• Tidak ada hasil yang ditemukan

TM LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM N

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TM LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM N"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM

NUTRISI DAN MEDIA

NAMA ANNISA MEYLANA I

NIM 165100107111041

KELOMPOK QE-6

KELAS D

ASISTEN

`

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2017

(2)

PRELAB

1. Sebut dan jelaskan syarat-syarat media pertumbuhan bagi mikroorganisme!

Dalam membuat suatu media untuk mikroorganisme, ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroorganisme yang akan kita kulturkan. Media pertumbuhan sering disebut sebagai medium. Medium digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme serta memperbanyak dan pengujian sifat fisiologi dari mikroorganisme yang ada di medium. Dalam menumbuhkan mikroorganisme, harus memperhatikan beberapa hal (Engelkrik, 2011) :

 Medium harus mengandung nutrisi tertentu sesuai kebutuhan mikroorganisme.

 Medium harus steril agar tidak ada kontaminan.

 Medium harus memiliki tekanan osmosi, tegangan permukaan, pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroorganisme.

 Medium tidak mengandung zat zat yang dapt menghambat pertumbuhan atau hidup mikroorganisme.

Dalam membuat suatu medium juga harus memperhatikan komponen komponen tertentu dalam mikroorganisme (Maier, 2009) :

 Suhu/Temperatur

Suhu memperngaruhi hidup mikroorganisme, bisa memperlambat atau mempercepat pertumbuhan mikroorganisme. Suhu dibagi menjadi 3, yaitu suhu minimum yang merupakan suhu yang akan menghentikan pertumbuhan mikroorgagisme. Suhu optimum merupakan suhu yang sesuai untuk pertumbuhan mikroorganisme di biakkan. Sedangkan suhu maksimum merupakan suhu untuk menghancurkan mikroorganisme atau bakteri.

 Suplai energi

Suplai energi merupakan nutrisi yang dimasukkan kedalam media pertumbuhan bakteri. Suplai energi sangat penting bagi mikroba karena nutrisi spesifik sangat baik bagi jenis mikroba yang akan dikulturkan. Contoh nutrisi yang dibutuhkan mikroba antara lain: karbon, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, dll.

 pH derajat keasaman atau kebasaan

(3)

Nama Annisa Meylana I

mikroorganisme pada umumnya yang tidak memiliki sifat asidofilik atau alkaifik.

 Ketersediaan oksigen

Baerbagai macam jenis bakteri, ada yang aerob membutuhkan oksigen, anaerob tidak membutuhkan oksigen, anaerob fakultatif dapat tumbuh baik pada kondisi aerob maupun anaerob.

2. Jelaskan perbedaan media berdasarkan konsistensinya!

Menurut konsistensinya, media pertumbuhan dibedakan menjadi tiga macam media pertumbuham, antara lain :

a. Media cair (Liquid medium)

Suatu media pertumbuhan mikroorganisme yang berwujud cair.

b. Media padat (Solid medium)

Suatu media pertumbuhan yang berwujud padat karena mengandung bahan pembentuk gel atau berbentuk agar – agar. Media padat ini umunya mengandung 1,5% - 1,8% agar – agar. Media ini dapat dibentuk sebagai media agar tegak atau media agar miring sesuai dengan keperluan.

c. Media padat yang dapat dicairkan (Semi solid medium)

Suatu media pertumbuhan yang dalam dingin berbentuk padat, namun jika dipanasi maka akan berubah bentuk menjadi cair. Media ini mengandung 1% agar - agar.

(Waluyo, 2008).

3. Apa yang dimaksud dengan media diferensial? Berikan pula contohnya!

(4)

Nama Annisa Meylana I

Pada medium sintetik yang dapat disebut (chemically defined) merupakan medium yang sudah diketahui secara pasti komponen kimia dalam medium tersebut sehingga mengetahui apa yang terjadi pada mikroorganisme tertentu apabila dikulturkan dalam media tersebut. Contoh glukos agar dan ManConkey. Isi dari media sintetik adalah garam anorganik seperti asam lemak, asam amino, alkohol (Yuwono, 2007) .

Media non sintetik merupakan media yang belum diketahui komposisinya secara pasti. Medium ini berasal dari bahan bahan alami seperti jus tomat, ekstak pankreas, ataupun ekstrak organ. Maka dari itu medium non sintetik biasanya hanya digunakan untuk membiakkan kultur dan digunakan untuk menentukan taksonomi dari mikroba (Abdurahman, 2008) .

5. Jelaskan tahapan pembuatan 250 ml media racik yang terdiri atas pepton 1% (b/v), ekstrak

khamir 0,5% (b/v) dan NaCl 1%, agar 1,5% (b/v)?

