• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENALAN KEPADA TOKOH MASYARAKAT TENTANG STIMULASI PENGGUNAAN GADGET AMAN PADA ANAK BALITA DI KARANGPUCUNG PURWOKERTO SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGENALAN KEPADA TOKOH MASYARAKAT TENTANG STIMULASI PENGGUNAAN GADGET AMAN PADA ANAK BALITA DI KARANGPUCUNG PURWOKERTO SELATAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

568

Tema 3: Pangan, Gizi dan Kesehatan

PENGENALAN KEPADA TOKOH MASYARAKAT TENTANG

STIMULASI PENGGUNAAN

GADGET

AMAN PADA ANAK BALITA

DI KARANGPUCUNG PURWOKERTO SELATAN

Oleh

Bambang Hariyadi, Colti Sistiarani, Munasib, Saudin Yuniarno Fakultas Ilmu-Ilmu

Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Alamat Institusi : Jl dr Suparno Karangwangkal Purwokerto E-mail :

bamhar1960@gmail.com

ABSTRAK

Gadget merupakan piranti yang seing digunakan dalam keluarga. Penggunaan gadget pada anak balita yang terlalu dini berdampak negatif. Stimulasi tumbuh kembang diperlukan pada anak balita, salah satunya melalui penggunaan gadget aman. Tujuan penelitian ini adalah memberikan informasi kepada tokoh masyarakat pentingnya penggunaan gadget aman pada anak balita. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini merupakan penelitian quasy experiment dengan rancangan pretest post-test control group. Pemberian informasi melalui metode intervemsi gabungan menggunakan metode ceramah, modul dan leaflet. Populasi dalam penelitian yaitu tokoh masyarakat di Kelurahan Karangpucung. Sampel penelitian yaitu kader posyandu dan pengurus PKK yang berjumlah 40 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian intervensi tersebut. Kata Kunci : Balita, Gadget, Tokoh Masyarakat

ABSTRACT

Gadgets are devices that are used in family. The use of gadgets in children who are too early toddler negative impact. Stimulation of growth and development is needed in children under five, one of them through the use of secure gadgets. The purpose of this study to provide information to community leaders the importance of the use of secure gadgets in children under five years. This research was quantitative research with cross sectional approach. The study design used quasi experimental design. Provision of information through joint intervention method using lecture method, module and leaflet. The population in the research were community leaders in Karangpucung Village. The sample of the research were posyandu cadres and PKK committee amounting to 40 people. The results showed that there was a difference of knowledge before and after the intervention. Key Words : children under five years, community leader, gadget

PENDAHULUAN

Stimulasi perkembangan merupakan kegiatan yang dapat dilakukan salah satunya dengan

menggunakan gadget. Penggunaan gadget dapat bermanfaat dalam stimulasi perkembangan.

Penggunaan gadget dapat berdampak negative jika tidak dilakukan pembatasan penggunaannya

oleh orang tua. Stimulasi merupakan kegiatan merangsang kemampuan dasar anak 0-6 tahun agar

anak tumbuh dan berkembang secara maksimal. Stimulasi rutin sedini mungkin dan dilakukan terus

menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi dilakukan oleh ibu atau ayah atau orang terdekat

(2)

569

Penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa ada pengaruh positif penggunaan gadget

terhadap personal social anak usia pra sekolah. Penggunaan gadget bdapat mengikuti pembelajaran

serta sarana hiburan bagi anak. Penggunaan gadget juga dapat menimbulkan dampak negative.

Peluang pengaruh positinf penggunaan gadget 6 kali lebih tinggi daripada pengaruh negatifnya.

Tidak selamanya gadget memiliki dampak negatif apabila digunakan oleh anak dengan bijak yakni

diantaranya merangsang untuk mengikuti perkembangan teknologi terbaru, meningkatkan

kemampuan berbahasa, mengurangi tingkat stress, meningkatkan keterampilan matematis,

meningkatkan ketajaman penglihatan. (Iswidharmanjaya, 2013)

Orang tua sebaiknya mengenalkan gadget pada anak usia 4-5 tahun, dibawah usia itu

sebaiknya jangan, karena pada usia ini nefron syaraf seorang anak sedang berkembang dan fungsi

radiasi di gadget dapat menghambat pertumbuhan nefron tersebut. Pemberian gadget pada usia

tersebut sebaiknya hanya seputar pengenalan warna, bentuk dan suara. Pada saat anak bermain

gadget anak akan merasakan kesenangan sehingga memicu meningkatnya hormin endorphin.

