• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH FILSAFAT ILMU PERAN IDEOLOGI DAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH FILSAFAT ILMU PERAN IDEOLOGI DAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH FILSAFAT ILMU

PERAN IDEOLOGI DAN AGAMA DALAM

MENANGGULANGI GLOBALISASI

Disusun oleh

KELOMPOK 3

Rizka Triana 10/299553/KG/8710

Hariet Maliki 10/299576/KG/8712

Sindy Windiya 10/299670/KG/8722

Latifah Edlies T. 10/299744/KG/8728

Verisa Rizki A. 11/315918/KG/8874

Nieko Amanda 11/315925/KG/8878

Hardono Jaya L. 11/315932/KG/8880

Dianitya Charisma R. 11/315947/KG/8884

Saviena Ainis S 11/315951/KG/8886

Dian Lestari Putri 11/315961/KG/8890

Muh. Reza Pahlevi 11/315983/KG/8896

Anindita 11/315991/KG/8898

Aisha Permata 11/316002/KG/8902

Effendi Halim 11/316006/KG/8904

Ulinnuha 11/316029/KG/8910

Haryo Buntaran Adhi 11/316034/KG/8912

Nabilah 11/316034/KG/8914

Ahmad Ridwan 11/316046/KG/8918

Puspita Wulansari 11/316062/KG/8924

Lia Sarita Ristiyana 11/316069/KG/8926

Cornelia Adari 11/316085/KG/8932

Joshua Sutanto 11/316088/KG/8934

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...2

BAB I PENDAHULUAN...3

A. LATAR BELAKANG...3

B. RUMUSAN MASALAH...4

C. TUJUAN PENELITIAN...4

D. MANFAAT PENULISAN...4

BAB II ISI...5

A. PENGERTIAN IDEOLOGI DAN IDEOLOGI PANCASILA...5

1. Pengertian Ideologi...5

2. Pengertian Ideologi Pancasila...5

B. Pengertian Agama...6

C. Pengertian Globalisasi...7

Sejarah Globalisasi...7

D. DAMPAK POSITIF DARI GLOBALISASI...8

E. DAMPAK NEGATIF DARI GLOBALISASI...12

F. PERAN IDEOLOGI DALAM MEMBENDUNG DAMPAK NEGATIF DARI GLOBALISASI...15

G. PERAN AGAMA DALAM MEMBENDUNG DAMPAK NEGATIF DARI GLOBALISASI...16

BAB III KESIMPULAN...19

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagai makhluk ciptaan Tuham, manusia memiliki keistimewaan yang membuatnya berbeda dengan makhluk lainnya, yaitu dimilikinya akal, budi, cipta rasa, karsa dan karya. Hal ini menuntut manusia untuk dapat memanfaatkan keistimewaan yang dimilikinya untuk mengurus, merawat, menjaga alam ini. ( Indriyanto, 2010).

Dengan akal yang dimiliki manusia, segala keingintahuan manusia dapat sedikit demi sedikit terjawab dan tentunya jawaban tersebut akan berbeda sesuai dengan daya nalar masing-masing, dan pada akhirnya akan melahirkan suatu ilmu, ideologi, dan teknologi. Pada perkembangannya, manusia akan berjalan menuju suatu proses yang dinamakan globalisasi.

Lodge (1991) mendefinisikan globalisasi sebagai suatu proses yang menempatkan masyarakat dunia bisa menjangkau satu dengan yang lain atau saling terhubung dalam semua aspek kehidupan mereka, baik dalam budaya, ekonomi, politik, teknologi, maupun lingkungan. Dengan demikian, maka globalisasi dapat dinyatakan bahwa masyarakat dunia hidup dalam suatu era di mana sebagian besar kehidupan mereka sangat ditentukan oleh proses-proses global.

(4)

Sebagai individu yang memiliki akal dan budi, kita perlu melihat globalisasi sebagai suatu fenomena yang akan terjadi sebagai dampak peradaban manusia dan oleh karenanya harus menanggapi fenomena ini secara bijaksana.

Untuk menggapi fenomena tersebut, ideologi dan agama dapat memegang peranan yang sangat penting. Ideologi berbicara tentang gagasan / ilmu yang mempelajari tentang gagasan. Gagasan yang timbul di sini adalah gagasan yang murni ada dan menjadi landasan atau pedoman dalam kehidupan masyarakat yang ada atau berdomisili dalam wilayah negara di mana mereka berada. Agama adalah pegangan atau pedoman untuk mencapai hidup kekal. Dalam hal ini ideologi dan agama dapat menjadi filter dalam menanggapi globalisasi sebagai dua mata pisau yang dapat menguntungkan sekaligus merugikan.

B. RUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang timbul terkait ideologi dan agama terhadap globalisasi antara lain :

1. Bagaimana peran ideologi terhadap globalisasi? 2. Bagaimana peran agama terhadap globalisasi?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi kepada pembaca terkait peran ideologi terhadap globalisasi

2. Memberikan penjelasan kepada pembaca terkait peran agama terhadap globalisai

D. MANFAAT PENULISAN

Manfaat yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai penambah wawasan bagi pembaca yang ingin mengetahui peran ideologi terhadap globalisasi

2. Sebagai penambah wawasan bagi pembaca yang ingin mengetahui peran agama terhadap globalisasi

(5)

ISI

A. PENGERTIAN IDEOLOGI DAN IDEOLOGI PANCASILA

1. Pengertian Ideologi

Secara epistemiologis, ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu eidos dan logos. Eidos berarti gagasan dan logos berarti berbicara (ilmu). Maka secara estimologis ideologi adalah berbicara tentang gagasan / ilmu yang mempelajari tentang gagasan. Gagasan yang timbul di sini adalah gagasan yang murni ada dan menjadi landasan atau pedoman dalam kehidupan masyarakat yang ada atau berdomisili dalam wilayah negara di mana mereka berada.

2. Pengertian Ideologi Pancasila

Pancasila merupakan ideologi Indonesia, dan dalam hal ini Pancasila adalah kumpulan nilai / norma yang meliputi sila – sila Pancasila sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, alinea IV yang telah ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945.

Pancasila diterapkan di Indonesia sebagai suatu ideologi yang terbuka. Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan ideologi yang lain. Artinya, ideologi Pancasila dapat mengikuti perkembangan yang terjadi pada negara lain yang memiliki ideologi yang berbeda dengan Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Hal ini disebabkan karena ideologi Pancasila memiliki nilai – nilai yang meliputi:

a. Nilai Dasar

Nilai dasar adalah nilai yang ada dalam ideologi Pancasila yang merupakan representasi dari nilai atau norma dalam masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Nilai dasar merupakan nilai yang tidak bisa berubah – ubah sepanjang bangsa Indonesia berpedoman pada nilai tersebut. Contoh nilai dasar adalah sila – sila Pancasila yang ada dalam alinea IV, UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945.

b. Nilai Instrumental

(6)

dan peraturan perundangan yang ada untuk menjadi tatanan dalam pelaksanaan ideologi Pancasila sebagai pegangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai dapat berubah sesuai perkembangan zaman.

c. Nilai Praktis

Nilai ini adalah nilai yang harus ada dalam praktik penyelenggaraan negara. Sifat nilai ini adalah abstrak. Artinya, berupa semangat para penyelenggara negara dari pusat hingga ke tingkat yang terbawah dalam struktur sistem pemerintahan negara Indonesia. Semangat yang dimaksud adalah semangat para penyelenggara negara untuk membangun sila – sila dalam Pancasila secara konsekuen dan istiqomah. Contoh, memberi teladan untuk tidak KKN, dan lainnya.

E. Pengertian Agama

Menurut Ensiklopedi Indonesia I, istilah agama berasal dari bahasa Sansekerta: a berarti tidak, gam berarti pergi atau berjalan dan a yang berarti bersifat atau keadaan. Jadi agama berarti bersifat tidak pergi, tetap, lestari, kekal, tidak berubah. Maka, agama adalah pegangan atau pedoman untuk mencapai hidup kekal. Agama berbeda artinya dengan religion. Religion berarti hubungan dan ikatan dengan Tuhan, sedangkan agama merupakan pelembagaan dan kesadaran akan hubungan dan ikatan kembali dengan Tuhan. (Hardjana, 2005)

Definisi agama berbeda-beda setiap orangnya. Ada yang menganggap agama sebagai jalan dan cara hidup; agama adalah kepercayaan pada hal atau realitas yang lebih luhur dari manusia; agama adalah rangkaian tindakan khas seperti doa, ibadah dan upacara; dan ada yang menganggap agama adalah perasaan tergantung secara mutlak pada suatu realitas yang mengatasi dirinya. (Hardjana, 2005)

Pada filsafat ilmu yang dicari adalah kebenaran, begitu pula ilmu pengetahuan. Agama juga mengajarkan kebenaran. Kebenaran dalam filsafat dan ilmu pengetahuan adalah kebenaran akal, sedang kebenaran menurut agama adalah kebenaran wahyu. Hasil yang diperoleh filsafat dan ilmu pengetahuan bermacam-macam, hal ini dapat dilihat pada aliran yang berbeda-beda dari keduanya. Demikian pula terdapat bermacam macam agama yang masing-masing mengajarkan kebenaran (Anshory,2008).

