47 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang pada kelas 3 dengan jumlah siswa 15. Penelitian ini terdiri dari dua siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2, pelaksanaanya akan diuraikan sebagai berikut.
4.1.1Kondisi Sebelum Tindakan
Kondisi sebelum tindakan adalah kondisi awal siswa sebelum adanya
penelitian tindakan kelas. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan di kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2016/2017 dengan jumlah siswanya 15 siswa pada pembelajaran matematika. Kondisi ini terlihat bahwa hasil belajarnya masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan harian siswa yang telah dilaksanakan pada mata pelajaran Matematika bahwa sebagian siswa mendapatkan nilai di bawah KKM yaitu di bawah 60. Dapat diperoleh data hasil pembelajaran siswa sebelum dilakukan tindakan penelitian pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Hasil Ulangan Harian Matematika Siswa Kelas 3 Semester 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang
Sebelum Tindakan
Interval Frekuensi Persentase (%)
60-69 7 47
50-59 8 53
Jumlah 15 100
jelasnya data prasiklus dapat ditunjukan denagn diagram seperti pada gambar 4.1.
Gambar 4.1
Diagram Batang Distribusi Hasil Ulangan Harian Matematika Siswa Kelas 3 Semester 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang
Sebelum Tindakan
Selain frekuensi hasil ulangan harian siswa didapat juga ketuntasan hasil belajar siswa. berikut merupakan data hasil ketuntasan siswa sebelum
dilakukan tindakan yang disederhanakan kedalam tabel distribusi ketuntasan belajar:
Tabel 4.2
Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas 3 Semester 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang
Sebelum Tindakan
No Ketuntasan Jumlah Persentase
1 Tuntas (≥ KKM 60) 7 53
2 Belum tuntas (< KKM 60) 8 47
skor maksimum, skor minimum dan skor rata-rata pra siklus dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Distribusi Hasil Belajar Matematika Berdasarkan Skor Maksimum, Skor Minimum dan Skor Rata-rata Siswa Pra Siklus
Deskripsi Skor
Skor Maksimum 68
Skor Minimum 50
Skor Rata-rata 57, 06
Dari data yang didapat terdapat 8 siswa yang belum tuntas. Penyebab belum tuntasnya nilai siswa karena kurang memahami materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru, karena kurangnya media dan alat peraga yang dibutuhkan dan guru dalam proses pembelajaran masih menggunakan cara konvensional sehingga membuat siswa kurang antusias dan sering bosan. Tetapi berbeda dengan 7 siswa lainnya yang telah mencapai ketuntasan dengan cara penyampaian guru yang sama. 7 siswa tersebut masih bisa memahami materi yang disampaikan guru, karena kemampun setiap siswa itu berbeda-beda dan kemungkinan ada faktor luar sekolah yaitu bimbingan belajar yang dilakukan siswa saat berada di luar sekolahan.
Dari penyebab belum tuntasnya nilai siswa, diperlukan penggunaan metode, pendekatan atau model agar dapat membantu siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan oleh guru. Dengan bantuan pendekatan, model atau metode pembelajaran dapat membuat siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Jika guru tidak menggunakan penekatan, model atau metode pembelajaran, akan berdampak pada hasil belajar siswa. Karena dengan menariknya suatu pendekatan, model atau metode dapat membantu siswa mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak merasa bosan.
rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Pada penelitian di SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang, peneliti akan menggunakan model pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang, yang dilakukan dengan dua siklus.
4.1.2Deskripsi Siklus 1
Praktek pembelajaran pada siklus 1 ini dilaksanakan dengan Standar Kompetensi 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana dan
Kompetensi Dasar 4.1 Mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana
menurut sifat atau unsurnya. Penelitian pada siklus 1 ini dilakukan sebanyak
tiga kali pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 30 Maret 2017 selanjutnya pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
Jumat tanggal 31 Maret 2017 dan pertemun ketiga dilaksanakan pada hari
Sabtu tanggal 1 April 2017. Tahap-tahap yang dilaksanakan pada siklus 1
sebagai berikut.
4.1.2.1Perencanaan
Perencanaan dimulai dengan hal yang paling mendasar yaitu dengan meminta izin kepada kepala sekolah untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah dan izin dari guru kelas 3 untuk membicarakan hal yang akan dilakukan peneliti pada kelas 3 sebagai subjek penelitian. Selanjutnya peneliti mendiskusikan hal yang akan dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran matematika. Peneliti memilih mata pelajaran matematika dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan dilakukan.
Setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah dan guru yang bersangkutan, hal yang pertama dilakukan peneliti adalah melakukan
Selanjutnya peneliti melakukan observasi di kelas 3 saat mata pelajaran matematika berlangsung dan bertanya kendala apa saja yang dialami guru saat mengajar Matematika dan meminta hasil ulangan harian pada materi sebelumnya.
Dari permasalahan tersebut maka peneliti menyiapkan teknik untuk memperbaiki hasil belajar Matematika pada kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang. Persiapan yang dilakukan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi masalah dan membicarakan masalah kepada pihak yang bersangkutan untuk mencari pemecahan masalah agar mendapatkan hasil yang memuaskan.
2. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan media yang sesuai dengan kebutuhan siswa untuk perbaikan pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran TGT (Team Games Tournamen) pada mata pelajaran Matematika.
3. Penyusunan instrumen observasi yang akan digunakan sebagai panduan dalam mengamati pencapaian proses pembelajaran maupun peserta didik saat pembelajaran berlangsung dengan model pembelajaran TGT (Team Games Tournamen).
4. Penyusunan alat penilaian berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa yang digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik.
Peneliti melakukan pertemuan dengan guru mata pelajaran untuk berdiskusi. Pertama peneliti mengenalkan model yang akan digunakan peneliti yaitu model TGT (Team Games Tournamen) untuk menindaklanjuti masalah yang ada di SD Negeri Seloprojo Ngablak
akan lebih mantap untuk menggunakan dan menerapkan model TGT (Team Games Tournamen). Selanjutnya peneliti mendiskusikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan peneliti saat melakukan tindakan di SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang khususnya kelas 3. Dengan berdiskusi dan berbagi pendapat tentang penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran diharapkan penyusunan rencana pelaksaan pembelajaran dapat mendapatkan hasil yang lebih baik.
Peneliti melakukan uji coba intrumen untuk pretest maupun
posttest untuk mengetahui kondisi awal dan hasil belajar siswa. Uji coba
instrumen dilakukan di sekolah yang sama. Uji coba ini dilakukan di kelas yang tingkatnya satu kelas lebih tinggi dari kelas yang dilakukan tindakan. Peneliti melakukan uji coba istrumen di kelas 4 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang.
4.1.2.2 Pelaksanaan dan Observasi
Pelaksanaan dan observasi siklus 1 dilakukan pada setiap pertemuan. Siklus 1 terdiri dari 3 kali pertemuan, pertemuan pertama dilakukan pada hari Kamis tanggal 30 Maret 2017 dengan materi bangun datar persegi dan sifat-sifatnya dan alokasi waktu selama 2 jam pelajaran atau 70 menit. Peneliti melakukan tindakan dan guru mata pelajaran Matematika SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang bertugas sebagai observer. Observasi dilakukan pada setiap pertemuan saat pembelajaran Matematika berlangsung untuk mengetahui sintaks model pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) berjalan dengan baik. Observasi dilakukan menggunakan lembar observasi sesuai sintaks model pembelajaran yang digunakan peneliti untuk mengamati kegiatan guru dan siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Sintaks
pembelajaran dirancang untuk selesai dalam 3 kali pertemuan.
guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini, guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, guru menjelaskan manfaat mempelajari materi yang akan disampaikan.
Kegiatan inti terdiri dari 3 tahap yaitu, eksplorasi, elaborasi, konfirmasi. Kegiatan inti dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 50 menit. Pada tahap eksplorasi guru mengawali dengan menguji kemampuan siswa menggunakan soal pretest, setelah siswa mengerjakan soal pretest guru menunjukkan gambar-gambar bangun datar sederhan,
guru menyebutkan macam-macam bangun datar sederhana.
Pada tahap elaborasi, guru membagi bangun datar berbentuk pesegi kepada setiap siswa dan guru menyuruh siswa mengamati bangun datar persegi tersebut, guru menjelaskan pengertian sisi pada bangun datar, guru menyuruh siswa menunjukan sisi bangun datar persegi, guru menjelaskan pengertian sudut, guru menunjukan sudut pada bangun datar persegi, guru menjelaskan bangun datar persegi dan sifat-sifatnya, guru membagi siswa kedalam kelompok, guru membagi lembar kerja siswa kepada setiap kelompok, guru menyuruh siswa bediskusi kelompok, guru mernyuruh perwakilan kelompok maju ke depan kelas.
