• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pemberian edukasi tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat Dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman Yogyakarta : kajian body mass index, lingkar pinggang, dan rasio lingkar pinggang-pinggul.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh pemberian edukasi tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat Dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman Yogyakarta : kajian body mass index, lingkar pinggang, dan rasio lingkar pinggang-pinggul."

Copied!
184
0
0

Teks penuh

(1)

x INTISARI

Sindrom metabolik meningkat seiring dengan meningkatnya angka kegemukan. Penyebabnya karena pola hidup yang berubah. Edukasi diperlukan untuk mengurangi prevalensi kegemukan dan sindrom metabolik. Penelitian ini termasuk eksperimental kuasi, dengan non-randomized pretest-posttest control group design. Analisis yang dilakukan adalah analisis statistik dengan taraf kepercayaan 90% dan analisis kualitatif.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil responden secara keseluruhan dan profil responden jika ditinjau dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan; mengetahui pengaruh edukasi tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat dusun Krodan; dan mengetahui profil Body Mass Index

(BMI), lingkar pinggang (LP), rasio lingkar pinggang-pinggul (RLPP) responden sebelum dan sesudah pemberian edukasi serta evaluasinya terhadap usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden kelompok edukasi (I) yang berusia =35-=38 tahun dan =39-=42 tahun sama banyak, masing- masing 15 orang; pada nonedukasi (II) terbanyak berusia =35-=38 tahun sebanyak 15 orang. Kelompok I jumlah perempuan sebanyak 21 orang, dan kelompok II jumlah perempuan dan laki- lakinya seimbang. Pendidikan responden paling banyak SMA. Selisih nilai kuesioner terkait BMI, LP, dan RLPP antara kelompok I dan II menunjukkan nilai p sebesar 0,077. Profil pretest kelompok I vs II: BMI 27,2±3,4 kg/m2 vs 26,7±3,5 kg/m2; LP perempuan 90,1±7,5 cm vs 88,3±10,0 cm, laki- laki 95,4±7,4 cm vs 89,8±6,6 cm; RLPP perempuan 0,9±0,1 vs 0,9±0,05, laki- laki 0,9±0,04 vs 0,9±0,1. Profil posttest kelompok I vs II: BMI 27,3±3,6 kg/m2 vs 26,8±3,7 kg/m2; LP perempuan 92,4±6,4 cm vs 90,9±9,0 cm, laki- laki 94,4±7,4 cm vs 89,2±7,9 cm; RLPP perempuan 0,9±0,1 vs 0,9±0,05, laki- laki 0,9±0,1 vs 0,9±0,1. Pengaruh edukasi terkait BMI memberikan dampak positif pada laki- laki sedangkan terkait LP lebih memberikan dampak positif pada usia =39-=42 tahun, laki- laki, dan SMP.

Kata kunci: sindrom metabolik, edukasi, perilaku, Body Mass Index, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang-pinggul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(2)

xi

Metabolic syndrome increases along with the increasing number of obesity. This is caused by the changing lifestyle. Thus, education is needed to decrease the prevalence of obesity and metabolic syndrome. This research is a quasi-experimental research with non-randomized pretest-posttest control group design. The conducted analysis was statistic analysis with the confidence level 90% and qualitative analysis.

The aim of this research is to to unveil respondents’ profile as a whole as well as the profile from the age, sex, and educational aspect; to reveal the influences of education of metabolic syndrome towards the behaviour of dusun Krodan society; and to expose respondents’ Body Mass Index (BMI), waist circumference (WC), and Waist-to-hip Ratio (WHR) profile before and after the educational process along with the evaluation towards age, sex, and educational level.

The result of the research shows that the number of respondent in the educated group (I) age =35-=38 and =39-=42 is similar, 15 respondents each; in the non-educated group (II) =35-=38 is the dominating, 15. Within group (I), female respondents are 21, while in group (II) the number of female and male is even. Most of the respondents are graduated from Senior High School. The value discrepancy of the questionnaire regarding BMI, WC, and WHR between group I and II show p = 0,077. Pretest profile of group I vs II: BMI 27,2±3,4 kg/m2 vs 26,7±3,5 kg/m2; female WC 90,1±7,5 cm vs 88,3±10,0 cm, male 95,4±7,4 cm vs 89,8±6,6 cm; female WHR 0,9±0,1 vs 0,9±0,05, male 0,9±0,04 vs 0,9±0,1. Posttest profile of group I vs II: BMI 27,3±3,6 kg/m2 vs 26,8±3,7 kg/m2; female WC 92,4±6,4 cm vs 90,9±9,0 cm, male 94,4±7,4 cm vs 89,2±7,9 cm; female WHR 0,9±0,1 vs 0,9±0,05, male 0,9±0,1 vs 0,9±0,1. The influences of education towards BMI gave positive impact towards male, while education of WC gave positive impact towards those within the age of =39-=42, male, and Junior High School.

(3)

PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TENTANG SINDROM METABOLIK TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DUSUN

KRODAN, MAGUWOHARJO, SLEMAN, YOGYAKARTA (Kajian Body Mass Index, Lingkar Pinggang, dan

Rasio Lingkar Pinggang -pinggul)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh: Dipta Hutami NIM : 048114058

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(4)

ii

METABOLIK TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DUSUN KRODAN, MAGUWOHARJO, SLEMAN, YOGYAKARTA

(Kajian Body Mass Index, Lingkar Pinggang, dan Rasio Lingkar Pinggang -pinggul)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh: Dipta Hutami NIM : 048114058

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(6)
(7)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Thanks,

Be to God for This

Incredible Gift

2 Corinthians 9:15

Kupersembahkan karya ini untuk : Allah Bapa di Surga, Jesus Christ, Bunda Maria, dan Santa Lusia Ibu –Bapakku Danang dan Dandung Sahabat-sahabatku Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(8)
(9)

vi PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang setia menemani, membimbing, dan memberikan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Edukasi tentang Sindrom Metabolik terhadap Perilaku Masyarakat Dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta (Kajian Body Mass Index, Lingkar Pinggang, dan Rasio Lingkar Pinggang-pinggul)” disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak memperoleh bantuan, bimbingan, dan pengarahan, serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak atas pengorbanannya baik waktu, tena ga maupun pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Rasa terima kasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada :

1. Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dan juga dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk berdiskusi serta memberi saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

2. dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes., selaku dosen penguji atas masukan-masukan dan saran yang berharga.

3. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt., selaku dosen penguji atas masukan-masukan dan saran yang berharga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(10)

vii proses perijinan.

5. Walikota Yogyakarta c.q BAPPEDA Sleman, yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di Sleman.

6. Ketua Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian tentang sindrom metabolik.

7. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing akademis yang selalu memberi motivasi pada penulis.

8. Semua dosen Fakultas Farmasi yang telah banyak memberikan ilmunya kepada penulis.

9. Masyarakat dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta yang telah bersedia menjadi responden dan telah meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner tanpa mempertanyakan ijin penelitian. 10. Ibu dan bapak, serta kedua adikku yang merupakan perpanjangan tangan Tuhan, yang selalu berdoa dan mencurahkan kasih sayang, serta memberi dukungan moral, spiritual, maupun materiil. Cinta dan ketulusan kalian merupakan kekuatan bagik u.

11. Bun, Supri, Somat, Tedjo, Mayrinna, Morning Choir, Arda, Heru, Jojo, Nina, Ndu, Dika, Angel, Nana, Keke dan Erlin terima kasih untuk perhatian, semangat dan canda tawanya. Kalian sahabat terbaik yang pernah kumiliki, terima kasih telah berjalan bersamaku dalam suka dan duka.

(11)

viii

motivasi, saran, diskusi serta kerjasamanya dalam mengerjakan skripsi ini. 13. FKK Angkatan 2004 khususnya kelas B atas kebersamaan dan semangat yang

diberikan.

14. Teman-teman KKN kelompok 3 Sirat: Yuni, Adi, Ase, Obet, Beb, Hana, Esti, dan Iken yang telah banyak memberi pembelajaran hidup, dan cinta akan persahabatan yang tanpa imbalan apapun.

