LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
“MORFOLOGI KOLONI MIKROORGANISME”
NAMA IKA APRIYANTI ARUM PUTRI NIM 145100900111009
KELOMPOK M1
KELAS M
ASISTEN RIDWAN K
`
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Nama Ika Apriyanti Arum Putri
NIM 145100900111009
Jurusan TEP/TSAL
Kelas M
Kelompo k
M1
PRE-LAB
1. Apa yang anda ketahui tentang morfologi koloni mikroorganisme?
Koloni mikroorganisme merupakan kumpulan mikroorganisme sejenis hasil reproduksi yang mengumpul pada suatu tempat di medium kultur atau kumpulan bakteri pada medium kultur yang berasal dari hasil pertumbuhan atau keturunan dari suatu sel mikroorganisme. Beberapa kelompok mikroorganisme menunjukkan ciri-ciri koloni yang saling berbeda, baik dilihat dari bentuknya, elevasi, maupun bentuk tepi koloni. Bentuk-bentuk koloni yaitu: tidak beraturan, akar, seperti batang, berkarat, benang. Bentuk tepi koloni yaitu: rata, tidak beraturan, seperti rumbai, berombak, berlekuk, filamen atau seperti benang-benang. Struktur dalam koloni yaitu: transparan, tembus cahaya, tidak tembus cahaya, berombak, seperti pohon, seperti benang. Bentuk elevasi koloni yang dilihat dari samping: datar tipis merata, sedikit cembung, cembung, menonjol seperti tumbuh kuncup, seperti bantal, tebal dan menonjol (Purnomo, 2012).
2. Jelaskan tujuan dari pengamatan morfologi koloni mikroorganisme?
Davey (2005) menyatakan bahwa pengamatan morfologi koloni mikroorganisme dilakukan untuk mengidentifikasi mikrooganisme. Rocha et al (2012) menyatakan bahwa observasi koloni pada mikroorganisme juga berguna dalam diagnosis bidang kesehatan.
3. Jelaskan parameter apa sajakah yang digunakan untuk pengamatan morfologi koloni mikroorganisme?
Karakteristik dari mikroorganisme dapat diamati dengan identifikasi sederhana bedasarkan deskripsi dari koloni mikroorganisme tersebut. Walaupun dengan kemudahan prosedur pengamatan koloni mikroorganisme, namun koloni mikroorganisme dapat berubah-ubah pada kondisi yang berbeda-beda pula. Morfologi koloni pertama kali dianalisa untuk parameter kualitatif seperti bentuk, bagian luar mikroorganisme, tekstur, ukuran, tinggi dan warna. Lalu kemudian dipergunakan untuk mencari data kuantitatif yakni frekuensi dari koloni tersebut. (Rocha et al, 2012)
3
MORFOLOGI KOLONI
DIAGRAM ALIR
SAMPEL KOLONI
Diamati morfologi koloni
Ditentukan cirinya
(ukuran, warna, diameter, tempat tumbuh koloni, bentuk)
LAPORAN PRAKTIKUM
Praktikum 3. Morfologi Koloni Mikroorganisme
1. Tuliskan hasil pengamatan morfologi koloni mikroorganisme yang telah anda lakukan! Pada pengamatan yang dilakukan terhadap koloni mikroorganisme, diberikan dua
perlakuan berbeda yaitu sebelum dipanaskan, dan sesudah dipanaskan, sehingga didapatkan dua hasil pengamatan yakni data primer dan kontrol.
Data Primer 1. Small Putih 0,5 cm Di bawah Bentuk L Datar Licin Escherichi
a Coli
2. Point Hitam 0,5 cm Di
permukaa n
Konsentrik Berbukit Silikat Aspergillu s Niger
3. Mediu m
Hijau 0,7 cm Di bawah Bentuk L Cembun g 1. Small Putih 0,3 cm Di bawah Bentuk L Datar Licin Escherichi
a Coli
2. Point Hitam 0,5 cm Di
permukaa n
Konsentrik Berbukit Silikat Aspergillu s Niger
3. Mediu m
2. Tuliskan klasifikasi mikroorganisme yang telah anda amati dan simpulkan jenis mikroorganisme (bakteri, kapang atau khamir) sesuai klasifikasi tersebut!
