LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
FLORA NORMAL, FAKTOR PERTUMBUHAN & ANTISEPTIK
KELOMPOK B 8 NAMA NPM
Lusti Amelia Bahar (1102014149) Tri Amira Sowakil (1102014266) Yuliana Wahyuni (1102014289) Mashitta Safira Putri (1102015127) Melani Oktavia (1102015131) Nazhira Nur Amalia (1102015165) Rizki Maulana Syukur (1102015203) Sarah Musyarofah (1102015217) Salma Nara Fadhilla (1102015212) Shifa Khaunan Nathasia (1102015223)
UNIVERSITAS YARSI FAKULTAS KEDOKTERAN
2014/2015
JL. LET. JEND. SUPRAPTO, CEMPAKA PUTIH, JAKARTA PUSAT, 10510
Kuman terdapat dimana saja di alam ini, yaitu di air, tanah, udara, dan juga dipermukaan tubuh. Serta beberapa alat atau organ tubuh. Pada umumnya kuman kuman tersebut merupakan flora normal. Tempat atau lokasi tempat hidup kuman disebut sebagai habitat.
TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui adanya flora normal di beberapa bagian pada tubuh, khususnya pada bagian gigi, telapak tangan, dan bagian volar. Selain itu, pada percobaan ini, akan diketahui sifat hemolisis dari flora-flora normal yang dikultur, dan juga akan diketahui sifat Gram dari flora normal tersebut. Selain itu, akan dilakukan kultur flora udara dalam percobaan ini.
WAKTU DAN TEMPAT
Tanggal praktikum : 23 Maret 2016
Lokasi : Laboratorium Mikrobiologi Universitas YARSI Waktu pengamatan : Pukul 07:55-09:45 WIB
BAHAN YANG DISEDIAKAN: 1. Tusuk gigi steril
2. Zat warna untuk pewarnaan sederhana atau Gram 3. Lempeng agar darah
CARA KERJA
a. Flora Normal Mulut:
1. Siapkan objek gelas steril
2. Mensterilisasi ose dengan cara membakar pada spiritus 3. Masukkan ose ke dalam tabung NaCl fisiologis
4. Teteskan pada objek gelas
5. Mensterilisasi ose yang baru saja digunakan
6. Ambil kotoran di sela – sela gigi dengan menggunakan tusuk gigi steril 7. Letakkan tusuk gigi yang telah digunakan di atas cairan NaCl fisiologis 8. Buang tusuk gigi di bak pewarnaan
9. Keringkan objek glass dengan melewatkannya diatas uap api spirtus
10.Objek gelas yang telah berisi bakteri dipanaskan lalu di fiksasi dengan cara melewatkan pada lidah api sebanyak tiga kali dengan menggunakan pinset 11. Kemudian lakukan pewarnaan Gram
12.Lihat hasil pada mikroskop
Flora Normal Mulut
Nacl fisiologis + kotoran gigi & pewarnaan gram
OP Deskripsi
Bentuk Ciri tambahan Nazhira Nur Amalia Sarah Musyarofa h Bulat Bulat Satu-satu Berkelompok
Nazhira Nur Amalia
Kesimpulan dan penjelasan :
Dengan menggunakan mikroskop, sediaan basah flora normal mulut diamati dengan perbesaran 10 x 100. Terlihat beberapa jenis bakteri, umumnya berwarna merah yang artinya adalah merupakan bakteri Gram-negatif. Bagian tebal yang berwarna merah adalah sediaan kotoran gigi yang masih terlalu tebal.
Menurut Jawetz, et. al. (2007) di dalam buku Medical Microbiology, beberapa flora mulut antara lain staphylococcus, Gram-negatif diplococcus (neisseriae, Moraxella catarrhalis), diptheroid, dan lactobacillus. Bakteri lain yang tumbuh di area gigi, terutama adalah spirochet, Prevotella (terutama Prevotella melaninogenica, Fusobacterium, Rothia, dan Capnocytophaga, serta Borrelia refringens
b. Flora Normal kulit
1. Letakkan jari telunjuk pada lempeng agar darah 2. Eramkan pada lemari pengeram 37 C selama 24 jam 3. Lihat hasil
Hasil praktikum : Flora Normal Kulit ADP + kulit telunjuk
Macam koloni Deskripsi Jenis Koloni
Bentuk Warna Hemolisis
Koloni 1 Koloni Putih Alfa Mukoid dan
Smooth
Koloni 2 Koloni Kekuningan Gamma Smooth
Koloni 3 Koloni Putih Gamma Smooth
Koloni 4 Koloni Putih Gamma Smooth
Koloni 5 Koloni Kekuningan Beta Mukoid
Koloni 6 Koloni Putih Gamma Smooth
Koloni 7 Koloni Putih Gamma Smooth
Koloni 8 Koloni Putih Beta Mukoid
Koloni 9 Koloni Kekuningan Beta Smooth
Koloni 10 Koloni Putih Gamma Smooth
Kesimpulan dan penjelasan :
Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan tipe koloninya rough ukurannya 0.5-1mm dan hemolisisnya α hampir semuanya.
