• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF ini PENGARUH PENEMPATAN, SISTEM KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PUSKESMAS DI WILAYAH KOTA SUNGAI PENUH | Sufentri | 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PDF ini PENGARUH PENEMPATAN, SISTEM KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PUSKESMAS DI WILAYAH KOTA SUNGAI PENUH | Sufentri | 1 PB"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENEMPATAN, SISTEM KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PUSKESMAS DI WILAYAH KOTA

SUNGAI PENUH

ARTIKEL

ELMA SUFENTRI NPM 1310018212024

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA

(2)

PENGARUH PENEMPATAN, SISTEM KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PUSKESMAS DI WILAYAH

KOTA SUNGAI PENUH

Elma Sufentri¹, Listiana Sri Mulatsih¹, Dahliana Kamener¹

1

Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta

elmasufentri@yahoo.co.id,economiciano@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penempatan, sistem kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai. Desain penelitian ini merupakan expost facto. Populasi adalah seluruh pegawai negeri sipil (medis dan non medis) pada Puskesmas di Wilayah Kota Sungai Penuh yang berjumlah sebanyak 242 orang. Teknik sampel Teknik pengambilan sampel adalahproportional random sampling

dengan jumlah sampel sebanyak 151 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket (kuesioner) langsung tertutup. Teknik analisis data adalah regresi linear berganda. Penelitian ini menemukan bahwa : 1) Penempatan berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. 2) Sistem kompensasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. 3) Lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai.

Kata kunci : Penempatan, Sistem Kompensasi, dan Lingkungan Kerja

A. Pendahuluan

Puskesmas (health centre) adalah suatu kesatuan organisasi fungsionil yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam satu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok. Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang sangat besar dalam memelihara kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan status kesehatan masyarakat seoptimal mungkin..

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Secara umum, harus memberikan pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif, baik melalui upaya kesehatan perorangan (UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM). Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat inap selain pelayanan rawat jalan. Di samping itu Puskesmas juga merupakan unit pelayanan kesehatan yang letaknya berada paling

dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah dijangkau dibandingkan dengan unit pelayanan kesehatan lainnya. Fungsi Puskesmas adalah mengembangkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh. Prioritas yang harus dikembangkan oleh Puskesmas diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar.

Dalam hal mengikuti persaingan yang semakin kompetitif, Puskesmas dituntut untuk selalu melayanai masyarakat secara professional dengan meningkatkan fasilitas atau sarana kesehatannya untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat pengguna jasa layanan kesehatan. Semakin ketatnya persaingan dan pasien yang semakin selektif dan berpengetahuan, mengharuskan Puskesmas selaku salah satu penyedia jasa pelayanan kesehatan untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanannya.

(3)

tetap didukung oleh pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan mandiri, kewenangan yang dimiliki Puskesmas meliputi kewenangan merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya, kewenangan menentukan kegiatan yang termasuk public goods

atau private goods, serta kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografis Puskesmas. Jumlah kegiatan pokok Puskesmas diserahkan pada tiap Puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki, namun Puskesmas tetap melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional. Untuk mewujudkan tujuan ini maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas.

Sumber daya manusia merupakan salah satu komponen utama suatu organisasi. Sumber daya manusia dalam organisasi publik dikenal dengan sebutan pegawai. Pegawai menduduki posisi dalam Puskesmas, baik sebagai pimpinan maupun sebagai staf untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sumber daya manusia yang ada pada Puskesmas memiliki beban dan tanggung jawab masing-masing sebagai bentuk pekerjaan yang harus dilaksanakan. Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan yaitu terdapatnya kinerja yang baik, sesuai dengan standar kerja yang ditetapkan.

Kinerja pada dasarnya merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Berdasarkan survey pendahuluan, diketahui bahwa kinerja pegawai Puskesmas dalam wilayah Kota Sungai Penuh masih tinggi. Faktanya terlihat bahwa dari berbagai program yang dilaksanakan ditemukan masih banyak

program yang belum mencapai target yang telah direncanakan. Tidak tercapainya target tersebut diakrenakan pegawai kurang optimal dalam melaksanakan pekerjaan yang pada giliranya berkaibat rendahnya kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas.

