• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Sistem Monitoring Aktivitas Jaringan pada Mikrokomputer Raspberry Pi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengembangan Sistem Monitoring Aktivitas Jaringan pada Mikrokomputer Raspberry Pi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

768

Pengembangan Sistem

Monitoring

Aktivitas Jaringan pada Mikrokomputer

Raspberry Pi

Frondy Fernanda Ferdianto1, Widhi Yahya2, Ratih Kartika Dewi3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1frondyfernanda@gmail.com, 2widhi.yahya@ub.ac.id, 3ratihkartikadewi@ub.ac.id

Abstrak

Perkembangan perangkat Internet of Things(IoT) yang pesat ditandai dengan integrasi perangkat IoT

pada berbagai bidang kehidupan. Jumlah perangkat yang terhubung juga semakin meningkat, hal ini membuat proses manajemen perangkat IoT menjadi tantangan yang muncul. Untuk itu dibutuhkan sistem monitoring jaringan untuk memantau aktivitas jaringan yang lebih efektif. Penerapan SNMP untuk monitoring perangkat IoT kurang efektif karena paket yang dikirim terlalu besar dan tidak semua komponen pada protokol SNMP dipakai untuk monitoring. Pada penelitian ini sistem monitoring yang dikembangkan menggunakan protokol UDP yang mengirim data berukuran kecil dan tidak membebani kinerja perangkat. Pemilihan struktur data dan database yang digunakan juga dirancang agar sistem

monitoring berjalan efektif. Perangkat yang dipilih untuk menjadi bagian dari sistem monitoring ini adalah jenis mikrokomputer Raspberry Pi, perangkat ini dipilih karena memiliki integrasi yang baik dengan berbagai sensor sehingga pengembangan lebih lanjut dari sistem monitoring dapat dilanjutkan. Sistem dapatmengamati resource perangkat dan aktivitas jaringan kemudian hasil monitoring jaringan ditampilkan dalam bentuk grafik pada aplikasi web. Hasil penelitian ini menghasilkan sistem monitoring

jaringan yang efektif, resource yang digunakan pada perangkat yang menjalankan sistem terhitung kecil. Dalam satu kali transaksi monitoring, paket data yang dikirim dan diterima sebesar 309 bytes, jauh lebih kecil dibandingkan dengan sistem monitoring yang menggunakan SNMP.

Kata kunci:

monitoring, resource, Raspberry Pi

,

Internet of Things

Abstract

The Internet of Things(IoT) development have been improved very well, the integration of device in various field become the prove. The IoT device number of use also increase, from this fact, IoT devices management become the challenge to solve. The solution of this challenge is network monitoring system that run effectively. The system must handle the constraint of IoT device power and computational performance too. The implementation of monitoring using SNMP is not effective, because the size of

paket for transmission is big and not all component of SNMP protocol being used. The monitoring system that being developed use UDP protocol because of its simplicity and light-weight to IoT devices. The selection of data structure and database also give contribution to effectiveness of this system. The IoT devices that used for the development is Raspberry Pi, this device has been selected because of the good integration with the other sensors, so it will make the development of this system in future become possible. This system monitors the device resource and network activity, then the result will be displayed on a graph, so the user can get the information of the result. The network monitoring system that being

developed is effective, because the use of device’s resource is small. In one transaction, the data paket

size which transmitted is 309 bytes, this is smaller than SNMP-based monitoring system.

Keywords:

monitoring, resource, Raspberry Pi

,

Internet of Things

1. PENDAHULUAN

Perkembangan dunia teknologi informasi pada saat ini sudah semakin mengarah pada pengembangan perangkat Internet of Things (IoT). IoT adalah sebuah konsep dimana suatu

(2)

pertanian, lingkungan sampai pada bidang transportasi.

