• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pemberian edukasi tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat di dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman Yogyakarta : kajian kadar kolesterol total - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh pemberian edukasi tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat di dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman Yogyakarta : kajian kadar kolesterol total - USD Repository"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

MAGUWOHARJO-SLEMAN, YOGYAKARTA (Kajian Kadar Kolesterol Total)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Made Ayu Septiani Kusuma Dewi NIM: 048114009

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(3)
(4)

Tidak ada sahabat yang melebihi ilmu pengetahuan,

Tidak ada musuh yang lebih berbahaya dari nafsu jahat dari hati sendiri,

Tidak ada cinta yang melebihi cintanya orang tua terhadap anaknya,

Tidak ada kekuatan yang dapat menyamai nasib.

(Nts. II. 5)

Setulus Hati Kupersembahkan Karya Ini Kepada :

♦ Keluargaku Terkasih : Bapak, Ibu, Kakakku Nita, Adikku Febi dan Eca yang senantiasa memberi dukungan, kasih dan doa.

♦ Sahabat dan Temanku yang memberi warna dalam hidupku.

♦ Almamaterku tempat aku menuntut ilmu.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(5)

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Made Ayu Septiani Kusuma Dewi

Nomor Mahasiswa : 048114009

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“Pengaruh Pemberian Edukasi Tentang Sindrom Metabolik Terhadap Perilaku Masyarakat di Dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta (Kajian Kadar Kolesterol Total)” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 21 Juli 2008

Yang menyatakan

(6)

PRAKATA

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widi Waça dengan tangan kasih-Nya yang senantiasa menuntun Penulis sehingga skripsi yang

berjudul “PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TENTANG SINDROM

METABOLIK TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DI DUSUN KRODAN, MAGUWOHARJO-SLEMAN, YOGYAKARTA (Kajian Kadar Kolesterol Total)” ini dapat diselesaikan.

Skripsi ini secara khusus diajukan kepada Fakultas Farmasi, Jurusan

Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk memenuhi sebagian syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi.

Terwujudnya skripsi ini juga berkat bantuan dan dorongan dari beberapa

pihak. Untuk itu pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya atas segala bantuan dan jasa yang diberikan dalam

menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada :

1. Bupati Sleman c.q BAPPEDA Sleman yang telah memberikan ijin untuk

penelitian di Dusun Kodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta.

2. Ketua Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan yang telah

memberikan ijin untuk penelitian di Dusun Kodan, Maguwoharjo-Sleman,

Yogyakarta.

3. Ibu Rita Suhadi, M.Si, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta dan selaku pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan masukan sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik.

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(7)

4. Ibu Christine Patramurti, M.Si, Apt., selaku Ketua Jurusan Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5. Bapak Yosef Wijoyo, S.Si, Apt., M.Si., selaku Dosen Pembimbing

Akademik Jurusan Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan

selaku dosen penguji, atas kritik dan saran yang telah diberikan sehingga

skripsi ini menjadi lebih baik.

6. Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes., selaku dosen penguji, atas kritik

dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

7. Bapak dr. Rustamaji, M.Kes., selaku dosen pendamping, atas bantuan dan

kerjasamanya khususnya dalam ijin penelitian Komisi Etik sehingga

skripsi ini dapat dilakukan dan berjalan dengan baik.

8. Para dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang

sebelumnya telah membekali ilmu sebagai landasan dalam menyelesaikan

skripsi ini.

9. Segenap staf dan karyawan Fakultas Farmasi atas bantuan dan

kerjasamanya.

10.Segenap staf dan karyawan perpustakaan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta atas bantuan dan kerjasamanya.

11.Bapak dan Ibuku tersayang dan tercinta, yang telah memberikan kasih

sayang, cinta, doa, dukungan, semangat dan biaya untuk kuliah.

12.Kakakku Mbak Nita, Adik-adikku tercinta dan tersayang Febi dan Eca,

yang selalu memberi semangat dan doa.

(8)

13.Saudara-saudaraku tercinta yang ada di Bali, Yogya dan Sumbawa terima

kasih atas doa dan dukungan yang diberikan.

14.Kelompok skripsiku Rina, Dipta, Heti dan Duma, terima kasih atas

kerjasamanya, akhirnya selesai juga.

15.Teman-temanku Pipit, Atin, Reni, Retri, Amanda, Rina, Wiwid, Oktav,

Novi, terima kasih buat persahabatan dan semangatnya.

16.Saudaraku Poppy, Prima, Krisna, Ririn, Darwin, Inne, dan Funny, terima

kasih telah menjadi keluarga baruku selama KKN dan semangat serta

dukungan yang diberikan.

17.Bapak Agus, Ibu dan Ivan, terima kasih atas tumpangan tidurnya selama

KKN dan atas dukungan yang telah diberikan.

18.Teman-teman Far’04, khususnya FKK buat keceriaan, kerjasama dan

dukungannya.

19.Teman-teman KMHD “Swastika Taruna” Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

20.Para Karyawan Universitas Sanata Dharma, terima kasih atas

kerjasamanya sehingga skripsi ini dapat berjalan lancar.

21.Ibu RW Krodan, Ibu Sri Handayani, terima kasih atas bantuannya dalam

mencari responden.

22.Pihak laboratorium Prodia, khususnya Mas Yudi, atas kerjasamanya dan

bantuannya dalam pelaksanaan skripsi ini.

23.Bapak Alaska, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(9)

24.Serta semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa laporan skripsi ini belum sempurna, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kebaikan Penulis di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 16 Juli 2008

Penulis

(10)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(11)

INTISARI

Sindrom metabolik adalah sekelompok kelainan metabolik, baik lipid maupun non lipid, yang merupakan faktor resiko penyakit jantung koroner. Prevalensi sindroma metabolik dapat dipastikan cenderung meningkat oleh karena meningkatnya prevalensi obesitas maupun obesitas sentral. Kita dapat mencegah dan menunda terjadinya sindrom metabolik dengan perubahan gaya hidup. Keberhasilan mengontrol sindrom metabolik didapat dengan usaha dalam jangka panjang dan kerja sama dengan penyedia pelayanan kesehatan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat di dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman,Yogyakarta yang terkait dengan kadar kolesterol total. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental kuasi dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah non-randomized pretest-postest control group design. Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif dan statistik uji menggunakan Independent Sampels T-Test dengan taraf kepercayaan 90%, yang dimaksud pemberian perlakuan disini adalah pemberian edukasi tentang sindrom metabolik yang berupa informasi tertulis.

Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan profil responden secara keseluruhan antara kelompok edukasi dengan kelompok non edukasi kecuali pada lingkar pinggang laki-laki. Dari hasil kuisioner, pemberian edukasi di dusun Krodan belum bermakna. Profil kadar kolesterol total responden sebelum dan sesudah pemberian edukasi tidak berbeda signifikan antara kedua kelompok. Berdasarkan umur rata-rata selisih kadar kolesterol total terbaik pada kelompok edukasi terjadi pada umur ≥43-≤45 tahun sebesar -14mg/dL sedangkan pada kelompok non edukasi pada umur ≥35-≤38 tahun sebesar 0,8mg/dL, berdasarkan jenis kelamin rata-rata selisih kadar kolesterol total terbaik pada kelompok edukasi yaitu pada jenis kelamin laki-laki sebesar -11,4mg/dL sedangkan pada kelompok non edukasi pada jenis kelamin perempuan sebesar 6,9mg/dL dan berdasarkan tingkat pendidikan rata - rata selisih kadar kolesterol total terbaik pada kelompok edukasi adalah Sekolah Dasar yaitu sebesar -20mg/dL sedangkan pada kelompok non edukasi adalak di atas SMU sebesar 2mg/dL.

Kata kunci: sindrom metabolik, kadar kolesterol total, pemberian edukasi, perilaku

(12)

ABTRACT

Metabolic syndrome is a group of abnormal metabolic, lipid or nonlipid to shape risk factor coronary heart disease. Prevalance of metabolic syndrome can certainly inclining increase because increase of prevalence obesity or central obesity. We can to prevent and delay heppening metabolic syndrome with therapeutic life style. Success to controlling metabolic syndrome to be able with long term action and cooperate with healty care.

