• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH MIKROBIOLOGI UMUM SEMESTER

N/A
N/A
Affida Maulidya Afni

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH MIKROBIOLOGI UMUM SEMESTER "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH MIKROBIOLOGI UMUM SEMESTER GENAP 2021-2022

ACARA KE 4

TEKNIK ISOLASI DAN PEMBIAKAN MIKROBA

Nama Lengkap : Affida Maulidya Afni NIM : 211710101010

Kelas THP : A

PS. TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER MEI 2022

Nilai : Penilai :

(2)

PENDAHULUAN

Populasi mikroba di alam tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam sel. Populasi bakteri dapat di isolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan kemampuan biokimiawinya. Pengamatan sifat seperti bentuk, susunan, permukaan, pengkilatan dan sebagainya dapat dilakukan dengan pandangan biasa tanpa menggunakan mikroskop, pengamatan ini disebut pengamatan makroskopi.

Supaya sifat-sifat tersebut tampak jelas, bakteri perlu dibiakkan pada medium padat yaitu dengan cara isolasi bakteri (Risqiyati, 2014).

Isolasi bakteri adalah proses pengambilan bakteri dari medium atau lingkungan asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni. Isolasi mikroba harus dilaksanakan dengan menggunakan prosedur aseptis. Aseptis yaitu kondisi bebas dari kontaminasi mikroorganisme. Penerapan teknik aseptis harus sangat diperhatikan dalam kegiatan isolasi karena ada kemungkinan kontaminasi oleh mikroorganisme lain sehingga akan mengganggu hasil yang diharapkan (Singleton & Sainsbury, 2006) dalam (Risqiyati, 2014).

Prinsip dari isolasi ialah memisahkan satu jenis mikroba dari mikroba jenis lainnya yang terdapat dilingkungan sekitarnya. Isolasi bakteri atau biakan yang terdiri dari satu jenis mikroorganisme dikenal sebagai biakan murni atau biakan aksenik. Biakan yang berisi lebih dari satu macam mikroorganisme dikenal sebagai biakan campuran. Ada beberapa cara yang digunakan untuk mengisolasi mikroba diantaranya yaitu metode garis, tuang, sebar serta micromanipulator (Risqiyati, 2014). Pada praktikum kali ini akan mengisolasi bakteri dengan menggunakan metode streak plate (metode gores) dan slant culture (agar miring).

Pembiakan mikroba juga dapat dilakukan pada media cair (broth) dengan cara pemindahan biakan murni ke media biakan baru, yang semua harus dijaga aseptifitasnya untuk menjaga kemurnian biakan. Pertumbuhan mikroba dalam media cair dapat ditunjukkan oleh terjadinya kekeruhan media, dimana jumlah mikrobia cukup banyak. Pertumbuhan media yang menumpuk dibagian bawah tabung akan membentuk sedimen. Sedangkan pertumbuhan dibagian permukaan media cair akan menghasilkan pelikel berupa lapisan tipis pada permukaan media. Hal yang sama juga dilakukan oleh kelompok mikrobia aerob obligat. Bakteri yang motil dapat bergerak dalam media cair, sehingga pertumbuhannya terlihat sebagai kekeruhan (Suwasono, Nurhayati, &

Giyarto, 2022).

Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui teknik isolasi dan pembiakan mikroba dengan menggunakan metode gores, agar miring dan inokulasi dalam media cair (broth).

(3)

ALAT

1. Jarum ose 2. Bunsen 3. Korek api 4. Inkubator

BAHAN

1. Koloni mikroba dari platting 2. Media broth (NB/MEB) 3. Agar miring (NA/MEA/PDA) 4. Alkohol 70%

PROSEDUR PRAKTIKUM

Koloni mikroba dari platting

Pengambilan 1 ose

Penggoresan pada media (4 teknik penggoresan)

Inkubasi; 24 jam 30̊C/37̊C

Pengamatan

1 ose koloni (single colony)

1. Inokulasi media broth(NB/MEB) 2. Penggoresan pada media agar miring

Inkubasi; 24 jam 30̊C/37̊C

Pengamatan

(4)

Fungsi Perlakuan

Hal pertama yang harus dilakukan yaitu sterilisasi meja kerja dengan cara menyemportnya dengan menggunakan alkohol 70% kemudian diseka dengan tisu, lalu bunsen dihisupkan untuk menjaga lingkungan tetap dalam kondisi aseptis. Isolasi bakteri diawali dengan pengambilan 1 ose koloni mikroba dari platting. Pengambilan bakteri harus dilakukan secara hati-hati dan aseptis.