15. Semua pihak yang telah banyak membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangannya, maka penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan demi sempurnanya skripsi ini. Mudah- mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, dan kiranya skripsi ini dapat menjadi salah satu sumbangan bagi ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 9 Juni 2008

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(12)
(13)

x INTISARI

Sindrom metabolik meningkat seiring dengan meningkatnya angka kegemukan. Penyebabnya karena pola hidup yang berubah. Edukasi diperlukan untuk mengurangi prevalensi kegemukan dan sindrom metabolik. Penelitian ini termasuk eksperimental kuasi, dengan non-randomized pretest-posttest control group design. Analisis yang dilakukan adalah analisis statistik dengan taraf kepercayaan 90% dan analisis kualitatif.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil responden secara keseluruhan dan profil responden jika ditinjau dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan; mengetahui pengaruh edukasi tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat dusun Krodan; dan mengetahui profil Body Mass Index

(BMI), lingkar pinggang (LP), rasio lingkar pinggang-pinggul (RLPP) responden sebelum dan sesudah pemberian edukasi serta evaluasinya terhadap usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden kelompok edukasi (I) yang berusia =35-=38 tahun dan =39-=42 tahun sama banyak, masing- masing 15 orang; pada nonedukasi (II) terbanyak berusia =35-=38 tahun sebanyak 15 orang. Kelompok I jumlah perempuan sebanyak 21 orang, dan kelompok II jumlah perempuan dan laki- lakinya seimbang. Pendidikan responden paling banyak SMA. Selisih nilai kuesioner terkait BMI, LP, dan RLPP antara kelompok I dan II menunjukkan nilai p sebesar 0,077. Profil pretest kelompok I vs II: BMI 27,2±3,4 kg/m2 vs 26,7±3,5 kg/m2; LP perempuan 90,1±7,5 cm vs 88,3±10,0 cm, laki- laki 95,4±7,4 cm vs 89,8±6,6 cm; RLPP perempuan 0,9±0,1 vs 0,9±0,05, laki- laki 0,9±0,04 vs 0,9±0,1. Profil posttest kelompok I vs II: BMI 27,3±3,6 kg/m2 vs 26,8±3,7 kg/m2; LP perempuan 92,4±6,4 cm vs 90,9±9,0 cm, laki- laki 94,4±7,4 cm vs 89,2±7,9 cm; RLPP perempuan 0,9±0,1 vs 0,9±0,05, laki- laki 0,9±0,1 vs 0,9±0,1. Pengaruh edukasi terkait BMI memberikan dampak positif pada laki- laki sedangkan terkait LP lebih memberikan dampak positif pada usia =39-=42 tahun, laki- laki, dan SMP.

Kata kunci: sindrom metabolik, edukasi, perilaku, Body Mass Index, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang-pinggul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(14)

xi

Metabolic syndrome increases along with the increasing number of obesity. This is caused by the changing lifestyle. Thus, education is needed to decrease the prevalence of obesity and metabolic syndrome. This research is a quasi-experimental research with non-randomized pretest-posttest control group design. The conducted analysis was statistic analysis with the confidence level 90% and qualitative analysis.

The aim of this research is to to unveil respondents’ profile as a whole as well as the profile from the age, sex, and educational aspect; to reveal the influences of education of metabolic syndrome towards the behaviour of dusun Krodan society; and to expose respondents’ Body Mass Index (BMI), waist circumference (WC), and Waist-to-hip Ratio (WHR) profile before and after the educational process along with the evaluation towards age, sex, and educational level.

The result of the research shows that the number of respondent in the educated group (I) age =35-=38 and =39-=42 is similar, 15 respondents each; in the non-educated group (II) =35-=38 is the dominating, 15. Within group (I), female respondents are 21, while in group (II) the number of female and male is even. Most of the respondents are graduated from Senior High School. The value discrepancy of the questionnaire regarding BMI, WC, and WHR between group I and II show p = 0,077. Pretest profile of group I vs II: BMI 27,2±3,4 kg/m2 vs 26,7±3,5 kg/m2; female WC 90,1±7,5 cm vs 88,3±10,0 cm, male 95,4±7,4 cm vs 89,8±6,6 cm; female WHR 0,9±0,1 vs 0,9±0,05, male 0,9±0,04 vs 0,9±0,1. Posttest profile of group I vs II: BMI 27,3±3,6 kg/m2 vs 26,8±3,7 kg/m2; female WC 92,4±6,4 cm vs 90,9±9,0 cm, male 94,4±7,4 cm vs 89,2±7,9 cm; female WHR 0,9±0,1 vs 0,9±0,05, male 0,9±0,1 vs 0,9±0,1. The influences of education towards BMI gave positive impact towards male, while education of WC gave positive impact towards those within the age of =39-=42, male, and Junior High School.

(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………... iii

HALAMAN PENGESAHAN ………... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ………... v

PRAKATA ……….…... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………... ix

INTISARI ………. x

ABSTRACT ……….... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ………... xvi

DAFTAR GAMBAR ………... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ………... xix

BAB I. PENGANTAR ……….. 1

A. Latar Belakang ……….... 1

1. Permasalahan ……….... 3

2. Keaslian Penelitian ……….... 4

3. Manfaat penelitian ………...…... 5

B. Tujuan Penelitian ……….... 5

1. Tujuan Umum ………... 5

2. Tujuan Khusus ……….. 5

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ……….. 7

A. Sindrom Metabolik ………... 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(16)

xiii

2. Faktor Risiko ………... 8

3. Patogenesis ……….... 9

4. Kriteria Diagnosis ………... 10

5. Penatalaksanaan ……….... 11

B. Kegemukan ………... 14

1. Body Mass Index (BMI) ……….... 15

2. Lingkar pinggang ……….. 16

3. Rasio Lingkar Pinggang-pinggul ……….. 17

C. Edukasi ……….... 19

D. Perilaku ………... 19

E. Pengetahuan ……….... 20

F. Sikap ………... 22

G. Tindakan ………... 22

H. Landasan Teori ……….... 22

I. Hipotesis ………... 23

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ……….... 24

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ………... 24

B. Variabel ………... 25

C. Definisi Operasional ………... 25

D. Subyek Penelitian ……….... 26

E. Tempat dan Waktu Penelitian ………... 29

(17)

xiv

G. Teknik Sampling ………... 30

H. Instrumen Penelitian ………... 31

I. Tata Cara Penelitian ……….... 31

1. Observasi Awal ………... 31

2. Pencarian responden ………... 31

3. Permohonan Ijin ……….... 32

4. Pembuatan Kuesioner ………... 32

5. Uji Validitas ……….. 34

6. Uji Reliabilitas ……….. 35

7. Pembuatan Leaflet (Informasi Tertulis) ……….... 36

8. Penyebaran Kuesioner ………... 37

9. Pengukuran Parameter ……….. 38

10. Pemberian Edukasi ……….... 39

11. Wawancara Terstruktur ………... 39

12. Pengolahan Data ………... 40

J. Analisis Data Penelitian ……….. 40

K. Kesulitan Penelitian ……….... 41

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………... 43

A. Profil Masyarakat Dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta ………. 43

1. Usia ………... 44

2. Jenis Kelamin ... 45

3. Tingkat Pendidikan ………... 46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(18)

xv

Masyarakat Dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta …….. 46

C. Profil BMI, Lingkar Pinggang, Rasio Lingkar Pinggang-pinggul Sebelum dan Sesudah Edukasi Serta Evaluasinya terhadap Pengaruh Jenis Kelamin, Usia, dan Tingkat Pendidikan ... 51

1. Pengaruh Usia terhadap BMI, Lingkar Pinggang, dan Rasio Lingkar Pinggang-pinggul ………...….…. 59

2. Pengaruh Jenis Kelamin terhadap BMI, Lingkar Pinggang, dan Rasio Lingkar Pinggang-pinggul ... 62

3. Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap BMI, Lingkar Pinggang, dan Rasio Lingkar Pinggang-pinggul ………..……. 64

D. Rangkuman Pembahasan ... 71

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 74

A. Kesimpulan ………... 74

B. Saran ………... 75

DAFTAR PUSTAKA ………... 76

LAMPIRAN ……….. 80

(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel I. Kriteria Sindrom Metabolik Menurut WHO Tahun 1998 .... 11 Tabel II. Kriteria Sindrom Metabolik Menurut NCEP ATP III

Tahun 2001 ………... 11 Tabel III. Klasifikasi BMI Menurut WHO Tahun 1998 …………... 13 Tabel IV. Klasifikasi BMI yang Diusulkan WHO untuk Pend uduk

Dewasa Asia ………. 13 Tabel V. Kriteria Sindrom Metabolik Hasil Modifikasi …………... 26 Tabel VI. Distribusi Pernyataan Favorable dan Nonfavorable dalam

Kuesioner Sebelum Uji Validitas dan Reliabilitas ………… 33 Tabel VII. Distribusi Pernyataan Favorable dan Nonfavorable dalam