Pertama tama dalam membuat suatu media berdasarkan komposisi yang sudah diketahui adalah, menghitung jumlah massa yang dibutuhkan setiap komposisi dengan memasukkan kedalam rumus %(b/v) (Ansel, 2006) :

Massa Khamir yang diperlukan: Massa Pepton yang diperlukan:

%(b/v) = b

(5)

DIAGRAM ALIR selama 15 menit dan suhu 121˚C , tujuan memasukkan kedalam autoklaf adalah untuk mensterilkan kembali media yang akan digunakan (Vasanthakumari, 2009).

6. Bagaimana cara membuat 150 ml media PCA? Jelaskan pula komposisi media tersebut!

Pembuatannya adalah dengan menimbang PCA sebanyak 3,525 gram. Dicampur dengan aquades dan di homogenkan. Lalu, dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan di tambah aquades hingga volumenya 150 ml. Kemudian dipanaskan di atas hot plate. Selanjutnya, menutup erlenmeyer menggunakan kapas dan kertas payung serta diikat dengan karet. Terakhir, masukkan ke dalan autoklaf untuk di sterilisasi pada suhu 121˚C selama 15 menit. Komposisi PCA terdiri dari casein, yeast extract, dextrose, dan agar. Kasein yang ada di dalam PCA adalah casein enzym ic hidrolisate yang berguna untuk menyediakan asam amino dan nitrogen kompleks. Sedangkan ekstrak dari khamir berguna untuk menyuplai vitamin B kompleks yang baik untuk pertumbuhan kultur pada media ini (Silvia, 2012).

1. Pembuatan Media Agar

(6)

Nama Annisa Meylana I

NIM 165100107111041

Kelas D

Kelompo k

QE-6

Dihitung berat sesuai kebutuhan

Dipotong Kertas aluminium foil dan diletakkan diatas timbangan

Dikalibrasi

Diambil media secukupnya

Diletakkan di atas aluminium foil

Ditimbang

Dilarutkan dalam tabung erlenmeyer

Diukur pH media

Dipanaskan sampai mendidih

Disumbat dengan kapas

Disterilisasi pada suhu 121ºC

Dituang kedalam cawan petri steril

Diinkubasi dalam inkubator selama 24 jam

Hasil

(7)

Nama Annisa Meylana I

NIM 165100107111041

Kelas D

Kelompo k

QE-6

2. Pembuatan Media Broth

Dihitung berat sesuai kebutuhan

Dipotong Kertas aluminium foil dan diletakkan diatas timbangan

Dikalibrasi

Diambil media secukupnya

Diletakkan di atas aluminium foil

Ditimbang

Dilarutkan dalam tabung erlenmeyer

Diukur pH media

Dipanaskan sampai mendidih

Diambil secukupnya ke tabung reaksi

Disumbat dengan kapas

Disterilisasi pada suhu 121ºC Bahan media

(8)

Nama Annisa Meylana I

NIM 165100107111041

Kelas D

Kelompo k

QE-6

Diinkubasi dalam inkubator selama 24 jam

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Noor. 2008. Identifikasi Morfologi Bakteri dan Jamur. Jakarta: Erlangga Ansel, Balley. 2009. Diagnosal Microbiology. New York: Houston Elsiever

Engelkrik, Paul G. 2011. Burton’s Microbiology for The Heatlh Sciences. Philadelphia: Lippincott Williams & Willkins

Johnson, Thomas. 2007. Microbiology: A Centenary Prespective. London: Elsiever

Maier, Debbie. 2009. Fundamental of Infection Prevention and Control. London: John Wiley & Sons, Ltd

Silvia, Nuraini. 2012. Nutrisi Mikroorganisme Dalam Media. Jakarta: Pustaka Ajar

Vasanthakumari, Khopka. 2009. Basic Concepts of Analytical Chemistry. New Delhi: New Age International

(10)

DATA HASIL PENGAMATAN

ANALISA PROSEDUR

1. Gambarkan hasil pengamatan anda !

Preparasi

a. Media EMBA

Sebelum melangsungkan proses preparasi media EMBA, alat dan bahan harus dipersiapkan terlebih dahulu. Alat yang digunakan pada tahap preparasi adalah alumunium foil dan timbangan analitik. sementara, bahan yang digunakan adalah EMBA(Eusin Methyl Blue Agar) yang merupakan media jadi. Setelah alat dan bahan Nama Media : EMBA

Metode Pembuatan : Jadi

pH : 7,7

Perhitungan : Faktor konversi = b v

36 gram/L = b 0,02L

Nama Media : NA

Metode Pembuatan : Racik

pH : 7,2

 Perhitungan : NB

NB = 20ml

1000ml x 8 gram= 0,16 gram

 Agar

Agar = 10ml

1000ml x 15 gram= 0,3 gram

Nama Media : Pepton

Metode Pembuatan : Jadi

pH : 8,8

Perhitungan : 10ml

(11)

yang dibutuhkan telah siap, selanjutnya dihitung massa yang dibutuhkan dari bubuk media dengan rumus sebagai berikut:

Sebelum menyiapkan media pada proses preparasi, glassware seperti cawan petri yang akan digunakan pada pembuatan media harus disterilkan terlebih dahulu.

