LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH MIKROBIOLOGI UMUM SEMESTER GENAP 2021-2022
ACARA KE 5
PENGAMATAN CENDAWAN DAN IDENTIFIKASI BAKTERI
Nama Lengkap : Affida Maulidya Afni NIM : 211710101010
Kelas THP : A
PS. TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER MEI 2022
Nilai : Penilai :
PENDAHULUAN
Identifikasi mikroba adalah suatu pekerjaan utama dalam laboratorium. Mikroba yang akan diidentifikasi dapat berupa niakan murni atau populasi campuran. Bakteri memiliki beberapa macam bentuk yaitu bacil (batang), coccus (bulat) dan spirillum. Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karena bakteri tidak berwarna/transparan dan ukurannya sangat kecil. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pewarnaan. Prinsip dasar pewarnaan adalah adanya ikatan ion antara komponen seluler dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarnaan yang disebut kromogen (Zega & dkk, 2015).
Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan bersifat basa dan asam. Pada zat warna basa bagian yang berperan dalam memberikan warna disebut kromofor dan memiliki muatan positif.
Sedangkan pada zat warna asam bagian yang berperan memberikan zat warna mempunyai muatan negative. Zat warna basa lebih banyak digunakan karena muatan negative banyak ditemukan pada dinding sel, membran sel dan sitoplasma. Saat proses pewarnaan muatan positif pada zat warna basa akan berikatan dengan muatan negative dalam sel, sehingga mikroorganisme dapat terlihat lebih jelas (Dwidjoseputro, 2005) dalam (Firmansyah, 2015).
Bakteri dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Pewarnaan gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Struktur dinding sel bakteri gram positif lebih sederhana yaitu berlapis tunggal, sedangkan struktur dinding sel bakteri gram negative lebih kompleks berlapis 3 (Magdalena dan Kusnadi, 2015).
Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan gram, sehingga perlu ditambahkan pewarna penimbal (counterstain) berupa pewarna safranin yang berwarna merah. Hal tersebut akan membuat bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan warna ungu saat proses pewarnaan gram, sehingga akan terlihat berwarna ungu dibawah mikroskop (Zega & dkk, 2015).
Cendawan terdiri 2 golongan yaitu kapang dan khamir. Perbedaan utamanya yaitu khamir bersel tunggal dan kapang bersel ganda. Kapang membentuk filamen panjang yang disebut hifa, sebagai ciri utama fungi. Koloni fungi yang merupakan masa hifa disebut miselium. Hifa memiliki struktur yang berseptat dan tidak berseptat. Septat tersebut menyekat sel sehingga filamen yang panjang terlihat sebagai rantaian sel. Hifa mengabsorpsi zat nutrisi disekelilingnya dan tumbuh dengan cara membelah diri. Hifa akan membentuk struktur reproduksi yang dinamakan spora.
Struktur kapang dapat dilihat dengan menggunakan metode slide culture (Suwasono, Nurhayati, &
Giyarto, 2022).
Khamir merupakan fungi uniseluler, yang bereproduksi dengan pertunasan atau pembelahan sel, spora seksual maupun aseksual. Sebagai sel tunggal khamir berkembang biak lebih cepat dibandingkan dengan jamur yang tumbuh dengan pembentukan filamen. Pertunasan dapat terjadi melalui satu ujung (pertunasan polar) atau melalui beberapa tunas disekeliling sel (pertunasan multilateral). Bentuk koloni khamir hampir mirip dengan bakteri (Suwasono, Nurhayati, & Giyarto, 2022).
Sel khamir dapat diwarnai dengan menggunakan metode pewarnaan sederhana. Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk meningkatkan kontras antara mikroorganisme dan sekelilingnya. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarnaan sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka dengan basa).
Zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkolin. Dengan pewarnaan sederhana dapat mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan sederhana yaitu metilen biru dan kristal violet (Sari & dkk, 2014).
Praktikum pengamatan cendawan dan identifikasi bakteri dilakukan untuk mengklasifikasi bakteri gram positif dan gram negative, serta mengetahui struktur kapang dan khamir. Metode yang digunakan untuk pewarnaan pada praktikum ini ada 3 yaitu, metode slide culture untuk mengidentifikasi kapang, metode pewarnaan sederhana untuk mengidentifikasi khamir serta metode pewarnaan gram untuk mengidentifikasi bakteri.