Kuesioner Sesudah Uji Validitas dan Reliabilitas ………… 34 Tabel VIII. Penilaian Skor Kuesioner Berdasarkan Skala Likert………. 34 Tabel IX. Profil Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan Masyarakat

Dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta ……... 43 Tabel X. Profil Awal (Pretest) Masyarakat Dusun Krodan,

Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta secara Menyeluruh ….. 43 Tabel XI. Faktor Risiko Masyarakat Dusun Krodan, Maguwoharjo,

Sleman, Yogyakarta Terkait Sindrom Metabolik (Pretest) ... 44 Tabel XII. Profil Akhir Posttest Masyarakat Dusun Krodan,

Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta secara Menyeluruh ….... 69 Tabel XIII. Faktor Risiko Masyarakat Dusun Krodan, Maguwoharjo,

Sleman, Yogyakarta terkait Sindrom Metabolik (Posttest) … 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(20)

xvii

Gambar 1. Seseorang yang Berisiko Terkena Sindrom Metabolik ….... 7

Gambar 2. Penatalaksanaan Sindrom Metabolik ………... 12

Gambar 3. Pengukuran Lingkar Pinggang ………... 17

Gambar 4. Pengukuran Rasio Lingkar Pinggang-pinggul …………... 18

Gambar 5. Skema Alur Penelitian Non-randomized Pretest-posttest Control Group Design ………... 25

Gambar 6. Pembagian Responden dalam Kelompok ………. 28

Gambar 7. Ruang Lingkup Penelitian ………... 30

Gambar 8. Profil Jumlah Responden Masyarakat Dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta Berdasarkan Usia ….... 45

Gambar 9. Profil Jumlah Responden Masyarakat Dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta Berdasarkan Jenis Kelamin ………..……….. 45

Gambar 10. Profil Jumlah Responden Masyarakat Dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yo gyakarta Berdasarkan Tingkat Pendidikan ……… 46

Gambar 11. Nilai Kuesioner terkait BMI, Lingkar Pinggang, dan Rasio Lingkar Pinggang-pinggul ……….... 47

Gambar 12. Profil BMI Responden Kondisi Pretest ………... 51

Gambar 13. Profil BMI Responden Kondisi Posttest ………... 52

Gambar 14. Profil Lingkar Pinggang Perempuan Kondisi Pretest ... 53

(21)

xviii

Gambar 16. Profil Lingkar Pinggang Perempuan Kondisi Posttest …... 55

Gambar 17. Profil Lingkar Pinggang Laki- laki Kondisi Posttest ... 55

Gambar 18. Profil Rasio Lingkar Pinggang-pinggul Perempuan Kondisi Pretest ... 56

Gambar 19. Profil Rasio Lingkar Pinggang-pinggul Laki- laki Kondisi Pretest ... 57

Gambar 20. Profil Rasio Lingkar Pinggang-pinggul Perempuan Kondisi Posttest ... 58

Gambar 21. Profil Rasio Lingkar Pinggang-pinggul Laki- laki Kondisi Posttest ... 59

Gambar 22. Profil Perubahan BMI Berdasarkan Usia ... 60

Gambar 23. Profil Perubahan Lingkar Pinggang Berdasarkan Usia ... 61

Gambar 24. Profil Perubahan BMI Berdasarkan Jenis Kelamin ... 63

Gambar 25. Profil Perubahan Lingkar Pinggang Berdasarkan Jenis Kelamin ………. 63

Gambar 26. Profil Perubahan BMI Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 65

Gambar 27. Profil Perubahan Lingkar Pinggang Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(22)

xix

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian BAPPEDA Sleman, Yogyakarta …….. 81 Lampiran 2. Surat Ijin penelitian Komisi Etik FK UGM Yogyakarta …. 82 Lampiran 3. Panduan Wawancara ………...………... 83 Lampiran 4. Hasil Wawancara ………... 85 Lampiran 5. Lembar Kuesioner ………...………... 106 Lampiran 6. Informed Consent ………...………... 110 Lampiran 7. Topik Edukasi dengan Responden ………... 111 Lampiran 8. Responden Penelitian ………...………. 112 Lampiran 9. Skor Kuesioner Kelompok Edukasi (Pretest) ……….. 114 Lampiran 10. Skor Kuesioner Kelompok Nonedukasi (Pretest) ……….... 116 Lampiran 11. Skor Kuesioner Kelompok Edukasi (Posttest) ………….... 118 Lampiran 12. Skor Kuesioner Kelompok Nonedukasi (Posttest) ……... 120 Lampiran 13. Leaflet ……….………... 122 Lampiran 14. Uji Normalitas Kuesioner terkait BMI, Lingkar Pinggang,

Rasio Lingkar Pinggang-pinggul ……….. 124 Lampiran 15. Uji Hipotesis Kuesioner terkait BMI, Lingkar Pinggang,

Rasio Lingkar Pinggang-pinggul ………..…… 125 Lampiran 16. Uji Normalitas Profil Responden terkait Usia, Jenis Kelamin,

dan Tingkat Pendidikan ……….………... 126 Lampiran 17. Uji Kebermaknaan Profil Responden terkait Usia, Jenis

(23)

xx

Lampiran 19. Uji Kebermaknaan Profil Pretest Responden terkait BMI ... 129 Lampiran 20. Uji Normalitas Profil Pretest Responden terkait Lingkar Pinggang

dan Rasio Lingkar Pinggang-pinggul (Perempuan) ……... 130 Lampiran 21. Uji Kebermaknaan Profil Pretest Responden terkait Lingkar

Pinggang (Perempuan) ………... 131 Lampiran 22. Uji Kebermaknaan Profil Pretest Responden terkait Rasio

Lingkar Pinggang-pinggul (Perempuan) ………... 132 Lampiran 23. Uji Normalitas Profil Pretest Responden terkait Lingkar

Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-pinggul

(Laki- laki) ……….. 133 Lampiran 24. Uji Kebermaknaan Profil Pretest Responden terkait Lingkar

Pinggang (Laki- laki) ………...…... 134 Lampiran 25. Uji Kebermaknaan Profil Pretest Responden terkait Rasio

Lingkar Pinggang-pinggul (Laki- laki) …………..……... 135 Lampiran 26. Uji Normalitas Profil Pretest Responden terkait Tekanan

Darah (Sistolik) ………..……… 136 Lampiran 27. Uji Kebermaknaan Profil Pretest Responden terkait Tekanan

Darah (Sistolik) ………..……… 137 Lampiran 28. Uji Normalitas Profil Pretest Responden terkait Tekanan

Darah (Diastolik) ………...………… 138 Lampiran 29. Uji Kebermaknaan Profil Pretest Responden terkait Tekanan

Darah (Diastolik) ………...……… 139 Lampiran 30. Uji Normalitas Profil Pretest Responden terkait Gula Darah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(24)

xxi

Lampiran 31. Uji Kebermaknaan Profil Pretest Responden terkait Gula Darah Puasa ………...………... 141 Lampiran 32. Uji Normalitas Profil Pretest Responden terkait Kolesterol

Total ………... 142 Lampiran 33. Uji Kebermaknaan Profil Pretest Responden terkait Kolesterol

Total ………... 143 Lampiran 34. Uji Normalitas Profil Posttest Responden terkait BMI ... 144 Lampiran 35. Uji Kebermaknaan Profil Posttest Responden terkait BMI ... 145 Lampiran 36. Uji Normalitas Profil Posttest Responden terkait Lingkar

Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-pinggul

(Perempuan) ……... 146 Lampiran 37. Uji Kebermaknaan Profil Posttest Responden terkait Lingkar

Pinggang (Perempuan) ………... 147 Lampiran 38. Uji Kebermaknaan Profil Posttest Responden terkait Rasio

Lingkar Pinggang-pinggul (Perempuan) ………..…... 148 Lampiran 39. Uji Normalitas Profil Posttest Responden terkait Lingkar

Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-pinggul

(Laki- laki) ………... 149 Lampiran 40. Uji Kebermaknaan Profil Posttest Responden terkait Lingkar

Pinggang (Laki- laki) ………...………... 150 Lampiran 41. Uji Kebermaknaan Profil Posttest Responden terkait Rasio

(25)

xxii

Lampiran 42. Uji Normalitas Profil Posttest Responden terkait Tekanan

Darah (Sistolik) ……….... 152 Lampiran 43. Uji Kebermaknaan Profil Posttest Responden terkait Tekanan

Darah (Sistolik) ………...…………... 153 Lampiran 44. Uji Normalitas Profil Posttest Responden terkait Tekanan

Darah (Diastolik) ………..……… 154 Lampiran 45. Uji Kebermaknaan Profil Posttest Responden terkait Tekanan

Darah (Diastolik) ………... 155 Lampiran 46. Uji Normalitas Profil Posttest Responden terkait Gula Darah

Puasa ………...………... 156 Lampiran 47. Uji Kebermaknaan Profil Posttest Responden terkait Gula

Darah Puasa ………...……… 157 Lampiran 48. Uji Normalitas Profil Posttest Responden terkait Kolesterol

Total ………... 158 Lampiran 49. Uji Kebermaknaan Profil Posttest Responden terkait Kolesterol

Total ………... 159

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(26)

1

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Sindrom metabolik merupakan masalah serius dan penting yang sudah ada sejak ribuan tahun, namun istilah sindrom metabolik masih terdengar asing di telinga masyarakat. Sindrom metabolik adalah sekelompok kelainan metabolik, baik lipid maupun non-lipid, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner. Kelainan metabolik tersebut meliputi obesitas sentral, dislipidemia aterogenik, tekanan darah meningkat, dan resistensi insulin (Adriansjah dan Adam, 2004).