(gambar) Flora Normal Kulit
c. Flora Normal Udara (Tangga Darurat Lt.3)
1. Siapkan 1 OP untuk memegang medium agar darah 2. Letakkan Agar darah disisi Ruangan selama 5 menit 3. Eramkan pada lemari pengeram 37 C selama 24 jam 4. Lihat hasilnya
Hasil praktikum : Flora Normal Udara ADP + flora udara
Macam Koloni
Deskripsi
Bentuk Ukuran Warna
Koloni 1-8 Bulat Putih
Kesimpulan dan penjelasan :
Pada praktikum kali ini kami untuk mencari tahu tentang jumlah mikroba di Tangga Darurat Lt.3 UY. Ruangannya kecil, dan jumlah orang yang lewat di tangga tersebut cukup banyak. Kami meletakkan media ADP di tangga darurat lt.3 . Dan akhirnya setelah diinkubasi dalam selama 24 jam, didapat data bahwa tangga darurat lt. 3 terdapat banyak bakteri tebal dan besar, beberapa bakteri kecil.
(gambar) Flora Normal Udara
KEPEKAAN KUMAN TERHADAP BERBAGAI AGEN
Pertumbuhan kuman dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti suhu, pH, tekanan osmose, sinar matahari, bahan kimia, logam dan sebagainya.
Suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan kuman karena kuman memerlukan suhu optimum untuk dapat tumbuh dengan baik. Suhu juga dapat mempengaruhi pembentukan pigmen pada
beberapa jenis kuman, sehingga untuk melihat pigmennya maka kuman harus ditanam dan dieram pada suhu tertentu yang optimum.
Sinar matahari, terutama sinar ultra ungu (panjang gelombang 250-265 nano-meter) dan juga sinar-sinar lain yang mempunyai gelombang pendek, dapat menghambat pertumbuhan kuman atau mematikan kuman. Bakteri yang aktif melakukan pembelahan lebih mudah dipengaruhi oleh sinar ultra ungu (ultraviolet, uv).
Beberapa jenis logam berat, seperti tembaga dan air raksa, mempunyai daya penghambat pertumbuhan beberapa jenis kuman; daya hambat logam terhadap pertumbuhan kuman ini disebut daya oligodinamik, Hal ini dapat diterangkan dengan ion-ion logam tersebut
mempunyai afinitas dengan protein sel kuman, yang mengakibatkan pengumpulan sejumlah besar ion-ion tersebut dan mengakibatkan denaturasi protein sel kuman.
Bahan kimia, berbagai jenis bahan kimia dapat menghambat pertumbuhan kuman, misalnya kadar gula yang tinggi, zat warna, desinfektan, antibiotika. Bahan kimia ini dapat
menghambat pertumbuhan kuman, disebut efek bakteriostatik, atau dapat membunuh kuman, disebut efek bakterisid. Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk sanitasi, disinfeksi, antisepsis dan untuk membunuh kuman.
Antibiotika sering digunakan untuk mengobati berbagai penyakit infeksi bakterial. Antbiotika dapat bersifat bakteriostatik dan juga dapat bersifat bakterisid. Dalam melakukan terapi dengan menggunakan antibiotika guna penanggulangan penyakit infeksi bakterial, kadang diperlukan pemeriksaan kepekaan (tes sensitivitas) kuman terhadap antibiotik yang tersedia, karena pada masa kini telah banyak ditemukan kuman yang resisten terhadap antibiotika.
Pemeriksaan kepekaan kuman terhadap antibiotika antara lain dapat dilakukan dengan: 1. CARA CAKRAM (DISC METHOD), yaitu dengan menggunakan cakram kertas
saring yang mengandung antibiotika/bahan kimia lain dengan kadar tertentu yang kemudian diletakkan di atas lempeng agar yang ditanami uman yang akan diperiksa, kemudian dieram. Apabila tampak adanya zona hambatan pertumbuhan kuman di sekeliling cakram antibiotika, maka kuman yang diperiksa sensitive terhadap antibiotika tersebut. Cara ini disebut juga sebagai cara difusi agar, cara yang lazim dilakukan adalah cara Kirby-Bauer.
2. CARA TABUNG (TUBE DILUTION METHOD), yaitu dengan membuat penipisan antibiotika pada sederetan tabung reaksi yang berisi perbenihan cair. Ke dalam tabung-tabung tersebut dimasukkan kuman yang akan diperiksa dengan jumlah tertentu dan kemudian dieram. Dengan cara ini akan dapat diketahui konsentrasi terendah antibiotika yang menghambat pertumbuhan kuman yang disebut Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) atau Minimal Inhibitory Concentration (MIC)
Tes kepekaan / resistensi Bahan :
1. Lempeng agar Mueller Hinton 2. Kaldu BHI 1cc
4. Cakram antibiotic ( 5 macam )
5. Biakan kuman : Staphylococcus aureus atau Escherichia coli Cara kerja :
1. Ambil kuman yang telah disediakan dengan sengkelit steril, buat suspensi dalam tabung berisi kaldu BHI steril 1cc , sesuaikan dengan standar Mc Farland 0,5 2. Ambil kapas baru lalu celupkan ke dalam suspense yang telah dibuat. 3. Oleskan usap kapas yang telah mengandung kuman pada permukaan media
Agar secara merata ( seluruh permukaan Agar Mueller Hinton )
4. Letakkan cakram antibiotika yang disediakan pada permukaan agar dengan jarak cukup antara cakram satu dengan cakram lain.