Berbagai fenomena sebagaimana yang dikemukakan tidak dilepaskan dari kinerja pegawai. Hal ini mungkin berkaitan pula dengan bagaimana pengaruh penempatan, sistem kompensasi dan lingkungan kerja yang ada pada Puskesmas di wilayah Kota Sungai Penuh.

Faktor pertama yang diidentifikasikan berpengaruh pada kinerja adalah penempatan. Mathis & Jackson (2006:128) mengemukakan bahwa penempatan adalah menempatkan posisi seseorang ke posisi pekerjaan yang tepat, seberapa baik seorang karyawan cocok dengan pekerjaannya akan mempengaruhi kinerja karyawan tersebut.

Sedarmayanti (2007:39)

mengemukakan bahwa penempatan seseorang ke posisi yang tepat adalah dengan adanya kesesuaian orang dengan pekerjaan, yaitu mencocokan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan orang dengan karakteristik pekerjaan akan meningkatkan kinerjanya dalam melaksanakan tugas. Penelitian Atkhan, dkk (2013) menemukan bahwa penempatan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai

(4)

belakang pendidikannya dan juga pengalaman yang dimiliki oleh seorang pegawai tersebut, sehingga pegawai tidak dapat bekerja dengan optimal.

Faktor berikutnya yang diidentifikasikan berpengaruh pada kinerja adalah sistem kompensasi. Menurut Rivai dan Sagala (2009:75) kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Pemberian kompensasi ini merupakan salah satu pelaksanaan fungsi manajemen SDM yang berhubungan dengan semua jenis pemberian penghargaan individual sebagai pertukaran dalam melakukan tugas keorganisasian. Hal ini sejalan dengan pendapat Simamora (2006:60) yang mengemukakan bahwa di samping untuk memikat, menahan dan memotivasi pegawai, sistem kompensasi juga dirancang untuk peningkatan kinerja pegawai dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Riyadi (2011) menemukan bahwa kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan

Permasalahan yang terkait dengan kompensasi pada Puskesmas di Wilayah Kota Sungai Penuh yakni masih kecilnya jumlah kompensasi yang diberikan pemerintah terhadap pegawai puskesmas. Permasalahan lainya yaitu sering terlambatnya dicairkan insentif-insentif yang disediakan untuk pegawai dalam bekerja. Selanjutnya penulis menemukan juga terkait dengan kompensasi yaitu masih ada beberapa orang pegawai yang merasa sistem pemberian kompensasi belum adil. Pegawai pusekesmas tidak diberikan tunjangan profesi sebagaiamana tunjangan sertifikasi guru, pegawai tidak mendapatan uang makan seperti pegawai pada daerah lain, pegawai Puskesmas tidak mendapatkan tunjangan daerah untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas.

Faktor berikutnya yang diidentifikasikan faktor yang berpengaruh terhadap kinerja pegawai adalah lingkungan kerja. Sedarmayanti (2007:80) menjelaskan bahwa lingkungan kerja berupa lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai dalam bekerja. Semakin baik lingkungan kerja tentunya akan mendukung terhadap peningkatan kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas. Pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Arianto (2013) membuktikan bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

Permasalahan yang terjadi terkait dengan lingkungan kerja pada Puskesmas di Wilayah Kota Sungai Penuh yaitu lingkungan sekeliling puskesmas kurang kurang terpelihara, suara bising kendaraan yang mengganggu, sistem ventilasi udara dan cahaya pada Puskesmas kurang baik dan permasalahan lainnya yang penulis temukan terkait dengan lingkungan kerja yaitu belum terjalinnya kerjasama yang baik diantara kelompok kerja yang ada di Puskesmas, sering terjadinya perbedaan pendapat sesama pegawai dalam bekerja yang berujung terjadinya pertengkaran sehingga menurunkan kinerja pegawai.

A. Metodologi Penelitian

Desain penelitian ini merupakan expost facto. Populasi adalah seluruh pegawai negeri sipil (medis dan non medis) pada Puskesmas di Wilayah Kota Sungai Penuh yang berjumlah sebanyak 242 orang. Teknik sampel Teknik pengambilan sampel adalah

(5)

analisis data adalah regresi linear berganda.

B. Pengujian Hipotesis Penelitian Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini digunakan analisis regresi linear berganda. Hasil analisis regresi linear berganda ditampilkan pada tabel berikut ini :

Tabel 1.