Komponen pada IoT terdiri dari 3 macam, yaitu constrained device (sensor dan actuator),

gateway dan cloud service. Constrained device

adalah komponen yang dikembangkan untuk tugas tertentu dan memiliki batasan terhadap daya dan komputasi, contohnya adalah sensor pada mikrokontroller. Komponen berikutnya adalah gateway, komponen ini berperan sebagai pengumpul data dari sensor untuk kemudian diolah. Lalu yang berikutnya adalah komponen cloud , pada IoT, komponen ini memilik peran untuk penyimpanan data dalam jumlah besar dan dapat terhubung dengan banyak gateway

(Eclipse, 2016). Sampai saat ini penelitian dan pengembangan topik tentang IoT terus dilakukan hingga diperkirakan akan mencapai 28 miliar perangkat IoT yang saling terhubung di tahun 2020 (Pundir, 2015). Perangkat yang paling banyak terhubung adalah sensor ataupun

constrained devices, karena sensor menjadi

perangkat yang memiliki tugas sebagai perangkat sensing. Namun dalam IoT tidak hanya berbicara tentang sensing, tetapi juga cara melakukan kontrol sistem. Dalam arsitektur IoT

komponen gateway memegang peranan penting dalam proses pengumpulan data dan kontrol terhadap data yang dikumpulkan. Apabila dalam satu sistem gateway mengalami masalah, tentu data yang ada pada sensor tidak bisa sampai ke cloud.

Dalam mengatasi tantangan ini, dibutuhkan proses manajemen perangkat untuk membuat sistem yang ada dapat diamati dan dijaga ketersediannya, yaitu dengan menggunakan sistem monitoring jaringan. Sistem monitoring

jaringan adalah sistem yang digunakan untuk memantau aktivitas jaringan, sehingga bila terjadi gangguan pada perangkat, maka bisa segera diketahui permasalahan pada jaringan. Sebuah sistem monitoring melakukan proses pengumpulan data mengenai dirinya sendiri dan melakukan analisis terhadap data-data tersebut dengan tujuan untuk memaksimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki (Prasetyo, 2013).

Dalam perkembangan penelitian IoT, terdapat berbagai macam protokol jaringan yang dapat diterapkan, protokol yang umum digunakan dalam monitoring jaringan adalah protokol SNMP. Namun dengan menerapkan protokol SNMP secara keseluruhan untuk

monitoring perangkat IoT membuat hal ini

menjadi tidak efektif. SNMP akan menemui berbagai macam keterbatasan. Ukuran memori

dan kinerja CPU yang diperlukan sangat besar saat menerapkan protokol SNMP untuk

monitoring perangkat IoT (Jacquout, et al., 2010). Untuk itu diperlukan suatu cara untuk melakukan monitoring jaringan secara lebih efektif. Protokol yang digunakan untuk

monitoring jaringan pada perangkat IoT dapat dikembangkan dengan cara modifikasi pada Management Information Base (MIB), pengembangan agent dan pengembangan manager (Hui-Ping, 2015). Metode lain juga dapat menggabungkan SNMP dengan protokol lain seperti MQTT atau COAP, sistem yang dikembangkan melakukan modifikasi pada bagian agent sebagai pengirim data (Savic,2016).

Berdasarkan paparan diatas, maka dilakukan pengembangan sistem monitoring jaringan pada mikrokomputer Raspberry Pi. Sistem

monitoring yang dikembangkan menggunakan

protokol UDP sebagai protokol transport. Sistem akan melakukan proses pengambilan data yang hanya dibutuhkan saja sehingga tidak membebani kinerja komputasi. Pengembangan suatu sistem monitoring jaringan pada mikrokomputer Raspberry Pi menjadi pilihan pada penelitian ini, karena untuk pengembangan di waktu mendatang akan lebih mudah karena kemampuan Raspberry Pi yang sangat baik dalam berintegrasi dengan berbagai sensor dan perangkat tambahan lain (Zhao, 2015). Sistem

monitoring juga digunakan secara efisien karena data yang ditransmisikan disesuaikan dengan batasan monitoring device yang diamati. Data hasil monitoring diterima oleh sistem dan ditampilkan menjadi informasi . Manfaat yang didapatkan dari skripsi ini adalah sistem yang dikembangkan bisa menjadi alat monitoring

jaringan yang efektif dan menampilkan data hasil monitoring jaringan secara informatif. Selain itu skripsi ini juga dapat bermanfaat dalam penelitian di bidang IoT, khususnya dalam mengembangkan metode monitoring untuk perangkat IoT.