(Maulida, 2013). Kecanduan akan berhubungan dengan hal ini jika dilakukan dalam jangka waktu

lama dan kontinu. Aspek interaksi sosial perkembangan anak usia dibawah 5 tahun sebaiknya lebih

kearah sensor motorik yaitu anak harus bebas bergerak, berlari, meraih sesuatu, merasakan kasar

halus. Pada gadget ada juga pengenalan warna atau games namun kemampuan anak untuk

berinteraksi langsung di dunia luar tidak diperoleh anak. Anak balita bermain gadget hanya boleh

maksimal setengah jam dan hanya pada saat senggang, dengan didampingi orang tua sehingga

peran orang tua lebih dominan. (nakita.grid.id, 2013)

Pemberian informasi kesehatan pada tokoh masyarakat merupakan salah satu cara yang

dilakukan untuk dapat memberikan pesan berantai kepada masyarakat. Tokoh masyarakat dapat

menjadi khalayak sasaran yang dapat diberdayakan untuk dapat memahami pentingnya upaya

stimulai perkembangan melalui penggunaan gadget aman.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pendekatan cross sectional.

Penelitian ini memberikan sosialisasi tentang stimulasi penggunaan gadget aman pada anak balita

kemudian dilakukan evaluasi pretest dan postes pengetahuan para peserta yaitu tokoh masyarakat.

Pengukuran perbedaan sebelum dan sesudah sosialisasi penggunaan gadget aman pada tokoh

masyarakat menggunakan desain penelitian kuasi eksperimental dengan rancangan pretest post-test

control group.

Intervensi berupa pemberian informasi dengan menggunakan modul dan leaflet yang dibuat

dan dirancang khusus untuk kelompok sasaran tersebut. Metoda penyampaian materi menggunakan

(3)

570

gadget aman pada anak balita, stimulasi tumbuh kembang anak balita. Efektifitas pemberian

informasi akan diukur melalui pretest dan posttest pengetahuan pada tokoh masyarakat yang

menjadi kelompok sasaran.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tokoh masyarakat yaitu kader posyandu dan

pengurus PKK di wilayah Kelurahan Karangpucung. Sampel adalah kader posyandu dan pengurus

PKK sejumlah 40orang yang diambil dengan tehnik purposive sampling dengan kriteria inklusi yaitu kader dan pengurus PKK yang aktif dalam kegiatan di kelurahan. Kriteria eksklusi yaitu

tokoh masyarakat yang tidak mengikuti kegiatan sampai selesai, kader/pengurus PKK yang tidak

bersedia mengisi angket. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian angket tentang stimulasi

penggunaan gadget aman pada anak balita. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

univariat dan analisis bivariat. Analisis bivariat yang dilakukan menggunakan uji paired sample test.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik kader posyandu dan perwakilan PKK yang mengikuti kegiatan pendidikan dan

pelatihan digambarkan berdasarkan umur, jenis kelamin, serta pekerjaan. Responden yang paling

banyak berusia 31-40 tahun sebanyak 60 %. Umur termuda adalah 26 tahun dan umur tertua adalah

67 tahun. Jenis Kelamin responden semua perempuan (100 %). Tingkat pendidikan responden

adalah pendidikan menengah sebanyak 50,6 %. Jenis pekerjaan sebagian besar adalah tidak bekerja

yaitu menjadi ibu rumah tangga yaitu sebanyak 32 orang (80%).

Analisis Tingkat Pengetahuan Peserta Sebelum dan sesudah kegiatan dilakukan pre dan post test. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta tentang stimulasi tumbuh

kembang menggunakan gadget aman. Setiap peserta yang hadir diberikan pertanyaan yang terdiri

dari 15 soal, kemudian peserta diberikan waktu untuk menjawab pertanyaan yang telah diberikan.

Setiap jawaban yang benar mendapat nilai 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0. Berikut ini tabel

yang berisi tentang ringkasan penilaian pengetahuan peserta yang diperoleh setelah dilakukan pre test dan post test :

Tabel 1. Hasil Pengetahuan Peserta Sebelum dan Sesudah Pelatihan

Tingkat Pengetahuan

Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-Rata (Mean)

Pre Test 5 13 10,2

Post Test 8 15 12,9

Analisis data tentang pengetahuan responden mengenai pengetahuan peserta, menunjukan

hasil bahwa telah terjadi perubahan pengetahuan setelah dilakukan ceramah. Rata-rata skor

(4)

571

menjadi 12,9. Peningkatan nilai rata-rata skor pengetahuan dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

Berdasarkan perhitungan tersebut diketahui bahwa persentase peningkatan pengetahuan peserta

setelah dilakukan kegiatan ceramah, pemberian modul dan leaflet adalah sebesar 26,47%.

