• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Mikrobiologi daya hambat anti bakteri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Praktikum Mikrobiologi daya hambat anti bakteri"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki ribuan jenis tumbuhan yang harus dilestarikan dan dimanfaatkan dengan baik. Sebagian besar tumbuhan tersebut dapat digunakan sebagai obat tradisional. Hal ini menandakan adanya kesadaran masyarakat untuk kembali ke alam dalam rangka mencapai kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami ( Wiayakusuma, 1997). Obat tradisional yang berasal dari tumbuhan dan bahan – bahan alami murni, memiliki efek samping, tingkat bahaya dan resiko yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan obat kimia

Bunga rosella merupakan tanaman yang sekarang terkenal hampir di seluruh penjuru dunia. Tanaman ini juga mulai populer di Indonesia. bunga rosella mengandung senyawa metabolit sekunder yang diduga mempunyai efek antibakteri. Adapun kandungan kimia dari tumbuhan rosella adalah alkaloid, flavonoid, triterpen, steroid, dan fenolik. Kandungan kimia bunga rosella yang diduga mempunyai efek sebagai antibakteri adalah flavonoid. Dimana kandungan flavonoid mampu menghambat dan membunuh kuman - kuman, mikroorganisme yang bisa menyebabkan penyakit pada manusia (Duke, 1998).

Bakteri merupakan suatu mikroorganisme yang tidak terlepas dari bagian kehidupan yang dapat memberikan manfaat contohnya Escherichia coli yang berperan dalam sintesis vitamin K dalam usus. Sebagian besar bakteri dapat menimbulkan bermacam-macam penyakit/infeksi dengan cara menginvasi dan berkembang biak dalam jaringan tubuh atau rongga mulut. Bakteri menimbulkan infeksi terutama Staphylococcus aureus yang dapat menyebabkan abses, gingivitis dan Denture stomatitis.

(2)

Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas dan daya hambat antibakteri pada bunga Rosella (Hisbiscus Sabdariffa L.) terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus dengan metode difusi agar.

(3)

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.)

Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.). Uraian tanaman rosela meliputi klasifikasi tanaman, deskripsi tanaman, khasiat dan kegunaan tanaman, dan kandungan kimia tanaman. Bunga rosella tumbuh dari biji dengan ketinggian mancapai satu meter danmengeluarkan bunga hampir sepanjang tahun. Bunga rosella berwarna cerah, kelopak bunga (kaliks) berwarna merah gelap dan lebih tebal jika dibandingkan dengan bunga raya (sepatu). Bagian bunga rosella yang diproses menjadi makanan adalah kaliks yang mempunyai rasa asam. (Mardiah. 2010)

Klasifikasi tanaman bunga rosella adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Class : Angiospermae Subclass : Dicotyledoneae Ordo : Malvaceales Familia : Malvaceae Genus : Hibiscus

Spesies : Hibiscus sabdariffa Linn

(4)

Seperti bunga lain rosella dimanfaatkan sebagai tanaman hias karena bentuk dan warnanya menarik. Tanaman yang memiliki nama latin Hibiscus Sabdariffa L, berkhasiat diuretik (melancarkan air seni), antiseptik, menurunkan panas, meluruhkan dahak, antiradang, antihipertensi, antibakteri dan memperlancar buang air besar (menstimulasi gerak peristaltik usus). Daun dan biji bunga rosella berperan sebagai diuretik, antisariawan dan pereda nyeri. Kelopak bunga rosella mengandung vitamin C, vitamin A dan asam amino yang diperlukan oleh tubuh. Kelopak bunga rosella dapat mengatasi panas dalam, sariawan, kolesterol tinggi, gangguan jantung, sembelit, mengurangi resiko osteoporosis dan mencegah kanker darah. Senyawa asam amino yang terdapat pada bunga rosella yaitu arginin dan legnin yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh. Selain itu pada kelopak bunga rosella juga mengandung protein dan kalsium. Sebagai obat tradisional bunga rosella berkhasiat sebagai antiseptik, aprodisiak, diuretik, pelarut dan lain-lain. (Duke, 1998)

