• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan dalam rencana strategis kementerian kesehatan tahun

2010-2014 difokuskan pada delapan prioritas yang salah satunya adalah pengendalian

penyakit menular serta penyakit tidak menular dan diikuti dengan penyehatan

lingkungan (KeMenkes RI, 2012).

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah

kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia (KepMenkes, 2009). Peningkatan

penularan malaria sangat terkait dengan iklim baik musim hujan maupun musim

kemarau, pengaruhnya bersifat lokal spesifik. Pergantian musim akan berpengaruh,

baik langsung maupun tidak langsung terhadap vektor pembawa penyakit. Pergantian

iklim yang terdiri dari temperature, kelembaban, curah hujan, cahaya dan pola tiupan

angin mempunyai dampak langsung pada reproduksi vektor, perkembangannya,

longevity dan perkembangan parasit dalam tubuh vektor. Sedangkan dampak tidak langsung karena pergantian vegetasi dan pola tanam pertanian yang dapat

mempengaruhi kepadatan populasi vektor.

Menurut HL. Blum (Notoatmodjo, 2003) faktor lingkungan memegang

peranan utama yang mempengaruhi derajat kesehatan disamping faktor lainnya

seperti perilaku (behavior), pelayanan kesehatan dan faktor keturunan (heredity). Oleh karena itu intervensi melalui faktor lingkungan perlu dikembangkan dan

(2)

Malaria merupakan penyakit tropik yang sampai sekarang tersebar luas di

daerah tropis maupun subtropis, penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus

plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles ini, masih ditemukan hampir diseluruh bagian dunia, sedikitnya sekitar 2,3 milyar atau 41% dari penduduk

dunia berisiko terkena malaria (Prabowo, 2008).

Berdasarkan laporan WHO penyakit yang menjadi masalah kesehatan dunia

dan endemik di 105 Negara ini, setiap tahunnya dijumpai 600 juta penderita baru

malaria di seluruh dunia (Soedarto, 2011). Diperkirakan sebanyak 1,5-2,7 juta orang

meninggal akibat malaria setiap tahun, sekitar 70-90% diantaranya adalah anak-anak

di bawah usia lima tahun.

Berdasarkan The World Malaria Report tahun 2011, melaporkan bahwa setengah dari penduduk dunia berisiko terkena malaria. Hal ini tentu saja berdampak

pada penurunan kualitas sumber daya manusia yang dapat menimbulkan berbagai

masalah seperti masalah sosial, ekonomi bahkan berpengaruh terhadap ketahanan

nasional. Untuk mengatasi masalah malaria, dalam pertemuan WHA 60 tanggal 18

Mei 2007 menghasilkan komitmen Global Tentang Eliminasi Malaria bagi setiap

Negara, adapun petunjuk pelaksanaan eliminasi malaria tersebut telah dirumuskan

oleh WHO dalam Global Malaria Programme (GMP).

Di dalam Global Malaria Programme (GMP) menyatakan bahwa malaria merupakan penyakit yang harus terus menerus dilakukan pengamatan, monitoring

dan evaluasi, serta diperlukan formulasi kebijakan dan strategi yang tepat. GMP

menargetkan 80% penduduk terlindungi dari penyakit malaria dan mendapatkan

(3)

Di Indonesia, malaria masih tersebar diseluruh pulau dengan derajat

endemisitas yang berbeda-beda dan dapat menyebar ke daerah dengan ketinggian

1.800 meter diatas permukaan laut, sehingga malaria di Indonesia masih ditemukan

sepanjang tahun (Harijanto, 2010). Menurut Sistem Kesehatan Rumah Tangga

(SKRT) tahun 2001 terdapat sekitar 15 juta penderita klinis malaria yang

mengakibatkan 38.000 orang meninggal dunia setiap tahunnya. Pada tahun 2007 di

Indonesia terdapat 396 kabupaten yang endemis malaria dari 495 kabupaten yang ada

dengan perkiraan 45% penduduk bertempat tinggal di daerah yang berisiko tertular

malaria, adapun jumlah penderita malaria pada tahun 2007 sebanyak 1.774.845 kasus

klinis malaria (Soedarto, 2011).

Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2011 mencatat Annual Parasite Incidence (API) malaria menurut laporan catatan yang dikumpulkan dari 33 Provinsi,

Indonesia merupakan salah satu Negara yang masih terjadi transmisi malaria atau

berisiko malaria (Risk Malaria) dengan rincian angka API tahun 2007 (2,89/1.000 penduduk), tahun 2008 API (2,47/1.000 penduduk), dan tahun 2009 API (1,85/1.000

penduduk), sedangkan jumlah kasus dan angka kesakitan malaria pada tahun 2010

tercacat jumlah penderita malaria sebanyak 229.819 jiwa yang positif malaria dari

1.848.999 kasus suspek malaria yang diperiksa sediaan darahnya, dengan Annual Parasite Incidence 1,96/1.000 penduduk (Sumber; Ditjen PP&PL, KeMenkes RI, 2012).

Departemen Kesehatan RI tahun 2011 melaporkan sekitar 374 Kabupaten

endemis malaria dengan jumlah kasus 256.592 yang positif malaria dari 1.322.451

(4)

Insidence 1,75/1000 penduduk, sedangkan angka kematian akibat malaria tahun 2011 mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun 2010 dari 432 jiwa menjadi 388

jiwa. Penurunan angka Annual Parasite Incidence (API) dari 4,3/1.000 penduduk tahun 2005 menjadi 1,75/1.000 penduduk tahun 2011, hal ini menunjukkan Indonesia

telah berhasil menekan Annual Parasite Incidence 1,75/1.000 penduduk dan sejalan

dengan target Millenium Development Goals (MDGs) yang menarget pada tahun 2015 diperkirakan API menjadi 1/1.000 penduduk.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Sumatera Utara tahun

2011 sebanyak 67.314 warga Sumatera Utara ditemukan positif menderita malaria,

untuk daerah yang paling banyak ditemukan penderita malaria diantaranya Nias

dengan jumlah 14.165 kasus, Deli Serdang 9.124 kasus, Mandailing Natal (Madina)

7.011 kasus Padang Lawas dengan 6.942 kasus, Labuhan Batu 6.263 kasus, Nias

Selatan 4.692 kasus, Batu Bara 4.340 kasus, Tapanuli Tengah (Tapteng) 3.416 kasus,

dan Padang Lawas (Paluta) sebanyak 2.622 kasus (profil Dinkes SUMUT, 2011).

Kabupaten Deli Serdang merupakan daerah yang masih ada ditemukan kasus

malaria setelah Kabupaten Nias dan Mandailing Natal dengan jumlah 9.124 penderita

malaria yang tersebar di beberapa kecamatan. Pantai Labu adalah salah satu

kecamatan yang berada di Kabupaten Deli Serdang, berdasarkan laporan tahunan

Puskesmas Kecamatan Pantai Labu tercatat sebanyak 2.140 jiwa penderita klinis

malaria, dari sepuluh besar penyakit yang ada di Puskesmas Pantai Labu malaria

(5)

Desa Rantau Panjang mempunyai luas wilayah ± 480 Ha dengan daerah yang

paling luas tanah rawa-rawa ± 80 Ha dan curah hujan 10 mm serta suhu udara yang

cukup panas rata-rata 38

0

C (Profil Desa Rantau Panjang, 2012). Dari laporan

Puskesmas Pantai Labu desa Rantau Panjang merupakan salah satu desa yang

endemis malaria di Kecamatan Pantai Labu Kabupten Deli Serdang.

Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis tertarik ingin melakukan penelitian

mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di desa Rantau

Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang tahun 2013.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti,

Kecamatan Pantai Labu merupakan salah satu wilayah yang masih ada ditemukan

kejadian malaria dengan jumlah 2.140 penderita malaria klinis.