2. LANDASAN KEPUSTAKAAN

Untuk menunjang pengembangan sistem

monitoring jaringan yang dibuat oleh penulis maka dibutuhkan teori-teori penunjang penelitian hal itu antara lain adalah: monitoring

jaringan, Raspberry Pi, library psutil, JSON,

Twisted dan juga microweb framework yang

(3)

2.1 Monitoring Jaringan

Manajemen Jaringan adalah kemampuan untuk memonitor, mengontol dan merencanakan suatu jaringan komputer dan sistem. Monitoring

jaringan merupakan bagian dari manajemen jaringan. Konsep dasar manajemen jaringan adalah adanya Manager atau perangkat yang melakukan monitoring dan agen sebagai perangkat yang dimonitor(Pradikta,2013).

2.2 Raspberry Pi

Raspberry Pi adalah sebuah SBC (Single

Board Computer) komputer yang seukuran kartu atm yang dikembang oleh Raspberry Pi Foundation di Inggris. Produk ini diberi nama

Raspberry Pi oleh pembuatnya yaitu, Eben

Upton. Dengan maksud untuk memicu pengajaran ilmu komputer dasar disekolah-sekolah. Raspberry Pi menggunakan system on a chip (SoC) dari Broadcom BCM2853, juga sudah termasuk prosesor ARMv10, kecepatan prosesor 700MHz – 1GHz dan 4 GPU,

Raspberry Pi Model B ini memiliki RAM

sebesar 512 MB, dan untuk menyimpan data layaknya komputer, laptop menggunakan Hardisk sebagai media penyimpanannya, tetapi

Raspberry Pi ini hanya menggunakan kartu

memori yang biasa digunakan untuk penyimpanan data di handphone baik berbasis symbian, android.

2.3 SQLite

SQLite adalah database engine yang telah digunakan untuk berbagai macam aplikasi mulai dari komersial atau pribadi. SQLite bersifat open

source dan ditulis dalam bahasa pemrogaman C

oleh D. Richard Hipp. Dibandingkan dengan

database engine yang lain seperti SQL Server, Oracle dan lain sebagainya SQLite adalah termasuk database yang ringan. (Bhosale,2015).

2.4 Psutil

Psutil adalah library pada bahasa

pemrograman python yang digunakan untuk mengambil data dari proses yang sedang berjalan pada komputer. Data yang sedang berjalan bisa berupa CPU, disk, memory,

network, sensor dan hal yang lainnya.

2.5 JSON

JSON (JavaScript Object Notation) adalah

sebuah bentuk format teks yang tidak bergantung pada bahasa pemrograman tertentu dan digunakan untuk pertukaran data antar suatu

platform, yang menjadi kelebihan dari JSON dari pada format data lainnya adalah mudah dibaca oleh manusia karena tersusun berpasang.

2.6 Twisted

Twisted adalah framework yang

mendukung event-based programming.

Event-based programming adalah pendekatan

pemrograman yang menjalankan suatu event dengan adanya trigger dari event lainnya secara bersamaan. Proses yang dihasilkan nantinya akan berjalan secara efisien dan ringan. Pendekatan ini memastikan bahwa suatu event yang berjalan akan mengembalikan nilai. (Paykin,2016).

2.6.1 Flask

Flask adalah web microframework yang berbasis Python. Flask memiliki fungsi-fungsi cocok diimplementasikan untuk program yang terbatas secara energy dan memory. Meskipun termasuk dalam kategori framework yang ringan, flask memiliki fungsi yang bisa dikembangkan sesuai kebutuhan. Flask juga memiliki integrasi yang baik dengan database

melalui SQLAlchemy. Hal ini akan menoptimalkan aplikasi yang juga menggukan

database sebagai tempat penyimpanan data.