The purpose of this research is it know influence getting education about metabolic syndrome to society behavior at Krodan, Maguwoharjo, Sleman Yogyakarta taken in total cholesterol concentration. This research is a quasi experimental research with non-randomize pretest-posttest control group design. The analysis of this research is descriptive analusis and a statistic with Independent Samples T-Test with 90% of signification.

The result show not significant difference in the totality profil respondences between education group and non education group except in waist circumference. From result of quisioner the influence getting education at dusun Krodan no significant yet. From total cholesterol concentration respondences before and after getting education not significant difference for both of the groups. Based on age, the average difference total cholesterol concentration education group the best in

≥43-≤45 years old is -14 mg/dL exactly non education group the best in ≥35-≤38 years old is 0,8mg/dL ,base on sex the average difference total cholesterol concentration education group the best in male is -11,4 mg/dL exactly non education group the best in famale in 6,9mg/dL and base on level of education, the average difference total cholesterol concentration education group the best in elemantary school is -20 mg/dL exactly non education group the best in over senior high school is 2mg/dL.

Key words : metabolic syndrome, total cholesterol concentration, getting education, behavior.

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

PRAKATA ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...ix

INTISARI ... x

ABSTRACT ...xi

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL...xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN...ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

1. Permasalahan ... 3

2. Keaslian Penelitian... 4

3. Manfaat Penelitian ... 5

B. Tujuan Penelitian ... 5

1. Tujuan Umum ... 5

2. Tujuan Khusus ... 5

(14)

BAB II PENELAAH PUSTAKA ... 7

A. Sindrom Metabolik ... 7

1. Pengertian... 7

2. Faktor Risiko... 8

3. Kriteria Diagnostik Sindrom metabolik ... 9

4. Patogenesis Sindrom Metabolik... 10

5. Penatalaksanaan Sindrom Metabolik ... 12

B. Kolesterol ... 12

C. Dislipidemia ... 14

D..Edukasi ... 15

E. Terapeutic Life Style... 16

F. Perilaku ... 17

G. Landasan Teori... 18

H. Hipotesis ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 21

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 21

B. Variabel ... 22

1. Variabel bebas... 22

2. Variabel Tergantung... 22

C. Definisi Operasional ... 22

D. Subyek Penelitian... 24

E. Tempat Penelitian ... 27

F. Ruang Lingkup... 28

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(15)

G. Teknik Sampling ... 29

H. Instrumen Penelitian ... 29

I. Jalannya Penelitian... 29

1. Analisis situasi ... 29

2. Pembuatan leaflet... 31

3. Pembuatan kuisioner ... 31

4. Uji coba kuisioner ... 34

5. Penyebaran kuisioner ... 34

6. Pemberian edukasi ... 35

7. Wawancara terstruktur ... 35

8. Pengambilan sampel darah... 36

9. Pengujian kadar kolesterol total ... 37

10.Pengolahan data ... 37

11.Analisis data penelitian ... 38

J. Kesulitan Penelitian ... 39

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Profil responden secara keseluruhan terkait sindrom metabolik yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, faktor merokok, BMI (Body Mass Index), lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang-lingkar pinggul, tekanan darah, gula darah puasa, dan kadar kolesterol total ... 40

B. Pengaruh edukasi tentang Sindrom Metabolik terhadap perilaku masyarakat di Dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta... 47

(16)

C. Profil kadar kolesterol total sebelum dan sesudah pemberian edukasi

serta evaluasinya berdasarkan pengaruh umur, jenis kelamin serta

tingkat pendidikan... 49

D. Ringkasan Pembahasan... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... ... 59

A. Kesimpulan ... ... 59

B. Saran ... ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... ... 61

LAMPIRAN... ... 64

BIOGRAFI PENULIS ... ... 129

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(17)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Kriteria Sindrom Metabolik Menurut WHO tahun 1998 ... 9

Tabel II. Kriteria Sindrom Metabolik Menurut NCEP ATP III ...10

Tabel III. Klasifikasi Kolesterol Total, LDL, dan HDL ...14

Tabel IV. Kriteria Sindrom Metabolik dalam Penelitian ... 22

Tabel V. Distribusi Pertanyaan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan yang Terdapat dalam Kuisioner ... 32

Tabel VI. Distribusi Jenis Pertanyaan Favourable dan Nonfavourable yang Terdapat dalam Kuisioner ... 32

Tabel VII. Profil Awal Sindrom Metabolik secara Keseluruhan terkait Sindrom Metabolik ... 40 Tabel VIII. Data Faktor Risiko Awal Responden terkait Sindrom Metabolik ... 45

Tabel IX. Data Faktor Risiko Akhir Responden terkait dengan Sindrom Metabolik... 46

Tabel X. Profil Akhir Sindrom Metabolik secara Keseluruhan... 50

(18)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Pasien Sindrom Metabolik ... 7

Gambar 2. Patofisiologi Sindrom Metabolik ... 11

Gambar 3. Penatalaksanaan Sindrom Metabolik ... 12

Gambar 4. Rancangan Penelitian Non-randomized Pretest-posttest Control Group Design ...21

Gambar 5. Skema Pembagian Subyek Penelitian ... 27

Gambar 6. Ruang Lingkup Penelitian... 28

Gambar 7. Persentase Jumlah Responden ditinjau dari Segi Umur... 42

Gambar 8. Persentase Jumlah Responden ditinjau dari Segi Jenis Kelamin ... 43

Gambar 9. Persentase Jumlah Responden ditinjau dari Segi Tingkat Pendidikan... 44

Gambar 10. Rata-rata Nilai Kuisioner Responden... 48

Gambar 11. Rata-rata Selisih Nilai Kuisioner Responden... 48

Gambar 12. Rata-rata Selisih Kadar Kolesterol Total ... 50

Gambar 13. Rata-rata Selisih Kadar Kolesterol Total ... 51

Gambar 14. Rata-rata Selisih Kadar Kolesterol Total ditinjau dari Umur ... 53

Gambar 15. Rata-rata Selisih Kadar Kolesterol Total ditinjau dari Jenis Kelamin ... 55

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(19)

Gambar 16. Rata-rata Selisih Kadar Kolesterol Total ditinjau dari

Tingkat Pendidikan ... 56

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat ijin penelitian ... 64

Lampiran 2. Kuisioner penelitian ... 66

Lampiran 3. Panduan wawancara ... 70

Lampiran 4. uji normalitas data dan uji T-Test Profil Responden... 72

Lampiran 5. Hasil uji normalitas data dan uji T-Test Kuisioner ... 91

Lampiran 6. Hasil uji normalitas data dan uji T-Test Kadar Kolesterol ... 92

Lampiran 7. Hasil skoring pre test responden tes lab dengan perlakuan edukasi ... 93

Lampiran 8. Hasil skoring pre test responden tes lab tanpa perlakuan edukasi ... 94

Lampiran 9. Hasil skoring pretest responden tanpa tes lab dengan perlakuan edukasi... 95

Lampiran 10. Hasil skoring pretest responden tanpa tes lab tanpa perlakuan edukasi... 96

Lampiran 11. Hasil skoring post test responden lab dengan perlakuan edukasi ... 97

Lampiran 12. Hasil skoring post test responden lab tanpa perlakuan edukasi ... 98

Lampiran 13. Hasil skoring post test responden non lab dengan perlakuan edukasi ... 99

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(21)

Lampiran 14. Hasil skoring post test responden lab tanpa perlakuan

edukasi ... 100

Lampiran 15. Data Karakteristik Responden Perempuan Nonedukasi dan diuji laboratorium ... 101

Lampiran 16. Data Karakteristik Responden Perempuan Nonedukasi dan nonlaboratorium ... 102

Lampiran 17. Data Karakteristik Responden Laki-laki Nonedukasi dan diuji Laboratorium ... 103

Lampiran 18. Data Karakteristik Responden Laki-laki Nonedukasi dan diuji nonLaboratorium ... 104

Lampiran 19. Data Karakteristik Responden Perempuan Edukasi dan diuji Laboratorium ... 105

Lampiran 20. Data Karakteristik Responden Perempuan Edukasi dan nonLaboratorium... 106

Lampiran 21. Data Karakteristik Responden Laki-laki yang diuji Laboratorium dan Diedukasi ... 107

Lampiran 22. Data Karakteristik Responden Laki-laki Edukasi dan Nonlaboratorium ... 108

Lampiran 23. Hasil wawancara ... 109

Lampiran 24. Kategori hasil wawancara ... 125

Lampiran 25. Leaflet Sindrom Metabolik ... 126

Lampiran 26. Informed Concert... 128

(22)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Istilah Sindrom X pertama kali diperkenalkan oleh Gerald Reaven, seorang peneliti dan profesor di Universitas Stanford pada tahun 1988. Sindrom X merupakan kumpulan dan kombinasi dari beberapa faktor risiko antara lain penyakit kardiovaskuler dan diabetes. Sindrom ini memiliki banyak nama seperti sindrom metabolik, sindrom obesitas, sindrom resistensi insulin, dan sindrom Reaven (Anonim, 2007c).