1. Escherichia Coli
Escherichia Coli mempunyai sifat fakultatif anaerob, kemoorganotropik, mempunyai tipe metabolism fermentasi dan respirasi tumbuh dengan baik pada suhu
optimal 37ºC. E. Coli berasal dari filum Proteobacteria, Kelas Gamma Preteobacteria, Ordo Enterobacteriales, Familia Enterobacteriaceae, Genus Escherichia, Spesies Escherichia coli. Secara morfologi E. Coli berbentuk batang
pendek, gemuk, berukuran 2,4 µm x 0,4 sampai 0,7 µm , gram negatif, tidak bersimpai, bergerak aktif dan tidak berspora. (Anggraeni, Merry D, 2012). Bedasarkan uraian klasifikasi dan ciri E. Coli dapat disimpulkan bahwa E. Coli
merupakan jenis bakteri. 2. Aspergillus Niger
Aspergillus Niger memiliki ciri-ciri yakni mempunyai hifa, bercabang-cabang dan bersekat, berwarna terang atau tidak berwarna, dan ditemukan melimpah di alam. A.
Niger tumbuh optimum pada suhu 35-37ºC dengan suhu minimum 6-8ºC dan suhu maksimum 45-47ºC. Proses pertumbuhannya adalah aerobik. A. Niger memiliki
warna dasar putih atau kuning dengan lapisan konidiospora yang teba, berwana coklat gelap. A. Niger dapat tumbuh dengan cepat sehingga banyak digunakan
secara komersial dalam produksi asam nitrat, asam glukonat, dan pembuatan beberapa enzim seperti amylase, pektinase, amiloglukosida dan selulosa. (Inggrid, Maria dan Ign Suharto, 2012). Bedasarkan klasifikasi yang telah diuraikan maka A.
Niger termasuk jenis mikroorganisme kapang.
3. Candida
Genus Candida memiliki ciri sel dengan bentuk yang bervariasi yaitu bulat, oval pendek - oval - oval memanjang, silindris sampai memanjang (elongate), jarang
berbentuk apikulat, ogival, triangular atau berbentuk botol. Ukurannya juga bervariasi diameter x panjang yaitu antara (2-5) x (2,5-10) µm. Reproduksi vegetatif
dengan pertunasan multilateral, pseudohifa berkembang baik atau tidak ada, pada beberapa spesies membentuk miselium sejati. Dapat membentuk blastospora dan
klamidospora, tidak membentuk askospora, teliospora, ballistospora dan arthrospora. (Jumiati et al, 2012). Bedasarkan klasifikasi di atas, Candida
3. Jelaskan perbedaan morfologi koloni mikroorganisme (bakteri, kapang dan khamir) berdasarkan hasil pengamatan anda!
Bedasarkan data hasil pengamatan didapatkan data yang berbeda satu dengan lainnya mengenai morfologi mikroorganisme bakteri (E. Coli), Kapang (A. Niger) dan khamir
(Candida). Yang pertama adalah bedasarkan warna mikroorganisme, pada bakteri E. Coli didapatkan hasil pengamatan koloni yang berwarna putih, pada pengamatan A. Niger didapatkan data koloni yang berwarna hitam, dan terakhir pada pengamatan Candida, didapatkan koloni yang berwarna hijau. Masing-masing organisme memiliki
ukuran yang berbeda-beda pula, E. Coli memiliki ukuran small, A. Niger memiliki ukuran point, sedangkan Candida memiliki ukuran medium. Untuk diameter, didapatkan
hasil pengamatan E. Coli sebesar 0,5 cm, Candida 0,7 cm, sedangkan A. Niger tidak dapat diukur diameternya dikarenakan bentuknya strake. Lalu bedasarkan letak tumbuh,
baik E. Coli maupun Candida sama-sama tumbuh di bagian bawah cawan petri, sedangkan A. Niger tumbuh pada permukaan cawan petri. Selanjutnya, baik E. Coli dan
Candida sama-sama memiliki konfigurasi bentuk L, dan A. Niger memiliki konfigurasi konsentrik. Bedasarkan elevasi, E. Coli memilki elevasi datar, A. Niger berbukit dan
Candida memiliki elevasi cembung. Terakhir data pengamatan mengenai tepian, didapatkan data bahwa E. Coli dan Candida memiliki tepian yang licin sedangkan A.
Niger memiliki tepian silikat.
Bedasarkan data yang diuraikan di atas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan morofologi pada E. Coli, A. Niger dan Candida yang diamati, namun bedasarkan hasil
pengamatan terdapat beberapa kesamaan antara E.Coli dan Candida yakni pada letak tumbuh, konfigurasi, dan tepian.