Pada tahap konfirmasi, guru membimbing siswa menarik kesimpulan, guru memberi kesempatan siswa untuk bertnya tentang hal yang belum dipahami siswa dan guru menjelaskan ulang tentang hal yang belum dipahami siswa dan meluruskan kesalah pahaman pada pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Kegiatan penutup dilakukan menutup pembelajaran guru untuk melakukan refleksi dengan siswa dan guru menutup pembelajaran dengan salam penutup. Kegiatan penutup ini dilakukan dengan aloksi
waktu kurang lebih 5 menit.
SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang bertugas sebagai observer.
Kegiatan pendahuluan atau kegiatan awal beralokasi kurang lebih 15 menit. Kegiatan tersebut diawali guru memberi salam, guru dan siswa berdoa bersama-sama, guru mengecek kehadiran siswa, guru melakukan apersepsi dengan bertanya sesuai materi yang akan dipelajari hari ini, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini, guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, guru menjelaskan manfaat
mempelajari materi yang akan disampaikan.
Kegiatan inti terdiri dari 3 tahap yaitu, eksplorasi, elaborasi, konfirmasi. Kegiatan inti dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 50 menit. Pada tahap eksplorasi guru membagi bangun datar persegi panjang dan bertanya benda yang berbentuk persegi panjang yang ada di dalam kelas, guru membagikan bangun datar persegi panjang pada masing-masing siswa.
Pada tahap elaborasi guru menyuruh siswa mengamati bangun datar persegi panjang dan menyebutkan sifat-sifatnya, guru menjelaskan bangun datar persegi panjang dan sifat-sifatnya, guru menyuruh siswa manju ke depan kelas untuk melakukan percobaan bangun datar segitiga dengan bimbingan guru, guru menjelaskan jenis-jenis bangun datar segitiga dan menyuruh siswa mengamati segitiga menurut jenisnya, guru membagi siswa kedalam kelompok, guru membagi LKS, guru membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok, guru menyuruh perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan hasil diskusinya.
Pada tahap konfirmasi guru membimbing siswa menarik
Kegiatan penutup dilakukan menutup pembelajaran guru untuk melakukan refleksi dengan siswa dan guru menutup pembelajaran dengan salam penutup. Kegiatan penutup ini dilakukan dengan aloksi waktu kurang lebih 5 menit.
Pertemuan ketiga dilakukan pada hari Sabtu tanggal 1 April 2017 dengan melakukan game tournamen dan mengerjakan soal posttest dengan alokasi waktu selama 2 jam pelajaran atau 70 menit. Peneliti melakukan tindakan dan guru mata pelajaran Matematika SD Negeri
Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang bertugas sebagai observer. Kegiatan pendahuluan atau kegiatan awal beralokasi kurang lebih 15 menit. Kegiatan tersebut diawali guru memberi salam, guru dan siswa berdoa bersama-sama, guru mengecek kehadiran siswa, guru melakukan apersepsi dengan bertanya sesuai materi yang akan dipelajari hari ini, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini, guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, guru menjelaskan manfaat mempelajari materi yang akan disampaikan.
Kegiatan inti dilakukan dengan alokasi waktu 50 menit, diawali dengan membuat meja-meja turnamen, guru membacakan aturan turnamen, guru mengawasi jalannya turnamen, guru mengakhiri turnamen, guru menghitung skor turnamen, guru memberi penghargaan kepada siswa yang mendapat skor tertinggi, selanjutnya siswa mengerjakan soal posttest secara individu.
Kegiatan penutup dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 5 menit yang digunakan guru untuk menyampaikan materi yang akan dipelajari dipertemuan berikutnya, guru menutup pelajaran dengan memberikan salam.