Menurut National Cholesterol Education Program Expert Panel on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults

Treatment Panel III (NCEP ATP III) tahun 2001, sindrom metabolik adalah sekelompok kelainan metabolik, baik lipid maupun non lipid, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner. Kelainan metabolik tersebut meliputi obesitas sentral, dislipidemia aterogenik (kadar trigliserida meningkat dan kadar kolesterol high density liporotein/HDL rendah), tekanan darah meningkat, dan resistensi insulin (dengan atau tanpa intoleransi glukosa).

Sekitar 47 juta orang dewasa di Amerika Serikat (sebanyak 25 %) menderita sindrom metabolik, dan jumlah tersebut selalu bertambah. Peningkatan jumlah penderita pada kondisi ini dihubungkan dengan peningkatan pada laju obesitas diantara orang dewasa. Di masa depan sindrom metabolik dapat menyusul perokok sebagai penyebab utama penyakit jantung. Kita dapat

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(23)

mencegah dan menunda terjadinya sindrom metabolik dengan perubahan gaya

hidup. Gaya hidup yang sehat dapat menyebabkan hidup lebih lama. Keberhasilan

mengontrol sindrom metabolik didapat dengan usaha dalam jangka panjang dan

kerja sama dengan penyedia pelayanan kesehatan (Anonim, 2007a). Di Indonesia,

adanya peningkatan gaya hidup mewah dengan konsumsi makanan tinggi gula

dan lemak semakin meningkatkan kejadian obesitas yang menjadi salah satu

gejala sindrom metabolik. Penelitian yang dilakukan oleh Indonesian Society for

Study of Obesity (ISSO) pada tahun 2004, di Indonesia menunjukkan adanya

kenaikan jumlah pria yang tergolong obesitas menjadi 9,16% dan pada wanita

menjadi 11,02% (Anonim, 2007c).

Suatu penelitian di Makassar yang melibatkan 330 orang pria berusia

antara 30-65 tahun dan menggunakan kriteria NCEP ATP III dengan ukuran

lingkar pinggang yang disesuaikan untuk orang Asia menemukan prevalensi

sebesar 33,9%. Prevalensi yang lebih tinggi yaitu sebesar 62,0%, ditemukan pada

subyek dengan obesitas sentral. Suatu penelitian di Makassar pada tahun 2002

yang memeriksa pengunjung klinik untuk pemeriksaan kesehatan rutin ditemukan

prevalensi sindroma metabolik sebesar 35,6%, jumlah pada wanita lebih banyak

dibandingkan pria yaitu masing-masing sebesar 42,3% dan 29,8% (Anonim,

2007c).

Salah satu artikel yang dimuat pada harian Kompas, Yogyakarta, pada

tanggal 13 Februari 2006 menyebutkan bahwa dalam satu dekade terakhir, tren

penyakit di Yogyakarta telah bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit

(24)

3

lain hipertensi, diabetes, kolesterol, kanker, jantung, dan stroke. Pergeseran ini

berkaitan erat dengan tingginya angka usia harapan hidup warga Yogyakarta yang

mencapai 75 tahun. Seperti diketahui, semakin tua usia seseorang, maka akan

semakin mudah terserang penyakit, karena daya tahan tubuh akan berkurang

seiring dengan pertambahan usia.

Dalam penelitian ini, dipilih dusun Krodan sebagai tempat penelitian

dengan alasan karena berdasarkan analisis situasi yang peneliti lakukan, sebanyak

12 orang dari 63 orang (19,05%) masyarakat dusun ini mengalami penyakit

degeneratif yang kemungkinan dapat mengarah ke sindrom metabolik.

Pemberian edukasi pada penelitian ini diharapkan lebih meningkatkan

pengetahuan masyarakat mengenai sindrom metabolik yang berhubungan dengan

penyakit kardiovaskular. Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat ini

diharapkan dapat mengubah perilakunya sehubungan dengan pandangannya

terhadap sindrom metabolik. Masyarakat akan lebih memperhatikan kesehatannya

dan kesadaran akan bahaya sindrom metabolik akan lebih meningkat.

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut ini.

1. Bagaimanakah profil responden secara keseluruhan terkait sindrom

metabolik yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, BMI

(Body Mass Index), lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang-lingkar

pinggul, tekanan darah, gula darah puasa, dan kadar kolesterol total?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(25)

b. Apakah ada pengaruh edukasi tentang sindrom metabolik terhadap

perilaku masyarakat di dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta?

c. Seperti apakah profil kadar kolesterol total sebelum dan sesudah

pemberian edukasi serta evaluasinya berdasarkan pengaruh umur, jenis

kelamin, serta tingkat pendidikan?

2. Keaslian Penelitian

Penelitian sejenis yang sudah pernah dilakukan yaitu “ Prevalensi Sindrom

Metabolik Non DM di RSUD KOJA, Jakarta Periode tahun 2000-2004” (Santoso,

Ndraha, Jeffry, Gunarso, 2004). Penelitian tersebut menggunakan pasien penyakit

dalam yang menderita sindrom metabolik non DM dan jenis penelitian yang

digunakan adalah metode survei yang bersifat deskriptif potong lintang,

retrospektif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kuisioner yang

diberikan sebelum dan sesudah pemberian edukasi (informasi) tentang sindrom

metabolik berupa leaflet, selain itu dilakukan wawancara terstruktur dengan

responden. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada

penelitian ini lebih menitikberatkan pengaruh edukasi tentang sindrom metabolik

terhadap perilaku masyarakat dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta

khususnya terkait dengan kadar kolesterol total selain itu peneliti menggunakan

responden yang memiliki BMI ≥ 23, berumur ≥35-≤45 tahun dan belum pernah diterapi terkait dengan sindrom metabolik serta menggunakan jenis penelitian

eksperimental semu (kuasi) dengan non-randomized pretest-posttest control group

(26)

5

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

Diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan gambaran atau referensi

dan pengetahuan tentang pemberian edukasi sindrom metabolik khususnya

yang terkait dengan kadar kolesterol total pada masyarakat di dusun

Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta.

b. Manfaat praktis

Data yang diperoleh diharapkan dapat digunakan sebagai acuan

pihak-pihak terkait dalam masalah sindrom metabolik terkait dengan kadar

kolesterol total dan dapat memberikan informasi mengenai sindrom

metabolik sehingga diharapkan dapat mencegah penyakit-penyakit dan

menekan angka kejadian sindrom metabolik.

B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi

tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat di dusun Krodan,

Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta terkait dengan kadar kolesterol total.

2. Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

a. Untuk mengetahui profil responden secara keseluruhan terkait sindrom

metabolik yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, BMI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(27)

(Body Mass Index), lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang-lingkar

pinggul, tekanan darah, gula darah puasa, dan kadar kolesterol total.

b. Untuk mengetahui pengaruh edukasi tentang sindrom metabolik terhadap

perilaku masyarakat di dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta.

c. Untuk mengetahui profil kadar kolesterol total sebelum dan sesudah

pemberian edukasi serta evaluasinya berdasarkan pengaruh umur, jenis

(28)

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Sindrom Metabolik 1. Pengertian

Menurut National Cholesterol Education Program Expert Panel on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults

Treatment Panel III (NCEP ATP III) tahun 2001, sindrom metabolik adalah sekelompok kelainan metabolik, baik lipid maupun non lipid, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner. Kelainan metabolik tersebut meliputi obesitas sentral, dislipidemia aterogenik (kadar trigliserida meningkat dan kadar kolesterol high density liporotein/HDL rendah), tekanan darah meningkat, dan resistensi insulin (dengan atau tanpa intoleransi glukosa).

