SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
Generator
Transformator
Transmisi
Gardu Induk
DEFINISI
–
DEFINISI :
1.
Proteksi sitem tenaga listrik adalah suatu proses
menjadikan Pembangkitan, Transmisi, Distribusi,
dan Pemanfaatan (konsumsi) enegi listrik se-aman
mungkin dari efek-efek kegagalan dan kejadian
yang menempatkan sistem tenaga pada risiko.
2.
terhadap peralatan-peralatan listrik, yang
terpasang pada sistem tenaga listrik tersebut. ???
Misalnya Generator, Transformator, Jaringan
Transmisi/distribusi dan lain-lain
terhadap kondisi abnormal dari sistem itu sendiri.
Yang di maksud dengan kondisi abnormal tersebut
antara lain dapat berupa :
a. Hubung singkat
b. Tegangan lebih/kurang
c. Beban lebih
Tujuan proteksi dan koordinasi sistem listrik
menurut ANSI/IEEE Std 242 1986/2001
Prinsip Utama :
Tujuan dari proteksi dan koordinasi sistem listrik
adalah :
Mencegah kecelakaan pada manusia
Meminimalisasi kerusakan pada peralatan
Relay proteksi pengaman sistem tenaga listrik antara
lain :
Penggunaan Relay dalam melayani pengamanan
system terutama terhadap kondisi abnormal yang
terjadi diantaranya
A. Pengamanan terhadap sambaran petir
- Kawat tanah
- Arrester
B. Pengamanan terhadap arus/teganggan lebih
- Relay
Tujuan dari sistem proteksi secara luas adalah
1. Mengidentifikasi gangguan, memisahkan bagian instalasi
yang terganggu dari bagian lain yang masih normal dan
sekaligus mengamankan instalasi dari kerusakan atau
kerugian yang lebih besar, serta memberikan informasi /
tanda bahwa telah terjadi gangguan, yang pada umumnya
diikuti dengan membukanya PMT.
2. Pemutus Tenaga ( PMT ) untuk memisahkan /
menghubungkan satu bagian instalasi dengan bagian
instalasi lain, baik instalasi dalam keadaan normal maupun
dalam keadaan terganggu. Batas dari bagian-bagian
1) Peka/sensitive
Relay harus dapat bekerja dengan kepekaan yang tinggi,artinya harus cukup sensitive terhadap gangguan di daerahnya meskipun gangguan tersebut
minimum,selanjutnya memberikan jawaban / response. 2) Andal/reliability
Keandalan relay dihitung dengan jumlah relay bekerja/mengamankan daerahnya terhadap jumlah gangguan yang terjadi.Keandalan relay dikatakan cukup baik bila mempunyai harga : 90-99%..Misalnya,dalam sutu tahun terjadi gangguan
sebanyak 25 x dan relay misal dapat bekerja dengan sempurna sebanyak 23 x ,maka keandalan relay
23 / 25 x 100 % = 92 % Keandalan dapat dibagi 2 :
Dependability : relay harus dapat diandalkan setiap saat
Security : tidak boleh salah kerja /tidak boleh bekerja yang bukan seharusnya bekerja.
3) Sederhana / simplicity
Makin sederhana sistem relay semakin baik,mengingat setiap peralatan /
komponen relay memungkinkan mengalami kerusakan.Jadi sederhana maksudnya kemungkinan terjadinya kerusakan kecil.
4) Murah / economy
Hal
–
hal yang menyebabkan
CB gagal
•
Kerusakan Relay/Relay
•
tidak bekerja
* Kerusakan pada VT
Relay adalah
Sebuah alat yang bertugas
menerima/mendeteksi besaran tertentu untuk kemudian
mengeluarkan perintah sebagai tanggapan (respons) atas
besaran yang dideteksinya.