3. PERANCANGAN

Sistem monitoring yang dikembangkan terdiri dari 2 peran yaitu Agent dan Manager.

Agent adalah program yang berjalan pada

perangkat yang diamati, sedangkan manager

berjalan pada perangkat yang mengamati. Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1,

Agent dapat mengambil data hasil monitoring, menerima perintah dari Manager dan mengirim hasil monitoring kepada Manager. Manager

dapat melakukan pengiriman perintah untuk mendapatkan hasil data monitoring, menerima daftar perangkat yang terhubung, dan menerima hasil monitoring dari agen dan menyimpan ke dalam database.

(4)

Database pada sistem berfungsi untuk menyimpan data hasil monitoring. Untuk itu dibuat 4 macam tabel untuk menyimpan data, Tabel yang pertama adakah tabel yang menyimpan data host yang terhubung pada jaringan, Tabel ini berfungsi untuk proses autentifikasi. Tabel yang kedua adalah tabel yang menyimpan perintah monitoring. Tabel ini berfungsi sebagai dasar dari Manager untuk mengirimkan bagian mana saja yang akan diihat beserta durasi dan interval. Tabel yang ketiga adalah tabel yang menyimpan data dengan kategori resource. Sedangkan tabel yang keempat adalah tabel yang menyimpan data dengan kategori network.

Untuk menampilkan data hasil monitoring

dibutuhkan suatu aplikasi web. Perancangan aplikasi web digunakan sebagai interface sistem

monitoring ini. Oleh karena itu aplikasi web harus mampu untuk menerima dan memasukkan data ke dalam database. Aplikasi web memiliki fitur – fitur sebagai berikut :

1. Sistem mampu menampilkan daftar

Agent yang sedang aktif atau tidak.

2. Sistem mampu menghapus Agent yang tidak ingin dilakukan monitoring.

3. Sistem mampu menerima masukan dari user untuk membuat perintah

monitoring.

4. Sistem mampu menyimpan data perintah monitoring ke dalam database.

5. Sistem mampu menampilkan informasi

monitoring dalam bentuk grafik.

6. Sistem mampu melakukan filter terhadap informasi berdasarkan host, tipe monitoring, dan komponen yang ingin diamati.

Data yang akan dikirim akan diubah dulu ke dalam suatu bentuk struktur data yaitu berupa

tuple dan diubah ke dalam format JSON dikirim melalui protokol UDP. Program Manager akan menerima dan mengubah format JSON menjadi bentuk tuple kembali. Hal ini dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 3.

Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat Gambar 4, pada diagram ini yang menjadi input adalah perintah monitor yang disimpan dalam database.

Setelah itu program manager melakukan request perintah dari database, melakukan set status perintah sudah dikirim dan menghasilkan output JSON perintah monitoring.

Pada Gambar 4 dapat dilihat pada diagram ini bahwa yang menjadi input adalah JSON

perintah monitoring yang diterima dari

Manager. Setelah itu program Agent mengubah

perintah menjadi format tuple untuk diolah dan mengambil resource yang sesuai dengan perintah, resource yang dapat diambil berupa resource dari perangkat atau aktivitas jaringan pada perangkat yang diamati setelah itu agent menghasilkan output JSON hasil monitoring

untuk dikirimkan kepada manager melalui protokol UDP.

Gambar 3 Diagram Model Perancangan Pengiriman Perintah dari Manager ke Agent

Gambar 4 Diagram Model Penerimaan Monitoring Agent

(5)

4. IMPLEMENTASI

Implementasi pada Agent menggunakan Bahasa pemrograman Python dengan framework

Twisted. Proses pengambilan data pada agent

menggunakan library psutil.

Tabel 1 Tabel Komponen Resource

Jenis Data

Resource

Nama Komponen pada library psutil

CPU Usage psutil.cpu_percent

Memory

Used psutil.virtual_memory().used

Memory

Available psutil.virtual_memory().available

Swap psutil.virtual_lmemory().free

Dari Tabel 1 data yang diambil adalah kategori resource, data yang diambil berupa cpu

usage, memory used, memory available dan

swap.

