• Tidak ada hasil yang ditemukan

TM LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TM LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM I"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA NIM

KELOMPOK KELAS ASISTEN

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

(2)

PRELAB

Tanggal Praktikum Jum’at, 12 Mei 2017

Praktikum IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME

1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis metode identifikasi mikroorganisme! Jenis-jenis metode identifikasi mikroorganisme (Etnis, 2012):

a. Pemeriksaan mikroskopis - Pemeriksaan langsung

Pemeriksaan digunakan untuk mengamati pergerakan sel, pembelahan biner, serta perubahan bentuk dan ukuran sel akibat fiksasi panas dan pewarnaan dengan menggunakan mikroskop (Etnis, 2012).

- Pewarnaan

Terdapat beberapa jenis pewarnaan:

 Pewarnaan sederhana adalah pewarnaan dengan menggunakan 1 macam wara saja, tujuannya adalah untuk mengamati bentuk dan morfologi susunan sel bakteri. Pewarnaan sederhana dibagi menjadi 2, yaitu pewarnaan asam dan basa. Pada pewarnaan asam digunakan 1 macam zat warna untuk melihat bentuk sel. Sedangkan pada pewarnaan basa merupakan metode pewarnaan bakteri dengan mewarnai latar belakangnya menjadi warna hitam sehingga bakteri terlihat tansparan. Tujuannya adalah untuk mengamati morfologi mikroba yang sulit diwarnai dengan pewarnaan sederhana (Etnis, 2012).

 Pewarnaan diferensial adalah pewarnaan yang tidak hanya menggunakan 1 macam zat warna sehingga menampilkan perbedaan antara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba. Pewarnaan diferensial banyak sekali macamnya seperti pewarnaan gram, kapsul, spora, pewarnaan tahan panas, giemsa, dan pewarnaan flagel (Etnis,

(3)

(Etnis, 2012). d. Persyaratan nutrisi

Merupakan kemampuan mikroorganisme untuk memanfaatkan nutrisi nberupa karbon dan nitrogen yang terdapat pada suatu media atau kondisi lingkungan tertentu (Etnis, 2012).

e. Resisten

Menunjukkan adaptasi mikroba terhadap antibiotik dan logam berat (Etnis, 2012). f. Antig

Menentukan jenis mikroba berdasarkan imunologi dan serologi (Etnis, 2012). g. Subseluler

Yaitu menentukan bagian-bagian sel menjadi tipe beberapa takson, serta kelompok (Etnis, 2012).

2. Jelaskan prinsip pengamatan kapang!

Prinsip dari pengamatan kapang yaitu untuk mengamati dan membedakan jenis kapang. Pengamatan ini biasanaya dibedakan dari morfologi kapang itu dari berbagai perbesaran oleh mikroskop. Selain itu juga, untuk mengetahui komponen-komponen yang terdapat pada kapang. Pengamatan kapang sendiri betujuan untuk membuat preparat basah dan memelajari morfologi kapang (Grag, 2010).

3. Sebutkan tahapan pewarnaan dalam pengecatan Gram, beserta reagen yang digunakan dan fungsinya!

Alat dan bahan disterilkan, lalu pada gelas benda dibuat lingkaran (D=1 cm) dan ditetesi akuades dan diberi kultur bakteri, lalu dikeringkan dan difiksasi dengan dilewatkan ke api. Lalu dilakukan penetesan Kristal violet kemudian didiamkan dan dicuci dengan akuades. Dikeringkan dan ditetesi iodine tunggu 1 menit lalu dicuci dengan etanol dan dikeringkan kemudian ditetesi safranin dan likat warna pada mikroba jika sel berwarna merah muda/pink (gram-) biru/ungu (gram+).

Reagen :

1. Kristal Violet : memberi warna ungu pada membrane sel dan menghambat pertumbuhan gram (+).

2. Iodine : menciptakan kompleks dengan pengecatan zat utama (Kristal violet). 3. Etanol : bahan pelarut lemak(lipoprotein pada gram (-) (deteksi gram)

4. Safranin : mewarnai sel yang kehilangan warna karena etanol dan pembeda dari cat utama (Kristal violet).

(4)

4. Apa yang dimaksud dengan Bakteri Gram (-) dan Gram (+) ? Jelaskan dan beri contoh (masing-masing 2 bakteri)!

- Gram (-) negative : adalah bakteri yang tidak mempertahankan warna Kristal violet karena luntur oleh pelarut etanol, memiliki dinding sel yang tipis peptidoglikan, tapi lipoprotein tidak tahan asam. Contoh : salmonella, escheria coli, vibrio.

- Gram (+) positif : bakteri yang dapat mempertahankan warna Kristal violet karena memiliki dinding sel yang tebal dan peptidoglikan sehingga tahan terhadap pelarut alcohol, tahan asam dan tahan perlakuan fisik contoh : staphylococcus, streptococcus, clostridium.

(Mahreni, 2011).

5. Mengapa diperlukan fiksasi panas dalam pengecatan bakteri ? Jelaskan!

Fiksasi panas dibutuhkan selama protein bakteri mengalami koagulasi dan melekat diatas permukaan kaca petri. Fiksasi panas dilakukan dengan cara melewatkan cawan diatas bunsen 2-3 kali. Tujuannya adalah untuk mematikan mikroba secara cepat tanpa merusak atau merubah struktur selnya, meningkatkan afinitas pewarnaan. (Cheesbrough, 2013).

