• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM PENGAMATAN MORFO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN TETAP PRAKTIKUM PENGAMATAN MORFO"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM ACARA III

PENGAMATAN MORFOLOGI MIKROBA DAN PEMBUATAN BIAKAN MURNI

DISUSUN OLEH:

NAMA : HUSNUL BUDIATMAN DANI NIM : 151. 125. 174

KELAS : VI D

JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM

(2)

ii

HALAMAN ENGESAHAN

Laporan praktikum Mikrobiologoi ini di susun untuk memenuhi tugas dan merupakan salah satu syarat

untuk menyelesaikan mata kuliyah Mikrobiologi

Mataram 1 Juni 2015

Disahkan oleh:

Asisten Co.Ass

Muhamad Nawawi S.Pd Suherman

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt, berkat kasih sayang dan petunjuknya laporan tetap mikrobilogi ini dapat diselesaikan, meskipun jauh dari kesempurnaan karena tidak satupun yang sempurna kecuali Allah Swt. Dan tidak lupa pula kita haturkan shalawat beserta salam kepada Baginda nabi besar kita Muhammad Saw.yang membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.

Penyusun sadar bahwa laporan tetap praktikum ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik yang sekiranya untuk memperbaiki dan membangun untuk kelengkapan laporan ini,untuk itu sebelum dan sesudahnya penyusun mengucapkan banyak terima kaih dan semoga isi yang ada dalam laporan ini bermanfaat bagi kita semua.amiiiin

Mataram 1 Juni 2015

(4)

iv DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...

HALAMAN PEN GESAHAN ... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar belakang ... 1

B. Rumusan masalah... 1

C. Tujuan... 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 2

BAB III METODOLOGI PEN ELITIAN ... 6

A. Pelaksanaan ... 6

B. Alat Bahan ... 6

C. Cara Kerja ... 6

BAB IV PEMBAHASAN ... 8

A. Hasil Pengamatanv ... 8

B. Pembahasan ... 8

BAB V PENUTUP... 11

A. Kesimpulan... 11

(5)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam keadaan sebenarnya (di alam bebas) boleh dikata tidak ada bakteri yang hidup tersendiri dan terlepas dari spesies lainnya. Kerap kali bakteri patogen kedapatan bersama-sama bakteri saprobe. Yang terakhir ini boleh disebut penyerbu yang membonceng (secondary invaders). Mungkin juga bakteri patogen yang membonceng. Untuk menentukan siapa pembonceng dan siapa yang dibonceng diberikan pedoman “siapa yang kedapatan disitu lebih dulu, dan siapa yang dating terkemudian”

Di alam, pepulasi mikroba merupakan populasi campuran dari berbagai mikroorganisme atau disebut juga biakan campuran. Teknik biakan murni digunakan untuk memisahkan berbagai macam bakteri tersebut. Untuk dapat memperoleh biakan murni digunakan beberapa teknik biakan yaitu metode agar tuang dan metode penggoresan lempengan agar.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana cara mengamati bentuk dan koloni pada morfologi sel mikroorganisme ?

2. Bagaimana cara pembuatan biakan murni ? C. Tujuan

1. Mahasiswa mampu mengenali bentuk koloni dan morfologi sel mikroorganisme.

(6)

2 bakteri patogen kedapatan bersama-sama bakteri saprobe. Yang terakhir ini boleh disebut penyerbu yang membonceng (secondary invaders). Mungkin juga bakteri patogen yang membonceng. Untuk menentukan siapa pembonceng dan siapa yang dibonceng diberikan pedoman “siapa yang kedapatan disitu lebih dulu, dan siapa yang dating terkemudian”. Untuk menyendirikan suatu spesies ada dikenal dengan beberapa cara yaitu : (Dwidjoseputro,1994)

a. Dengan pengenceran

(7)

3 b. Dengan penuangan

Robert Koch (1843-1905) mempunyai metode yang lain, yaitu dengan mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan, dan sampel ini kemudian disebarkan di dalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian diperolehnyalah suatu piaraan adukan. Setelah medium itu mengental, maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni-koloni yang masing-masing dapat dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan seperti diatas ini, maka akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin.

