• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN WONOKERTO DESA SUMBERWONO KECAMATAN BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN WONOKERTO DESA SUMBERWONO KECAMATAN BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN WONOKERTO

DESA SUMBERWONO KECAMATAN BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO

Fitan Sukmawati

1414401011

Subject: Asuhan keperawatan, Keluarga, Hipertensi Description

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang prevalensi semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hipertensi yang tidak terkontrol menyebabkan komplikasi pada jantung, ginjal, otak sampai kematian. Prevalensi hipertensi diperkirakan 9,4 jutakematian di dunia pada tahun 2015 terdiri dari 22% orang dewasa berusia 18 tahun ke atas, angka kejadian hipertensi di Jawa Timur 26,2%. Tujuan studi kasus ini untuk memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi.

Desain yang digunakan pada penelitian adalah studi kasus. Asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi mulai tanggal 09 Juni 2017- 22 Juni 2017 di dusun Wonokerto desa Sumberwono kecamatan Bangsal kabupaten Mojokerto.

Asuhan keperawatan keluarga yang diberikan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

Hasil Pengkajian pada klien 1 tekanan darah 170/ 90 mmHg melakukan diit rendah garam dan rutin minum obat amlodipin, keluarga memiliki pengetahuan rendah tentang diit tepat pada hipertensi.Tekanan darah klien 1 mengalami penurunan sistol 30 mmHg dan diastol 10 mmHg setelah diberikan terapi jus mentimun dan kompres hangat. Hasil pemeriksaan tekanan darah klien 2 170/ 100 mmHg, tidak melakukan diit rendah garam, keluarga memiliki pengetahuan yang kurang tentang tanda dan gejala pada penderita hipertensi. Tekanan darah klien 2 mengalami penurunan diastol 10 mmHg.

Asuhan keperawatan keluarga pada pasien yang mengalami hipertensi mampu membantu klien dalam upaya menurunkan tekanan darah serta meningkatkan peran keluarga dalam perawatan klien. Saran keluarga dan klien mempertahankan dan tetap menerapkan, mencari informasi tentang tanda, gejala serta komplikasi hipertensi dan mencari informasi lebih lanjut untuk perawatan pada anggota keluarga yang menderita hipertensi agar dapar dapat menurunkan tekanan darah dan keluarga dapat memonitor hipertensi

Abstract

(2)

The design used in the study was a case study. Management of family nursing with hypertension from 09 June 2017 to 22 June 2017 in Wonokerto, Sumberwono, Bangsal, Mojokerto. Family nursing care given including assessment, nursing diagnosis, intervention, implementation, and evaluation.

Result of Assessment on client 1 sloved blood pleasure was 170/90 mmHg, done a low salt diet and a routinely took drink amlodipine medication, the family has a low knowledge of appropied on hypertension. The blood pressure of client 1 systole has decreased by 30 mmHg and diastole has decreased by 10 mmHg after being given cucumber juice therapy and warm compress. The blood pressure test result of client 2 was 170/100 mmHg, did not have low salt diet, the family had less knowledge about the signs and symptoms in hypertensive patients. Blood pressure of client 2 diastole has decreased by 10 mmHg.

Family nursing care in patients with hypertension can help clients in efforts to lower blood pressure and increase the role of families in client care. Suggestions for family and clients is to maintain and keep applying, seeking information about signs, symptoms and complications of hypertension and seek further information for treatment of family members who suffering from hypertension in order to be able to lower blood pressure and family can monitor hypertension.

Keywords: Nursing care, Family, Hypertension

Contributor : Eka Diah Kartiningrum, M. Kes Yudha Laga Hadi K, S.Psi.,M.Kes Date : 07 Juli 2017

Type material : Laporan Tugas Akhir Identifier : -

Right : Open Document Summary :

Latar belakang

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan masalah yang sangat substansial, mengingat pola kejadian sangat menentukan status kesehatan di suatu daerah dan juga keberhasilan peningkatan status kesehatan di suatu negara (Sudoyono, 2006). Penyakit tidak menular tersebut meliputi hipertensi, gagal ginjal, kanker, penyakit jantung, stroke dan diabetes. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang prevalensi semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hipertensi yang tidak terkontrol menyebabkan komplikasi pada jantung, ginjal, otak sampai kematian (Kellicker, 2010).