Tabel 2 Tabel Komponen Network

Jenis Data

Network

Nama Komponen pada library psutil

Byte Sent psutil.net_io_counters().bytes_sent

Byte Receive

psutil.net_io_counters().bytes_recv

Paket

Sent

psutil.net_io_counters().pakets_sent

Paket

Receive

psutil.net_io_counters().pakets_recv

Dari Tabel 2 data yang diambil adalah kategori network, data yang diambil berupa byte sent, byte receive, paket sent, dan paket receive. Komponen yang diambil tersebut kemudian akan dimasukkan ke dalam suatu tuple lalu diubah ke dalam format JSON untuk menjadi menjadi nilai kembalian suatu method. Agent

juga menerima

Implementasi pada Manager juga dengan menggunakan Bahasa pemograman Python dan Framework Twisted. Manager memilki fungsi untuk menerima perangkat yang terhubung, menerima hasil monitoring dan menyimpan ke dalam database. Database yang digunakan

dalam implementasi menggunakan SQLite, SQLite dipilih karena bersifat light-weight.

Hasil dari monitoring ditampilkan dalam aplikasi web, dalam sistem ini aplikasi web dikembangkan menggunakan framework Flask. Aplikasi web dari sistem monitoring jaringan ini memiliki beberapa fitur yang digunakan untuk menunjang tampilan hasil monitoring. Hasil implementasi dapat dilihat pada gambar-gambar berikut ini.

Gambar 2. Halaman Utama Sistem Monitoring Jaringan

Dari Gambar 5 dapat dilihat tampilan halaman utama dari aplikasi web sistem

monitoring. Penjelasan dari tampilan halaman utama adalah sebagai berikut:

Nomor 1 adalah bagian yang menampilkan daftar perangkat yang terhubung.

Nomor 2 adalah bagian yang menampilkan status perangkat yang terhubung.

Nomor 3 adalah tombol untuk melakukan monitor pada perangkat yang dipilih.

Nomor 4 adalah tombol untuk melakukan hapus perangkat

Nomor 5 adalah tombol untuk melakukan monitor pada semua perangkat yang ada pada daftar.

Gambar 3 Halaman Add Monitor

Dari Gambar 6 dapat dilihat tampilan halaman add monitor dari aplikasi web sistem

(6)

Nomor 1 adalah bagian yang menampilkan perangkat yang dipilih untuk dilakukan

monitoring

Nomor 2 adalah bagian untuk memilih kategori komponen yang akan dilakukan monitoring

Nomor 3 adalah bagian untuk menentukan interval pengiriman data hasil monitoring

Nomor 4 adalah pilihan untuk mengisi waktu mulai dari monitoring

Nomor 5 adalah pilihan untuk mengisi waktu berhe nti dari monitoring

Dari Gambar 7 dapat dilihat tampilan halaman hasil monitoring dari aplikasi web sistem monitoring. Penjelasan dari tampilan halaman hasil monitor adalah sebagai berikut :

Nomor 1 adalah bagian yang menampilkan pilihan perangkat untuk menampilkan filter hasil berdasarkan perangkat

Nomor 2 adalah bagian yang menampilkan pilihan kategori untuk menampilkan filter hasil berdasarkan kategori data hasil monitoring

Nomor 3 adalah bagian untuk menampilkan hasil monitoring berupa grafik.

5. PENGUJIAN DAN ANALISIS

Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini meliputi pengujian besar paket data, pengujian kehadandalan sistem dan pengujian fungsionalitas aplikasi web. Pengujian besar paket data dilakukan untuk mengetahui berapa besar paket data yang dikirimkan dalam satu transaksi, hal ini akan dibandingkan dengan besar paket data yang dikirimkan dalam satu kali transaksi oleh protokol SNMP. Satu transaksi data yang dimaksud terdiri dari 3 proses, proses pertama, yaitu besar paket ketika pertama kali

perangkat terhubung ke Manager, proses kedua adalah besar paket data untuk pengiriman perintah monitoring dan proses ketiga adalah besar paket hasil monitoring. Hasil pengujian didapatkan melalui proses capture dari aplikasi

Wireshark.

