Judul: Tumbuhan
I. KAJIAN PUSTAKA
A. Tumbuhan
Tubuh tumbuhan tersusun atas banyak sel. Sel-sel pada tempat tertentu
membentuk jaringan. Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai asal, struktur, dan fungsi sama, terikat oleh bahan antarsel serta membentuk satu kesatuan. B. Jenis Tumbuhan
Berdasarkan ciri-cirinya, tumbuhan dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1. Thallophyta
Thallophyta merupakan kelompok tumbuhan yang belum memiliki akar, batang, dan daun yang nyata, disebut juga sebagai tumbuhan tingkat rendah. Contoh Thallophyta misalnya lumut (Bryophyta), dan ganggang atau alga. Tumbuhan tingkat
rendah ini sudah mampu untuk membuat makanannya sendiri. 2. Kormophyta
Kormophyta merupakan kelompok tumbuhan yang sudah dapat dibedakan akar, batang, dan daunnya, disebut juga sebagai tumbuhan tingkat tinggi. Contohnya padi, mangga dan tumbuhan jenis paku. Kormophyta dibedakan menjadi tumbuhan
paku dan tumbuhan berbiji.
Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) merupakan tumbuhan yang paling maju,
adalah menghasilkan biji sebagai alat reproduksi generatif. Ciri inilah yang tidak di tertutup, di dalam daun buah yang disebut kerpela. Tumbuhan yang tergolong dalam Gymnospermae biasanya berupa pohon, menunjukkan adanya pertumbuhan menebal sekunder karena adanya kambium”. (Subardi, 2009: 107)
Angiospermae dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Dikotil
Tumbuhan dikotil memiliki ciri-ciri seperti:
a) Akar tunggang.
b) Batang bercabang, semakin ke ujung semakin kecil, dan ruas batang tidak begitu tampak.
c) Daun ada yang tunggal, ada yang majemuk, dan tidak berpelepah. Tulang daun menyirip atau menjari, serta duduk daun tersebar atau berkarang.
e) Biji berkeping dua. 2) Monokotil
Tumbuhan dikotil memiliki ciri-ciri seperti: a) Akar serabut.
b) Batang lurus tidak bercabang, dari ujun sampai ke pangkal besarnya hampir sama, ruas batang tampak jelas.
c) Daun tunggal dan berpelepah. Tulang daun sejajar, serta duduk daun berseling
atau berupa roset.
d) Bungaya merupakan kelipatan 3.
e) Biji berkeping satu C. Jaringan Tumbuhan
Pada dasarnya jaringan pada tumbuhan ada dua macam, yaitu:
1. Jaringan Meristem (Embrional)
“Meristem merupakan istilah dari kata Yunani, meristes, yang berarti terbelah. Jaringan meristem tersusun oleh sel-sel muda sehingga selalu membelah dan belum terdeferensiasi, berbeda dengan jaringan dewasa yang sudah tidak membelah, tetapi telah terdeferensiasi sehingga membentuk berbagai jaringan yang lebih kompleks”. (Pratiwi, 2007: 41)
Sel-sel jaringan meristem biasanya berdinding tipis, vakuola banyak dan
ukurannya kecil, mengandung banyak protoplasma, plastida belum matang, dan inti besar. Bentuk sel penyusun jaringan meristem umumnya sama ke segela arah.
Berdasarkan letaknya, jaringan meristem dibedakan menjadi:
b. Meristem interkalar atau meristem antara, terdapat di antara jaringan dewasa, misalnya di pangkal ruas batang.
c. Meristem apikal atau meristem ujung, terdapat di ujung batang dan ujung akar. Sedangkan, berdasarkan asal terbentuknya, jaringan meristem dibedakan
menjadi:
a. Meristem Primer
Meristem primer adalah jaringan muda yang berasal dari sel-sel embrional.