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda F hitung 2322,231 0,000 -Kinerja

pegawai (Y)

R2 0,754

Berdasarkan hasil analisis data, dapat dituliskan persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Y = 15,347 + 0,165 X1 + 0,595 X2 +

0,632 X3

Nilai koefisien pada persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Nilai konstanta sebesar 15,347 menunjukkan nilai variabel terikat sebelum atau tanpa dipengaruhi oleh variabel bebas. Dimana apabila variabel penempatan, sistem kompensasi dan lingkungan kerja bernilai 0 maka variabel kinerja sudah bernilai sebesar 15,347.

2. Nilai koefisien regresi variabel penempatan sebesar 0,165 yang bertanda positif menunjukkan bahwa adanya pengaruh positf penempatan terhadap kinerja pegawai. Apabila variabel penempatan meningkat sebesar satu satuan akan meningkatkan kinerja pegawai sebesar 16,5%.

3. Nilai koefisien regresi variabel sistem kompensasi sebesar 0,595 yang bertanda positif menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif sistem kompensasi terhadap kinerja pegawai. Apabila variabel sistem kompensasi meningkat sebesar satu satuan akan meningkatkan kinerja pegawai sebesar 59,5%.

4. Nilai koefisien regresi variabel lingkungan kerja sebesar 0,632 yang bertanda positif menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai. Apabila variabel lingkungan kerja meningkat sebesar satu satuan akan meningkatkan kinerja pegawai sebesar 63,2%.

5. Koefisien determinasi digunakan untuk seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai R2 (R square) adalah 0,754. Hal ini berarti besar pengaruh penempatan, sistem kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai adalah 75,4%. Sedangkan sisanya sebesar 24,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model penelitian ini.

6. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai F hitung adalah 2322,231 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel penempatan, sistem kompensasi dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada Puskesmas di wilayah Kota Sungai Penuh.

(6)

1. PengaruhPenempatan Terhadap Kinerja Pegawai

Berdasarkan hasil pengujian pertama diketahui bahwa penempatan berpengaruh terhadap kinerja pegawai Puskesmas di wilayah Kota Sungai Penuh. Semakin baik pimpinan dalam menjalankan fungsinya tentunya akan meningkatkan kinerja pegawai pada Puskesmas di wilayah Kota Sungai Penuh dalam melaksanakan tugas.

Berdasarkan temuan penelitian ini diketahui bahwa penempatan pegawai berpengaruh terhadap kinerja pegawai Puskesmas di wilayah Kota Sungai Penuh secara positif. Artinya, bagian personalia/manajemen sumber daya, dalam menempatkan pegawai telah mencocokkan antara kemampuan, keterampilan, minat dan kepribadian pegawai dengan pekerjaan yang diemban oleh pegawai bersangkutan.

Penempatan pegawai yang selama ini dilakukan oleh Puskesmas di di Wilayah Kota Sungai Penuh telah sesuai dengan latar belakang pendidikannya dan juga pengalaman yang dimiliki oleh seorang pegawai tersebut, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kinerja pegawai. Penempatan pegawai pada suatu bidang pekerjaan dengan mempertimbangkan kesesuaian pengetahuan, kesesuaian keterampilan dan kesesuaian sikap dari pegawai yang bersangkutan merupakan hal yang sangat penting untuk menghasilkan kinerja yang diinginkan. Temuan penelitian ini didukung oleh pendapat Hariandja (2005:95) yang menyatakan bahwa penempatan merupakan proses penugasan/ pengisian jabatan atau penugasan kembali pegawai pada tugas/jabatan baru atau jabatan yang berbeda. Sedarmayanti

(2007:39)mengemukakan bahwa penempatan seseorang ke posisi yang tepat adalah dengan adanya kesesuaian orang dengan pekerjaan, yaitu

mencocokan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan orang dengan karakteristik pekerjaan akan meningkatkan kinerjanya dalam melaksanakan tugas. Sementara itu Mathis & Jackson (2006:128) mengemukakan bahwa penempatan adalah menempatkan posisi seseorang ke posisi pekerjaan yang tepat, seberapa baik seorang karyawan cocok dengan pekerjaannya akan mempengaruhi kinerja karyawan tersebut.