Kelompok kerja dan jaringan komunitas setelah dilakukan pemberdayaan yaitu intervensi

promosi kesehatan menjadi lebih baik dan lebih menguntungkan. Skala pemberdayaan yang diukur

meliputi keyakinan akan kemampuan (self efficacy), niat, partisipasi, motivasi, partisipasi.

(Kasmel and Tanggaard, 2011)Keyakinan akan kemampuan (self efficacy) adalah keyakinan

seseorang tehadap kemampuannya dalam mengatur dan melaksanakan arah-arah dari tindakan yang

dibutuhkan untuk mengatur situasi-situasi yang berhubungan dengan masa yang akan datang

(Bandura, 2002)

Dalam penelitian pemberian informasi kesehatan dilakukan dengan menggunakan metode

campuran yaitu ceramah, modul dan leaflet sehingga diharapkan upaya pemberdayaan ini menjadi

lebih efektif. Studi lain menyimpulkan rekomendasi yang dapat membantu melakukan evaluasi

pemberdayaan berkualitas tinggi, misalnya, rancangan metode campuran, partisipasi kelompok

sasaran, dan loop reflektif . (Lindacher, 2017)

Tabel 2. Distribusi Jawaban Pretes dan Postes Pengetahuan Penggunaan Gadget Aman

No Pernyataan Pre Test Post Test

Ya Tidak Ya Tidak

n % n % n % n %

1. Penggunaan Gadget pada anak usia kurang dari 5 tahun tidak disarankan

5. Gadget adalah perangkat elektronik yang memiliki fungsi khusus

35 87,5 5 12,5 36 90 4 10

6. Penggunaan gadget pada anak harus dibatasi penggunaannya

40 100 0 0 40 100 0 0

7. Gadget lebih membantu menstimulasi otak dibandingkan menggunakan buku

23 57,5 17 42,5 36 90 4 10

8. Penggunaan gadget pada anak balita hanya seputar pengenalan warna, bentuk dan suara

31 77,5 9 22,5 40 100 0 0

9. Kontrol penggunaan gadget ada pada orang tua sebab gadget hanya sebagai sarana untuk mengedukasi anak

36 90 4 10 39 97,5 1 2,5

10. Waktu penggunaan gadget pada anak kurang dari 5 tahun adalah setengah jam (30 menit)

34 85 6 15 40 100 0 0

11. Anak menghabiskan sebagain besar waktunya untuk bermain dengan gadget adalah salah satu

(5)

572

ciri anak kecanduan gadget

12. Gadget memiliki dampak negatif yang lebih banyak dibandingkan dampak positifnya

40 100 0 0 25 62,5 15 37,5

13. Perkembangan anak usia 5 tahun lebih ke arah sensor motorik

Berdasarkan hasil analisis pengetahuan kader saat pre test diketahui bahwa sebagian besar

responden sudah memiliki pengetahuan yang baik dalam hal stimulasi penggunaan gadget aman

pada anak balita. Akan tetapi masih banyak peserta yang belum tahu dampak positif penggunaan gadget aman pada anak balita (52,5 %), gadget lebih membantu menstimulasi otak daripada buku

yaitu sebanyak 42,5%.

Tabel 3. Analisis Bivariat antara Pengetahuan Pre Test dan Post Test Tingkat

Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan sebelum pelatihan yaitu

10,2 dan sesudah pelatihan mengalami peningkatan menjadi 12,9, dengan nilai perbedaan rata-rata

2,7. Nilai p yaitu 0,000 < 0,05 yang bermakna bahwa ada perbedaan yang signifikan antara

pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian informasi.

Hasil penelitian lain menunjukkan pengetahuan gizi pada sampel mengalami peningkatan

(17,44 point). Secara statistik ada perbedaan pengetahuan gizi anak SD yang anemia sebelum dan

sesudah intervensi. Simpulan penelitian adalah pendidikan gizi efektif dalam meningkatkan

pengetahuan gizi. (Zulaekah, 2011). Pemberdayaan pada tokoh masyarakat merupakan domain

dalam pendekatan pemberdayaan khususnya pemberdayaan dalam bidang kesehatan. Tokoh

masyarakat yang diberikan pendidikan kesehatan yaitu kader posyandu dan pengurus PKK yang

dapat memudahkan dalam upaya penyebarluasan informasi di masyarakat khususnya pada

keluarga yang memiliki anak balita.

Domain pemberdayaan dapat dilakukan sebagai berikut yaitu partisipasi, organisasi

berbasis masyarakat, kepemimpinan local, mobilisasi sumber daya, atas dasar permintaan,

penilaian masalah, berkaitan dengan orang lain dan organisasi, peran agen luar; dan manajemen

program.(Laverack, 2006)Peran masyarakat belum mencerminkan upaya pengendalian demam

berdarah sehingga hal ini mungkin menjadi penyebab sulitnya menanggulangi demam berdarah.

