PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME
PADA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI MADRASAH ALIYAH UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi
Oleh:
NOVI GIYANTI
104011000108
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
i DAFTAR ISI
1. DAFTAR ISI ... i
2. Ucapan Terima kasih ... iii
3. Abstraksi ... iv
4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Masalah ... 4
1. Identifikasi Masalah ... 4
2. Pembatasan masalah . ... 4
3. Perumusan Masalah . ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
5. BAB II KAJIAN TEORI A. Pengembangan dan Pembelajaran 1. Pengertian Pengembangan dan Pembelajaran ... 7
2. Pembelajaran Konstruktivisme ... 9
B. Pendidikan Agama Islam 1. Ruang Lingkup ... 13
2. Karakteristik Pendidikan Agama Islam ... 14
C. Pembelajaran Konstruktivisme Dalam Pendidikan Agama Islam 1. Implikasi Konstruktivisme Pada Teori-Teori Belajar.. ... 15
2. Implikasi Konstruktivisme Pada Pembelajaran ... 16
D. Kedududkan CBSA dalam Konstruktivisme 1. Dasar-Dasar Pemikiran CBSA. ... 18
6. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Unit Analisis 1. Key Informent ... 21
i B. Disain Penelitian
1. Metode Penelitian ... 22
C. Aspek Penelitian ... 23
D. Tekhnik Pengumpulan Data 1. Observasi ... 23
2. Wawancara ... 24
3. Analisis Dokumen ... 24
4. Angket ... 24
E. Tekhnik Analisis Data ... 26
7. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Madrasah ... 28
B. Analisis Data . ... 35
C. Interpretasi Data . ... 54
8. BAB V KESIMPULAN ...63
i UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillahirabbil'alamiin akhirnya selesai Juga penulisan karya ilmiah
ini. segala keringat dan jerih payah yang telah diupayakan hingga selesainya
tulisan ini juga tak luput dari dukungan semua pihak yang terkait. Dukungan
materi, dan non materi amatlah dirasakan penulis dalam menyelesaikan rangkaian
kata-demi kata dalam karya ilmiah ini, ucapan terima kasih tersebut diberikan
khusus kepada :
1. Allah SWT yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas
ilmiah ini.
2. Muhammad saw sebagai sang motivator dan inspirator pertama penulis
dalam berjuang untuk kehidupan pendidikan islam yang lebih baik.
3. Orang tua tercinta, bapak Lukman Hakim dan Ibu Prihatin yang tak
pemah lelah memberikan dukungan moril dan materil serta
menyematkan nama ananda penulis dalam setiap bait doanya. You are my everythingwithout you I am nothing ..
4. Dosen pembimbing skripsi Ibu Zunaydatul Munawwaroah M.Ag dan
ibu Siti Khadijah M.A yang telah membimbing dan memberikan
dorongan semangat selama kepenulisan karya ilmiah ini.
5. Drs. Eni Rosyda Syarbaini M.Psi selaku dosen pembimbing akademik
yang tak pemah lelah memberikan semangat selama masa-masa kuliah
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6. Dr. Abd. Fattah Wibisono.dan Dra. Manerah selaku dosen penguji yang
memberikan banyak masukan dalam proses sidang dan pengujian
skripsi.
7. Dr. Abd. Fattah Wibisono selaku ketua jurusan Pendidikan Agama
Islam beserta jajarannya yang telah banyak memberikan bantuan berupa
i 8. Teman-teman seperjuangan di jurusan PAI. Selama 4 tahun
kebersamaan kita susah dan senang kita lalui dalam sebuah harapan
mimpi kita di masa depan akan terwujud indah.
9. Teman-teman seperjuangan dalam kepenulisan skripsi. Deden
Sholihatunnida, Fitria Muthaminnah, Nadzirotulilmiah dan Winniy.
Selamat dan sukses untuk kita semua
10. Teman-teman Kelas C PAI angkatan 2004 baik yang masih setia
dikelas C ataupun yang sudah tumbang satu persatu. Susah senang
kita bersama, kita muda, beda dan berkarya. Teruskan perjuangan
mimpimu kawan. You rock!!
11. Sahabatku Era, Yuli dan Pipit yang memberikan semangat dan
keceriaan saat penulis mengalami kebosanan. Peluk dan cium untuk
kalian akhwat cihuy!!
12. Sahabat-sahabat di Lembaga Dakwah Kampus, KAMMI, DPMU
PIM, dan BEM-J PAI yang selalu menjadi inspirator. Kalian semua
kereeenn!!
13.Teman-teman team relawan RZ cabang Jaksel. Tak ada kata aku yang
ada adalah KITA.
14. Remaja Al-Hasanah Tonny, Yudi, Kak Bunga, Mas Ari, Mbak Ida,
Mas Ali, Vila, Afa, Feli dan lain-lain. Terima kasih atas doa dan
ABSTRAKSI
Penelitian ini berlandaskan pada Undang-undang Republik Indonesia no.20 tahun 2003 tentang tujuan pendidikan yaitu membentuk peradaban bangsa yang bermartabat, cerdas, kreatif. kompetitif dan memiliki potensi untuk mengembangkan kemampuan dibidang skill dan keilmuwan dan beriman serta bertakwa kepada tuhan yang maha esa. Selain itu terdapat sebuah keingintahuan penulis pada pendidikan yang berupaya melejitkan semua potensi Siswa.
Pembelajaran konstruktifisme memiliki daya tarik tersendiri bagi penulis dalam meneliti pengembangan pembelajaran ini secara lebih jauh. Terdapat keingin tahuan penulis kepada pembelajaran konstruktifisme khususnya yang dilaksanakan oleh sekolah-sekolah ternama. Point penting yang menjadi tolak ukur dalam penelitian ini adalah tahapan-tahapan pengembangan dan sesuaikah pengembangan yang dilakukan sekolah objek penelitian dengan idealnya pembelajaran konstruktifisme khususnya pada pendidikan agama islam.
Tujuan dari penelitian ini adalah penulis ingin melihat gambaran dari pengembangan pembelajaran konstruktifisme dari sekolah objek penelitian, menguraikan langkah-langkahnya dan mencari faktor-faktor penunjang pengembangan pembelajaran. Selain tujuan, penelitian ini juga memiliki beberapa manfaat yaitu menambah pengetahuan tentang pembelajaran konstruktifisme, sebagai bahan rujukan para tenaga pendidik dalam mengembangkan pembelajaran lebih efektif, dan memotivasi peneliti lain dalam meneliti pembelajaran ini lebih jauh.
Kajian teori yang dibahas dalam penelitian ini menguraikan beberapa poin penting yaitu hakikat dari pengembangan dan pembelajaran konstruktifisme, sejarah lahirnya pembalajaran konstruktifisme hingga ciri-ciri pembelajaran konstruktifisme. Karena pembelajaran ini dikolaborasikan dengan pendidikan agama islam, penulis juga mengkaji tentang bagaimana pendidikan agama islam, tujuan pendidikan agama islam hingga tujuan pendidikan agama islam. Bukan hanya itu, dalam penulisan ini penulis juga mengungkapkan beberapa karakteristik pendidikan agama islam yang dapat dikombinasikan dengan pembelajaran konstruktifisme.
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terutama di kelas II. penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan data statistik yang diuraikan secara deskriptif. Dengan kata lain, penelitian ini bukanlah penelitian kualitatif murni. Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah angket, observasi, wawancara, dan analisis dokument RPP dan silabus. Key informent dalam penelitian ini adalah guru Agama Islam. Tujuan dari key informent itu sendiri untuk melengkapi data dan memferifikasi kecocokan dari data angket yang telah disebar kepada 20 siswa.
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Jumlah keseluruhan siswa
2. Tabel 2 Angket
3. Tabel 3 Diskripsi data angket
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pengesahan Judul
2. Surat Keterangan Penelitian
3. Surat Pernyataan Karya Sendiri
4. Struktur program
5. Angket
6. Hasil wawancara
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mengembangkan potensi SDM.
melalui kegiatan belajar mengajar, karena pendidikan merupakan bagian dari
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan dapat meningkatkan kualitas manusia
Indonesia. Agar terwujud masyarakat yang damai, demokratis, berkeadilan,
berbudaya saing, maju dan sejahtera. Mak.a haruslah didukung oteh sumber daya
manusia yang berilmu pengetahuan dan teknologi.
Berdasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003
pada bab II pasal 3 tentang fungsi dan Pendidikan Nasional, Yakni :
"Pendidikan nasional berfungi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa, beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, herakhlak mulia, sehat berilmu cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” 1
Secara umum, kondisi pendidikan di Indonesia masih relatif memprihatinkan.