6. Pada pengamatan kapang digunakan gliserol 10% apa peranan dari gliserol 10% tersebut? Larutan gliserol, karena larutan ini dapat menjaga fisiologi atau pemberian warna dari sel kapang sehingga dapat diamati dengan mudah dan pengamatan lebih akurat (Atlas, 2009).

7. Mengapa digunakan metilen blue dalam pengecatan sederhana sel khamir? Jelaskan! Karena methylene blue dapat dijadikan indicator hidup/matinya sel. Jika sel masih hidup maka warna sel akan transparan karena MB dapat direduksi oleh sel dengan system metabolisme sel itu sendiri. Tetapi jika sel sudah mati warnanya akan menjadi biru karena sel sudah tidak bisa mereduksi dan warna biru dari MB akan masuk dan bertahan pada sel. Hal ini dikarenakan pula sel khamir bermuatan (-) dan berikatan dengan muatan (+) methylene blue dan menyebabkan kematian untuk khamir (Suharni, 2008).

8. Dalam pengecatan endospora, reagen apakah yang berfungsi sebagai cat utama dan cat penutup? Jelaskan fungsinya masing-masing!

(5)

- Cat penutup : sufronin, mewarnai sel vegetative pada bakteri.

(Pelczar, 2007).

9. Sebutkan ciri-ciri kapang beserta pemberian gambar morfologi Trichoderma sp

Kapang adalah sekelompok mikroba yang tergolong dalam fungi dengan ciri khas memilki filamen (miselium)dan multiseluler. Selain itu kapang merupakan mikroba bersel tunggal berupa benang-benang halus yang disebut hifa, kumpulan hida disebut miselium, dan berkembang biak dengan spora dan membelah diri. Kapang termasuk dalam organisme heterotrof dan berklorofil (Gupta, 2014).

Kapang Trichoderma sp. Merupakan fungi yang dimasukkan kedalam kelas Ascomycota yang mempunyai hifa dan membentuk miselium sejati. Kingdom Fungi, divisi Ascomycota (spora seksual berupa askus), kelas Sordariomycetes, ordo Hypocreales, family Hypocreaceae, genus Trichoderma, dan spesies Trichoderma sp. Dapat disimpulkan bahwa bakteri Trichoderma sp. merupakan jamur multiseluler dari divisi Ascomycota (Gupta, 2014)

Morfologi Trichoderma, sp (Gupta, 2014).

10.Apa yang dimaksud dengan presentasi kematian? Tuliskan rumus dari presentase kematian!

Presentase kematian merupakan suatu indikator untuk menentukan banyaknya jumlah sel-sel mikroorganisme dari hasil pengamatan yang mati dan yang hidup dengan menggunakan satuan persen dari keseluruhan jumlah koloni. Sel hidup berwarna biru sel mati berwarna bening. Rumus dari presentase kematian ialah (Madigan, 2009) :

% kematian sel = jumlah sel matijumlah sel mati

+jumlahsel hidup x 100%

(6)

PENGAMATAN KAPANG

Dibersihkan dengan alkohol 70%

Dibersihkan dengan aquades

Dibersihkan dengan alkohol 70%

Digambar area pengamatan kapang

Ditutup dengan gelas penutup

Diamati dengan mikroskop dengan perbesaran 100x dan 400x

Difoto hasil pengamatan Gelas Objek

Hasil

1 tetes gliserol 10%

(7)

PENGECATAN SEDERHANA SEL KHAMIR

Dibersihkan dengan alkohol 70%

Dibersihkan dengan aquades

Dibersihkan dengan alkohol 70%

Digambar area penempatan khamir di belaakang Kaca preparat

Ditutup dengan gelas penutup

Diamati dengan mikroskop dengan perbesaran 100x dan 400x

Dihitung presentasi kematian dengan rumus

difoto hasil pengamatan

UJI BIOKIMIIA

Gelas Objek

Hasil

1 tetes metilen blue 0.01%

(8)

Diamati yang terjadi, katalase positif ditandai terbentuknya gelembung-gelembung kecil oksigen

PENGECATAN GRAM

Diambil 1 ose secara aseptis

dibuat bulatan d = 1 cm di preparat

ditetesi 1 tetes aquades di preparat

Difiksasi di bunsen

diamkan selama 1 menit

Dicuci dengan air mengalir dari botol aquades

dikeringkan (hairdryer)

diamkan selama 1 menit

Dicuci dengan air mengalir

Dikeringkan

diamkan selama 30 detik

Dikeringkan

Biakan A. xylinum dan L. plantarum di cawan

Hasil

1 tetes larutan H2O2 3%

Biakan murni Bacillus subtilis dan E. coli

2 tetes Kristal violet

1 tetes iodin

(9)