Meristem perimer merupakan kelanjutan dari kegiatan embrio atau lembaga yang terdapat pada kuncup ujung batang dan ujung akar. Hal inilah yang memungkinkan
akar dan batang bertambah panjang sehingga tumbuhan dapat bertambah tinggi. b. Meristem Sekunder
Meristem sekunder terbentuk dari jaringan dewasa yang telah terhenti
pertumbuhannya, tetapi menjadi embrional kembali. Kambium gabus pada batang Dicotyledoneae dan Gymnospermae terbentuk dari sel-sel korteks di bawah
epidermis, bagian ini merupakan salah satu contoh meristem sekunder. “Sel-sel kambium tumbuh dan membelah sepanjang hidup tumbuhan, sehingga batang tumbuhan tumbuh menjadi lebih besar. Jaringan kambium yang terletak di antara xilem dan floem di sebut meristem sekunder”. (Purnomo, 2009: 44)
Pertumbuhan sel kambium ke arah dalam akan membentuk xilem
2. Jaringan Dewasa (Permanen)
Jaringan dewasa merupakan jaringan yang sel-selnya sudah tidak membelah,
tetapi telah mengalami diferensiasi dan spesialisasi fungsi dari sel-sel hasil pembelahan meristem. Diferensiasi ini merupakan proses perubahan jaringan
meristem menjadi jaringan-jaringan lain yang lebih kompleks. Jaringan dewasa meliputi jaringan pelindung (epidermis dan jaringan gabus), jaringan dasar (parenkim), jaringan penguat (kolenkim dan sklerenkim), dan jaringan pengangkut
(xilem dan floem). a. Jaringan Pelindung
Tubuh tumbuhan memerlukan perlindungan dari semua pengaruh luar yang merugikan pertumbuhannya, misalnya kekurangan air, kerusakan mekanis, kehilangan zat-zat makanan, serta perlindungan terhadap serangan penyakit dan
hama. Jaringan pelindung pada tumbuhan berupa jaringan epidermis dan jaringan gabus.
b. Jaringan Dasar (Parenkim)
Jaringan parenkim atau jaringan dasar merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup dengan struktur morfologi serta fisiologi yang bervariasi
dan masih melakukan segala kegiatan proses fisiologi. Pada parenkim terdapat pada akar, batang, daun, dan melingkupi jaringan lainnya, misalnya pada xilem dan floem.
c. Jaringan Penguat
serta mengandung lignin dan zat-zat lainnya. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan mekanik dibagi atas kolenkim dan sklerenkim.
d. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut berfungsi untuk mengangkut zat-zat mineral (unsur hara
dan air) yang diserap oleh akar dari tanah. Selain itu, jaringan pengangkut juga sebagai pengangkut zat-zat makanan hasil fotosintesis untuk disalurkan ke bagian-bagian lain. Jaringan ini dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Jaringan floem, berfungsi mengangkut dan mengedarkan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
2) Jaringan xilem, berfungsi mengangkut air dan zat-zat mineral (hara) dari akar ke daun serta sebagai jaringan penguat.
D. Organ pada Tumbuhan
Organ adalah kumpulan beberapa jaringan yang secara bersama-sama melakukan fungsi khusus. Organ pokok tumbuhan terdiri atas akar, batang, dan daun.
1. Akar
Fungsi akar secara umum sebagai tempat melekatnya tumbuhan pada media (tanah) karena akar memiliki kemampuan menerobos lapisan-lapisan tanah,
menyerap garam mineral dan air melalui bulu-bulu akar, sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan (pada beberapa tanaman), dan sebagai alat
Secara umum jaringan penyusun akar tumbuhan sebagai berikut:
a. Epidermis, terdiri dari satu lapis sel yang tersusun rapat, dinding selnya tipis
sehingga mudah ditembus air. Epidermis berfungsi memperluas bidang penyerapan.
b. Korteks, terdiri dari banyak sel yang tersusun berlapis-lapis, dinding selnya tipis dan mempunyai banyak ruang antarsel untuk pertukaran gas.
c. Endodermis, terletak di sebelah dalam korteks, berupa satu sel yang tersusun
rapat tanpa ruang antarsel. Endodermis merupakan pemisah antara korteks dengan stele.
d. Stele (silinder pusat), terletak di sebelah dalam endodermis berkas pengangkutan terdapat di antara stele.