Nengsih Juanengsih mengidentifikasi pendidikan dari tujuh indikator misalnya,
lulusan PT belum sepenuhnya siap memasuki dunia kerja, Humas Development index Indonesia masih rendah (HDI), yakni peringkat III dari 117 negara,
International Education Achivement (IEA) menunjukkan kemampuan siswa SD di Indonesia berada pada tingkat 38 dari 39 yang disurvey, Programme for International Student Assesement (PISA) pada tahun 2003 menempatkan peringkat Indonesia pada 38 dari 41 negara yang disuvey, perguruan tinggi favorit
di Indonesia berada di posisi ke 61 dan 68 dari 77 PT yang disurvey di Asia
(Asiaweek,2000) dan IPTEK masih ketinggalan dibanding dengan negara-negara
tetangga. 2
1
Undang.Undang RI Nomor 10 Thun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Jakarta: PT. Kloang Klede Putra Timur.2003), h.6
2
2 Bukan hanya itu, pendidikan yang memiliki visi dan tujuan selain
mencerdaskan kehidupan bangsa juga harus dapat mengembangkan potensi
peserta didik agar dapat menjadi makhluk yang beriman dan bertakwa, belum juga
mampu memerangi bahaya-bahaya pergaulan yang kemungkinan dapat terjadi
pada peserta didik.
Lazimnya, pengajaran di negara kita adalah pembelajaran yang bersifat
klasik dan telah sekian lama dilakukan oleh para pendidik. Inilah yang dimaksud
dengan pernbelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang lazim dan pada
umumnya digunakan. 3
Pembelajaran monoton dan konvensional semakin lama semakin
diarahkan menjadi pembelajaran dengan sistem student centre. Tujuannya adalah agar peserta didik dapat aktif dalam pembelajaran yang tengah mereka jalani
sehingga mereka dapat memberi solusi terhadap permasalahan baru yang ia
hadapi khususnya di lndonesia dengan mengedepankan akal dan hati yang harus
berjalan dengan beriringan.
Dewasa ini, pemerintahan pusat dan daerah mulai menggiatkan sosialisasi
dan pelatihan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang menjadi acuan
bagi pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini adalah kelanjutan dari kurikulum
berbasis kompetensi yang menekankan pada kompetensi peserta didik dalam
pembelajaran.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) memberikan banyak
peluang kepada sekolah dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya. Pada
dasarnya kurikulum ini membiasakan institusi pendidikan seperti sekolah, untuk
dapat mengembangkan kelebihan yang dimiliki oleh sekolah. Karena
bagaimanapun juga sekolah adalah tempat terdekat peserta didik disamping
keluarga dan masyarakat yang juga memiliki andil besar dalam mengoptimalkan
peran peserta didik dalam belajar.
3
3 Dari lahirnya kurikulum ini, para pakar pendidikan banyak menelurkan
gagasan-gagasan baru dalam pendidikan nasional. Salah satunya adalah
pembelajaran kontekstual yang mengarah kepada pembelajaran konstruktivisme.
Walaupun teori konstruktivisme ini telah lama ada, namun baru kali ini mulai
digaungkan oleh banyak kalangan pakar pendidikan. Terlepas dari manakah yang
lebih dulu antara kontekstual yang menjadi dasar pembelajaran konstruk atau juga
sebaliknya.
Pembelajaran konstruktivisme, yang lebih mengedepankan pembangunan
ilmu pengetahuan anak didik oleh dirinya sendiri menjadi trend center pendidikan saat ini. Pembelajaran ini diharapkan membawa angin segar dalam dunia
pendidikan terlebih lagi dalam Pendidikan Agama Islam yang cenderung
mengajarkan pada anak hanya sebatas pembelajaran yang bersifat dogmatic
dengan metode yang konvensional, monoton, dan kurang rnernperhatikan daya
fikir dan kreatifitas peserta didik.
Proses berfikir ada karena adanya keingintahuan. Dan rasa ingin tahu
timbulah proses berfikir dan kemudian menjadi suatu ilmu pengetahuan. Manusia
adalah satu makhluk yang mengembangkan pengetahuan ini secara bersungguh-
sungguh. Binatang juga memiliki pengetahuan namun sebatas untuk kelangsungan
hidup.4
Guru merupakan faktor yang penting untuk meningkatkan kreatifitas siswa
di sekolah. Banyak hal yang dapat dilakukan guru untuk merangsang dan
meningkatkan potensi siswa, sikap dan perilaku kreatif siswa khususnya dalam
Pendidikan Agama Islam.
Setelah dikemukakan beberapa penjelasan mengenai latar belakang fakta
pendidikan di lndonesia peneliti tergelitik untuk mengungkapkan bagaimana
pengembangan pembelajaran konstruktifisme dalam pembelajaran agarna islam
yang bersifat dogmatik. Oleh karena itu, peneliti rnengambil judul:
"Pengembangan Pembelajaran Konstruktifisme Pada Pendidikan Agama
Islam di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta"
4
4 Adapun alasan peneliti mengambil judul ini adalah :
a. Sifat dari pembelajaran agama islam yang dogmatik dan hampir tidak
memberikan ruang kepada anak untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri
secara optimal
b. Mengambalikan identitas pembelajaran ke arah sebenamya yaitu reinvensi
kebermaknaan dalam pembelajaran.
c. Mencari altematif pada model pembelajaran yang lebih dinamis
B. Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah, antara lain
a) Apakah pembelajaran konstruktivisme telah dilaksanakan secara optimal
pada Pendidikan Agama Islam
b) Bagaimanakah tahapan pengembangan pembelajaran konstruktivisme pada
Pendidikan Agama Islam
c) Apakah faktor-faktor penghambat pada pelaksanaan pengembangan
kontstruktivisme pada Pendidikan Agama Islam.
2. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan masalah yang telah diungkapkan maka
perlu dibatasi, diantaranya adalah :
a) Konstruktifisme yang diteliti adalah konstruktifisme sosiologis, karena
melihat pembelajaran agama islam ini adalah termasuk ke dalam bidang
sosial.
b) Tahapan-tahapan yang dilakukan meliputi faktor-faktor pendukung dan
penghambat
c) Pendidikan Agama Islam yang dimaksud adalah Pendidikan Agama Islam
5 d) Selain konstruktifisme yang dilaksanakan dalam aktivitas pembelajaran,
konstruktifisme ini juga ditinjau dari sikap dan tingkah laku langsung
siswa
3. Perumusan Masalah
Dari permasalahan yang telah dibatasi, maka dapat dirumuskan
permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut :
a). Bagaimana langkah-langkah pengembangan pembelajaran
konstruktivisme pada Pendidikan Agama Islam?
b). Apa sajakah faktor-faktor penunjang pengembangan konstruktivisme
pada Pendidikan Agama Islam?
C. Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah terlahirlah tujuan dari penelitian. Penelitian ini
memiliki beberapa tujuan sebagai barometer keberhasilan yang telah dirumuskan
yaitu:
a). Penelitian ini berupaya melihat gambaran mengenai langkah-langkah
pengembangan pembelajaran yang telah digunakan oleh Madrasah
Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah jakarta pada Pendidikan
Agama Islam
b). Penelitian ini juga bertujuan untuk mencari faktor-faktor penunjang
pengembangan konstruktifisme pada agama islam begitu pula faktor
penghambatnya.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
a) Menambah pengetahuan lebih dalam lagi tentang pembelajaran
konstruktivisme khususnya bagi para pendidik atau guru.
b) Sebagai bahan rujukan untuk para guru Pendidikan Agama Islam dalam
6
7 BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengembangan Pembelajaran konstruktivisme
1. Pengertian Pengembangan dan Pembelajaran
Pengembangan berasal dan kata dasar kembang yang berarti tumbuh.
Sedangkan imbuhan pe-akhiran an diartikan sebagai prefiks nominal atau bertalian dengan prefiks verbal juga dapat diartikan sebagai sebuah proses.5 Pengembangan juga diartikan dalam kamus B.lndonesia karangan W.J.S
Purwadarminto sebagai (1). Mekar dan terbuka, (2). Menjadi besar (luas dan
banyak), (3). Menjadi bertambah-tambah sempuma. 6 jika diartikan secara istilah,
pengembangan adalah suatu proses yang terus menerus tumbuh dan berkembang.