Senyawa Aktif dalam Bunga Rosella

Kandungan penting yang terdapat pada kelopak bunga rosella adalah pigmen antosianin yang membentuk flavonoid yang berperan sebagai antioksidan. Pigmen antosianin ini yang membentuk warna merah yang menarik di kelopak bunga rosella. Zat gizi lain yang penting terkandung dalam rosella adalah kalsium, niasin, riboflavin, dan besi yang cukup tinggi. Selain itu, kelopak rosella juga mengandung protein, sodium, vitamin C, dan vitamin A. Kandungan vitamin A dan vsitamin C rosella cukup tinggi dibandingkan buah-buahan seperti jeruk, apel, pepaya, dan jambu biji (Mardiah et al., 2009).

Kandungan kimia tanaman ini adalah alohidroksi asam sitrat lakton, asam malat dan asam tartrat. Antosian yang menyebabkan warna merah pada tanaman ini mengandung delfinidin-3-siloglukosida, delfinidin-3-glukosida, sianidin-3-siloglukosida, sedangkan flavonoidnya mengandung gosipetin dan mucilage (rhamnogalakturonan, arabinogalaktan, arabinan)

Antosianin terbagi atas tiga kelompok yaitu antosianin, aglikon, dan glukosida. Antosianin yang merupakan inti aglikon dari antosianin yang menyebabkan terbentuknya warna merah, biru, dan kuning pada sayuran dan

(5)

buah-buahan. Antosianin dengan struktur orto hidroksifenil pada cincin beta dapat menginduksi apoptosis (kematian sel). Elphinidin merupakan antosianidin dengan dua gugus orto-dihidroksifenol yang dapat menginduksi produksi hidrogen peroksida pada sel leukimia manusia.

Bunga rosella mengandung sekitar 14 macam antioksidan terutama dari golongan flavonoid. Chung et al., (1998) mengemukakan bahwa flavonoid merupakan protektor yang bekerja melindungi tanaman dari pertumbuhan mikroorganisme tertentu, seperti proanthocyanidins pada strawberi dapat bekerja menghambat pertumbuhan Botrytis ceneriaa. Lebih lanjut Bors et a.,l (1990) mengemukakan bahwa flavonoid bekerja dengan bereaksi terhadap hidroxyl (-OH), azil (-N3) dan peroxyl (ROO-).

Hibiscus sabdariffa L juga mngandung senyawa fenol yang dapat didefinisikan secara kimiawi oleh adanya satu cincin aromatik yang membawa satu (fenol) atau lebih (polifenol) substitusi hydroksil, termasuk derifat fungsionalnya. Polifenol adalah kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan.

Cara kerja fenol dalam membunuh mikrooraganisme yaitu dengan cara mendenaturasi protein sel. Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hitrogen. Pada kadar rendah terbentuk komplek protein fenol dengan ikatan yang lemah dan segera mangalami peruraian, diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein. Pada kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel membrane mengalami lisis (Hamdani,2013).

Pemanfaatan Ekstrak Bunga Rosella dalam Pengolahan Pangan

Bunga rosella memiliki banyak manfaat dalam kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian, khasiat rosella antara lain untuk menurunkan asam urat, hipertensi, diabetes mellitus, memperbaiki metabolisme tubuh, melangsingkan tubuh, menghambat sel kanker, mencegah sariawan dan panas dalam, menambah vitalitas, meredakan batuk, mencegah flu, antioksidan, antihipertensi, antikanker, antidepresi, antibiotik, aprodisiak, diuretik (peluruh kencing), sedatif, tonik, dan menurunkan absorpsi alkohol (Rudi, 2010).

(6)

Penambahan rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) pada bahan pangan, selain dapat menambah nilai jual pada produk, bahan ini juga dapat menjadi pewarna alami dan memiliki aroma yang khas (wangi). Disamping itu akan dapat dipertimbangkan produk lain suplementasi rosella menjadi produk makanan kesehatan.

Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan mematikanbakteri dengan cara mengganggu metabolismemikroba yang merugikan. Mikroorganisme dapat menyebabkan bahaya karena kemampuan menginfeksi dan menimbulkan penyakitserta merusak bahan pangan. Antibakteri termasuk kedalam antimikroba yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri (Hamdani, 2013).

Antibakteri hanya dapat digunakan jika mempunyai sifat tosik selektif, artinya dapat membunuh bakteri yang menyebabkan penyakit tetapi tidak beracun bagi penderitanya. Mekanisme kerja dari senyawa antibakteri diantaranya yaitu menghambat sintesisdinding sel, menghambat keutuhan permeabilitas dinding sel bakteri, menghambat kerja enzim, dan menghambat sintesis asam nukleat dan protein

Langkah pertama kerja obat berupa pengikatan obat pada reseptor sel (beberapa) diantaranya adalah enzim transpeptida. Kemudian dilanjutkan dengan reaksi transpeptidase dan sintesis peptidoglikan terhambat. Mekanisme diakhiri dengan pembuangan atau penghentian aktivitas penghambat enzim autolisis pada dinding sel. Pada lingkungan yang isotonislisis terjadi pada lingkungan yang jelas hipertonik, mikroba berubah menjadi protoplas atau sferoflas yang hanya tertutup oleh selaput sel yang rapuh.

Sitoplasma semua sel hidup dibatasi oleh selaput sitoplasma yang bekerja sebagai penghalang dengan permeabilitas selektif, melakukan fungsi pengangkutan aktif sehingga dapat mengendalikan susunan sel. Bila integritas fungsi selaput sitoplasma terganggu misalnya oleh zat bersifat surfaktan sehinga permeabilitas dinding sel berubah atau bahkan menjadi rusak, maka komponen

(7)

penting, seperti protein, asam nukleat, nukleotida, dan lain-lain keluar dari sel dan sel berangsur-angsur mati (Dwidjoseputro, D, 1987).

Aktivitas senyawa antibakteri dipengaruhi oleh pH, suhu stabilitas senyawa tersebut, jumlah bakteri yang ada, lamanya inkubasi, dan aktivitas metabolisme bakteri.Berdasarkan aktivitasnya zat antibakteri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu bakteriostatikdan bakteriosida. Bakteriostatik adalah zat antibakteri yang memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan bakteri (menghambat perbanyakan populasi bakteri), namun tidak mematikan. Bakterisida adalah zat antibakteri yang memiliki aktifitas membunuh bakteri. Namun ada beberapa zat antibakteri yang bersifat bakteriostatik pada konsentrasi rendah dan bersifat bakterisida pada konsentrasi tinggi (Dwidjoseputro, D, 1987).

Tinjauan Umum Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

Bakteri yang digunakan dalam praktikum ini adalah Escherichia coli untuk mewakili bakteri Gram negatif dan Staphylococcus aureus untuk mewakili bakteri Gram positif .

a. Escherichia coli

Pada umumnya jika kita mendengar kata bakteri, yang langsung terbayang adalah makhluk amat kecil yang berbahaya karena menyebabkan berbagai penyakit.Bakteri Escherichia coli adalah salah jenis bakteri yang sering dibicarakan. Cukup banyak masyarakat yang tahu E. Coli namun hanya sebatas bakteri ini adalah penyebab infeksi saluran pencernaan. Namun banyak sebenarnya yang patut diketahui dari bakteri ini.

Escherichia coli adalah bakteri oportunis yang banyak ditemukan di dalam usus besar manusia sebagai flora normal. E.coli merupakan bakteri berbentuk batang pendek (kobasil) dan berukuran 0,4-0,7 mm x 1,4 mm. Merupakan batang gram negatif, motil, aerobik dan anaerobik fakultatif. Tumbuh dengan mudah pada medium nutrien sederhana, selain itu E. coli dapat menyebabkan diare akut.