Temuan penelitian ini konsisten dengan temuan penelitian terdahulu yang menemukan bahwa penempatan berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai; Atkhan, dkk, 2013;

2. Pengaruh Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai

Berdasarkan hasil pengujian kedua diketahui bahwa sistem kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Puskesmas di wilayah Kota Sungai Penuh. Semakin baik sistem kompensasi yang dirasakan oleh pegawai tentunya akan meningkatkan kinerja pegawai pada Puskesmas di wilayah Kota Sungai Penuh dalam melaksanakan tugas.

Berdasarkan temuan penelitian diketahui bahwa sistem kompensasi dapat mempengaruhi kinerja pegawai secara positif. Pemberian kompensasi ini merupakan salah satu pelaksanaan fungsi manajemen SDM yang berhubungan dengan semua jenis pemberian penghargaan individual sebagai pertukaran dalam melakukan tugas keorganisasian. Disamping untuk memikat, menahan dan memotivasi pegawai, sistem kompensasi juga dirancang untuk peningkatan kinerja pegawai dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.

(7)

Dengan kata lain bahwa kompensasi sangat penting bagi pegawai itu sendiri sebagai individu, karena besar kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi kinerja pegawai, motivasi, dan kepuasan kerja karyawan baik secara individu maupun organisasi. Adanya kompensasi yang tinggi tentunya akan menghasilkan kinerja yang tinggi pula. 3. Pengaruh Lingkungan Kerja

Terhadap Kinerja Pegawai Berdasarkan hasil pengujian ketiga diketahui bahwa lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Puskesmas di wilayah Kota Sungai Penuh. Semakin baik lingkungan kerja yang dirasakan oleh pegawai tentunya akan meningkatkan kinerja pegawai pada Puskesmas di wilayah Kota Sungai Penuh dalam melaksanakan tugas.

Berdasarkan temuan penelitian ini diketahui bahwa lingkungan kerja dalam suatu organisasi mempunyai arti penting bagi pegawai yang melakukan aktivitas di dalamnya, karena lingkungan kerja ini akan mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung pegawai dalam bekerja. Lingkungan kerja yang terdiri dari lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai dalam bekerja.

Semakin baik lingkungan kerja yang dirasakan oleh pegawai dalam bekerja tentunya akan mendukung terhadap peningkatan kinerja pegawai tersebut dalam melaksanakan tugas. Namun, apabila pegawai merasakan lingkungan kerja fisik dan non fisik yang tidak mendukung terhadap aktivitasnya dalam bekerja tentunya akan dapat menurunkan kinerja pegawai tersebut dalam melaksanakan tugasnya pada Puskesmas di Wilayah Kota Sungai Penuh.

Temuan penelitian ini didukung oleh pendapat Sedarmayanti (2001:80) yang menjelaskan bahwa lingkungan kerja berupa lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai dalam bekerja. Semakin baik lingkungan kerja tentunya akan mendukung terhadap peningkatan kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas. Nitisemito (2001:183) menjelaskan bahwa lingkungan kerja segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Lingkungan kerja yang baik dapat menunjang terhadap peningkatkan kinerja pegawai.

Lingkungan kerja merupakan salah satu penyebab dari keberhasilan dalam melaksanakan suatu pekerjaan tetapi juga dapat menyebabkan suatu kegagalan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan. Karena ruang kerja dapat mempengaruhi pekerja, terutama lingkungan kerja yang bersifat psikologis sedangkan pengaruh itu sendiri dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Apabila seorang pekerja mendapat pengaruh yang positif, maka pekerja tersebut akan mempunyai moral yang lebih baik dalam melakukan pekerjaannya, dan ini berarti akan meningkat efisiensi dalam pencapaian suatu tujuan. Sedangkan apabila seorang pekerja mendapat pengaruh yang negatif, maka pekerja tersebut akan mengalami kemerosotan moral dalam bekerja dan akibatnya akan terjadi suatu pemborosan-pemborosan atau pengeluaran biaya yang lebih banyak dibandingkan dengan biaya yang semestinya dikeluarkan (Anoraga, 2001: 58).

(8)

(Sofyan, 2013; Riansari, dkk, 2012; Masrokah, 2012; Arianto, 2013). 4. Penutup

1. Kesimpulan

Berdasarkan temuan di lapangan dapat disimpulkan bahwa :

1. Penempatan berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai Puskesmas di wilayah Kota Sungai Penuh. Apabila pegawai ditempatkan pada bagian yang sesuai dengan kemampuannya tentunya akan meningkatkan kinerja pegawai pada Puskesmas di wilayah Kota Sungai Penuh dalam melaksanakan tugas.