Pengembangan senantiasa diikuti oleh pengalaman-pengalaman,
prinsip-prinsip yang telah teruji, pengamatan yang seksama dan percobaan yang
terkendali. 7
Sedangkan untuk mengetahui makna pembelajaran memang tidak bisa
dipisahkan dengan kata dasamya yaitu belajar. Banyak para ahli yang
mendefinisikan perilaku belajar salah satunya yaitu Gagne. Gagne mendefinisikan
belajar sebagai perubahan kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara
terus menerus dan bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. 8
Definisi yang agak sistematik dikemukakan oleh Lindgren dalam bukunya
Psyhcology of personal and social adjusment adalah: "Learning is the process of
5
DepDikbud, Kamus Besar B.ldonesia (Ba1ai Pustaka: Jakarta,1988) h.
6
W.J.S. Purwadarminto (Balai Pustaka: Jakarta, 1986) h. 473
7
A.Tresna Sastra Wijaya. M.sc. pe:ngembangan program pengajaran. (Surabaya:Rineka Cipta 1991), cet. 1 h. 14
8
8
becoming nature emotionally, intellectually add socially". 9 menurut Lindgren, orang yang belajar akan terbebas dari ilusi dan delusi (angan-angan, khayalan dan
kecerobohan).
Secara psikologis belajar itu adalah suatu usaha sadar yang terjadi dalam
diri manusia. Melalui input dan alat indera yang dapat mengetahui serta merasakan yang kemudian diinternalisasikan melalui proses kejiwaan yaitu
diolah, diasosiasikan dan disimpulkan. Kemudian proses itu menjadi bagian dari
diri orang yang belajar dan dikenal sebagai output. Dengan input yang beraneka ragam dan diproses, maka individu yang belajar tersebut akan mengalami
perubahan atau modification.
Pengertian pengembangan dan pembelajaran diawali dengan kata dasar
masing-masing kata. Kata dasar dan masing-masing kata yang telah diketahui,
kemudian ditambahkan imbuhan yang menjadi prefiks nominalnya.
Sedangkan Pembelajaran berasal dari kata dasar 'Belajar' yang memiliki
arti sebuah perubahan yang terjadi. dalam diri seseorang setelah berakhimya
melakukan aklivitas belajar. 10 Pembelajaran atau instruction berpusat kepada tujuan yang hendak dicapai didasarkan pada perencanaan. Pembelajaran adalah
proses yang terjadi yang membuat seseorang atau sejumlah orang, yaitu peserta
didik untuk melakukan proses belajar sesuai dengan rencana belajar yang telah
diprograrnkan. Upaya pembelajaran yang berporos pada pihak guru, direncanakan
secara sistematis yaitu dilakukan dengan langkah-langkah yang teratur dan terarah
dengan memperhatikan berbagai aspek. Oleh karena itu dalam dunia pendidikan
proses belajar mengajar adalah merupakan dua kegiatan yang berproses dalam
satu sistem. 11
Menurut konsep komunikasi. pembelajaran adalah proses komunikasi
fungsional antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, dalam rangka
9
Wina Sanjaya, Strategi pembelajaran Berorientasi Standar proses Pendidikan. (jakarta: kencana, 2006), h. 258
10
Saiful Bahri Djamarah.dkk. Strategi Belajar mengajar(Rineka Cipta: Jakarta.2002)h.44
11
9 perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi suatu kebiasaan bagi siswa
yang bersangkutan. 12
Pengembangan pembelajaran yang telah diketahui dari makna
masing-masing kata dan induk kata dasarnya dapat disimpulkan bahwa pengembangan
pembelajaran adalah, suatu proses yang secara terus menerus mengembangkan
pola interaksi antara siswa, guru dan lingkungan belajar dalam rangka perubahan
sikap dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan untuk siswa yang bersangkutan.
Karena guru dan siswa, keduanya adalah subjek dari pembelajaran yang akan
mengalami pcngembangan tersebut. Guru dan siswa dituntut melakukan inovasi
baru dalam dunia pendidikan.
2. Pembelajaran konstruktivisme
Pembelajaran konstruktivisme adalah pembelajsran yang berawal dari teori
filsafat konstruktif yang dikemukakan oleh Giambatista Vico seorang
epistemology dari Itali. Dialah cikal bakal teori ini dalam ranah filsafat yang
mengemukakan “Tuhan adalah pencipta alam semesta dan manusia adalah tuan
dari ciptaan".13
Sedangkan dalam ranah pendidikan teori filsafat ini banyak
dikembangakan oleh Jean Piagel seorang psikolog pertama yang menggunakan
konstruktivisme dalam belajar. 14
Sedangkan pembelajaran konstruktivisme sendiri adalah pembelajaran
yang menekankan pada kemampuan untuk membangun pengetahuannya sendiri
melalui interaksi mereka dengan objek renomena dan lingkungan sekitar. 15
Teori konstruktivisme Piagel ini juga mengemukakan beberapa istilah
yang baku untuk seseorang mencapai pengertian.
a. Skema
Skema adalah suatu struktur mental alau kognitir yang dengannya
seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi
lingkungan sekitamya. Contoh: seorang siswa yang baru melihat
12
Erman suherman dkk.,strategi pembelajaran... ,h.30
13
Paul Supamo, Filsafar Knstruktivisme Dalam Pendidikan (Kanisius:Yogyakarta,I997) h. 24
14
Paul Supamo, Filsafat Kontruktivisme Dalam Pendidikan.h. 30
15
10 belut mengatakan bahwa itu ular. Dalam hal ini, anak tersebut telah
memiliki skema atau konsep tentang ular yang menurutnya saran
dengan belut. Kedua binatang yang berbeda itu dianggap saran karena
memiliki beberapa persamaan yaitu berbadan panjang tidak berkaki
dan memiliki dua mata. Anak tersebut belum dapat membedakan
antara ular dan belut yang jelas berbeda. Bila ia telah mampu melihat
perbedaan-perbedaanya, ia akan memperkembangkan skemanya
tentang belut, tidak sebagai ular lagi.
b. Asimilasi
Proses kognitif yang dengannya seseorang mengintegrasikan persepsi,
konsep, ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang
sudah ada dalam pikirannya. Contoh seorang siswa yang baru pertama
kali mengenal konsep pluralisme. Dalam pikirannya ia memiliki konsep pluralism, jika ia menambahkan unsur lain dalam konsep
pluralisme ini, hingga banyak spekulasi yang memposisikan konsep
pluralisme hampir bersentuhan dengan liberalisme. ia akan tetap
memiliki skema yang sama tentang pluralisme. Bedanya adalah
skemanya tentang pluralisme semakin berkembang diperluas dan
diperinci lebih lengkap, bukan hanya sebagai pluralisme yang sempit,
melainkan pluralisme dengan bermacam-macam bentuknya dan
sifatnya.
c. Akomodasi
Akomodasi adalah memhentuk skema baru yang dapat cocok dengan
rangsangan yang baru atau memodifikasi skema yang ada sehingga
cocok dengan rangsangan itu. Contoh: seorang siswa mempunyai
skema bahwa semua agama islam itu fiqih. Hal ini diperoleh dari
abstraksinya terhadap permasalahan-permasalahan agama islam yang
pernah ditemuinya selalu bersentuhan dengan masalah hukum halal
11 agama islam tidak hanya pada masalah hukum halal haram, tetapi
permasalahan akhlak, kenegaraan, pendidikan dll. Siswa tersebut
mengalami bahwa skema lamanya tidak cocok lagi, terjadi konflik
dalam pikirannya. Ia harus mengadakan perubahan terhadap skema
lamanya. Ia mengadakan akomodasi dengan membentuk skema baru
bahwa permasalahan agama islam bukan hanya berputar pada hukum
halal dan haram tetapi juga akhlak, ketatanegaraan, pendidikan dll.
d. Equilibration
Equalibration adalah pengaturan diri seeara mekanis untuk mengatur
keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi. Begitu juga sebaliknya
disequilibrition, adalah keadaan tidak seimbang antara asimilasi dan
akomodasi. Equalibrition adalah proses dari disequalibrium ke
equalibrium. Proses tersebut berjalan terus dalam diri orang melalui
asimilasi dan akomodasi. Equalibriton membuat orang dapat
menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamnya (skemata).
Bila terjadi ketidak seimbangan dengan jalan asimilasi atau
akomodasi.
e. Teori adaptasi Intelek
Bagi Piaget, mengerti adalah suatu proses adaptasi intelektual yang
dengannya pengalaman-pengalaman dan ide-ide baru diinteraksikan
dengan apa yang sudah diketahui seseorang yang sedang belajar
dengan membentuk struktur pengertian yang baru. 16. Contoh: seorang
siswa yang memiliki gambaran bahwa shalat Jum'at hanya dilakukan
oleh kaum pria saja pada hari Jum'at. Namun kenyataan baru yang ia
peroleh bahwa shalat Jum'at tidak hanya dilakukan oleh kaum pria
bahkan wanita pun diperbolehkan untuk melakukan shalat Jum'at
tetapi takaran hukumnya saja yang berbeda. Siswa tersebut
` 16
12 pada akhirnya mengubah gambaran awalnya dengan mengatakan
bahwa shalat Jum'at tidak hanya dilakukan oleh laki-laki tetapi juga
perempuan. Orang ini sekarang membentuk pengetahuan yang baru. Ia
telah merubah skema lama dan membentuk skema baru yang lebih
cocok dengan pengalamannya yang baru.