(8)

Menurut Pelczar dan Chan (1988:809-810), mengatakan Escherichia coli merupakan bagian dari mikrobiota normal saluran pencernaan.Escherichia coli dipindah sebarkan dengan kegiatan tangan ke mulut atau dengan pemindahan pasif lewat makanan atau minuman. Morfologi dan ciri-ciri pembeda Escherichia coli yaitu:

a. Merupakan batang gram negative

b. Terdapat tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek c. Biasanya tidak berkapsul

d. Tidak berspora

e. Motil atau tidak motil, peritrikus f. Aerobik, anaerobik fakultatif

g. Penghuni normal usus, seringkali menyebabkan infeksi.

Escherichia coli dalam usus besar bersifat patogen apabila melebihi dari jumlah normalnya. Galur-galur tertentu mampu menyebabkan peradangan selaput perut dan usus (gastroenteritis) (Pelczar dan Chan, 1988:809-810). Bakteri ini menjadi patogen yang berbahaya bila hidup di luar usus seperti pada saluran kemih, yang dapat mengakibatkan peradangan selaput lendir (sistitis) (Pelczar dan Chan, 1988:545).

Escherichia coli dapat dipindah sebarkan melalui air yang tercemar tinja atau air seni orang yang menderita infeksi pencernaan, sehingga dapat menular pada orang lain. Infeksi yang timbul pada pencernaan akibat dari serangan bakteri Escherichia coli pada dinding usus menimbulkan gerakan larutan dalam jumlah besar dan merusak kesetimbangan elektrolit dalam membran mucus. Hal ini dapat menyebabkan penyerapan air pada dinding usus berkurang dan terjadi diare . (Pelczar dan Chan, 1988:810).

Menurut Emingko (2011:1), E. coli memiliki manfaat dan bahaya bagi kehidupan manusia. Adapun manfaatnya adalah bakteri E. coli yang berada di dalam usus besar manusia berfungi untuk menekan pertumbuhan bakteri jahat, dia juga membantu dalam proses pencernaan termasuk pembusukan sisa-sisa makanan dalam usus besar. Fungsi utama yang lain dari E. coli adalah membantu memproduksi vitamin K melalui proses pembusukan sisa makan.Vitamin K berfungsi untuk pembekuan darah misalkan saat terjadi perdarahan seperti pada

(9)

luka/mimisan vitamin K bisa membantu menghentikannya. Sedangkan bahayanya adalah dalam jumlah yang berlebihan bakteri E. Coli dapat mengakibatkan diare, dan bila bakteri ini menjalar ke sistem/organ tubuh yang lain dapat menginfeksi. Seperti pada saluran kencing, jika bakteri E. Coli sampai masuk ke saluran kencing dapat mengakibatkan infeksi saluran kemih/kencing (ISK), umumnya terjadi pada perilaku sek yang salah (anal sek) juga resiko tinggi bagi wanita karena posisi anus dan saluran kencingnya cukup dekat sehingga kemungkinan bakteri menyebrang cukup besar tepatnya ketika membersihkan anus setelah BAB [Buang Air Besar] untuk itu arahkan air juga tangan ke arah belakang saat membersihkan anus jangan ke depan agar tidak mengkontaminasi saluran kencing.

b. Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus adalah bakteri koki Gram positif dan jika diamati di bawah mikroskop akan tampak dalam bentuk bulat tunggal atau berpasangan, atau berkelompok seperti buah anggur. Staphylococcus aureus termasuk dalam famili Staphylococcaceae, berukurandiameter 0.5-1.5 µm dan membentuk pigmen kuning keemasan. Bakteri ini tidak membentuk spora, bersifat aerob atau anaerob fakultatif, non-motil, koagulase dankatalase positif, mampu memfermentasi mannitol serta mampu menjalankan duamacam metabolisme yaitu respirasi maupun fermentasi (Puji, 2012).

Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif pada pengecatan gram terlihat bentuk kokus ukurannya 0.8-1.0 mm dengan diameter 0.7-0.9 mikron. Bakteri ini tumbuh secara anaerbik fakultatif dengan membentuk kumpulan sel-sel yang bentuknya seperti buah anggur, tidak bergerak ditemukan satu-satu, berpasangan berantai pendek atau bergerombol menyerupai buah anggur (Anonim:2010:1).

Staphylococcus aureus tumbuh dengan baik pada berbagai media bakteriologi dibawah suasana aerobik atau mikroaerofilik. Koloni akan tumbuh dengan cepat pada temperatur 37°C namun pembentukan pigmen terbaik adalah pada temperatur kamar (20°C-35°C) koloni pada media padat akan berbentuk

(10)

bulat, lembut, dan mengkilat. Pada pembenihan cair menyebabkan kekeruhan yang merata tidak membentuk pigmen. Pada nutrien agar setelah diinkubasi selama 24 jam koloni berpigmen kuning emas, ukuran 2-4mm, bulat, cembung, tepi rata(Anonim:2010:1).

Menurut Irfa (2012:1), bakteri Staphilococcus aureus memiliki ciri-ciri sbb:

a. Berbentuk kokus dan tersusun seperti buah anggur.

b. Jika ditumbuhkan pada media agar, Staphylococcus memiliki diameter 0,5-1,0 mm dengan koloni berwarna kuning.

c. Tumbuh dengan cepat pada temperatur 20 - 35ºC dengan koloni pada media padat.

d. Staphylococcus tumbuh dengan baik pada berbagai media bakteriologi di bawah suasana aerobik atau mikroaerofilik.

Menurut Puji (2012:2), salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah suhu. Suhu optimum untuk pertumbuhan Staphylococcus aureus adalah 35°C– 37°C dengan suhu minimum 6,7°C dan suhu maksimum 45,4°C. Bakteri ini dapat tumbuh pada pH 4,0 – 4,8 dengan pH optimum 6,0 – 7,0. Pertumbuhan pada pH mendekati 9,8 hanya mungkin bila substratnya mempunyai komposisi yang baik untuk pertumbuhannya. Bakteri ini membutuhkan asam nikotinat untuk tumbuh dan akan distimulir pertumbuhannya dengan adanya thiamin. Pada keadaan anaerobik, bakteri ini juga membutuhkan urasil. Untuk pertumbuhan optimum diperlukan sebelas asam amino, yaitu valin, leusin, threonin, phenilalanin, tirosin, sistein, metionin, lisin, prolin, histidin dan arginin. Bakteri ini tidak dapat tumbuh pada media sintetik yang tidak mengandung asam amino atau protein. Adapun faktor lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada Tabel 1.

(11)

Staphylococcus aureus merupakan sel Gram positif yang berbentuk bulat, kebanyakan galur ini adalah koagulase positif, bila menggerombol dalam susunan yang tidak teratur sisinya agak rata karena tertekan, diameter antara 0,8-1,0 mikron. Bakteri ini tidak bergerak dan tidak berspora. Bakteri gram positif ini tertata seperti anggur, nonmotil, aerobik, anaerobik fakultatif, menghasilkan koagulase, dapat ditemukan pada selaput hidung, kulit, kantung rambut. Selain itu Staphylococcus aureus juga dapat menyebabkan keracunan makanan, infeksi kulit ringan sampai berat.

(12)

METODOLOGI PRAKTIKUM

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan antara lain jangka sorong, cawan petri, pipet tetes, volume pipet, mikropipet, pembakar Bunsen, tabung reaksi, kawat Ose, inkubator, laminar, kulkas, vortex, penutup tabung. Bahan yang digunakan antara lain ekstrak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn), alkohol 70%, NaCl 0,85%, MC Ferland 0,5, kertas saring, kertas label, plastik wrap, tissue, dan Mueller-Hinton agar (M1HA). Mikroba uji yang digunakan antara lain Eschericia coli dan Staphylococcus aureus.