Gambar1. Pasien yang Terkena Sindrom Metaboli

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(29)

2. Faktor Risiko

Lima kondisi dibawah ini terdaftar sebagai faktor risiko metabolik

gangguan jantung. Sindrom metabolik didiagnosis ketika seseorang mempunyai

minimal tiga faktor risiko gangguan jantung dibawah ini.

a. Ukuran pinggang yang lebar. Hal ini disebut dengan kegemukan perut

atau mempunyai perut bulat seperti apel (“having an apple shape”).

Kelebihan lemak pada area perut sangat berisiko mengalami gangguan

jantung dibandingkan dengan kelebihan lemak pada bagian tubuh lain,

seperti pada pinggul.

b. Tingginya tingkat kadar trigliserida di dalam darah. Trigliserida

merupakan jenis lemak yang ada di dalam darah.

c. Rendahnya HDL kolesterol di dalam darah. HDL adalah kolesterol yang

“baik” dipertimbangkan karena rendahnya HDL kolesterol dapat

menyebabkan gangguan jantung.

d. Tingginya tekanan darah. Tekanan darah diketahui dengan adanya dua

angka, biasanya ditulis satu di atas dan satunya di bawah, contoh 120/80

mmHg. Nomor yang di atas menunjukkan tekanan darah sistolik, yang

menggambarkan tekanan aliran darah ketika jantung kontraksi. Nomor

yang di bawah menunjukkan tekanan darah diastolik yang

menggambarkan tekanan aliran darah ketika jantung relaksasi.

e. Tingginya kadar gula (glukosa) puasa. Tingginya kadar gula dapat menjadi

peringatan terkena diabetes.

(30)

9

3. Kriteria Diagnosis Sindrom Metabolik

Saat ini, ada dua kriteria diagnosis sindrom metabolik yang banyak

digunakan, yaitu kriteria WHO 1998 dan kriteria NCEP ATP III 2001. Kriteria

WHO 1998 menekankan pada adanya toleransi glukosa terganggu atau diabetes

melitus, dan atau resistensi insulin yang disertai sedikitnya dua faktor risiko lain,

yaitu hipertensi, dislipidemia, obesitas sentral, dan mikroalbuminuria. Kriteria

sindrom metabolik WHO lebih menekankan adanya toleransi glukosa dan

resistensi insulin. Namun, hal ini sulit dipraktikkan di klinik karena diperlukan

pemeriksaan resistensi insulin dengan teknik euglymic clamp yang mahal, invasif,

dan umumnya tidak tersedia pada banyak pusat kesehatan, selain

mikroalbuminuria yang memerlukan pemeriksaan khusus. Pada 2001, NCEP

ATPIII membuat suatu kriteria yang lebih mudah digunakan di klinik. Kriteria

diagnosis NCEP ATPIII menggunakan komponen kriteria dan parameter yang

lebih mudah untuk diperiksa dan diterapkan oleh para klinisi. Hal ini

dimaksudkan agar lebih mudah dipraktikkan secara klinis dengan tujuan

mempermudah penegakan diagnosis dan mempermudah tindakan pencegahan.

Tabel I. Kriteria Sindrom Metabolik Menurut WHO Tahun 1998

Toleransi glukosa terganggu atau diabetes melitus dan/atau resistensi insulin dengan dua/atau lebih keadaan berikut:

Tekanan darah meningkat ≥ 160/90 mmHg

Trigliserida plasma meningkat ≥ 150 mg/dl

Dan/atau Kolesterol high density lipoprotein rendah Pria Wanita

< 35 mg/dl < 39 mg/dl Obesitassentral

Pria ratio lingkar pinggang-pinggul Wanita ratio lingkar pinggang-pinggul

> 0,9 > 0,85

Indeks Massa Tubuh > 30 kg/m2

Mikroalbuminuria rerata ekskresi albumin urin Ratio albumin : kreatinin

> 20 g/menit ≥ 30 mg/gr

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(31)

Tabel II. Kriteria Sindrom Metabolik Menurut NCEP ATP III Tahun 2001

Diagnosis sindrom metabolik ditegakkan bila didapatkan 3 atau lebih faktor resiko tersebut dibawah ini:

Obesitasabnormal (lingkar pinggang): Pria Wanita

> 90 cm > 80 cm

Trigliserida ≥ 150 mg/dl

Kolesterol HDL: Pria Wanita

< 40 mg/dl < 50 mg/dl

Tekanan Darah ≥ 130 / ≥85 mmHg

Glukosa plasma puasa ≥ 110 mg/dl

(Ardiansjah, Adam, 2004)

4. Patogenesis Sindrom Metabolik

Menurut Adult Treatment Panel III (ATP III), penyakit kardiovaskular

merupakan outcome primer dari sindrom metabolik. Ada enam komponen

sindrom metabolik yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskular menurut

ATP III, yaitu sebagai berikut ini.

a. Obesitas abdominal, yang dapat dilihat dengan meningkatnya ukuran

lingkar pinggang.

b. Dislipidemia aterogenik, yang manifestasinya berupa peningkatan

trigliserida dan rendahnya konsentrasi HDL pada analisis lipoprotein rutin.

c. Meningkatnya tekanan darah, yang dihubungkan dengan obesitas dan

umumnya terjadi pada orang yang mengalami resistensi insulin.

d. Resistensi insulin dengan atau tanpa intoleransi glukosa, yang terutama

terjadi pada orang dengan sindrom metabolik.

e. Stadium proinflamasi, yang secara klinis dapat diperhatikan dengan

adanya peningkatan C-reactive protein (CRP). Salah satu penyebabnya

adalah obesitas, karena kelebihan jaringan adiposa akan mendatangkan

(32)

11

f. Stadium protrombotik, yang dikarakteristikkan dengan peningkatan

plasma plasminogen activator inhibitor (PAI)-1 dan fibrinogen, juga

dihubungkan dengan sindrom metabolik. Fibrinogen, suatu fase akut

reaktan seperti CRP, mengalami peningkatan sebagai respon terhadap

tingginya stadium sitokin.

(Scott, Bryan, James, Sidney, Claude, 2004)

OVERNUTRISI, AKTIVITAS FISIK TIDAK ADA

AKUMULASI LIPID

OBESITAS (ABDOMINAL)

DISREGULASI FUNGSI ADIPOSITOKIN DAN

PRODUKSINYA

RESISTENSI INSULIN

HIPERLIPIDEMIA INTOLERANSI GLUKOSA

ATHEROSKLEROSIS

HIPERTENSI

Gambar 2. Patofisiologi Sindrom metabolik

( Anonim, 2007d ) Sekarang ini, tidak dijelaskan apakah sindrom metabolik hanya disebabkan

oleh suatu hal, namun hal ini dapat dipercepat dengan adanya banyak faktor risiko

yang mendasar. Yang terpenting dari faktor risiko yang mendasar adalah obesitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(33)

pada perut dan resistensi insulin. Kondisi lain yang dapat dihubungkan yaitu

meliputi kondisi fisik yang inaktif, ketidakseimbangan sistem hormon dan faktor

genetik atau kecenderungan etnis (Anonim, 2004).

5. Penatalaksanaan Sindrom Metabolik

Sindrom metabolik terdiri atas dua komponen utama, yaitu obesitas sentral

dan beberapa faktor risiko penyakit jantung koroner baik berupa kelainana lipid

maupun non lipid. Oleh karena itu, NCEP membagi penatalaksanaan tersebut

yang ditujukan pada penyebab utama sindrom metabolik (yaitu menurunkan berat

badan dan meningkatkan aktivitas tubuh) dan terapi yang ditujukan kepada faktor

risiko lipid dan non lipid yang didapatkan pada penderita. Walaupun obesitas

merupakan masalah utama pada sindrom metabolik, sesuai kesepakatan NCEP

ATP III, dalam penatalaksanaan sindrom metabolik tetap harus didahulukan

mencapai sasaran kolesterol LDL yang diinginkan sesuai jumlah faktor risiko

yang ditemukan pada penderita.