2. Batang
Secara umum, batang mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai tempat pengangkutan air dan unsur hara dari akar, memperluas tajuk tumbuhan untuk
efisiensi penangkapan cahaya matahari, tempat tumbuhnya organ-organ generatif, efisiensi penyerbukan dan membantu pemancaran benih, sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan (umbi dan rimpang).
Secara umum struktur jaringan penyusun batang tumbuhan terdiri atas tiga bagian yaitu:
kehilangan air yang terlalu besar. Pada tumbuhan kayu yang telah tua terdapat kambium gabus yang menggantikan fungsi jaringan primer.
b. Korteks, tersusun oleh beberapa lapis sel parenkim yang tidak teratur dan berdinding tipis, banyak ruang antarsel. Terdapat kolenkim dan sklerenkim yang
berfungsi sebagai penyokong dan pengangkut tubuh. Sel-sel korteks sebelah dalam yang mengandung amilium disebut sarung tepung.
c. Stele, lapisan terluar disebut perisikel. Di dalamnya terdapat sel parenkim dan
berkas pengangkut. 3. Daun
Secara umum fungsi daun yaitu, membuat makanan melalui proses fotosintesis, sebagai tempat pengeluaran air melalui transpirasi dan gutasi, menyerap CO2 dari
udara, serta respirasi.
Secara umum struktur jaringan penyusun daun terdiri atas:
a. Epidermis, berupa satu lapis sel yang dindingnya mangalami penebalan dari zat
kutin (kutikula) atau kadang dari lignin.
b. Mesofil (jaringan dasar), terdiri dari sel-sel parenkim yang tersusun renggang dan banyak ruang antarsel. Pada kebanyakan dikotil, mesofil terdeferensiasi
menjadi parenkim palisade dan parenkim spons.
c. Berkas pengangkut, terdapat pada tulang daun yang berfungsi sebagai alat
transpor dan sebagai penguat daun.
4. Bunga
“Bunga merupakan modifikasi suatu tunas (batang dan daun) yang bentuk, warna, dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan. Oleh karena itu, pada bunga ini dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan yang akhirnya dapat dihasilkan alat-alat perkembangbiakan”. (Sudjino, 2009: 60)
Bagian-bagian bunga terdiri dari steril dan fertil. Steril terdiri dari ibu tangkai bunga, tangkai bunga, dasar bunga, daun pelindung, daun tangkai, dan perhiasan
bunga. Perhiasan bunga terdiri dari daun kelopak dan daun mahkota. Sedangkan bagian bunga fertil terdiri dari mikrosporofil sebagai benang sari dan makrosporofil sebagai putik dengan daun buah sebagai penyusunnya.
Secara anatomi, daun mahkota dan daun kelopak mempunyai struktur yang sama yaitu terdapat sel-sel parenkimatis. Parenkim ini juga disebut mesofil, terletak
II. PELAKSANAAN PRATIKUM
A. Pratikum I: Mengamati Struktur Anatomi Akar 1. Alat
a. Silet/ cutter.
b. Mikroskop dan perlengkapannya.
c. Kaca objek dan kaca penutup. d. Pipet tetes.
2. Bahan
a. Akar tanaman. b. Air secukupnya.
3. Langkah Kerja
a. Menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan.
b. Menyayat akar tanaman setipis mungkin menggunakan silet atau cutter.
c. Menyimpan hasil sayatan di atas kaca objek kemudian ditutup dengan kaca penutup.
d. Meletakkan preparat buatan di atas meja mikroskop. e. Mengamati hasil sayatan di bawah mikroskop. f. Mengamati secara detail struktur anatomi akar.
