sampel yang digunakan.
Jurnal kedua memilih negara-negara dalam kategori perekonomian maju di
Eropa, meliputi Perancis, Jerman, Italia, dan Inggris. Sedangkan jurnal ketiga
memilih 19 negara di Eropa, dimana 18 di antaranya merupakan anggota Uni
4 IV. Metodologi
Jurnal pertama menggunakan penerapan Hukum Arthur Okun untuk menunjukkan hubungan antara pengangguran terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi jangka pendek dan jangka panjang melalui Penerapan Cointegration Dynamic Approach dengan Auto Regression Distributed Lags (ADRL) Approach
dan Granger Causality Approach.
Jurnal kedua menggunakan analisis data time series dengan Dickey-Fuller Test untuk mengetahui lag optimal, dan Johansen Cointegration Test
untuk mengetahui apakah kedua variabel saling berhubungan dalam jangka panjang, dan melakukan rekonsiliasi perilaku variabel ekonomi jangka pendek dengan variabel ekonomi jangka panjang. Langkah-langkah tersebut sering disebut dengan Vector Error Correction Model (VECM). Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa VECM merupakan kelanjutan dari pengujian kointegrasi yang bertujuan untuk mengoreksi penyimpangan terhadap keseimbangan jangka panjang. Dalam VECM, hubungan dinamis jangka pendek antar variabel dalam sistem dipengaruhi oleh deviasi/penyimpangan dari keseimbangan jangka panjang.
Jurnal ketiga menggunakan analisis panel data untuk mengetahui hubungan pengangguran dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Penentuan lag optimal menggunakan Augmented Dickey-Fuller (ADF), metode estimasi
menggunakan DOLS (Dynamic OLS) dan FMOLS (Fully Modified OLS) untuk koefisien jangka panjang, dan Panel Error Correction Model dengan PMG (Pooled Mean Group) dan MG (Mean Group) untuk koefisien jangka panjang
5 V. Data
Jurnal pertama menggunakan data tahunan pengangguran dan pertumbuhan ekonomi yang bersumber dari World Bank dalam jangka waktu 1980 hingga 2010. Sedangkan untuk jurnal kedua merupakan data survei angkatan kerja dan pertumbuhan ekonomi empat bulanan yang bersumber dari Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dengan
standar indikator dari G7.
Jurnal ketiga menggunakan data pertumbuhan ekonomi dan pengangguran di negara Austria, Belgia, Cyprus, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Irlandia, Italia, Luxemburg, Malta, Belanda, Portugal, Spanyol, Swedia, Inggris, Hungaria dan Turki tahun 1977 - 2008 yang bersumber dari Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).
VI. Hasil
6
Singapura menunjukkan hubungan satu arah yang kuat antara tingkat pengangguran dan pertumbuhan ekonomi.
Pada jurnal kedua, dengan memodelkan pengangguran terhadap pertumbuhan ekonomi, dan pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran diperoleh lag optimal untuk masing-masing negara yang berbeda-beda. Dari berbagai indikator diperoleh bahwa lag optimal masing-masing negara adalah 1, kecuali Jerman yang optimal lag pada 4. Sedangkan dari analisis sistem model
dinamis dengan menggunakan Johansen Cointegration Test diperoleh bahwa kedua variabel saling berkointegrasi (berhubungan dalam jangka panjang) pada rank 1. Dari dua persamaan (error correction equations) menunjukkan bahwa
parameter yang diperoleh positif, hal ini berarti hubungan tingkat pengangguran dan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang adalah positif, dimana tingkat ekuilibrium pengangguran meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi.
Pada jurnal ketiga, berdasarkan uji ADF untuk penentuan lag optimal untuk masing-masing negara diperoleh 1 kecuali Yunani dan Irlandia. Dari hasil cointegration test diperoleh nilai yang signifikan. Ini menunjukkan bahwa
pengangguran dan pertumbuhan ekonomi berhubungan dalam jangka panjang. Estimasi model jangka panjang dengan FMOLS (Fully Modified OLS), DOLS (Dynamic OLS) dan OLS secara individu dengan pengangguran atau pertumbuhan ekonomi sebagai variabel dependen diperoleh tanda koefisien yang berbeda di masing-masing negara dengan metode MG (Mean Group), dan tanda koefisien yang sama dengan metode PMG (Pooled Mean Group),
7
diperoleh hasil positif pada pertumbuhan ekonomi sebagai variabel dependen dan negatif pada pengangguran sebagai variabel dependen, masing-masing variabel dependen dipengaruhi oleh variabel independen pada periode sebelumnya. Demikian pula untuk tes gabungan semua negara, diperoleh nilai positif untuk pertumbuhan ekonomi sebagai variabel dependen dan negatif untuk pengangguran sebagai variabel dependen.
VII. Kesimpulan
Pada jurnal pertama diperoleh kesimpulan bahwa pada semua negara berkembang dan maju di Asia terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengangguran dan pertumbuhan ekonomi, hubungan yang diperoleh negatif untuk jangka panjang. Disamping itu, Jepang, Korea Selatan dan Malaysia juga terbukti ada hubungan antara kedua variabel dalam jangka pendek. Hasil yang diperoleh dari Granger Causality Test menggambarkan bahwa hubungan tingkat
pengangguran dan pertumbuhan ekonomi lemah di negara Jepang, Korea Selatan dan Malaysia. Hubungan yang kuat ditunjukkan di negara Jepang dan Singapura.
Pada jurnal kedua penulis menemukan bahwa pertumbuhan ekonomi dan pengangguran hanya bisa dijelaskan bersama-sama dalam model dinamis. Kedua variabel saling berkointegrasi, sehingga dapat dianalisis dalam jangka panjang. Dari koefisien analisisnya diperoleh hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pengangguran adalah positif.
8
Pada uji individu dengan pertumbuhan ekonomi sebagai variabel dependen diperoleh hubungan positif dipengaruhi pengangguran pada periode sebelumnya. Sedangkan untuk variabel pengangguran sebagai variabel dependen diperoleh hasil negatif dipengaruhi pertumbuhan ekonomi pada tahun sebelumnya. Hasil yang sama diperoleh pada saat uji gabungan semua negara.
VIII. Kesimpulan Umum