270
Tema 3: Pangan, Gizi dan Kesehatan
POTENSI YOGURT KACANG MERAH TERHADAP GANGGUAN
TOLERANSI GLUKOSA, KADAR KOLESTEROL DAN
PENURUNAN BERAT BADAN PADA REMAJA PUTRI OBESITAS
Oleh
Natalia Desy Putriningtyas, Ari Tri Astuti
Jl. Raya Tajem Km. 1,5 Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta
Natalia.desy12@gmail.com
ABSTRAK
Obesitas merupakan akumulasi dari lemak tubuh yang berlebihan sehingga dapat mengganggu kualitas kesehatan seseorang. Kacang merah merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki kandungan serat serta flavonoid (proantosianidin dan isoflavon). Pengolahan kacang merah menjadi produk yogurt kacang merah dilakukan dengan penambahan bakteri asam laktat. Penelitian bertujuan untuk mengkaji potensi yogurt kacang merah terhadap gangguan toleransi glukosa, kadar kolesterol total dan penurunan berat badan pada remaja putri obesitas.Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah quasy experimental desain pre-post-test controlled group trial. Penelitian dilaksanakan Mei- September 2017 di Laboratorium Mikrobiologi, PAU, UGM dan Laboratorium Dietetik dan Kulinari Universitas Respati Yogyakarta. Responden penelitian sebanyak 22 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok. Pemilihan responden dilakukan secara purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi. Intervensi yang diberikan berupa yogurt kacang merah yang dibuat mandiri oleh peneliti sebanyak 225 ml selama 11 hari sebanyak 1 kali. Pengukuran glukosa darah menggunakan metode hexokinase sedangkan kolesterol total menggunakan CHOD-PAP di laboratorium Parahita. Analisis statistik menggunakan paired t test dan independent t test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan berat badan dan kadar glukosa darah pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan menunjukkan nilai masing- masing p=0,340; p=0,260. Perubahan kadar kolesterol darah pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan menunjukkan hasil yang bermakna (p=0,024). Hasil uji paired t-test untuk kadar glukosa darah pada kelompok kontrol (p=0,002) dan yogurt kacang merah (p=0,013). Hasil paired t test untuk kadar kolesterol darah diperoleh nilai p=0,758 untuk kelompok kontrol dan p=0,002 pada kelompok perlakuan. Disimpulkan bahwa yogurt kacang merah mampu menurunkan kadar glukosa darah dan kolesterol total remaja putri obesitas.
Kata kunci:yogurt, kacang merah, glukosa, kolesterol, obesitas
ABSTRACT
271
body weight and FBG changes on control and treatment groups were p=0,340; 0,260, respectively. There was significanly decrease in cholesterol changes level on treatment group compared to control p=0,024. The paired t test for FBG on control and treatment group were p= 0,002 and 0,013, respectively. The paired t test for cholesterol level on control and treatment group were p=0,758 and 0,002, respectively. It concluded that red beans yogurt can decrease FBG and cholesterol levels in obese girls teenagers.
Key words:yogurt, red beans, glucose, cholesterol, obesity
PENDAHULUAN
Obesitas merupakan akumulasi dari lemak tubuh yang berlebihan sehingga dapat
mengganggu kualitas kesehatan seseorang (Solomon, 1997). Konsep obesitas tidak hanya sekedar
masalah deposisi lemak tubuh karena adipositas tetapi dikaitkan juga dengan panjang dan
pendeknya waktu komplikasi metabolik yang merugikan serta dengan masalah fisik dan psikososial
yang secara signifikan ditimbulkan. Survei WHO pada tahun 2012 mengatakan bahwa kematian
akibat NCD meningkat sampai 17% dalam sepuluh tahun mendatang di seluruh dunia. Peningkatan
terbesar sebanyak 27% berada di Afrika tetapi jumlah kematian tertinggi berada di sepanjang
pantai barat dan wilayah Asia Tenggara (Action PlanInternational Obesity Task Force, 2013;
Ogden, 2012).
