MAGUWOHARJO-SLEMAN, YOGYAKARTA (Kajian Kadar Kolesterol Total)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Made Ayu Septiani Kusuma Dewi NIM: 048114009
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tidak ada sahabat yang melebihi ilmu pengetahuan,
Tidak ada musuh yang lebih berbahaya dari nafsu jahat dari hati sendiri,
Tidak ada cinta yang melebihi cintanya orang tua terhadap anaknya,
Tidak ada kekuatan yang dapat menyamai nasib.
(Nts. II. 5)
Setulus Hati Kupersembahkan Karya Ini Kepada :
♦ Keluargaku Terkasih : Bapak, Ibu, Kakakku Nita, Adikku Febi dan Eca yang senantiasa memberi dukungan, kasih dan doa.
♦ Sahabat dan Temanku yang memberi warna dalam hidupku.
♦ Almamaterku tempat aku menuntut ilmu.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Made Ayu Septiani Kusuma Dewi
Nomor Mahasiswa : 048114009
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“Pengaruh Pemberian Edukasi Tentang Sindrom Metabolik Terhadap Perilaku Masyarakat di Dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta (Kajian Kadar Kolesterol Total)” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 21 Juli 2008
Yang menyatakan
PRAKATA
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widi Waça dengan tangan kasih-Nya yang senantiasa menuntun Penulis sehingga skripsi yang
berjudul “PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TENTANG SINDROM
METABOLIK TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DI DUSUN KRODAN, MAGUWOHARJO-SLEMAN, YOGYAKARTA (Kajian Kadar Kolesterol Total)” ini dapat diselesaikan.
Skripsi ini secara khusus diajukan kepada Fakultas Farmasi, Jurusan
Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk memenuhi sebagian syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi.
Terwujudnya skripsi ini juga berkat bantuan dan dorongan dari beberapa
pihak. Untuk itu pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya atas segala bantuan dan jasa yang diberikan dalam
menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada :
1. Bupati Sleman c.q BAPPEDA Sleman yang telah memberikan ijin untuk
penelitian di Dusun Kodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta.
2. Ketua Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan yang telah
memberikan ijin untuk penelitian di Dusun Kodan, Maguwoharjo-Sleman,
Yogyakarta.
3. Ibu Rita Suhadi, M.Si, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta dan selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan masukan sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Ibu Christine Patramurti, M.Si, Apt., selaku Ketua Jurusan Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
5. Bapak Yosef Wijoyo, S.Si, Apt., M.Si., selaku Dosen Pembimbing
Akademik Jurusan Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan
selaku dosen penguji, atas kritik dan saran yang telah diberikan sehingga
skripsi ini menjadi lebih baik.
6. Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes., selaku dosen penguji, atas kritik
dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
7. Bapak dr. Rustamaji, M.Kes., selaku dosen pendamping, atas bantuan dan
kerjasamanya khususnya dalam ijin penelitian Komisi Etik sehingga
skripsi ini dapat dilakukan dan berjalan dengan baik.
8. Para dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang
sebelumnya telah membekali ilmu sebagai landasan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
9. Segenap staf dan karyawan Fakultas Farmasi atas bantuan dan
kerjasamanya.
10.Segenap staf dan karyawan perpustakaan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta atas bantuan dan kerjasamanya.
11.Bapak dan Ibuku tersayang dan tercinta, yang telah memberikan kasih
sayang, cinta, doa, dukungan, semangat dan biaya untuk kuliah.
12.Kakakku Mbak Nita, Adik-adikku tercinta dan tersayang Febi dan Eca,
yang selalu memberi semangat dan doa.
13.Saudara-saudaraku tercinta yang ada di Bali, Yogya dan Sumbawa terima
kasih atas doa dan dukungan yang diberikan.
14.Kelompok skripsiku Rina, Dipta, Heti dan Duma, terima kasih atas
kerjasamanya, akhirnya selesai juga.
15.Teman-temanku Pipit, Atin, Reni, Retri, Amanda, Rina, Wiwid, Oktav,
Novi, terima kasih buat persahabatan dan semangatnya.
16.Saudaraku Poppy, Prima, Krisna, Ririn, Darwin, Inne, dan Funny, terima
kasih telah menjadi keluarga baruku selama KKN dan semangat serta
dukungan yang diberikan.
17.Bapak Agus, Ibu dan Ivan, terima kasih atas tumpangan tidurnya selama
KKN dan atas dukungan yang telah diberikan.
18.Teman-teman Far’04, khususnya FKK buat keceriaan, kerjasama dan
dukungannya.
19.Teman-teman KMHD “Swastika Taruna” Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
20.Para Karyawan Universitas Sanata Dharma, terima kasih atas
kerjasamanya sehingga skripsi ini dapat berjalan lancar.
21.Ibu RW Krodan, Ibu Sri Handayani, terima kasih atas bantuannya dalam
mencari responden.
22.Pihak laboratorium Prodia, khususnya Mas Yudi, atas kerjasamanya dan
bantuannya dalam pelaksanaan skripsi ini.
23.Bapak Alaska, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24.Serta semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa laporan skripsi ini belum sempurna, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kebaikan Penulis di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 16 Juli 2008
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Sindrom metabolik adalah sekelompok kelainan metabolik, baik lipid maupun non lipid, yang merupakan faktor resiko penyakit jantung koroner. Prevalensi sindroma metabolik dapat dipastikan cenderung meningkat oleh karena meningkatnya prevalensi obesitas maupun obesitas sentral. Kita dapat mencegah dan menunda terjadinya sindrom metabolik dengan perubahan gaya hidup. Keberhasilan mengontrol sindrom metabolik didapat dengan usaha dalam jangka panjang dan kerja sama dengan penyedia pelayanan kesehatan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat di dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman,Yogyakarta yang terkait dengan kadar kolesterol total. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental kuasi dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah non-randomized pretest-postest control group design. Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif dan statistik uji menggunakan Independent Sampels T-Test dengan taraf kepercayaan 90%, yang dimaksud pemberian perlakuan disini adalah pemberian edukasi tentang sindrom metabolik yang berupa informasi tertulis.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan profil responden secara keseluruhan antara kelompok edukasi dengan kelompok non edukasi kecuali pada lingkar pinggang laki-laki. Dari hasil kuisioner, pemberian edukasi di dusun Krodan belum bermakna. Profil kadar kolesterol total responden sebelum dan sesudah pemberian edukasi tidak berbeda signifikan antara kedua kelompok. Berdasarkan umur rata-rata selisih kadar kolesterol total terbaik pada kelompok edukasi terjadi pada umur ≥43-≤45 tahun sebesar -14mg/dL sedangkan pada kelompok non edukasi pada umur ≥35-≤38 tahun sebesar 0,8mg/dL, berdasarkan jenis kelamin rata-rata selisih kadar kolesterol total terbaik pada kelompok edukasi yaitu pada jenis kelamin laki-laki sebesar -11,4mg/dL sedangkan pada kelompok non edukasi pada jenis kelamin perempuan sebesar 6,9mg/dL dan berdasarkan tingkat pendidikan rata - rata selisih kadar kolesterol total terbaik pada kelompok edukasi adalah Sekolah Dasar yaitu sebesar -20mg/dL sedangkan pada kelompok non edukasi adalak di atas SMU sebesar 2mg/dL.
Kata kunci: sindrom metabolik, kadar kolesterol total, pemberian edukasi, perilaku
ABTRACT
Metabolic syndrome is a group of abnormal metabolic, lipid or nonlipid to shape risk factor coronary heart disease. Prevalance of metabolic syndrome can certainly inclining increase because increase of prevalence obesity or central obesity. We can to prevent and delay heppening metabolic syndrome with therapeutic life style. Success to controlling metabolic syndrome to be able with long term action and cooperate with healty care.
The purpose of this research is it know influence getting education about metabolic syndrome to society behavior at Krodan, Maguwoharjo, Sleman Yogyakarta taken in total cholesterol concentration. This research is a quasi experimental research with non-randomize pretest-posttest control group design. The analysis of this research is descriptive analusis and a statistic with Independent Samples T-Test with 90% of signification.