(7)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, globalisasi didefinisikan sebagai proses masuknya ke ruang limgkup dunia.

Lodge (1991) mendefinisikan globalisasi sebagai suatu proses yang menempatkan masyarakat dunia bisa menjangkau satu dengan yang lain atau saling terhubung dalam semua aspek kehidupan mereka, baik dalam budaya, ekonomi, politik, teknologi, maupun lingkungan. Dengan demikian, maka globalisasi dapat dinyatakan bahwa masyarakat dunia hidup dalam suatu era di mana sebagian besar kehidupan mereka sangat ditentukan oleh proses-proses global.

Sejarah Globalisasi

Sejarah globalisasi banyak disebutkan bermula dari abad yang berbeda-beda, ada yang mengatakan pada abad 20, 18, bahkan ada yang mengatakan abad ke-14. Namun demikian, pada setiap perkembangan globalisasi di belahan bumi selalu dicirikan satu hal, yakni kebutuhan untuk bertahan hidup dimana salah satunya adalah berdagang. Hal ini dipicu oleh adanya keterbatasan secara geografis. Salah satu tokoh yang dikenal sangat awal menempuh perjalanan berdagang adalah Marco Polo. Catatan perjalanan yang dilakukannya menjadi suatu figur penting dalam perkembangan dunia ini, khususnya bagi masyarakat Eropa dan Asia Timur.

Kehadiran dari kebutuhan terutama komoditas pada pasar sangat berperan penting dalam globalisasi. Hal ini dikarenakan adanya komoditas yang langka dalam permintaan tinggi namun persediaan yang minim akan memicu kenaikan harga besar-besaran. Satu-satunya cara untuk bertahan hidup adalah dengan melakukan kontak dengan daerah lain. Oleh Ronald Findlay dan Kevin O’ Rourke pada bagian pertama buku “Globalization in Historical Perspective” (2003) disebutkan bahwa pada abad ke-15 hingga abad ke-18, pasar komoditas meningkat dengan perlahan namun masih terdapat celah harga yang besar pada pasar. Karena biaya transportasi tentu tidak tinggi, hal yang memicu kondisi ini diduga adalah adanya kebijakan dari penguasa-penguasa setempat waktu itu.

Pada abad ke-19 sampai 20 merupakan abad di mana terdapat pemisahan diri dengan dunia lampau. Hal ini dipicu oleh adanya banyak hal seperti revolusi industri di Inggris, revolusi-revolusi politik di berbagai belahan dunia, harga pasaran yang bergerak dinamis, dan lain-lain.

(8)

banyak orang pikirkan. Menurut Le Grain (2003) perkembangan pada masa itu berkisar hanya 1% per tahun namun angka ini lebih besar dari perkembangan pada masa-masa sebelumnya. Hal yang dapat diambil dari peristiwa ini adalah perkembangan teknologi memacu globalisasi dengan meningkatkan setiap aspek kehidupan manusia.

Peristiwa yang tidak kalah pentingnya adalah kehadiran Perang Dunia I. Pada saat ini hampir setiap belahan bumi mengalami krisis dalam hampir setiap aspek kehidupan manusia. Dalam ekonomi khususnya terjadi lonjakan harga karena kelangkaan besar-besaran dan perdagangan buruh. Adanya migrasi besar-besaran memacu proses globalisasi secara alami.

Dan terakhir dengan runtuhnya perang dingin dan komunisme di dunia memberikan kesan bahwa paham kapitalisme-lah yang benar. Kapitalisme menjadi pembenaran bagi dunia untuk menjadikan dunia yang sejahtera. Oleh karena itu, sekat-sekat antarnegara mulai runtuh. Terbentuknya organisasi-organisasi internasional seperti PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) merupakan salah satu tanda runtuhnya sekat-sekat antar negara.

B. DAMPAK POSITIF DARI GLOBALISASI

Globalisasi ini seluruh aspek kehidupan manusia. Mulai dari ekonomi, ideologi, politik, sampai teknologi. Pada dasarnya merupakan fenomena yang pasti terjadi. Hal ini disebabkan karena konsekuensi dari kemajuan jaman dan ilmu pengetahuan itu sendiri. Manusia dituntut untuk saling berhubungan dan menciptakan hal-hal yang baru, sehingga nantinya bisa membuat manusia itu bertahan hidup. (Abdul, 2008)

Beberapa dampak positif dari globalisasi:

1. Perubahan sistem pengetahuan

(9)

lingkungannya yang ada dan akhirnya berdampak pada kemampuan memproduksi berbagai jenis barang dan jasa, seperti peralatan hidup berteknologi canggih.