Setelah massa bubuk media yang akan digunakan diketahui, langkah selanjutnya adalah memotong alumunium foil berbentuk persegi. Kemudian, bubuk media ditimbang menggunakan timbangan analitik sesuai dengan perhitungan massa atau berat yang telah dilakukan sebelumnya. Sebelum melakukan peenimbangan, timbangan harus dibersihkan terlebih dahulu agar terbebas dari debu dan kotoran agar proses penimbangan tidak terganggu sehingga penimbangan lebih akurat. Langkah berikutnya adalah mengkalibrasi timbangan analitik yang akan digunakan. Kalibrasi bertujuan untuk memastikan keakuratan timbangan. Langkah awal kalibrasi adalah meletakkan alumunium foil di atas timbangan. Ditunggu beberapa saat hingga penimbangan sudah berjalan stabil (yang ditandai dengan angka yang ditunjukkan timbangan sudah tidak berubah-ubah). Kemudian tombol “Cal” (kalibrasi) ditekan. Setelah timbangan analitik menunjukkan angka nol, bubuk media diletakkan sedikit demi sedikit ke atas alumunium foil tersebut. Apabila massa yang dibutuhkan sudah tercapai, bubuk media diambil dengan spatula dan dibungkus dengan melipat-lipat alumunium foil dengan rapat. Kemudian, kertas alumunium diberi label sesuai nama media yang terdapat di dalamnya.

b. Media NA (Nutrien Agar)

Pada preparasi media NA, langkah adalah menyiapkan alat dan bahan. Alat yang digunakan pada preparasi ini antara lain spatula, aluminium foil dan timbangan analitik. Bahan-bahan yang digunakan pada pembuatan media ini adalah NB dan agar. Setelah alat dan bahan telah siap, kemudian dihitung massa yang dibutuhkan dari masing-masing bubuk media dengan rumus sebagai berikut:

Volume media yang dibuat adalah 20 ml, sehingga perhitungannya adalah:

(12)

Setelah massa bubuk media yang akan digunakan diketahui, langkah selanjutnya adalah memotong alumunium foil berbentuk persegi. Kemudian kedua bahan tersebut ditimbang menggunakan timbangan analitik secara bergantian sesuai dengan perhitungan massa atau berat yang telah dilakukan sebelumnya. Sebelum melakukan penimbangan, timbangan harus dibersihkan terlebih dahulu agar terbebas dari debu dan kotoran agar proses penimbangan tidak terganggu sehingga penimbangan lebih akurat. Langkah berikutnya adalah mengkalibrasi timbangan analitik yang akan digunakan. Kalibrasi bertujuan untuk memastikan keakuratan timbangan. Langkah awal kalibrasi adalah meletakkan alumunium foil di atas timbangan. Ditunggu beberapa saat hingga penimbangan sudah berjalan stabil (yang ditandai dengan angka yang ditunjukkan timbangan sudah tidak berubah-ubah). Kemudian tombol “Cal” (kalibrasi) ditekan. Setelah timbangan analitik menunjukkan angka nol, bubuk media diletakkan sedikit demi sedikit ke atas alumunium foil tersebut. Apabila massa yang dibutuhkan sudah tercapai, bubuk media diambil dengan spatula dan dibungkus dengan melipat-lipat alumunium foil dengan rapat. Kemudian, kertas alumunium diberi label sesuai nama media yang terdapat di dalamnya.

1. Kalibrasi pH meter

Untuk mengkalibrasi pH meter digital, siapkan pH meter dan larutan yang digunakan untuk kalibrasi dengan pH buffer 7 dan 4. Pertama tama semprotksn aquades ke pH meter, lalu lap dengan tisu satu arah. Pada bagian ujung atau probe semprotkan aquades dan lap ujung dan dalam probe secara perlahan karena itu bagian sensitif. Setelah dibersihkan masukkan pH meter ke dalam larutan dengan pH 7 atau netral, setelah itu tekan CAL maka pH meter akan di kalibrasi dan apabila display pada pH meter menunjukkan angka angka sedemikian rupa, ditunggu sampai stabil dan berhenti hingga menunjukkan 7.