The result show not significant difference in the totality profil respondences between education group and non education group except in waist circumference. From result of quisioner the influence getting education at dusun Krodan no significant yet. From total cholesterol concentration respondences before and after getting education not significant difference for both of the groups. Based on age, the average difference total cholesterol concentration education group the best in
≥43-≤45 years old is -14 mg/dL exactly non education group the best in ≥35-≤38 years old is 0,8mg/dL ,base on sex the average difference total cholesterol concentration education group the best in male is -11,4 mg/dL exactly non education group the best in famale in 6,9mg/dL and base on level of education, the average difference total cholesterol concentration education group the best in elemantary school is -20 mg/dL exactly non education group the best in over senior high school is 2mg/dL.
Key words : metabolic syndrome, total cholesterol concentration, getting education, behavior.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv
PRAKATA ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...ix
INTISARI ... x
ABSTRACT ...xi
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL...xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN...ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
1. Permasalahan ... 3
2. Keaslian Penelitian... 4
3. Manfaat Penelitian ... 5
B. Tujuan Penelitian ... 5
1. Tujuan Umum ... 5
2. Tujuan Khusus ... 5
BAB II PENELAAH PUSTAKA ... 7
A. Sindrom Metabolik ... 7
1. Pengertian... 7
2. Faktor Risiko... 8
3. Kriteria Diagnostik Sindrom metabolik ... 9
4. Patogenesis Sindrom Metabolik... 10
5. Penatalaksanaan Sindrom Metabolik ... 12
B. Kolesterol ... 12
C. Dislipidemia ... 14
D..Edukasi ... 15
E. Terapeutic Life Style... 16
F. Perilaku ... 17
G. Landasan Teori... 18
H. Hipotesis ... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 21
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 21
B. Variabel ... 22
1. Variabel bebas... 22
2. Variabel Tergantung... 22
C. Definisi Operasional ... 22
D. Subyek Penelitian... 24
E. Tempat Penelitian ... 27
F. Ruang Lingkup... 28
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. Teknik Sampling ... 29
H. Instrumen Penelitian ... 29
I. Jalannya Penelitian... 29
1. Analisis situasi ... 29
2. Pembuatan leaflet... 31
3. Pembuatan kuisioner ... 31
4. Uji coba kuisioner ... 34
5. Penyebaran kuisioner ... 34
6. Pemberian edukasi ... 35
7. Wawancara terstruktur ... 35
8. Pengambilan sampel darah... 36
9. Pengujian kadar kolesterol total ... 37
10.Pengolahan data ... 37
11.Analisis data penelitian ... 38
J. Kesulitan Penelitian ... 39
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN ... 40
A. Profil responden secara keseluruhan terkait sindrom metabolik yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, faktor merokok, BMI (Body Mass Index), lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang-lingkar pinggul, tekanan darah, gula darah puasa, dan kadar kolesterol total ... 40
B. Pengaruh edukasi tentang Sindrom Metabolik terhadap perilaku masyarakat di Dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta... 47
C. Profil kadar kolesterol total sebelum dan sesudah pemberian edukasi
serta evaluasinya berdasarkan pengaruh umur, jenis kelamin serta
tingkat pendidikan... 49
D. Ringkasan Pembahasan... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... ... 59
A. Kesimpulan ... ... 59
B. Saran ... ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... ... 61
LAMPIRAN... ... 64
BIOGRAFI PENULIS ... ... 129
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Kriteria Sindrom Metabolik Menurut WHO tahun 1998 ... 9
Tabel II. Kriteria Sindrom Metabolik Menurut NCEP ATP III ...10
Tabel III. Klasifikasi Kolesterol Total, LDL, dan HDL ...14
Tabel IV. Kriteria Sindrom Metabolik dalam Penelitian ... 22
Tabel V. Distribusi Pertanyaan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan yang Terdapat dalam Kuisioner ... 32
Tabel VI. Distribusi Jenis Pertanyaan Favourable dan Nonfavourable yang Terdapat dalam Kuisioner ... 32
Tabel VII. Profil Awal Sindrom Metabolik secara Keseluruhan terkait Sindrom Metabolik ... 40 Tabel VIII. Data Faktor Risiko Awal Responden terkait Sindrom Metabolik ... 45
Tabel IX. Data Faktor Risiko Akhir Responden terkait dengan Sindrom Metabolik... 46
Tabel X. Profil Akhir Sindrom Metabolik secara Keseluruhan... 50
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Pasien Sindrom Metabolik ... 7
Gambar 2. Patofisiologi Sindrom Metabolik ... 11
Gambar 3. Penatalaksanaan Sindrom Metabolik ... 12
Gambar 4. Rancangan Penelitian Non-randomized Pretest-posttest Control Group Design ...21
Gambar 5. Skema Pembagian Subyek Penelitian ... 27
Gambar 6. Ruang Lingkup Penelitian... 28
Gambar 7. Persentase Jumlah Responden ditinjau dari Segi Umur... 42
Gambar 8. Persentase Jumlah Responden ditinjau dari Segi Jenis Kelamin ... 43
Gambar 9. Persentase Jumlah Responden ditinjau dari Segi Tingkat Pendidikan... 44
Gambar 10. Rata-rata Nilai Kuisioner Responden... 48
Gambar 11. Rata-rata Selisih Nilai Kuisioner Responden... 48
Gambar 12. Rata-rata Selisih Kadar Kolesterol Total ... 50
Gambar 13. Rata-rata Selisih Kadar Kolesterol Total ... 51
Gambar 14. Rata-rata Selisih Kadar Kolesterol Total ditinjau dari Umur ... 53
Gambar 15. Rata-rata Selisih Kadar Kolesterol Total ditinjau dari Jenis Kelamin ... 55
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 16. Rata-rata Selisih Kadar Kolesterol Total ditinjau dari
Tingkat Pendidikan ... 56
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat ijin penelitian ... 64
Lampiran 2. Kuisioner penelitian ... 66
Lampiran 3. Panduan wawancara ... 70
Lampiran 4. uji normalitas data dan uji T-Test Profil Responden... 72
Lampiran 5. Hasil uji normalitas data dan uji T-Test Kuisioner ... 91
Lampiran 6. Hasil uji normalitas data dan uji T-Test Kadar Kolesterol ... 92
Lampiran 7. Hasil skoring pre test responden tes lab dengan perlakuan edukasi ... 93
Lampiran 8. Hasil skoring pre test responden tes lab tanpa perlakuan edukasi ... 94
Lampiran 9. Hasil skoring pretest responden tanpa tes lab dengan perlakuan edukasi... 95
Lampiran 10. Hasil skoring pretest responden tanpa tes lab tanpa perlakuan edukasi... 96
Lampiran 11. Hasil skoring post test responden lab dengan perlakuan edukasi ... 97
Lampiran 12. Hasil skoring post test responden lab tanpa perlakuan edukasi ... 98
Lampiran 13. Hasil skoring post test responden non lab dengan perlakuan edukasi ... 99
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 14. Hasil skoring post test responden lab tanpa perlakuan
edukasi ... 100
Lampiran 15. Data Karakteristik Responden Perempuan Nonedukasi dan diuji laboratorium ... 101
Lampiran 16. Data Karakteristik Responden Perempuan Nonedukasi dan nonlaboratorium ... 102
Lampiran 17. Data Karakteristik Responden Laki-laki Nonedukasi dan diuji Laboratorium ... 103
Lampiran 18. Data Karakteristik Responden Laki-laki Nonedukasi dan diuji nonLaboratorium ... 104
Lampiran 19. Data Karakteristik Responden Perempuan Edukasi dan diuji Laboratorium ... 105
Lampiran 20. Data Karakteristik Responden Perempuan Edukasi dan nonLaboratorium... 106
Lampiran 21. Data Karakteristik Responden Laki-laki yang diuji Laboratorium dan Diedukasi ... 107
Lampiran 22. Data Karakteristik Responden Laki-laki Edukasi dan Nonlaboratorium ... 108
Lampiran 23. Hasil wawancara ... 109
Lampiran 24. Kategori hasil wawancara ... 125
Lampiran 25. Leaflet Sindrom Metabolik ... 126
Lampiran 26. Informed Concert... 128
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Istilah Sindrom X pertama kali diperkenalkan oleh Gerald Reaven, seorang peneliti dan profesor di Universitas Stanford pada tahun 1988. Sindrom X merupakan kumpulan dan kombinasi dari beberapa faktor risiko antara lain penyakit kardiovaskuler dan diabetes. Sindrom ini memiliki banyak nama seperti sindrom metabolik, sindrom obesitas, sindrom resistensi insulin, dan sindrom Reaven (Anonim, 2007c).