Pembelajaran konstruktivisme juga merupakan tujuh element penting dalam
pembelajaran kontekstual17 Pembelajaran konstruktivisme juga lebih
dimaksudkan suatu kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
yang lebih mengedepankan idealitas pendidikan sehingga benar-benar akan
menghasilkan kualitas yang efektif dan efisien. 18
Dalam pembelajaran konstruktivisme, posisi siswa adalah sebagai subjek,
siswa aktif, kreatif, dan juga kritis. Sedangkan guru adalah sebagai mediator.
Teori pembelajaran ini juga memandang sarana pembelajaran baik soft ware
maupun hard ware harus didesign oleh guru guna memperlancar proses pembelajaran. 19
Pengembangan pembelajaran konstruktivisme dimaksudkan untuk
menumbuh kembangkan pembelajaran yang lebih dinamis dan bermakna dengan
langkah-Iangkah yang diambil sesuai dengan ciri-ciri pernbelajaran
konstuktivisme . ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme sendiri antara lain adalah:
a) Memberikan peluang kepada siswa untuk menemukan pengetahuan
b) Memperhatikan serta mengapresiasi hasil kajian siswa
c) Memperhatikan ide dan problem yang di munculkan oleh siswa
d) Menghargai dan menerima eksplorasi pengetahuan siswa
c) Menciptakan proses inkuiri siswa melalui kajian dan eksperimen
f) Merangsang siswa untuk bertanya dan berdialog
g) Menganggap proses pembelajaran sebagai sesuatu yang sama
pentingnya dengan hasil belajar
17
Tujuh Komponen pembelajaran kontekstual article ini diakses dari
http://pakguruonline.pendidikan.net/pend konteks bab2a.html pada tanggal 8-12-2008 18
M. Saechan Muchith. M.Pd. Pembelajaran Kontekstual (RaSAiL: Semarang ,2008) h. 2
19
13 h) Memperhatikan kecenderungan sikap dan pembawaan siswa
i) Mendorong terbentuknya pembelajaran secara kooperatif 20
B. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan adalah sebuah aktivitas yang memiliki maksud tertentu, yang
diarahkan untuk mengembangkan individu sepenuhnya. Konsep pendidikan dalam
islam tidak dapat sepenuhnya difahami tanpa lebih dahulu memahami penafsiran
islam tentang pengembangan individu sepenuhnya.21
Pendidikan Agama Islam biasanya sering dikaitkan dengan menejemen
sikap pada diri seseorang. Pendidikan Agama Islam yang bersifat kognitif tidak
dapat dipisahkan dengan ruh didalamnya yang lebih bersifat afektif yang mengacu
pada kemantapan sikap bagi peserta didik. Secara garis besar Pendidikan Agama
diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk membentuk manusia
agamis dengan menanamkan aqidah dan keimanan, amaliyah, dan budi pekerti
luhur atau dengan kata lain akhlak yang terpuji untuk menjadi manusia yang
taqwa kepada Allah swt. 22 dalam buku yang sama (Metodologi Pembelajaran
Agama Islam) diterangkan bahwa metode Pendidikan Agama Islam yang sering
digunakan dalam pembelajaranya lebih banyak menggunakan kata seruan atau
ajakan, namun tidak menutup kemungkinan seorang pendidik menggunakan
pendekatan yang berbeda dengan pendekatan biasa yang digunakan.
1.Ruang Lingkup
Dalam buku ilmu pendidikan Islam, Prof. Dr.M.Arifin mengatakan bahwa
ruang lingkup Pendidikan Islam mencakup segala bidang kehidupan manusia di
20
Zurinal. Z, Ilmu Pendidikan:Pengantar dan dasar-dasar pelaksanaan pendidikan.(UIN Jakarta Press:Jakarta,2006)h.117
21
Ali Ashraf, Horison baru pendidikan islam, (pustaka firdaus, 1996) h.1
22
14 dunia. Oleh karenanya pembentukan sikap dan nilai-nilai amaliyah islamiyah
dalam pribadi manusia baru dapat efektif bilamana dilakukan melalui proses
kependidikan yang berjalan diatas kaidah-kaidah ilmu pengetahuan
kependidikan.23
Selain itu, ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga melipuli aspek
aspek sebagai berikut. 1. AI Qur'an dan Hadits 2. Aqidah 3. Akhlak 4. Fiqih 5.
Tarikh dan Kebudayaan islam.24 Pendidikan Agama Islam menekankan
keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan
Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia
dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya
Dari penjelasan di atas, jelas sudah bahwa Pendidikan Agama Islam
bersifat menyeluruh, Pendidikan Agama Islam tidak hanya berbicara mengenai
kognitif saja ataupun afektif namun Pendidikan Agama Islam melingkupi semua
bidang kehidupan manusia.
Bila kita jabarkan Pendidikan Agama Islam yang ada dalam
kurikulum-kurikulum sekolah, seperti aqidah akhlak, fiqih, tarsir hadits dan juga sejarah
kebudayaan islam, memiliki karakteristik-karakteristik yang membidani semua
aspek pengetahuan di dalam kehidupan sehari-hari. Dalam keempat kategori
dalam agama islam di sekolah, masing-masing memiliki implementasi sendiri
dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
2.Karakteristik Pendidikan Agama Islam
Islam sebagai sebuah ajaran agama juga merupakan jalan hidup manusia
sangatlah apresiatif terhadap perkemhangan diri dan fikiran manusia. Bahkan
islam sendiri mengakui akal manusia sebagai salah satu sumber untuk
mendapatkan pengetahuan. Namun, pada realitanya. akal tidak mampu berdiri
sendiri tanpa bantuan indera yang berperan sebagai navigator. Kemudian diantara
23
M Arifin. IImu Pendididkan Islam; tinjauan teoritis dan praktis berdasarkan penjelasan interdisiplinear ,editor fauzan Asy,……….h. 9
24
15 keduanya terdapat wahyu yang menjadi penengah yang menetralisir keduanya saat
beroprasi karena kondisi keduanyalah yang amat terbata. Akhirnya ilmu dirancang
dan dibangun disamping melalui kedua sumber tersebut juga berdasarkan
kekuatan spiritual yang bersumber dari wahyu Allah S.W.T. berupa wahyu.25
Dengan demikian kurikulurn Pendidikan Agama Islam di sekolah memuat
materi dari ketiga hal tersebut, yakni akal, indera, dan wahyu. Dalam konteks
konstruktivisme, materi Pendidikan Agama Islam yang memiliki karakteristik
akliyah dan inderawi secara penuh dapat digunakan, sedangkan yang bersifat
transenden (wahyu) secara penuh tidak dapat digunakan dalam pendekatan konstruktivisme.
Begitu pula materi Pendidikan Agama Islam di sekolah memiliki ciri dan
karakteristik tertentu. Akidah keimanan memiliki karakteristik sebagai dogmatic doktriner, kemudian, fiqih berkarakteristik legal-formal, akhlak yang memiliki karakteristik normatif, sejarah yang informatif-faktual, dan AI-Qur'an Hadits yang memiliki karakteristik teknis-kontekstual. 26
Pembelajaran Konstruktivisme Pada Pendidikan Agama Islam
1. Implikasi konstruktivisme pada teori-teori belajar
Membedah suatu teori yang mendasari suatu pembelajaran dalam
pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan teori-teori belajar yang menjadi
landasan dalam pelaksanaan pendidikan. Ada beberapa teori dalam belajar yaitu:
Teori perubahan konsep, teori Bermakna Ausebel, teori Conectionisme, Behaviourisme dan maturasionisme.
Teori perubahan membedakan perubaban menjadi dua macam perubahan
konsep yaitu : perubahan yang kuat dan yang lemah. Perubahan konsep yang kuat
terjadi bila seseorang mengakomodasi terhadap konsep yang telah ia punyai
ketika berhadapan dengan fenomena yang baru.
25
Mujamil Qomar. Epistemologi Pendidikan Islam. Dari Metode Rasional Hingga Metode Kritik (Jakarta : Penerbit Erlangga,2005).h. 125
26
16 Sedangkan teori asimilasi Ausebel bagaimana belajar terjadi. yaitu bila
siswa mengasimilasi apa yang ia pelajari dengan pengetahuan yang telah ia
punyai sebelumnya. Dalam hal ini pengetahuan seseorang harus selalu
diperbaharui dan dikembangkan lewat fenomena dan pengalaman-pengalaman
yang baru.