Berdasarkan cara mendeteksi besaran:
a) Relay Primer; besaran yang dideteksi misalnya arus,
dideteksi secara langsung.
b) Relay Sekunder; besaran yang dideteksi, melalui alat-alat
bantu misalnya trafo arus/trafo tegangan
13
Klasifikasi Relay
Dari beberapa macam relay yang ada,dapatlah kita membedakannya menurut klasifikasinya sebagai berikut :
1. Berdasarkan prinsip kerjanya :
§ Relay Elektromagnetis.tarikan dan induksi § Relay Termis
§ Relay Elektronis
2. Berdasarkan konstruksinya § Tipe angker tarikan
3. Berdasarkan basaran yang diukur § Relay tegangan
§ Relay arus
§ Relay impedansi
3. Jenis-jenis Relay
Relay Arus Lebih
Merupakan rele Pengaman yang
bekerja karena adanya besaran arus
dan terpasang pada Jaringan Tegangan
tinggi, Tegangan menengah juga pada
pengaman Transformator tenaga. Rele
ini berfungsi untuk mengamankan
Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTT)
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran
Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) adalah
sarana instalasi tenaga listrik diatas tanah untuk
menyalurkan tenaga listrik dari Pusat Pembangkit
ke Gardu Induk (GI) atau dari GI ke GI lainnya
(antar GI).
SUTT/SUTET terdiri dari kawat/konduktor yang
Perlengkapan Gardu Induk
Busbar/Rel, Gardu Induk dengan
single busbar, Gardu Induk dengan
Doble busbar , Gardu Induk dengan
satu setengah / one half busbar,
Arrester, Transformator Instrumen,
Transformator Tegangan,
PMS & PMT
PMS terdiri dari Pemisah Engsel, Pemisah
Putar, Pemisah Siku, Pemisah Luncur
PMT terdiri : PMT dengan Media pemutus
menggunakan udara, PMT dengan Hampa
Udara, PMT dengan Media pemutus
Peralatan Pengaman
Terdiri dari : Lightning Arester ,
Aplikasi PLC, Komunikasi Suara,
Penggunaan Kanal
Suara,Teleproteksi Protection
Karena
peranannya
yang
sangat
Instalasi Listrik
Instalasi Listrik pada Transmisi Listrik
Secara umum, Transmisi listrik menyalurkan tenaga listrik arus bolak-balik tiga fasa melalui Tower .
Tegangan generator paling tinggi yang dapat dibangkitkan oleh pembangkit listrik adalah 23 kV.
Pada saat ini, dalam tingkat riset sedang dikembangkan generator yang dapat membangkitkan tegangan listrik sampai 150 kV.
Pusat pembangkit listrik yang sudah beroperasi secara komersial secara umum ditunjukkan pada Gambar.
Tegangan listrik yang dihasilkan oleh generator sinkron dinaikkan dengan menggunakan transformator listrik sebelum dihubungkan pada rel (busbar) melalui pemutus tenaga (PMT).
Semua generator listrik yang menghasilkan energi listrik dihubungkan pada rel (busbar).
Begitu pula semua saluran keluar dari pusat listrik dihubungkan dengan rel pusat listrik.
Selain itu juga ada saluran (feeder) yang digunakan menyediakan tenaga listrik untuk keperluan pusat pembangkit sendiri yang digunakan untuk sumber tenaga listrik pada instalasi penerangan, mengoperasikan motor-motor listrik (motor listrik sebagai penggerak pompa air pendingin, motor listrik sebagai penggerak pendingin udara, motor listrik sebagai penggerak peralatan pengangkat, keperluan kelengkapan kontrol, dan lain-lain).
Pada pusat pembangkit listrik juga memiliki instalasi listrik dengan sumber tegangan listrik arus searah.
Sumber listrik arus searah pada pusat pembangkit tenaga listrik digunakan untuk menggerakkan peralatan mekanik pada pemutus tenaga (PMT) dan untuk lampu penerangan darurat.