(3)

kematian di dunia pada tahun 2015 terdiri dari 22% orang dewasa berusia 18 tahun ke atas (WHO, 2016). Berdasarkan Riskesdas tahun (2013) Angka kejadian hipertensi di JawaTimur 26,2%. Prevalensi hipertensi Puskesmas Bangsal menempati peringkat tertinggi dengan jumlah penderita 3968 pada laki- laki dan 3953 pada perempuan (Dinkes Mojokerto, 2016).

Hasil studi pendahuluan di dusun Wonokerto desa Sumberwono kecamatan Bangsal kabupaten Mojokerto jumlah warga laki- laki 500 orang dan perempuan 473 orang.dari jumlah. Pada tahun 2017 dari 973 warga yang rutin berkunjung ke pelayanan kesehatan 150 orang dan 51 orang (34%) mengalami hipertensi. Hasil pemeriksaan yang dilakukan peneliti pada tanggal 29- 31 Mei 2017 pada 46 orang terdapat 12 orang (28%) mengalami hipertensi.

Peningkatan tekanan darah (hipertensi) yang merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka 140 mmHg (bagian atas) dan 90 mmHg (bagian bawah) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) atau pun alat digital lainnya. Nilai normal tekanan darah seseorang secara umum adalah 120/80 mmHg. Faktor resiko untuk hipertensi primer adalah Riwayat keluarga, Usia yang bertambah lanjut, Sleep apnea, Ras (sering terjadi pada orang kulit hitam), Obesitas, kebiasaan merokok menyebabkan ganguan pada jantung, asupan natrium dalam jumlah besar, konsumsi alkohol berlebihan meningkatkan hormon katekolamin yang berbahaya bagi kesehatan, asupan lemak jenuh dalam jumlah besar, Gaya hidup banyak duduk (sedentari), Stress (Kowalak, 2011).

Hipertensi dapat dikendalikan dengan melakukan cek kesehatan secara berkala, menghindari paparan asap rokok, istirahat yang cukup, rajin berolahraga minimal 30 menit setiap harinya serta melakukan pengelolaan stres melalui pelayanan program Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (POSBINDU PTM). Upaya pengendalian diselenggarakan berdasarkan permasalahan Penyakit Tidak Menular (PTM) yang ada di masyarakat dan mencakup berbagai upaya promotif dan preventif serta pola rujukannya.

Metodologi

Desain yang digunakan pada penelitian adalah studi kasus. Partisipan dalam studi kasus ini adalah 2 keluarga dengan hipertensi di dusun Wonokerto desa Sumberwono kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto yaitu keluarga Ny. S dan keluarga Ny. G.

Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan pada klien dan keluarga. Observasi yang dilakukan menggunakan pemeriksaan fisik dengan metode persistem. Dokumentasi yaitu mencatat hasil wawancara dan observasi dengan klien, dengan menggunakan format asuhan keperawatan keluarga.

(4)

Hasil dan pembahasan

1. Pengkajian

Berdasarkan pengkajian pada tanggal 9 juni 2017 tekanan darah Ny.S 170/90 mmHg dan pada tanggal 18 Juni 2017 tekanan darah Ny. S 140/90 mmHg. Sedangkan Ny. G tekanan darah 170/100 mmHg dan pada tanggal 18 Juni 2017 tekanan darah Ny. G 170/90 mmhg. Menurut WHO batas tekanan darah yang dianggap normal adalah kurang dari 135/85 mmHg, tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi (Stocklager, 2007). Tekanan darah klien 1 dan klien 2 termasuk kategori hipertensi, sehingga klien di anjurkan untuk mengkonsumsi jus mentimun 200 ml perhari selama 3 hari. Setelah 3 hari mengkonsumsi jus mentimun tekanan darah klien 1 dan klien 2 mengalami penurunan, tetapi masih dalam kategori hipertensi. Hal ini karena kandungan air dalam mentimun mencapai 90% serta kalium. Kalium dapat menimbulkan efek vasodilatasi sehingga menyebabkan penurunan retensi parifer total dan meningkatkan output jantung.