Menurut National Cholesterol Education Program Expert Panel on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults
Treatment Panel III (NCEP ATP III) tahun 2001, sindrom metabolik adalah sekelompok kelainan metabolik, baik lipid maupun non lipid, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner. Kelainan metabolik tersebut meliputi obesitas sentral, dislipidemia aterogenik (kadar trigliserida meningkat dan kadar kolesterol high density liporotein/HDL rendah), tekanan darah meningkat, dan resistensi insulin (dengan atau tanpa intoleransi glukosa).
Sekitar 47 juta orang dewasa di Amerika Serikat (sebanyak 25 %) menderita sindrom metabolik, dan jumlah tersebut selalu bertambah. Peningkatan jumlah penderita pada kondisi ini dihubungkan dengan peningkatan pada laju obesitas diantara orang dewasa. Di masa depan sindrom metabolik dapat menyusul perokok sebagai penyebab utama penyakit jantung. Kita dapat
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mencegah dan menunda terjadinya sindrom metabolik dengan perubahan gaya
hidup. Gaya hidup yang sehat dapat menyebabkan hidup lebih lama. Keberhasilan
mengontrol sindrom metabolik didapat dengan usaha dalam jangka panjang dan
kerja sama dengan penyedia pelayanan kesehatan (Anonim, 2007a). Di Indonesia,
adanya peningkatan gaya hidup mewah dengan konsumsi makanan tinggi gula
dan lemak semakin meningkatkan kejadian obesitas yang menjadi salah satu
gejala sindrom metabolik. Penelitian yang dilakukan oleh Indonesian Society for
Study of Obesity (ISSO) pada tahun 2004, di Indonesia menunjukkan adanya
kenaikan jumlah pria yang tergolong obesitas menjadi 9,16% dan pada wanita
menjadi 11,02% (Anonim, 2007c).
Suatu penelitian di Makassar yang melibatkan 330 orang pria berusia
antara 30-65 tahun dan menggunakan kriteria NCEP ATP III dengan ukuran
lingkar pinggang yang disesuaikan untuk orang Asia menemukan prevalensi
sebesar 33,9%. Prevalensi yang lebih tinggi yaitu sebesar 62,0%, ditemukan pada
subyek dengan obesitas sentral. Suatu penelitian di Makassar pada tahun 2002
yang memeriksa pengunjung klinik untuk pemeriksaan kesehatan rutin ditemukan
prevalensi sindroma metabolik sebesar 35,6%, jumlah pada wanita lebih banyak
dibandingkan pria yaitu masing-masing sebesar 42,3% dan 29,8% (Anonim,
2007c).
Salah satu artikel yang dimuat pada harian Kompas, Yogyakarta, pada
tanggal 13 Februari 2006 menyebutkan bahwa dalam satu dekade terakhir, tren
penyakit di Yogyakarta telah bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit
3
lain hipertensi, diabetes, kolesterol, kanker, jantung, dan stroke. Pergeseran ini
berkaitan erat dengan tingginya angka usia harapan hidup warga Yogyakarta yang
mencapai 75 tahun. Seperti diketahui, semakin tua usia seseorang, maka akan
semakin mudah terserang penyakit, karena daya tahan tubuh akan berkurang
seiring dengan pertambahan usia.
Dalam penelitian ini, dipilih dusun Krodan sebagai tempat penelitian
dengan alasan karena berdasarkan analisis situasi yang peneliti lakukan, sebanyak
12 orang dari 63 orang (19,05%) masyarakat dusun ini mengalami penyakit
degeneratif yang kemungkinan dapat mengarah ke sindrom metabolik.
Pemberian edukasi pada penelitian ini diharapkan lebih meningkatkan
pengetahuan masyarakat mengenai sindrom metabolik yang berhubungan dengan
penyakit kardiovaskular. Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat ini
diharapkan dapat mengubah perilakunya sehubungan dengan pandangannya
terhadap sindrom metabolik. Masyarakat akan lebih memperhatikan kesehatannya
dan kesadaran akan bahaya sindrom metabolik akan lebih meningkat.
1. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut ini.
1. Bagaimanakah profil responden secara keseluruhan terkait sindrom
metabolik yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, BMI
(Body Mass Index), lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang-lingkar
pinggul, tekanan darah, gula darah puasa, dan kadar kolesterol total?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Apakah ada pengaruh edukasi tentang sindrom metabolik terhadap
perilaku masyarakat di dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta?
c. Seperti apakah profil kadar kolesterol total sebelum dan sesudah
pemberian edukasi serta evaluasinya berdasarkan pengaruh umur, jenis
kelamin, serta tingkat pendidikan?
2. Keaslian Penelitian
Penelitian sejenis yang sudah pernah dilakukan yaitu “ Prevalensi Sindrom
Metabolik Non DM di RSUD KOJA, Jakarta Periode tahun 2000-2004” (Santoso,
Ndraha, Jeffry, Gunarso, 2004). Penelitian tersebut menggunakan pasien penyakit
dalam yang menderita sindrom metabolik non DM dan jenis penelitian yang
digunakan adalah metode survei yang bersifat deskriptif potong lintang,
retrospektif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kuisioner yang
diberikan sebelum dan sesudah pemberian edukasi (informasi) tentang sindrom
metabolik berupa leaflet, selain itu dilakukan wawancara terstruktur dengan
responden. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada
penelitian ini lebih menitikberatkan pengaruh edukasi tentang sindrom metabolik
terhadap perilaku masyarakat dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta
khususnya terkait dengan kadar kolesterol total selain itu peneliti menggunakan
responden yang memiliki BMI ≥ 23, berumur ≥35-≤45 tahun dan belum pernah diterapi terkait dengan sindrom metabolik serta menggunakan jenis penelitian
eksperimental semu (kuasi) dengan non-randomized pretest-posttest control group
5
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan gambaran atau referensi
dan pengetahuan tentang pemberian edukasi sindrom metabolik khususnya
yang terkait dengan kadar kolesterol total pada masyarakat di dusun
Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta.
b. Manfaat praktis
Data yang diperoleh diharapkan dapat digunakan sebagai acuan
pihak-pihak terkait dalam masalah sindrom metabolik terkait dengan kadar
kolesterol total dan dapat memberikan informasi mengenai sindrom
metabolik sehingga diharapkan dapat mencegah penyakit-penyakit dan
menekan angka kejadian sindrom metabolik.
B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi
tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat di dusun Krodan,
Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta terkait dengan kadar kolesterol total.
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut ini.
a. Untuk mengetahui profil responden secara keseluruhan terkait sindrom
metabolik yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, BMI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(Body Mass Index), lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang-lingkar
pinggul, tekanan darah, gula darah puasa, dan kadar kolesterol total.
b. Untuk mengetahui pengaruh edukasi tentang sindrom metabolik terhadap
perilaku masyarakat di dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta.
c. Untuk mengetahui profil kadar kolesterol total sebelum dan sesudah
pemberian edukasi serta evaluasinya berdasarkan pengaruh umur, jenis
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Sindrom Metabolik 1. Pengertian
Menurut National Cholesterol Education Program Expert Panel on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults
Treatment Panel III (NCEP ATP III) tahun 2001, sindrom metabolik adalah sekelompok kelainan metabolik, baik lipid maupun non lipid, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner. Kelainan metabolik tersebut meliputi obesitas sentral, dislipidemia aterogenik (kadar trigliserida meningkat dan kadar kolesterol high density liporotein/HDL rendah), tekanan darah meningkat, dan resistensi insulin (dengan atau tanpa intoleransi glukosa).