Ose yang akan digunakan harus di sterilisasi terlebih dahulu dengan cara dibakar diatas bunsen hingga berpijar agar tidak ada bakteri kontaminasi. Penggoresan pada media dilakukan dengan menggunakan 4 teknik goresan yaitu goresan T, goresan radian, goresan kuadran dan goresan sinambung. Untuk teknik goresan T, goresan kuadran dan goresan sinambung pola goresan tidak boleh terputus. Sedangkan untuk goresan radian goresan boleh terputus setelah memutar cawan 90̊.

Dalam melakukan penggoresan sebaiknya tidak melukai permukaan media agar, supaya hasilnya maksimal dan lingkungan harus tetap dalam kondisi aseptis agar tidak terjadi kontaminasi. Setelah penggoresan mikroba diinkubasi dengan posisi cawan terbalik agar tidak terjadi kontaminasi dari uap yang dihasilkan saat inkubasi. Proses inkubasi dilakukan pada suhu 30̊C untuk kapang/khamir dan 37̊C untuk bakteri selama 24 jam. Kemudian dilakukan pengamatan untuk mengetahui pertumbuhan mikrobanya. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan.

Mikroba yang telah tumbuh pada cawan kemudian diambil sebanyak 1 ose koloni (single colony) dan diinokulasikan ke media broth. Bakteri sampel bakso dan AMDK diinokulasikan dalam media NB, sedangkan khamir pada sampel tape diinokulasikan dalam media MEB.

Perbedaan penggunaan jenis media tersebut bertujuan untuk menyesuaikan kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh masing-masing mikroba. Single colony juga diinokulasikan dalam media agar miring yaitu media NA. Agar miring (slant culture) yaitu media pertumbuhan mikroba dalam tabung reaksi yang pada saat didinginkan diletakkan dalam kondisi miring. Slant culture dilakukan dengan cara menggesekkan ose pada permukaan agar miring secara zig-zag. Setelah inokulasi mikroba pada media broth dan penggoresan, mikroba diinkubasi dengan posisi cawan terbalik agar tidak terjadi kontaminasi dari uap yang dihasilkan saat inkubasi. Proses inkubasi dilakukan pada suhu 30̊C untuk kapang/khamir dan 37̊C untuk bakteri selama 24 jam. Kemudian dilakukan pengamatan untuk mengetahui pertumbuhan mikrobanya.

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 Hasil Teknik Isolasi 4 Goresan

Sampel Gambar

Bakso

Tape

Tempe

AMDK (Ampo)

(6)

Tabel 2 Hasil Inokulasi Single Colony ke Media Broth dan Agar Miring

Sampel Media Keterangan Gambar

Bakso

Broth (NB 1) Tidak keruh

Broth (NB 2) Tidak keruh

Agar Miring (NA 1) Tumbuh

Agar Miring (NA 2) Tumbuh

Tape

Broth (MEB 1) Keruh bagian bawah

Broth (MEB 2) Tidak keruh

Agar Miring (MEA 1) Tidak tumbuh

Agar Miring (MEA 2) Tidak tumbuh

(7)

Tempe

Agar Miring (PDA 1) Tumbuh

Agar Miring (PDA 2) Tidak

tumbuh

AMDK (Ampo)

Broth (NB 1)

Keruh dibagian

bawah

Broth (NB 2)

Keruh dibagian

bawah

Agar Miring (NA 1) Tumbuh

Agar Miring (NA 2) Tumbuh

Biakan murni dapat diperoleh dari hasil isolasi mikroba yang diperoleh dari lingkungan luar, sehingga setiap prosedur yang dilakukan harus dalam keadaan aseptis. Pada praktikum kali ini menggunakan 4 sampel yaitu bakso, tape, tempe dan AMDK. Bakso dan AMDK di isolasi pada media NA, tape pada media MEA dan tempe pada media PDA.

Isolasi bakteri dilakukan dengan menggunakan metode gores. Mikroba digoreskan pada media agar yang baru dengan menggunakan 4 metode yaitu goresan T, goresan kuadran, goresan radian dan goresan sinambung. Teknik penggoresan ini berguna untuk peremajaan sel mikroba.

Keunggulan metode cawan gores yaitu koloni yang dihasilkan berupa koloni yang benar-benar terpisah dari koloni lain sehingga mempermudah proses isolasi dan identifikasi. Penggoresan harus dilakukan dengan rapi, jaraknya tidak boleh terlalu renggang agar diperoleh hasil yang maksimal.

Proses inokulasi harus dilakukan secara aseptis.