Proteksi
Proteksi sitem tenaga listrik adalah suatu proses menjadikan Pembangkitan, Transmisi, Distribusi, dan Pemanfaatan
(konsumsi) enegi listrik seaman mungkin dari efek-efek kegagalan dan kejadian yang menempatkan sistem tenaga pada risiko.
Tidak mungkin kita menjadikan sistem tenaga listrik 100% aman (safe) atau 100% dapat diandalkan (reliable), karena biayanya akan sangat mahal.
Alat Proteksi Generator
Gangguan pada generator antara lain dapat disebabkan
oleh:
a. Hubung singkat (short-circuit) pada lilitan stator.
b. Beban lebih (overload).
c. Panas lebih (overheating) pada lilitan dan bearing.
d. Tegangan lebih (overvoltage) dan kecepatan lebih.
e. Kehilangan medan penguat (loss of field).
F. Arus tidak seimbang (unbalance current) pada stator.
g.RELAY Daya balik (motoring).
Empat faktor PENTING :
a.
Memilih jenis rele yang sesuai dengan jenis
gangguan yang mungkin timbul.
b. Mengkoordinasi penyetelan rele yang satu
dengan yang lainnya.
c. Mempertimbangkan segi produksi,
pemeliharaan generator dan pemeliharaan
peralatan pengamannya.
Pengaman generator secara garis besarnya terdiri dari :
a. Pengamanan terhadap gangguan di luar generator, yaitu
gangguan dalam system yang dihubungkan dengan
generator.
b.Pengamanan terhadap ganguan yang terjadi didalam
generator
A. Pengamanan Terhadap Gangguan Luar
Maka pengamanan generator terhadap gangguan luar generator yang utama adalah relay arus lebih.
PROTEKSI ARUS LEBIH - OCR
adalah perlindungan sistem dan
peralatan dari arus yang melebihi arus
nominalnya. Sedangkan tujuan
proteksi itu sendiri adalah untuk
mendiskriminasi bagian sistem atau
peralatan akibat gangguan yang
KORDINASI RELAY ARUS LEBIH
PMT.1
PMT.2
PMT.3
PMT.4
BUS 1
Besaran Pada Rele
-Arus Pick –Up (I
p)
harga arus minimum yang mengalir pada rele beroperasi, disebut juga arus operasi
-Arus drop out (I
d)
harga maksimum dan arus yang mengalir pada rele yg menyebabkan rele tidak beroperasi
-Reset ratio (K
d)
perbandingan antara arus drop out dan arus pick-up
Kd =
p I
d I
Harga Kd untuk beberapa jenis rele :
Rele elektromagnetik : 0,8 – 0,95 Rele induksi mendekati : 1,0
Rele statik : 0,9 - 1,0
Karakteristik
Rele Arus Lebih
Kurva rele pengaman digolongkan dalam beberapa karakteristik
•
Arus lebih seketika (instantaneous)
•
Arus lebih waktu tertentu (definite time)
•
Arus lebih dengan waktu terbalik (inverse time)
•
Kombinasi karakteristik waktu seketika dengan waktu tertentu
Karakteristik Arus Lebih Seketika
Karakteristik Arus Lebih Waktu tertentu
Persamaan Kurva Rele
Berdasar Standart IEC 255-3 dan BS 142
Karakteristik waktu arus terbalik disebut juga Inverse Definite Minimum Time (IDMT) dinyatakan dengan persamaan :
PROSEDUR KARAKTERISTIK
IDMT
Dilakukan atas dua stelan :
•
Pertama : Menghitung arus gangguan
maksimum pada masing masing titik
rele
gangguan 3 fasa
•
Menghitung Arus gangguan minimum
Prinsip dasar relay koordinasi terbagi dua, yaitu :
1
. Diskriminasi Waktu
–
Time Grading
Metoda ini bekerja berdasarkan waktu setting,
sehingga relay akan bekerja jika waktu setting
terpenuhi. Dibawah ini sistem distribusi radial
2. Diskriminasi Arus
Metoda ini bekerja
berdasarkan arus, hal ini
disebabkan karena besarnya
arus disetiap posisi/bagian
bervariasi.
