PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
Pengertian Rapid Upper Limb Assesment (RULA)
- Pengembangan Rapid Upper Limb Assesment (RULA)
Skor setiap pergerakan posisi lengan atas dapat dilihat pada tabel dibawah ini, dimana jika bahu diangkat dan lengan bawah mendapat tekanan maka skor bertambah 1 dan jika posisi operator ditekuk dan lengan ditopang. maka skornya dikurangi sebesar 1. Skor tersebut diberikan untuk setiap pergerakan posisi lengan, dapat dilihat pada tabel dibawah ini, dimana jika lengan bawah bekerja di depan badan atau berada di samping badan, maka skornya adalah ditambah 1. Dalam hal penentuan posisi pergelangan tangan atau kelengkungan telapak tangan berdasarkan masalah kesehatan dan keselamatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini, dimana apabila telapak tangan mengalami fleksi pada ulnaris dan deviasi radial maka skornya bertambah 1 untuk telapak tangan yang mengalami fleksi dan rotasi.
Penilaian setiap pergerakan posisi leher dapat dilihat pada tabel dibawah ini, dimana jika leher operator banyak berbelok ke kiri atau ke kanan dan membungkuk ke kiri dan ke kanan, maka skornya ditambah 1. Untuk skor penggunaan otot, syaratnya adalah jika postur tubuh tetap konstan dalam jangka waktu lama (ditahan lebih dari 1 menit) atau gerakan diulang sekitar 4 kali dalam waktu 1 menit, maka skornya meningkat menjadi 1. 3 Jika beban lebih dari 10 Kg merupakan pembebanan berulang atau pembebanan kejut (Sumber: Mcatamney dan Corlett, 1993 dalam Tarwaka, 2011).
Pengertian Rapid Entire Body Assesment (REBA)
- Pengembangan Rapid Entire Body Assesment (REBA)
Level 2, nilai akhir 3-4 berarti diperlukan penyelidikan dan perubahan sikap di tempat kerja dapat dilakukan. Level 3, hasil akhir menunjukkan nilai 5-6 yang artinya sebaiknya segera dilakukan pemeriksaan dan perubahan postur tubuh dalam bekerja. Perhitungan nilai REBA untuk jabatan yang bersangkutan, dimana dengan diperolehnya nilai REBA maka ditentukan tingkat risiko dan perlunya tindakan yang harus diambil untuk meningkatkan pekerjaan.
Pengumpulan data postur pegawai dengan menggunakan video atau foto, dimana gambaran detail postur (postur) pegawai dapat diperoleh mulai dari leher, punggung, lengan, pergelangan tangan hingga kaki, dilakukan dengan postur tubuh untuk merekam atau memotret pegawai tersebut. Hal ini dilakukan peneliti untuk memperoleh data postur tubuh secara detail, sehingga dapat diperoleh data akurat dari rekaman dan foto untuk tahap perhitungan dan analisis selanjutnya. Penentuan sudut bagian tubuh operator, dimana setelah diperoleh rekaman dan foto posisi tubuh operator, dihitung sudut setiap segmen tubuh yang meliputi punggung (batang tubuh), leher, lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan kaki.
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pengumpulan Data
- Uraian pekerjaan yang diteliti
- Data Operator
- Uraian Elemen Kerja
Observasi aktivitas operator dengan metode RULA dilakukan terhadap seorang penjahit bernama Malili yang diketahui berusia 52 tahun dengan berat badan 52 kg. Pengamatan aktivitas operator dengan metode REBA dilakukan terhadap seorang teknisi kendaraan roda empat bernama Heri Wiguna yang diketahui berusia 21 tahun dengan berat badan 64 kg. Unsur-unsur pekerjaan yang diamati ketika menggunakan metode RULA adalah tentang seorang penjahit yang melakukan sejumlah aktivitas secara terus menerus dengan posisi duduk, seperti mengukur kain, meregangkan kain dan menjahit kain.