Dari Gambar 8 dapat terlihat hasil pengujian besar paket data. Total paket yang ada dalam satu transaksi pada Sistem Monitoring Jaringan yang dikembangkan adalah sebesar 309 bytes. Sedangkan total paket yang ada dalam satu transaksi pada Sistem Monitoring Jaringan menggunakan protokol SNMP adalah sebesar 4981 bytes.

Pengujian kehandalan sistem dilakukan untuk mengetahui bagaiamana kemampuan sistem monitoring ketika menerima banyak permintaan dari agent. Pengujian dilakukan dengan cara melakukan variasi pada permintaan yang masuk dari Agent yang terhubung.

Dari Gambar 9 dapat dilihat bahwa CPU Usage meningkat seiring dengan bertambahnya permintaan Agent. Hal ini terjadi karena request data mempengaruhi kinerja dari sistem

monitoring jaringan.

Gambar 8. Hasil Pengujian Besar Data Transaksi

0 10

20 40 80 160 320 640 1280 2560

C

P

U

Us

ag

e(%

)

Permintaan Agent

CPU Usage

CPU Usage

Gambar 9. Hasil Pengujian CPU Usage Gambar 4 Halaman Hasil Monitoring

0 10000

Proses 1 Proses 2 Proses 3 Transaksi

Besar Data Transaksi

Sistem Monitoring Jaringan yang dikembangkan

(7)

Dari Gambar 10 dapat dilihat komponen memory used memiliki pergerakan naik dipengaruhi oleh jumlah request. Namun jumlah penggunaan memori cenderung stabil, yaitu berada di angka 5,8 – 6 MB.

Dari Gambar 11 dapat dilihat komponen byte traffic bergerak dipengaruhi oleh request

Agent. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

banyak permintaan dari Agent maka byte traffic

akan semakin tinggi.

Kemudian pengujian terakhir adalah pengujian fungsionalitas web, Pengujian fungsionalitas pada aplikasi web dilakukan supaya kita dapat mengetahui apakah fitur – fitur yang ada dapat melaksakan fungsi yang diharapkan.

Dari hasil pengujian fungsionalitas pada aplikasi web yang ada pada Tabel 3, setiap fungsi yang diharapkan dapat berfungsi dengan benar, output yang dikeluarkan juga sesuai dengan permintaan yang dilakukan.

Hal ini menunjukkan bahwa sistem

monitoring jaringan mampu menampilkan data

hasil monitoring mengolahnya menjadi grafik

untuk ditampilkan menjadi informasi bagi pengguna.

6. KESIMPULAN

Sistem monitoring jaringan yang dikembangkan pada mikrokomputer Raspberry Pi mampu mengumpulkan informasi yang dibutuhkan melalui program Agent yang berjalan, data yang dihimpun berupa resource

dan network dari perangkat. Mekanisme

pengiriman ke pusat data dilakukan melalui protokol UDP, data yang dikirim diubah ke dalam format JSON, lalu pada Manager, format

JSON tersebut diubah menjadi tuple dan disimpan ke dalam database. Hasil monitoring

ditampilkan dalam bentuk grafik pada Aplikasi Web Sistem Monitoring Jaringan, sehingga pengguna bisa mengetahui informasi lebih jelas. Sistem monitoring jaringan yang dikembangkan juga sangat efektif karena paket yang dikirim dalam satu transaksi sangat kecil yaitu sebesar 309 bytes jika dibandingkan dengan protokol SNMP yang lebih besar.

DAFTAR PUSTAKA

Bhosale, S., Patil, T. & Patil, P., 2015. SQLite: Light Database System. International Journal of Computer Science and Mobile Computing, 4(4), pp. 882 - 885.