Sebelum dilakukan pengukuran pada larutan yang memiliki pH 4, bersihkan dahulu pH meter tersebut dengan aquades. Setelah dibersihkan, masukkan pH meter ke dalam larutan yang memiliki pH 4, apabila display pH meter menunjukkan angka 4 sesuai dengan larutan tersebut, maka kalibrasi pH sudah dilakukan.Setelah itu pH meter dimasukan ke dalam larutan KCI. Larutan KCI berfungsi sebagai menstabilkan ion-ion yang ada diujung pH meter

2. Proses Pembuatan Media EMBA

Sebelum melakukan proses pembuatan media, harus dilakukan aseptis diri dan lingkungan terlebih dahulu menggunakan alkohol 70% untuk mencegah adanya kontaminan.

Dalam proses pembuatan media EMBA, preparasi harus dilakukan terlebih dahulu. Pada preparasi media EMBA, bahan yang diperlukan harus dihitung terlebih dahulu kemudian ditimbang menggunakan timbangan analitik yang telah dikalibrasi terlebih dahulu.

(13)
(14)

cawan petri dengan cepat. Dalam melakukan penuangan tersebut, peralatan harus dipastikan tetap berada di dekat api untuk mencegah terjadinya kontaminasi. Setelah larutan tertuang ke dalam cawan petri, cawan petri ditutup, namun masih diberi sedikit ruang terbuka hingga larutan di dalam cawan petri tersebut tidak panas (mendingin). Setelah berubah menjadi gel, langkah selanjutnya ialah membungkus cawan petri menggunakan kertas payung dan karet dengan cara dan metode yang sama ketika saat cawan petri akan disterilisasi. Apabila cawan petri telah selesai dibungkus, cawan petri diberi label berdasarkan nama kelompok praktikan. Tahap terakhir ialah memasukkan cawan petri berisi larutan EMBA di dalam laf selama 24 jam. Kemudian diamati dan dicatat perubahannya.

3. Proses Pembuatan Media NA (Nutrien Agar)

Dalam membuat media racik NA pertama tama siapkan alat bahan yang akan digunakan. Bahan yang digunakan adalah NB dan Agar, serta aquades 20 ml. penanggas air, cawan petri. Pipet ukur 10 ml digunakan untuk memindahkan aquades kedalam erlenmeyer. Erlenmeyer digunakan untuk melarutkan. Bulp untuk memindahkan aquades. Penangas air digunakan untuk memanaskan larutan agar homogem. Pengaduk kaca digunakan untuk mengaduk larutan agar homogen dan larut dengan rata.

Setelah alat dan bahan disipakan perlakuan pertama dalam membuat media NA adalah memasukkan bahan dengan aquades secara bersamaan kedalam labu erlenmeyer, pemasukkan bahan NA dilakukan oleh 2 kelompok dimana akan ada penambahan 20 ml jadi aquades yang dibutuhkan adalah 40 ml. Seluruh kelompok sudah memasukkan media bersama aquades ke erlenmeyr. Cara memasukkan bahan dengan menyiramkan bahan dengan aquades secara bertahap dan pelan pelan, hal ini bertujuan agar tidak ada bahan media didalam alumunium foil yang tertinggal sehingga perbandingan media yang akan dibuat sesuai dengan yang sudah diperhitungkan.

Setelah itu, letakkan erlenmeyer di pemanas air dengan tujuan pemanasan bahan serta pelarutan bahan. Selama dilarutkan dan dipanaskan, aduk media dengan pengaduk kaca sehingga media bener benar terhomogenisasi dan tercampur dengan sempurna. Pengadukan kira kira sampai mendidih, media yang aduk di atas penanggas air berarti termasuk media yang tahan terhadap panas.

(15)

dikaret. Cawan petri juga dibungkus dengan kertas payung dan diberi karet karena media dan tempat media akan di sterilisasi. Setalh semua sudah dibungkus masukan ke dalam plastik PE.

Setelah itu masukkan kedalam keranjang autoklaf dengan suhu 121º C selama 15 menit. Setelah dilakukan proses sterilisasi, akan dilakukan proses penuangan media ke dalam cawan petri yang menggunkana bunsen sebagai seumber panas untuk mencegah masuknya mikroorganisme diudara saat penuangan. Saat melakukan penuangan harus aseptis diri terlebih dahulu, aseptis cawan petri dengan melakukan pemanasan dengan memutar cawan petri dan mengenakan mulut cawan petri kesumber panans dari bunsen. Setelah asptis dilakukan buka tutup cawan petri, dan tuang media NA ke cawan petri dan aseptis cawan petri kembali. Setelah itu bungkus media kembali menggunakan ketas payung dan karet. Setelah itu media siap disimpan kedalam ruang laf, diamati 1x24 jam .