Ny. G mengalami penurunan tekanan darah sistol 10 mmHg setelah diberikan terapi jus mentimun dan terapi musik. Terapi musik adalah metode penyembuhan dengan musik melalui energi yang dihasilkan dari musik itu sendiri (Natalina,2013). Jenis musik yang seringkali menjadi acuan adalah musik klasik karena memiliki rentang nada yang luas dan tempo yang dinamis. Tidak hanya musik klasik, semua jenis musik sebenarnya dapat digunakan sebagai terapi musik seperti lagu-lagu relaksasi ataupun lagu popular. Namun yang perlu diperhatikan adalah memilih lagu dengan tempo sekitar 60 ketukan /menit yang bersifat rileks, karena apabila terlalu cepatstimulus yang masuk akan membuat kita mengikuti irama tersebut sehingga keadaan istirahat yang optimal tidak tercapai. Dengan mendengarkan musik, sistem limbic teraktivasi dan individu menjadi rileks sehingga tekanan darah menurun. Selain itu alunan musik dapat menstimulasi tubuh memproduksi molekul Nitrat Oksida (NO), molekul ini bekerja pada tonus pembuluh darah sehingga dapat mengurangi tekanan darah (Nurrahmani, 2012).

Terapi jus mentimun di berikan selama 3 hari dari 4 mentimun di parut di ambil sarinya sekitar 200 ml tanpa gula di minum saat sahur dan buka puasa. Terapi musik yang di berikan dengan mendengarkan surat Ar- Rahman selama 5 menit saat klien menjelang tidur malam selama 3 hari. Penurunan tekanan darah sistol 10 mmHg akan lebih maksimal dengan di ikuti dengan diit tepat dan keteraturan minum obat.

(5)

pada leher (Bararah, 2011). Keluhan klien 1 dan klien 2 merupakan gejala yang normal pada penderita hipertensi dan tidak menunjuk gejala komplikasi pada organ yang lain. kompres hangat dapat memberikan rasa hangat pada daerah tertentu, karena panas yang diberikan mampu mendilatasi pembuluh darah sehingga aliran darah dan suplai oksigen menjadi lancar dan meredakan ketegangan akibatnya nyeri dapat berkurang.

Pada klien 1 mengkonsumsi makanan yang tidak terlalu asin dan rutin minum amlodipin. Menurut Anie Kurniawan (2002) asupan garam (Natrium Chlorida) dapat meningkatkan tekanan darah, rata-rata penurunan asupan natrium +1,8 gram/hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4 mmHg dan diastolik 2 mmHg pada penderita hipertensi. Pola diit yang dilakukan klien 1 sudah sesuai diit pada klien hiprtensi, tetapi penuruan asupan kadar garam belum bisa di ukur sehingga tidak bisa mendeteksi pengaruh terhadap penurunan tekanan darah. Penurunan tekanan darah klien dapat dipengaruhi oleh kerutinan klien minum amlodipin. Pada klien 2 tidak melakukan tarak pada makanan tertentu yang bisa meningkatkan hipertensi. Diet rendah garam berfungsi untuk menghilangkan resistensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Garam yangdimaksud disini adalah garam natrium seperti NaCl (garam dapur), yang biasa terdapat pada soda kue, baking powder, natrium benzoat, dan vetsin (mono sodium glutamant/MSG). Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler tubuh yang berfungsi menjaga keseimbangan cairan dan asam basa tubuh, serta berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot dan umumnya asupan makanan sehari-hari megandung lebih banyak kadar natrium dari pada yang dibutuhkan oleh tubuh. Menurut WHO, kadar natrium yang sebaiknya dikonsumsi perharinya adalah 2400 mg yang setara dengan 6 gr garam dapur. Dianjurkan untuk selalu menggunakan garam beryodium dan penggunaan garam tidak lebih dari 1 sendok teh per hari. Meningkatkan pemasukan kalium (4,5 gram atau 120 – 175 mEq/hari) dapat memberikan efek penurunan tekanan darah yang ringan. Selain itu, pemberian kalium juga membantu untuk mengganti kehilangan kalium akibat dan rendah natrium. Pada umumnya dapat dipakai ukuran sedang (50 gram) dari apel (159 mg kalium), jeruk (250 mg kalium), tomat (366 mg kalium), pisang (451 mg kalium) kentang panggang (503 mg kalium) dan susu skim 1 gelas (406 mg kalium). Kecukupan kalsium penting untuk mencegah dan mengobati hipertensi: 2-3 gelas susu skim atau 40 mg/hari, 115 gram keju rendah natrium dapat memenuhi kebutuhan kalsium 250 mg/hari. Sedangkan kebutuhan kalsium perhari rata-rata 808 mg. Klien tidak melakukan diit untuk menurunkan hipertensi di karenakan klien menganggap itu penyakit yang lazim dialami oleh orang tua dan tidak pernah melakukan penanganan khusus untuk menanganinya. Sehingga implementasi yang di berikan melalui pendidikan kesehatan dan pemberian leaflet dan flyer tentang diit yang di larang pada penderita hiperensi.