B. Pratikum II: Jaringan Pengangkut pada Batang 1. Alat
a. Mikroskop. b. Gelas kimia.
c. Silet.
d. Kaca objek dan kaca penutup. e. Pipet tetes.
a. Menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan.
b. Menyiapkan mikroskop dan alat-alat serta bahan lainnya. Diusahakan mikroskop
terletak di tempat yang cukup cahaya dan permukaannya rata. c. Merendam tanaman ke dalam larutan eosin selama beberapa menit. d. Menyayat tumbuhan pacar air yang telah direndam dengan larutan eosin.
e. Menyimpan hasil sayatan di atas kaca objek kemudian ditutup dengan kaca penutup.
f. Mengamati hasil sayatan di bawah mikroskop.
C. Pratikum III: Mengamati Bentuk Daun 1. Alat
a. Mikroskop majemuk.
b. Kaca objek dan kaca penutup.
c. Silet. d. Pipet tetes. 2. Bahan a. Daun kacang. b. Daun jagung.
3. Langkah Kerja
a. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Mengambil daun kacang kemudian membuat irisan melintang dengan
menggunakan silet.
c. Mengamati jaringan yang terdapat pada daun tersebut.
d. Melakukan kegiatan sebelumnya dengan menggunakan daun jagung.
D. Pratikum IV: Mengamati Bagian-bagian Bunga 1. Alat
Lup. 2. Bahan
a. Bunga kembang sepatu. b. Bunga terkini.
c. Bunga kembang kertas.
3. Langkah Kerja
a. Menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan.
b. Mengamati kelengkapan yang dimiliki oleh masing-masing bunga tersebut. c. Membuat tabel hasil pengamatan sesuai kreativitas dan mengisi tabel tersebut
sesuai dengan hasil pengamatan yang telah dilakukan.
E. Pratikum V: Mengamati Biji dan Buah 1. Alat
Pisau, cutter, atau silet. 2. Bahan
a. Buah mangga. b. Buah rambutan. c. Buah semangka.
d. Buah salak. e. Buah langsat.
3. Langkah Kerja
a. Menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan.
b. Membelah buah-buahan tersebut dan mengamati keadaan kepingan pada bijinya.
c. Membuat tabel hasil pengamatan sesuai dengan kreativitas dan mengisi tabel tersebut sesuai dengan hasil pengamatan.
III. HASIL PENGAMATAN PRATIKUM
IV. ANALISIS HASIL PENGAMATAN PRATIKUM
A. Analisis Hasil Pengamatan Pratikum I: Mengamati Struktur Anatomi Akar Pengamat pertama-tama menyediakan alat berupa silet atau cutter, mikroskop
dan perlengkapannya, kaca objek dan kaca penutup, serta pipet tetes. Bahan berupa akar tanaman dan air secukupnya. Selanjutnya, pengamat menyayat akar tanaman
setipis mungkin menggunakan silet, kemudian menyimpan hasil sayatan di atas kaca objek dan menetesi air secukupnya. Pengamat selanjutnya menutup kaca objek menggunakan kaca penutup dan meletakkan kaca objek di atas meja mikroskop.
Pengamat kemudian mengamati hasil sayatan menggunakan mikroskop. Setelah mendapatkan hasil perbesaran objek melalui lensa objektif, pengamat kemudian
mengamati secara detail struktur anatomi akar dan menggambar hasil pengamatan lengkap dengan keterangan dan bagian-bagiannya. Pengamat selanjutnya membuat kesimpulan pengamatan yang telah dilakukan.
Hasil yang diperoleh adalah struktur terluar dari akar disebut epidermis, di sebelah dalam epidermis terdapat korteks, dan endodermis yang terletak di sebelah
dalam korteks merupakan pemisah antara korteks dengan stele. Stele (silinder pusat), terletak di sebelah dalam endodermis, berkas pengangkutan xilem dan floem terdapat di antara stele.