Peningkatan akumulasi lemak viseral adalah faktor risiko terhadap

coronary artery disease (CAD), hipetensi, strok, dan diabetes mellitus tipe 2. Hasil penelitian Kamso (2007) tentang ”Dislipidemia dan Obesitas Sentral Pada Lanjut Usia di Kota Padang” menunjukkan obesitas sentral berhubungan dengan profil lipid seperti peningkatan kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida dan penurunan kolesterol HDL, yang merupakan pencetus terjadinya aterosklerosis koroner.

(27)

2

penderita kelebihan berat badan dan obesitas meningkat dengan drastis, menunjukkan bahwa kelebihan berat badan dan obesitas harus dihadapi sebagai masalah serius yang harus ditangani dengan cepat dan tepat. Meningkatnya angka penderita kelebihan berat badan yang secara tidak langsung dapat meningkatkan angka penderita penyakit kardiovaskular dan metabolisme, akan meningkatkan beban sosioekonomi masyarakat secara keseluruhan.

Orang yang lebih berat daripada berat idealnya, lebih besar kemungkinannya menderita tekanan darah tinggi, meningkatnya lemak- lemak darah, diabetes, dan gout. Semuanya itu dapat meningkatkan risiko serangan jantung (Payne, 1995). Namun banyak orang tidak sadar bahwa mereka memiliki risiko penyakit jantung dan meningkatkan risiko strok, American Heart Association (AHA) memperkirakan 20-25% dari populasi orang dewasa di Amerika Serikat mengalami kondisi ini. Sekitar 58 dan 73 juta laki- laki dan perempuan mengalami risiko dari penyakit ini yang dapat menyebabkan kerusakan sistem kardiovaskuler.

Reaven (1988) menyebutkan sindrom metabolik sebagai sindrom X, yang ternyata diketahui berhubungan erat dengan gaya hidup seseorang. Gaya hidup masyarakat sekarang sangat berubah drastis, manusia cenderung menyukai makanan “cepat saji” atau makanan yang tinggi kalori, karbohidrat, dan lemak, dengan gaya hidup yang sifatnya praktis, cepat, dan menyenangkan untuk memperoleh apa yang diinginkan, tanpa kerja keras (Paramita dan Wardhani, 2008). Kesibukan harian yang bertambah dan kurangnya olahraga sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(28)

menimbulkan penyakit masyarakat modern yang sekarang ini sering disebut sebagai sindrom metabolik (Santoso dan Damayanti, 2005).

Oleh karena itu, pemberian edukasi tentang pola dan gaya hidup sehat sangat diperlukan, sehingga dapat mengurangi kejadian sindrom metabolik dalam masyarakat. Penelitian ini dilakukan di dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. Berdasarkan data di puskesmas pada bulan Juli sampai Desember 2007, sebanyak 63 orang melakukan pengobatan dan sebanyak 12 orang mengalami penyakit degeneratif (hipertensi, diabetes mellitus).

Pemberian edukasi pada penelitian ini diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai sindrom metabolik yang terkait dengan kelebihan berat badan. Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat ini diharapkan dapat mengubah perilakunya sehubunga n dengan pandangannya terhadap sindrom metabolik. Masyarakat akan lebih memperhatikan kesehatannya dan meningkatkan kesadaran akan bahaya sindrom metabolik.

1. Permasalahan

Permasalahan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. seperti apakah profil responden secara keseluruhan dan ditinjau dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan ?

b. adakah pengaruh pemberian edukasi tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta ? c. seperti apakah profil BMI, lingkar pinggang, rasio lingkar

(29)

4

2. Keaslian Penelitian

Penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Meigs, Wilson, Fox, Vasan, Nathan, Sullivan, et al yang berjudul “Body Mass Index, Metabolic Syndrome, and Risk of Type 2 Diabetes or Cardiovaskuler Disease”, hasil dari penelitian ini adalah penderita obesitas disertai sindrom metabolik atau resistensi insulin memiliki risiko yang paling besar terjadinya diabetes me llitus tipe 2 dan penyakit kardiovaskular. Penelitian oleh Shen, Punyanitya, Chen, Gallagher, Albu, Pisunyer, et al yang berjudul “Waist Circumference Correlates with Metabolic Syndrome Indicators Better Than Percentage Fat”, hasil dari penelitian ini adalah pengukuran lingkar pinggang memiliki korelasi yang kuat terhadap indikator kesehatan, urutan kedua adalah BMI. Walaupun persen lemak biasa digunakan untuk menentukan kelebihan lemak pada jaringan adiposa, namun penentuan risiko kesehatan tetap lebih baik menggunakan pengukuran lingkar pinggang yang lebih simpel. Indikator kesehatan yang dimaksud pada penelitian ini adalah pengukuran glukosa serum, trigliserida, kolesterol HDL, dan tekanan darah.

Perbedaan penelitian ini dengan yang sebelumnya adalah pada penelitian ini menggunakan metode kuesioner yang diberikan sebelum dan sesudah pemberian edukasi (perlakuan) tentang sindrom metabolik. Pemberian edukasi berupa follow up dari leaflet, yang diberikan selama 3 bulan, selain itu dilakukan wawancara terstruktur dengan masyarakat. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental kuasi dengan non-randomized pretest-posttest control group design.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(30)

3. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran atau referensi tentang sindrom metabolik terkait BMI, lingkar pinggang, dan rasio lingkar pinggang-pinggul pada masyarakat dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.

b. Manfaat praktis

Data yang diperoleh diharapkan dapat digunakan sebagai acuan pihak-pihak terkait dalam menangani masalah sindrom metabolik terkait BMI, lingkar pinggang, dan rasio lingkar pinggang-pinggul serta dapat me mberikan informasi tentang sindrom metabolik sehingga diharapkan dapat mencega h dan menekan jumlah penderita sindrom metabolik.

B. Tujuan 1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta terkait BMI, lingkar pinggang, dan rasio lingkar pinggang-pinggul.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui profil responden secara keseluruhan dan ditinjau dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan.

(31)

6

terhadap perilaku masyarakat dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.

c. Mengetahui profil BMI, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang-pinggul sebelum dan sesudah edukasi serta evaluasinya terhadap pengaruh jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(32)

7

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Sindrom Metabolik 1. Definisi

Menurut National Cholesterol Education Program Expert panel on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults, Adults

Treatment Panel III (NCEP ATP III) tahun 2001, sindrom metabolik adalah sekelompok kelainan metabolik, baik lipid maupun non- lipid, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner. Kelainan metabolik tersebut meliputi obesitas sentral, dislipidemia aterogenik yang terdiri dari kadar trigliserida meningkat dan kadar kolesterol high-density lipoprotein/HDL rendah, tekanan darah meningkat, dan resistensi insulin dengan atau tanpa intolerasi glukosa (Adriansjah dan Adam, 2004).

a b

Gambar 1. Seseorang yang Berisiko Terkena Sindrom Metabolik a: Penderita Obesitas, b: Obesitas Sentral (Apple Shape)

(33)