Terapi terhadap obesitas, pembatasan kalori, olah raga, obat penurun berat badan

Terapi terhadap faktor risiko Dislipidemia

Hipertensi Hiperglikemia

Gambar 3. Penatalaksanaan Sindrom Metabolik

(Ardiansjah, Adam, 2004)

B. Kolesterol

Kolesterol merupakan bentuk lipid atau lemak yang dibutuhkan dalam diri

(34)

13

dan untuk membentuk beberapa hormon esensial. Di dalam hati terkandung

kolesterol dan trigliserida serta protein-protein spesial yang sering dikenal dengan

sebutan lipoprotein.

Kolesterol terdapat pada hampir semua sel hewan dan semua manusia.

Pada tubuh kolesterol terdapat dalam darah, empedu, kelenjar adrenal bagian luar

(adrenal cortex) dan jaringan syaraf. Endapan kolesterol apabila terdapat dalam

pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah karena dinding

pembuluh darah menjadi semakin tebal. Hal ini mengakibatkan juga berkurangnya

elastisitas atau kelenturan pembuluh darah. Dengan penyempitan pembuluh darah

dan berkurangnya kelenturan pembuluh darah, maka aliran darah terganggu dan

untuk mengatasi gangguan ini jantung harus memompa darah lebih keras. Hal ini

berarti jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya (Poedjiadi, 2006).

Kolesterol, trigliserida dan fosfolipid adalah jenis lemak terbesar di dalam

tubuh dan ketiganya dihantarkan secara kompleks pada lemak dan protein sebagai

lipoprotein. Lipoprotein plasma merupakan partikel bulat dengan luas permukaan

yang luas pada fosfolipid, kolesterol bebas dan protein serta inti trigliserida dan

ester kolesterol. Tiga kelas utama lipoprotein yang terdapat dalam serum adalah

low-density lipoproteins (LDLs), high-density lipoproteins (HDLs), dan very

low-density lipoproteins (VLDLs). Intermediet-density lipoproteins terdapat diantara

VLDL dan LDL dan dimasukkan kedalam pengertian LDL pada pengertian klinik

secara umum. Ketidaknormalan jumlah lipoprotein plasma dapat menyebabkan

predisposisi serangan jantung, cerebrovaskular, dan gangguan pembuluh darah

perifer. Akumulasi secara berlebihan dapat meningkatkan LDL dan menurunkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(35)

HDL pada penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah jantung,

merupakan manifestasi penyakit ischemik jantung, yang sangat umum terjadi dan

signifikan terjadi hiperlipidemia. The National Cholesterol Education Program

(NCEP) Adult Treatment Panel III (ATP III) mempublikasikan laporan

kesimpulan ketiga dan mendapatkan rekomendasi untuk pengaturan

hiperkolesterimia. Kadar kolesterol total di dalam tubuh dapat diklasifikasikan

sebagai berikut pada tabel III.

Tabel III. Klasifikasi Kolesterol Total, LDL, dan HDL

< 200 mg/dl Kadar yangdiinginkan

200 - 239 mg/dl Batas tinggi

Kolesterol total

≥ 240 mg/dl Tinggi

< 100 mg/dl Optimal

100 – 129 mg/dl Mendekati atau diatas optimal

130 – 159 mg/dl Batas tinggi

160 – 189 mg/dl Tinggi

LDL kolesterol

≥ 190 mg/dl Sangat tinggi

< 40 mg/dl Rendah

HDL kolesterol

≥ 60 mg/dl Tinggi

(Tarbelt, 2005)

C. Dislipidemia

Dislipidemia yaitu kelainan metabolisme lipid (lemak) yang ditandai

dengan peningkatan kadar kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL dan/atau

penurunan kadar kolesterol HDL dalam darah (Anonim, 2006b).

1. Lipid pada Aterosklerosis

Penelitian membuktikan bahwa kenaikan kolesterol plasma merupakan

faktor risiko penting untuk berkembangnya PJK (Penyakit Jantung Koroner):

a. Kadar kolesterol total > 6,5 mmol/L melipatgandakan risiko PJK yang

(36)

15

b. Penurunan kadar kolesterol total sebesar 20% akan menurunkan risiko

koroner sebesar 10%.

c. Hubungan yang paling erat adalah dengan kolesterol-LDL, sedangkan

kolesterol-high-density lipoprotein (HDL) bersifat protektif. Salah satu

indikator yang dapat digunakan adalah rasio LDL : HDL, risiko tinggi jika

rasio mencapai > 4.

(Davey, 2006)

Kenaikan kadar kolesterol (terutama LDL teroksidasi) merusak endotelium

dini pada proses aterosklerosis dan dibawa oleh makrofag (sel busa) kedalam inti

lipid dari plak yang telah terbentuk. Menurunkan kadar kolesterol-LDL dapat

mengurangi deposisi kolesterol menjadi plak aterosklerosis dan bisa membalikkan

proses ini. Sangat penting untuk menurunkan kadar kolesterol karena akan

menstabilkan plak, menurunkan risiko ruptur plak akut (Davey, 2006).

D. Edukasi

Pendidikan kesehatan sebagai bagian atau cabang dari ilmu kesehatan,

juga mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan seni. Dari sisi seni yakni praktis atau

aplikasi, pendidikan kesehatan merupakan penunjang bagi program-program

kesehatan lain. Artinya setiap program kesehatan misalnya pemberantasan

penyakit, perbaikan gizi masyarakat, sanitasi lingkungan, kesehatan ibu dan anak,

program pelayanan masyarakat, dan sebagainya, perlu ditunjang atau dibantu oleh

pendidikan kesehatan (di Indonesia sering disebut penyuluhan kesehatan). Atau

pendidikan atau penyuluhan kesehatan merupakan upaya agar masyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(37)

berperilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara persuasi, bujukan,

himbauan, ajakan, memberikan informasi, memberikan kesadaran, dan sebagainya

(Notoatmodjo, 2003).

E. Terapi Perubahan Gaya Hidup (Therapeutic Lifestyle Change/TLC)

TLC merupakan suatu pengobatan yang inovatif berdasarkan pemikiran

modern yang melekat pada gaya hidup zaman dahulu. Metode pengobatan

ditinggalkan dan menekankan perubahan-perubahan di lingkungan dan gaya

hidup. Ada lima aspek penting TLC:

1. Olahraga/aerobik

Olahraga merupakan antidepresan yang poten. Menaikkan denyut nadi antara

120-160 denyut per menit. Dilakukan tiga kali seminggu selama 35 menit.

2. Istirahat yang cukup, tidur selama 7 sampai 8 jam setiap malam.

3. Asam lemak omega-3, pemasukan omega-3 (terutama bentuk molekuler yang

disebut EPA) dapat menurunkan tekanan atau depresi. Penelitian

merekomendasikan dosis satu kali sehari 1000 miligram EPA, yang

mengandung minyak ikan dengan konsentrasi tinggi.

4. Interaksi sosial, dukungan sosial membantu mencegah tekanan ketika kita

menderita dalam hidup.

5. Mengurangi pikiran negatif, kesepian dapat mendorong kecenderungan

berpikir negatif. Interaksi sosial dan belajar untuk melibatkan diri dalam

berbagai aktivitas bila sendiri.

(38)

17

F. Perilaku

Skiner seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan

respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh

karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme,

dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skiner ini disebut teori

“ S-O-R ” atau Stimulus-Organisme-Respons (Notoatmodjo, 2003).

Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus

atau rangsangan dari luar, namun dalam memberikan respons sangat tergantung

pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan.

Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut

determinan perilaku (Notoatmodjo, 2003).

Benyamin Bloom, seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku

manusia ke dalam 3 domain, ranah atau kawasan, yaitu kognitif, afektif, dan

psikomotor. Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk

pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yaitu:

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, indera pendengaran,

indera penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(39)

2. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau obyek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung

dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.

Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap

stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang

bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli

psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan

untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum

merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi

tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan

merupakan reaksi terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap

obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek.

3. Praktik atau Tindakan

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau obyek kesehatan, kemudian

mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses

selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktikkan apa yang

diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Inilah yang disebut praktik kesehatan

atau dapat dikatakan perilaku kesehatan (Notoatmodjo, 2003).

G. Landasan Teori

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

(40)

19

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang

(Notoatmojo, 2003). Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup

dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Manifestasi sikap tidak dapat

langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang

tertutup (Notoatmojo, 2003).

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau obyek kesehatan, kemudian

mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses

selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktikkan apa yang

diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Inilah yang disebut praktik kesehatan

atau dapat dikatakan perilaku kesehatan (Notoatmodjo, 2003).

Pemberian edukasi adalah pemberian informasi tertulis tentang sindrom

metabolik dengan media berupa leaflet dan wawancara terstruktur kepada

responden. Pemberian edukasi akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan sikap

seseorang terhadap sesuatu yang baru bagi orang tersebut atau memperjelas

sesuatu yang telah diketahui. Dengan berubahnya tingkat pengetahuan dan sikap

seseorang akan mempengaruhi tingkah laku atau tindakan seseorang terhadap

sesuatu hal agar menjadi lebih baik atau hal yang lebih positif.

Pemberian edukasi pada masyarakat tentang sindrom metabolik akan

mempengaruhi tingkat pengetahuan masyarakat tentang sindrom metabolik.

Berubahnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang sindrom metabolik akan

mempengaruhi perilaku masyarakat tersebut dalam mendukung nilai hidup sehat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(41)

H. Hipotesis

Pemberian edukasi atau informasi tentang sindrom metabolik akan

berpengaruh terhadap perilaku hidup sehat masyarakat di dusun Krodan,

Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta selain itu diharapkan juga terjadi perubahan

kadar kolesterol total sebelum dan sesudah edukasi yang nanatinya akan

(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental semu (kuasi) dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah non-randomized pretest-posttest control group design dan deskriptif evaluatif. Penelitian eksperimental semu adalah suatu penelitian eksperimental dimana peneliti tidak mungkin mengontrol semua variabel luar sehingga perubahan yang terjadi pada efek tidak sepenuhnya oleh pengaruh perlakuan. Ciri khas penelitian eksperimental semu adalah pengelompokan subyek yang dilakukan tidak menggunakan teknik random. Jenis Rancangan eksperimental semu dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh edukasi terhadap perilaku masyarakat di dusan Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta. Rancangan penelitian deskriptif evaluatif digunakan untuk menggambarkan profil responden secara keseluruhan yang terkait sindrom metabolik dan pengaruh umur, jenis kelamin, serta tingkat pendidikan terhadap rata-rata selisih kadar kolesterol total (Pratiknya, 2007).

0 > (X) 0 0 > ( - ) 0

Gambar 4. Rancangan Penelitian Non-randomized Pretest-posttest Control Group Design

21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(43)

B. Variabel 1. Variabel bebas

a. Pemberian edukasi tentang sindrom metabolik khususnya yang terkait

dengan kadar kolesterol total pada masyarakat di dusun Krodan,

Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta.

2. Variabel tergantung

a. Pengetahuan masyarakat di dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman,

Yogyakarta tentang sindrom metabolik.

b. Sikap masyarakat di dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta

terhadap sindrom metabolik.

c. Tindakan masyarakat di dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman,

Yogyakarta terhadap sindrom metabolik.

C. Definisi Operasional

1. Standar sindrom metabolik yang dipergunakan dalam penelitian ini

merupakan gabungan antara NCEP ATP III tahun 2001 dan WHO 1998,

kriterianya dapat dilihat pada tabel IV.

Tabel IV. Kriteria Sindrom Metabolik dalam Penelitian

No. Kriteria sindrom metabolik gabungan antara kriteria ATP III tahun 2001 dan kriteria WHO 1998 NCEP

1. Lingkar pinggang

Wanita Pria

≥ 80 cm

≥ 90 cm

2. IMT (Indeks Massa Tubuh) ≥ 23

3. Tekanan darah > 130/80

4. Kolesterol total > 200 mg/dL

5. Kadar gula puasa < 100 mg/dL

6. Obesitassentral

Pria ratio lingkar pinggang-pinggul Wanita ratio lingkar pinggang-panggul

(44)

23

2. Masyarakat di dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta adalah

orang-orang atau penduduk yang bertempat tinggal atau bakerja di dusun

Krodan, Kecamatan Maguwoharjo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

3. Pemberian edukasi adalah suatu upaya pemberian edukasi (penyuluhan)

seperti leaflet kepada individu/kelompok/masyarakat untuk mempengaruhi

pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat tersebut.

4. Kadar kolesterol yang diteliti dalam penelitian ini adalah kadar kolesterol total

karena terkait dengan keterbatasan biaya penelitian.

5. Profil kadar kolesterol total sebelum dan sesudah pemberian edukasi

digambarkan dengan melihat selisih kadar kolesterol total posttest-prestest.

6. Perilaku dalam penelitian ini meliputi aspek pengetahuan, sikap dan tindakan.

7. Pengetahuan adalah tingkat pemahaman yang dimiliki oleh masyarakat di

dusun Krodan Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta yang terkait dengan

kesehatan dan pola hidup sehat.

8. Sikap adalah suatu kesadaran yang timbul dari diri responden di dusun

Krodan Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta tentang hidup yang sehat.

9. Tindakan adalah penilaian atau pendapat yang sudah di lakukan oleh

responden di dusun Krodan Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta tentang hidup

yang sehat yang terkait pola makan dan olah raga.

10.Profil yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gambaran responden terkait

dengan sindrom metabolik yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, BMI (Body Mass Index), lingkar pinggang, rasio lingkar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(45)

pinggang-lingkar pinggul, tekanan darah, gula darah puasa, dan kadar

kolesterol total.

11.Umur merupakan lama hidup seseorang dari lahir sampai sekarang. Umur

dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 kelompok yaitu ≥35-≤38 tahun, ≥39-≤42 tahun, dan ≥43-≤45 tahun.

12.Tingkat pendidikan dalam penelitian ini dikatagorikan menjadi 4 yaitu SD,

SLTP, SMU dan di atas SMU.

13.Tingkat pendidikan di atas SMU meliputi Diploma dan Sarjana

D. Subyek penelitian

Subyek penelitian yang digunakan adalah masyarakat yang tinggal atau

bekerja di dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta yang bersedia

bekerjasama dengan menjawab pertanyaan dari peneliti baik melalui wawancara,

pengisian kuisioner, diberi edukasi serta bersedia untuk dilakukan pemeriksaan

fisik yang meliputi mengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang,

lingkar pinggul, dan tekanan darah serta bersedia untuk diambil sampel darahnya

untuk dilakukan pengukuran kadar gula darah puasa dan kadar kolesterol total

yang dilakukan sebelum dan sesudah pemberian edukasi. Sebelum melakukan

pengambilan sampel darah, peneliti harus meyakinkan responden untuk

menyetujui surat perjanjian bekerjasama selama 3 bulan dengan mengisi informed

(46)

25

Kriteria responden yang diambil oleh peneliti (kriteria inklusi) dalam

penelitian adalah mempunyai Body Mass Indeks (BMI) ≥ 23 dan berumur 40 ± 5 tahun (≥35-≤45 tahun) serta belum pernah diterapi terkait sindrom metabolik. Selain kriteria inklusi juga terdapat kriteria eksklusi yaitu apabila selama

pemberian edukasi terdapat responden yang menggunakan terapi farkmakologi.

Selanjutnya subyek dalam penelitian ini disebut responden.

Pada awal penelitian ini, responden yang digunakan sebanyak 80 orang.