4.1.2.3 Hasil Keaktifan Siswa
Pada proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) yang telah dilaksanakan menunjukan adanya peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran siklus 1. Berikut adalah tabel hasil keaktifan belajar siswa siklus 1:
Tabel 4.4
Hasil Keaktifan Siswa Siklus 1
No Interval Frekuensi Kiteria
1. 53 – 68 12 C (Cukup)
2. 37 – 52 3 D (Kurang)
Jumlah 15 -
4.1.2.4Hasil Belajar Peserta Didik
Pada siklus 1 peneliti menguji kemampuan awal siswa sebelum diadakan tindakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) dengan cara memberikan soal pretest kepada masing-masing siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang. Setelah melakukan pengujian dengan pretest selanjutnya guru menguji kemampuan siswa setelah melakukan
Hasil belajar yang sudah dianalisis oleh peneliti menunjukan masih terdapat beberapa siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan pada mata pelajaran Matematika.
Kemampuan awal siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang setelah mengerjakan soal Pretest pada mata pelajaran Matematika dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Hasil Pretest
Siswa Kelas 3 Semester 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang
Siklus 1
No Interval Frekuensi Persentase (%)
1 65 – 74 1 6,7
2 55 – 64 12 80
3 45 – 54 2 13,3
Jumlah 15 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan hasil pretest siswa kelas
Gambar 4.4 Diagram Batang Distribusi Hasil Pretest Siswa Kelas 3 Semester 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang
Siklus 1
Hasil belajar soal Posttest yang telah dikerjakan siswa kelas 3 pada mata pelajaran matematika dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest
Siswa Kelas 3 Semester 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang
Siklus 1
No Interval Frekuensi Persentase (%)
1 75 – 84 1 6,7
2 65 – 74 5 33,3
3 55 – 64 6 40
4 45 – 54 3 20
Jumlah 15 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan hasil posttest siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang pada mata pelajaran Matematika diperoleh 3 siswa pada interval 45 – 54 (20%), 6 siswa pada interval 55 – 64 (40%), 5 siswa pada interval 65 – 74
0 2 4 6 8 10 12 14
65-74 55-64 45-54
Hasil Pretest
(33,3%) dan 1 siswa pada interval 75 – 84 (6,7%). Dengan nilai tertinggi 80. Dan nilai terendah 45. Untuk lebih jelas data distribusi frekuensi hasil posttest dapat dilihat dengan diagram 4.5 di bawah ini:
Gambar 4.5 Diagram Batang Distribusi Hasil Posttest Siswa Kelas 3 Semster 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang
Siklus 1
Selain frekuensi hasil posttest siswa juga didapatkan data kekuntasan hasil belajar siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang pada siklus 1 yang sudah disederhanakan di dalam tabel distribusi ketuntasan belajar:
Tabel 4.7
Distribusi Ketuntasan Belajar pada Posttest Siswa
Kelas 3 Semester 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang Siklus 1
No Ketuntasan Jumlah Persentase
1 Tuntas (≥ KKM 60) 10 66,7%
2 Belum tuntas (<KKM 60) 5 33,3%
Berdasarkan tabel di atas terlihat perbandingan siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar (KKM ≥ 60) adalah 10 siswa (66,7%) dan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar adalah 5 siswa (33,3%).
0 1 2 3 4 5 6 7
75-84 65-74 55-64 45-54
Hasil Posttest
Hasil skor maksimum, skor minimum dan skor rata-rata siklus I dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8
Distribusi Hasil Belajar Matematika Berdasrkan Skor Maksimum, Skor Minimum dan Skor Rata-rata Siswa Siklus I
Deskripsi Skor
Skor Maksimal 80
Skor Minimum 45
Rata-rata 60,67
4.1.2.5 Refleksi
Tahap ini bertujuan mengatasi kekurangan-kekurangan yang terdapat
pada siklus 1, agar tidak terulang lagi pada siklus 2. Ada beberapa masalah yang ada pada siklus 1, yaitu:
1. Siswa terfokus pada satu hal yang sedang dilakukan yang membuat siswa tidak mendengarkan intruksi dari guru.
2.Siswa mengobrol dengan teman satu kelompoknya tentang hal di luar kegiatan pembelajaran sehingga membuat siswa tidak mendengarkan penjelasan guru.
pelajaran matematika kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang menjadi lebih baik.
4.1.3Deskripsi Siklus 2
Pelaksanaansiklus 2 hampir sama dengan siklus 1. Praktek pembelajaran pada siklus 2 ini dilaksanakan dengan Standar Kompetensi 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana dan Kompetensi Dasar 4.2
Mengidentikasi berbagai jenis dan besar sudut. Penelitian pada siklus 2 ini
dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan
pada hari Senin tanggal 3 April 2017 selanjutnya pertemuan kedua
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 4 April 2017 dan pertemun ketiga
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 5 April 2017. Tahap-tahap yang
dilaksanakan pada siklus 2 sebagai berikut.