diamkan selama 1 menit

Dicuci dengan air mengalir

Dikeringkan

Ditutup dengan gelas penutup

Diamati dengan mikroskop pada perbesaran 1000×

PENGECATAN ENDOSPORA

Diambil 1 ose secara aseptis

dibuat bulatan d = 1 cm di preparat

ditetesi 1 tetes aquades di preparat

Difiksasi

dipanaskan diatas air mendidih selama 5 menit

Didinginkan

Dicuci dengan air mengalir

Dikeringkan

diamkan selama 1 menit

dicuci dengan air mengalir

ditutup dengan gelas penutup Hasil

Biakan murni Bacillus subtilis dan E. coli

2 tetes malachite green

2 tetes safranin

(10)

diamati dengan perbesaran 1.000x

ANALISA PROSES

Pengamatan Kapang

Pertama persiapakan alat dan bahan, antara lain gelas objek, gelas penutup, spidol, mikroskop, pipet tetes, bunsen, jarum ose, kertas label, dan tisu. Gelas objek berfungsi untuk menempatkan mikroba yang diamati. Gelas penutup berfungsi untuk merekatkan kultur yang diamati serta agar tidak terkontaminasi oleh mikroba lainnya. Spidol berfungsi untuk menandai area gelas objek untuk area kultur yang diamati, selain itu juga agar memudahkan praktikan dalam pengamatan. Mikroskop berfungsi untuk mengamati benda atau objek yang diamati. Pipet tetes berfungsi sebagai alat pemindah larutan ke tempat lain dalam jumlah tetesan. Bunsen berfungsi sebagai sumber pemanas dan penghangat agar mikroba atau alat yang digunakan tidak terkontaminasi oleh mikroba lainnya. Jarum ose yang terbuat dari gelas berbentuk stick panjang dengan disalah satu ujung terdapat seperti kawat dengan ada bulatan diujungnya berfungsi untuk mengambil kultur dan memindahkannya. Kertas label berfungsi untuk menamakan preparat supaya tidak tertukar antara preparat satu dengan yang lainnya. Tisu berfungsi untuk mengeringkan peralatan setelah dibersihkan.

(11)

Adapun bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain kultur yang terdiri dari biakan murni jamur spesies Aspergillus niger dan Trichoderma serta bahan kimia yang terdiri dari larutan gliserol 10%, alkohol 70%, dan aquades. Kultur berfungsi sebagai objek yang diamati. Larutan gliserol 10% berfungsi untuk menjaga fisiologi dari sel kapang sehingga dapat diamati dengan mudah dan pengamatan lebih akurat serta sebagai sumber nutrisi. Alkohol 70% berfungsi untuk aseptis lingkungan dan diri agar terhindar dari kontaminasi serta untuk membersihkan beberapa peralatan yang cukup disterilisasi dengan alkohol. Aquades berfungsi untuk membersihkan peralatan.

Lalu langkah selanjutnya adalah mengambil gelas objek kemudian dibersihkan dengan aquades dan dikeringkan dengan tisu. Kemudian, bersihkan gelas objek tersebut dengan alkohol dan dikeringkan kembali dengan tisu. Setelah gelas objek telah bersih, buatlah area penempatan atau pengamatan objek dibelakang gelas objek. Kemudian, tambahkan 1 tetes larutan 10 % gliserol pada gelas objek menggunakan pipet tetes. Setelah ditetesi gliserol kemudian ambil kultur kapang yang diamati dengan menggunakan jarum ose. Kemudiaan ambil ose dan panaskan pada api Bunsen sebanyak 3x dan dicelupkan pada alcohol 2x setelah memanaskannya. Untuk mengambil kultur letakkan tabung reaksi berisi kultur di tangan kiri dan letakkan jarum ose ditangan kanan. Lalu ambil kapas penutup dengan tangan kanan dan dijepit disela-sela jari manis dan kelingking. Sebelum mengambil kultur panaskan ujung tabung pada Bunsen, kemudian diambil kultur dengan memasukkan ose kedalam, diambil kultur hanya ¼ saja. Panaskan kembali ujung tabung pada Bunsen dan tutup kembali dengan kapas. Usahakan saat melakukannya dekat dengan api Bunsen. Letakkan kembali tabung reaksi berisi kultur pada rak tabung. Setelah itu pindahkan kultur dari ose pada gelas objek berisikan gliserol dengan mentutul tutulkannya.

(12)

Pengecatan Sederhana Sel Khamir

Pertama – tama persiapkan semua alat dan bahan antara lain bunsen, jarum ose, gelas objek dan gelas penutup, spidol, mikroskop, pipet tetes, kertas label, dan tisu. Adapun Bahan-bahan yang digunakan antara lain kultur yang terdiri dari biakan murni

Sacharomyces cereviseae dengan umur 24 jam dan 48 jam, serta bahan kimia yang

terdiri dari larutan larutan cat biru metilen 0.01%, alcohol 70%, dan aquades. Khamir tersebut berfungsi sebagai objek yang diamati. Larutan larutan cat biru metilen blue 0.01%, berfungsi sebagai bahan cat, Alkohol berfungsi untuk aseptis lingkungan dan diri agar terhindar dari kontaminasi. Aquades berfungsi untuk membersihkan gelas objek.