Selanjutnya teori conectionisme yang lebih dikenal dengan teori stimulus dan respen ini mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses dengan adanya
stimulus dan respon. 27 dengan kata lain belajar adalah suatu yang
mengintegrasikan, mengakomodasi serta mengkoordinasi keadaan lingkungan
sekitar. Keadaan lingkungan sekitar adalah stimulus yang akan merangsang
kembali pengetahuan yang kemudian dilanjutkan oleh respon dari fenomena yang
telah diakomodasi menjadi sebuah pengetahuan.
2. Implikasi Konstruktivisme Pada Pembelajaran
Bagi kaum konstruktivis, mengajar bukan sekedar memindahkan dari guru
ke murid, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan dari siswa membangun
sendiri pengetahuannya. Mengajar berarti berpartisipasi dengan siswa dalam
membentuk pengetahuan, dan mengadakan justifikasi. Jadi mengajar adalah suatu
bentuk belajar sendiri.
Menurut teori ini seorang guru berperan sebagai mediator dan bukan
seseorang yang serba mengerti. Guru sebagai fasilitator yang membantu agar
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Tekanan ada pada siswa yang belajar
bukan pada guru dan disiplin. Fungsi-fungsi mediator pun salah satunya adalah:
(1) menyediakan pengalaman belajar, (2) menyediakan atau memberikan
kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan murid, (3) Memonitor,
mengevaluasi dan menunjukkan apakah pengetahuan murid berjalan atau tidak.
Agar pembelajaran berjalan secara optimal langkah-Iangkah guru dalam
hal ini adalah (1) Penguasaan bahan dan materi. (2) Strategi mengajar. (3). Trik
mengevaluasi proses belajar siswa.
Dalam strategi pembelajaran. guru harus dapat berinteraksi dengan siswa
untuk lebih mengerti apa yang sudah mereka ketahui, guru harus terlebih dahulu
27
17 membicarakan tujuan materi yang dipelajari dikelas, mengerti pengalaman belajar
mana yang lebih sesuai dengan kebutuhan siswa dan melibatkan siswa dalam
setiap belajar dengan memberikan kepercayaan terhadap siswa bahwa mereka
mampu belajar. Selain itu guru sebagai seorang seniman ulung juga harus dapat
memiliki pemikiran yang fleksible untuk dapat mengerti dan menghargai
pemikiran dan hasil kajian siswa.
Dalam Pendidikan Agama Islam, konstruktivisme sendiri memiliki
pengaruh penting dalam mengantarkan Siswa lebih bersikap kritis dan mandiri.
Konstruktivisme mengharapkan siswa menjadi seorang pembelajar dengan
membangun pengetahuannya sendiri melalui proses asimilasi, akomodasi, hingga
adaptasi intelek.
Problematika yang harus dientaskan dewasa ini, menjadikan pembelajaran
konstruktivisme sebuah solusi dalam melakukan pemikiran mendalam terhadap
semua problematika yang berkaitan dengan masalah akhlak, aqidah, hukum
hingga ketatanegaraan.
Pendidikan Agama Islam yang disebut-sebut sebagai bengkel akhlak
dalam institusi-institusi pendidikan di Indonesia memiliki peranan penting dalam
mengentaskan permasalahan yang terjadi dewasa ini pada masyarakat Indonesia.
Karena Pendidikan Agama Islam memiliki tiga unsur yang dibutuhkan dalam
pembelajaran seperti kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Selain itu
Pendidikan Agama Islam juga memiliki kekuatan motivasi dalam mendorong
siswanya untuk mengintegrasikan kecerdasan intektual, emosi dan spiritual.
Hanya saja masih terdapat banyak guru agama islam yang masih terkungkung
pada satu kecerdasan saja dengan menggunakan pembelajaran yang masih bersifat
konvensional dan monoton.
Metodologi Pendidikan Agama Islam juga dinyatakan didalam AI-Qur'an
bersifat multi approach yang meliputi antara lain:
a). Pendekatan religius yang menitik beratkan kepada pandangan bahwa manusia
adalah makhluk yang berjiwa religius dengan bakat-bakat keagamaan
b). Pendekatan filosofis yang memandang bahwa manusia adalah makhluk.
18 pengembanganya didasari pada sejauh mana kemampuan berpikimya dapat
dikembangkan sampai pada titik maksimal perkembangannya.
c). Pendekatan sosiokultural yang bertumpu pada pandangan bahwa manusia
adalah makhluk yang berrnasyarakat dan berkebudayaan sehingga dipandang
sebagai homo sosius dan homo sapiens dalam kehidupan bermasyarakat.
d). Pendekatan scientific yang menitik beratkan pada pandangan bahwa manusia
memiliki kemampuan menciptakan (kognitif), berkemampuan (konatif), dan
merasa (emosional atau afektif).28
Beberapa metodologi bagi Pendidikan Agama Islam yang telah disebutkan
diatas, terdapat implikasi dari pembelajaran konstruktifisme. Pembelajaran
konstruktifisme seperti yang dimaksudkan pada uraian diatas. Memiliki
karakteristik yang berkaitan dengan beberapa metodologi Pendidikan Agama
Islam di atas.
Pembelajaran konstruktifisme yang menitik beratkan pada daya kritis
siswa dan kemampuan siswa dalam mengoptimalkan seluruh potensi yang mereka
miliki baik secara kognitif, afektif. maupun psikomotorik sesungguhnya telah
sesuai dengan metodologi Pendidikan Agama Islam.
Pendidikan Agama Islam, yang memiliki Multi Approach seharusnya dapat difungsikan sebagai dasar pengembangan pembelajaran konstruktifisme
pada Pendidikan Agama Islam. Pendekatan-pendekatan filosofi. sosiocultural
hingga scientific sangat dapat digunakan guru untuk membangun pengetahuan
siswa secara mandiri dengan bantuan pengalaman belajar yang telah siswa dapati
pada kehidupannya. Sedangkan pendekatan religius dapat difungsikan sebagai
dasar materi Pendidikan Agama Islam yang trasendem dan l'tiqodi
D. Kedudukan CBSA dalam Konstruktifisme
CBSA atau caa belajar siswa aktif pertama kali dipopulerkan oleh mantan
rektor IKIP Prof. Dr Connie Semiawan. Beliau juga sempat disebut-sebut sebagai
28
19 pendekar CBSA karena hingga kini masih lincah dalam menjawab pertanyaan
mengenai CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif).
CBSA adalah sebuah pendekatan atau dalam bahasa Inggris disebut juga
Approuch. Di dalam kata pendekatan ada unsur psikis seperti halnya yang ada pada proses belajar mengajar. Semua guru profesional dituntut terampil mengajar
tidak semata-mata hanya menyajikan materi ajar, ia pun dituntut memiliki
pendekatan mengajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Menguasai dan
memahami materi yang akan diajarkan agar dengan cara demikian pembelajaran
akan benar-benar memahami apa yang akan diajarkan.
Pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktit) menuntut keterlibatan
mental siswa terhadap bahan yang dipelajari. Pendekatan CBSA menuntut
keterlibatan mental yang tinggi sehingga terjadi proses-proses mental yang
berhubungan dengan aspek-aspek kognitif. afektif dan psikomotorik. Melalui
proses kognitif pembelajar akan memiliki penguasaan konsep dan prinsip.
1. Dasar-Dasar Pemikiran GBSA
Secara rasional dasar-dasar CBSA adalah sebagai berikut:
a. Rasional atau dasar pemikiran dan alasan usaha peningkatan CBSA
dapat ditinjau kembali pada hakikat CBSA dan tujuan pendekatan itu
sendiri. Dengan cara demikian pembelajar dapat diketahui potensi,
tendensi dan terbentuknya pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang dimilikinya. Pada dasarnya dapat diketahui bahwa baik
pembelajar, materi pelajaran, cara penyajian atau disebut juga
pendekatan-pendekatan berkembang. Jadi hampir semua komponen
proses belajar mengajar mengalami perubahan. Perubahan ini
mengarah ke segi-segi positif yang harus didukung oleh tindakan
secara intelektual, oleh kemauan, kebiasaan belajar yang teratur,
mempersenang diri pada waktu belajar hendaknya tercipta baik
disekolah maupun di rumah. Bukankah materi pelajaran itu banyak
bervariasi dan ini akan memotivasi pembelajar memiliki kebiasaan
20 kompetensi yang dituntut ialah memiliki kemampuan profesional.
mampu memiliki strategi dengan pendekatan yang tepat.
b. Implikasi mental-intelektual-emosional yang semaksimal mungkin
dalam kegiatan belajar mengajar akan mampu menimbulkan nilai
yang berharga dan gairah belajar menjadi makin meningkat.