Peningkatan prevalensi obesitas ini meliputi kelompok umur remaja dan anak
pra-sekolah. Berdasarkan riskesdas 2010 status gizi pada kelompok dewasa di atas 18 tahun didominasi
dengan masalah obesitas (Riskesdas, 2010). Angka obesitas pada perempuan cenderung lebih
tinggi dibanding laki-laki. Permasalahan gizi pada orang dewasa cenderung lebih dominan untuk
kelebihan berat badan. Prevalensi obesitas pada laki –laki lebih rendah, yakni sebanyak 16,3%
dibanding perempuan sebanyak 26,9%. Beberapa negara berkembang menghadapi paradoks yang
mana pada anak- anak dilaporkan terjadi underweight tapi pada masa dewasa mengalami
overweight. Kombinasi ini dihubungkan dengan gangguan pertumbuhan selama kehamilan dan
mengakibatkan berat bayi lahir rendah yang memberikan predisposisi kejadian obesitas pada masa
mendatang (WHO, 2003). Kejadian obesitas ini dikaitkan dengan percepatan pencapaian berat
badan selama masa anak- anak yang pada akhirnya akan mendorong kejadian resistensi insulin dan
sindroma metabolik. Metabolik sindrom biasa dikenal sebagai sindrom X. Metabolik sindrom
merupakan kumpulan dari berbagai faktor risiko metabolik seperti misalnya obesitas central,
peningkatan kadar tekanan darah, resistensi insulin, peningkatan kadar glukosa darah ataupun
kondisi dislipidemia. Orang dengan metabolik sindrom memiliki kecenderungan terjadi
peningkatan risiko penyakit jantung dan diabetes mellitus tipe 2 (Kaur, 2014; Vliet-Ostaptchouk,
2014).
272
terjadinya peningkatan produksi glukosa dan penurunan penggunaan glukosa sehingga
menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah atau hiperglikemia (Gavin, 2001). Hiperglikemia dapat pula disebabkan karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Destruksi sel β pankreas merupakan penyebab lain hiperglikemia yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan
kadar gula darah (Bouwen, 2005).
Hiperglikemia menyebabkan peningkatan radikal bebas melalui jalur glikasi
non-enzimatik (Advanced Glucose End-product/ AGEs), peningkatan jalur polyol, autooksidasi
monosakarida, dan pengaktifan protein Kinase-C (PKC) yang berakibat hambatan jalur
metabolisme dan menimbulkan stres oksidatif (Gavin, 2001; Brownlee, 2001). Spesies oksigen reaktif (ROS) berperan terhadap patogenesis berbagai inflamasi dan disfungsi sel β (Stephen, 2007). Hiperglikemia juga menyebabkan peningkatan ROS dalam mitokondria yang
mengakibatkan kerusakan DNA.
Pemberian antioksidan dan komponen polifenol termasuk isoflavon menunjukkan dapat
melindungi jaringan terhadap radikal bebas dan peroksidasi lipid serta berfungsi sebagai anti
inflamasi yang pada akhirnya berkaitan dengan penurunan risiko obesitas maupun DM tipe 2 (Jian
Liu, 2013). Suplementasi isoflavon dapat membantu penurunan berat badan dibandingkan
kelompok placebo pada wanita non- asia yang sudah mengalami postmenopausal. Suplementasi
isoflavon dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan bahkan dapat menurunkan glukosa darah wanita
non-asia postmenopausal secara signifikan (Zhang et al, 2012). Isoflavon merupakan salah satu
senyawa flavonoid yang banyak dijumpai pada kacang- kacangan (Kao, 2004)
Kacang merah merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki kandungan serat serta
flavonoid (proantosianidin dan isoflavon). Serat dalam kacang merah berupa serat larut dan serat
tidak larut. Kacang merah (Phaseolusvulgaris), merupakan sumber protein, kalori, vitamin dan
mineral seperti kalsium dan fosfor. Kacang merah memiliki berbagai manfaat serta aman
dikonsumsi oleh mereka yang memiliki masalah dengan berat badan. Pengolahan kacang merah
menjadi produk yogurt kacang merah merupakan salah satu inovasi pemanfaatan kacang merah.