4.1.3.1 Perencanaan
Perencanaan pada siklus 2 ini dimulai dengan memperhatikan permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1, permasalahan atau kekurangan tersebut akan menjadi dasar dalam perencanaan siklus 2 agar pelaksanaan tindakan siklus 2 ini menjadi lebih baik.
Dari permasalahan yang ditemui peneliti maka peneliti menyiapkan teknik untuk memperbaiki hasil belajar Matematika pada kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang. Persiapan yang dilakukan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah berdasarkan hasil refleksi siklus 1 dan membicarakan masalah kepada pihak yang bersangkutan untuk mencari pemecahan masalah agar mendapatkan hasil yang memuaskan.
3. Penyusunan instrumen observasi yang akan digunakan sebagai panduan dalam mengamati pencapaian proses pembelajaran maupun peserta didik saat pembelajaran berlangsung dengan model pembelajaran TGT (Team Games Tournamen).
4. Penyusunan alat penilaian berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa yang digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik.
Peneliti melakukan pertemuan dengan guru mata pelajaran untuk berdiskusi. Pertama peneliti memaparkan masalah-masalah yang terjadi
di siklus 1 kepada guru, agar guru dapat memberi masukan pelaksanaan tindakan di siklus 2. Dengan adanya masukan dari guru peneliti akan lebih mantap untuk menggunakan dan menerapkan model TGT (Team Games Tournamen) pada siklus 2. Selanjutnya peneliti mendiskusikan
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan peneliti saat melakukan tindakan di SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang khususnya kelas 3. Dengan berdiskusi dan berbagi pendapat tentang penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran diharapkan penyusunan rencana pelaksaan pembelajaran pada siklus 2 dapat mendapatkan hasil yang lebih baik dari pada siklus 1.
4.1.3.2 Pelaksanaan dan Observasi
Pelaksanaan dan observasi siklus 2 dilakukan pada setiap pertemuan. Siklus 2 terdiri dari 3 kali pertemuan, pertemuan pertama dilakukan pada hari Senin tanggal 3 April 2017 dengan materi sudut lancip dan sudut siku-siku dengan alokasi waktu selama 2 jam pelajaran atau 70 menit. Peneliti melakukan tindakan dan guru mata pelajaran Matematika SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang bertugas sebagai observer. Observasi dilakukan pada setiap pertemuan saat pembelajaran Matematika berlangsung untuk mengetahui sintaks model
guru dan siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Sintaks pembelajaran dirancang untuk selesai dalam 3 kali pertemuan.
Kegiatan pendahuluan atau kegiatan awal beralokasi kurang lebih 15 menit. Kegiatan tersebut diawali guru memberi salam, guru dan siswa berdoa bersama-sama, guru mengecek kehadiran siswa, guru melakukan apersepsi dengan bertanya sesuai materi yang akan dipelajari hari ini, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini, guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, guru menjelaskan manfaat
mempelajari materi yang akan disampaikan.
Kegiatan inti terdiri dari 3 tahap yaitu, eksplorasi, elaborasi, konfirmasi. Kegiatan inti dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 50 menit. Pada tahap eksplorasi guru mengawali dengan menguji kemampuan siswa menggunakan soal pretest, setelah siswa mengerjakan soal pretest guru menunjuk papan tulis dan menjelaskan pengertian sudut, guru menjelaskan jenis-jenis sudut.
Tahap elaborasi, guru menunjukan gambar sudut lancip dan menjelaskan tentang sudut lancip, guru menunjukan gambar sudut siku-siku dan menjelaskan tentang sudut siku-siku-siku-siku, guru membagi siswa kedalam kelompok, guru membagi LKS, guru membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok, guru menyuruh perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan hasil diskusinya.
Pada tahap konfirmasi guru membimbing siswa menarik kesimpulan, guru memberi kesempatan siswa untuk bertnya tentang hal yang belum dipahami siswa dan guru menjelaskan ulang tentang hal yang belum dipahami siswa dan meluruskan kesalah pahaman pada pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Pertemuan kedua dilakukan pada hari Selasa tanggal 4 April 2017 dengan materi sudut tumpul, mengurutkan besar sudut, membandingkan sudut, sudut sebagai jarak putar dengan alokasi waktu selama 2 jam pelajaran atau 70 menit. Peneliti melakukan tindakan dan guru mata pelajaran Matematika SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang bertugas sebagai observer.