Komunikasi dua arah (seperti halnya pada teori pusara atau
kumparan elektronik) menantang pembelajar berkomunikasi searah
yang kurang bisa membantu meningkatkan konsentrasi. Sifat melit
yang disebut juga ingin tahu (curionsity) pembelajar dimotivasi oleh
aktivitas yang telah dilakukan. Pengalaman belajar akan memberi
kesempatan untuk melakukan proses belajar berikutnya dan akan
menimbulkan kreativitas sesuai deengan isi materi pelajaran.
c. Upaya memperbanyak arah komunikasi dan menerapkan banyak
metode, media secara bervariasi dapat berdampak positif. Cara
seperti itu juga akan memberi Peluang memperoleh umpan balik
untuk menilai efektivitas pembelajar itu.
d. Dilihat dari segi pemenuhan meningkatkan mutu pendidikan di
LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidik) maka strategi dengan
pendekatan CBSA layak mcndapat prioritas utama. Dengan wawasan pendidikan sebagai proses belajar mengajar menggaris
bawahi betapa pentingnya proses belajar mengajar yang tanggung
jawabnya diserahkan sepenuhnya kepada pembelajar.
21 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Unit analisis
Unit analisis ini difokuskan pada sasaran kegiatan penelilian.Kegiatan
penelitian ini dilakukan kepada guru Pendidikan Agama Islam dengan
melakukanwawancara kemudian melakukan tindakan pengamatan yang
dilengkapi dengandaftar checklist hingga studi analisis dokumentasi silabus dan
rancanganpembelajaran dan pengajaran yang telah guru susun untuk
pembelajaranPendidikan Agarna Islam dalam mengembangkan pembelajaran
konstruktivisme.
1. Key Informent
Untuk mencari informasi dari keseluruhan yang akan dite1iti maka
penelitimengambil sumber untuk dapat membantu dan menunjang analisis data
yang telahdikumpulkan. Key informant yang dijadikan sebagai penunjang data
adalah GuruPendidikan Agarna Islam di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN
Jakarta.
Madrasah Aliyah Pembangunan Universitas Islam Negeri Syarif
HidayatullahJakarta memiliki siswa dan guru yang tidak sebanyak sekolah lain.
Data pertama yang berhasil dikumpulkan peneliti mengenai jumlah keseluruhan
siswa Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta adalah sebagai berikut
Tabel 1
Kelas/tingkatan Jumlah siswa Jumlah Rombel
I 50 2 kelas
II 50 2 kelas
III 50 2 kelas
2. Tempat dan waktu
Penelitian ini juga terdapat pertimbangan lokasi. Lokasi yang dituju bertempat di
22 berlokasi di Jl. Ibnu Sina II Komplek Dosen UIN Ciputat. Alasan
mengambiltempat dilokasi ini adalah karena letaknya yang strategis dengan
kampus UIN dimana peneliti dapat dengan mudah mengakses buku-buku
penunjang penelitian.Selain itu, madrasah pembangunan UIN Syarif Hidayalullah
adalah salah satu madrasah favorite yang menjadi sumber penelitian pembelajaran
setiap tahunnya.Kemudian rnengingat bahwa madrasah pembangunan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta ini adalah sebagai dasar tempat penelitian pendidikan yang
sengaja diperuntukkan bagi mahasiswa pendidikan untuk mengembangkan riset
dalam bidang pendidikan. Waktu yang dipilih peneliti dalam melakukan
penelitian ini adalah berkisar dua hingga tiga minggu pada bulan februari alasan
rnengarnbil waktu ini karena mengingat awal masuk siswa sehabis liburan yang
terkadang belum mengalami pembelajaran yang normal, melihat penelitian ini
tidak memakan waktu yang lama dan mengingat persiapan-persiapan yang harus
dilakukan sekolah karena mempersiapkan siswa kelas XII yang akan segera
menghadapi ujian akhir. Maka penelitian ini sengaja diminimalisir waktunya agar
tidak mengganggu pekerjaan guru yang menjadi key informent dalam penelitian
ini untuk berkonsentrasi pada tugas lainnnya.
B. Disain Penelitian
Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah disain diskriptif analisis.
Disain penelitian deskriptif ini bertujuan untuk menemukan fakta dengan
interpretasi yang tepat mengenai fenomena-fenomena yang akan dijadikan bahan
studi selanjutnya.
1. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
bertujuanmenggambarkan fenomena-fenomena sosial dari sudut atau persepektif
23
29
. Selain itu metode yang digunakan adalah metode diskriptif yang
bertujuanuntuk menggambarkan atau melukiskan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang
diselidiki.30
Metode deskriptif yang akan digunakan juga memiliki berbagai jenis
seperti studi kasus, survey, studi perkembangan, studi tindak lanjut, analisis
kecenderungan, studi korelasi, dan analisis dokumenter.31Dalam penelitian yang
akan dilaksanakan ini peneliti menggunakan jenis survey dengan teknik
pengumpulan data melalui angket, observasi, wawancara dan juga analisis
dokumen silabus dan RPP. Penelitian kualitatif ini menghasilkan data diskriptif
yang di kombinasikan dengan data kuantitatif. Dengan kata lain, penelitian
kualitatif dapat dilaksanakan seeara bersamaan dengan kuantitatif, namun dengan
pendekatan kualitatif sebagai pegangan utama
C. Aspek Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan hasil akhir berupa data
deskriptif maka penelitian ini menggunakan aspek penelitian yaitu :
1. Pengembangan pembelajaran Kontruktiivisme pada PendidikanAgama Islam
2. Penerapan pembelajaran konstruktifisme dalam Pendidikan Agarna Islam
yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan beberapa pengambilan dan pengumpulan data
yaitu:
1. Observasi
Observasi yaitu kegiatan mengamati keadaan, kejadian sertaperubahan
yang terjadi di lapangan penelitian. Observasi yang dilakukan
29
Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (PT.Remaja Rosda Karya: Bandung, 2007) h. 94
30
Moh.Nadzir Ph.D, Metode Penelitian (Ghalia lndonesia:Bogor 2005) h. 54
31
24 adalah observasi terbuka yaitu observasi atau pengamatan dengan langsung
mencatat segala yang terjadi dan sedang diamati dalam proses
pembelajaran.32Observasi ini tertuju kepada kegiatan pembelajaran antara guru
dan murid pada Pendidikan Agama Islam, kelengkapan sarana dan fasilitas
dalam memperlancar proses pembelajaran serta kondisi lingkungan sekolah
yang dapat menstimulus siswa dalam pengembangan karakter dan potensinya.
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengambiJan data dengan caramemberikan
pertanyaan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan
informasi atau penjelasana hal-hal yang dipandang perlu. Wawancara yang
digunakan adalah wawancara terstruktur yaitu wawancara yang telah
dipersiapkan terlebih dahulu oleh peneliti dalam melaksanakan tugas
wawancara.
Wawancara ini diperuntukkan kepada dewan guru khususnya guru
Pendidikan Agama Islam, dan murid dalam partisipasinya sebagai subjek
pembelajaran.
3. Analisis Dokumen
Dokument juga dapat menjadi sumber informasi dalam
melengkapipenelitian ini. Dokument-dokument yang dapat membantu
penelitian antara lain adalah : silabus dan rencana pembelajaran Pendidikan
Agama Islam.
4. Angket
32
25 Angket diupayakan membantu peneliti untuk dapat menggabungkandata
bagi penelitian.Selain itu angket juga dimaksudkan untuk menyesuaikan
kebenaran data yang terjadi dilapangan.
Tabel 2
Kisi-kisi
Dimensi Indikator No. Butir
memberikan peluang kepada siswa untuk menemukan
pengetahuan
-Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami teori pelajaran sesuai pemahaman siswa
-Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan berdiskusi -Guru mempersilahkan siswa untuk
mengomentari mengenai teori yang telah ia dapatkan
1,2,3
Memperhatikan serta mengapresiasi hasil kajian siswa
-Guru menghargai hasil karya siswa -Guru memberikan penghargaan terhadap hasil karya siswa
-Guru menstimulus pengetahuan siswa -Guru memperhatikan ide dan
permasalahan dalam kajian siswa
-Guru dan siswa saling bekerja sama dalam memberkan solusi pada problem yang dimunculan siswa.