(6)

dimiliki responden maka semakin baik pula tingkat pengetahuan tentang penyakit hipertensi, sehingga dengan dimilikinya pengetahuan yang tinggi tersebut dapat mengetahui pula pengertian dari hipertensi itu sendiri, mereka juga akan mengetahui tentang penyebab, tanda dan gejala, penanganan, perawatan dan pengobatan hipertensi. Pengetahuan juga diperoleh melalui informasi yaitu kenyataan melihat dan mendengar sendiri serta melalui komunikasi seperti mendengarkan penyuluhan atau radio, membaca surat kabar/majalah, melihat televisi. (Zakaria, 2013). Untuk meningkatkan pengetahuan tentang diit hipertensi di tingkatkan dengan cara memberikan pendidikan kesehatan. Semakin baik pengetahuan keluarga tentang diit hipertensi maka semakin berpengaruh baik perawaratan yang diberikan keluarga pada pasien hipertensi hal ini menyebabkan tekanan darah terkontrol.

Keluarga Ny. G memiliki pengetahuan kurang tentang tanda dan gejala hipertensi yang ditunjukkan dari hasil kuisioner pengetahuan tentang pengenalan keluarga tentang Tanda & gejala yang muncul saat tekanan darah klien meningkat masih kurang yaitu 44%. Menurut Notoatmodjo (2007) responden dengan tingkat pengetahuan yang baik memiliki tindakan pencegahan penyakit lebih baik dibandingkan dengan responden dengan tingkat pengetahuan yang kurang dan cukup. Hal ini dapat diartikan bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang karena dengan pengetahuan yang baik dapat menciptakan perilaku yang baik. Pengetahuan keluarga berpengaruh terhadap sikap keluarga kepada klien. Sikap negatif mendorong keluarga kurang memperhatikan kien. Selain itu juga mengurangi rasa empati, keperdulian, dan perhatian pada setiap keluhan klien. Pengetahuan keluarga yang baik akan memberikan sikap positif kepada klien. Sehingga keluarga akan memberikan perhatian yang lebih terhadap setiap keluhan klien.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan responden 1 kurangnya pengetahuan keluarga tentang diit tepat pada penderita hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi. Diagnosa keperawatan responden 2 kurangnya pengetahuan keluarga mengenai informasi tentang hipertensi berhubungan dengan ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah hipertensi.

Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan. Melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan, dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat (Setiawati, 2008).

(7)

berpengaruh terhadap pengetahuan keluarga dalam memberikan perawatan pada keluarga yang sakit.

Sedangkan responden 2 kurangnya pengetahuan keluarga mengenai informasi tentang hipertensi berhubungan dengan ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah hipertensi Pengetahuan keluarga berpengaruh terhadap sikap keluarga kepada klien. Sikap negatif mendorong keluarga kurang memperhatikan kien. Selain itu juga mengurangi rasa empati, keperdulian, dan perhatian pada setiap keluhan klien.