Selanjutnya, langkah kedua yang harus dilakukan adalah mengambil 2 gelas benda kemudian dibersihkan dengan aquades lalu dikeringkan dengan tissue, kemudian bersihkan dengan alcohol dan dikeringkan kembali dengan tissue. Setelah 2 gelas objek telah bersih lalu dibuat area penempatan atau pengamatan objek dibelakang gelas objek. Kemudian tambahkan 1 tetes larutan metilen blue 0.01% pada gelas objek dengan menggunakan pipet tetes. Setelah ditetesi metilen blue kemudian ambil kultur khamir Sacharomyces cereviseae umur 24 jam dan 48 jam dengan menggunakan jarum ose. Kemudiaan ambil ose dan panaskan pada api Bunsen sebanyak 3x dan dicelupkan pada alcohol. Untuk mengambil kultur letakkan tabung reaksi berisi kultur di tangan kiri dan letakkan jarum ose ditangan kanan. Lalu ambil kapas penutup dengan tangan kanan dan dijepit disela-sela jari manis dan kelingking. Sebelum mengambil kultur panaskan ujung tabung pada Bunsen, kemudian diambil kultur dengan memasukkan ose kedalam, diambil kultur hanya ¼ saja. Panaskan kembali ujung tabung pada Bunsen dan tutup kembali dengan kapas. Usahakan saat melakukannya dekat dengan api Bunsen. Letakkan kembali tabung reaksi berisi kultur pada rak tabung. Setelah itu pindahkan kultur dari ose pada gelas objek berisikan metilen blue dengan mentutul tutulkannya.

(13)

Pengecatan Gram

Pertama siapkan semua alat dan bahan antara lain jarum ose, gelas objek dan gelas penutup, spidol, bunsen, mikroskop, baskom, koran, hair dryer, pipet tetes, kertas label, dan tisu. Baskom digunakan sebagai wadah saat membersihkan larutan. Koran berfungsi sebagai alas agar meja kerja tidak ternodai oleh cat. Hair dryer

berfungsi untuk mengeringanginkan kultur.

Adapun bahan-bahan yang digunakan antara lain Kultur yang dipakai pada Pengecatan gram ini adalah bakteri spesies Bacillus subtilis dan Eschericia coli. Serta bahan kimia yang terdiri dari larutan Kristal violet, alcohol 70%, aquades, spiritus, etanol 95%, iodine dan safranin. Bakteri tersebut berfungsi sebagai objek yang diamati. Kemudian terdapat pula larutan larutan Kristal violet, yang berfungsi sebagai bahan warna utama, dimana larutan Kristal violet akan mewarnai gram positif. Terdapat pula iodine dimana iodine ini berfungsi sebagai bahan yang dapat mengintensifkan warna cat utama. Lalu terdapat etanol 95% yang berfungsi untuk melunturkan zat warna primer. Bahan yang terakhir adalah safranin yang berfungsi untuk mewarnai sel yang tidak berwarna.

Selanjutnya, ambil gelas benda kemudian dibersihkan dengan aquades lalu dikeringkan dengan tissue, kemudian bersihkan dengan alcohol dan dikeringkan kembali dengan tissue. Setelah gelas objek telah bersih lalu dibuat area penempatan atau pengamatan objek dibelakang gelas objek. Kemudian tambahkan 1 tetes aquades pada tengah-tengah bulatan yang telah ditandai sebelumnya. Kemudian ambil kultur dengan jarum ose bermata secara aseptis dan campurkan pada aquades yang telah ditetesi sebelumnya dengan cara mentutul tutulkannya. Ratakan selnya keseluruh permukaan. Setelah itu kering-anginkan kultur yang sudah diratakan dengan menggunakan hairdryer hingga membentuk seperti noda.

(14)

dengan air mengalir dan kering-anginkan kembali dengan menggunakan hair dryer. Terakhir tambahkan larutan safranin dengan cara meneteskannya sebanyak 2 tetes dengan pipet tetes. Diamkan selama 2 menit,lalu cuci dengan air mengalir dan kering-anginkan kembali dengan menggunakan hair dryer.

Selanjutnya tutup gelas objek dengan cover glass, untuk merekatkan cover glass teteskan aquades pada setiap sudut cover glass. Penutupan diposisikan pada sudut 45

°. Lalu letakkan gelas objek pada meja objek dimikroskop untuk diamati. Nyalakan dan atur terlebih dahulu mikroskop, Amati preparat dengan indicator sel akan berwarna pink atau merah muda untuk bakteri gram negatif dan berwarna ungu untuk bakteri gram positif. Foto gambar yang diamati. Bersihkan semua peralatan yang telah digunakan.

Pengecatan Endospora

Pertama siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan saat pengamatan. Alat dan bahan tersebut antara lain gelas objek dan gelas penutup, bunsen, jarum ose, spidol, mikroskop, baskom, koran, hair dryer, pipet tetes, kertas label, dan tisu. Adapun bahan-bahan yang digunakan antara lain kultur yang terdiri dari biakan murni bakteri dari species Bacillus subtilis dan Eschericia coli, serta bahan kimia yang terdiri dari larutan malachite green, alcohol 70%, aquades, dan safranin. Kultur yang dipakai pada Pengecatan endospora ini adalah bakteri spesies Bacillus subtilis dan

Eschericia coli. Bakteri tersebut berfungsi sebagai objek yang diamati. Kemudian terdapat pula larutan larutan malachite green, yang berfungsi sebagai bahan warna utama, iodine dimana iodine ini berfungsi sebagai bahan yang dapat mengintensivkan warna cat utama. Lalu terdapat etanol 95% yang berfungsi untuk melunturkan zat warna primer. Bahan yang terakhir adalah safranin yang berfungsi untuk mewarnai sel vegetative.