4. Proses Pembuatan Media Pepton (kelompok QE5)

Sebelum melakukan pembuatan larutan pengencer, persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Langkah-langkah serta alat dan bahan pembuatan media jadi hampir sama dengan pembuatan media racik, yang membedakan hanya pada wadah yang digunakan untuk menaruh media. Alat-alat yang digunakan antara lain tabung reaksi, erlenmeyer, pengaduk kaca, kompor listrik, pipet ukur, bulb, dan pH meter. Tabung reaksi digunakan sebagai wadah pembuatan larutan. Erlenmeyer digunakan sebagai wadah larutan saat dipanaskan. Pengaduk kaca digunakan untuk menghomogenkan bubuk media dengan aquades. Kompor listrik digunakan sebagai sumber panas. Pipet ukur dan bulb digunakan untuk mengambil aquades dengan volume tertentu.

Bahan yang digunakan dalam percobaan antara lain bubuk media, kertas payung dan karet. Bubuk media digunakan sebagai bahan utama larutan. Kertas payung digunakan sebagai pembungkus tabung reaksi saat disterilkan. Karet digunakan untuk mengikat tabung reaksi dengan kertas bungkus.

Langkah pertama yang dilakukan yaitu mengambil bubuk media yang telah disiapkan saat proses preparasi. Buka kertas alumunium yang di dalamnya berisi bubuk media kemudian masukkan bubuk media ke dalam erlenmeyer. Selanjutnya, larutkan bubuk media dengan menambahkan 10 ml aquades yang diambil menggunakan pipet ukur dan bulb. Aduk menggunakan pengaduk kaca hingga terbentuk larutan yang homogen.

(16)

ANALISA HASIL

bungkus cawan petri tersebut kemudian simpan cawan petri tersebut di inkubator selama 24 jam.

1. Media EMBA

Media EMBA (Eosin Methyl Blue Agar) merupakan media yang berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa. Adanya eosin dan methylene blue membantu mempertajam perbedaan mikroba yang dapat memfermentasikan laktosa. Pada umumnya, media EMBA memiliki kisaran pH 7,2 (Machmud, 2008).

Pada percobaan pembuatan media ini, media EMBA memiliki warna ungu. Ketika diukur menggunakan pH meter, didapatkan hasil pengukuran pH media EMBA sebesar 7,7. Setelah media EMBA pada cawan petri dimasukkan ke dalam laf selama 24 jam, media EMBA terkontaminasi. Hal ini ditandai dengan kondisi media EMBA yang berwarna ungu dan terdapat satu bintik di dalam media.

2. Media NA

Media NA (Nutrient Agar) merupakan media yang digunakan dalam pertumbuhan total bakteri, biasanya dipakai untuk pengmatan karena koloni yang tumbuh pada media ini terlihat jelas. Pada umumnya, pH yang dimiliki oleh media NA berkisar 7,0 (James, 2007).

Pada percobaan pembuatan media ini didapatkan nilai pH 7, 2. Setelah media di masukkan ke dalam laf selama 24 jam. Hasilnya adalah kontam. Terbukti adanya bintik putih di dalam media. Ini dikarenakan kurang sterilnya saat memasukkan media cair ke dalam cawan petri sebelum menjadi padatan dan di masukkan ke dalam laf.

(17)

Pepton merupakan media murni yang terdiri dari pepton yang dilarutkan dengan aquades. Media ini digunakan untuk kulturisasi dan pemeliharaan bakteri Escherichia coli (Machmud, 2008).

(18)

PEMBAHASAN

1. Mengapa media mikroorganisme harus steril? Apa yang terjadi bila media mikroorganisme tidak disterilisasi?

Bila penanaman spesimen dalam media, petri, ose, maupun media digunakan tidak steril, maka sangat tidak mungkin untuk membedakan apakah kuman yang berhasil diisolasi tersebut berasal dari penderita atau merupakan hasil kontaminasi dari alat-alat atau media yang digunakan (Putranto, 2014).