Pembuatan yogurt kacang merah dilakukan dengan penambahan bakteri asam laktat (BAL)yang
berfungsi sebagai mikroflora usus dan membantu proses pencernaan. Pemanfaatan kacang merah
menjadi yogurt kacang merah diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis dan daya jual kacang
merah.Penelitian ini mengkaji potensi kacang merah terhadap perbaikan gangguan toleransi
glukosa, kadar kolesterol total darah dan penurunan berat badan pada remaja putr
i obesitas.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis
quasy
experimental dengan rancangan
273
laboratorium mikrobiologi Pusat Studi Pangan dan Gizi, UGM dan Laboratorium dietetik
dan kulinari Universitas Respati Yogyakarta.
Responden penelitian sebanyak 22 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dan dipilih secara
purposive sampling
. Kriteria
inklusi responden meliputi remaja perempuan usia 18-22 tahun, memiliki IMT> 22,9
kg/m
2, bersedia mengikuti penelitian dengan mengisi
informconsent
. Kriteria eksklusi
penelitian meliputi remaja putri yang memiliki penyakit bawaan dan penyakit kronis serta
memiliki gangguan hormonal.
Intervensi yang diberikan kepada semua responden penelitian berupa
leaflet
rendah kalori dan pada kelompok perlakuan diberikan yogurt kacang merah yang dibuat
mandiri oleh peneliti sebanyak 225 ml menggunakan bahan kacang merah, susu skim, gula
pasir, bakteri asam laktat (
Lactobacillusbulgaricus
dan
Streptococcusthermophilus
).
Pemberian yogurt kacang merah dilakukan selama 11 hari sebanyak 1 kali dalam sehari.
Pengukuran glukosa darah puasa, kolesterol total dan berat badan dilakukan sebanyak dua
kali, yakni sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan. Responden dalam penelitian ini
dilakukan pengondisian selama 24 jam sebelum penelitian melalui
short messages service
.
Responden diminta tidak melakukan aktivitas fisik yang berlebihan, istirahat minimal 6-8
jam, mengonsumsi makan malam terakhir setidaknya pada pukul 22.00 WIB, tidak
mengonsumsi minuman berenergi, multivitamin dan minuman elektrolit.
Instrumen yang digunakan meliputi formulir
food recall
24 jam, formulir
informedconsent
, formulir data diri, timbangan, mikrotoa dan bahan pembuat yogurt
kacang merah. Program statistik yang digunakan untuk analisis data adalah SPSS.
Ethicalclearance
sudah diperoleh sebelum penelitian dilaksanakan dengan nomor
674.4/FIKES/PL/VII/2017. Responden terlebih dahulu diminta persetujuan dan semua
informasi serta data dalam penelitian ini dijaga kerahasiaannya dan hanya dipergunakan
untuk kepentingan ilmiah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kacang merah yang digunakan pada penelitian ini dijadikan dalam bentuk sediaan
berupa yogurt kacang merah yang diperoleh melalui proses fermentasi menggunakan
bakteri
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus
. Yogurt kacang merah
memiliki kandungan gizi yang baik daripada kacang merah yang tidak mengalami proses
274
lebih tinggi daripada kacang merah. Kacang merah yang mengalami proses pengolahan
fermentasi menggunakan BAL memiliki efek langsung berupa peningkatan kualitas protein
dan vitamin serta peningkatan nilai cerna protein dan serat (Eklund-Jonsson, 2006). Proses
fermentasi juga meningkatkan kualitas organoleptik dan nilai gizi serta menghilangkan
beany flavors
(Kwak, 2007).
Flavonoid merupakan komponen fenol bioaktif yang banyak ditemukan pada
buah, sayur dan bagian tanaman. Flavonoid banyak memiliki peran sebagai antioksidan
(Pinent, 2008). Proses pengolahan dengan fermentasi ternyata dapat meningkatkan
aktivitas antioksidan sehingga akan meningkatkan nilai fungsional suatu bahan pangan.
Hasil penelitian McCue dan Shetty menunjukkan bahwa selama fermentasi terjadi
perubahan
glycosides
yang disertai peningkatan
glycosidase
dan aktivitas
glucuronidase
serta pelepasan substansi antioksidan potensial melalui perubahan flavonoids (McCue,
2003).