(15)

kering-anginkan kultur yang sudah diaratakan dengan menggunakan hairdryer hingga membentuk seperti noda.

Selanjutnya gelas objek difiksasi dengan cara dilewatkan pada nyala api diatas api Bunsen. Kemudian teteskan larutan malachite green pada preparat sebanyak 3 tetes. Panaskan preparat diatas air yang medidih dengan cara melewat-lewatkannya diatas gelas beaker berisi air yang diapanaskan, lalu diamkan selama 1 menit dan cuci dengan air mengalir. Lalu tambahkan larutan safranin dengan cara meneteskannya sebanyak 3 tetes dengan pipet tetes. Diamkan selama 5 menit, lalu cuci dengan air mengalir dan kering-anginkan kembali dengan menggunakan hair dryer.

Selanjutnya tutup gelas objek dengan cover glass pada sudut 45 ° , untuk merekatkan cover glass teteskan aquades pada setiap sudut cover glass. Lalu letakkan gelas objek pada meja objek dimikroskop untuk diamati. Nyalakan dan atur terlebih dahulu mikroskop, Amati preparat dengan indicator sel spora akan berwarna hijau sedangkan sel vegetatifnya berwarna pink atau merah muda. Foto gambar yang negative atau bakteri katalase negatif. Sebelum memulai Uji katalase hal yang harus dilakukan pertama kali adalah menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan saat pengamatan. Alat dan bahan tersebut antara lain bunsen, cawan petri, pipet tetes, kertas label, dan tisu. Bunsen berfungsi sebagai sumber pemanas dan penghangat agar mikroba atau alat yang diapakai tidak terkontaminasi oleh mikroba lainnya. Cawan petri berfungsi untuk meletakkan atau menjadi tempat tumbuh dair bakteri yang akan diamati nantinya. Pipet tetes berfungsi sebagai alat pemindah larutan ke tempat lain dalam jumlah tetesan. Kertas label berfungsi untuk menamakan preparat supaya tidak tertukar antara preparat satu dengan yang lainnya. Tisu berfungsi untuk mengeringkan peralatan setelah dibersihkan.

Bahan-bahan yang digunakan antara lain kultur yang terdiri dari biakan murni

Lactobacillus plantarum dan Acetobacter xylinum, serta bahan kimia yang terdiri dari

larutan H2O2. Kultur yang dipakai pada uji katalase ini adalah biakan murni

(16)

diamati sebagai penghasil enzim katalase atau tidak. Senyawa H2O2 berfungsi sebagai reagen yang dapat menstimulasi mikroba yang diamati untuk dapan memecahanya menjadi senyawa yang lebih sederhana yaitu H2O dan O2.

Setelah semua alat dan bahan telah lengkap dan siap untuk digunakan, langkah kedua yang harus dilakukan adalah mengambil cawan yang berisikan kultur biakan

Aspergillus niger dan Rhizopus. Setelah itu ambil larutan H2O2 dengan menggunakan

(17)

DATA HASIL PENGAMATAN

A. PENGAMATAN KAPANG

1. Gambar bentuk kapang yang anda amati dibawah mikroskop dengan pensil warna. Dan beri keterangan bagian-bagian kapang yang nampak pada gambar anda!

Perbesaran : 100 X Perbesaran : 400 X Nama preparat : A. Niger Nama preparat : A.Niger Keterangan :- Warna hitam Keterangan : - warna hitam Bagian: vesikel, konidia, fialid bagian: konidia, konidiofor,

fialid, vesikel

Perbesaran : 100 X Perbesaran : 400 X Nama preparat : Trichoderma Nama preparat : Trichoderma Keterangan :- warna hijau kehitaman Keterangan :- warna abu-abu

Konidia menumpuk - konidia dan konidiofor

2. Bandingkan dan bahas data ada pada perbesaran yang berbeda!

(18)

kapang dengan menggunakan mikroskop dari perbesaran yang lemah sampai yang kuat. Sedangkan tujuan dari uji pengamatan kapang ini yaitu agar praktikan dapat membuat preparat basah dan mempelajari morfologi jamur.

Pada sampel Trichoderma sp. Dengan perbesaran 100x telah nampak bentuk dari

Trichoderma sp. tersebut. Bagian – bagiannya seperti konidia, konidiofor, serta fialid pun

sudah cukup terlihat. Sementara pada perbesaran 400x, tampilan Trichoderma sp. yang nampak terlihat cukup memenuhi mikroskop. Bagian-bagian dari trichoderma pun masih dapat terdeteksi seperti konidia, kondiofor, dan fialid. Hanya saja pada saat praktikan memfoto tampilan sampel nya, terlihat sedikit buram. Pada literature dilakukan pengamatan

tricodherma didapatkan perbesaran 400x didapatkan hasil yang jelas terlihat yaitu pada batang, sporangium dan sekat pada hifa dengan warna cokelat kehitaman (Mulyono, 2016).

