BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari perkembangan grafik kehidupan jasmaniah maupun rohaniah ataupun kejiwaan manusia dari semenjak lahir, anak-anak, remaja, dewasa hingga tua, dimana pada setiap fase memiliki ciri khas tersendiri.
Berbicara mengenai perkembangan, tentu sangat erat kaitannya dengan proses pendidikan. Pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga masyarakat.
Telah bertahun-tahun para ahli didik, ahli biologi dan ahli psikologi memikirkan dan berusaha mencari jawaban tentang perkembangan manusia sebenarnya bergantung kepada pembawaan atau lingkungan.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan dalam perspektif aliran empirisme? 2. Bagaimana perkembangan dalam perspektif aliran nativisme? 3. Bagaimana perkembangan dalam perspektif aliran konvergensi?
3. Tujuan Pembahasan
BAB II menjadi manusia dewasa itu sama sekali ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil. Manusia-manusia dapat dididik menjadi apa saja (ke arah yang baik atau ke arah yang buruk) menurut kehendak lingkungan atau pendidiknya. Dalam pendidikan, pendapat kaum empiris ini terkenal dengan nama optimisme pedagogis.
Tokoh perintis aliran empirisme adalah filosof Inggris bernama John Locke (1704-1932) yang mengembangkan teori “Tabula Rasa”, yaitu anak yang lahir di dunia bagaikan kertas putih yang bersih. Pengalaman empiris yang diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak. Dengan demikian, maka dapat kita simpulkan bahwa pendidik memiliki peranan yang sangat penting bagi keberhasilan peserta didik dalam belajar. Karena menurut aliran ini, lingkungan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses perkembangan.
Kaum behavioris pun sependapat dengan kaum empiris itu. Sebagai contoh kami kemukakan kata-kata Waston, seorang filosof tuln dari Amerika “Berikan saya sejumlah anak yang baik keadaan badannya dan situasi yang saya butuhkan, dan dari setiap orang anak, entah yang mana, dapat saya jadikan dokter, seorang pedagang, seorang ahli hukum, atau jika memang dikehendaki, menjadi seorang pengemis atau pencuri.”
keduanya; yaitu pengaruh pembawaan dan ligkungan. Satu pembawaan tidak dapat mencapai perkembangannya jika tidak dipengaruhi oleh lingkungan.
Di samping itu, orang sependapat pula bahwa dalam batas-batas yang tertentu kita dilahirkan dengan membawa intelegensi. Kita katakan dalam batas-batas yang tertentu karena sepanjang pengetahuan, kita tahu bahwa intelegensi dapat dikembangkan. Firman Allah SWT. dalam surat An-Nahl 78, “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu tidaklah kamu mengetahui sesuatu apapun dan Ia mejadikan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati”.(An-Nahl 78).
Firman Allah di atas menjadi petunjuk bahwa kita harus melakukan usaha pendidikan, sebab dengan potensi pendengaran, penglihatan dan batin manusia bisa dididik. Manusia tanpa melalui belajar, maka tidak akan mengetahui segala sesuatu yang ia butuhkan bagi kelangsungan hidupnya di dunia dan akhirat.
Sehingga Fitrah sebagai faktor pembawa sejak lahir manusia dapat dipengaruhi oleh lingkungan dari luar dirinya, bahkan ia tak akan dapat berkembang sama sekali jika tanpa adanya pengaruh dari lingkungan itu.
a. Kelebihan Aliran Empirisme
Kelebihan Aliran ini adalah pengalaman indera merupakan sumber pengetahuan yang benar, karena faham empiris mengedepankan fakta -fakta yang terjadi di lapangan. Kelebihan yang lain adalah dapat membimbing keluarga atau lingkungan anak untuk menciptakan lingkungan yang mendukung bagi anak sehingga perkembangan anak dapat berjalan dengan baik.
b. Kelemahan Aliran Empirisme
2. Pendidikan dalam Perspektif Aliran Nativisme
Nativisme adalah pandangan bahwa keterampilan-keterampilan atau kemampuan-kemampuan tertentu bersifat alamiah atau sudah tertanam sejak lahir. Pandangan ini bertentangan dengan empirisme, teori tabula rasa yang menyatakan bahwa otak hanya mempunyai sedikit kemampuan bawaan dan hampir segala sesuatu dipelajari melalui interaksi dengan lingkungan.
Fitrah atau potensi dasar yang dimiliki individu sejak kelahirannya tidak dapat diubah oleh siapapun atau lingkungan apapun, karena fitrah itu merupakan ciptaan Allah yang tidak akan mengalami perubahan baik isi maupun bentuknya.