2. Perubahan nilai budaya

Nilai adalah sesuatu yang dianggap penting, berguna, benar-salah, baik-buruk, atau boleh-tidaknya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat. Nilai budaya setiap orang atau kelompok masyarakat tidak sama, tidak baku atau statis, melainkan selalu dinamis dan berkembang sejalan dengan perubahan yang terjadi di masyarakat. Akibat dari globalisasi, banyak nilai yang berkembang pada zaman penjajahan hilang, seperti kolonialisme, liberalisme, rasialisme, kapitalisme, otoriterisme, sukuisme, feodalisme. Sebaliknya, nilai budaya toleransi dalam kehidupan beragama, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, cinta tanah air, gotong royong dan kekeluargaan.

3. Perubahan etos budaya

Etos budaya adalah watak khas budaya suatu kelompok masyarakat, seperti ciri, sifat, dan adat istiadat. Dengan dilaksanakannya pembangunan di Indonesia maka etos budaya setiap suku bangsa mengalami perubahan. Contohnya, orang yang berpandangan makan tidak makan yang penting kumpul mulai berangsur-angsur ditinggalkan.

4. Perubahan kepercayaan

Kepercayaan sebagai salah satu unsur budaya cenderung berubah dan berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini sejalan dengan perubahan pandangan hidup, etos, dan pengetahuan. Perubahan system dalam masyarakat Indonesia merupakan dampak dilaksanakannya modernisasi melalui pembangunan nasional. Contohnya, kepercayaan terhadap takhayul, dukun, atau mendewa-dewakan manusia kini sudah mulai ditinggalkan.

5. Perubahan pandangan hidup

Pandangan hidup adalah konsep seseorang atau sekelompok orang yang bermaksud menanggapi dan menerangkan segala masalah yang terjadi. Pandangan hidup sebagai komponen budaya cenderung berubah sejalan dengan perubahan konsep hidup masyarakat. Perubahan pandangan hidup masyarakat Indonesia dewasa ini tampak jelas dari perubahan sikap, perilaku dan hasil karyanya. Berkat pembangunan berkembanglah pandangan tentang pentingnya keseimbangan antara pembangunan material dan spiritual. Berkembangnya pandangan tentang perlunya prinsip pembangunan yang berwawasan lingkungan, kesetiakawanan sosial, dan kekeluargaan. (Abdulkarim, 2008)

(10)

Dahulu keinginan masyarakat untuk berobat ke dokter sangat rendah. Dahulu masyarakat lebih memilih cara-cara pengobatan yang bersifat tradisional. Sekarang dengan peningkatan kemajuan teknologi kesehatan, kesadaran masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mulai terlihat. Hal ini dapat dibuktikan jika menderita sakit, masyarakat lebih memilih pergi ke dokter.

7. Kesejahteraan keluarga

Dahulu sebuah keluarga cenderung lebih menyukai keluarga besar dengan memiliki banyak anak. Sekarang di era globalisasi terdapat pergeseran terhadap hal tersebut. Sebuah keluarga lebih memilih membentuk keluarga kecil. Mereka beranggapan akan lebih sejahtera.

8. Kehidupan politik

Aspek positif globalisasi dalam bidang politik, yaitu: a) Transparansi dalam pemerintahan.

b) Demokratisasi.

c) Kebebasan bertanggung jawab.

Globalisasi memberikan pengaruh terhadap adanya penyelenggaraan pemerintahan yang lebih demokratis dan terbuka. Salah satu contohnya, yaitu pembagian kekuasaan dari sentralisasi ke desentralisasi. Dengan adanya pemerintahan yang demokratis dan terbuka, diharapkan penyelenggaraan pemerintahan lebih mengedepankan kepentingan rakyat. Selain itu, adanya jaminan setiap warga negara dalam mengemukakan pendapat. Salah satu contohnya, yaitu kebebasan setiap warga negara yang memiliki hak pilih dan hak untuk dipilih dalam pelaksanaan pemilihan umum.

9. Kegiatan ekonomi

Aspek positif globalisasi dalam bidang ekonomi. Yaitu:

a) Terbukanya pasar internasional atas barang atau produksi dalam negeri. b) Dorongan untuk memproduksi barang berkualitas.

c) Mendorong devisa negara dan investasi modal. d) Mendorong kreativitas pengusaha.

e) Memperluas lapangan kerja.