8

2. Faktor Risiko

National Cholesterol Education Program Expert panel on Detection,

Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults, Adults Treatment

Panel III menyebutkan ada 6 komponen sindrom metabolik yang berkaitan dengan risiko penyakit kardiovaskuler, yaitu:

a. obesitas abdominal, yang secara klinis ditunjukkan dengan meningkatnya lingkar pinggang,

b. dislipidemia aterogenik, manifestasinya berupa meningkatnya kadar trigliserida dan rendahnya kadar kolesterol High Density Lipoprotein,

c. peningkatan tekanan darah, umumnya berhubungan dengan obesitas dan umumnya terjadi pada individu yang mengalami resistensi insulin,

d. resistensi insulin, kebanyakan dijumpai pada individu yang mengalami sindrom metabolik,

e. stadium protroinflamasi, ditandai dengan meningkatnya C-reactive protein

(CRP), umum dijumpai pada individu yang mengalami sindrom metabolik. Salah satu penyebab meningkatnya kadar CRP adalah obesitas, karena adanya jaringan adiposa yang berlebih dapat mendatangkan sitokin inflamatori yang akan menyebabkan meningkatnya CRP,

f. stadium protrombik, yang ditandai dengan meningkatnya plasminogen

activator inhibitor (PAI)-1 dan fibrinogen juga dihubungkan dengan sindrom metabolik. Fibrinogen, merupakan suatu reaktan fase akut seperti CRP, responnya mengalami peningkatan sebagai respon terhadap tingginya stadium sitokin (Anonim, 2004b).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(34)

National Cholesterol Education Program Expert panel on Detection,

Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults, Adults Treatment

Panel III membagi komponen sindrom metabolik menjadi 3 faktor risiko, yaitu faktor risiko pokok, utama, dan darurat. Faktor risiko pokok yaitu obesitas, kurangnya aktivitas fisik, diet aterogenik; faktor risiko utama yaitu merokok, hipertensi, meningkatnya kolesterol LDL, kolesterol HDL yang rendah, riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner, dan penuaan; faktor risiko darurat yaitu meningkatnya kadar trigliserida, partikel-partikel kecil LDL, resistensi insulin, intoleransi glukosa, stadium proinflamasi dan protrombik (Anonim, 2004b).

3. Patogenesis

Sindrom metabolik memiliki 3 kategori etiologis potensial, yaitu obesitas dan gangguan jaringan adiposa; resistensi insulin, dan kumpulan faktor

independent lain seperti usia, stadium proinflamatori, dan perubahan hormonal (Anonim, 2004b). Obesitas berkontribusi terhadap hipertensi, serum kolesterol yang tinggi, kolesterol HDL yang rendah, dan hiperglikemia yang dihubungkan dengan meningkatnya risiko penyakit kardiovaskuler.

(35)

10

penderita obesitas yang disertai resistensi insulin ditemukan adanya akumulasi trigliserida dan asam lemak bebas dalam otot dan diduga menghambat kerja insulin pada tingkat seluler dengan menghambat aktifasi glucose transporter 4, mengakibatkan transporter tersebut tidak dapat mengangkut glukosa masuk ke dalam otot. Resis tensi insulin menyebabkan kompensasi peningkatan sekresi insulin oleh sel beta pankreas, sehingga terjadi hiperinsulinemia pada keadaan puasa maupun postprandial (Merentek, 2006). Kondisi hiperinsulinemia dapat meningkatkan retensi sodium renal, aktivitas sistem saraf simpatik, dan kalsium intraseluler. Insulin beraksi seperti hormon pertumbuhan menyebabkan hipertrofi pada sel otot polos vaskuler. Kesemuanya itu dapat menyebabkan naiknya tekanan darah (Dipiro, 2005).

Selain obesitas dan resistensi insulin, faktor independent lain yang memperantarai komponen sindrom metabolik yaitu genetik. Sebagai contoh, metabolisme lipoprotein, yang dimodulasi oleh variasi genetik; oleh karena itu ekspresi dislipidemia sebagai respon terhadap obesitas dan atau resistensi insulin juga bervariasi (Anonim, 2004b).

4. Kriteria Diagnosis

Saat ini ada 2 kriteria diagnosis sindrom metabolik yang banyak digunakan, yaitu kriteria WHO tahun 1998 dan NCEP ATP III tahun 2001. Diantara kedua kriteria tersebut, NCEP ATP III lebih mudah diterapkan di klinik karena menggunakan parameter yang mudah diperiksa oleh dokter. Kriteria diagnosis sindrom metabolik WHO lebih menekankan adanya toleransi glukosa dan resistensi insulin (Adriansjah dan Adam, 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(36)

Tabel I. Kriteria Sindrom Metabolik menurut WHO Tahun 1998

Faktor risiko Batasan

Tekanan darah meningkat =160/90 mmHg

Trigliserida plasma meningkat

disertai atau tidak kolesterol high-density lipoprotein

rendah Pria Wanita =150 mg/dl <35 mg/dl <39 mg/dl Mikroalbuminuria

Rerata ekskresi albumin urin Ratio albumin : kreatinin

>20 mg/menit =30 mg/gram Obesitas sentral

Pria (rasio lingkar pinggang-pinggul) Wanita (rasio lingkar pinggang-pinggul)

Body Mass Index

>0,90 >0,85 =30 kg/m2

Tabel II. Kriteria Sindrom Metabolik menurut NCEP ATP III Tahun 2001

Faktor risiko Batasan

Tekanan darah =130/ =85 mmHg

Trigliserida =150 mg/dl

Kolesterol high-density lipoprotein

Pria Wanita

<40 mg/dl <50 mg/dl

Glukosa puasa =110 mg/dl

Obsitas abdominal (lingkar pinggang) Pria

Wanita

>102 cm >88 cm

Namun pada kriteria NCEP ATP III untuk orang Asia dewasa, perlu diubah batasan mengenai lingkar pinggang, yaitu pria =90 cm, dan wanita =80 cm (Adriansjah dan Adam, 2004).

5. Penatalaksanaan

(37)

12

badan dan peningkatan aktivitas tubuh dan terapi yang ditujukan kepada faktor risiko lipid dan non-lipid yang ditemukan pada penderita (Adam, Adam, dan Adriansjah, 2004).

Gambar 2. Penatalaksanaan Sindrom Metabolik

(Adam, Adam, dan Adriansjah, 2004)

Penurunan berat badan dan peningkatan aktivitas fisik pada penderita obesitas penting karena terbukti dapat memperbaiki profil lipid serum, yaitu menurunkan kadar kolesterol LDL dan trigliserida, meningkatkan kadar kolesterol HDL, menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar glukosa plasma, dan memperbaiki keadaan resistensi insulin. Sasaran yang ingin dicapai penderita obesitas adalah menurunkan berat badan sekitar 5-10% dari berat badan awal, terbukti faktor risiko penyakit jantung koroner dapat dikurangi (Adam, Adam, dan Adriansjah, 2004). Jangka waktu untuk melakukan hal ini adalah 6 bulan. Setelah 6 bulan, biasanya penurunan berat badan menurun dan berat badan akan tetap berada di garis datar karena rendahnya atau berkurangnya penggunaan energi tubuh pada berat badan yang lebih rendah. Tahap selanjutnya adalah usaha untuk menjaga kestabilan penurunan berat badan yang sudah dicapai sehingga tidak

Terapi terhadap obesitas , pembatasan kalori, olahraga, obat penurun berat

badan

Terapi terhadap faktor risiko Dislipidemia, hipertensi, hiperglikemi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(38)

terjadi kenaikan berat badan kembali. Apabila hal ini tercapai, usaha untuk menurunkan berat badan lebih lanjut dapat dilakukan berdasarkan indikasi dan kebutuhan penderita (Ridjab, Ridwan, Judio, dan Hermansjah, 2006).

Beberapa studi menekankan bahwa untuk mengontrol berbagai faktor risiko kardiovaskular dibutuhkan usaha yang intensif. Dalam mewujudkan usaha tersebut, National Clinical Guidelines menyarankan pengurangan gaya hidup yang berisiko terkena penyakit kardiovaskuler. Saran tersebut yaitu “Therapeutic Lifestyle Change” atau “TLC” yang terdiri dari olahraga dan latihan bersama pakar nutrisi dan berhenti merokok (Anonim, 2005a).

Panduan praktis pola hidup bagi penderita sindrom metabolik:

a. kurangi berat badan dengan berolahraga sedang (jogging) selama 30 menit setiap hari,

b. kurangi makanan yang berlemak, khususnya yang berlemak jenuh seperti daging merah dan mentega, atau makanan penuh lemak lainnya,

c. kurangi konsumsi alkohol,

d. kurangi konsumsi total karbohidrat dengan mengganti karbohidrat murni (roti putih, kentang, pasta) dengan kacang polong, padi-padian, dan lemak tak jenuh tunggal (kacang-kacangan, alpukat, minyak zaitun) dan mengganti minuman soda dan jus dengan air, dan minuman diet,

e. hindari makanan berkadar gula yang tinggi, dan perbanyak makanan berkadar gula rendah,

f. hindari merokok,

(39)

14

h. kurangi konsumsi garam dapur sampai kurang dari 2,4 gram per hari dengan banyak menggunakan rempah-rempah dalam masakan,

i. perbanyak makan serat (30 gram per hari) dan buah-buahan (Santoso, Ndraha, Jeffry, dan Gunarso, 2004).