Kegiatan pendahuluan atau kegiatan awal beralokasi kurang lebih 15 menit. Kegiatan tersebut diawali guru memberi salam, guru dan siswa
berdoa bersama-sama, guru mengecek kehadiran siswa, guru melakukan apersepsi dengan bertanya sesuai materi yang akan dipelajari hari ini, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini, guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, guru menjelaskan manfaat mempelajari materi yang akan disampaikan.
Kegiatan inti terdiri dari 3 tahap yaitu, eksplorasi, elaborasi, konfirmasi. Kegiatan inti dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 50 menit. Pada tahap eksplorasi guru menjelaskan tentang sudut tumpul, guru menjelaskan cara mengurutkan sudut dari yang terbesar dan dari yang terkecil, guru menyuruh siswa membandingkan sudut lancip dan sudut siku-siku, guru menjelaskan cara membandingkan sudut, guru menjelaskan sudut sebagai jarak putar.
Pada tahap elaborasi guru membagi siswa kedalam kelompok, guru membagi LKS, guru membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok, guru menyuruh perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan hasil diskusinya.
Pada tahap konfirmasi guru membimbing siswa menarik kesimpulan, guru memberi kesempatan siswa untuk bertnya tentang hal
yang belum dipahami siswa dan guru menjelaskan ulang tentang hal yang belum dipahami siswa dan meluruskan kesalah pahaman pada pembelajaran yang telah dilaksanakan.
dengan salam penutup. Kegiatan penutup ini dilakukan dengan aloksi waktu kurang lebih 5 menit.
Pertemuan ketiga dilakukan pada hari Rabu tanggal 5 April 2017 dengan melakukan game tournamen dan mengerjakan soal posttest dengan alokasi waktu selama 2 jam pelajaran atau 70 menit. Peneliti melakukan tindakan dan guru mata pelajaran Matematika SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang bertugas sebagai observer.
Kegiatan pendahuluan atau kegiatan awal beralokasi kurang lebih
15 menit. Kegiatan tersebut diawali guru memberi salam, guru dan siswa berdoa bersama-sama, guru mengecek kehadiran siswa, guru melakukan apersepsi dengan bertanya sesuai materi yang akan dipelajari hari ini, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini, guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, guru menjelaskan manfaat mempelajari materi yang akan disampaikan.
Kegiatan inti dilakukan dengan alokasi waktu 50 menit, diawali dengan membuat meja-meja turnamen, guru membacakan aturan turnamen, guru mengawasi jalannya turnamen, guru mengakhiri turnamen, guru menghitung skor turnamen, guru memberi penghargaan kepada siswa yang mendapat skor tertinggi, selanjutnya siswa mengerjakan soal posttest secara individu.
Kegiatan penutup dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 5 menit yang digunakan guru untuk menyampaikan materi yang akan dipelajari dipertemuan berikutnya, guru menutup pelajaran dengan memberikan salam.
Pada siklus 2 pertemuan 1, 2 dan 3 dari hasil observasi guru dan siswa menggunakan lembar observasi yang terdiri dari beberapa
kegiatan guru dan siswa. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh dapat dilihat pada lampiran.
4.1.3.3Hasil Keaktifan Siswa
menunjukan adanya peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Pada siklus 1 kriteria keaktifan siswa masih cukup dan ada juga yang kurang, pada siklus ke 2 mengalami peningkatan menjadi sangat baik. Berikut adalah tabel hasil keaktifan belajar siswa siklus 2:
Tabel 4.9
Hasil Keaktifan Siswa siklus II
No Interval Frekuensi Kiteria
1. 85 – 100 9 A (Sangat Baik)
2. 69 – 84 5 B (Baik)
3. 53 – 68 1 C (Cukup)
Jumlah -
-4.1.3.4Hasil Belajar Peserta Didik
Pada siklus 2 peneliti menguji kemampuan awal siswa sebelum diadakan tindakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) dengan cara memberikan soal pretest kepada masing-masing siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang. Setelah melakukan pengujian dengan
pretest selanjutnya guru menguji kemampuan siswa setelah melakukan
Hasil belajar yang sudah dianalisis oleh peneliti menunjukan hasil yang sangat memuaskan pada siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang karena semua siswa kelas 3 telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan pada mata pelajaran Matematika.