2. Sistem kompensasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai Puskesmas di wilayah Kota Sungai Penuh. Adanya sistem kompensasi yang adil, layak dan wajar tentunya akan meningkatkan kinerja pegawai pada Puskesmas di wilayah Kota Sungai Penuh dalam melaksanakan tugas.

3. Lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai Puskesmas di wilayah Kota Sungai Penuh. Adanya lingkungan kerja yang kondusif fi kantor tentunya akan meningkatkan kinerja pegawai pada Puskesmas di wilayah Kota Sungai Penuh dalam melaksanakan tugas

2. Implikasi Penelitan

Dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai pada Puskesmas di wilayah Kota Sungai Penuh, direkomendasikan kepada kepala Puskesmas di wilayah Kota Sungai Penuh agar melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Upaya yang perlu dilakukan pimpinan Puskesmas di wilayah Kota Sungai Penuh adalah memperbaiki penempatan agar dapat menunjang terhadap peningkatan kinerja pegawai.

Upaya yang perlu dilakukan adalah:

a. Menempatkan pegawai pada unit kerja yang sesuai dengan minat dan bakatnya

b. Menempatkan pegawai pada unit kerja yang sesusi dengan pengalaman kerjanya

c. Memperhatikan latar belakang pendidikan pegawai dalam menempatkan pegawai

2. Upaya yang perlu dilakukan pimpinan Puskesmas di wilayah Kota Sungai Penuh adalah memperbaiki sistem kompensasi agar dapat menunjang terhadap peningkatan kinerja pegawai. Upaya yang perlu dilakukan adalah:

a. Pemberian kompensasi harus disesuaikan dengan pangkat dan golongan pegawai

b. Pegawai yang memiliki prestasi kerja yang tinggi harus diberikan kompensasi lebih c. Memberikan kompensasi

kepada pegawai yang dapat menyelesaikan pekerjaan dalam jumlah yang banyak 3. Dalam upaya meningkatkan

kinerja pegawai pada Puskesmas di wilayah Kota Sungai Penuh Kerinci, kepada pimpinan agar mempebaiki lingkungan kerja. Upaya yang dapat dilakukan adalah :

a. Memberikan pekerjaan kepada pegawai sesuai dengan tanggung jawabnya dalam melaksanakan tugas

b. Pimpinan harus memberikan pengarahan, keyakinan, perhatian serta menghargai pegawai dalam bekerja.

(9)

5.1 Keterbatasan Penelitian dan Saran

Adapun keterbatasan penelitian dan saran yang dapat penulis sampaikan pada bagian akhir penulisan tesis ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya melihat pengaruh penempatan, sistem kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Puskesmas dalam wilayah Kota Sungai Penuh, disarankan kepada peneliti berikutnya untuk menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai seperti variabel kepuasan kerja, iklim organisasi, motivasi kerja, dll. Agar dapat memahami lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai pada instansi pemerintah. 2. Ruang lingkup penelitian ini hanya

terbatas pegawai Puskesmas dalam wilayah Kota Sungai Penuh, disarankan kepada peneliti berikutnya untuk menambahkan ruang lingkup penelitian menjadi lebih luas seperti seluruh pegawai puskesmas di Provinsi Jambi agar dapat memahami lebih komprehensif tentang kinerja pegawai pada instansi pemerintah. 3. Penelitian ini merupakan

pendekatan kuantitatif dengan menggunakan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data, dimana responden melakukan pengisian kuisioner sebagai data yang akan dianalisis sehingga hasil yang dipaparkan tidak dilengkapi dengan analisis kualitatif. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik diharapkan penelitian lanjutan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif seperti menggunakan teknik wawancara sehingga maksud responden dapat ditangkap dengan sempurna

4. Model analisis yang digunakan pada penelitian adalah model

regresi, disarankan untuk menggunakan model yang lain seperti analisis jalur, SEM agar dapat mengeneralisir hasil penelitian lebih komprehensif

DAFTAR PUSTAKA

Arianto, Dwi Agung Nugroho. 2013. Pengaruh Kedisiplinan, Lingkungan Kerja Dan Budaya Kerja Terhadap Kinerja Tenaga Pengajar. Jurnal Economia, Volume 9, Nomor 2, Oktober 2013 Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Atkhan, A. Margono. Gunthar Riady. 2013. Pengaruh Penempatan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur. eJournal Administrative Reform, 2013, 1 (1): 257-271

Bungin, M. Burhan. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitaif : Komuniasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM. SPSS19, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gomes, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CV Andi Offset

(10)

Hasibuan, Malayu S. P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Indriani, Etty dan Waluyo, Hari. 2012. Pengaruh Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Sekreetariat Daerah Kabupaten Karanganyar Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 5. No. 1. hal. 25– 41.