Menurunkan berat badan hanya dengan mengurangi jumlah kalori dan olahraga sering mengalami kegagalan akibat kepatuhan penderita yang kurang. Oleh karena itu, pada keadaan tertentu perlu diberikan obat penurun berat badan. Sesuai dengan kesepakatan WHO, pemberian obat penurun berat badan dianjurkan pada mereka dengan BMI tertentu atau ada penyakit penyerta. Obat penurun berat badan yang banyak digunakan adalah golongan orlistat (Xenical®) dan sibutramin (Reductyl®). Kedua obat tersebut bekerja secara berbeda. Orlistat bekerja mencegah absorpsi lemak dari usus, sedangkan sibutramin bekerja sentral memberikan rasa kenyang (Adam, Adam, dan Adriansjah, 2004).

B. Kegemukan

Kegemukan didefinisikan sebagai terdapatnya lemak tubuh dalam jumlah abnormal, yang mengakibatkan overweight dan obesitas pada keadaan tinggi badan, dan jumlah otot tertentu. Kegemukan dapat mencetuskan resistensi insulin dan hiperinsulinemia, yang akhirnya bisa memicu terjadinya diabetes, dan juga meningkatkan risiko akan hipertensi (Tjay dan Raharja, 2002).

Kegemukan sendiri ada 2 macam, yaitu overweight dan obesitas.

Overweight adalah penumpukan jaringan lemak tubuh yang abnormal dengan batasan berat badan antara 10-20% dari berat badan normal. Sementara obesitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(40)

didefinisikan sebagai penumpukan jaringan lemak tubuh yang abnormal, dengan batasan berat badan di atas 20% dari berat badan normal (Anonim, 2006). Umumnya, overweight adalah permulaan dari obesitas (Tapan, 2005).

1. Body Mass Index (BMI)

Body Mass Index (BMI) merupakan angka pengukuran massa tubuh, dan erat kaitannya dengan kandungan le mak tubuh. Body Mass Index mengunakan persamaan matematika berdasarkan tinggi dan berat badan seseorang. Body Mass Index merupakan hasil bagi antara berat badan dalam kg, dengan tinggi badan dalam m2. Pada tabel klasifikasi BMI, tidak menunjukkan perbedaan antara kelebihan lemak tubuh, dan otot. Meskipun demikian, BMI lebih berkolerasi dengan pengukuran lemak tubuh (Anonim, 2004a).

(41)

16

Study of Obesity untuk kawasan Pasifik Barat mengajukan klasifikasi berat badan dengan menggunakan BMI pada orang Asia.

Tabel III. Klasifikasi BMI menurut WHO Tahun 1998 BMI

(kg/m2)

Klasifikasi Risiko Penyakit Penyerta <18,5 Underweight (kekurangan berat

badan)

Rendah (tetapi risiko terhadap masalah- masalah klinis meningkat)

18,5 - 24,9 Normal Rata-rata

= 25 Overweight (kelebihan berat badan)

25 – 29,9 Pre-obesitas Meningkat

30 – 34,9 Obesitas I Sedang

35 – 39,9 Obesitas II Berbahaya

= 40 Obesitas III Sangat berbahaya

Tabel IV. Klasifikasi BMI yang Diusulkan WHO untuk Penduduk Dewasa Asia

BMI (kg/m2)

Klasifikasi Risiko Penyakit Penyerta < 18,5 Underweight (kekurangan berat

badan)

Rendah (tetapi risiko terhadap masalah- masalah klinis meningkat)

18,5 – 22,9 Normal Rata-rata

= 23 Overweight (kelebihan berat badan)

23 – 24,9 Pre-obesitas Meningkat

25 – 29,9 Obesitas I Sedang

= 30 Obesitas II Berbahaya

2. Lingkar Pinggang

Lingkar pinggang dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai jumlah lemak total dalam tubuh, dan lemak di rongga perut. Semakin besar lingkar pinggang, semakin besar pula risiko akan terkena penyakit diabetes, kolesterol, hipertensi, dan sesak nafas. Lingkar pinggang adalah indikator untuk menentukan obesitas abdominal, berkolerasi dengan BMI dan rasio lingkar pinggang-pinggul (Anonim, 2005b). Pengukuran lingkar pinggang dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(42)

dengan mengukur keliling perut melalui pertengahan krista iliaka dengan tulang iga terbawah (Gotera, Aryana, Suastika, Santoso, dan Kuswardhani, 2006). Pengukuran menggunakan pita meteran non elastis (Widyastuti dan Subagio, 2006). Peletakkan pita meteran di kulit tanpa menekan jaringan lunak (Ridjab, Ridwan, Judio, dan Hermansjah, 2006). Cara pengukuran lingkar pinggang dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Pengukuran Lingkar Pinggang

(Anonim, 2005b) Nilai batas yang digunakan menurut ATP III untuk laki- laki >102 cm dan untuk perempuan >88 cm, namun untuk orang dewasa Asia batasan yang digunakan laki- laki =90 cm dan perempuan =80 cm.

3. Rasio Lingkar Pinggang -pinggul

(43)

18

menurut WHO untuk laki- laki >0,90 dan untuk perempuan >0,85. Kelemahan pengukuran menggunakan rasio lingkar pinggang-pinggul sebagai indikator obesitas diantaranya rasio lingkar pinggang-pinggul kurang valid untuk perempuan, kurang valid pada kelompok etnis tertentu, dan kurang valid pada perempuan dengan pinggul kecil. Oleh karena itu, untuk penentuan obesitas abdominal, pengukuran lingkar pinggang lebih dianjurkan (Egger dan Swinburn, 1996). Cara pengukuran lingkar pinggang-pinggul dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Pengukuran Lingkar Pinggang -pinggul

(Anonim, 2007) Risiko penyakit jantung lebih tinggi pada kelompok obesitas sentral dibandingkan non obesitas sentral walaupun BMI-nya =25 kg/m2. Lemak abdominal atau viseral lebih berbahaya dan terkait dengan kejadian penyakit jantung koroner. Pengukuran obesitas sentral lebih baik menggunakan lingkar pinggang dibandingkan dengan BMI atau rasio lingkar pinggang-pinggul. Obesitas sentral berhubungan langsung dengan kadar adiponektin plasma. Makin tinggi tingkat obesitas sentral maka kadar adiponektin akan semakin rendah menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung. Adiponektin adalah salah satu protein spesifik yang disekresikan jaringan adiposa. Adiponektin dapat dideteksi di dalam sirkulasi dan mempunyai efek protektif sebagai antiaterogenik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(44)

Adiponektin dapat menekan penempelan lekosit pada endotel sehingga menghambat perkembangan aterogenesis. (Gotera, Aryana, Suastika, Santoso, dan Kuswardha ni, 2006). Selain itu adiponektin berfungsi meningkatkan sensitifitas jaringan perifer terhadap insulin (Suheimi, 2007).

C. Edukasi

Pendidikan dalam arti formal adalah suatu proses penyampaian bahan atau materi pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidikan (anak didik) guna mencapai perubahan tingkah laku (tujuan). Pendidikan kesehatan atau penyuluhan kesehatan adala h suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan, memberi informasi, memberi kesadaran sebagai upaya agar masyarakat dapat berperilaku sehat. Pendidik kesehatan adalah semua petugas kesehatan dan siapa saja yang berusaha untuk mempengaruhi individu atau masyarakat guna meningkatkan kesehatan mereka (Notoatmodjo, 2003).

D. Perilaku

Perilaku manusia merupakan hasil segala macam pengalaman serta interaksi manusia yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon dari seseorang terhadap stimulus yang berasal dari luar atau dalam dirinya. Perilaku seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang obyek tersebut melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono, 1997).

(45)

20

beberapa faktor dari dalam, maupun dari luar individu (Sarwono, 1997). Faktor-faktor lingkungan ekstern yang mempengaruhi perilaku konsumen, meliputi kebudayaan, kelas sosial, kelompok-kelompok sosial, kelompok referensi, dan keluarga, sedangkan faktor intern yang berpengaruh pada perilaku konsumen, meliputi motivasi, pengamatan, belajar, kepribadian, dan konsep diri, serta sikap (Dharmmesta dan Handoko, 2000).