Penimbangan berat badan responden dilakukan sebelum dan setelah mendapat
perlakuan selama 11 hari dengan menggunakan timbangan digital. Penimbangan berat
badan responden ini bertujuan memantau kondisi responden selama penelitian
berlangsung. Kondisi awal responden dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Gambaran responden penelitian
Kelompok Gambaran Deskriptif Responden
Usia TB IMT
Kontrol (n=11) 19,27±0,786 154±4,96 31,06±4,51
Yogurt kacang merah
(n=11) 19,36±0,674 154,82±5,04 30,01±4,30
p* 0,774* 0,705* 0,582*
* uji t independent, tidak signifikan, p > 0,05
Tabel 1 menunjukkan bahwa usia, tinggi badan dan indeks massa tubuh pada
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pada awal perlakuan memiliki nilai
p>0,05
yang berarti bahwa kedua kelompok tidak berbeda bermakna. Rata-rata berat badan awal
dan akhir perlakuan masing- masing kelompok ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Rata-rata berat badan responden selama penelitian
∆ : Selisih rata-rata berat badan awal perlakuan dan akhir perlakuan Kelompok
Berat Badan (kg)
Awal Perlakuan Akhir
Perlakuan
(∆) p¤
Kontrol 74,09±13,95 74,44±13,95 -0,35±0,68 0,124
Yogurt kacang
275
p¤ Uji paired t test, tidak signifikant (p>0,05)
Berat badan responden pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
mengalami penurunan masing- masing sebesar 0,35±0,68 kg dan 0,01±0,91 kg selama penelitian
berlangsung. Perubahan berat badan pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan menunjukkan
hasil yang tidak bermakna yakni p=0,124dan p=0,974. Kadar glukosa darah reponden pada
penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata- rata kadar glukosa darah puasa responden selama penelitian
∆: selisih rata-rata kadar GDP akhir perlakuan dan awal perlakuan selama 11 hari
p* uji paired t test, bermakna (p<0,05)
Kadar glukosa darah merupakan salah satu parameter hiperglikemia. Responden akan diperiksa darahnya untuk diketahui kadar glukosa darah puasanya dan apabila diperoleh hasil ≥ 126 mg/dl menunjukkan bahwa responden dalam keadaan hiperglikemia. Pemeriksaan kadar glukosa
darah pada penelitian ini bertujuan untuk memantau perkembangan responden SD selama
intervensi berlangsung.
Kadar glukosa darah yang tinggi akan meningkatkan stres oksidatif melalui proses
enzimatis maupun non-enzimatis. Perubahan fungsi protein misalnya NADPH oksidase sehingga
mengganggu dan merusak fungsi sel serta menimbulkan reactive oxygen intermediates yang dapat
mengoksidasi LDL terjadi pada proses enzimatis, sedangkan proses non-enzimatis akan mengubah
ekspresi gen (growth factor dan cytokine) serta mengganggu pertahanan antioksidan (meningkatkan stres oksidatif) yang berujung pada kerusakan fungsi sel β (Sheetz, 2002).
Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah pada semua responden menunjukkan bahwa
responden belum memiliki gejala hiperglikemia meskipun semua responden tergolong memiliki
indeks massa tubuh berlebih. Rata-rata kadar glukosa darah awal perlakuan pada kelompok kontrol
sebesar 75,18±9,52 mg/dl dan kelompok yogurt kacang merah sebesar 78,18±6,27 mg/dl.
Penelitian dilakukan selama 11 hari dan diperoleh rata-rata kadar glukosa darah akhir
perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok yogurt kacang merah masing- masing 83,55±8,14
mg/dl dan 83,45±5,91 mg/dl. Hasil uji paired t-test pada kelompok kontrol (p=0,002) dan yogurt
kacang merah (p=0,013) menunjukkan nilai p<0,05 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang
bermakna untuk kadar glukosa darah antara kadar glukosa darah sebelum intervensi (pre-test)
dengan sesudah intervensi (post-test).Rata-rata perubahan kadar glukosa darah pada kelompok Kelompok
Kontrol 75,18±9,52 83,55±8,14 -8,36±6,68 0,002
Yogurt kacang
276
kontrol dan kelompok yogurt kacang merah masing-masing mengalami penurunan sebesar
5,27±5,78 mg/dl dan 8,36±6,68 mg/dl setelah 11 hari perlakuan.