B. PENGECATAN SEDERHANA SEL KHAMIR

1. Gambar bentuk sel khamir yang anda amati dibawah mikroskop dengan pensil warna!

Umur kultur 24 jam Umur kultur 48 jam

Mati Hidup Mati Hidup

1 939 723 256 713

2 753 718 118 1022

(19)

4 207 1024 104 734

5 920 419 27 1540

6 826 384 931 463

7 366 527 421 645

8 307 757 235 784

9 213 408 469 845

10 212 866 471 679

Rerata 4805 6629 3147 8050

3. Hitung persentase kematiannya!

% Kematian kultur 24 jam = 4805

4805+6629x100=42,02

% Kematian kultur 48 jam = 3147

(20)

4. Bandingkan dan bahas data yang anda peroleh antara sel khamir umur 24 jam dan 48 jam!

Prinsip dari uji pengecatan sederhana sel khamir ini yaitu membedakan sel khamir hidup dan sel khamir mati serta menghitung presentase kematian dengan pengecatan sederhana menggunakan reagen metilen blue. Sedangkan tujuan dari uji pengecatan sederhana sel khamir ini yaitu agar praktikan dapat melihat bentuk sel serta dapat membedakan sel khamir yang hidup dan sel khamir yang mati dan juga agar praktikan mampu menghitung presentase kematian sel khamir tersebut.

Dari pengamatan dan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil yaitu rata-rata jumlah kultur Sacharomyces cereviseae berumur 24 jam yang mati adalah 4805 sel/bidang pandang dan yang hidup sebanyak 6629 sel/bidang pandang. Sedangkan rata-rata jumlah kultur Sacharomyces cereviseae berumur 48 jam yang mati adalah sebanyak 3147 sel/bidang pandang dan yang hidup sebanyak 8050 sel/bidang pandang. Sehingga apabila dimasukkan pada rumus presentase kematian sel khamir, didapatkan hasil presentase kematian kultur

Sacharomyces cereviseae berumur 24 jam sebesar 42,02%. Sedangkan presentase kematian

(21)

C. PENGECATAN GRAM

1. Gambar morfologi dan bentuk sel bakteri pengecatan gram yang anda amati dibawah mikroskop dengan pensil warna!

Perbesaran : 1000 X Perbesaran : 1000 X Perbesaran : 1000 X

Nama bakteri : B. subtilis Nama bakteri : E. Coli Nama bakteri : B. subtilis

Keterangan : Keterangan : Pink keunguan Keterangan : Ungu ke pink-pink

Kelompok : QE4 Kelompok : QE5 Kelompok : QE6

2. Bandingkan antara ketiganya, dan berikan penjelasan terkait dengan hasil preparat yang anda peroleh!

Prinsip dari uji pengecatan gram ini yaitu mengamati dan membedakan gram pada bakteri dengan cara pemberian warna pada bakteri dengan diamati dengan menggunakan mikroskop pada perbesaran 1000×. Adapun tujuan dari uji pengecatan gram ini yaitu agar pratikan dapat membedakan antara bakteri gram positif dan negatif.

Pada hasil pengamatan diperoleh informasi bahwa pada bakteri B. substilis.

(22)
(23)

D. PENGECATAN ENDOSPORA

1. Gambar hasil dari pengamatan endospora yang anda amati dibawah mikroskop dengan pensil warna!

Nama bakteri : E. coli Nama bakteri : B. subtilis Nama bakteri : E. coli

Perbesaran : 1000 X Perbesaran : 1000 X Perbesaran : 1000 X

Warna spora : Hijau Warna spora : Hijau Warna spora : Hijau

Warna sel vegetatif : Pink Warna sel vegetatif : Hijau Warna sel vegetatif : Hijau

Lokasi endospora : Lokasi endospora : Tersebar Lokasi endospora: Tersebar

Kelompok : QE4 Kelompok : QE5 Kelompok : QE6

2. Bandingkan dan bahas hasil yang anda peroleh ? Jelaskan.

Prinsip dari uji pengecatan endospora merupakan metode untuk membedakan sel spora dan sel vegetatif pada bakteri yang diamati dengan menggunakan reagen malachite green. Adapun tujuan dari uji pengecatan endospora ini yaitu agar praktikan dapat melakukan pengecatan endospora, dan mengamati ada tidaknya ssl spora pada bakteri yang diamati.

(24)

yang diamati merupakan kelompok bakteri penghasil endospora dengan letak endospora didalam sel vegetative. Warna hijau yang tampak dari bakteri yang diamati merupakan hasil dari penyerapan larutan malachite green oleh endospora yang dihasilkan oleh bakteri

Bacillus subtilis saat diuapkan. Endospora dimiliki oleh bakteri tertentu untuk bertahan

hidup dari lingkungan yang ekstrim (Watson, 2014). Dan E. coli merupakan bakteri yang tidak memiliki endospora (spora) pada data kelompok QE4 sudah sesuai literatur dimana warna dari bakteri gram negatif berwarna merah muda. Kesalahan terjadi pada kelompok QE6 karena adalah adanya warna hijau yang tampak pada saat diamati adalah kesalahan dari praktikan yang memberikan konsentrasi malachite green terlalu banyak pada glass objek. Konsentrasi yang terlalu banyak tersebut menyebabkan warna hijau dari larutan malachite green menempel dan susah dihilangkan atau dilunturkan sehingga menjadi noda pada gelas objek dan terlihat seperti sel endospora.