Responden tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu edukasi dan non edukasi

yang masing-masing berjumlah 40 responden. Dari 2 kelompok tersebut, dibagi

lagi menjadi 2 kelompok yaitu yang mengikuti tes laboratorium (tes lab) dan non

laboratorium (non lab). Dalam hal ini tes laboratorium yang dilakukan meliputi

pengukuran gula darah puasa dan kadar kolesterol total. Karena dalam penelitian

ini peneliti mengkaji kadar kolesterol total sehingga digunakan 40 responden

untuk dites laboratorium. Pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan

sebagian dari jumlah responden dengan alasan karena keterbatasan biaya

penelitian.

Dari jumlah keseluruhan responden terdiri dari 38 laki-laki dan 42

perempuan. Jumlah kelompok edukasi sebanyak 40 responden yang terdiri dari 19

laki-laki ( 8 responden tes lab dan 11 responden non lab ) serta 21 perempuan (12

responden tes lab dan 9 responden non lab) sedangkan jumlah yang non edukasi

sebanyak 40 responden yang terdiri dari 19 laki-laki (8 responden tes lab dan 11

responden non lab) serta 21 perempuan (12 responden tes lab dan 9 responden non

lab). Kelebihan 10 responden pada kelompok edukasi dan kelompok non edukasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(47)

dimaksudkan sebagai cadangan, artinya apabila responden ternyata tidak bersedia

untuk bekerjasama sampai akhir penelitian.

Proporsi responden pada masing-masing kelompok sebelumnya

diusahakan sama atau hampir sama, tetapi karena setelah pembagian kelompok

edukasi dan non edukasi pada awal penelitian ternyata terdapat 1 responden yang

seharusnya termasuk kelompok non edukasi dimasukkan kedalam kelompok

edukasi dengan alasan karena responden tersebut mendapatkan banyak informasi

dari responden lain (tetangga) yang masuk dalam kelompok edukasi selain itu

responden tersebut rajin berolah raga sehingga peneliti memasukkan responden

tersebut ke dalam kelompok edukasi.

Dari 80 responden, ternyata yang berhasil mengikuti penelitian sampai

selesai (posttest) adalah sebanyak 78 responden. Dua responden yang tidak

berhasil mengikuti penelitian adalah responden dari kelompok edukasi-tes lab dan

non edukasi-lab. Sedangkan untuk kelompok lainnya pada akhir penelitian

jumlahnya tetap. Sehingga jumlah responden untuk kelompok edukasi sebanyak

40 responden yang terdiri dari 20 laki-laki (8 responden tes lab dan 11 responden

non lab) serta 21 perempuan (12 responden tes lab dan 9 responden non lab)

sedangkan jumlah yang non edukasi sebanyak 38 responden yang terdiri dari 19

laki-laki (8 responden tes lab dan 11 responden non lab) serta 19 perempuan (10

(48)

27

80 responden

Pretest Pretest

Edukasi Non edukasi

(41 responden) (39 responden)

Posttest Posttest

Edukasi Non edukasi

(40 responden) * (38 responden) *

Keterangan:

* 1 responden tidak bisa diajak bekerja sama

20 responden 20 responden 18 responden 20 responden

tes laboratorium

non laboratorium

tes laboratorium

non laboratorium

Gambar 5. Skema Pembagian Subyek Penelitian

E. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dusun Krodan, Kecamatan Maguwoharjo,

Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Dusun ini berada di dekat kampus III Universitas

Sanata Dharma. Dusun Krodan ini terbagi menjadi lima tempat, 14 RT, dan 6 RW

yaitu Krodan termasuk RW 03 dan RT 01 dan 02, Timbul Rejo termasuk RW 04

dan RT 03 dan 04, Paingan termasuk RW 05 dan RT 05,06, dan 07, Pomahan

termasuk RW 06 dan RT 08 dan 09, serta Taman cemara yang terdiri dari RT 10,

11, 12, 13, dan 14.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(49)

F. Ruang Lingkup

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi

tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat di dusun Krodan,

Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan secara berkelompok

dengan jumlah anggota sebanyak 5 orang dengan kajian yang berbeda-beda.

Kajian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : umur, jenis kelamin, faktor

merokok, tingkat pendidikan, Body Mass Indeks (BMI), lingkar pinggang, rasio

lingkar pinggang-pinggul, tekanan darah, kadar gula darah puasa dan kadar

kolesterol total. Namun pada penelitian ini peneliti lebih berfokus pada kadar

kolesterol total.

Keterangan:

* kajian yang diteliti oleh peneliti.

Penelitian

Sindrom

Metabolik

Dampak Edukasi

Kajian:

Umur, Jenis kelamin,

tingkat pendidikan,

faktor merokok

Kajian: Kajian: Kajian: Kajian:

Tekanan Darah

Kadar Gula Darah Puasa

Kadar Kolesterol

Total * Lingkar

pinggang,

BMI, ratio

lingkar

pinggang-pinggul

(50)

29

G. Teknik sampling

Teknik sampling yang dipergunakan pada penelitian ini adalah

non-randomized sampling yaitu quota sampling, karena responden yang akan diteliti

tidak mendapat kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel dan dengan

menetapkan terlebih dahulu jumlah sampel secara quotum atau jatah yang

diperlukan (Notoatmodjo, 2002). Menurut Gay (cit., Sevilla, dkk, 1993), untuk

penelitian korelasi diperlukan minimal 30 responden dalam penelitian ini,

responden yang digunakan sebanyak 78 responden. Sedangkan ukuran minimum

pengambilan sampel untuk penelitian trial klinik yaitu 20 orang dan responden

yang digunakan sebanyak 38 responden. Hal ini berarti sudah memenuhi

pengambilan sampel untuk penelitian korelasi maupun penelitian trial.

H. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah berupa lembar kuisioner yang

dibuat setelah dilakukan perumusan masalah dan menentukan variabel-variabel

yang akan diteliti, panduan wawancara, informasi tertulis berupa leaflet mengenai

sindrom metabolik, tape recorder sebagai alat bantu wawancara, alat timbang

berat badan, alat ukur tinggi badan, tensi meter untuk mengukur tekanan darah,

serta alat ukur lingkar pinggang dan lingkar pinggul.

I. Jalannya Penelitian 1. Analisis situasi

Dalam tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(51)

kemungkinan bisa tidaknya dilakukan penelitian, dan melihat keseharian

responden sebelum penelitian dilakukan. Pada tahap ini juga dilakukan

persiapan penelitian dengan melakukan permohonan ijin penelitian kepada

Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran

Universitas Gadjah Mada dan BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah) Pemerintah Kabupaten Sleman. Peneliti mulai mengajukan

permohonan ijin mulai bulan September 2007 untuk ijin BAPPEDA dan bulan

November 2007 untuk ijin Komisi Etik serta mulai melakukan observasi bulan

November. Pada saat observasi, peneliti melakukannya dengan menyelidiki

masyarakat yang gemuk dengan cara keliling-keliling dusun Krodan dan

secara kebetulan artinya siapapun yang langsung bertemu dengan peneliti dan

memenuhi kriteria inklusi, dimasukkan dalam penelitian sebagai responden.

Dalam proses observasi peneliti juga banyak dibantu oleh Ibu RW dusun

Krodan serta masyarakat sekitar dusun Krodan. Observasi bertujuan untuk

mencari responden yang sesuai kriteria inklusi yang sudah ditetapkan. Dalam

proses observasi peneliti mengalami kesulitan yaitu dalam mencari responden

dan pendekatan secara langsung karena masyarakat cenderung lebih banyak

berada didalam rumah sehingga proses dalam mencari responden cukup

memakan waktu. Tetapi masalah tersebut dapat diatasi dengan melakukan

pendekatan kepada RW serta RT setempat mengenai kapan biasanya

masyarakat dusun Krodan melakukan pertemuan sehingga dari pertemuan

masyarakat baik ibu-ibu maupun bapak-bapak peneliti dapat melakukan

(52)

31

2. Pembuatan leaflet

Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi atau pesan kesehatan

melalui lembaran yang dilipat (Notoatmodjo, 1993). Leaflet berfungsi sebagai

media pemberian edukasi tentang sindrom metabolik pada responden. Berisi

tentang hal-hal yang terkait dengan sindrom metabolik. Dibuat semenarik

mungkin, jelas, singkat dan lengkap dengan bahasa sesimpel mungkin di sertai

beberapa gambar agar mudah dipahami oleh responden.