(6)

573

hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan peran tokoh masyarakat dalam pengendalian

demam berdarah. (Bahtiar, 2012)

KESIMPULAN

Pemberian informasi melalui intervensi gabungan kepada tokoh masyarakat tentang

pengenalan gadget aman pada anak balita dapat meningkatkan pengetahuan. Intervensi gabungan

dilakukan dengan menggunakan metode KIE melalui ceramah, modul dan leaflet meningkatkan

pengetahuan sebesar 26,47%. Ada perbedaan pengetahuan pengenalan penggunaan gadget aman

pada tokoh masyarakat sebelum dan sesudah intervensi.

Saran yaitu tokoh masyarakat yaitu kader posyandu dan pengurus PKK perlu

menyebarluaskan kepada ibu balita tentang informasi stimulasi penggunaan gadget aman pada anak

balita sehingga sebaran informasi dapat menjadi lebih luas cakupannya

.

DAFTAR PUSTAKA

Bahtiar, Yanyan. 2012. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tokoh Masyarakat Dengan Perannya Dalam Pengendalian Demam Berdarah Di Wilayah Puskesmas Kawalu Kota Tasikmalaya ASPIRATOR 4(2), 2012 : 73-84 © Penerbit Loka Litbang P2B2 Ciamis.

Bandura, Albert. 2009. Social Cognitive Theory of Mass Communication. Stanford University.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Stimulasi Tumbuh Kembang Anak. Departemen Kesehatan. Jakarta

Iswidharmanjaya. 2013. Bila Si Kecil Bermain Gadget. Surabaya Beranda Agency

Kasmel, Anu; Tanggaard, Pernille. 2011. Evaluation of Changes in Individual Community-Related Empowerment in Community Health Promotion Interventions in Estonia. International Journal Environ Res Public Health. 2011 Jun; 8(6): 1772–1791.

Laverack G. 2006. Improving health outcomes through community empowerment: a review of the literature.J Health Popul Nutr. 2006 Mar;24(1):113-20.

Lindacherhttp://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/javascript:popRef('corresp1-0163278716688065','','','aop'),Verena; Curbach, Janina; Warrelmann, Berit; Branstetter, Susanne; Loss, Julika. 2017. Evaluation of Empowerment in Health Promotion Interventions A Systematic Review. Sage Journal February 16

Maulida, Hidayahti. 2013. Menelisik Pengaruh Penggunaan Aplikasi Gadget terhadap Perkembangan Psikologi Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan. FKIP Universitas Negeri Semarang

Sari, Tra Puspita; Mitsalia, Amy Asma. 2016. Pengaruh Penggunaan Gedget terhadap Personal Sosial Anak Usia Pra Sekolah di TKIT Al Mukmin. Profesi, Volume 13 No 2 Maret

(7)

574

Zulaekah, Siti. 2011. Pendidikan Gizi dengan Media Booklet terhadap Pengetahuan Gizi. Jurnal

Gambar

Tabel 2. Distribusi Jawaban Pretes dan Postes Pengetahuan Penggunaan Gadget Aman

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis deskriptif dan inferensial menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran learning cycle efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika materi

Terdapat tiga sistem pemeliharaan da- lam usaha ternak ayam buras, yakni : (1) Sistem pemeliharaan ekstensif (tradisional) yang umum dilakukan rumah tangga di pede- saan

Data pada Gambar 2 juga menunjukkan bahwa penggunaan arang aktif sebagai adsorben dalam jumlah (konsentrasi) yang semakin meningkat, dihasilkan minyak sawit dengan

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (adjusted R 2 ) sebesar 0,658, hal ini berarti bahwa variabel independen dalam model (Persepsi

menghasilkan barang dan jasa agar dapat mengimbangi keinginan yang terbatas B. Manusia harus mampu menggunakan sumber daya yang tidak terbatas untuk.. menghasilkan barang dan jasa

Y : Pola makan yang saya sudah lakukan memang untuk 4 sehat 5 sempurna belum diterapkan dengan baik, karena misalnya sayur saya biasa makan sayur mungkin seminggu sekali karena

meningkatkan loyalitas nasabah e- banking di Bank Mandiri di Surabaya. b) Berdasarkan hasil penelitan, masih ada beberapa responden yang menyatakan sangat tidak

Hal ini tercermin dari adanya berbagai identifikasi masalah yang mendasar di kelas IV MI Salafiyah 02 Kalimas yaitu: masih banyaknya siswa dengan nilai di bawah KKM,