E. UJI BIOKIMIAWI (i) Uji Katalase

1. Tuliskan hasil pengamatan uji katalase pada tabel berikut.

Jenis Mikroba Gelembung

Prinsip dari uji katalase ini dengan menentukan bakteri katalase negatif ataupun bakteri katalase negatif dengan mengamati ada tidaknya gelembuhg udara yang terbentuk setelah pemberian H2O2. Adapun tujuan dari katalase ini adalah ada tidaknya aktivitas katalase mikeoba dengan menentukan bakteri katalase negatif ataupun bakteri katalase negatif.

Pada data hasil pengamatan, didapatkan hasil bahwa pada bakteri A.xylinum

(25)

PEMBAHASAN

yang bersifat toksik yang akan membahayakan sel bakteri itu. Oleh karena itu dihasilkan enzim katalase untuk memecahnya. Berikut adalah beberapa kelompok bakteri katalase negative antara lain Lactobacillus, Clostridium, Streptococcus dll, sedangkan bakteri katalase positif antara lain Acetobacter, E. coli dll. Tentu hal ini sudah sesuai literature karena dari data sekunder bakteri A. xylinum dapat menghasilkan gelembung dan merupakan kelompok bakteri katalase positif. Begitu juga dengan data primer dari bakter

L. plantarum yang sudah diamati merupakan bakteri negative yang tidak menghasilkan

gelembung dan merupakan kelompok bakteri negative (Johannes, 2007).

1. Sebutkan bagian-bagian dari morfologi Rhizopus berikut!

(James, 2009). A. Sporangium

B. Sporangeofor (hifa)

C. Spora

D. Kolumela

E. Stollon

(26)

2. Mengapa diperlukan pemanasan dalam pengecatan endospora ? Jelaskan!

Pemanasan dilakukan agar pada bakteri tertentu yang memiliki sel endospora, sel endospora yang dimilikinya terbuka atau terlunakkan. Endospora adalah sel dorman yang dibentuk oleh bakteri tertentu untuk bertahan hidupdari lingkungan yang ekstrim. Sehingga apabila bakteri tersebut dipanaskan sel endosporanya akan melunak untuk melindungi dirinya. Dari endospora yang tersebut akan menyerap warna dari larutan malachite green sehingga akan berwarna hijau saat diamati (Pelczar, 2010).

3. Apa perbedaan dinding sel bakteri Gram (+) dan Gram (-) ? Jelaskan!

- Pada bakteri gram (+) memiliki peptidoglikan yang tebal yakni sekitar 50% dengan tebal dinding 5-80 nm, sedangkan peptidoglikan yang dimiliki oleh bakteri gram (-) lapisannya lebih tipis dimana tebal dinding selnya hanya 10-15 nm dengan jumlah peptidoglikan sekitar 10% (Gaman, 2009).

- Pada bakteri gram (+) terdapat lipid dengan jumlah yang lebih sedikit 1-4%, sedangkan lipid pada bakteri gram (-) sejumlah 11-22% (Gaman, 2009). - Pada bakteri gram (+) memiliki komponen polisakarida, sedangkan pada

bakteri gram (-) memiliki lipopolisakarida (Gaman, 2009).

- Bakteri gram (+) rentan terhadap penicillin, sedangkan bakteri gram (-) tidak rentan terhadap penicillin (Gaman, 2009).

4. Mengapa tidak semua bakteri memiliki endospora ? dan apakah fungsi dari endospora ? Jelaskan!

(27)

kemampuan untuk bertahan hidup pada kondisi ekstrim tidak memiliki sel endospora tersebut (Pommerville, 2011).

5. Apakah substrat yang diperlukan untuk terjadinya reaksi katalase ? Tuliskan persamaan reaksinya!

Substrat yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi katalase adalah senyawa H2O2.

2H2O2 enzim katalase 2H2O + O2 + energy

(Watson, 2014).

6. Apa fungsi dari katalase untuk bakteri tertentu ? Berikan contoh 3 bakteri yang menghasilkan katalase!

Enzim katalase berfungsi untuk mengkatalisis proses pemecahan hidrogen peroksida (H2O2) menjadi air dan oksigen. Dalam hal ini, 2 molekul peroksida akan diurai menjadi 2 molekul air dan 1 molekul oksigen. Proses tersebut sangatlah penting karena hidrogen peroksida merupakan suatu senyawa toksik yang dapat meracuni sel, membuat sel bermutasi, bahkan mati (). Adapun contoh bakteri yang menghasilkan enzim katalase atau bakteri katalase positif antara lain, Neisseria cinerea,

(28)

KESIMPULAN

Tujuan dilakukannya pengamatan sel kapang adalah membuat perparat basah dan mempelajari morfologi jamur. Pengamatan kapang memiliki prinsip yaitu mengamati dan membedakan jenis kapang Trichoderma sp dan Aspergillus Niger dengan menggunakan perbesaran mikroskop 100x dan 400x. Berdasarkan data hasil praktikum, didapatkan data bahwa bagian yang terlihat pada preparat A. Niger adalah konidiofor, fialid, dan konidia.