Aliran ini merupakan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidika dan perkembangan anak. Tokoh utama aliran ini adalah Schopenhauer, Ia mempertahankan kebenaran konsepsi kesamaan atau kemiripan antara orang tua dengan anak-anaknya. Misalnya jika sang ayah ahli musik maka kemungkinan besarnya adalah sang anak juga akan menjadi ahli musik, dengan kata lain keistimewaan-keistimewaan yang dimiliki orang tua juga akan dimiliki oleh sang anak.
a. Kelebihan Aliran Nativisme
Seseorang bisa mengoptimalkann bakat yang dimiliki dikarenakan telah mengetahui bakat yang bisa dikembangkannya. Dengan adanya hal ini memudahkan manusia mengembangkan sesuatu yang bisa berdampak besar terhadap kemajuan dirinya.
b. Kelemahan Aliran Nativisme
Kelemahan Aliran ini adalah menitik beratkan pada bakat bawaan dan tidak ada pengaruhnya dengan lingkungan. Menurut saya lingkungan sangat berpengaruh, karena bakat seseorang tidak akan berkembang apabila tidak didorong oleh factor lingkunganyang mendukung.
3. Pendidikan dalam Perspektif Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi berasal dari kata konvergen, artinya bersifat menuju satu titik pertemuan. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu baik dasar (bakat keturunan) maupun lingkungan, keduanya memiliki peranan penting. Tokoh dari aliran konvergensi adalah William Stern, seorang ahli pendidikan bangsa Jerman (1871-1939). Ia berpendapat bahwa anak dilahirkan ke dunia itu dengan pembawaan baik maupun buruk. Menurutnya aliran empirisme dan aliran nativisme masing-masing terlalu berat sebelah atau terlalu ekstrem. Kedua-duanya mendukung kebenaran dan juga ketidakbenaran.
Aliran konvergensi merupakan aliran yang menjembatani antara aliran empirisme yang memandang hanya lingkunganlah yang berpengaruh terhadap proses perkembangan dengan aliran nativisme yang memandang bahwa sifat bawaan lahirlah yang mempengaruhi proses perkembangan individu.
Konsepsi Al-Qur’an yang menunjukkan bahwa setiap manusia diberi kecenderungan nafsu untuk menjadikannya kafir yang ingkar terhadap Tuhannya, adalah firman Allah dalam surat Asy-Syam ayat 7-10 yang artinya “Demi jiwa dan apa yang menyempurnakannya, lalu diilhamkan kepadanya oleh Allah jalan yang salah dan jalan yang benar. Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan jiwanya, dan sesungguhnya rugilah orang yang mengotorkannya”. Firman Allah tersebut dapat dijadikan sumber pandangan bahwa usaha mempengaruhi jiwa manusia melalui pendidikan dapat berperan positif untuk mengarahkan perkembangannya kearah yang benar. Dengan tanpa melalui pendidikan, manusia akan terjerumus ke jalan yang salah atau sesat.
Atas dasar ayat tersebut di atas, kita dapat menginterpretasikannya bahwa dalam Fitrahnya, manusia diberi kemampuan untuk memilih jalan yang benar. Kemampuan memilih tersebut, mendapatkan pengarahan dalam proses perkembangan yang mempengaruhinya. Jelaslah bahwa faktor kemampuan memilih yang terdapat dalam fitrah manusia berpusat pada kemampuan berpikir sehat, karena akal sehat mampu membedakan hal-hal yang benar dari yang salah. Sedangkan seseorang yang menjatuhkan pilihan yang benar secara tepat hanyalah orang yang berpendidikan sehat. Dengan demikian berpikir benar sehat adalah merupakan kemampuan fitrah yang dapat dikembangkan melalui pendidikan dan latihan.
a. Kelebihan Aliran Konvergensi
Kelebihan dari Aliran ini adalah menggabungkan antara aliran empirisme,dan nativisme, dimana pada keduanya pengalaman serta lingkungan sangat berpengaruh dalam meningkatkan bakat atau pembawaan seseorang.
b. Kelemahan Aliran Konvergensi
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pemparan di atas, dapat disimpulkan bahwa ketiga aliran yang dibahas memliki pendapat yang berbeda-beda. Aliran empirisme mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan individu tergantung pada lingkungan, sedangkan sifat pembawaan tidak dipentingkan. Sebagai contoh, seorang anak yang pandai membuat beraneka macam benda tidak langsung bisa tanpa adanya pengalaman-pengalaman pengajaran yang pernah ia peroleh contoh lainnya, seorang anak teknokrat tidak selamanya bisa menjadi seorang teknokrat seperti orangtuanya tanpa melakukan pengenalan dengan pengalaman-pengalaman
Aliran nativisme menganggap bahwa semua keberhasilan seseorang tergantung pada dirinya sendiri yang asli didapat sejak lahir, nativisme berpendapat jika anak memiliki bakat jahat dari lahir, maka ia akan menjadi jahat, dan sebaliknya, jika anak memiliki bakat baik dari lahir, maka ia akan menjadi baik. Sebagai contoh, jika sang ayah ahli musik maka kemungkinan besarnya adalah sang anak juga akan menjadi ahli musik, dengan kata lain keistimewaan-keistimewaan yang dimiliki orang tua juga akan dimiliki oleh sang anak.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Adriana, lulu. 2003. Teori Belajar. http://butirancinta999.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 23 Maret 2016.
ALIRAN PERKEMBANGAN EMPIRISME,
NATIVISME DAN KONVERGENSI
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
Dosen Pengampu: Iyan Sofyan, M.Pd