Dari kedua responden memiliki diagnosa keperawatan dan etiologi yang berbeda dari pemeriksaan 5 tugas kesehatan keluarga.

3. Intervensi

Intervensi yang dilakukan pada kedua responden sama dengan kriteria hasil berbeda yaitu: Pada responden 1 Setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga selama 2 minggu keluarga mengetahui tentang proses penyakit, keluarga dan klien mampu melakukan tindakan terapi jus meentimun, terapi relaksasi yang diajarkan (kompres hangat) dan keluarga memahami diit tepat pada hipertensi. Sedangkan responden 2 setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 keluarga mengetahui tanda dan gejala hipertensi, keluarga mampu melaksanakan terapi pemberian jus mentimun, dan terapi musik.

Salah satu tindakan non farmakologis untuk meghilangkan nyeri adalah kompres hangat. Kompres hangat bermanfaat untuk meningkatkan suhu kulit lokal, melancarkan sirkulasi darah dan menstimulasi pembuluh darah, mengurangi spasme otot dan meningkatkan ambang nyeri, serta memberikan ketenangan dan kenyamanan (Simkin, 2005).

Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah-masalah kesehatan, Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkuan menjadi sehat, Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada (Murwani, 2007).

Berdasarkan intervensi yang direncanakan dan teori terdapat kesesuaian yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit dan perawatan mandiri keluarga pada klien dengan hipertensi dirumah saat tekanan darah meningkat.

4. Implementasi

(8)

Respon: klien dan keluarga kooperativ, menantu klien setiap hari membuat jus mentimun dari 4 mentimun ukuran besar di ambil sarinya menjadi1 gelas (200 ml), di berikan kepada klien pada saat sahur dan berbuka puasa.

Mentimun dapat di gunakan untuk menurunan tekanan darah karena kandungan air dalam mentimun mencapai 90% serta kalium. Kalium dapat menimbulkan efek vasodilatasi sehingga menyebabkan penurunan retensi parifer total dan meningkatkan output jantung. Kalium mempengaruhi aktivitas otot skelet maupun otot jantung ( brunner & suddart, 2001). Selain itu mentimun juga memiliki efek diuretik karena kandungan kalium yang tinggi yakni sekitar 98% kalium terdapat dalam tubuh dan 2% terdapat diluar tubuh sehingga membantu menurunkan tekanan darah. Kalium dengan konsentrasi yang tinggi didalam cairan intraseluler sehingga menarik cairan ekstra seluler dan menurunkan tekanan darah (zauhani, 2010).

Penelitian (widyastuti (2012) dalam Khotimah (2016)) tentang kompres hangat terhadap nyeri sendi diperoleh perubahan nyeri sendi dari tingkat berat ke skala sedang setelah dilakukan kompres hangat. Hal ini menjelaskan tentang kompres hangat memang merupakan salah satu implementasi yang tepat untuk diajarkan pada keluarga agar dapat menanggulangi rasa nyeri akibat hipertensi.

Implementasi pada keluarga Ny. S tanggal 18 Juni 2017 yang dilakukan dengan nyeri di tengkuk belakang. Mengajarkan cara memberikan kompres hangat. Respon yang muncul pada keluarga dan klien sudah melakukan kompres dan dengan menggunakan botol bekas sirup marjan di bungkus dengan handuk kecil setiap klien merasakan kaku pada tengkuk kepala belakang, dan klien merasakan adanya penurunan rasa nyeri/ kaku pada tengkuk kepala belakang.

Kompres hangat dapat memberikan rasa hangat pada daerah tertentu, karena panas yang diberikan mampu mendilatasi pembuluh darah sehingga aliran darah dan suplai oksigen menjadi lancar dan meredakan ketegangan akibatnya nyeri dapat berkurang Hasil evaluasi menunjukkan dari 3 responden ada kesesuaian pada responden 1 dan 2 yaitu penurunan skala nyeri (Khotimah, 2016).