Analisis untuk mengetahui perbedaan kadar glukosa darah selama penelitian antara
kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan dilakukan uji independent t test. Hasil uji beda
dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4.Hasil uji beda perubahan kadar glukosa darah puasa
Rata-rata perubahan kadar glukosa darah pada kelompok perlakuan yogurt kacang merah
mengalami penurunan lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol yakni sebesar 8,36±6,68 mg/dl
selama 11 hari perlakuan. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,260 yang berarti tidak ada
perbedaan signifikan rata-rata perubahan kadar glukosa darah antara kelompok kontrol dengan
kelompok perlakuan yang diberikan yogurt kacang merah.
Hasil ini menunjukkan bahwa proses fermentasi meningkatkan bioavability isoflavon.
Nilai bioavailability yang tinggi memberikan kemudahan untuk dicerna karena adanya aktivitas
mikroorganisme yang mendegradasi senyawa makro molekul menjadi bentuk sederhana sehingga
mudah dicerna dan diserap. Kandungan serat yang ada pada kacang merah juga efektif dalam
mengontrol kadar glukosa darah (Penha, 2007). Efek hipoglikemik terhadap kontrol glukosa darah
dapat dimungkinkan melalui mekanisme α- glukosidaseinhibitor pada brushborder usus.
α-glukosidase berperan sebagai katalisator hidrolisis ikatan 1,4-α-glikosida yang ada pada
karbohidrat dan melepaskan gugus α-glukosa dan mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah. α-glukosidaseinhibitor bersifat antagonis terhadap aktivitas α-glukosidase, sehingga dapat menunda absorpsi karbohidrat dan menekan kenaikan kadar glukosa darah (Wu, 2012).
Tabel 5. Rata- rata kadar kolesterol darah puasa responden selama
∆: selisih rata-rata kadar GDP akhir perlakuan dan awal perlakuan selama 11 hari
p* uji paired t test, bermakna (p<0,05)
Kadar kolesterol darah merupakan salah satu parameter profil lipid. Responden akan
diperiksa darahnya untuk diketahui kadar kolesterol darahnya dan apabila diperoleh hasil > 200
mg/dl menunjukkan bahwa responden dalam keadaan hiperkolesterolemia. Pemeriksaan kadar
Kelompok N Δ Kadar glukosa darah (mg/dl) p*
Rata-rata
Kontrol 11 -5,27±5,78
0,260*
Yogurt kacang merah 11 -8,36±6,68
Kelompok Kadar kolesterol darah puasa (mg/dl)
Awal Perlakuan Akhir Perlakuan (∆) P*
Kontrol 185,64±27,41 187,27±20,40 1,64±17,16 0,758
Yogurt kacang
merah 175,91± 28,55 162,45±22,48 -13,46±10,67 0,002*
277
kolesterol darah pada penelitian ini bertujuan untuk memantau perkembangan responden selama
intervensi berlangsung.
Rata-rata kadar kolesterol darah awal perlakuan pada kelompok kontrol sebesar
185,64±27,41 mg/dl dan kelompok yogurt kacang merah sebesar 175,91±28,55 mg/dl. Rata-rata
kadar kolesterol darah akhir perlakuan pada kelompok kontrol sebesar 187,27±20,41 mg/dl dan
kelompok yogurt kacang merah sebesar 162,45±22,48 mg/dl. Hasil analisis statistik pada awal
perberian dan akhir intervensi diperoleh nilai p masing-masing p=0,758 untuk kelompok kontrol
dan p=0,002 pada kelompok perlakuan. Hasil ini bisa disimpulkan bahwa pemberian yogurt kacang
merah memberikan hasil bermakna dalam menurunkan kadar kolesterol darah selama 11 hari
pemberian dibandingkan kelompok kontrol.
BAL secara tidak langsung dalam proses pengolahannya dapat menghidrolisis senyawa
isoflavon menjadi senyawa isoflavon aktif yang disebut aglikon. Aglikon memiliki aktivitas lebih
tinggi sehingga dapat memperbaiki profil lipid. Penelitian dengan menggunakan tikus dislipidemia
yang diberi jus kacang merah, yogurt susu dan yogurt kacang merah sebanyak 4 ml selama 28 hari
memberikan hasil bahwa yogurt kacang merah mampu menurunkan kadar kolesterol LDL
dibandingkan kelompok yogurt susu dan jus kacang merah (Gerin, 2012).