4. Bandingkan hasil pengamatan anda dengan literatur! 1. Escherichia Coli
Bedasarkan hasil pengamatan terhadap koloni bakteri Escherichia Coli, didapatkan hasil sebagai berikut.
Ukuran : Small Warna : Putih Diameter : 0,5 cm Tempat tumbuh: di bawah Konfigurasi : Bentuk L Elevasi : Datar Tepian : Licin
Paul G. Engelkirk dan Janet Duben-Engelkirk (2008) bedasarkan pengamatannya terhadap koloni E. Coli menyatakan morfologi koloni Escherichia Coli memiliki tekstur licin, dengan warna abu-abu kusam maupun putih pucat, dengan diameter 2-3 mm. Apabila dilihat menggunakan MAC, koloni E.Coli berwarna merah muda, dan datar dengan warna merah muda lebih gelap di sekelilingnya.
2. Aspergillus Niger
Bedasarkan hasil pengamatan terhadap koloni Aspergillus Niger, didapatkan hasil sebagai berikut.
Ukuran : Point Warna : Hitam
Diameter : - (Tidak dihitung karena bentuk streak) Tempat tumbuh: di permukaan
Konfigurasi : Konsentrik Elevasi : Berbukit Tepian : Silikat
Root (2009) menyatakan bahwa koloni Aspergillus Niger berwarna hitam, licin, tumbuh di permukaan dan bergerombol. Wangge et al (2012) menyatakan A. Niger menampakkan koloni kompak berwarna putih, dan kuning pada permukaan bawah koloni yang akan berubah menjadi coklat gelap sampai hitam setelah terbentuk konidiospora. Madigan (2006) menyatakan pada proses pertumbuhannya fungi ini memerlukan oksigen yang cukup (aerobik) sehingga dapat disimpulkan letak tumbuhnya berada di permukaan karena butuh oksigen. Juga, sifat A. Niger yang yang bergerombol membentuk konfigurasi kosentrik. Paul G. Engelkirk dan Janet Duben-Engelkirk (2008) menyatakan bahwa diameter A. Niger berkisar antara 300-500 μm dan memiliki tepian yang licin.
Bedasarkan hasil pengamatan dan literatur yang diuraikan di atas dapat disimpulakan bahwa ada beberapa kesamaan antara hasil pengamatan dan literatur seperti elevasi, warna, konfigurasi dan tempat tumbuh. Data pada kelompok M4 mengenai A. Niger dinyatakan sebagai berikut.
Ukuran : bulat, kecil Warna : coklat keemasan
Diameter : - (Tidak dihitung karena bentuk streak) Tempat tumbuh: di tempat lembab
Konfigurasi : Konsentrik Elevasi : Berbukit Tepian : licin
Terdapat beberapa perbedaan pada data kelompok M4 pada hasil pengamatan maupun literatur yang sudah diuraikan di atas. Namun terdapat persamaan yakni pada tepian, elevasi, dan konfigurasi.
3. Candida
Berikut adalah data hasil pengamatan terhadap Candida. Ukuran : Medium
Warna : Hijau Diameter : 0,7 cm Tempat tumbuh: di bawah Konfigurasi : Bentuk L Elevasi : Cembung Tepian : Licin
Terdapat perbedaan pada hasil pengamatan dengan literatur, hal ini disebabkan oleh perbedaan spesies sebagai sampel pengamatan pada cawan petri.
Secara keseluruhan, perbedaan data hasil pengamatan dengan literatur dapat dikarenakan perbedaan obyek yang diamati dan perbedaan pendapat masing-masing pengamat mengenai morfologi mikroorganisme yang diamati. Perbedaan hasil pengamatan juga dapat diakibatkan oleh pendekatan yang dilakukan untuk mengamati mikroorganisme, pada literatur, pengamat mengamati mikroorganisme menggunakan mikroskop sedangkan data hasil pengamatan praktikum didapatkan dengan pendekatan makroskopis.