Kontaminan adalah bercampurnya mikroorganisme yang ingin kita biakkan dengan mikroba yang lain yang tidak ingin dibiakkan, hal ini dapat terjadi karena udara luar mengadung mikroba ataupun tangan dari praktikan. Media menjadi tempat yang baik untuk mikroorganisme hidup karena memiliki nutisi dengan proporsi yang dapat memancing pertumbuhan bakteri. Sterilisasi dilakukan sebgai pemusnahan mikroorganisme yang sudah mengkontaminasi terlebih dahulu saat pembuatan media. Untuk mendapat jenis mikroba yang kita inginkan sebagai hasil praktikum dan sesuai keinginan maka harus aseptis diri dan lingkungan juga sterilisasi media adar mendapat hasil yang akurat dan di inginkan. Karena jika media tidak steril maka akan terjadi kontaminasi dan mengganggu pertumbuhan mikroorganisme didalamnya. Sehingga akan menurunkan kualitas hasil dari percobaan tersebut (Brooks, 2007)

2. Apakah semua jenis media harus disterilisasi dengan autoklaf? Beri contoh media yang tidak disterilisasi dengan autoklaf! Jelaskan alasan anda!

Tentu saja tidak. Media memiliki karakteristik dan sifat-sifat tertentu, makan dari itu tidak semua disterilisasi dengn menggunakan autoklaf. Beberapa jenis media yang tidak tahan panas yang dihasilkan autoklaf yaitu 121ºC karena itu dapat merusak komposisi mutrisi dari media tersebut. Sterilisasi yang digunakan kepada media tersebut dapat dilakukan sterilisasi dengan memanaskan akuades yang akan dicampurkan dengan media tersebut . contoh media tidak tahan panas EMBA,SSA, VRBA. EMBA dapat di sterilisasi dengan autoklaf namun hall tersebut dilakukan apabila EMBA akan disimpan dahulu tidak langsung di inokulasi (Suwardi, 2008).

3. Bagaimana cara memastikan bahwa media hasil sterilisasi tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme?

(19)

4. Jelaskan perbedaan media diperkaya, media selektif dan media diferensial! Sebutkan pula contoh dan kegunaannya!

Media diperkaya (enriched media) merupakan media kompleks atau nutrient lengkap antara lain penambahan darah, fungsi untuk memperbanyak dan mempersubr mikroorganisme. Contohnya media HBI (Harti, 2015).

Media selektif (selective media) adalah media yang digunakan untuk mengkulturkan suatu mikroorganisme tertentu untuk menghambat pertumbuhan mikroorganimse lain. Media ini pada umunya mengandung zat kimia yang akan mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme yang tidak diinginkan dalan suatu jenis mikroba yang akan dikulturkan. Contoh dari media selektif adalah VRBA (Violet Red Bile Agar) yang mengandung kristal violet yang akan menghentikan atau menghambat pertumbuhan bakteri gram positif sehingga gram negatif dapat dikulturkan (Yuwono, 2007)

Media diferensial (Differensial medium) adalah media yang ditambahkan zat kimia tertentu agar terjadi perubahan atau pertumbuhan mikroba sesuai dengan senyawa kimia yang terkandung di dalamnya. Contoh dari media diferensial adalah EMBA (Eosine Methylene Blue Agar) yang digunakan sebagai media yang digunakan sebagai media yang dapat menentukan pertumbuhan bakteri yang memfermantasikan laktosa seperti E.Coli dan yan tidak memfermentasikan laktosa. Dapat dilihat dari bakteri memfermentasikan laktosa akan mempunyai warna gelap ditengah mikroorganisme tersebut (Prayitno, 2007).

5. Mengapa pada prosedur pour plate, suhu media agar yang akan digunakan tidak boleh melebihi 50oC? Jelaskan!

Teknik pour plate adalah teknik penanaman mikroorganisme dengan mencampurkan inokulum sampel dengan medium pada yang masih berbentuk cair sehingga sel bercampur rata ke media. Teknik ini dilakukan padu suhu kurang dari 50ºC , umunya suhu 45-47ºC . hal ini agar sel sel mikroorganisme yang akan dicampurkan kedalam media tidak rusak atau tidak mati. Dan agar bahan yang dicampur aquades cepat padat. Selain itu karena yang digunakan glasswere maka harus aseptis dulu agar menghindari heat shock (Harti, 2015).

6. Mengapa pada media APDA ditambahkan larutan asam tartarat konsentrasi 10%? Jelaskan hubungannya dengan pertumbuhan mikroorganisme!

(20)

7. Sebutkan macam-macam dan konsentrasi larutan pengencer yang saudara ketahui! Sebutkan pula fungsi larutan pengencer tersebut!