6,7,8
Menghargai dan menerima eksplorasi pengetahuan siswa
-Guru tidak memaksakan teorinya kepada siswa
-Guru tidak berupaya menjadi yang paling benar dalam pengetahuannya
-Guru bersikap bijak dalam
mengeksplorasi pengetahuan siswa
9,10,11
Menciptakan proses -Guru mempersilahkan siswa untuk menganalisis hasil kajian teorinya sendiri
26
Inkuiri siswa melalui kajian dan eksperimen
-Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat melakukan praktek dari teori yang telah ia dapatkan.
-Siswa diberi kesempatan untuk melakukan uji teori terhadap hasil karyanya.
Merangsang siswa untuk bertanya dan berdialog
-Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa
-Guru memberikan umpan kepada siswa untuk saling berdiskusi
-Guru mengajak siswa untuk mendiskusikan pelajaran
-Guru memberikan perhatian dalam proses pembelajaran yang sama besarnya dengan hasil pembelajaran.
-Guru selalu mendampingi siswa dalam melakukan interaksi belajar mengajar
18,19
Memperhatikan
kecenderungan sikap dan pembawaan siswa
-Guru memahami apa yang sering difahami siswa -Guru memperhatikan sikap dan tingkah laku siswa
-Guru mengontrol segala perilaku siswa
20,21,22
Mendorong terbentuknya pembelajaran secara kooperatif
-Guru mengajak siswa berdiskusi
-Guru mengajak siswa untuk bekerja sama dalam mencari solusi terhadap permasalahan yang didapati siswa
23,24,25
E. Teknik Analisis Data
27 antara lain adalah: mengkode, catatan pinggir dan catatan reflektif,
pembuatanmatriks, dan pembuatan tabulasi. 33
Tekhnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini rnenggunakan
teknik analisis dengan menggabungkan data-data yang telah terkumpulkemudian
ditriangulasikan
Teknik pengkodean sendiri terdapat tiga tipe yaitu penama : adalah
kodedeskriptif yang memberikan kode pada alinea, kedua interpretatif.
Yangmemuat analisa lebih kompleks, ketiga adalah yang lebih infrensial dan
menjelaskan. Alinea tersebut ternyata menunjukkan timbulnya (emerged)atau pola pada waktu peneliti memeriksa aspek-aspek kejadian lokal danrelasi-relasi lokal
dihubungkan dengan motivasi tersebut.
33
28 BAD IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah
1. Madrasah Aliyah Pembangunan
Madrasah Pernbangunan berdiri pada awal tahun 1972 oleh para
panitiamadrasah komprehensif yang dibentuk oleh rektor IAIN (Sejak tahun
2002berubah nama menjadi UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. H.M Toha
YahyaOmar(alm)
Bulan Juni 1972, bertepatan dengan Lustrum IIIUIN Syarif
Hidayatullah,dimulai pembangunan gedung madrasah yang ditandai dengan
peletakkan batupertama oleh menteri Agama RI pada masa itu, yaitu Prof.H.A.
Mukti Ali danrektor UIN SyarifHidayatuliah
Pada tanggaI 17 Nopember 1973, gedung madrasah diserah terirnakan
daripirnpinan bagian proyek pembinaan bantuan untuk madrasah Swasta Pemda
DKIJakarta kepada UIN Syarif Hidayatullah.
Pertama kali madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah (MP
UIN)jakarta membuka tingkat ibtidaiyah. Jumlah muridnya haru 58 orang, terdiri
darikelas satu sebanyak 43 orang kelas dua sebanyak delapan orang, kelas tiga
sebanyak tujuh orang. Permulaan kegiatan bclajar mengajar dimulai pada tanggal
7 Januari 1974.tanggal 7 Januari inilah yang kemudian ditetapkan sebagai "hari
kelahiran" MP UIN Jakarta.
Pada awal tahun 1977, MP UIN jakarta membuka tingkat tsanawiyah.
Siswaangkatan pertama berjumlah 19 orang.Bulan Juli 1991 dibuka kelasjauh
tingkatibtidaiyah di Pamulang.
Pada tahun pelajaran 2006/2007 MP UIN Jakarta kembali membuka tingkat aliyah.Jumlah peserta didik pada tahun pertama berjumlah 47 orang siswa
yang dibagi dalam dua kelas.
Sesuai dengan keputusan rektor UIN syarif Hidayatullah, sejak awal
September 1974 pembinaan MP UIN jakarta dilaksanakan oleh tim pembinaan
29 menyiapkan MP UIN Jakarta Jakarta sebagai madrasah laboratorium
Fakultastarbiyah UIN Syarif Hidayatullah.
Pada tahun 1978, sesuai dengan keputusan dirjen Bimas Islam Depag RI.
Nomor: Kep/D/03/1978, MP UIN Jakarta dinyatakan sebagai Madrasah Pilot Proyek Percontohan. Berdasarkan keputusan tersebut diselenggarakan
kegiatanpenataran penulisan modul dan uji coba pembelajaran dengan sistem
modul.
Sampai dengan tahun 1985, empat modul bidang study telah
diujicobakan,yaitu AI-Qur'an Hadits, Bahasa Arab, Bahasa Indonesia dan
Matematika.
Pada tahun 1988, sesuai dengan Keputusan Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Nomor 06 Tahun 1988, wewenang pembinaan dan pengelolaan MP
UIN Jakarta, dilimpahkan kepada Yayasan Syarif Hidayatullah.Sedangkan
pengembangan sebagai madrasah laboratorium dilaksanakan bersama-sama
dengan FakultasTarbiyah UIN Syarif Hidayatullah.
Kini diusianya yang ke 34 tahun, siswa MP UIN Jakarta betjumlah 2.486
orang, yang terdiri dari siswa tingkat.
Pembangunan Madrasah Pembangunan UIN SyarifHidayatullah Jakarta
tidak terlepas dari para maestro yang selalu persistance dan peduli terhadap
generasi muda islam yakni pejabatIAIN Jakarta dan Depag. Pada masa itu, antara
lain: Drs. H. Kafrawi Ridwan, Prof. Dr. H.A Rahman Partosentono, Drs. H.
Husein Segaf, Drs. H. Bakran Yakob, Dr. 1-1. Agustiar, M.S,Drs. H.A.
Muzak.kir, Drs. H.M Ali Hasan
Visi dan misi yang dimiliki oleh madrasah Pembangunan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta juga berafiliasi terhadap Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan. Berikut ini adalah visi dan misi yang dibangun oleh Madrasah
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah jakarta.
Visi
30
mengapresiasi potensi-potensi anak serta perkembangan era globalisasi danperkembangan zaman.
Misi
2. Menyelenggarakan pendidikan yang akan melahirkan lulusan yang beriman dan
bertakwa serta memiliki kemampuan kompetitif dan keunggulan komprehensif.
3. Melakukan pembinaan kesehatan fisik sehingga terbentuk keseimbangan antara
kekuatan keilmuan dengan perkembangan jasmani siswa serta dapat
melahirkan lulusan yang cerdas, kuat dan sehat.
4. Senantiasa melakukan inovasi kurikulum dengan aksentuasi pada pembinaan
keislaman, sains dan teknologi serta apresiatif terhadap kecenderungan
globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian Indonesia.
5. Senantiasa melakukan pembinaan terhadap tenaga kependidikan sebagai tenaga
profesional yang menguasai aspek keilmuwan, keterampilan mengajar (skill
teaching), kepribadian pedagogis serta komunikasi global yang dijiwai akhlak
mulia.
6. Senantiasa melakukan pembinaan terhadap tenaga kependidikan yang
profesional yang menguasai bidang ilmu yang mendukung tugasnya, etos kerja
yang tinggi. serta kepribadian yang islami.
7. Mengupayakan tersedianya sarana prasarana dan fasilitas belajar mengajar yang
dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk dapat mengikuti
kegiatan belajar seluas-luasnya. sehingga madrasah benar-benar berfungsi
sebagai center oflearning
8. Melakukan pembinaan kemandirian dan teamwork melalui berbagai aktivitas
belajar baik intra maupun ekstra kurikuler.
Tujuan
31 1. Terciptanya pendidikan yang dapat melahirkan lulusan yang beriman dan
bertakwa dengan kemampuan kompetitifserta kcunggulan komperatif.
2. Terwujudnya kurikulum yang memiliki kekuatan pada pembinaankeislaman.
sains dan teknologi serta apresiatif terhadap kecenderunganglobalisasi dengan
tetap berpijak pada kepribadian Indonesia dankemarnpuan potensi anak.
3. Tersedianya pendidik sebagai tenaga profesional yang menguasai
bidangkeilmuan yang diasuhnya secara luas, mendalam dan komprehensif
sertamemiliki kemarnpuan untuk mengajarkan (teching skill)
berkepribadianpedagogis dan berakhlak mulia.