5. Eram pada lemari pengeram 37 C , selama 24 jam dan lihat serta catat hasilnya Hasil Praktikum:
Resistensi
Cakram Antibiotik + lempeng agar Mueller Hinton + bakteri
Bakteri Deskripsi Keterangan
Antibiotik Diameter Escheria coli CIP5 12 mm E15 13 mm C30 10 mm AML25 - R S10 16 mm Staphylococcus aureus CIP5 34 mm E15 40 mm C30 38 mm AML25 50 mm S10 23 mm
Kesimpulan dan penjelasan:
1. Pada percobaan yang dilakukan dapat diketahui bagaimana cara melakukan uji kepekaan mikroba terhadap antibiotika
2. Setiap antibiotika memiliki perbedaan dalam menghambat pertumbuhan mikroba (Staphylococcus aureus dan Escherichia coli). Semakin luas zona hambatan disekitar cakram, maka semakin tinggi tingkat kepekaan antibiotik tersebut terhadap mikroba. 3. Pada percobaan antisepsis kulit, pada percobaan pertama ditemukan banyaknya kuman,
sampai pada percobaan terakhir dengan pemberian alcohol dan antibiotic tidak
ditemukan adanya kuman. Hal ini menunjukkan bahwa Antibiotik dan alcohol mampu menekan menghambat atau membunuh mikroorganisme yang ada di kulit.
4. Berdasarkan hasil pengamatan antiobiotik terbukti dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang tandai dengan adanya zona hambat pada daerah sekitar antiobiotik
(GAMBAR)
(GAMBAR)
Plat Staphylococcus aureus
Antisepsis kulit: Bahan :
1. Lempeng agar darah 2. Kaldu 2cc
3. Tusuk kapas steril
4. Antisepsis (handsanitizer, alkohol) Cara kerja :
1. Bagian bawah lempeng agar darah dibagi menjadi 4 wilayah dengan menggunakan pensil gelas.
a. Pada wilayah I
Usap kapas steril dibasahi dengan kaldu steril, kemudian diusapkan pada telapak tangan, selanjutnya dioleskan pada wilayah I bagian lempeng agar darah.
b. Pada wilayah II
Cuci tangan dengan sabun dan air selama 2 menit, kemudian usap kapas steril yang dibasahi dengan kaldu steril pada telapak tangan, oleskan pada wilayah II pada bagian agar darah.
c. Pada wilayah III
Ambil sebuah usap kapas steril, basahi dengan kaldu steril, oleskan pada lengan bawah. Kemudian oleskan pada wilayah III pada bagian agar darah
d. Pada wilayah VI
Basahi tusuk kapas dengan alcohol lalu oleskan pada voler ( sejajar lipatan kulit) dan buang tusuk kapass tersebut. Ambil tusuk kapas yang baru dan teteskan dengan hand sanitizer dan dioleskan di tempat yang sebelumnya telah diolesi alcohol. Ambil tusuk kapas lalu baru oleskan pada lengan bawah bagian voler dan usapkan pada wilayah VI pada agar darah.
2. Eramkan lempeng agar darah ini pada 37 C selama 24 jam dan lihat serta catat hasilnya
Hasil praktikum: Antisepsis ADP + antisepsis No Daerah Jumlah Koloni 1. I Smooth I II III IV
2. II Smooth berkurang
3. III Smooth
4. IV Tidak ada koloni bakteri
Kesimpulan dan penjelasan:
Dari hasil percobaan yang dilakukan dan setelah dilakukan pengukuran terhadap diameter di setiap zona hambatan di sekitar cakram ternyata didapatkan hasil bahwa antibiotika yang diberikan sensitif terhadap mikroba yang diujicobakan (Staphylococcus aureus dan Escherichia coli) . Hanya pada antibiotika (CRO) pada Staphylococcus aureus didapatkan hasil intermediate dikarenakan hasilnya berada diantara rentang resistent dan sensitif pada lembar baca uji sensitivitas. Tetap memiliki efek obat tetapi hanya tidak sebaik yang sensitif. Tiap antibiotika terdapat perbedaan ukuran dalam menghambat kepekaan mikroba
dikarenakan perbedaan ukuran (dalam mm) pada zona hambatan yang berada disekitar cakram mempengaruhi tingkat kepekaan antibiotic
(GAMBAR) Antisepsis