• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF ini ANALISIS PERBANDINGAN POLA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN DENGAN IMPLEMENTASI DANA DESA (Studi Kasus Nagari Lubuk Pandan Kecamatan 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman) | . | 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PDF ini ANALISIS PERBANDINGAN POLA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN DENGAN IMPLEMENTASI DANA DESA (Studi Kasus Nagari Lubuk Pandan Kecamatan 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman) | . | 1 PB"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERBANDINGAN POLA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

PERDESAAN DENGAN IMPLEMENTASI DANA DESA

(Studi Kasus Nagari Lubuk Pandan Kecamatan 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman)

Zulhijasmar, Eko Alvares Z, Zuherna Mizwar

Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta e-mail : zulhijasmar@gmail.com

ABSTRAK

Indonesia banyak melahirkan program pengentasan kemiskinan seperti program Inpres Desa Tertinggal (IDT). Salah satu program penanggulangan kemiskinan yang sukses adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan yang diresmikan oleh Presiden ke 6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2007 dan berakhir tahun 2014.Program ini bertemakan tentang pembangunan wilayah perdesaan berbasis pemberdayaan. Walaupun sukses akan tetapi ada juga mempunyai kelemahan seperti secara yuridis masih sangat lemah, kurang terlibatnya pemerintah daerah dalam menjalankan program, peran fasilitator sangat dominan dan fasilitator kurang memahami permasalahan desa. Kemudian Pemerintah pusat menguatkan program pembangunan perdesaan berbasis pemberdayaan ini secara yuridisnya dengan membuat Undang – undang No. 6 Tahun 2014 tentang desa. Penerapan Dana Desa di mulai pada tahun 2015 masa Pemerintahan Presiden ke 7 Republik Indonesia Joko Widodo. Sampai sekarang (2016) pembangunan infrastruktur perdesaan yang menggunakan Dana Desa masih eksis setiap tahunnya. Pada dana desa ini juga menimbulkan banyak hambatan / kendala dalam pelaksanaannya. Tujuan penelitian ini adalah : pertama mengidentifikasi kendala dan hambatan pada PNPM dan Dana Desa, kedua membandingkan pola pembangunan yang diterapkan oleh PNPM dengan Dana Desa.Untuk mencapai tujuan penelitian ini metode yang dipakai adalah wawancara terstruktur kepada informan yang terlibat langsung pada kegiatan tersebut. Hasil yang didapat pada pelaksanaan Dana Desa adalah : minimnya komunikasi dan koordinasi pemerintahan nagari dengan masyarakat, banyak usulan yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat, partisipasi masyarakat menurun, fungsi pendamping tidak jelas, keputusan musyawarah cendrung didominasi oleh elite nagari, pengelolaan administrasi sangat lemah, sosialisasi sangat minim, aturan tumpang tindih, perencanaan tidak sesuai dengan pelaksanaan, peran pemerintah daerah hanya sebatas keuangan, usulan desa harus singkron dengan arah kebijakan pembangunan pemerintah daerah. Sementara itu perbedaan antara PNPM dengan Dana Desa adalah arah sasaran pembangunan, partisipasi masyarakat, alokasi anggaran dan pencairan dana, evaluasi kegiatan, sangsi, pemeliharaan, pengawasan, pemahaman aturan dan sosialisasi.

(2)

ABSTRACT

Indonesia has produced many poverty alleviation programs such as Inpres Desa Tertinggal (IDT) program. One successful poverty reduction program is the National Program for Empowering Rural Communities inaugurated by the 6th President of the Republic of Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono in 2007 and ending in 2014. This program is about empowerment-based rural development. Although successful but there are also weaknesses such as juridical is still very weak, lack of involvement of local government in running the program, the role of facilitator is very dominant and the facilitator is less understanding of village problems. The central government then strengthens the empowerment-based rural development program in its jurisdiction by making Law no. 6 Year 2014 about the village. The implementation of the Village Fund began in 2015 during the 7th Presidential Government of the Republic of Indonesia Joko Widodo. Until now (2016) the development of rural infrastructure using the Village Fund still exists every year. In the village fund also raises many obstacles / obstacles in its implementation. The objectives of this study were: first to identify constraints and obstacles on PNPM and Village Funds, both compare the development patterns implemented by PNPM with the Village Fund. To achieve the purpose of this study the method used is structured interviews to informants directly involved in these activities. The results obtained in the implementation of the Village Fund are: the lack of communication and coordination of the nagari government with the community, many proposals that are not in accordance with the needs of the community, the participation of the people decreases, the companion function is unclear, the deliberation decision tends to dominate by nagari elite, administrative management is very weak, Very minimal, overlapping rules, planning is not in accordance with the implementation, the role of local government is limited to finance, the village proposal must be synchronized with the direction of local government development policy. Meanwhile, the difference between PNPM and Village Funds is the direction of development goals, community participation, budget allocation and disbursement of funds, evaluation of activities, sanctions, maintenance, supervision, understanding of rules and socialization.

Referensi

Dokumen terkait

Até 30 de Setembro o total das receitas (incluindo Tesouro e Instituições Autónomas) foi de US$ 48,11 milhões, sendo que as estimativas revistas apontavam para US$ 86,60 milhões..

Dengan dibentuknya Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kabupaten Sidoarjo, maka Organisasi dan Tata Kerja Bagian Lingkungan Hidup pada Sekretariat

Diagram laba-laba pada Gambar 7a disajikan data unsur jejak batuan dasit dengan afinitas magma toleit dari Kepulauan Kurile, Jepang (data dari Barker, 1979) dan

Data yang dijadikan obyek berdasarkan data yang direncanakan untuk dilakukan perhitungan kekuatan las, dibatasi pada sistem pembebanan yang terjadi pada kampuh las,

“ Pembuatan penumpu turbin angin tipe helix 45 watt jenis rooftop “ Adalah hasil karya saya, dan dalam naskah tugas akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang

Hasil koefisien menunjukkan nilai suku bunga (BI rate) sebesar 0.774763 dengan signifikan sebesar 0.0082 dan lebih kecil dari 0,05 artinya model regresi dalam penelitian

Data dalam penelitian ini adalah: (1) Skor kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan Metode Drill untuk meningkatkan

Tujuan penulisan laporan akhir ini adalah membuat sistem informasi e-learning pada SMA Negeri 4 Palembang yang meliputi proses pengolahan data kelas, data mata pelajaran,