Dengan metoda ini, semakin
besar arus gangguan yang
terjadi maka time trip nya pun
akan semakin pendek.
Dibawah ini merupakan kurva
karakterisrik diskriminasi
Studi Praktis 1
•
Prosedur Kordinasi dgn menggunakan
relay dengan karakteristik IDMT
dilakukan atas dua setelan yaitu
1. Setelan Arus Kerja dan
2. Setelan Waktu Kerja
•
Sesuai karakteristiknya waktu kerja
relay IDMT mengikuti waktu kerja
Inverse secara proporsional sesuai
level gangguan
•
Dua elemen setelan reley jenis Invers
TMS
PMS
Adalah perbandingan antara arus primer
denngan setelan arus primer, atau sama dengan
perbandingan antara arus primer dengan
contoh
•
Bila arus maksimum yg bisa terjadi pada lokasi
rele misalnya 3000 Amper, sedang rele disetel
kerja hanya 50 % dan rasio Trafo = 400/5
Jika di setel hanya 200 % pada rasio trafo arus yg
sama ,maka
Grafik 1 : Karakteristik umum Waktu – Arus dari Rele Standard IDMT
Pembahasan
Prosedur Kordinasi Grading arus dan waktu pada jaringan distribusi Radial : Prosedur Grading dimulai dari rele D: (paling ujung)
• Nilai TMS harus di setel pada kurva terendah , misal diambil TMS 0.1 lihat grafik no 1 karakteristik umum waktu – arus dari relay standard IDMT
• Jika arus beban pada gardu tdk lebih dari 100 Amper, kemudian setelan arus rele 50 % dari arus nominalnya, sehinggah nilai nya : 5 x 0.5=2.5 A pd Rasio trafo arus : 200/5 = 40
• Maka Nilai PMS adalah : 2000/(0.5x5x40) = 20. lihat grafik 2 kurva Standard IEC 60255-4 ttg batas akurasi rele arus lebih IDMT.
Pada nilai PMS = 20 diperoleh waktu kerja yg diperoleh dari karakteristik rele (Tm) adalah = 2.2 detik
Grading Rele C :
• Harus di setel pada grading waktu standard yaitu 0.5 detik lebih lambat dari setelan waktu rele D sehingga setelan waktu aktual rele C pada harga arus 2000 A adalah 0.5 +0.22 = 0.72 detik.
jadi nilai T = 0.72 detik
• Jika setelan arus pada rele c dibuat lebih tinggi adalah 100 % maka pada arus 2000 A nilai plug PMS menjadi 2000/(1.0x5x60)= 6.66 detik dari kurva standar IDMT diperoleh waktu kerja
karakteristik (Tm)= 3.5 detik.
• Jadi Nilai TMS adalah : 0.72/3.5 = 0.21
• Kemudian Pada Gangguan deket C yg memberikan arus 3000 Amper dgn setelan 100 % maka setelan arus PMS menjadi :
3000//(1.0x5x60) =10 dari kurva standar IDMT diperoleh waktu kerja karakteristik (Tm)= 3.0 detik.
fuse Cb 50/51
Damage curve trafo
Damage curve
Motor stall time
B. Pengaman thd Gangguan Dalam Generator
Gangguan dalam generator secara garis besar ada 5 macam
yaitu:
a. Hubungan singkat antara fasa
b. Hubungan singkat fase ke tanah
c. Suhu tinggi
d. Penguat hilang
Selain “ELCB (GFCI)” dan “Oveload Heater” pada Motor Control,
Alat Proteksi Utama pemutus
Listrik adalah :
1.Circuit Breaker
& (atau)
1. Circuit Breaker (CB)
a). MCB (Miniatur Circuit Breaker) : bisa trip sendiri
b). MCCB (Molded Case Circuit Breaker) : bisa trip sendiri
c). ACB (Air Circuit Breaker) : ada yang bisa trip sendiri, ada yang dilengkapi Protective Relays
d). OCB (Oil Circuit Breaker) : dilengkapi Protective Relays
e). VCB (Vacuum Circuit Breaker) : dilengkapi Protective Relays
f). SF6CB (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker) : dilengkapi
a).MCB (Miniatur Circuit Breaker)
MCB berfungsi mengamankan arus hubung singkat (short circuit) dan pembatas daya (overload) , kerjanya berdasarkan dua kendali.