Kemampuan awal siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang setelah mengerjakan soal Pretest pada mata pelajaran Matematika dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Hasil Pretest
Siswa Kelas 3 Semester 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang
Siklus 2
No Interval Frekuensi Persentase (%)
1 65 – 74 1 6,7
2 55 – 64 13 86,6
3 45 – 54 1 6,7
Jumlah 15 100
Gambar 4.8 Diagram Batang Distribusi Hasil Pretest Siswa Kelas 3 Semster 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang
Siklus 2
Hasil belajar soal Posttest yang telah dikerjakan siswa kelas 3 pada mata pelajaran matematika dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest
Siswa Kelas 3 Semester 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang
Siklus 2
No Interval Frekuensi Persentase (%)
1 90 – 99 1 6,7
2 80 – 89 5 33,3
3 70 – 79 5 33,3
4 60 – 69 4 26,7
Jumlah 15 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan hasil posttest siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang pada mata pelajaran Matematika diperoleh 4 siswa pada interval 60 – 69 (26,7%), 5 siswa pada interval 70 – 79 (33,3%), 5 siswa pada interval 80 – 89
0 2 4 6 8 10 12 14
65-74 55-64 45-54
Hasil Pretest
(33,3%) dan 1 siswa pada interval 90 – 99 (6,7%). Dengan nilai tertinggi 95. Dan nilai terendah 60. Untuk lebih jelas data distribusi frekuensi hasil posttest dapat dilihat dengan diagram 4.9 di bawah ini:
Gambar 4.9 Diagram Batang Distribusi Hasil Posttest Siswa Kelas 3 Semster 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang
Siklus 2
Selain frekuensi hasil posttest siswa juga didapatkan data kekuntasan hasil belajar siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang pada siklus 2bahwa semua siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang dengan jumlah siswa semua anak 15 telah mengalami ketuntasan belajar (KKM ≥ 60).
Hasil skor maksimum, skor minimum dan skor rata-rata siklus I dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut:
0 1 2 3 4 5 6
90-99 80-89 70-79 60-69
Hasil Posttest
Tabel 4.12
Distribusi Hasil Belajar Matematika Berdasrkan Skor Maksimum, Skor Minimum dan Skor Rata-rata Siswa Siklus II
Deskripsi Skor
Skor Maksimal 95
Skor Minimum 60
Skor Rata-rata 74, 33
4.1.3.5 Refleksi
Pada siklus 2 ini pelaksanaan model pembelajaran Team Games
Tournamen (TGT) pada siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang secara keseluruhan sudah sangat baik. Dalam
proses pembelajaran guru sangat menguasai penerapan model pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) sehingga lebih meningkatkan aktifitas siswa dari sebelumnya dan lebih meningkatkan hasil belajar yang dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilaksanakan pada akhir pertemuan siklus 2. Hasilnya 15 siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang mencapai ketuntasan belajar yang sudah ditentukan yaitu KKM ≥ 60.
4.2Rekaptulasi Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2, Hasil Keaktifan Siswa Siklus 1 dan Siklus 2
Tabel 4.13
Perbandingan Rekaptulasi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Kondisi awal, Posttest Siklus 1, dan Posttest Siklus 2.
No Nilai
Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2
F Persen (%)
Posttest Posttest
F Persen (%)
F Persen (%)
1 Tuntas 7 46,67% 10 66,67% 15 100%
2 Belum Tuntas
8 53,33% 5 33,33% 0 0%
Jumlah 15 100% 15 100% 15 100%
Berdasarkan tabel rekaptulasi ketuntasan hasil belajar matematika terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas dari jumlah siswa 15 dalam mata pelajaran matematika. Terbukti dari kondisi awal siswa yang belum tuntas dan setelah dilakukan tidakan siklus 1 jumlah siswa yang tuntas bn meningkat menjadi 10 siswa, dapat dilihat dari hasil posttest. Pada siklus 2 juga terjadipeningkatan hasil belajar siswa yaitu 15 siswa atau seluruh siswa kelas 3 mencapai KKM ≥ 60. Hal ini terbukti dari pengaruh penggunaan metode, model atau pendekatan yang menarik dan sesuai dengan materi dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa.