Larutan pengencer memiliki beberapa jenis (Prayitno, 2007) :

 Larutan garam fisiologi

Larutan garam fisiologi digunakan untuk mengencerkan media yang akan digunakan. Namun, beberapa sumber mengatakan larutan garam juga untuk membunuh jenis jenis strain tertentu pada mikroba

 Pepton water 0,1%

Pepton water digunakan sebagai pengenceran saat ingin membuat media. Pepton water diyakini juga dapat digunakan untuk Escherichia coli atau Spathylcoccus aureus

Fungsi dari larutan pengenceran sendiri adalah sebagai pengencer untuk media agar nutrisi yang dikandungnya didalamnya tidak terlalu banyak kadar. Supaya tidak terjadi blomming atau banyak mikroorganisme yang tumbuh dan tidak mengganggu saat menghitung di colony counter. Larutan pengencer berfungsi agar pada saat penghitungnan mikroba , mikroba masih dapat dihitung dengan colony counter (Machmud, 2008)

8. Bagaimana mekanisme kerja senyawa kimia penghambat pertumbuhan mikroorganisme yang terdapat pada media selektif ?

Pada media selektif, ditempatkan senyawa atau zat kimia tertentu yang akan menghanbat pertumbuhan dari bakteri tertentu. Misalnya untuk menghambat bakteri gram gram positif pada media VRBA terdapat kristal violet yang menyebabkan suasana basa, sehingga membran sel pada gram positif tidak dapat mempertahankan kondisi pada suasana basa, jadi pertumbuhannya terganggu. Selain itu, medium yang mengandung thaliun asetat ataupun senyawa sam dapat menghambat pertumbuhan dari bakteri gram negatif karena bakteri gram negatif mayoritas tidak dapat tumbuh di suasana asam (Maftuchah, 2014).

9. Menurut saudara, apa perbedaan makronutrien dan mikronutrien mikroorganisme? Sebutkan pula contoh dan peranannya!

(21)

Mikronutient nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit dan hanya untuk pelengkap saja. Contoh dan peranan mikronutrient adalah sebagai berikut :

Boron (B) berfungsi sebagai antibiotik poliketid. Manganase (Mn) sebagai aktifator kebanyakan enzim.Cobalt (co) membantu proses ttranskarboksilase dan merupakan penyusun vitamin B12 (Michael, 2007).

10. Jelaskan peranan media selektif untuk pertumbuhan mikroorganisme! Apa saja aplikasi dari media selektif pada bidang pangan?

Media selektif (selective media) adalah media yang digunakan untuk mengkulturkan suatu mikroorganisme tertentu untuk menghambat pertumbuhan mikroorganimse lain. Media ini pada umunya mengandung zat kimia yang akan mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme yang tidak diinginkan dalan suatu jenis mikroba yang akan dikulturkan. Media selektif digunakan untuk membedakan spesies bakteri tertentu berdasarkan karakteristik yang tampak pada media. Contohnya adalah MSA (Mannitol Salt Agar) media ini digunakan untuk mengidentifikasi Staphylococcus aureus . media ini memiliki komposisi monitol dan indikator fenol red yang menjadikan media ini sebagai media diferensial karena digunakan untuk membedakan bakteri Staphyloccus aureus dengan bakteri yang lain. Staphyloccus aureus saat dikulturkan dalam media ini akan terbentuk koloni berwarna kuning dan zona kuning hal ini karena Staphyloccus aureus dapat memfermentasikan manitol menjadi asam sehingga fenol red yang terkandung dalam media menjadi kuning (Anastasia, 2011)

Aplikasi pada bidang pangan adalah pada pengujian sampel makanan untuk menguji mikroba perusak bahan pangan, bisa juga untuk fermentasi, fermentasi terdeteksi oleh perubahan warna dan pengendapan pH pewarna seperti tetes. Dan juga fungsi dari media selektif lainnya didunia pangan digunakan untuk pengecekan kualitas suatu pangan apakah layak konsumsi atau tidak berdasarkan mikroorganisme yang terkandung di dalamnya (Anastasia, 2011).

11. Bagaimana seorang analis mikrobiologi menentukan tingkat pengenceran atau dilusi suatu sampel dan pengenceran mana yang akan ditanam ke dalam media pada cawan? Jelaskan!

Menentukan tingkat pengenceran dapat dilakukan menggunkan metode teknik TPC (Total Plate Count). Penentuan tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Contoh dengan jumlah mikroba yang akan diamati adalah sebanyak 30 sampai 300 sel mikroba tiap mililiter. Maka, pengenceran yang dilakukan dengan metode TPC (Total Plate Count) menggunakan perbandingan 1:10 karena banyaknya sampel yang digunakan hanya 0,1 (Prayitno, 2007).

12. Pengujian total mikroorganisme pada produk keju dilakukan pada suhu 30oC selama 3 hari. Apakah suhu inkubasi tersebut sudah tepat? Mikroba tipe apa yang tidak terdeteksi pada suhu tersebut? Jelaskan alasan anda!