Kendali panas terbuat dari elemen dwilogam yang akan bekerja jika daya beban melebihi batas dan kendali elektromagnetik untuk arus hubung singkat akan bekerja jika arus yang mengalir
Berdasarkan penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat digolongkan menjadi 5 jenis yaitu :
1. Tipe Z (rating dan breaking capacity kecil) :
Digunakan untuk pengaman rangkaian semikonduktor dan trafo-trafo yang sensitif terhadap tegangan.
2. Tipe K (rating dan breaking capacity kecil) :
Digunakan untuk mengamankan alat-alat rumah tangga.
Tunjukkan dan jelaskan
b). MCCB (Molded Case Circuit Breaker)
MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang dalam proses operasinya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai alat untuk penghubung.
Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu pengaman ini, mempunyai kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan.
Keterangan : 1. Bodi dan tutup 2. Peredam busur api 3. Blok sambungan
c). ACB (Air Circuit Breaker)
ACB (Air Circuit Breaker) merupakan jenis circuit breaker dengan sarana pemadam busur api berupa udara. ACB dapat digunakan pada tegangan rendah dan tegangan menengah. Udara pada tekanan ruang atmosfer digunakan sebagai peredam busur api yang timbul akibat proses switching maupun gangguan.
Pengoperasian pada bagian mekanik ACB dapat dilakukan dengan bantuan solenoid motor ataupun pneumatik.
LV-ACB:
Voltage = 250V dan 660V Current Rating = 800A-6300A Interrupting Rating = 45kA-170kA
MV-ACB:
d). OCB (Oil Circuit Breaker)
Oil Circuit Breaker adalah jenis CB yang menggunakan minyak sebagai sarana pemadam busur api yang timbul saat terjadi gangguan.
Bila terjadi busur api dalam minyak, maka minyak yang dekat busur api akan berubah menjadi uap minyak dan busur api akan dikelilingi oleh gelembung-gelembung uap minyak dan gas.
e). VCB (Vacuum Circuit Breaker)
Vacuum circuit breaker memiliki ruang hampa udara untuk memadamkan busur api, pada saat circuit breaker terbuka (open), sehingga dapat mengisolir hubungan setelah bunga api terjadi, akibat gangguan atau sengaja dilepas.
f). SF6 CB
(Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker)
SF6 CB adalah pemutus rangkaian yang menggunakan gas SF6 sebagai sarana pemadam busur api.
Gas SF6 merupakan gas berat yang mempunyai sifat dielektrik dan sifat memadamkan busur api yang baik sekali.
Prinsip pemadaman busur apinya adalah Gas SF6 ditiupkan sepanjang busur api, gas ini akan mengambil panas dari busur api tersebut dan akhirnya padam.
Rating
2.Fuse
Patron leburnya akan lebur jika ada arus yang besarnya jauh melampaui arus nominal pengaman tersebut , sehingga patron lebur/sekring tersebut putus dan tidak bisa digunakan lagi.
A fuse may be defined as a device that protects a circuit by fusing open its current-responsive element when an overcurrent or short-circuit current passes through it.
[Fuse bisa didefinisikan sebagai alat yang memproteksi circuit dengan cara membuka elemen respon arusnya, ketika arus lebih atau arus hubung singkat melewatinya].
Circuit Breakers as Fuses as