Dengan model pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) membuat siswa lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru. Pemahaman siswa
Gambar 4.11 Rekaptulasi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Kondisi Awal, Posttest Siklus 1, Posttest Siklus 2
Dari diagram yang disajikan terlihat adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa yang terjadi pada kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2.
Hasil keaktifan siswa dengan penggunaan model Team Games Tournamen (TGT) dapat meningkatkan keaktifan siswa. Data tersebut dapat dilihat dari peningkatan jumlah skor yang di dapat dari lembar observasi keaktifan siswa pada siklus 1 dan siklus 2. Jumlah skor dapat mempengaruhi kriteria yang di dapatkan. Berikut ini adalah rekaptulasi hasil keaktifan siklus 1 dan siklus 2:
Tabel 4.14
Perbandingan Rekaptulasi Hasil Keaktifan Siswa Siklus 1 dan Siklus 2
No Siklus 1 Siklus 2
4.3Pembahasan
Pada hasil observasi kondisi awal sebelum adanya tindakan di kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang, terdapat beberapa masalah pada proses pembelajarannya yaitu kurangnya pemahaman siswa pada mata pelajaran matematika dapat dilihat dari hasil ulangan harian matematikanya yang sebagian siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥ 60) dan kurangnya keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Kondisi ini dapat disebabkan dari berbagai hal dari guru, siswa atau sarana dan prasarana yang ada
di sekolah kurang memadahi. Peneliti saat melakukan observasi di kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang menemui guru dalam menyampaian materi pada proses pembelajaran berlangsung menggunakan cara konvensional yang cenderung membuat siswa menjadi lebih bosan dan konsentrasi siswa menjadi rendah. Pada pembelajaran sebelum tindakan hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM ≥ 60 adalah 8 siswa sedangkan siswa yang mencapai KKM adalah 7 siswa dengan nilai tertinggi 68 dan nilai terendah 50.
Dengan adanya masalah ini peneliti melakukan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang dengan 2 siklus. Setelah dilakukannya tindakan didapatkan hasil belajar siswa kelas 3SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang dari analisis data yang dilakukan peneliti terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa dari keadaan awal hingga siklus 2. Dari kondisi awal ke siklus 1 terjadi peningkatan dengan jumlah siswa yang tuntas pada siklus 1 adalah 10 siswa. Selanjutnya yang tuntas pada siklus 2 sebanyak 15 siswa atau semua siswa kelas 3 telah mencapai KKM yang sudah ditentukan.
Sedangkan pada siklus 2 hasil keaktifan siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang meningkat dimana 9 siswa mendapat kriteria A (Sangat Baik), 5 siswa mendapat kriteria B (Baik) dan 1 siswa mendapat kriteria C (Cukup).
Berdasarkan penerapan model pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) hasil belajar siswa dapat meningkat dan siswa lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pelajaran. Siswa lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru dengan lebih mudah dengan adanya alat peraga yang digunakan oleh guru
dalam menjelaskan materi pelajaran. Siswa juga sangat senang karena di dalam pelajaran ada turnamen untuk menjawab soal tentang materi yang telah diajarkan oleh guru. Dengan adanya turnamen tersebut dapat membantu siswa memahami konsep yang telah diajarkan oleh guru. Dari hasil penggunaan model TGT hasil yang diperoleh pada siklus 1 dan 2 menunjukan peningkatan hasil belajar dan peningkatan keaktifan siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang, karena dengan turnamen tersebut siswa mampu memahami konsep-konsep yang telah diajarkan guru dalam kegiatan pembelajaran dan siswa lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.
Penggunaan model pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) dapat meningkat kan hasil belajar siswa sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Purnomosari (2014) dilihat dari hasil belajar siswa pada siklus 1 sebesar 44, 12% meningkat menjadi 82,35% pada siklus 2. Penelitian Yuni Astuti (2016) pada hasil belajar siswa menggunakan model TGT (Team Games Tournamen) dapat berhasil dengan jumlah siswa yang tuntas 18 siswa pada siklus 2. Penelitian Wurini Suci (2016) pada penggunaan model pembelajaran TGT (Team Games
Tournamen) dapat berhasil, semua siswa kelas VI dapat tuntas mencapai KKM.Penelitian Suwato (2015) model TGT (Team Games Tournamen) dapat
Tournamen)berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dan keaktifan siswa pada