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok, yakni respon dan stimulus atau perangsangan. Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi, dan sikap), maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice); sedangkan stimulus atau rangsangan di sini terdiri dari 4 unsur pokok, yakni sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, dan lingkungan (Notoatmodjo, 2002).

E. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2002).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan yang dicakup di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(46)

dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni:

1. tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2. memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3. aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum- hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. sintesis (synthesis)

(47)

22

baru dari formulasi- formulasi yang ada.

6. evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2002).

F. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek (Azwar, 1995).

G. Tindakan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam sua tu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas, selain itu diperlukan juga faktor dukungan dari pihak lain (Notoatmodjo, 2002).

H. Landasan Teori

Perilaku manusia merupakan hasil segala macam pengalaman serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(48)

interaksi manusia yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon dari seseorang terhadap stimulus yang berasal dari luar atau dalam dirinya. Perilaku seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang obyek tersebut melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya. Proses pembentukan atau perubahan perilaku dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dari dalam, maupun dari luar individu.

Setelah seseorang tahu dan memahami tentang obyek tersebut, selanjutnya mengadakan penilaian atau berpendapat terhadap apa yang diketahui, serta mampu mengaplikasikannya pada situasi atau kondisi yang real (sebenarnya).

Pemberian edukasi tentang sindrom metabolik kepada masyarakat dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta akan mempengaruhi perilaku masyarakat tersebut menuju ke arah perilaku ya ng lebih baik. Salah satu parameter perilaku sehat tersebut dapat dilihat dari BMI, lingkar pinggang, dan rasio lingkar pinggang-pinggul.

I. Hipotesis

(49)

24 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian termasuk eksperimental kuasi. Eksperimental berarti adanya intervensi atau “manipulasi” peneliti terhadap responden penelitian. Istilah manipulasi yang dimaksud di sini ialah setiap tindakan terhadap responden penelitian, dengan adanya tindakan tersebut akan menimbulkan efek, dan efek inilah yang kemudian dipelajari. Tindakan yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah pemberian edukasi tentang sindrom metabolik, sehingga akan menimbulkan efek yang dapat berupa perubahan perilaku (Pratiknya, 1986).

Penelitian kuasi merupakan penelitian yang tidak memungkinkan peneliti mengendalikan semua variabel dari luar, sehingga perubahan yang terjadi pada efek tidak sepenuhnya oleh pengaruh perlakuan. Variabel dari luar misalnya sifat dari responden sendiri (keras kepala, cuek), sulitnya mengontrol responden yang peneliti beri edukasi (perlakuan) agar tidak menceritakan atau memberikan bahan hasil edukasi kepada responden yang tidak peneliti beri edukasi (kontrol). Rancangan penelitian adalah non-randomized pretest-posttest control group design karena pembagian responden dalam kelompok tidak dilakukan secara random, sehingga pengendalian terhadap variabel luar tidak begitu kuat. Pada rancangan ini dilakukan pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan diberikan, sehingga diperoleh empat macam hasil pengukuran, dua hasil pengukuran awal (0-1), dan dua hasil pengukuran akhir (0-2), skema alur penelitian sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(50)

0-1 > (x) 0-2 0-1 > (-) 0-2

Gambar 5. Skema Alur Penelitian Non-randomized Pretest-posttest Control Group Design

(Pratiknya, 1986) (x) : edukasi

(-) : nonedukasi

B. Variabel 1. Variabel bebas

a. Pemberian edukasi (informasi) tentang sindrom metabolik kepada masyarakat dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.

2. Variabel tergantung

a. Perilaku (pengetahuan, sikap, tindakan), BMI, lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-pinggul masyarakat terkait sindrom metabolik.

C. Definisi Operasional

1. Responden penelitian adalah masyarakat dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta yang tinggal dan atau bekerja di dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta baik laki- laki maupun perempuan yang memiliki kriteria inklusi sesuai dengan penelitian ini.

2. Edukasi adalah pemberian informasi berupa leaflet dan secara lisan perorangan tentang sindrom metabolik. Informasi secara lisan perorangan diberikan selama 3 bulan (Januari 2008 – April 2008), sebanyak 2 minggu sekali.

(51)

26

pendidikan, BMI, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang-pinggul, tekanan darah, gula darah puasa, dan kolesterol total.

4. Kriteria sindrom metabolik yang dipakai sebagai acuan pada penelitian ini menggunakan kriteria modifikasi yang disesuaikan dengan penelitian ini, antara lain:

Tabel V. Kriteria Sindrom Metabolik Hasil Modifikasi

Faktor risiko Batasan

Tekanan darah =130/ =80 mmHg

Kolesterol total >200 mg/dl

Gula darah puasa >100 mg/dl

Obsitas sentral (lingkar pinggang) Laki- laki

Perempuan

=90 cm =80 cm Obesitas sentral (rasio lingkar pinggang-pinggul)

Laki- laki Perempuan

>0,90 >0,85

Body Mass Index =23 kg/m2

5. Parameter sindrom metabolik yang ingin diketahui pada penelitian ini yaitu BMI, lingkar pinggang, dan rasio lingkar pinggang-pinggul.

6. Pendidikan di atas SMA adalah pendidikan diploma, sarjana, dan pasca sarjana yang ditempuh responden.

7. Evaluasi hubungan parameter BMI, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang-pinggul dengan usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Data yang digunakan adalah rata-rata selisih nilai

posttest dikurangi pretest.

D. Subyek Penelitian

Responden pada penelitian ini adalah masyarakat ya ng tinggal dan atau bekerja di dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta baik laki- laki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(52)

maupun perempuan, berusia 40±5 tahun, memiliki BMI =23 kg/m2, dan belum pernah menjalani terapi penyakit terkait sindrom metabolik. Kriteria eksklusi meliputi responden yang di tengah penelitian hamil, menggunakan obat-obatan terkait sindrom metabolik, tidak memperoleh edukasi seperti yang telah ditetapkan, dan tidak bersedia mengikuti penelitian sampai selesai.

Responden awal berjumlah 80 orang (41 responden kelompok edukasi dan 39 responden kelompok nonedukasi). Pada metode penelitian deskriptif korelasional, jumlah minimum sampel yang digunakan adalah 30 orang (Sevilla, Ochave, Punsalan, Regala, dan Uriarte, 1993). Kelebihan jumlah responden di sini dimaksudkan untuk mengantisipasi bila ada responden yang tidak dapat melanjutkan penelitian atau tidak dapat diajak bekerja sama selama penelitian. Kemudian kedua kelompok ini (edukasi dan nonedukasi) masing- masing dibagi lagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok yang dilakukan uji pengukuran gula darah puasa dan kolesterol total oleh laboratorium Prodia® dan yang tidak.

Saat penelitian ini berlangsung, 1 responden dari kelompok nonedukasi-lab dan 1 responden dari kelompok edukasi- nonedukasi-lab tidak dapat melanjutkan penelitian ini karena kesibukan masing- masing sehingga sulit diajak bekerja sama dengan peneliti. Hingga penelitian ini selesai, jumlah responden total 78 responden, dengan pembagian 40 responden kelompok edukasi, dan 38 responden kelompok nonedukasi.

(53)

28

Gambar 6. Pembagian Responden dalam Kelompok

Berdasarkan usia responden pada penelitian ini dibagi dalam 3 kelompok, yaitu usia =35-=38 tahun, =39-=42 tahun, dan =43-=45 tahun. Kelompok usia ini diperoleh dari rumus Sturges (Sugiyono, 2006):

Dimana, K : jumlah kelas interval n : jumlah data observasi log : logaritma

Non-edukasi 39 responden Edukasi 41 responden Pretest Uji lab 19 responden Pretest Uji non-lab 20 responden Pretest Uji lab 21 responden Pretest Uji non-lab 20 responden 80 responden Posttest Uji non-lab 20 responden Posttest Uji lab 20 responden Posttest Uji non-lab 20 responden Posttest Uji lab 18 responden

1 responden tidak dapat melanjutkan penelitian

1 responden tidak dapat melanjutkan penelitian

K = 1 + 3,3 log n

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(54)

Jadi, kelompok interval usia K = 1 + 3,3 log 11

= 1 + (3,3 x 1,0) = 4,3 4

Nilai BMI yang digunakan adalah =23 kg/m2, karena menurut klasifikasi berat badan yang diusulkan berdasarkan BMI untuk penduduk dewasa Asia nilai =23 kg/m2 termasuk dalam kategori overweight. Nilai BMI didapat dari berat badan dalam kilogram (kg) dibagi dengan tinggi badan dalam meter persegi (m2). Subyek pada penelitian ini disebut responden.