Adanya kemudahan dalam melaksanakan ekspor sehingga mendorong meningkatnya ekspor ke pasar global. Meningkatnya ekspor produksi dalam negeri ke luar negeri akan meningkatkan devisa negara. Luasnya pasar bagi peredaran perdagangan dunia memungkinkan Indonesia bersaing dengan bangsa lain dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas terhadap barang diproduksi.

10. Kehidupan sosial dan budaya

Aspek positif globalisasi dalam bidang sosial budaya, yaitu: a) Pengetahuan berkembang pesat.

(11)

c) Budaya mengantre di supermarket.

d) Pola berpikir atau pandan hidup lebih baik. e) Berkembangnya teknologi modern dan informasi.

(Murtono dkk, 2007)

Adanya pertukaran seni dan budaya sehingga dapat menambah wawasan terhadap seni dan budaya asing. Adanya proses peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi diharapkan dapat meningkatkan pembangunan nasional, serta adanya pengaruh nilai-nilai dan mentalitas yang membangun bangsa, seperti sifat kerja keras dan etos kerja yang membangun. Perilaku disiplin yang tinggi dapat melahirkan pola hidup yang lebih efektif dan efisien. Dalam kondisi inilah globalisme menjadi cara pandang dalam interaksi antarbangsa, yang pada gilirannya mendorong berlangsungnya proses globalisasi yang terus berkembang. (Nurdiaman, 2007)

11. Perkembangan teknologi

Globalisasi sangat berdampak pada wawasan budaya Indonesia, yaitu bidang komunikasi dan informasi karena didukung oleh pesatnya laju perkembangan teknologi yang semakin canggih. Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan teknologi merupakan salah satu dari arah globalisasi. Teknologi informasi dan komunikasi merupakan pendukung utama bagi terselenggaranya globalisasi. Dengan dukungan teknologi yang canggih, informasi dalam berbagai bentuk dan untuk berbagai kepentingan dapat disebarluaskan sehingga dapat dengan cepat memengaruhi cara pandang dan gaya hidup kita. Perkembangan ilmu pengetahuan manusia yang semakin maju dan mendunia membuat perkembangan teknologi maju dengan pesat. (Abdul, 2008)

C. DAMPAK NEGATIF DARI GLOBALISASI

Adanya globalisasi akan mengaburkan batas-batas negara. Sehingga dengan ini akan terbentuk hubungan yang sangat erat dan terbuka antara Indonesia dengan Negara lain. Hal ini berarti segala bentuk kerja sama akan semakin mudah untuk dilakukan. Hal ini makin nyata dengan akan dimulainya Asean Free Trade Area (AFTA) 2015. Hal ini berarti ASEAN akan menjadi suatu “pasar raksasa” di mana dalam pasar tersebut, para penjual produk-produk bebas memasuki kawasan-kawasan negara lain secara bebas.

(12)

dapat dengan mudah mencapai pasar internasional. Namun ketika terbukanya peluang ini tidak disertai dengan peningkatan daya saing para produsen lokal maka mereka justru akan terlindas oleh para pedagang internasional.

Salah satu unsur penting dari globalisasi adalah teknologi yang di dalamnya termasuk internet. Kita tahu bahwa saat sekarang ini dengan adanya globalisasi, informasi dapat dengan mudah diakses melalui internet. Dengan adanya internet, kita sangat dimudahkan untuk mencari berbagai informasi, ilmu, maupun melakukan aktivitas lain seperti perdagangan melalui internet hingga menjalin relasi. Namun bandingkan jumlah manfaat tersebut dengan banyaknya situs-situs porno, penipuan, serta kebohongan yang ada di internet. Apabila hal ini tidak dapat dikendalikan maka akan berdampak buruk pada moral dan mental dari warga Indonesia. Lalu akan berdampak secara sistemik dan memunculkan perilaku seks bebas, pergaulan bebas, penggunaan narkoba, dan perilaku menyimpang lainnya.

Maka dampak negatif globalisasi antara lain :

1. Semakin mudahnya nilai-nilai barat (yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia) masuk ke Indonesia baik melalui internet, media televisi, maupun media cetak yang banyak ditiru oleh masyarakat.

Globalisasi tidak hanya memberikan berjuta manfaat untuk kita semua, melainkan juga terdapat dampak negatifnya, salah satunya adalah arus informasi yang tak terkendali. Tidak semua informasi itu baik untuk kita, ada juga informasi yang tidak baik dan tidak sesuai dengan kepribadiaan kita. Oleh karena itu, era globalisasi ini harus diimbangi dengan Spiritual Quotient.