Berdasarkan implementasi dan teori ditemukan kesesuaian yaitu mengajarkan tindakan mandiri kompres hangat, keluarga mampu melakukan kompres hangat dengan baik saat diajarkan. Keluarga mengerti tentang pendidikan kesehatan yang diberikan.

Implementasi pada Ny. G dan yang dilakukan dengan masalah kurangnya pengetahuan tentang masalah hipertensi tanggal 15 Juni 2017 antara lain menjelaskan tentang pengertian, tanda gejala dan komplikasi hipertensi, pengobatan dan batasan diet rendah garam dan mengurangi stres. Mengajarkan kepada klien dan keluarga cara membuat jus mentimun. Respon yang muncul pada klien dan keluarga kooperativ, klien setiap hari membuat jus mentimun dari 3 mentimun ukuran besar di ambil sarinya menjadi 1 gelas kecil (120 ml), di minum klien pada saat berbuka puasa.

(9)

menimbulkan efek vasodilatasi sehingga menyebabkan penurunan retensi parifer total dan meningkatkan output jantung. Kalium mempengaruhi aktivitas otot skelet maupun otot jantung (Brunner & Suddart, 2001). Berdasarkan penelitian Zauhani (2010), pengukuran tekanan darah pada klien hipertensi setelah mendapat terapi jus mentimun selama 3 harimenunjukkan penurunan sistol yang relatif kecil 2- 3 mmHg.

Tekanan darah Ny.S menunjukkan penurunan sistol 30 mmHg dan klien 2 menunjukkan penurunan sistol 10 mmHg setelah 3 hari mendapatkan terapi jus mentimun.

Implementasi pada keluarga Ny. G tanggal 18 Juni 2017 dengan masalah Ny.G selalu gelisah dan stres sehingga menyebabkan tekanan arah meningkat dan sulit tidur. Terapi yang di berikan umtuk mengurangi stres dengan terapi musik Surat Ar- Rahman yang di dengarkann Ny.G menjelang istirahat tidur.

Berdasarkan penelitian Yulianto(2015) pengukuran tekanan darah pada penderita hipertensi setelah diberikan terapi musik dari 12 responden mengalami penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik, didapatkan sebagian besar mengalami hipertensi ringan sebanyak 10 orang (83,3%) dan sebagian kecil hipertensi sedang sebanyak 2 orang (16,7%), karena dengan mendengarkan musik, sistem limbic teraktivasi dan individu menjadi rileks sehingga tekanan darah menurun.

Pengukuran tekanan darah pada Ny. G setelah diberikan terapi musik menjelang tidur malam menunjukkan penurunan pada sistol 10 mmHg dari 170/ 90 mmHg menjadi 160/ 90 mmHg dan klien tampak rileks. Respon yang muncul pada anak klien rutin memberikan terapi musik saat klien menjelang tidur malam, klien yang sebelumnya kurang memperhatikan kesehatanya saat ada anak yang dari Kalimantan, klien rajin berolahraga pagi.

5. Evaluasi

Responden 1 keluarga mengerti tentang pengertian, diit rendah garam, tanda gejala pada hipertensi,Ny. S rutin mengkonsumsi jus mentimun, dan istirahat cukup serta kompres hangat. Ny. S mengatakan sakit pada tengkuk berkurang. Keluarga sudah membatasi makanan tinggi garam, Ny. S mengatakan sakit pada tengkuk berkurang TD: 140/90 mmHg Ny. S tampak rileks.

Responden 2 keluarga mengerti tentang pengertian, diit rendah garam, aktifias olahraga, dan istirahat cukup mengkonsumsi jus mentimun, dan melakukan terapi musik. serta, Ny. G mengatakan sudah tidak mengalami gangguan pola tidur . Keluarga sudah melaksanakan beberapa yang telah diajarkan seperti tidak mengkonsumsi kopi dan ikan asin terlalu sering. TD: 170/90 mmHg Ny. G tampak rileks.