Kesimpulan
Koloni mikroorganisme merupakan kumpulan mikroorganisme sejenis hasil reproduksi yang mengumpul pada suatu medium kultur atau kumpulan kumpulan mikroorganisme pada mediaum kultur yang berasal dari hasil pertumbuhan atau keturunan suatu sel mikroorganisme. Morfologi koloni mikroorganisme merupakan ilmu yang mempelajari bentuk mikroorganisme itu sendiri, dalam hal ini termasuk bentuk koloni
mikroorganisme, warna, diameter, tempat tumbuh, konfigurasi, elevasi, dan tepian koloni mikroorganisme. Adapun tujuan dilakukannya pengamatan terhadap koloni
mikroorganisme adalah untuk mengetahui morfologi dari bakteri, khamir dan kapang serta mengetahui perbedaan morfologi ketiganya menggunakan prinsip makroskopis atau pengamatan langsung dengan mata telanjang. Hasil yang didapatkan dari pengamatan dari ketiga mikroorganisme (E. Coli, A. Niger, dan Candida) didapatkan data morfologi yang beragam yang menyimpulkan bahwa setiap organisme mempunyai ciri khasnya masing-masing. Misalnya, didapatkan data elevasi ketiganya berbeda-beda, E. Coli dengan elevasi datar, A. Niger dengan elevasi berbukit, dan terakhir Candida dengan elevasi cembung.
Daftar Pustaka
Anggraeni, Merry D. 2012. Uji Disinfeksi Bakteri Escherichia Coli Menggunakan Kavitasi Water Jet. Jakarta: Universitas Indonesia.
Davey, Patrick. 2005. At a Glance Medicine (diterjemahkan oleh Annisa Rahmalia, Cut Novianty). Jakarta: Erlangga
Engelkirk, Paul G. dan Janet Duben-Engelkirk. 2008. Laboratory Diagnosis of Infectious Diseases Essentials of Diagnostic Microbiology. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins, a Wolters Kluwer Business
Hutto, Cecelia dan Gwendolyn B. Scott. 2006. Congenital and Perinatal Infections: A concise Guide to Diagnosis. New Jersey: Human Press Inc.
Semarang
Madigan.2006. Brock Biology of Microorganisms 11th ed. New Jersey : Pearson Education
Maria, Inggrid dan Ign Suharto. 2012. Fermentasi Glukosa oleh Aspergillus niger menjadi asam glukonat. Universitas Katolik Parahayangan: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Purnomo, Bambang. 2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Bengkulu: lab IHPT Universitas Bengkulu
Rocha, Miguel P. et al. 2012. 6th International Confrence on Practical Applications of Computational Biology and Bioinformatics. Berlin: Springer-Verlag Berlin Heidelberg
Root, Richard K. 2009. Clinical Infectious Diseases. New York: Oxford University Press Wangge et al. (2012). Isolasi dan Identifikasi Jamur Penghasil Mitoksin pada Biji Kakao Kering Yang Dihasilkan di Flores. Journal of Agriculture Science and Biotechnol. 1:41
Tanggal Nilai Paraf
LOG BOOK PRAKTIKUM BIOLOGI
BAB 3
“Morfologi Koloni Mikroorganisme”
Tujuan Praktikum
Mengetahui morfologi dari bakteri, khamir dan kapang dan mengetahui perbedaan morfologi secara makroskopis.
Alat dan Bahan
1. Alat tulis untuk mencatat hasil pengamatan 2. Cawan petri yang berisi sampel mikroorganisme
No
. Hari/Tanggal/Waktu Kegiatan Hasil
1. Selasa, 18 November 2014 jam
12.30-15.20 WIB
1. Mengamati dan mengindentifikasi morfologi bakteri Escherichia coli pada cawan petri.
2. Mencatat morfologi Escherichia coli pada kertas yang telah disiapkan sebelumnya.
Hasil yang didapatkan dari pengamatan bakteri
Escherichia coli adalah sebagai berikut.
Ukuran : Small Warna : Putih Diameter : 0,5 cm
Tempat tumbuh: di bawah
Konfigurasi: Bentuk L
Kesimpulan
Hasil yang didapatkan dari pengamatan dari ketiga mikroorganisme (E. Coli, A. Niger, dan Candida) didapatkan data morfologi yang beragam yang menyimpulkan bahwa setiap organisme mempunyai ciri khasnya masing-masing. Misalnya, didapatkan data elevasi ketiganya berbeda-beda, E. Coli dengan elevasi datar, A. Niger dengan elevasi berbukit, dan terakhir Candida dengan elevasi cembung.
Saran
Disarankan agar selanjutnya pengamatan dan identifikasi morfologi tidak hanya dilakukan secara makroskopis tapi juga secara
mikroskopis menggunakan mikroskop
Praktikan
(Ika Apriyanti Arum Putri)
Asisten Praktikum