2. Semakin lunturnya semangat gotong-royong, solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial sehingga dalam keadaan tertentu/ darurat, misalnya sakit,kecelakaan, atau musibah hanya ditangani oleh segelintir orang.

3. Maraknya penyelundupan barang ke Indonesia.

4. Perusahaan dalam negeri lebih tertarik bermitra dengan perusahaan dari luar, Akibatnya kondisi industri dalam negeri sulit berkembang.

5. Terjadi kerusakan lingkungan dan polusi limbah industri.

6. Menghambat pertumbuhan sektor industri.

(13)

Saat ini, kita memerlukan bantuan alat atau perangkat untuk mempermudah aktivitas dan kita merasa tak perlu lagi bantuan manusia. Hal ini yang menyebabkan manusia semakin individualistik, padahal hakikat manusia sebenarnya adalah mahluk sosial. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan menyebabkan orang-orang cenderung individualistis.

8. Adanya sikap sekularisme yang lebih mementingkan kehidupan duniawi dan mengabaikan nilai-nilai agama.

Dampak negatif dari globalisasi lainnya adalah meningkatnya konsumerisme dikalangan masyarakat Indonesia. Sifat Konsumtif dibentuk oleh kita yang cenderung berbelanja produk-produk yang kita inginkan bukan yang kita perlukan. Kemudahan akses dalam berbelanja dan menbanjirnya produk-produk branded menyebabkan pola hidup konsumtif semakin merajalela.

9. Timbulnya sikap bergaya hidup mewah dan boros karena status seseorang di dalam masyarakat diukur berdasarkan kekayaannya.

Sudah menjadi rahasia bersama jika gap antara orang miskin dan orang kaya di negeri ini sangat besar sekali. Satu sisi globalisasi membuka peluang untuk orang yang berpendidikan, sedangkan di satu sisi lagi globalisasi membuat orang-orang kecil semakin sulit bertahan hidup. Ini yang menyebabkan kesenjangan sosial di Indonesia semakin lebar setiap tahunnya.

10. Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu negara.

Dampak negatif globalisasi yang juga dirasakan oleh bangsa Indonesia saat ini adalah menjamurnya budaya barat. Jika hal itu baik maka boleh kita tiru, jika sebaliknya maka buanglah jauh-jauh. Kenyataannya saat ini banyak sekali budaya barat yang hype di Indonesia tetapi sebaliknya jarang sekali orang-orang yang mau melestarikan budaya asli Indonesia itu sendiri.

Dampak Negatif Globalisasi, ditinjau dari aspek: a. Politik

(14)

telah disepakati bersama dengan lembaga-lembaga global misalnya PBB dan WTO.

Campur tangan masyarakat internasional dan masuknya nilai-nilai budaya yang baru dari dunia luar memberikan perubahan bidang politik dalam suatu negara. Di Indonesia setelah nilai-nilai politik luar masuk secara langsung atau tidak langsung membuat lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat kekeluargaan, musyawarah mufakat dan gotong royong yang telah lama kita miliki. Untuk itu nilai- nilai atau pengaruh dari luar harus disaring terlebih dahulu agar sesuai kepribadian bangsa.

Pancasila sebagai ideologi bangsa, menjadi pedoman bagi generasi mendatang dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan demikian setiap pengaruh politik luar harus disaring dengan nilai-nilai Pancasila.

b. Ekonomi

Berkembangnya globalisasi membuat perekonomian suatu negara mengalami perubahan drastis. Sektor-sektor ekonomi rakyat yang semula mendapat subsidi sekarang semakin berkurang, lembaga ekonomi seperti koperasi sulit untuk berkembang dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya mulai ditinggalkan.

Kompetisi produk dan harga semakin meninggi sejalan dengan kebutuhan masyarakat yang semakin selektif. Ini semua tidak lepas adanya semangat kapitalisme yang tumbuh semakin subur dan berpotensi menciptakan kesenjangan ekonomi antara negara-negara maju dengan negara-negara berkembang. Negara-negara kuat secara ekonomi akan melakukan perluasan pasar dalam rangka mencari keuntungan sebesar-besarnya meskipun dapat merugikan negara-negara yang ekonominya masih lemah.

c. Sosial budaya

(15)

gotong royong solidaritas dan kesetiakawan sosial, serta nilai-nilai keagamaan. Globalisasi juga memberikan pengaruh terhadap kualitas kejahatan yang semakin canggih dengan mempergunakan teknologi informasi dan komunikasi lintas negara

G. PERAN IDEOLOGI DALAM MEMBENDUNG DAMPAK NEGATIF DARI GLOBALISASI

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia haruslah menjadi sebuah acuan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila terus dipertahankan oleh segenap bangsa Indonesia sebagai dasar negara, itu membuktikan bahwa pancasila merupakan ideologi yang sejati untuk bangsa Indonesia.

Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup diri rapat-rapat dari dunia luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh kemajuan zaman dan kemajuan bangsa-bangsa lain. Maka, kini konsep pembangunan modern harus membuat bangsa dan rakyat Indonesia membuka diri. Dalam upaya untuk meletakkan dasar-dasar masyarakat modern, bangsa Indonesia bukan hanya menyerap masuknya modal, teknologi, ilmu pengetahuan, dan ketrampilan, tetapi juga terbawa masuk nilai-nilai sosial politik yang berasal dari kebudayaan bangsa lain.

(16)

solusi dari persoalan tersebut. Melalui Pancasila, Indonesia diharapkan tetap teguh pada asas gotong royong, kekeluargaan, serta musyawarah dan mufakat (Winarto,2008).

D. PERAN AGAMA DALAM MEMBENDUNG DAMPAK NEGATIF DARI GLOBALISASI

Proses globalisasi memiliki pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan nilai-nilai agama. Sebagaimana disinyalir oleh Malcom Walter, bahwa globalisasi yang datang bersamaan dengan kapitalisme ini telah membawa kekuatan baru yang menghapus otoritas agama, politik, militer, dan sumber kekuatan lainnya (Afif, 2012). Realitas ini mendapat respon yang cukup beragam dari kalangan pemikir dan aktivis agama, agama sebagai sebuah pandangan yang terdiri dari berbagai doktrin dan nilai memberikan pengaruh yang besar bagi masyarakat.

Dalam konteks ini agama memainkan peranan yang penting di dalam proses globalisasi. Agama bukan hanya pelengkap tetapi menjadi salah satu komponen penting yang cukup berpengaruh di dalam berbagai proses globalisasi karena begitu pentingnya peran agama dalam kehidupan masyarakat.

Menurut Nasution (1985) agama terlahir awalnya adalah berasal dari keyakinan terhadap adanya yang ghaib, yang mempunyai kekuatan supranatural yang pada mulanya agama-agama muncul dari unsur kebudayaan sebuah masyarakat sebagai bagian ritus transendental yang didominasi kekuatan mistis. Agama ini lahir dalam bentuk-bentuk yang plural sesuai dengan corak ekonomi sosial tiap-tiap masyarakat pada masanya dimana agama diturunkan guna memberikan aturan-aturan hidup yang akan membawa kebahagiaan bagi kehidupan manusia.

(17)

Baik secara teologis maupun sosiologis, agama dapat dipandang sebagai instrumen untuk memahami dunia (Weber, 1985). Dalam konteks itu, hampir tak ada kesulitan bagi agama apapun untuk menerima premis tersebut. Secara teologis, lebih-lebih Islam, hal itu dikarenakan oleh watak omnipresent agama. Yaitu, agama, baik melalui simbol-simbol atau nilai-nilai yang dikandungnya “hadir di mana-mana”, ikut mempengaruhi, bahkan membentuk struktur sosial, budaya, ekonomi dan politik serta kebijakan publik. Dengan ciri itu, dipahami bahwa dimanapun suatu agama berada, ia diharapkan dapat memberi panduan nilai bagi seluruh kegiatan manusia – baik yang bersifat sosial budaya, ekonomi, maupun politik. Sementara itu, secara sosiologis, tak jarang agama menjadi faktor penentu dalam proses transformasi dan modernisasi (Effendy, 2001)

Berikut beberapa peran agama terkait dengan perkembangan Masyarakat (Nasution, 1985) :

1. Agama sebagai motivator, yaitu penyemangat dalam mencapai cita-cita di dalam seluruh aspek kehidupan.

2. Agama sebagai creator dan inovator, mendorong semangat untuk bekerja kreatif dan produktif untuk membangun kehidupan dunia yang lebih baik dan kehidupan akhirat yang lebih baik pula.

3. Agama sebagai integrator, yaitu agama sebagai yang mengintegrasikan dan menyerasikan segenap aktivitas manusia, baik sebagai orang-seorang maupun sebagai anggota masyarakat.

4. Agama sebagai sumber inspirasi budaya bangsa, khususnya Indonesia.

Pada umumnya pandangan umum terkait agama dan persoalan kemasyarakatan terbagi menjadi 3 persektif.