Berdasarkan pengamatan di atas diketahui bahwa penampang melintang dari akar terdiri dari epidermis, korteks, endodermis, silinder pusat, xilem dan floem yang
B. Analisis Hasil Pengamatan Pratikum II: Jaringan Pengangkut pada Batang Pengamat pertama-tama menyiapkan alat berupa mikroskop, gelas kimia, silet,
kaca objek dan kaca penutup, serta pipet tetes. Bahan berupa tumbuhan pacar air, eosin, dan akuades. Selanjutnya, pengamat menyiapkan mikroskop dengan
meletakkannya di tempat yang mimiliki cukup cahaya dan permukaannya rata. Pengamat kemudian merendam tanaman pacar air ke dalam larutan eosin kira-kira 3 menit. Setelah tiga menit, pengamat kemudian menyayat batang tumbuhan pacar air
yang telah direndam larutan eosin setipis mungkin. Selanjutnya, pengamat meletakkan hasil sayatan batang tumbuhan pacar air di atas kaca objek dan
menutupnya menggunakan kaca penutup dan mengamati hasil sayatan tersebut menggunakan mikroskop. Pengamat kemudian menggambarkan hasil pengamatan yang dilakukan dan menunjukkan bagian pengangkut dari batang tumbuhan pacar
air. Pengamat selanjutnya membuat kesimpulan hasil pengamatan.
Hasil yang diperoleh adalah batang tumbuhan pacar air memiliki berkas
pengangkut xilem dan floem yang tersebar di seluruh batangnya.
Berdasarkan pengamatan di atas diketahui bahwa tumbuhan pacar air merupakan tumbuhan monokotil di mana berkas pengangkut xilem dan floemnya
C. Analisis Hasil Pengamatan Pratikum III: Mengamati Bentuk Daun
Pengamat pertama-tama menyiapkan alat berupa mikroskop majemuk, silet,
kaca objek dan kaca penutup, serta pipet tetes. Bahan berupa daun kacang dan daun jagung. Selanjutnya, pengamat mengambil daun kacang dan mengirisnya secara
melintang dengan menggunakan silet. Pengamat kemudian meletakkan hasil irisan daun kacang tersebut di atas kaca objek yang telah ditetesi sedikit air dan menutupnya dengan kaca penutup. Pengamat selanjutnya mengamati hasil irisan
daun kacang menggunakan mikroskop. Setelah mendapatkan hasil perbesaran objek menggunakan lensa okoler yang dipantulkan ke lensa objektif, pengamat kemudian
mengamati secara detail jaringan-jaringan yang terdapat pada daun kacang. Selanjutnya, pengamat menggambar hasil pengamatan pada jaringan penyusun daun kacang tersebut. Pengamat kemudian mengulang kegiatan sebelumnya dengan
menggunakan daun jagung dan mengamati jaringan-jaringan yang terdapat pada daun jagung tersebut. Pengamat selanjutnya menggambar hasil pengamatan serta
jaringan-jaringan penyusun yang terdapat pada daun jagung. Pengamat kemudian membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan.
Hasil yang diperoleh adalah bentuk penampang melintang daun kacang dan
daun jagung berbeda karena, daun kacang memiliki selubung berkas pengangkut yang terbuat dari kolenkim, hanya memiliki stomata yang terdapat di epidermis
sklerenkim, stomata yang terdapat di epidermis atas dan bawah, dan mesofil yang tidak berdeferensiasi.
D. Analisis Hasil Pengamatan Pratikum IV: Mengamati Bagian-bagian Bunga Pertama-tama pengamat menyiapkan alat berupa lup. Bahan berupa bunga
kembang sepatu, bunga terkini, dan bunga kembang kertas. Pengamat kemudian mengambil salah satu bunga yang telah disiapkan yaitu bunga terkini. Pengamat
selanjutnya memeriksa kelengkapan yang dimiliki oleh bunga terkini dengan melihat jumlah mahkotanya. Kemudian, pengamat memeriksa apakah bunga kembang sepatu memiliki kelopak. Selanjutnya, pengamat menggunakan lup untuk
melihat apakah bunga terkini memiliki, kepala putik, tangkai putik, dan benang sari. Pengamat kemudian melakukan hal yang sama dengan menggunakan bunga
kembang sepatu, dan bunga kembang kertas. Pengamat selanjutnya membuat tabel hasil pengamatan dan mengisi tabel tersebut berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan. Pengamat kemudian membuat kesimpulan hasil pengamatan yang
dilakukan.