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Andi.

Luthfah, Nurfaizah Darajat dan Rosyidah. 2012. Hubungan Budaya Organisasi Dengan Komitmen Organisasi Perawat Bagian Rawat Inap Kelas II dan III Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal KES MAS. Vol. 6, No. 2, Juni 2012 : 162-232

Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sector Publik. Yogyakarta: AMP. YKPN.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Mardiana, 2005, Manajemen Produksi, Penerbit Badan Penerbit IPWI, Jakarta

Martoyo, Susilo. 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE, Yogjakarta

Mas’ud, Fuad 2004. Survai Diagnosis

Organissional : Konsep dan Aplikasi. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Mathis, R dan Jackson, W.2006. Human Resources Development. (Track MBA series/terjemahan). Jakarta; Prestasi Pustaka

Moeljono, Djokosantoso & Sudjatmiko, Steve. 2007. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Nitisemito, Alex, S., 2001. Manajemen Personalia, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Riduwan. 2007. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Bandung : Alfabeta

Panggabean, S., Mutiara. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor: Ghalia Indonesia

Rivai, Veithzal dan Basri, A.F.M. 2005. Performance Appraisal. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella

Jauvani 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan : Dari Teori ke Praktek. Jakarta : Rajagrafindo Persada

Rivai, Veithzal dan Mulyadi. 2010. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Edisi. Ketiga, Jakarta: Raja Grafindo

Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi kesepuluh. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia

Samsudin, Sadili. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia (edisi 2). Pustaka Setia. Bandung

(11)

Simamora, Henry. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 2, STIE YKPN. Yogyakarta

Sedarmayanti. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil, Cetakan

Pertama, PT. Refika

Aditama,Bandung

Sutrisno, Edy (2011), Budaya Organisasi, Edisi Pertama. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Group

Suwatno. 2003. Azas-Azas Sumber Daya Manusia. Bandung: UPI Press

Suwatno dan Priansa, Donni Juni. 2011. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis, Bandung: Alfabeta

Terry, George R. 2003. Prinsip-prinsip Manajemen.Jakarta : Bumi Aksara

Tohardi, Ahmad. 2002. Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia,. Mandar Maju, Jakarta

Umar, Husein. 2009. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi. Kedua. Jakarta: Rajawali Press

Wahyudi, Bambang. 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Sulita Bandung.

Yunus, Mukhlis. Julia Anita. Nasir Aziz. 2013. Pengaruh Penempatan Dan Beban Kerja Terhadap Motivasi Kerja Dan Dampaknya Pada Prestasi Kerja Pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh. Jurnal Manajemen. Pascasarjana

Gambar

Tabel 1.4. Nilai koefisien regresi variabel

Referensi

Dokumen terkait

 Dari dalam negeri, pemerintah memberikan insentif beru- pa PPh final 0% atas dividen yang diperoleh subjek pajak luar negeri dan PPh final 0.1% atas keuntungan karena

Promosi selain bersifat memberitahu juga bersifat untuk membujuk terutama kepada pembeli-pembeli potensial, dengan mengatakan bahwa suatu produk adalah lebih baik dari

Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala kasih serta kurnia dan bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Tujuh genotip padi hibrida Japonica menunjukkan perbedaan karakter kualitatif pada warna tepi daun, warna pelepah daun, warna leher daun, warna telinga daun, warna

Tujuan dari tugas akhir ini adalah merancang suatu program simulasi yang dapat memperlihatkan cara pengendali putaran motor arus searah penguatan terpisah dengan

Memberi gambaran atau informasi tentang perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematik dan kemampuan berpikir kreatif siswa, proses penyelesaian masalah yang dibuat siswa

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Islam Klaten dengan 95 subyek penelitian diperoleh bahwa sebagian besar perawat berumur

Kyai dalam struktur masyarakat jawa secara substansi memiliki fungsi dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan hukum Islam. Dari sekian hukum Islam