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. Dusun Krodan terdiri dari 5 wilayah, yaitu Krodan RW 03 yang terdiri dari RT 01 dan RT 02, Timbulrejo RW 04 yang terdiri dari RT 03 dan RT 04, Paingan RW 05 yang terdiri dari RT 05, RT 06, dan RT 07. Pomahan RW 06 yang terdiri dari RT 08, dan RT 09, dan Taman Cemara yang terdiri dari RT 10, RT 11, RT 12, RT 13, dan RT 14. Penelitian ini dimulai pada awal Januari 2008 dan selesai awal April 2008.

F. Ruang Lingkup

(55)

30

Yogyakarta yang meliputi kajian faktor usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan; kajian BMI, lingkar pinggang, dan rasio lingkar pinggang-pinggul; kajian tekanan darah; kajian gula darah puasa; dan kajian kolesterol total.

*

Gambar 7. Ruang Lingkup Penelitian

Keterangan: *Penelitian ini lebih berfokus pada BMI, lingkar pinggang, dan rasio lingkar pinggang-pinggul.

G. Teknik Sampling

Teknik sampling pada penelitian ini dilakukan secara nonrandom dengan

quota sampling. Pengambilan sampel dilakukan secara nonrandom karena hanya mereka yang memiliki kriteria tertentu yang dapat dijadikan responden. Pengambilan sampel secara quota, dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel secara quotum atau jatah. Teknik ini dilakukan dengan cara menetapkan terlebih dahulu besar sampel yang diperlukan kemudian jumlah atau quotum inilah yang dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang diperlukan (Notoatmodjo, 2002).

Penelitian Sindrom Metabolik

Kajian Faktor Usia, Jenis Kelamin, dan Tingkat

Kajian BMI, Lingkar Pinggang, dan Rasio Lingkar Pinggang-pinggul KajianTekanan Darah

Kajian Gula Darah Puasa

Kajian Kolesterol Total

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(56)

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar kuesioner, leaflet mengenai sindrom metabolik, dan panduan wawancara terstruktur. Pada saat wawancara dengan responden, peneliti menggunakan tape recorder sebagai alat bantu. Pemeriksaan fisik menggunakan timbangan Camry®, alat pengukur tinggi badan Stature Meter 2M® , meteran Butterfly®, sphygmomanometer mercurial

Nova®, dan laboratorium Prodia®.

I. Tata Cara Penelitian 1. Observasi awal

Observasi dilakukan terhadap masyarakat dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta yang memiliki BMI =23 kg/m2 dan berusia =35–=45 tahun. Selain itu mencari informasi mengenai kemungkinan bisa tidaknya diadakan penelitian, dan melihat keseharian responden sebelum dilakukan penelitian. 2. Pencarian responden

(57)

32

fisik tersebut akan dilakukan sebanyak 2x pada awal (pretest) dan akhir (posttest)

penelitian. Apabila responden menyatakan kesediaannya untuk mengikuti penelitian ini, kemudian responden diminta untuk mengisi informed consent (bagi responden yang diuji gula darah puasa dan kolesterol total). Responden yang masuk dalam kelompok edukasi, peneliti tanyai lebih lanjut mengenai kesediaannya peneliti datangi secara rutin (2 minggu sekali) untuk memberikan edukasi. Kesulitan pencarian responden adalah ada responden yang menolak untuk diajak kerjasama.

3. Permohonan ijin

Pada tahap ini dilakukan persiapan penelitian dengan permohonan ijin pada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada sebagai salah satu etika penelitian menggunakan sampel darah manusia, dan BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Pemerintah Daerah) Kabupaten Sleman. Perijinan ke Komisi Etik dilakukan pada November 2007, dan ke BAPPEDA Kabupaten Sleman pada September 2007.

4. Pembuatan Kuesioner

Pembuatan kuesioner dilakukan setelah observasi dilakukan. Kuesioner dibuat berdasarkan pada tema penelitian. Prawitasari (1998) mendefinisikan kuesioner sebagai kelompok atau urutan pertanyaan yang dibuat untuk memperoleh informasi dari sumber informasi atau responden yang ditanyakan pewawancara. Kuesioner adalah suatu daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden (dalam hal angket) dan interviewer

(dalam hal wawancara) tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(58)

tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2002). Kuesioner tersebut terdiri dari dua bagian yang berisikan pertanyaan dan pernyataan yang mengacu pada permasalaha n penelitian ini. Bagian pertama dari kuesioner merupakan jenis pertanyaan terbuka yang berisi pertanyaan mengenai karakteristik responden meliputi umur, alamat, pekerjaan, pendidikan, merokok, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit. Jumlah pertanyaan dalam kuesioner ada 8 item. Bagian kedua dari kuesioner merupakan jenis pernyataan. Jumlah pernyataan dalam kuesioner ada 38 nomor, isi pernyataan mencakup perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) responden terkait sindrom metabolik. Menurut Azwar (1995), suatu pernyataan sikap dapat berisi hal- hal positif mengenai obyek sikap yang berisi pernyataan yang mendukung atau memihak pada obyek sikap (favorable), dan pernyataan sikap dapat berisi hal- hal negatif mengenai obyek sikap yang berisi pernyataan yang tidak mendukung atau tidak memihak terhadap obyek sikap (nonfavorable).

Tabel VI. Distribusi Pernyataan Favorable dan Nonfavorable dalam Kuesioner Sebelum Uji Validitas dan Reliabilitas

Cakupan Sikap

pernyataan Nomor soal

Jumlah No. Soal

Favorable 4, 7, 11, 13, 16, 18, 19, 26, 29, 31, 32,

36, 39, 40, 42 15

Pengetahuan

Nonfavorable 1, 12, 15, 34, 38, 50 6

Favorable 2, 6, 8, 14, 20, 22, 41, 45 8 Sikap

Nonfavorable 3, 10, 17, 25, 27, 33, 37 7

Favorable 5, 9, 21, 23, 24, 28, 43, 48, 49 9 Tindakan

Nonfavorable 30, 35, 44, 46, 47 5

(59)

34

Tabel VII. Distribusi Pernyataan Favorable dan Nonfavorable dalam Kuesioner Setelah Uji Validitas dan Reliabilitas

Cakupan Sikap

pernyataan Nomor soal

Jumlah No. Soal

Favorable 3, 4, 7, 11, 12, 15, 21, 24, 25, 26, 30, 37 12 Pengetahuan

Nonfavorable 20, 35 2

Favorable 1, 2, 6, 8, 13, 28, 32 7 Sikap

Nonfavorable 5, 10, 16, 19, 27, 38 6

Favorable 9, 14, 17, 18, 22, 33, 34, 36 8 Tindakan

Nonfavorable 23, 29, 31 3

TOTAL 38

Dalam memberi respon, kami menggunakan 4 kategori : sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), sangat setuju (SS). Responden diwajibkan untuk memilih salah satu

Gambar

Gambar 1. Seseorang yang Berisiko Terkena Sindrom Metabolik
Tabel I. Kriteria Sindrom Metabolik menurut WHO Tahun 1998
Gambar 3. Pengukuran Lingkar Pinggang
Gambar 4. Pengukuran Lingkar Pinggang-pinggul
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan Metode Cost-Plus Dengan Pendekatan Full-Costing, yang dapat dijalankan melalui beberapa cara tentang Penentuan Harga Jual Perusahaan yaitu Total Biaya Variable

Akan tetapi jika setelah upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut tidak dapat dicapai melalui pendekatan langsung antara para pihak yang bersengketa, maka hal tersebut dapat

a) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam. b) Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak

43 Total regulatory adjustments to Additional Tier 1 capital Jumlah faktor pengurang (regulatory adjustment) terhadap AT1. 44 Additional Tier 1 capital (AT1) Jumlah AT 1 setelah

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu implementasi kebijakan UMKM di Kabupaten Sragen ternyata belum efektif, dilihat dari 13 variabel kebijakan yang

Fenomena ini berindikasi posisi spesifik asam stearat tidak sama dengan asam oleat dan atau asam linoleat dalam lemak susu yang dihasilkan oleh sapi dengan pemberian ransum

Pengelolaan Barang Milik Daerah khususnya yang terkait dengan pemindahtanganan dan pemanfaatan atau kerjasama pemanfaatan, Bangun Serah Guna, dan bangun guna serah yang

WBT sering juga diidentikkan dengan e-learning, dalam metoda ini selain menggunakan komputer sebagai sarana pendidikan, juga memanfaatkan jaringan Internet, sehingga seorang