Hasil yang diperoleh adalah bunga terkini memiliki 2 mahkota, tidak memiliki
kelopak, memiliki benang sari, tangkai putik, dan kepala putik. Bunga kembang sepatu memiliki 5 mahkota, memiliki kelopak, benang sari, tangkai putik, dan kepala putik. Sedangkan bunga kembang kertas memiliki 3 mahkota, tidak memiliki
kelopak, memiliki benang sari, tangkai putik dan kepala putik.
Berdasarkan pengamatan di atas diketahui bahwa bunga terkini merupakan
E. Analisis Hasil Pengamatan Pratikum V: Mengamati Biji dan Buah
Pertama-tama pengamat menyiapkan alat berupa pisau, cutter, atau silet. Bahan
berupa buah mangga, buah rambutan, buah semangka, buah salak, dan buah langsat. Pengamat kemudian mengambil buah mangga kemudian membelah buah tersebut
menggunakan pisau. Selanjutnya, pengamat memisahkan daging buah dengan biji buah kemudian, membelah biji buah menjadi dua bagian kemudian mengamati keadaan kepingan pada bijinya. Pengamat selanjutnya melakukan hal yang sama
pada buah rambutan, buah semangka, buah salak, dan buah langsat dan mengamati keadaan kepingan pada biji masing-masing buah tersebut. Pengamat kemudian
membuat tabel hasil pengamatan dan mengisi tabel tersebut sesuai dengan hasil pengamatan yang teah dilakukan.
Hasil yang diperoleh adalah buah mangga, buah rambutan, buah semangka,
dan buah langsat memiliki 2 kepingan pada bijinya. Sedangkan buah salak hanya memiliki satu kepingan biji.
Berdasarkan pengamatan di atas diketahui bahwa buah mangga, buah rambutan, buah semangka, dan buah langsat termasuk tumbuhan dikotil karena memiliki biji yang berkeping dua. Sedangkan, buah salak termasuk tumbuhan
V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan Pratikum I: Mengamati Struktur Anatomi Akar
Penampang melintang akar yang xilem dan floemnya saling berdekatan karena
tidak adanya kambium sebagai pemisah merupakan penampang melintang akar monokotil, dan sebaliknya.
B. Kesimpulan Pratikum II: Jaringan Pengangkut pada Batang
Penampang melintang tumbuhan yang berkas pengangkut xilem dan floemnya tersebar di seluruh batang merupakan penampang melintang tumbuhan monokotil,
dan sebaliknya.
C. Kesimpulan Pratikum III: Mengamati Bentuk Daun
Mesofil tumbuhan monokotil tidak berdeferensiasi menjadi jaringan tiang (parenkim palisade). Sedangkan mesofil tumbuhan dikotil dapat dibedakan jaringan tiang dan bunga karangnya.
D. Kesimpulan Pratikum IV: Mengamati Bagian-bagian Bunga
Jumlah kelopak bunga tanaman dikotil adalah kelipatan 2, 4, dan 5. Sedangkan
jumlah kelopak bunga tanaman monokotil adalah kelipatan 3. E. Kesimpulan Pratikum V: Mengamati Biji dan Buah
DAFTAR PUSTAKA
Muslimin, dkk. 2016. Panduan Pratikum Konsep Dasar IPA 2. Makassar: FIP UNM. Pratiwi, dkk. 2007. Biologi SMA Jilid 2 Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Purnomo, dkk. 2009. Biologi Kelas XI SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.