4. Tersedianya tenaga pendidikan profesional yang dalam melaksanakan tugasnya
didukung oleh ilmu pengetahuan yang relevan, memiliki etoskerja, loyalitasdan
dedikasi yang tinggi yang dilandasi akhlak mulia.
5. Tersedianya saraoa prasarana dan fasilitas sumber belajar yang dapatmemberi
kesempatan kepada siswa untuk dapat belajar seluas-luasnya, sehingga sekolah
benar-benar berfungsi sebagai center for learning.
6. Terwujudnya siswa yang memiliki kcseimbangan kekuatan jasmani danrohani
serta kepekaan dan kepedulian sosial.
7. Terwujudnya siswa yang mandiri dan mampu melakukan teamworkmelalui
berbagai aktifitas belajar baik intra maupun ekstra.
2. Larnbang
Madrasah pembangunan UIN Syarif Hidayatullah memiliki lambang yangterdiri
dari unsur-unsur dan pengertian sebagai berikut:
1. Garis lengkung membentuk lima sudut melambangkan sila dan
32
2. Dua bulu angsa yang pangkalnya berbentuk pana
melambangkankeilmuan.
3. Konfigurasi kubah masjid yang terbentuk dari lengkung bulu
angsadan pita melambangkan keislaman.
4. Kitab AI-Qur'an yang terbentuk melambangkan keilmuan islam.
5. Garis 17 pada pita, garis 8 pada AI-Qur'an dan garis 45 pada
keduabelah bulu angsa melambangkan hari kemerdekaan
RepublikaIndonesia.
6. Tiga simpul pada pangkal bulu angsa melambangkan kesatuaniman,
islam dan Ihsan.
7. Warna dasar hijau daun melambangkan kedamaian dan warnakuning
pada garis lengkung melambangkan kemuliaan dankebesaran jiwa.
8. Gambar tugu Monument Nasional (Monas) di belakang
gambarAIQur'andan diantara duabulu angsa melambangkan
lokasiadministratif Madrasah Pembangunan UIN Syarif
Hidayatullahyaitu DKI Jakarta.
9. Tulisan Madrasah Pembangunan di atas bulu angsa dan UIN
SyarifHidayatullah Jakarta berwarna hitam pada pita merupakan
namalembaga.
3. Tenaga Educatif, dan kurikulum
Tenaga edukatif yang diperuntukan kepada siswa aliyah berasal dari
tenaga-tenagaahli yang telah terseleksi sedemikian ketat.Standarisasi tenaga pengajar
diMadrasah Pembangunan adalah sarjana lulusan S I dari dalam negeri maupun
luarnegeri. Dibawah ini adalah tenaga-tenaga pengajar yang mendedikasikan
dirinyaditingkat Madrasah Aliyah:
1. Eny R Rosyidatun.M.A
33 3. Iwan Permana Suwarna.M.Pd
4. Tonih Feronika, M.Pd
5. Abdul mu'in, M.Pd
6. Rahmiati Dewi Agustini, S.Sos
7. Zakariyah S.Pd.I
8. Tri Sunarsih, Dra
9. Wage Wardana, S.Pd
10. Dini Andriyani, SS
11. lsmah Maryam, S.Pd
12. Ahmad Shohibul Wafa S.Pd
13. FitriYuni Miralda Siregar, S.Pd
14. Tri Harjawati, S.Pd. M.Si
15. Wahyu Ramdani, S.Pd
16. Puti Nuryani, S.Pd
17. Denden Permana Sidiq
18. Zaki Mubarok S.Pd
19. Nidya Khoerina. S.Pd34
Madrasah Pernbangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah
menetapkanciri khas sebagai landasan yang berpijak pada proses pembelajaran.
Trade markMP UIN Jakarta menitik beratkan pada basic sains, bahasa, dan akhlakul karimah.Dengan penetapan Trade Mark tersebut membawa konsekuensi logis padaperubahan kurikulum yang telah dilaksanakan sejak tahun
2003/2004.Hal iniadalah sebuah landasan peningkatan kualitas MP UIN dalam bidang prestasi danreputasi dalam melahirkan lulusan yang kompetitif dan handal.
Beberapa program yang terdapat dalam kurikulum Madrasah
Pembangunanadalah:
1. Program Pembinaan Kesiswaan Intrakurikuler
34
34 Program pembinaan kesiswaan intrakurikuler ini berisi
bahan-bahankajianyang diambil sebagai pengembangan dari beberapamata
pelajaran dan cakupan materinya meliputi:
a. AI-Qur'an Hadits
b. Aqidah Akhlak
c. Fiqih
d. PKn dan Bahasa Indonesia
8. Struktur Program dan Alokasi Waktu
Struktur program pembelajaran yang terdapat dalam Madrasah
AliyahPembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki delapan belas
matapelajaran yang semuanya diatur dalam struktur program dan alokasi
waktu.Dalampembangianya, alokasi waktu Madrasah Aliyah ini menggunakan
dua alokasi
waktu yaitu alokasi waktu yang mengikuti struktur program Madrasah
AliyahPembangunan dan alokasi waktu yang mengikuti BSNP. Jika BSNP
hanyamemberikan waktu kepada satu pelajaran sebanyak dua jam madrasah
aliyahpembangunan menambah bobot waktunya menjadi 4 jam pelajaran. Semua
inidapat diketahui dalam struktur program dan alokasi waktu yang terdapat
dalamlampiran
Dalam visi misi dan juga tujuan Madrasah Pembangunan telah
berupayamensinkronisasikan dalam pembelajaran konstruktifisme.Berawal dari
dedikasipara pengajar dan juga latar belakang pendidikan para pengajar yang
mumpuni dalam bidangnya.Dalam paparan visi dan misi, madrasah pembangunan
bercitacitamenjadikan pembelajaran yang dilakukan memberikan hasil yang
memuaskanpada lulusan-lulusannya untuk menjadi seorang compititor dalam
bidang yangdikuasianya.
Dalam realisasinya pada Pendidikan Agarna Islam,
MadrasahPembangunan juga memiliki cita-cita yang mulia dalam
menghasilkanlulusan-lulusanyang bukan hanya unggul dalam bidang ilmu
pengetahuan tetapi jugaakhlak dan keimanan.Karena akhlak dan keimanan adalah
sebuah fondasi terbaikbagi para peserta didik yang kemudian diiringi oleh
35 B. Analisis Data
Untuk memperoleh data, penulis menggunakan teknik analisis data
yaitumenyebarkan angket kepada responden, wawancara kepada key informent
yaitu
guru Pendidikan Agama Islam, studi dok..umentasi dan obseravasi.
Angket yang disebarkan kepada semua respondent berjumlah 44 yaitu
keseluruhan dari kelas tiga aliyah baik dari kelas IPA maupun IPS.
Yangberjumlah IPA : 24 dan IPS: 20. Data yang diperoleh kemudian diolah
dengan
tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan rumus :
P =
Hasil angket yang telah dimasukkan ke dalam tabel tabulasi yang
merupakanproses mengubah data menjadi angka (presentase).Setelah hasil angket
diketahuikemudian disesuaikan dengan analisis dokument dan
observasilapangan.Sehingga terlihat kesimpulan terakhir yang akan
dideskripsikan.
1. Hasil Angket Pengembangan Pembelajar Konstruktivisme Dalam
Pendidikan Agama Islam
Tabel3.1
Guru Tidak Memberikan Kesempatan Siswa untuk Memahami
Sendiri Materi Pelajaran
36
Berdasarkan table diatas dapat dilihat presentase yang keluar dari hasil
angketyang telah tersebar kepada 21 siswa kelas sembilan Madrasah
Pembangunan UINSyarif Hidayatullah Jakarta. Table pertma adalah hasil dan
pernyataan negativedalam angket dapat diambil kesimpulan bahwva 42,86%
mengatakan siswamengatakan kadang-kadang gurutidak memberikan kesempatan
siswa untukmemahami materi pelajaran. Dan 33,33% siswa bahkan mengatakan
tidak pernah guru di MP tidak memberikan kesempatan siswa untuk dapat
memahami materipelajarannya. Dapat diambil satu kesimpulan bahwa guru
Agama Islam diMadrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
memberikankesempatan kepada siswa uotuk memahami sendiri mateo pelajaran
hanya sebataskadang-kadang
Tabel3.2
Guru Memberikan Kesempatan Kepada Siswa untuk Bertanya dan
Berdiskusi
Berdasarkan hasil table diatas.90% siswa menyatakan guru Agama
IslamdiMP selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 9,52 %