Pertama, perspektif makanik-holistik, yang memposisikan hubungan antara agama dan persoalan kemasyarakatan sebagai sesuatu yang tak terpisahkan.

Kedua, pemikiran yang mengajukan proposisi bahwa keduanya merupakan wilayah (domains) yang antara satu dengan lainnya berbeda, karenanya harus dipisahkan.

(18)

Di pihak lain, pandangan ini juga ingin melunakkan perspektif mekanik holistik yang seringkali melakukan generalisasi, bahwa agama selalu mempunyai kaitan atau hubungan yang tak terpisahkan dengan masalah kemasyarakatan (Muhaimin, 2008).

(19)

BAB III

KESIMPULAN

Globalisasi merupakan suatu proses yang menempatkan masyarakat dunia bisa menjangkau satu dengan yang lain atau saling terhubung dalam semua aspek kehidupan mereka, baik dalam budaya, ekonomi, politik, teknologi, maupun lingkungan. Meskipun demikian, globalisasi dapat memberikan dampak positif ataupun negatif. Untuk mengatasi dampak tersebut, diperlukan agama dan ideologi yang dapat bertindak sebagai filter .

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hakam, Kama. 2008. Manusia dan Lingkungan Sosial Budayanya. Makalah. lokakarya Dosen ISBD, Dikti Depdiknas, Batam.

Abdulkarim, A. 2008. Kewarganegaraan. Penerbit Grafindo Media Pratama: Bandung Afif, F. 2012. Globalisasi dan Agama.

Anshory, N. Sudarsono. 2008. Kearifan Lingkungan dalam Perspektif Budaya Jawa. Yayasan Obor Indonesia : Jakarta

Bahtiar Effendy. 2001. Masyarakat dan Pluralisme Keagamaan. Yogyakarta: Galang Press. Bordo, M.D., Taylor, A.M., Williamson, J.G. 2003. Globalization in Historical Perspective.

University of Chicago Press : Chicago, U.S.A.

Hardjana, A.M. 2005. Religiositas, Agama dan Spiritualitas. Kanisius. Yogyakarta. Hidayati, K. 2007. Sosiologi untuk SMP dan MTs kelas XI. Erlangga

Le Grain, Philippe. 2003. “A Brief History of Globalisation”, dalam Open World: the Truth about Globalisation. Abacus Book : London. Halaman: 80-117

Murtono, S., dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan3. Penerbit Quadra: Jakarta

Nasution, Harun. Islam DitinjauDari Berbagai Aspek, Jakarta : UI Press, Jilid I. Cet. V, 1985.

Nurdiaman, A. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan: Kecakapan Berbangsa dan Bernegara. Penerbit Pribumi Mekar: Bandung

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia : Daring. http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php

Srijanti, et. al. 2008. Etika Berwarganegara Edisi 2. Jakarta : Salemba Empat

Steger, Manfred. B. 2002. “Five Central Claims of Globalism”, dalam Globalism: the New Market Ideology. Oxford: Rowman & Littlefield Publisher Inc. : London. Halaman: 43-80

Weber, Max. 1985. Konsep-konsep Dasar dalam Sosiologi (Terj. Soerjono Soekanto). Jakarta: Rajawali Pers.

Winarno, Budi.2009. Pertarungan Negara Vs Pasar. Yogyakarta: Media Pressindo.

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti mencoba menggunakan media permainan CETAR (Cerdas dan Pintar) sebagai media dan membantu dalam evaluasi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar

Pada contoh ini, data kontinyu yang akan diberi keterangan skor adalah jumlah SD (nama kolom JML_SD).. Untuk mempermudah, saya

Dengan tidak adanya segmentasi pasar, berakibat pada suatu perusahaan akan kesulitan untuk membidik konsumen mana yang akan dituju, karena kosumen mempunyai kebutuhan

[r]

Sebaliknya individu yang memiliki tingkat pe- ngetahuan tentang agama yang rendah akan melakukan perilaku seks bebas tanpa berpikir panjang terlebih dahulu sehingga

Meskipun Injil mengandung banyak tema Yahudi konservatif, bentuk akhir dari teks Matius menunjukkan bahwa itu adalah penulis dapat digambarkan dengan

Defenisi operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel dapat diukur. Sebagaimana pada hasil penelitian terdahulu terdapat permasalahan mengenai Pengaruh

Dengan sumberdaya yang optimal maka daya tahan suatu bank terhadap pesaingnya dan terhadap krisis akan semakin kuat, sehingga akan mempengaruhi tingkat efisiensi dari bank