Metode Praktikum

Langkah pertama dalam pengujian aktivitas antibakteri yaitu dengan membuat pengenceran, kultur bakteri Escherichia coli atau Staphylococcus aureus diambil menggunakan ose kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yan berisi NaCl 0,85% 9 mL sampai mencapai 108 dengan menggunakan MC Ferland 0,5 sebagai indikator kekeruhan. Selanjutnya, diencerkan menjadi 107 kemudian dihomogenkan dan selanjutnya dibuat hingga konsentrasi 106. Uji Aktivitas antibakteri ekstrak bunga rosella dengan metode disc diffusion yaitu pertama Disiapkan cawan petri steril, kemudian homogenkan kembali sampel bakteri konsentrasi 106, selanjutnya dimasukkan sampel bakteri kedalam cawan petri steril @ 1 ml. Dimasukkan 20 mL m1HA encer kedalam cawan petri yang telah berisi sampel tutup cawan petri dilapisi dengan menggunakan kertas saring lalu tunggu beberapa menit hingga media menjadi padat. Selanjutnya dibuat sumuran masing-masing tiga pada satu cawan, 2 sumuran untuk duplo bahan, dan satu sumuran untuk kontrol. Memasukkan 50µl ekstrak rosella kedalam sumuran simplo dan duplo.Kemudian dimasukkan ke dalam kulkas selama 2-3 jam lalu dimasukkan ke dalam inkubator selama 1x24 jam. Setelah 24 jam, dilakukan pengukuran diameter zona hambat atau zona bening yang terbentuk sebagai hasil dari aktivitas antibakteri rosella, kemudian didokumentasikan.

(13)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Antimikroba Pada Staphylococcus aureus

Uji Aktivitas anti bakteri menggunakan Ekstrak bunga rosella mengunakan metode disc diffussi terhadap bakteri Staphylococcus aureus di Inkubasi Selama 1

X 24 Jam. Dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Data Diameter zona Hambat Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Bunga

Rosella

Daya Hambat / Zona Bening (mm)

Simplo 26

Duplo 27,32

Berdasarkan dari Tabel 2. Menunjukkan pemberian ekstrak bunga rosella mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Diameter zona hambat pada simplo sebesar 26mm dan duplo 27,32mm. Hal ini sesuai dengan pendapat Kasogi et al bahwa semakin besarnya nilai hambatan antimikroba kemungkinan disebabkan oleh kandungan senyawa antimikroba seperti flavonoid, tanin dan saponin. Zuhrontun et al (2009) menyatakan bahwa berdasarkan data kandungan metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak bunga rosella diduga adalah flavonoid, steroid dan saponin berperan dalam aktivitas antibakteri terhadap beberapa spesies Staphylococcus aureus.

Gambar 1. menunjukkan bahwa ekstrak bunga rosella mampu menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus, pada inkubasi 1 x 24 jam, terbukti dari adanya zona bening disekitarsumur ekstrak rosella. Menurut Kasogi et al, Staphylococcus aureus yang merupakan bakteri gram positif yang mempunyai dinding sel sederhana dan menyebabkan bakteri sensitif terhadap antibaktei yang mempunyai target penghambatan dinding sel. Suatu bahan uji dapat membunuh suatu mikroorganisme apabila bahan uji tersebut dapat masuk ke dalam sel dengan melalui dinding sel dan kelompok bakteri dari gram positif seperti Staphylococcus aureus memiliki struktur dinding sel yang sedikit.

pH juga mempunyai mempengaruhi pertumbuhan bakteri S. aureus, dimana pH dari ekstrak rosella tergolong pH asam, dengan pH 2,236. Sehingga bakteri S.aureus dapat dihambat pertumbuhannya oleh ekstrak rosella. Kisaran pH

(14)

pertumbuhan S.aureus antara 4.0 hingga 9.8, dengan pH optimum 6.0-0.7. (Adam dan Mos,1995).