(8)

Berdasarkan hasil praktikum, hasil goresan pada sampel bakso pada semua cawan ditumbuhi oleh mikroba sesuai dengan pola yang dibuat. Sedangkan pada sampel tape pada cawan goresan T, kuadran dan sinambung hasil yang diperoleh kurang maksimal. Untuk sampel tempe pada cawan goresan T, kuadran dan sinambung mikroba yang tumbuh juga juga kurang maksimal.

Pada sampel AMDK pertumbuhan mikroba pada cawan goresan kuadran dan radian kurang maksimal. Hal tersebut dapat disebabkan karena mikrobanya mati saat proses inokulasi, pemilihan titik pengambilan koloni yang kurang tepat dan mungkin saat penggoresan ose tidak menempel pada media.

Mikroba yang telah tumbuh saat isolasi kemudian di inokulasikan kembali pada media agar miring (slant culture) dan media cair (broth). Untuk membuat agar miring kemiringan media harus diperhatikan, luas permukaan yang bersentuhan dengan udara tidak boleh terlalu sempit atau terlalu lebar, serta jarak media tidak boleh terlalu dekat dengan mulut tabung, karena hal tersebut akan memperbesar resiko terjadinya kontaminasi. Tabung reaksi juga harus ditutup dengan kapas, namun posisi kapas tidak boleh sampai menyentuh media supaya media tidak terkontaminasi.

Inokulasi mikroba harus dilakukan pada lingkungan yang steril dan aseptis. Pada media broth yang menjadi indikator pertumbuhan mikroba yaitu kekeruhan, apabila media broth berubah menjadi keruh maka ada pertumbuhan mikroba didalamnya.

Berdasarkan hasil praktikum pada sampel bakso untuk media broth tidak berubah warna, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pertumbuhan mikroba didalamnya. Kemudian untuk inokulasi pada agar miring secara duplo, diperoleh hasil bahwa kedua tabung ditumbuhi oleh mikroba. Pada sampel tape broth (MEB 1) keruh dibagian bawah dan broth (MEB 2) tidak keruh.

Lalu untuk inokulasi pada agar miring diperoleh hasil bahwa mikroorganisme tidak tumbuh pada kedua tabung. Untuk sampel tempe pada agar miring (PDA 1) ditumbuhi mikroba, sedangkan pada agar miring (PDA 2) mikroba tidak tumbuh. Pada sampel AMDK inokulasi dalam media broth diperoleh hasil keruh dibagian bawah membentuk sedimen. Apabila keruh dibagian bawah saja maka mikroba yang tumbuh termasuk jenis mikroba anaerob. Kemudian untuk media agar miring keduanya ditumbuhi oleh mikroba.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktukum dapat disimpulkan bahwa teknik isolasi dan inokulasi benar- benar harus dilakukan pada kondisi aseptis agar tidak terjadi kontaminasi. Dalam melakukan teknik penggoresan juga diperlukan keterampilan dan ketelitian yang tinggi agar hasil yang diperoleh bisa maksimal. Pada praktikum kali ini telah dipraktikkan cara isolasi mikroba dengan metode gores (streak plate), metode agar miring (slant culture) dan inokulasi pada media broth.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Risqiyati, D. (2014). Isolasi Bakteri. Purwokerto: Fakultas Pertanian, Universitas Jendral Soedirman.

Sabbathini, G. C., Pujiyanto, S., & Lisdiyanti, P. (2017). ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI GENUS Sphingomonas DARI DAUN PADI (Oryza sativa) DI AREA PERSAWAHAN CIBINONG. Jurnal Biologi, Vol. 6, No. 1, 59-64.

Suwasono, S., Nurhayati, & Giyarto. (2022). Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Umum.

Jember: Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember.

(10)

LAMPIRAN

Gambar Dokumentasi Keterangan

Pemanasan ose menggunakan bunsen sebelum pengambilan koloni.

Pengambilan single colony ketika ujung ose tidak panas.

Penggoresan pada cawan petri yang medianya telah memadat.

Pemanasan pinggiran cawan petri sebelum dan sesudah dibuka saat pengambilan

single colony dan penggoresan.

Penggoresan mikroba pada media miring.

Pemanasan tabung reaksi menggunakan bunsen agar tidak ada kontaminasi dari

mikroba lain.

Inkubasi pada suhu 30̊C untuk kapang/khamir dan pada suhu 37̊C untuk

bakteri

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Refliandra dan Muslimin 2011 yaitu melihat perbedaan stres akademik di sekolah dasar yang bersistem full day dan yang tidak full day menyatakan