(22)
(23)

KESIMPULAN

Media adalah suatu bahan yang terdiri dari beberapa nutrisi yang dibutuhkan untuk pengembangbiakkan suatu mikroorganisme. Media memiliki jenis jenisnya sesuai fungsi yang akan digunakan dalam menggembangbiakkan bakteri. Ada 2 jenis media berdasarkan pembuatannya yaitu media racik dan media jadi

Prinsip dalam membuat medai racik adalah pembuatan media dengan mencampurkan beberapa jenis bahan sesuai dengan komposisi yang ada pada suatu panduan resep. Prinsip media jadi adalah membuat suatu media dengan menggunakan bahan yang komposisinya sudah diatur oleh perusahaan kimia tertentu.

Pembuatan media racik NA menggunakan komposisi yang sudah ditentukan beberapa massa yang butuhkan dari masing masing bahan. NA memiliki komposisi nutrient broth 0,16 gram dan nutrient agar 0,3 gram. Media NA yang dibuat tiap kelompok adalah 20 ml. Hasil yang didapat media NA adalah memiliki pH 7,2 dan media ini kontaminan..

(24)

DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN

Anastasia, Raina. 2011. Enviromentals Microbiology second edition. Burlington: Elsevier Brooks, Paul. 2011. Buton’s Microbiology for thr Health Sciences. Baltimore: Lippincott

Williams & Wilkins

Harti, Agnes. 2015. Mikrobiologi Kesehatan: Peran Mikrobiologi dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: ANDI

James, Daniel E. 2007. Microbiology a Laboratory Manual. San Fransisco: Pearson Ltd Machmud, M. 2008. Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba. Bogor: Pustaka Ajar Maftuchah, A. 2014. Teknik Dasar Analisis Biologi Molekular. Sleman: Deepublish

Michael, Howard. 2007. Kalkulasi Farmasetik. Jakarta: EGC

Patil, Ulhas. 2008. Fundation in Microbiology fifth edition. Bengaluru: Nirali Prayitno, Tribowo. 2007. Biologi molekular. Jakarta: Erlangga

Putranto, Rudi Hendro. 2014. Corynebacterium diphtheriae: Diagnosis Laboratorium Bakteriologi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

(25)

Komponen Penilaian LKP :

Jenis Penilaian Nilai

Maksimal

Nilai yang diperoleh

Diagram Alir 10

Data Hasil Pengamatan 10

Pembahasan laporan 70

Kesimpulan 10

TOTAL 100

Kompetensi Mahasiswa dan Nilai Maksimal Tiap Kompetensi

No Kompetensi Bisa Tidak

1. Mampu menyebutkan beberapa jenis media pertumbuhan mikroorganisme

2. Mampu membedakan media racik dengan media jadi 3. Mampu mebuat media racik

4. Mampu membuat media jadi

5. Mengetahui faktor konversi masing-masing media yang dibuat

6. Mampu menghitung dan menimbang kebutuhan media pertumbuhan mikroorganisme

7. Mampu membuat berbagai media mikoorganisme dengan benar

8. Mampu menganalisis kesesuaian antara jenis mikroba dan media pertumbuhannya

9. Mengetahui cara sterilisasi berbagai jenis media

10. Mampu membedakan anatar media selektif dengan media diferensial

Referensi

Dokumen terkait

Dalam melakukan isolasi mikroba, terlebih dahulu kita harus memperhatikan alat-alat yang digunakan apakah sudah steril, agar tidak terkontaminasi oleh udara luar

Metode perhitungan tidak langsung, jumlah mikroba dihitung secara keseluruhan baik yang mati atau yang hidup atau hanya untuk menentukan  jumlah mikroba yang hidup

Berdasarkan hasil pratikum purifikasi jamur Ustilago maydis yang telah dilakukan bahwa koloni jamur yang dimurnikan dari hasil isolasi mulai tumbuh pada media PDA. Jamur mulai

Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat, antara lain : harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh

Prinsip dari teknik sampling adalah mengambil mikroorganisme yang ada pada suatu sampel dengan suatu perlakuan atau metode tertentu untuk dilakukan,

cerevisiae divortex terlebih dahulu lalu diambil larutannya sebanyak 1 ml, caranya yaitu nyalakan bunsen dengan menggunakan korek, pegang tabung reaksi berisi kultur yang

 Cuci tangan dengan sabun dan air selama 2 menit, kemudian usap kapas steril yang dibasahi dengan kaldu steril pada telapak tangan, oleskan pada wilayah II pada bagian agar

Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui teknik isolasi dan pembiakan mikroba dengan menggunakan metode gores, agar miring dan inokulasi dalam media cair broth... Koloni mikroba