Gambar1. Pasien yang Terkena Sindrom Metaboli
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Faktor Risiko
Lima kondisi dibawah ini terdaftar sebagai faktor risiko metabolik
gangguan jantung. Sindrom metabolik didiagnosis ketika seseorang mempunyai
minimal tiga faktor risiko gangguan jantung dibawah ini.
a. Ukuran pinggang yang lebar. Hal ini disebut dengan kegemukan perut
atau mempunyai perut bulat seperti apel (“having an apple shape”).
Kelebihan lemak pada area perut sangat berisiko mengalami gangguan
jantung dibandingkan dengan kelebihan lemak pada bagian tubuh lain,
seperti pada pinggul.
b. Tingginya tingkat kadar trigliserida di dalam darah. Trigliserida
merupakan jenis lemak yang ada di dalam darah.
c. Rendahnya HDL kolesterol di dalam darah. HDL adalah kolesterol yang
“baik” dipertimbangkan karena rendahnya HDL kolesterol dapat
menyebabkan gangguan jantung.
d. Tingginya tekanan darah. Tekanan darah diketahui dengan adanya dua
angka, biasanya ditulis satu di atas dan satunya di bawah, contoh 120/80
mmHg. Nomor yang di atas menunjukkan tekanan darah sistolik, yang
menggambarkan tekanan aliran darah ketika jantung kontraksi. Nomor
yang di bawah menunjukkan tekanan darah diastolik yang
menggambarkan tekanan aliran darah ketika jantung relaksasi.
e. Tingginya kadar gula (glukosa) puasa. Tingginya kadar gula dapat menjadi
peringatan terkena diabetes.
9
3. Kriteria Diagnosis Sindrom Metabolik
Saat ini, ada dua kriteria diagnosis sindrom metabolik yang banyak
digunakan, yaitu kriteria WHO 1998 dan kriteria NCEP ATP III 2001. Kriteria
WHO 1998 menekankan pada adanya toleransi glukosa terganggu atau diabetes
melitus, dan atau resistensi insulin yang disertai sedikitnya dua faktor risiko lain,
yaitu hipertensi, dislipidemia, obesitas sentral, dan mikroalbuminuria. Kriteria
sindrom metabolik WHO lebih menekankan adanya toleransi glukosa dan
resistensi insulin. Namun, hal ini sulit dipraktikkan di klinik karena diperlukan
pemeriksaan resistensi insulin dengan teknik euglymic clamp yang mahal, invasif,
dan umumnya tidak tersedia pada banyak pusat kesehatan, selain
mikroalbuminuria yang memerlukan pemeriksaan khusus. Pada 2001, NCEP
ATPIII membuat suatu kriteria yang lebih mudah digunakan di klinik. Kriteria
diagnosis NCEP ATPIII menggunakan komponen kriteria dan parameter yang
lebih mudah untuk diperiksa dan diterapkan oleh para klinisi. Hal ini
dimaksudkan agar lebih mudah dipraktikkan secara klinis dengan tujuan
mempermudah penegakan diagnosis dan mempermudah tindakan pencegahan.
Tabel I. Kriteria Sindrom Metabolik Menurut WHO Tahun 1998
Toleransi glukosa terganggu atau diabetes melitus dan/atau resistensi insulin dengan dua/atau lebih keadaan berikut:
Tekanan darah meningkat ≥ 160/90 mmHg
Trigliserida plasma meningkat ≥ 150 mg/dl
Dan/atau Kolesterol high density lipoprotein rendah Pria Wanita
< 35 mg/dl < 39 mg/dl Obesitassentral
Pria ratio lingkar pinggang-pinggul Wanita ratio lingkar pinggang-pinggul
> 0,9 > 0,85
Indeks Massa Tubuh > 30 kg/m2
Mikroalbuminuria rerata ekskresi albumin urin Ratio albumin : kreatinin
> 20 g/menit ≥ 30 mg/gr
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel II. Kriteria Sindrom Metabolik Menurut NCEP ATP III Tahun 2001
Diagnosis sindrom metabolik ditegakkan bila didapatkan 3 atau lebih faktor resiko tersebut dibawah ini:
Obesitasabnormal (lingkar pinggang): Pria Wanita
> 90 cm > 80 cm
Trigliserida ≥ 150 mg/dl
Kolesterol HDL: Pria Wanita
< 40 mg/dl < 50 mg/dl
Tekanan Darah ≥ 130 / ≥85 mmHg
Glukosa plasma puasa ≥ 110 mg/dl
(Ardiansjah, Adam, 2004)
4. Patogenesis Sindrom Metabolik
Menurut Adult Treatment Panel III (ATP III), penyakit kardiovaskular
merupakan outcome primer dari sindrom metabolik. Ada enam komponen
sindrom metabolik yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskular menurut
ATP III, yaitu sebagai berikut ini.
a. Obesitas abdominal, yang dapat dilihat dengan meningkatnya ukuran
lingkar pinggang.
b. Dislipidemia aterogenik, yang manifestasinya berupa peningkatan
trigliserida dan rendahnya konsentrasi HDL pada analisis lipoprotein rutin.
c. Meningkatnya tekanan darah, yang dihubungkan dengan obesitas dan
umumnya terjadi pada orang yang mengalami resistensi insulin.
d. Resistensi insulin dengan atau tanpa intoleransi glukosa, yang terutama
terjadi pada orang dengan sindrom metabolik.
e. Stadium proinflamasi, yang secara klinis dapat diperhatikan dengan
adanya peningkatan C-reactive protein (CRP). Salah satu penyebabnya
adalah obesitas, karena kelebihan jaringan adiposa akan mendatangkan
11
f. Stadium protrombotik, yang dikarakteristikkan dengan peningkatan
plasma plasminogen activator inhibitor (PAI)-1 dan fibrinogen, juga
dihubungkan dengan sindrom metabolik. Fibrinogen, suatu fase akut
reaktan seperti CRP, mengalami peningkatan sebagai respon terhadap
tingginya stadium sitokin.
(Scott, Bryan, James, Sidney, Claude, 2004)
OVERNUTRISI, AKTIVITAS FISIK TIDAK ADA
AKUMULASI LIPID
OBESITAS (ABDOMINAL)
DISREGULASI FUNGSI ADIPOSITOKIN DAN
PRODUKSINYA
RESISTENSI INSULIN
HIPERLIPIDEMIA INTOLERANSI GLUKOSA
ATHEROSKLEROSIS
HIPERTENSI
Gambar 2. Patofisiologi Sindrom metabolik
( Anonim, 2007d ) Sekarang ini, tidak dijelaskan apakah sindrom metabolik hanya disebabkan
oleh suatu hal, namun hal ini dapat dipercepat dengan adanya banyak faktor risiko
yang mendasar. Yang terpenting dari faktor risiko yang mendasar adalah obesitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada perut dan resistensi insulin. Kondisi lain yang dapat dihubungkan yaitu
meliputi kondisi fisik yang inaktif, ketidakseimbangan sistem hormon dan faktor
genetik atau kecenderungan etnis (Anonim, 2004).
5. Penatalaksanaan Sindrom Metabolik
Sindrom metabolik terdiri atas dua komponen utama, yaitu obesitas sentral
dan beberapa faktor risiko penyakit jantung koroner baik berupa kelainana lipid
maupun non lipid. Oleh karena itu, NCEP membagi penatalaksanaan tersebut
yang ditujukan pada penyebab utama sindrom metabolik (yaitu menurunkan berat
badan dan meningkatkan aktivitas tubuh) dan terapi yang ditujukan kepada faktor
risiko lipid dan non lipid yang didapatkan pada penderita. Walaupun obesitas
merupakan masalah utama pada sindrom metabolik, sesuai kesepakatan NCEP
ATP III, dalam penatalaksanaan sindrom metabolik tetap harus didahulukan
mencapai sasaran kolesterol LDL yang diinginkan sesuai jumlah faktor risiko
yang ditemukan pada penderita.