Tujuan dari praktikum pengecatan sederhana sel khamir yaitu agar mahasiswa dapat melihat bentuk sel serta dapat membedakan sel yang hidup dan yang mati dan juga agar mahasiswa mampu menghitung presentase kematian sel khamir dengan pengecatan sederhana. Prinsip dari praktikum ini yaitu membedakan sel hidup dan mati serta menghitung presentase kematian dengan pengecatan sederhana menggunakan larutan metilen blue sebagai cat yang akan mewarnai dinding sel mikroba yang mati. Didapatkan hasil yaitu rata-rata jumlah kultur Sacharomyces cereviseae berumur 24 jam yang mati adalah 4805 sel/bidang pandang dan yang hidup sebanyak 6629 sel/bidang pandang. Sedangkan rata-rata jumlah kultur Sacharomyces cereviseae berumur 48 jam yang mati adalah sebanyak 3147 sel/bidang pandang dan yang hidup sebanyak 8050 sel/bidang pandang. Sehingga apabila dimasukkan pada rumus presentase kematian sel khamir, didapatkan hasil presentase kematian kultur

Sacharomyces cereviseae berumur 24 jam sebesar 42,02%. Sedangkan presentase kematian

kultur Sacharomyces cereviseae berumur 48 jam sebesar 28,10%

Tujuan dari praktikum pengecatan gram adalah untuk membedakan antara bakteri gram positif dengan gram negatif. Prinsip dari pengecatan gram ini adalah mengamati dan menentukan gram dari bakteri dengan cara dilakukan pemberian warna pada bakteri dan diamati pada perbesaran 1000x. Berdasarkan data hasil praktikum, didapatkan data bahwa B.

substilis merupakan bakteri gram positif dan E. coli merupakan bakteri gram negatif.

Tujuan dari praktikum pengecatan endospora yakni agar mahasiswa dapat melakukan pengecatan endospora serta dapat melihat ada tidaknya spora pada bakteri yang diamati. Prinsip dari percobaan ini adalah metode pengecatan untuk membedakan sel spora dari vegetatif menggunakan malachite green/cat primer yang akan tetap diikat oleh spora. Berdasarkan data hasil praktikum, didapatkan data bahwa B. substilis merupakan bakteri yang memiliki endospora (spora) dan E. coli merupakan bakteri yang tidak memiliki endospora (spora) hanya saja pada saat pengecatan cat malachite green nya cukup menempel di gelas objek, sehingga menimbulkan kesan warna hijau.

(29)

Prinsip yang digunakan yaitu menentukan bakteri katalase negatif atau positif dengan mengamati ada tidaknya gelembung oksigen yang dihasilkan dengan reaksi pemberian H2O2 3% yang akan dirombak menjadi H2O dan O2. Berdasarkan data hasil praktikum, didapatkan data bahwa Acetobacter xylinum menghasilkan uji positif (mempunyai aktivitas katalase) dan

(30)

Komponen Penilaian LKP:

Jenis Penilaian Nilai Maksimal

Nilai yang diperoleh

Pre lab dan Diagram Alir 10

Log Book 10

Data Hasil Pengamatan dan Pembahasan 70 Aktivitas di laboratorium 10

TOTAL 100

Kompetensi Mahasiswa dan Nilai Maksimal Tiap Kompetensi

No Kompetensi Bisa Tidak

1. Mampu menggunakan mikroskop dengan baik dan benar

2. Mampu menemukan objek yang diamati dengan menggunakan perbesaran tertentu

3. Mampu menggambar objek yang diamati dan menyebutkan bagian-bagian yang diamati

4. Mampu mengidentifikasi objek yang diamati (menyebutkan jenis mikroba tersebut)

(31)

Media Tepung Kulit Pisang. Yogyakarta: Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Pelczar, M. 2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit UI

(32)

McGraw Hill

Pommerville, Jeffrey C. 2011. Alcamo’s Laboratory Fundamentals of Microbiology.

Sudburry: Jones and Bartlett Learning

(33)

Referensi

Dokumen terkait

Pada praktikum mengamati pergerakan bakteri ini diketahui dari tabel 1 yaitu, pada medium dengan perlakuan disejajarkan dengan hidung (bagian atas) setelah diamati pergerakan

Bakteri Gram negatif adalah bakteri yang pada pengecatan Gram tidak tahan terhadap alkohol sehingga warna cat pertama (Gram A) akan dilunturkan dan bakteri akan mengikat warna

Pengecatan sederhana dapat digunakan untuk melihat morfologi dan komposisi sel bakteri karena asam nukleat bakteri dan beberapa jenis komponen dinding sel

Pada pengamatan yang keempat yaitu mengamati jaringan otot polos. Dengan perbesaran

Dengan metode ini, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri gram positif dan gram negatif yang didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri terhadap cat

Pengukuran yang tepat sel mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara menyisipkan suatu mikrometer okular pada lensa okular mikroskop yang digunakan untuk mengamati

Setelah tiga hari disimpan maka bisa dilihat, media yang steril tidak akan ditumbuhi mikroba atau jamur, sedangkan media yang terkontaminasi pasti ada mikroba atau jamur yang

Pada pengamatan menggunakan cara gores pada dasarnya dilakukan dengan cara menggoreskan suspensi bahan yang mengandung bakteri pada permukaan medium agar dalam