Dalam melakukan metode ini ada dua orang pembantu Koch yang sangat berjasa, yaitu Petri yang menciptakan cawan dengan tutup yang sekarang terkenal sebagai caawan petri (petridish). Pembantu yang kedua ialah Hasse yang menemukan agar-agar untuk menggantikan gelatin. Memang agar-agar ternyata lebih baik daripada gelatin untuk bahan pengental suatu medium. Agar-agar tidak lekas mencair, titik cairnya 95oC (Dwidjeseputro,1994)

Jika ujung kawat inokulasi dibengkokkan, kemudian ujung itu setelah disentuhkan suatu padat, msks beberapa waktu kemudian dari pada itu (kurang lebih setelah 12 jam) akan tampaklah koloni-koloni yang letaknya tersebar di permukaan medium, jika diadakan pemindahan sampel dari suatu koloni yang letaknya terpencil, maka akan diperoleh suatu piaraan murni (Dwidjoseputro,1994)

(8)

4

tersebut berbiak dulu. Kemudian dari sini dapat diperoleh piaraan murni. Metode ini sangat memerlukan kesabaran, lagi pula, micromanipulator itu sangat mahal (Dwidjoseputro,1994)

c. Penanaman pada agar (plating)

Tidak seperti sel-sel dalam medium cair, sel-sel dalam atau

pada medium gel dibuat menetap. Oleh karenanya, jika cukup sedikit sel diletakkan dalam atau pada medium gel, tiap sel akan tumbuh menjadi kloni yang terpisah. Bahan gel ideal untuk kebanyakan media mikrobiologi adalah agar, polisakarida asam yang ekstrak dari alga merah tertentu. Suspensi 1,5-2% dalam air yang dilarutkan pada suhu 100oC, membentuk larutkan jernih yang memadat pada suhu 45oC. Karenanya, larutan agar steril dapat dibandingkan pada suhu 50oC, sel bakteri atau mikroba lainnya ditambahkan, dan kemudian larutan segera didinginkan di bawah 45oC untuk membentuk gel (meskipun kebanyakan sel mikroba mati pada suh 50oC, waktu untuk proses mematikan cukup cukup sampai dipanaskan di atas 80oC, sehingga setiap suhu yang sesuai untuk inkubasi biakan mikroorganisme dapat digunakan berikutnya. Pada metode Pour-plate, suspense sel dicampur dengan agar cair pada suhu 50oC dan dituang ke dalam cawan petri. Ketika agar memadat, sel-sel tidak dapat bergerak dalam agar dan tumbuh menjadi koloni. Jika suspense sel cukup diencerkan, koloni akan terpisah dengan baik, sehingga masing-masing memiliki kemungkinan tinggi diturunkan dari sel tunggal. Namun, untuk membuat yang demikian, penting untuk mengambil satu tipe koloni yang menahannya kembali ke agar. Dengan mengulangi prosedur ini beberapa kali menjaminuntuk memperoleh biakan murni (Brooks,2001).

(9)

5

agar. Jika suspense (dan tidak hanya sejumlah pertumbuhan dari koloni atau slant) distreak, metode ini dapat dipercaya dan lebih cepat dari metode pour – plate (Brooks,2001).

Teknik biakan murni

Di alam, populasi mikroba merupakan populasi campuuran dari berbagai mikroorganisme atau disebut juga biakan campuran. Teknik biakan murni digunakan untuk memisahkan berbagai macam bakteri tersebut.

Ilmuwan yang berjasa dalam pengembangan teknik biakan murni adalah Robert Koch yang menerima hadiah Nobel pada tahun 1905. Koch pada mulanya tertarik untuk mengisolasi bakteri penyebab penyakit. Koch menyadari perlunya bahan pemadat dalam teknik biakan murni. Bahan pemadat yang digunakan olehnya adalah gelatin. Frau Hesse, seorang ibu rumah tangga dan istri dari teman Koch menganjurkan penggunaan agar sebagai bahan pemadat.

Salah satu yang dikembangkan Koch adalah metode agar tuang untuk mendapatkan koloni uang terpisah. Kesulitan dalam penggunaan teknik ini yaitu bila jumlah kandungan bakteri sangat tinggi dalam bahan yang akan diperlukan pengenceran, selain itu agak sulit mengambil koloni yang tumbuh di bawah permukaan agar.

Untuk dapat memperoleh biakan murni digunakan beberapa teknik biakan yaitu :

1. Metode agar tuang-Ko

(10)

6

3. Tempat : Lab. Pendidikan IPA Biologi IAIN Mataram

B. Alat dan Bahan

a) Biakan campuran mikroba b) Colony counter

C. Cara Kerja

1. Pengamatan morfologi bakteri

a. Memilih salah satu biakan campuran yang ditumbuhi koloni koloni mikroba.