Terapi terhadap obesitas, pembatasan kalori, olah raga, obat penurun berat badan
Terapi terhadap faktor risiko Dislipidemia
Hipertensi Hiperglikemia
Gambar 3. Penatalaksanaan Sindrom Metabolik
(Ardiansjah, Adam, 2004)
B. Kolesterol
Kolesterol merupakan bentuk lipid atau lemak yang dibutuhkan dalam diri
13
dan untuk membentuk beberapa hormon esensial. Di dalam hati terkandung
kolesterol dan trigliserida serta protein-protein spesial yang sering dikenal dengan
sebutan lipoprotein.
Kolesterol terdapat pada hampir semua sel hewan dan semua manusia.
Pada tubuh kolesterol terdapat dalam darah, empedu, kelenjar adrenal bagian luar
(adrenal cortex) dan jaringan syaraf. Endapan kolesterol apabila terdapat dalam
pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah karena dinding
pembuluh darah menjadi semakin tebal. Hal ini mengakibatkan juga berkurangnya
elastisitas atau kelenturan pembuluh darah. Dengan penyempitan pembuluh darah
dan berkurangnya kelenturan pembuluh darah, maka aliran darah terganggu dan
untuk mengatasi gangguan ini jantung harus memompa darah lebih keras. Hal ini
berarti jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya (Poedjiadi, 2006).
Kolesterol, trigliserida dan fosfolipid adalah jenis lemak terbesar di dalam
tubuh dan ketiganya dihantarkan secara kompleks pada lemak dan protein sebagai
lipoprotein. Lipoprotein plasma merupakan partikel bulat dengan luas permukaan
yang luas pada fosfolipid, kolesterol bebas dan protein serta inti trigliserida dan
ester kolesterol. Tiga kelas utama lipoprotein yang terdapat dalam serum adalah
low-density lipoproteins (LDLs), high-density lipoproteins (HDLs), dan very
low-density lipoproteins (VLDLs). Intermediet-density lipoproteins terdapat diantara
VLDL dan LDL dan dimasukkan kedalam pengertian LDL pada pengertian klinik
secara umum. Ketidaknormalan jumlah lipoprotein plasma dapat menyebabkan
predisposisi serangan jantung, cerebrovaskular, dan gangguan pembuluh darah
perifer. Akumulasi secara berlebihan dapat meningkatkan LDL dan menurunkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HDL pada penyakit jantung koroner. Penyumbatan pembuluh darah jantung,
merupakan manifestasi penyakit ischemik jantung, yang sangat umum terjadi dan
signifikan terjadi hiperlipidemia. The National Cholesterol Education Program
(NCEP) Adult Treatment Panel III (ATP III) mempublikasikan laporan
kesimpulan ketiga dan mendapatkan rekomendasi untuk pengaturan
hiperkolesterimia. Kadar kolesterol total di dalam tubuh dapat diklasifikasikan
sebagai berikut pada tabel III.
Tabel III. Klasifikasi Kolesterol Total, LDL, dan HDL
< 200 mg/dl Kadar yangdiinginkan
200 - 239 mg/dl Batas tinggi
Kolesterol total
≥ 240 mg/dl Tinggi
< 100 mg/dl Optimal
100 – 129 mg/dl Mendekati atau diatas optimal
130 – 159 mg/dl Batas tinggi
160 – 189 mg/dl Tinggi
LDL kolesterol
≥ 190 mg/dl Sangat tinggi
< 40 mg/dl Rendah
HDL kolesterol
≥ 60 mg/dl Tinggi
(Tarbelt, 2005)
C. Dislipidemia
Dislipidemia yaitu kelainan metabolisme lipid (lemak) yang ditandai
dengan peningkatan kadar kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL dan/atau
penurunan kadar kolesterol HDL dalam darah (Anonim, 2006b).
1. Lipid pada Aterosklerosis
Penelitian membuktikan bahwa kenaikan kolesterol plasma merupakan
faktor risiko penting untuk berkembangnya PJK (Penyakit Jantung Koroner):
a. Kadar kolesterol total > 6,5 mmol/L melipatgandakan risiko PJK yang
15
b. Penurunan kadar kolesterol total sebesar 20% akan menurunkan risiko
koroner sebesar 10%.
c. Hubungan yang paling erat adalah dengan kolesterol-LDL, sedangkan
kolesterol-high-density lipoprotein (HDL) bersifat protektif. Salah satu
indikator yang dapat digunakan adalah rasio LDL : HDL, risiko tinggi jika
rasio mencapai > 4.
(Davey, 2006)
Kenaikan kadar kolesterol (terutama LDL teroksidasi) merusak endotelium
dini pada proses aterosklerosis dan dibawa oleh makrofag (sel busa) kedalam inti
lipid dari plak yang telah terbentuk. Menurunkan kadar kolesterol-LDL dapat
mengurangi deposisi kolesterol menjadi plak aterosklerosis dan bisa membalikkan
proses ini. Sangat penting untuk menurunkan kadar kolesterol karena akan
menstabilkan plak, menurunkan risiko ruptur plak akut (Davey, 2006).
D. Edukasi
Pendidikan kesehatan sebagai bagian atau cabang dari ilmu kesehatan,
juga mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan seni. Dari sisi seni yakni praktis atau
aplikasi, pendidikan kesehatan merupakan penunjang bagi program-program
kesehatan lain. Artinya setiap program kesehatan misalnya pemberantasan
penyakit, perbaikan gizi masyarakat, sanitasi lingkungan, kesehatan ibu dan anak,
program pelayanan masyarakat, dan sebagainya, perlu ditunjang atau dibantu oleh
pendidikan kesehatan (di Indonesia sering disebut penyuluhan kesehatan). Atau
pendidikan atau penyuluhan kesehatan merupakan upaya agar masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berperilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara persuasi, bujukan,
himbauan, ajakan, memberikan informasi, memberikan kesadaran, dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2003).
E. Terapi Perubahan Gaya Hidup (Therapeutic Lifestyle Change/TLC)
TLC merupakan suatu pengobatan yang inovatif berdasarkan pemikiran
modern yang melekat pada gaya hidup zaman dahulu. Metode pengobatan
ditinggalkan dan menekankan perubahan-perubahan di lingkungan dan gaya
hidup. Ada lima aspek penting TLC:
1. Olahraga/aerobik
Olahraga merupakan antidepresan yang poten. Menaikkan denyut nadi antara
120-160 denyut per menit. Dilakukan tiga kali seminggu selama 35 menit.
2. Istirahat yang cukup, tidur selama 7 sampai 8 jam setiap malam.
3. Asam lemak omega-3, pemasukan omega-3 (terutama bentuk molekuler yang
disebut EPA) dapat menurunkan tekanan atau depresi. Penelitian
merekomendasikan dosis satu kali sehari 1000 miligram EPA, yang
mengandung minyak ikan dengan konsentrasi tinggi.
4. Interaksi sosial, dukungan sosial membantu mencegah tekanan ketika kita
menderita dalam hidup.
5. Mengurangi pikiran negatif, kesepian dapat mendorong kecenderungan
berpikir negatif. Interaksi sosial dan belajar untuk melibatkan diri dalam
berbagai aktivitas bila sendiri.
17
F. Perilaku
Skiner seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan
respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh
karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme,
dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skiner ini disebut teori
“ S-O-R ” atau Stimulus-Organisme-Respons (Notoatmodjo, 2003).
Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus
atau rangsangan dari luar, namun dalam memberikan respons sangat tergantung
pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan.
Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut
determinan perilaku (Notoatmodjo, 2003).