Kacang merah terdapat kandungan flavonoid yang berperan melawan lipid peroksidase.
Di dalam flavonoid terdiri atas proantosianidin dan isoflavon yang memiliki peran dalam
menurunkan kolesterol melalui mekanisme penghambatan pembentukan malonaldehid (MDA) dan
aktivitas lipase pankreas, sehingga menurunkan penyerapan monogliserida dan asam lemak.
Kandungan isoflavon pada kacang merah sebesar 3741 µg/g sudah mampu memperbaiki profil
lipid secara signifikan serta tidak menghasilkan bau langu seperti penggunaan kedelai (Nakamura
dkk., 2011).
Yogurt kacang merah mengandung BAL yang menyebabkan terjadinya mekanisme
penurunan kolesterol dengan cara mendegradasi kolesterol menjadi coprostanol yaitu sebuah sterol
yang tidak dapat diserap oleh usus sehingga langsung dikeluarkan bersama feses. BAL secara
langsung juga mengangkut kolesterol kemudian mengalami inkorporasi dengan sel bakteri
sehingga jumlah kolesterol bebas akan berkurang. Mekanisme tidak langsung yang dilakukan oleh
BAL dengan menggunakan enzim bile salt hydrolase (BSH) sehingga asam empedu sulit
diabsorbsi kembali dan akan diekskresikan melalui feses. Tubuh akan membutuhkan banyak
kolesterol untuk pembentukan asam empedu dan akibatnya kadar kolesterol dalam darah menjadi
berkurang (Surajudin dkk., 2008)
BAL secara tidak langsung juga membantu metabolisme isoflavon dalam menurunkan
kadar kolesterol dengan menghasilkan enzim ß-glukosidase yang akan menghidrolisis isoflavon
278
menekan kadar kolesterol dengan cara meningkatkan ekskresi asam empedu dan mengontrol
aktivitas reseptor kolesterol LDL (Suroso, 2003; Winasi, 2007).
Tabel 6. Hasil uji beda perubahan kadar kolesterol darah puasa
Rata-rata perubahan kadar kolesterol darah pada kelompok perlakuan yogurt kacang
merah mengalami penurunan lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol yakni sebesar
13,45±10,67 mg/dl selama 11 hari perlakuan. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,024 yang
berarti ada perbedaan signifikan rata-rata perubahan kadar kolesterol darah antara kedua kelompok
kontrol.
Penurunan kadar kolesterol ini dimungkinkan karena adanya isoflavon pada kacang
merah. Kacang merah mengandung 527 µg/g daidzen dan 389 µg/g genistein. Isoflavon dapat
menghambat proses biosintesis kolesterol melalui aktivasi enzim Adenosine Monophosphate
Activates Protein Kinase (AMPK). Enzim ini menyebabkan terhambatnya reduksi HMG-KoA
menjadi mevalonat sehingga dapat mengurangi biosintesis kolesterol di dalam tubuh. Isoflavon
dalam kacang merah juga dapat menurunkan sekresi apolipoprotein-ß melalui berbagai mekanisme
termasuk dengan menghambat sintesis dan esterifikasi kolesterol, menghambat aktivitas
microsomal transfer protein (MTP) dan meningkatkan ekspresi reseptor LDL (Reddy, 2013).
KESIMPULAN
Yogurt kacang merah sebanyak 225 ml selama 11 hari mampu menurunkan kadar
glukosa darah dan kolesterol total pada remaja putri obesitas.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penelitian ini didanai oleh dana DIPA Kopertis Wilayah V Yogyakarta Tahun
Anggaran 2017.
DAFTAR PUSTAKA
Action Plan International Obesity Task Force. 2010. [Online]. [cited 2013 April 10].
Available from: URL: http : //www.iotf.org/
Kelompok N Δ Kadar kolesterol darah (mg/dl) p*
Rata-rata
Kontrol 11 1,64±17,16
0,024*
Yogurt kacang merah 11 -13,45±10,67
* Uji t independent pada 2 kelompok (p<0,05), signifikan