(10)

parifer total dan meningkatkan output jantung. Kalium mempengaruhi aktivitas otot skelet maupun otot jantung ( brunner & suddart, 2001). Selain itu mentimun juga memiliki efek diuretik karena kandungan kalium yang tinggi yakni sekitar 98% kalium terdapat dalam tubuh dan 2% terdapat diluar tubuh sehingga membantu menurunkan tekanan darah (zauhani, 2010).

Simpulan

1. Pengkajian

Dari data hasil pengkajian keluhan yang ditemukan pada kedua responden sama yaitu ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi .

2. Diagnosa

Diagnosa keperawatan responden 1 kurangnya pengetahuan keluarga tentang diit tepat pada penderita hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi. Diagnosa keperawatan responden 2 kurangnya pengetahuan keluarga mengenai informasi tentang hipertensi berhubungan dengan ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah hipertensi.

Perbedaan etiologi terjadi dipengaruhi oleh ketidakmampuan keluarga melaksanakan salah satu dari 5 tugas kesehatan keluarga

3. Intervensi

Pada kedua responden dilakukan intervensi yang sama. Yaitu menjelaskan tentang pengertian, tanda gejala dan komplikasi hipertensi, pengobatan dan batasan diet rendah garam, mengajarkan kepada keluarga dan klien cara membuat jus mentimun untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Pada klien 1 di ajarkan kompres hangat untuk mengurangi nyeri di tengkuk belakang, sedangkan pada klien 2 di ajarkan terapi musik dngan mendengarkan surat Ar-Rahman untuk mengurangi ketegangan dan stres.

4. Implementasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada keluarga Tn. S dan Tn. S yaitu selama 2 minggu sesuai dengan intervensi yang sudah dibuat.

5. Evaluasi

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa kedua keluarga telah memahami segala sesuatu yang telah diajarkan. Termasuk pada penurunan tekanan darah tinggi, penurunan nyeri dan penurunan stres.

Rekomendasi

(11)

Daftar Pustaka

Brunner & Suddart . (2013). Keperawatan Medikal Bedah, edisi 12. Jakarta: EGC. Dinkes Mojokerto. (2014).

Khotimah, K. (2016). Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Lansia Hipertensi Dengan Nyeri Kepala Akut Di Desa Pacing Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto.

Kowalak, W. M. (2011). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC. Mirza, Y. (2009). Jurnal Kedokteran Syiah Kuala.

Notoatmojo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Nurrahmani, U. (2012). Stop ! Hipertensi. Jakarta: Familia.

Setiawati, s. &. (2008). Asuhan keperawatan keluarga. Jakarta: Trans info medik. Simkin, P. (2005). Buku Saku Persalinan. Jakarta: EGC.

Sudoyono, A. W. (2006). Buku Ajar Penyakt Dalam. Jakarta: FKUI. World Health Organization (WHO). (2016).

Alamat corespondensi

Email :Fitansukma@gmail.com

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT maha pengasih bagi penyayang, yang telah memberikan nikmat tidak terhingga, kemudahan dan kelancaran

Dengan kata lain perusahaan dengan Growth Opportunity dalam hal ini dilihat dari sisi pertumbuhan penjualan yang baik selalu tidak selalu ditandai dengan peningkatan laba

Apakah tekanan (pressure) yang terdiri dari financial target, financial stability, external pressure dan institutional ownership berpengaruh terhadap

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pengendalian Internal, Audit Internal, dan

Dampak dari adanya pihak yang melakukan penyalahgunaan keadaan ini dapat menghilangkan salah satu syarat penting pada Aqidain yaitu adanya kerelaan antara kedua belah

Proses Perancangan adalah suatu proses aktifitas / kegiatan yang akan dilakukan oleh para ahli desain produk industri dari hasil studi, kemudian dituangkan dalam bentuk inovasi

Üniversite sınav ânından daha önemlidir, çünkü bu Hayatın Seçme Sınavı'dır (HSS). Üniversite sınavını hayatta bir gün yaşarsınız, HSS'yi ise her gün

Dapat disimpulkan bahwa anak yang kontak dengan binatang peliharaan akan meningkatkan risiko kejadian asma bronkial sebesar 2,33 kali lebih besar dibandingkan dengan usia yang