Benyamin Bloom, seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku
manusia ke dalam 3 domain, ranah atau kawasan, yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotor. Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk
pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yaitu:
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, indera pendengaran,
indera penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau obyek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung
dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.
Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap
stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang
bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli
psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan
untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum
merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi
tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan
merupakan reaksi terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap
obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek.
3. Praktik atau Tindakan
Setelah seseorang mengetahui stimulus atau obyek kesehatan, kemudian
mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses
selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktikkan apa yang
diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Inilah yang disebut praktik kesehatan
atau dapat dikatakan perilaku kesehatan (Notoatmodjo, 2003).
G. Landasan Teori
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
19
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang
(Notoatmojo, 2003). Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup
dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Manifestasi sikap tidak dapat
langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang
tertutup (Notoatmojo, 2003).
Setelah seseorang mengetahui stimulus atau obyek kesehatan, kemudian
mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses
selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktikkan apa yang
diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Inilah yang disebut praktik kesehatan
atau dapat dikatakan perilaku kesehatan (Notoatmodjo, 2003).
Pemberian edukasi adalah pemberian informasi tertulis tentang sindrom
metabolik dengan media berupa leaflet dan wawancara terstruktur kepada
responden. Pemberian edukasi akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan sikap
seseorang terhadap sesuatu yang baru bagi orang tersebut atau memperjelas
sesuatu yang telah diketahui. Dengan berubahnya tingkat pengetahuan dan sikap
seseorang akan mempengaruhi tingkah laku atau tindakan seseorang terhadap
sesuatu hal agar menjadi lebih baik atau hal yang lebih positif.
Pemberian edukasi pada masyarakat tentang sindrom metabolik akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan masyarakat tentang sindrom metabolik.
Berubahnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang sindrom metabolik akan
mempengaruhi perilaku masyarakat tersebut dalam mendukung nilai hidup sehat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
H. Hipotesis
Pemberian edukasi atau informasi tentang sindrom metabolik akan
berpengaruh terhadap perilaku hidup sehat masyarakat di dusun Krodan,
Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta selain itu diharapkan juga terjadi perubahan
kadar kolesterol total sebelum dan sesudah edukasi yang nanatinya akan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental semu (kuasi) dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah non-randomized pretest-posttest control group design dan deskriptif evaluatif. Penelitian eksperimental semu adalah suatu penelitian eksperimental dimana peneliti tidak mungkin mengontrol semua variabel luar sehingga perubahan yang terjadi pada efek tidak sepenuhnya oleh pengaruh perlakuan. Ciri khas penelitian eksperimental semu adalah pengelompokan subyek yang dilakukan tidak menggunakan teknik random. Jenis Rancangan eksperimental semu dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh edukasi terhadap perilaku masyarakat di dusan Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta. Rancangan penelitian deskriptif evaluatif digunakan untuk menggambarkan profil responden secara keseluruhan yang terkait sindrom metabolik dan pengaruh umur, jenis kelamin, serta tingkat pendidikan terhadap rata-rata selisih kadar kolesterol total (Pratiknya, 2007).
0 > (X) 0 0 > ( - ) 0
Gambar 4. Rancangan Penelitian Non-randomized Pretest-posttest Control Group Design
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Variabel 1. Variabel bebas
a. Pemberian edukasi tentang sindrom metabolik khususnya yang terkait
dengan kadar kolesterol total pada masyarakat di dusun Krodan,
Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta.
2. Variabel tergantung
a. Pengetahuan masyarakat di dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman,
Yogyakarta tentang sindrom metabolik.
b. Sikap masyarakat di dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta
terhadap sindrom metabolik.
c. Tindakan masyarakat di dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman,
Yogyakarta terhadap sindrom metabolik.
C. Definisi Operasional
1. Standar sindrom metabolik yang dipergunakan dalam penelitian ini
merupakan gabungan antara NCEP ATP III tahun 2001 dan WHO 1998,
kriterianya dapat dilihat pada tabel IV.
Tabel IV. Kriteria Sindrom Metabolik dalam Penelitian
No. Kriteria sindrom metabolik gabungan antara kriteria ATP III tahun 2001 dan kriteria WHO 1998 NCEP
1. Lingkar pinggang
Wanita Pria
≥ 80 cm
≥ 90 cm
2. IMT (Indeks Massa Tubuh) ≥ 23
3. Tekanan darah > 130/80
4. Kolesterol total > 200 mg/dL
5. Kadar gula puasa < 100 mg/dL
6. Obesitassentral
Pria ratio lingkar pinggang-pinggul Wanita ratio lingkar pinggang-panggul
23
2. Masyarakat di dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta adalah
orang-orang atau penduduk yang bertempat tinggal atau bakerja di dusun
Krodan, Kecamatan Maguwoharjo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
3. Pemberian edukasi adalah suatu upaya pemberian edukasi (penyuluhan)
seperti leaflet kepada individu/kelompok/masyarakat untuk mempengaruhi
pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat tersebut.
4. Kadar kolesterol yang diteliti dalam penelitian ini adalah kadar kolesterol total
karena terkait dengan keterbatasan biaya penelitian.
5. Profil kadar kolesterol total sebelum dan sesudah pemberian edukasi
digambarkan dengan melihat selisih kadar kolesterol total posttest-prestest.
6. Perilaku dalam penelitian ini meliputi aspek pengetahuan, sikap dan tindakan.
7. Pengetahuan adalah tingkat pemahaman yang dimiliki oleh masyarakat di
dusun Krodan Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta yang terkait dengan
kesehatan dan pola hidup sehat.
8. Sikap adalah suatu kesadaran yang timbul dari diri responden di dusun
Krodan Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta tentang hidup yang sehat.
9. Tindakan adalah penilaian atau pendapat yang sudah di lakukan oleh
responden di dusun Krodan Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta tentang hidup
yang sehat yang terkait pola makan dan olah raga.
10.Profil yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gambaran responden terkait
dengan sindrom metabolik yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, BMI (Body Mass Index), lingkar pinggang, rasio lingkar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pinggang-lingkar pinggul, tekanan darah, gula darah puasa, dan kadar
kolesterol total.
11.Umur merupakan lama hidup seseorang dari lahir sampai sekarang. Umur
dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 kelompok yaitu ≥35-≤38 tahun, ≥39-≤42 tahun, dan ≥43-≤45 tahun.
12.Tingkat pendidikan dalam penelitian ini dikatagorikan menjadi 4 yaitu SD,
SLTP, SMU dan di atas SMU.
13.Tingkat pendidikan di atas SMU meliputi Diploma dan Sarjana
D. Subyek penelitian
Subyek penelitian yang digunakan adalah masyarakat yang tinggal atau
bekerja di dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta yang bersedia
bekerjasama dengan menjawab pertanyaan dari peneliti baik melalui wawancara,
pengisian kuisioner, diberi edukasi serta bersedia untuk dilakukan pemeriksaan
fisik yang meliputi mengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang,
lingkar pinggul, dan tekanan darah serta bersedia untuk diambil sampel darahnya
untuk dilakukan pengukuran kadar gula darah puasa dan kadar kolesterol total
yang dilakukan sebelum dan sesudah pemberian edukasi. Sebelum melakukan
pengambilan sampel darah, peneliti harus meyakinkan responden untuk
menyetujui surat perjanjian bekerjasama selama 3 bulan dengan mengisi informed
25
Kriteria responden yang diambil oleh peneliti (kriteria inklusi) dalam
penelitian adalah mempunyai Body Mass Indeks (BMI) ≥ 23 dan berumur 40 ± 5 tahun (≥35-≤45 tahun) serta belum pernah diterapi terkait sindrom metabolik. Selain kriteria inklusi juga terdapat kriteria eksklusi yaitu apabila selama
pemberian edukasi terdapat responden yang menggunakan terapi farkmakologi.
Selanjutnya subyek dalam penelitian ini disebut responden.
Pada awal penelitian ini, responden yang digunakan sebanyak 80 orang.