(11)

7

c. Menghitung jumlah masing masing koloni yang ditemukan

d. Melakukan pengamatan morfologi sel bakteri dengan cara mengambil inokulum dengan menggunakan jarum ose, kemudian digoreskan pada kaca benda yang telah ditetesi aquades hingga rata dan amati di bawah mikroskop.menggunakan perbesaran lemah terlebih dahulu, baru kemudian degan perbesaran kuat.

2. Pembuatan biakan murni bakteri

a. Menyediakan medium lempeng, medium miring, dan medium cair, masing masing dua buah.

b. Memilih dua macem koloni bakteri yang berasal dari biakan campuran. lalu menulis no koloni yang dipilih itu pada medium lempeng, medium miring, dan medium cair yang tersedia.

c. Secara aseptic,menginokulasikan bakteri ke dalam :

1. Medium lempeng dengan arah zigzak, dengan memakai jarum inokulasi lurus ( dalam hanya bdiinokulasikan dengan satu macam koloni bakteri).

2. Medium miring, dengan arah lurus mulai dari permukaan medium miring bagian bawah menju ke atas lurus ( dalam hanya bdiinokulasikan dengan satu macam koloni bakteri). Hati hati jangan sampai jarum inokulasi menusuk medium

3. Medium cair, dengan cara memasukkan inokulum bakteri kedalam medium, kemudian tabung diputar putar dengan menggunakan kedua tangan, agar inokulum tersuspensi merata.

d. Menyimpan piaraan tersebut dalam almari penyimpan biakan mikroba dan melakukan pengamatan setelah biakan bakteri berumur 2x 24 jam. e. Mencatat bentuk koloni bakteri yang tumbuh pada setiap medium

(12)

8 BAB IV PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Gambar hasil pengamatan a) Gambar morfologi bakteri

b) Pembiakan murni

Keterangan: 1. Bakteri.

(13)

9 B. Pembahasan

Pada praktikum yang telah dilakukan pada pengamatan morfologi mikroba dan pembiakan murni kami menemukan satu jenis mikroba yaitu:

Setelah kami mengamati bentuk sampai dengan diameternya kami melakukan proses pembiakan murni. Tehnik biakan murni, populasi mikroba dialam sekitar kita besar lagi kompleks.beratus-ratus spesies berbagai mikroba besar menghuni bermacam-macam tubuh kita. Mereka terdapat dalam jumlah yang luar biasa besarnya. Dalam tehnik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan murni tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Medium untuk membiakan mikroba haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran (kontaminasi) dari luar terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme

(14)

10

disebut juga biakan campuran. Teknik biakan campuran digunakan untuk memisahkan berbagai macam bakteri tersebut. Teknik biakan murni ini biasanya dengan media buatan, dengan membuat suatu media agar yang diberi nutrisi, dan protein sebagai makanan mikroba agar mikroba yang ditumbuhkan tetap hidup.

(15)

11 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi dari acara praktikum yang telah dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan bahwa bakteri memiliki morfologi koloni yang berbeda-beda. Bentuk-bentuk morfologi koloni Bacillus subtilis seperti curled, echinulate, dan bead bersifat obligat aerob. Sedangkan bentuk-bentuk morfologi koloni Echerichia coli seperti circular ,filiform, dan bead serta bersifat fakultatif aerob.

B. Keritik saran

(16)

12

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2008. Sejarah Perkembangan Mikrobiologi. Hhtp.// www.ubb.ac.td/ menulengkap. php. Sejarah perkembangan mikrobiologi diakses pada tanggal 14 april 2011 pukul 13.00

Anonim, 2008.www. go ogl e. com. image s diakses pada tanggal 8 Januari 2011 pukul13.40 WIB

Anonim, 2008.www. wikipe dia .c om diakses pada tanggal 8 Januari 2011 pukul 13.40WIB

Buckle,K.ADwidjoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Malang.

Chan . E . C .S . Ir.pelczar J. Michael . 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia. Jakarta

Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan; Jakarta

Hadioetomo. Ratna Siri. 1985. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek Tehnik Dan Prosedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia; Jakarta

Pelczar, M.1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi I. Erlangga : Jakarta. Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi Umum. MM Press: Malang.

Waluyo. Iud. 2008. Tehnik Metode Dasar Mikrobiologi. Universitas Muhamadiyah Malang, Malang

Referensi

Dokumen terkait