Berdasarkan keterangan dari tenaga kesehatan Puskesmas Pantai Labu desa

Rantau Panjang merupakan salah satu desa yang endemis malaria di Kecamatan

Pantai Labu dengan jumlah 307 kasus malaria tahun 2012, tingginya kejadian malaria

di desa Rantau Panjang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor

lingkungan seperti adanya tempat perindukan untuk nyamuk berkembangbiak berupa

rawa-rawa, genangan air seperti kolam yang terbengkalai, bekas galian yang tidak

ditimbun serta keadaan rumah masyarakat yang masih banyak belum bisa dikatakan

sebagai rumah sehat. Sementara itu perilaku masyarakat yang kurang peduli dalam

menjaga dan memperhatikan kebersihan lingkungan dalam upaya pencegahan dan

(6)

Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui atau melihat faktor-faktor apasaja

yang berhubungan dengan kejadian malaria di desa Rantau Panjang Kecamatan

Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria

di desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang tahun 2013.

1.3.2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui karakteristik responden meliputi jenis kelamin, umur,

pekerjaan di desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu

2. Untuk mengetahui lingkungan luar rumah dan lingkungan dalam rumah di

desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu.

3. Untuk mengetahui tindakan responden di desa Rantau Panjang Kecamatan

Pantai Labu.

4. Untuk mengetahui kejadian malaria di desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai

Labu.

5. Untuk mengetahui hubungan faktor lingkungan luar rumah (genangan air,

parit atau selokan, rawa-rawa, dan semak-semak) dengan kejadian malaria.

6. Untuk mengetahui hubungan faktor lingkungan dalam rumah (kawat kassa,

kerapatan dinding, dan langit-langit rumah) dengan kejadian malaria.

(7)

1.4. Manfaat Penelitian.

1. Bagi Puskesmas

Sebagai bahan masukan kepada pelayanan kesehatan agar memberikan

informasi dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai penyakit malaria dan

bahan pertimbangan bagi puskesmas dalam program pemberantasan penyakit

malaria.

2. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai faktor-faktor yang

berhubungan dengan penyakit malaria, supaya masyarakat mengetahui cara

pencegahan dan pengendalian penyakit malaria, agar masyarakat senatiasa

menjaga membersihkan dan memperhatikan lingkungan sekitarnya.

3. Bagi Peneliti

Sebagai wahana untuk menambah ilmu pengetahuan tentang penyakit malaria

Referensi

Dokumen terkait

umumnya bukan merupakan inang utama dari spesies ini, namun keberadaan tanaman hutan di suatu habitat dapat berperan sebagai inang alternatif bagi lalat buah di suatu

Nilai ini merupakan kelengkapan usulan penilaian dan penetapan angka kredit yang bersangkutan dalam rangka kenaikan jabatan fungsional/ pangkat.. Yogyakarta, November 2016 Penilai : 1

Siswa mampu memahami soal ujian tentang berbagai bentuk pecahan (biasa, campuran, desimal, dan persen) dan hubungan diantaranyaC. Siswa mampu menjawab pertanyaan soal-soal ujian

Nilai ini merupakan kelengkapan usulan penilaian 、。ョセョ・エ。ー。ョ angka kredit yang bersangkutan dalam rangka kenaikan jabatan fungsional/

Dari gambar diatas, sedang melakukan apakah Siti4. Urutkan dari yang

Nilai ini merupakan kelengkapan usulan penilaian dan penetapan angka kredit yang bersangkutan dalam rangka kenaikan jabatan fungsional/ pangkat. Yogyakarta, November 2016 Penilai : -

Tukarlah uang berikut dengan berbagai pecahan yang nilainya sama.. Bentuk kelompok sesuai

Alat Bantu Perakitan Pesawat Udara ( Fixture) Aircraft Tools Jig and 216 2. Instalasi Hidrolik dan Pneumatik Pesawat Udara Hydraulic and Pneumatic Installation) (Aircraft 2163.