Responden tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu edukasi dan non edukasi
yang masing-masing berjumlah 40 responden. Dari 2 kelompok tersebut, dibagi
lagi menjadi 2 kelompok yaitu yang mengikuti tes laboratorium (tes lab) dan non
laboratorium (non lab). Dalam hal ini tes laboratorium yang dilakukan meliputi
pengukuran gula darah puasa dan kadar kolesterol total. Karena dalam penelitian
ini peneliti mengkaji kadar kolesterol total sehingga digunakan 40 responden
untuk dites laboratorium. Pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan
sebagian dari jumlah responden dengan alasan karena keterbatasan biaya
penelitian.
Dari jumlah keseluruhan responden terdiri dari 38 laki-laki dan 42
perempuan. Jumlah kelompok edukasi sebanyak 40 responden yang terdiri dari 19
laki-laki ( 8 responden tes lab dan 11 responden non lab ) serta 21 perempuan (12
responden tes lab dan 9 responden non lab) sedangkan jumlah yang non edukasi
sebanyak 40 responden yang terdiri dari 19 laki-laki (8 responden tes lab dan 11
responden non lab) serta 21 perempuan (12 responden tes lab dan 9 responden non
lab). Kelebihan 10 responden pada kelompok edukasi dan kelompok non edukasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dimaksudkan sebagai cadangan, artinya apabila responden ternyata tidak bersedia
untuk bekerjasama sampai akhir penelitian.
Proporsi responden pada masing-masing kelompok sebelumnya
diusahakan sama atau hampir sama, tetapi karena setelah pembagian kelompok
edukasi dan non edukasi pada awal penelitian ternyata terdapat 1 responden yang
seharusnya termasuk kelompok non edukasi dimasukkan kedalam kelompok
edukasi dengan alasan karena responden tersebut mendapatkan banyak informasi
dari responden lain (tetangga) yang masuk dalam kelompok edukasi selain itu
responden tersebut rajin berolah raga sehingga peneliti memasukkan responden
tersebut ke dalam kelompok edukasi.
Dari 80 responden, ternyata yang berhasil mengikuti penelitian sampai
selesai (posttest) adalah sebanyak 78 responden. Dua responden yang tidak
berhasil mengikuti penelitian adalah responden dari kelompok edukasi-tes lab dan
non edukasi-lab. Sedangkan untuk kelompok lainnya pada akhir penelitian
jumlahnya tetap. Sehingga jumlah responden untuk kelompok edukasi sebanyak
40 responden yang terdiri dari 20 laki-laki (8 responden tes lab dan 11 responden
non lab) serta 21 perempuan (12 responden tes lab dan 9 responden non lab)
sedangkan jumlah yang non edukasi sebanyak 38 responden yang terdiri dari 19
laki-laki (8 responden tes lab dan 11 responden non lab) serta 19 perempuan (10
27
80 responden
Pretest Pretest
Edukasi Non edukasi
(41 responden) (39 responden)
Posttest Posttest
Edukasi Non edukasi
(40 responden) * (38 responden) *
Keterangan:
* 1 responden tidak bisa diajak bekerja sama
20 responden 20 responden 18 responden 20 responden
tes laboratorium
non laboratorium
tes laboratorium
non laboratorium
Gambar 5. Skema Pembagian Subyek Penelitian
E. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di dusun Krodan, Kecamatan Maguwoharjo,
Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Dusun ini berada di dekat kampus III Universitas
Sanata Dharma. Dusun Krodan ini terbagi menjadi lima tempat, 14 RT, dan 6 RW
yaitu Krodan termasuk RW 03 dan RT 01 dan 02, Timbul Rejo termasuk RW 04
dan RT 03 dan 04, Paingan termasuk RW 05 dan RT 05,06, dan 07, Pomahan
termasuk RW 06 dan RT 08 dan 09, serta Taman cemara yang terdiri dari RT 10,
11, 12, 13, dan 14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Ruang Lingkup
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi
tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat di dusun Krodan,
Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan secara berkelompok
dengan jumlah anggota sebanyak 5 orang dengan kajian yang berbeda-beda.
Kajian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : umur, jenis kelamin, faktor
merokok, tingkat pendidikan, Body Mass Indeks (BMI), lingkar pinggang, rasio
lingkar pinggang-pinggul, tekanan darah, kadar gula darah puasa dan kadar
kolesterol total. Namun pada penelitian ini peneliti lebih berfokus pada kadar
kolesterol total.
Keterangan:
* kajian yang diteliti oleh peneliti.
Penelitian
Sindrom
Metabolik
Dampak Edukasi
Kajian:
Umur, Jenis kelamin,
tingkat pendidikan,
faktor merokok
Kajian: Kajian: Kajian: Kajian:
Tekanan Darah
Kadar Gula Darah Puasa
Kadar Kolesterol
Total * Lingkar
pinggang,
BMI, ratio
lingkar
pinggang-pinggul
29
G. Teknik sampling
Teknik sampling yang dipergunakan pada penelitian ini adalah
non-randomized sampling yaitu quota sampling, karena responden yang akan diteliti
tidak mendapat kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel dan dengan
menetapkan terlebih dahulu jumlah sampel secara quotum atau jatah yang
diperlukan (Notoatmodjo, 2002). Menurut Gay (cit., Sevilla, dkk, 1993), untuk
penelitian korelasi diperlukan minimal 30 responden dalam penelitian ini,
responden yang digunakan sebanyak 78 responden. Sedangkan ukuran minimum
pengambilan sampel untuk penelitian trial klinik yaitu 20 orang dan responden
yang digunakan sebanyak 38 responden. Hal ini berarti sudah memenuhi
pengambilan sampel untuk penelitian korelasi maupun penelitian trial.
H. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah berupa lembar kuisioner yang
dibuat setelah dilakukan perumusan masalah dan menentukan variabel-variabel
yang akan diteliti, panduan wawancara, informasi tertulis berupa leaflet mengenai
sindrom metabolik, tape recorder sebagai alat bantu wawancara, alat timbang
berat badan, alat ukur tinggi badan, tensi meter untuk mengukur tekanan darah,
serta alat ukur lingkar pinggang dan lingkar pinggul.
I. Jalannya Penelitian 1. Analisis situasi
Dalam tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kemungkinan bisa tidaknya dilakukan penelitian, dan melihat keseharian
responden sebelum penelitian dilakukan. Pada tahap ini juga dilakukan
persiapan penelitian dengan melakukan permohonan ijin penelitian kepada
Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada dan BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah) Pemerintah Kabupaten Sleman. Peneliti mulai mengajukan
permohonan ijin mulai bulan September 2007 untuk ijin BAPPEDA dan bulan
November 2007 untuk ijin Komisi Etik serta mulai melakukan observasi bulan
November. Pada saat observasi, peneliti melakukannya dengan menyelidiki
masyarakat yang gemuk dengan cara keliling-keliling dusun Krodan dan
secara kebetulan artinya siapapun yang langsung bertemu dengan peneliti dan
memenuhi kriteria inklusi, dimasukkan dalam penelitian sebagai responden.
Dalam proses observasi peneliti juga banyak dibantu oleh Ibu RW dusun
Krodan serta masyarakat sekitar dusun Krodan. Observasi bertujuan untuk
mencari responden yang sesuai kriteria inklusi yang sudah ditetapkan. Dalam
proses observasi peneliti mengalami kesulitan yaitu dalam mencari responden
dan pendekatan secara langsung karena masyarakat cenderung lebih banyak
berada didalam rumah sehingga proses dalam mencari responden cukup
memakan waktu. Tetapi masalah tersebut dapat diatasi dengan melakukan
pendekatan kepada RW serta RT setempat mengenai kapan biasanya
masyarakat dusun Krodan melakukan pertemuan sehingga dari pertemuan
masyarakat baik ibu-ibu maupun bapak-bapak peneliti dapat melakukan
31
2. Pembuatan leaflet
Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi atau pesan kesehatan
melalui lembaran yang dilipat (Notoatmodjo, 1993). Leaflet berfungsi sebagai
media pemberian edukasi tentang sindrom metabolik pada responden. Berisi
tentang hal-hal yang terkait dengan sindrom metabolik. Dibuat semenarik
mungkin, jelas, singkat dan lengkap dengan bahasa sesimpel mungkin di sertai
beberapa gambar agar mudah dipahami oleh responden.