Uji Antimikroba Pada Eschericia coli

Uji Aktivitas Ekstrak bunga rosella (mengunakan metode disc difussi) terhadap bakteri Escherichia coli yang di Inkubasi Selama 1 X 24 jam. Dapat dilihat pada Tabel. 3

Tabel 3. Data Diameter Hambat Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Bunga Rosella Daya Hambat / Zona Bening (mm)

Simplo 26, 45

Duplo 25,70

Berdasarkan Tabel 3. diketahui bahwa ekstrak bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa Linn) diketahui mampu menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif yaitu Escherichia coli yaitu 26,45mm untuk simplo dan 25.70mm untuk duplo. Hal ini sesuai dengan penelitian Rostinawati (2009) yang menggunakan ekstrak rosella 0,8 g/ml terhadap Escherichia coli zona hambat yang dihasilkan 26,2mm.

Gambar 2. menunjukkan efektifitas daya hambatan yang terjadi pada bakteri gram negatif. mampu menghambat 26,45 mm, pada inkubasi 1 x 24 jam. Pada literatur yang ada dikatakan menghambat bakteri apabila zona bening pada cawan petri lebih dari separuh. Sehingga dapat dianalisa bahwa aktivitas ekstrak bunga rosella mampu menghambat bakteri gram negatif, karena terdapat zona bening disekitar sumuran ekstrak rosella. Adanya zona bening diakibatkan kandungan fenol, flavonoid dan tanin pada ekstrak bunga rosella. Cara kerja fenol dalam membunuh mikrooraganisme yaitu dengan cara mendenaturasi protein sel. Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hitrogen. Pada kadar rendah terbentuk komplek protein fenol dengan ikatan yang lemah dan segera mangalami peruraian, diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein. Pada kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel membrane mengalami lisis (Hamdani. 2013).

(15)

pH dari ekstrak rosella juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Hal ini di karenakan pH dari ekstrak rosella adalah 2,236, sedangkan pH minimum untuk pertumbuhan bakteri E. coli adalah 4. Oleh karena itu, bakteri E. coli tidak dapat tumbuh pada zona yang telah diberi ekstrak rosella. Hal ini sesuai dengan pendapat Schlegel, Hans G. (1994) yang menyatakan bahwa faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba adalah keasaman (pH). E. Coli tidak dapat tumbuh pada pH=2, namun dapat tumbuh pada pH=5, terlebih pada pH=7, E. Coli dapat tumbuh dengan baik. E. Coli tidak bisa hidup dalam suasana yang terlalu asam. E. Coli dapat hidup dalam suasana netral atau hampir netral yang tidak asam dan tidak juga basa. E. Coli digolongkan sebagai mikroba mesofil (neutrofil), yaitu kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 5,5-8,0.

(16)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum uji aktivitas antibakteri dapat disimpulkan seba

(17)

DAFAR PUSTAKA

Adams M.R., dan Moss. M. O. (1995). The Royal of Society of Chemistry. Cambridge : University of Survey Guidford. Hal 264.

Anonim.2010.Staphylococcus aureus.(Online).(http://digilib.unimus.ac.id/ files/disk1/105/jtptunimus-gdl.indartigo3-5224-2-bab2.pdf, diakses 15 Oktober 2014)

Bors, W., Heller, W., Michel, C., and Saran, M. 1990. Flavonoids as

Antioxidants: Determination of Radical-scavenging Efficiencies. Methods Enzymol. 186:343–355.

Chung, K.-T., Wong, T.Y., Wei, C.-I., Huang, Y.-W., and Lin, Y. 1998. Tannins and humanhealth: A review. Crit. Rev. Food Sci. Nutr. 38(6):421–464. Duke, James A.1998. Handbook Of Energy Crops : Hibiscus Sabdariffa Linn, Malvacea, Roselle. Center For New Crops And Plants Products, Purduc University

Dwidjoseputro, D, 1987, ”Dasar-dasar mikrobiologi”, Penerbit Djambatan, Jakarta, hlm 1-14, 24-29, 146-147, 152

Emingko.2011.Manfaat dan Bahaya Bakteri. (Online). (http://www.emingko. C om/2011/06/manfaat-dan-bahaya-bakteri-e-coli.html, diakses 17 Oktober 2014)

Hamdani. 2013. Daya Hambat Air Rebusan Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.) Terhadap Koloni Bakteri Pada Sikat Gigi. Skripsi. Makassar(Id): Universitas Hasanuddin Fakultas Kedokteran Gigi Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat.