Flask, 2017. Flask(A Python Microframework).

[Online] Gambar 10. Hasil Pengujian Memory Used

Gambar 11. Hasil Pengujian Byte Traffic

0

Tabel 3 Pengujian fungsional aplikasi web

5,6 5,8 6 6,2

20 40 80 160 320 640 12802560

M

No Deskripsi Masukan Keluaran yang

diaharapkan

1 Pengujian menampilkan list device

Table host pada

database

Sistem menampilkan

list device

2 Pengujian menampilkan status device 3 Pengujian menghapus device Tekan tombol

delete host

Sistem menghapus

host dari database

4 Pengujian memilih device Tekan tombol

5 Pengujian penyimpanan perintah monitoring

6 Pengujian filter berdasarkan host yang dipilih

(8)

Available at: http://www.flask.pocoo.org [Diakses 2 June 2017].

Hanane, L., 2015. Internet of Things and Network Management : LNMP, SNMP, COMAN protocols. IPv6 Forum.

Hui-Ping, H., Shi-De, X. & Xiang-Yin, M., 2015. Applying SNMP Technology to Manage the Sensors in Internet of Things.

The Open Cybernetics & Systemic Journal,

Volume 9, pp. 1019 - 1024.

Jacquout, A. et al., 2010. A New Management Method. IEEE IFIP Annual Mediterranean Ad Hoc Networking Worshop.

JSON, 2017. Inroducing JSON. [Online] Available at: http://www.json.org [Diakses 28 Maret 2017].

Karren, R., 2015. he Internet of Things : An Overview Understanding the Issues and Challenge of a More Connected World,

Geneva, Switzerland: Internet Society.

McKellar, J. & Fettig, A., 2013. Twisted

Network Programming Essentials. Second

Edition penyunt. Highway North,

Sebastopol: O’Reilly Media, Inc.

Mihajlo, S., 2016. Bridging the Snmp Gap: Simple Network Monitoring The Internet Of Things. FACTA UNIVERSITATIS

Series: Electronics and Energetics,

Volume 29.

Paykin, J., Krishnaswami, N. R. & Zdancewic, S., 2016. The Essence of Event-Driven

Programming. Leibniz, Leibniz

International Proceedings in Informatics.

Prasetyo, I., 2013. ilmukomputer.com. [Online] Available at: http://ilmukomputer.org/wp-

content/uploads/2013/05/imam-monitor_jarkom.pdf [Diakses 25 Maret 2017].

Pundir, Y., 2015. Internet of Things(IoT): Challenges and Future Direction, s.l.: s.n.

Python, 2017. psutil 5.2.2:Python Package

Index.[Online] Available at:

http://pypi.python.org/pypi/psutil [Diakses 23 May 2017].

Romadhani, A. H., 2013. Sistem Peringatan Dini pada Operasional Jaringan Berbasis

Network Monitoring, Jurusan Teknik

Elektro Institut Teknologi Sepuluh

Nopember Surabaya: Laporan Tugas Akhir.

SQLite, 2017. SQlite Home Page. [Online] Available at: http://sqlite.org [Diakses 15 March 2017].

Valentin, S., 2012. Design and Development of a UDP-Based Connection-Oriented Multi-Stream One-to-Many Communication Protocol. Journal of Telecommunication and information Technology.

Zhao, C. W., 2015. Exploring IoT Application Using Raspberry Pi. International Journal of Computer Network and Applications,

Gambar

Gambar 1 Arsitektur Sistem Monitoring Jaringan
Gambar 2 Alur Pengiriman dan Penerimaan data dari Agent ke Manager
Tabel 1 Tabel Komponen Resource
Gambar 8. Hasil Pengujian Besar Data Transaksi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan penulis telah berhasil membuat sebuah aplikasi media pembelajaran berbasis android berupa materi

Telah dirancang prototype vertikal farming yang dapat melakukan irigasi tetes otomatis sesuai perintah program pada saat nilai kadar air tanah berada pada nilai bawah set point, sistem