3. Pembuatan kuisioner

Pertanyaan disusun dan dikelompokkan berdasarkan atas tujuan

penelitian, perumusan masalah dan variabel-variabel penelitian yang ingin

diketahui yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan. Dalam penyusunan kuisioner

ini peneliti berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan rekan dari Fakultas

Psikologi yang dianggap mengetahui tata cara pembuatan kuisioner. Sebelum

dilakukan penyebaran kuisioner terlebih dahulu dilakukan uji coba kuisioner.

Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 38 item

pertanyaan dengan empat pilihan jawaban (sangat setuju, setuju, tidak setuju,

sangat tidak setuju). Peneliti menggunakan format pertanyaan seperti ini

dengan alasan jika dibandingkan dengan format ya dan tidak, dengan format

yang digunakan peneliti lebih mengetahui kedalaman perilaku responden

dalam hal pengetahuan, sikap, dan tindakan yang terkait dengan sindrom

metabolik.

Distribusi pertanyaan pengetahuan, sikap dan tindakan dapat dilihat

pada tabel V. Pada tabel ditunjukkan bahwa untuk variabel pengetahuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(53)

terdapat 13 item, variabel sikap terdapat 13 item, dan untuk variabel tindakan

terdapat 12 item.

Tabel V. Distribusi Pertanyaan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan yang Terdapat dalam Kuisioner

Perilaku Nomor item dalam kuisionr Total Pengetahuan 3,4,7,11,12,15,20,21,25,26,30,35,37 13

Sikap 1,2,5,6,8,10,13,16,19,27,28,32,38 13

Tindakan 9,14,17,18,22,23,24,31,33,34,36 12

Skor dalam setiap item pertanyaan hanya terdapat satu jawaban yang

benar, sehingga cara penilaiannya yaitu dengan cara memberikan skor 4 untuk

jawaban sangat setuju, skor 3 untuk jawaban setuju, skor 2 untuk jawaban

tidak setuju, dan 1 untuk jawaban sangat tidak setuju. Skor tersebut berlaku

untuk item jenis pertanyaan favourable. Hal ini berlaku sebaliknya untuk item

yang non favourable. Distribusi pertanyaan yang ada pada kuisioner terdiri

dari 27 item untuk jenis pertanyaan favourable dan 11 item jenis pertanyaan

nonfavourable. Distribusi jenis pertanyaan favourable dan nonfavourable

dapat dilihat pada tabel VI.

Tabel VI. Distribusi Jenis Pertanyaan Favourable dan Nonfavourable yang Terdapat dalam Kuisioner

Nomor item dalam kuisioner Perilaku

favourable nonfavourable

Pengetahuan 3,4,7,11,12,15,21,25,26,30,37 20,35

Total 11 2

Sikap 1,2,6,8,13,28,32 5,10,16,19,27,38

Total 7 6

Tindakan 9,14,17,18,22,24,33,34,36 23,29,31

(54)

33

a. Uji validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh

mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai

validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya,

atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya

pengukuran tersebut (Azwar, 2004).

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas

isi (content validity). Validitas yang diestimasi melalui

pengujian-pengujian terhadap isi tes dengan rasional atau lewat diskusi dengan dosen

pembimbing. Uji validitas dilihat dari item pertanyaan dari kuisioner yang

disesuaikan dengan tujuan penelitian yang diinginkan.

b. Uji reliabilitas

Reliabilitas merupakan penterjemahan dari kata reliability yang

mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang mempunyai

reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel. Walaupun

reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti keterpercayaan,

keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi, dan sebagainya, namun ide

pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil

suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2004).

Pada penelitian ini, uji reliabilitas digunakan untuk meninjau

responden dari segi pemahaman bahasa pada kuisioner apakah sudah

dimengerti atau belum. Uji reliabilitas ini dilakukan dengan cara menguji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(55)

coba kuisioner kepada responden lain yang sesuai kriteria inklusi.

Pengujian reliabilitas dilakukan secara statistik sehingga dari hasil yang

didapatkan, peneliti dapat mengetahui item-item pertanyaan yang tidak

cocok digunakan karena terlalu mudah atau terlalu susah. Kemudian hasil

yang didapat didiskusikan kapada dosen pembimbing untuk dilakukan

beberapa perbaikan.

4. Uji coba kuisioner

Uji coba kuisioner ini bertujuan untuk mengetahui apakah kuisioner

nantinya dapat memberikan hasil valid atau tidak sehingga dapat menentukan

apakah kuisioner tersebut sudah dapat disebar atau belum. Pada tahap ini

kuisioner disebarkan kepada 20 orang responden lain yang sesuai kriteria

inklusi dan bukan merupakan masyarakat dusun Krodan dengan

pendampingan secara personal.

5. Penyebaran kuisioner

Kuisioner ditujukan kepada responden yaitu masyarakat di dusun

Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta, dengan melakukan

pendekatan-pendekatan terlebih dahulu. Kuisioner diberikan sebelum (pretest) dan

sesudah (posttest) pemberian edukasi oleh peneliti. Pemberian pretest

dilaksanakan pada bulan Januari 2008, sedangkan pemberian posttest

dilaksanakan pada bulanApril 2008. Kuisioner disebarkan pada 80 responden,

penyebaran dilakukan sebanyak 2 kali pada bulan yang sama. Kuisioner yang

didapatkan kembali berjumlah 80, karena kuisioner diberikan secara personal

(56)

35

kuisioner untuk menghindari kesalahan-kesalahan responden dalam pengisian

kuisioner.

6. Pemberian edukasi

Edukasi dilakukan untuk memberikan pengetahuan tentang sindrom

metabolik khususnya terkait dengan kolesterol melalui media yang berupa

leaflet selain menggunakan leaflet peneliti juga mengadakan kunjungan secara

personal kepada responden setiap dua minggu sekali door to door selama 3

bulan. Alasan dilakukan kunjungan secara personal karena peneliti kesulitan

dalam mengumpulkan responden menjadi satu, melihat kesibukan

masing-masing responden yang berbeda. Tetapi kunjungan secara personal dapat

memberikan penjelasan (pengetahuan) lebih mendalam dan mengingatkan

responden terkait sindrom metabolik. Selain menggunakan leaflet dan

kunjungan secara personal, peneliti juga memberikan ringkasan tentang

penyakit yang terkait dengan sindrom metabolik sehingga diharapkan

responden lebih paham tentang sindrom metabolik.

7. Wawancara terstruktur

Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka,

mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau

keterangan-keterangan (Narbuko, 2005).

Wawancara dilakukan dengan bantuan kerangka atau garis-garis besar

yang dibutuhkan dan berkaitan dengan permasalahan, melalui pembicaraan

informal dan pembicaraan yang dikaitkan dengan permasalahan. Pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(57)

penelitian ini, wawancara berfungsi sebagai pendukung dari hasil kuisioner.

Panduan wawancara yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 16 item

pertanyaan yang disusun dengan bahasa yang mudah dimengerti. Wawancara

dilaksanakan pada awal penelitian (pretest). Peneliti melakukan wawancara

secara personal dengan bantuan tape recorder dimana merupakan media yang

praktis dalam melakukan wawancara. Keuntungan penggunaan tape recorder

adalah peneliti dapat memutar kembali hasil wawancara yang telah dilakukan

tetapi penggunaan tape recorder ini dapat memberikan kerugian yaitu

responden yang diwawancarai merasa segan dalam menjawab pertanyaan

yang diajukan. Dalam penelitian ini, jumlah responden yang di wawancara

berjumlah 10 orang alasan peneliti hanya menggunakan 10 responden saja

karena hanya sebagai perwakilan saja untuk menunjang kuisioner.

8. Pengambi

Gambar

Gambar 16. Rata-rata Selisih Kadar Kolesterol Total ditinjau dari
Tabel I. Kriteria Sindrom Metabolik Menurut WHO Tahun 1998
Tabel II. Kriteria Sindrom Metabolik Menurut NCEP ATP III Tahun 2001
Gambar 2. Patofisiologi Sindrom metabolik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta terkait

Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang bertujuan untuk mengetahui profil responden secara keseluruhan dan mengetahui pengaruh edukasi tentang