Hans G.1994. Mikrobiologi Umum. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta Irfa.2011.Karakteristik Bakteri Pseudomonas.(Online).(http://irfa.blogspot.

com/2011 /12/karakteristik-bakteri-pseduomonas.html, diakses 13 Oktober 2014)

Kasogi I, Sarwiyono, Surjowardojo P. Ekstrak Metanol Daun Kersen (Muntingia calabura L) Sebagai Antimikroba Alami Terhadap Bakteri Pada Sapi Perah Di Daerah Ngantang Malang. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.

(18)

Linn) sebagai Pewarna Merah Alami. Seminar Fakultas Agribisnis dan Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi Universitas Djuanda, Bogor.

Pelczar,M.J dan Chan,E.C.S.1988.Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2.Jakarta: Universitas Indonesia.997 halaman

Puji.2012.Bakteri Staphylococcusaureus.(Online).(http:// pujipeje. blogspot. com/2012/ 05/bakteri-staphylococcus.html, diakses 15 Oktober 2014

Rostinawati Tina, 2009.Aktivitas antibakteri ekstrak etanol bunga rosella (hibiscus sabdariffa l.) Terhadap escherichia coli, salmonella typhi dan Staphylococcus aureus dengan metode difusi agar. fakultas farmasi. Universitas padjadjaran.

Rudi, S. 2010. Pengaruh pemberian ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) terhadap penurunan kadar gula darah tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Wijayakusuma. 1997. Roselle (Hibiscus sabdariffa) calyx Diet and histopatological Changes in Liver Albino Rats. J Food Tec 5(2): 110-113. Zuhrotun A, Hendriani R, Kusuma SAF. 2009. Pemanfaatan Ekstrak Air Kelopak

Bunga Rosella (Hibiscus Sabdriffa L)Asal Kabupaten Bandung Barat Sebagai Antiinfeksi Terhadap Beberapa Genus Bakteri Staphylococcus. Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Univertsitas Padjadjaran.

(19)

Lampiran

Gambar 2. Aktivitas antibakteri pada bakteri Staphylococcus aureus

Gambar

Gambar 1 : Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn)
Gambar 3. Aktivitas antibakteri pada bakteri Eschericia coli

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan reaksi kedua golongan bakteri tersebut terhadap pewarnaan Gram disebabkan bakteri Gram positif memiliki dinding sel tebal yang akan menyusut pada saat pembilasan

pertumbuhan bakteri dengan spektrum yang luas, yaitu dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan Gram negatif yang telah diwakilkan oleh kedua bakteri uji

dibandingkan dengan yang terkandung dalam dinding sel bakteri gram positif. Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis dan mengandung peptidoglikan

pertumbuhan bakteri dengan spektrum yang luas, yaitu dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan Gram negatif yang telah diwakilkan oleh kedua bakteri uji

Prinsip dari uji pengecatan gram ini yaitu mengamati dan membedakan gram pada bakteri dengan cara pemberian warna pada bakteri dengan diamati dengan menggunakan mikroskop

Pewarnaan safranin masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel menjadi berwarna merah pada bakteri gram negatif sedangkan pada bakteri gram positif dinding selnya terdehidrasi dengan

yang dibutuhkan bertujuan untuk agar zat warna karbol fuksin ini dapat berpenetrasi secara sempurna ke dalam dinding sel bakteri, dan dimana karbol fuksin ini

Kelompok bakteri Gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih tipis sehingga zat aktif antibakteri akan lebih mudah masuk melewati dinding sel dan mekanisme