3. Pembuatan kuisioner
Pertanyaan disusun dan dikelompokkan berdasarkan atas tujuan
penelitian, perumusan masalah dan variabel-variabel penelitian yang ingin
diketahui yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan. Dalam penyusunan kuisioner
ini peneliti berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan rekan dari Fakultas
Psikologi yang dianggap mengetahui tata cara pembuatan kuisioner. Sebelum
dilakukan penyebaran kuisioner terlebih dahulu dilakukan uji coba kuisioner.
Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 38 item
pertanyaan dengan empat pilihan jawaban (sangat setuju, setuju, tidak setuju,
sangat tidak setuju). Peneliti menggunakan format pertanyaan seperti ini
dengan alasan jika dibandingkan dengan format ya dan tidak, dengan format
yang digunakan peneliti lebih mengetahui kedalaman perilaku responden
dalam hal pengetahuan, sikap, dan tindakan yang terkait dengan sindrom
metabolik.
Distribusi pertanyaan pengetahuan, sikap dan tindakan dapat dilihat
pada tabel V. Pada tabel ditunjukkan bahwa untuk variabel pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terdapat 13 item, variabel sikap terdapat 13 item, dan untuk variabel tindakan
terdapat 12 item.
Tabel V. Distribusi Pertanyaan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan yang Terdapat dalam Kuisioner
Perilaku Nomor item dalam kuisionr Total Pengetahuan 3,4,7,11,12,15,20,21,25,26,30,35,37 13
Sikap 1,2,5,6,8,10,13,16,19,27,28,32,38 13
Tindakan 9,14,17,18,22,23,24,31,33,34,36 12
Skor dalam setiap item pertanyaan hanya terdapat satu jawaban yang
benar, sehingga cara penilaiannya yaitu dengan cara memberikan skor 4 untuk
jawaban sangat setuju, skor 3 untuk jawaban setuju, skor 2 untuk jawaban
tidak setuju, dan 1 untuk jawaban sangat tidak setuju. Skor tersebut berlaku
untuk item jenis pertanyaan favourable. Hal ini berlaku sebaliknya untuk item
yang non favourable. Distribusi pertanyaan yang ada pada kuisioner terdiri
dari 27 item untuk jenis pertanyaan favourable dan 11 item jenis pertanyaan
nonfavourable. Distribusi jenis pertanyaan favourable dan nonfavourable
dapat dilihat pada tabel VI.
Tabel VI. Distribusi Jenis Pertanyaan Favourable dan Nonfavourable yang Terdapat dalam Kuisioner
Nomor item dalam kuisioner Perilaku
favourable nonfavourable
Pengetahuan 3,4,7,11,12,15,21,25,26,30,37 20,35
Total 11 2
Sikap 1,2,6,8,13,28,32 5,10,16,19,27,38
Total 7 6
Tindakan 9,14,17,18,22,24,33,34,36 23,29,31
33
a. Uji validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh
mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai
validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya,
atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya
pengukuran tersebut (Azwar, 2004).
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
isi (content validity). Validitas yang diestimasi melalui
pengujian-pengujian terhadap isi tes dengan rasional atau lewat diskusi dengan dosen
pembimbing. Uji validitas dilihat dari item pertanyaan dari kuisioner yang
disesuaikan dengan tujuan penelitian yang diinginkan.
b. Uji reliabilitas
Reliabilitas merupakan penterjemahan dari kata reliability yang
mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang mempunyai
reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel. Walaupun
reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti keterpercayaan,
keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi, dan sebagainya, namun ide
pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil
suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2004).
Pada penelitian ini, uji reliabilitas digunakan untuk meninjau
responden dari segi pemahaman bahasa pada kuisioner apakah sudah
dimengerti atau belum. Uji reliabilitas ini dilakukan dengan cara menguji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
coba kuisioner kepada responden lain yang sesuai kriteria inklusi.
Pengujian reliabilitas dilakukan secara statistik sehingga dari hasil yang
didapatkan, peneliti dapat mengetahui item-item pertanyaan yang tidak
cocok digunakan karena terlalu mudah atau terlalu susah. Kemudian hasil
yang didapat didiskusikan kapada dosen pembimbing untuk dilakukan
beberapa perbaikan.
4. Uji coba kuisioner
Uji coba kuisioner ini bertujuan untuk mengetahui apakah kuisioner
nantinya dapat memberikan hasil valid atau tidak sehingga dapat menentukan
apakah kuisioner tersebut sudah dapat disebar atau belum. Pada tahap ini
kuisioner disebarkan kepada 20 orang responden lain yang sesuai kriteria
inklusi dan bukan merupakan masyarakat dusun Krodan dengan
pendampingan secara personal.
5. Penyebaran kuisioner
Kuisioner ditujukan kepada responden yaitu masyarakat di dusun
Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta, dengan melakukan
pendekatan-pendekatan terlebih dahulu. Kuisioner diberikan sebelum (pretest) dan
sesudah (posttest) pemberian edukasi oleh peneliti. Pemberian pretest
dilaksanakan pada bulan Januari 2008, sedangkan pemberian posttest
dilaksanakan pada bulanApril 2008. Kuisioner disebarkan pada 80 responden,
penyebaran dilakukan sebanyak 2 kali pada bulan yang sama. Kuisioner yang
didapatkan kembali berjumlah 80, karena kuisioner diberikan secara personal
35
kuisioner untuk menghindari kesalahan-kesalahan responden dalam pengisian
kuisioner.
6. Pemberian edukasi
Edukasi dilakukan untuk memberikan pengetahuan tentang sindrom
metabolik khususnya terkait dengan kolesterol melalui media yang berupa
leaflet selain menggunakan leaflet peneliti juga mengadakan kunjungan secara
personal kepada responden setiap dua minggu sekali door to door selama 3
bulan. Alasan dilakukan kunjungan secara personal karena peneliti kesulitan
dalam mengumpulkan responden menjadi satu, melihat kesibukan
masing-masing responden yang berbeda. Tetapi kunjungan secara personal dapat
memberikan penjelasan (pengetahuan) lebih mendalam dan mengingatkan
responden terkait sindrom metabolik. Selain menggunakan leaflet dan
kunjungan secara personal, peneliti juga memberikan ringkasan tentang
penyakit yang terkait dengan sindrom metabolik sehingga diharapkan
responden lebih paham tentang sindrom metabolik.
7. Wawancara terstruktur
Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka,
mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau
keterangan-keterangan (Narbuko, 2005).
Wawancara dilakukan dengan bantuan kerangka atau garis-garis besar
yang dibutuhkan dan berkaitan dengan permasalahan, melalui pembicaraan
informal dan pembicaraan yang dikaitkan dengan permasalahan. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian ini, wawancara berfungsi sebagai pendukung dari hasil kuisioner.
Panduan wawancara yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 16 item
pertanyaan yang disusun dengan bahasa yang mudah dimengerti. Wawancara
dilaksanakan pada awal penelitian (pretest). Peneliti melakukan wawancara
secara personal dengan bantuan tape recorder dimana merupakan media yang
praktis dalam melakukan wawancara. Keuntungan penggunaan tape recorder
adalah peneliti dapat memutar kembali hasil wawancara yang telah dilakukan
tetapi penggunaan tape recorder ini dapat memberikan kerugian yaitu
responden yang diwawancarai merasa segan dalam menjawab pertanyaan
yang diajukan. Dalam penelitian ini, jumlah responden yang di wawancara
berjumlah 10 orang alasan peneliti hanya menggunakan 10 responden saja
karena hanya sebagai perwakilan saja untuk menunjang kuisioner.