LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIS
“SPUTUM GRAM”
KELOMPOK 1
NI KADEK INTAN YULIASTRINI 1603051002
LUH REKA AGUSTINI 1603051003
NI NYOMAN TRISNA YANTI 1603051011
PROGRAM STUDI ANALIS KIMIA JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
I. Judul : Sputum Gram II. Tujuan :
a. Untuk mengetahui bakteri gram positif dan gram negatif. b. Untuk dapat mengetahui morfologi pada bakteri.
III. Metode : pewarnaan gram atau metode gram.
IV. Prinsip : pewarnaan gram ini prinsipnya mengidentifikasi bakteri menjadi 2 kelompok besar yakni gram positif dan gram negatif berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel yang dimilikinya. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat pewarna kristal violet dan akan tampak berwarna ungu dibawah mikroskop. Sedangkan bakteri gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci dengan alkohol dan sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat pewarna air fuchsin atau safranin akan tampak berwarna merah.
V. Dasar Teori :
Pewarnaan gram atau metode gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yaitu gram positif dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode tersebut diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuan Denmark Hans Christian Gram (1853-1938) yang mengembangkan teknik tersebut pada tahun 1884 untuk membedakan antara Pnumococcus dan bakteri Klebsiella Pneumonia (karmana, 2008).
Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan bersifat basa dan asam. Pada zat warna basa bagian yang berperan dalam memberikan warna disebut kromofor dan memiiki muatan positif. Sedangkan pada zat warna asam bagian yang berperan memberikan zat warna mempunyai muatan negatif. Zat warna basa lebih banyak digunakan karena muatan negatif banyak ditemukan di dinding sel, membran sel dan sitoplasma, sewaktu proses pewarnaan muatan positif pada zat warna basa akan berkaitan dengan muatan negatif dalam sel, sehingga mikroorganisme lebih jelas terlihat (Dwidjoseputro, 2005).
VI. Peralatan :
Peralatan yang digunakan pada praktikum sputum gram yaitu : Kaca preparat
Jarum ose Bunsen Pinset mikroskop
Bahan yang digunakan pada praktikum sputum gram yaitu : Sputum (dahak)
Praktikum Sputum Gram ini dilakukan melalui beberapa langkah diantaranya :
1. Alat dan bahan dipersiapkan terlebih dahulu.
2. Kemudian kaca preparat dibersihkan dengan alkohol 70 %. 3. Kaca preparat yang sudah bersih, lalu dipijarkan hingga kering. 4. Jarum ose dipijarkan kemudian ditunggu hingga dingin, lalu
sputum (dahak) diambil dari tempat sampel yang sudah disiapkan. 5. Sampel yang sudah diambil, kemudian dibuatkan sediaan, dapat
dilihat pada gambar 1.
6. Kaca preparat di fiksasi di atas api bunsen.
8. Kemudian kaca preparat yang sudah berisi larutan zat warna, dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan.
9. Setelah kering, larutan lugol diteteskan dan dibiarkan selama 1 menit, lalu dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan.
10. Selanjutnya, ditambahkan larutan asam alkohol dan didiamkan selama 30 detik, kemudian dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan.
11. Setelah kering, larutan safranin diteteskan dan dibiarkan selama 20 detik, lalu dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan.
12. Setelah kering, kaca preparat diletakkan dengan posisi tegak didalam rak yang sudah disiapkan. Selanjutnya, kaca preparat diamati dengan mikroskop dengan pembesaran 10 x 100 x.
IX. Hasil dan Pembahasan a. Hasil Pengamatan
N o
Gambar Jenis
Bakteri
1 Bakteri
Gram Positif
2 Bakteri
Gram Negatif
b. Pembahasan
Pewarnaan gram atau metode gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan membran sel selapis sedangkan bakteri gram negatif mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis membran sel.
primer, larutan lugol sebagai pewarna sekunder yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna utama, Alkohol sebagai larutan pemucat yaitu solven organik yang digunakan untuk melunturkan zat warna utama, Larutan Safranin sebagai pewarna pembanding yang digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan dengan alkohol.
dibawah mikroskop. Pemberian reagen atau pewarna yang berganti dari satu pewarna ke pewarna lain dengan waktu yang telah ditentukan disebabkan karena zat-zat warna tersebut dapat berikatan dengan komponen dinding sel bakteri dalam waktu singkat. Karena itulah rentang waktu pemberian zat warna yang satu ke yang lainnya tidak lama sehingga proses identifikasi bakteri berlangsung cepat.
Pemberian kristal violet pada sputum yang mengandung bakteri gram positif akan meninggalkan warna ungu muda. Perbedaan respon terhadap mekanisme pewarnaan gram pada sputum adalah didasarkan pada struktur dan komposisi dinding sel bakteri. Bakteri gram positif mengandung protein dan gram negatif mengandung lemak dalam presentase lebih tinggi dan dinding selnya tipis. Pemberian alkohol pada praktikum pewarnaan bakteri, meyebabkan terekstraksi lipid sehingga memperbesar permeabilitas dinding sel. Pewarnaan safranin masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel menjadi berwarna merah pada bakteri gram negatif sedangkan pada bakteri gram positif dinding selnya terdehidrasi dengan perlakuan alkohol, pori-pori mengkerut, daya rembes dinding sel dan membran menurun sehingga pewarna safranin tidak dapat masuk sehingga sel berwarna ungu.
Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya. Kompleks zat lugol terperangkap antara dinding sel dan membran sitoplasma organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipid dari dinding sel orgaisme gram negatif dengan pencucian alkohol memungkinkan menghilangkan dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang tebal (25-50 nm) sedangkan bakteri negatif lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).
X. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan diatas maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan membran
sel selapis sedangkan bakteri gram negatif mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis membran sel. Sehingga pada bakteri gram akan mempertahankan zat pewarna kristal violet dan karenanya akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Sedangkan bakteri gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan safranin akan tampak berwarna merah.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang: Penerbit Djambatan
Fitria, Bayu. 2009. Pewarnaan Gram (Gram Positif dan Gram Negatif).
http://biobakteri .wordpress. com/2009/06/07/7- pewarnaan gram-positif-dan-gram-negatif. 13 Mei 2018