ALAT
1. Pipet tetes
2. Object glass steril 3. Jarum ose
4. Cover glass steril 5. Mikroskop 6. Inkubator 7. Bunsen 8. Korek api
BAHAN
1. Kapang Rhizopus sp dan Aspergillus niger
2. Bakteri gram negatif Escherichia coli 3. Bakteri gram positif Bacillus subtilis 4. Khamir Saccharomyces cerevisiae 5. Media PDA
6. Minyak imersi 7. Kristal violet 8. Larutan mordan 9. Safranin
10. Aquades 11. Alkohol 70%
12. Alkohol 90%
PROSEDUR PRAKTIKUM
Diagram Alir Slide Culture Kapang
Media PDA 1-2 tetes
Peletakan pada object glasssteril (media memadat)
Inokulasi pada media
Penutupan dengan cover glasssteril
Inkubasi 30̊C; 24-48 jam
Pengamatan mikroskop pada perbesaran 400×
1 ose kapang
Diagram Alir Pewarnaan Sederhana Khamir
Penyemprotan alkohol pada object glass
Kering-angin
Inokulasi pada object glasssteril
Perataan
Fiksasi
+ kristal violet 1-2 tetes
Pendiaman 1 menit
Pencucian air mengalir
Kering angin
+ minyak imersi 1-2 tetes
Penutupan
Pengamatan pada perbesaran 400×
Air 1 ose khamir
(+ koloni)
Diagram Alir Pewarnaan Gram Bakteri
Penyemprotan alkohol pada preparat Kering angin
Inokulasi pada object glass steril Fiksasi
+kristal violet 1-2 tetes Pendiaman 1 menit
Pencucian air mengalir Kering angin
+ larutan mordan 1-2 tetes Pendiaman 1 menit
Pencucian air mengalir Kering angin
+ alkohol 90% 1-2 tetes Pencucian air mengalir
Kering angin + larutan safranin 1-2 tetes
Pendiaman 1 menit Pencucian air mengalir
Kering angin + minyak imersi 1-2 tetes
Penutupan
Pengamatan pada mikroskop perbesaran 1000×
1 ose bakteri (+koloni)
Aquades
Fungsi Perlakuan
Langkah pertama yang harus dipersiapkan sebelum praktikum yaitu menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan. Untuk slide culture pengerjannya dilakukan secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi. Meja kerja harus disemprot dengan menggunakan alkohol 70% dan di lap dengan menggunakan tisu agar tidak terjadi kontaminasi dan steril. Kemudian meneteskan media PDA sebanyak 1-2 tetes pada object glass steril dan disimpan dalam cawan petri tertutup hingga mengeras. Setelah itu diambil 1 ose kultur kapang lalu diinokulasikan pada PDA agar dapat berkembangbiak dengan baik dan ditutup dengan cover glass steril. Selanjutnya diinkubasi dengan suhu 30̊C selama 24-48 jam untuk mengoptimalkan pertumbuhan kapang.
Metode pewarnaan sederhana pada praktikum kali ini digunakan untuk mewarnai khamir dengan jenis zat pewarna kristal violet. Object glass yang akan digunakan harus dibersihkan dahulu dengan menggunakan alkohol agar bersih dan steril. Setelah itu meneteskan aquades sebanyak 1-2 tetes pada object glass, kemudian 1 ose khamir diinokulasikan dan diratakan pada aquades agar koloni tidak menumpuk pada satu titik dan lebih mudah untuk diamati. Lalu difiksasi dengan cara melewatkan object glass diatas bunsen yang menyala. Fiksasi bertujuan untuk merekatkan sel mikroorganisme pada object glass dan membunuh mikroorganisme lainnya, karena bakteri lebih mudah diwarnai dalam keadaan mati. Selanjutnya pengaplikasian warna primer menggunakan kristal violet agar semua sel menjadi berwarna ungu. Lalu ditunggu selama 1 menit agar zat pewarna dapat menyerap dalam sel dan dicuci dengan air mengalir agar zat pewarna tidak menumpuk. Kemudian ditetesi dengan minyak imersi sebanyak 1-2 tetes dan ditutup dengan cover glass. Minyak imersi berfungsi untuk memperjelas objek dan melindungi lensa mikroskop.
Tahapan metode pewarnaan gram hampir sama dengan metode pewarnaan sederhana.
Namun pada pewarnaan gram, setelah mikroorganisme ditetesi dengan pewarna kristal violet kemudian ditetesi dengan larutan mordan sebanyak 1-2 tetes untuk pengintensifan cat utama dan di cuci dengan air mengalir selanjutnya dilakukan proses dekolorisasi. Dekolorisasi merupakan proses perusakan warna atau menghilangkan/melunturkan kepekatan warna primer agar dapat mengidentifikasi jenis bakteri. Dekolorisasi dilakukan dengan menggunakan alkohol 90% dengan cara meneteskan alkohol pada object glass hingga warna tidak luntur lagi dan di cuci kembali dengan air mengalir. Setelah itu ditetesi dengan zat pewarna safranin sebanyak 1-2 tetes dan didiamkan selama 1 menit. Saat pencucian dengan alkohol sebagian besar dinding sel yang tersusun dari lipid akan rusak sehingga pewarna safranin dapat diserap oleh bakteri gram negatif.
Pewarnaan safranin masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel menjadi berwarna merah pada bakteri gram negative sedangkan pada bakteri gram positif dinding selnya terdehidrasi dengan perlakuan alkohol, pori-pori mengkerut, daya rembes dinding sel dan membran menurun sehingga pewarna safranin tidak dapat masuk sehingga sel berwarna ungu. Lalu safranin dibilas
dengan menggunakan air mengalir dan dikeringkan. Kemudian ditetesi dengan minyak imersi dan di tutup dengan cover glass.
Tahap akhir setelah semua proses pewarnaan selesai yaitu pengamatan hasil pewarnaan dengan menggunakan mikroskop. Untuk pengamatan pada kapang dan khamir menggunakan perbesaran 100× hingga 400×, sedangkan untuk pengamatan bakteri menggunakan perbesaran 1000×. Hal tersebut dikarenakan ukuran bakteri lebih kecil daripada kapang dan khamir.
Pengamatan dengan menggunakan mikroskop harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan teliti agar dapat diperoleh gambar yang jelas sehingga mudah untuk diamati.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan Cendawan dan Identifikasi Bakteri
No Mikroba Gambar
1 Aspergilus niger
Perbesaran 400×
2 Saccharomyces cerevisiae
Perbesaran 400×
3 Rhizopus sp
Perbesaran 100×
Perbesaran 400×
4 Escherichia coli
Perbesaran 1000×
5 Bacillus subtilis
Perbesaran 1000×
Berdasarkan hasil praktikum ada 5 jenis mikroba yang diamati, diantaranya yaitu Aspergilus niger dan Rhizopus sp (kapang), Saccharomyces cerevisiae (khamir) serta Escherichia coli dan Bacillus subtilis (bakteri).
Kapang memiliki struktur menyerupai kapas yang disebut misellium yang tersusun oleh benang-benang atau filamen yang disebut hifa. Aspergillus niger merupakan jenis kapang yang memiliki hifa bersepta dan bercabang. Jamur ini memiliki konidia yang berasal dari kepala spora yang beradiasi dari pusat struktur. Koloni aspergillus niger berwarna putih sampai kuning pada permukaan bawah koloni yang kemudian berubah warna menjadi coklat gelap hingga hitam setelah terbentuk konidia. Konidia berbentuk bulat sampai semi bulan dan berwarna coklat dengan ornamen. Rhizopus sp adalah kapang yang memiliki hifa membentuk rhizoid yang menempel ke subtrat. Rhizopus sp mempunyai hifa seonositik (tidak berseptat). Rhizopus sp memiliki koloni yang berwarna coklat kekuningan (Hidayatullah, 2018).
Saccharomyces cerevisiae merupakan khamir yang memiliki sel tunggal. Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat bahwa saccharomyces cerevisiae tumbuh secara bergerombol dan tidak berflagel. Sel S.cerevisiae berbentuk bulat. Saccharomyces cerevisiae pada gambar berwarna ungu karena menyerap zat warna kristal violet.
Berdasarkan hasil pengamatan pada Escherichia coli dengan perbesaran 1000× dapat diketahui bahwa Escherichia coli merupakan bakteri yang berbentuk batang (bacil) dan merupakan golongan bakteri gram negatif. Sedangkan pada bakteri Bacillus subtilis yang diamati pada perbesaran 1000× dapat diketahui bawah Bacillus subtilis merupakan bakteri berbentuk batang (bacil) dan merupakan bakteri gram positif karena mampu mempertahankan warna ungu dari zat warna kristal violet.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa mikroba merupakan suatu sel yang tidak berwarna (transparan) sehingga diperlukan proses pewarnaan agar dapat diamati morfologi serta strukturnya. Metode pewarnaan terdiri dari beberapa cara, penggunaan metode pewarnaan harus tepat sesuai dengan jenis mikroba yang akan diamati. Slide culture merupakan pengamatan mikroskopis tidak langsung yang digunakan untuk mengidentifikasi isolate fungi berdasarkan hifa.
Pewarnaan sederhana menggunakan satu jenis zat pewarna. Pewarnaan gram adalah metode empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, gram-positif dan gram- negatif. Bakteri Escherichia coli merupakan golongan bakteri gram negative dan Bacillus subtilis merupakan bakteri gram positif.
DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah, I. (2015). LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI - PEWARNAAN GRAM. Bandung: Fakultas Farmasi, Universitas Padjajaran.
Hidayatullah, T. (2018). IDENTIFIKASI JAMUR RHIZOPUS SP DAN ASPERGILLUS SP PADA ROTI BAKAR SEBELUM DAN SESUDAH DIBAKAR YANG DIJUAL DI ALUN-ALUN JOMBANG. Jombang: STIKES INSAN CENDIKIA MEDIKA.
Sari, A. L., & dkk. (2014). LAPORAN PRAKTIKUM PEWARNAAN MIKROBIO VIROLOGI - PEWARNAAN BAKTERI. Jakarta: Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.
Hamka.
Suwasono, S., Nurhayati, & Giyarto. (2022). Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Umum.
Jember: Prodi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember.
Zega, A., & dkk. (2015). LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR. Bandung.
LAMPIRAN DATA PENGAMATAN
No Mikroba Gambar
1 Aspergilus niger
Perbesaran 400×
2 Saccharomyces cerevisiae
Perbesaran 400×
3 Rhizopus sp Perbesaran 100×
Perbesaran 400×
4 Escherichia coli
Perbesaran 1000×
5 Bacillus subtilis
Perbesaran 1000×
LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN
Metode Slide Culture
Metode Pewarnaan Sederhana dan Pewarnaan Gram