Selanjutnya unsur kerja yang diamati dengan metode REBA adalah teknisi kendaraan roda empat melakukan berbagai aktivitas dengan posisi berdiri, seperti mengambil ban, membawa ban, dan memasang ban. Gambar deskripsi item pekerjaan yang diambil dengan metode RULA dan REBA adalah sebagai berikut.
Pengolahan Data
- Perhitungan RULA & REBA
Berdasarkan hasil perhitungan RULA pada item pekerjaan pengukuran kain diketahui kegiatan ini menghasilkan skor mayor sebesar 4 dengan tingkat resiko sebesar 2. Berdasarkan hasil perhitungan RULA pada item pekerjaan menjahit kain diketahui Kegiatan tersebut diketahui menghasilkan skor mayor sebesar 4 dengan tingkat risiko tingkat risiko 2. Hasil skor pada akhir kelas C diperoleh berdasarkan skor pada lengan atas, lengan bawah, fleksi palmar, dan rotasi palmar. 2, 1, 2, dan 1, serta perkiraan penggunaan otot dan pembebanan gaya oleh penjahit saat mengukur kain dengan 1 dan 0.
Sedangkan hasil skor Skor Akhir D diperoleh berdasarkan skor pada bagian leher, punggung, dan kaki masing-masing sebesar 3, 2, dan 1, serta skor penggunaan otot dan beban gaya penjahit pada saat mengukur bahan sebesar 1 . dan 0. Selanjutnya berdasarkan hasil. Diketahui perhitungan RULA pekerjaan unsur kain stretch yang dilakukan oleh penjahit menghasilkan nilai akhir sebesar 4, dimana nilai tersebut diperoleh berdasarkan penentuan nilai Nilai Utama dengan hasil Nilai Akhir C dan Nilai Akhir D masing-masing sebesar 3 dan 4. Sedangkan hasil skor Skor Akhir D diperoleh berdasarkan skor pada bagian leher, punggung dan tungkai masing-masing sebesar 3, 2 dan 1, serta skor penggunaan otot dan beban gaya otot. penjahit ketika kain 1 dan 0 diregangkan.
Hasil skor pada Skor Akhir C diperoleh dari skor pada lengan atas, lengan bawah, fleksi telapak tangan dan putaran telapak tangan masing-masing sebesar 2, 1, 3 dan 1, serta skor pada beban otot dan penerapan gaya dari penjahit saat menjahit. kain adalah 1 dan 0. Sementara itu, diperoleh hasil skor pada Skor Akhir D berdasarkan skor pada bagian leher, punggung dan kaki masing-masing sebesar 3, 2 dan 1, serta skor pada penggunaan beban otot dan gaya oleh penjahit. pada saat menjahit kain nilai 1 dan 0. Nilai A diperoleh berdasarkan nilai pada bagian leher, punggung dan kaki masing-masing pada nilai 2, 3 dan 2, serta berat badan teknisi pada saat mengangkat di dek 2.
Sedangkan nilai B diperoleh berdasarkan skor posisi lengan atas, lengan bawah, fleksi telapak tangan, dan posisi telapak tangan sebesar 3, 2, dan 1, serta skor genggaman (snap) teknisi pengangkat ban. dari 1. Skor A diperoleh berdasarkan skor leher, punggung, dan kaki 1, 2, dan 1, serta skor berat teknisi pembawa ban 2. Sedangkan skor B diperoleh berdasarkan skor pada lengan atas, lengan bawah, fleksi, posisi telapak tangan dan telapak tangan ketiganya adalah 2, dan nilai teknik (kliping) saat membawa ban adalah 1.
Skor A diperoleh berdasarkan skor leher, punggung, dan kaki masing-masing sebesar 1, 2, dan 1, serta berat teknisi saat memasang ban sebesar 2. Sedangkan skor B diperoleh berdasarkan skor atas. skor lengan dan lengan bawah, pantat, fleksi telapak tangan, dan posisi telapak tangan masing-masing sebesar 5, 1, dan 2, serta skor genggaman teknisi (Coupling) pada saat pemasangan ban adalah 1. Hasil perhitungan REBA yang diperoleh untuk item pekerjaan pemasangan ban adalah pada Aksi Level 3 Tingkat risikonya tinggi, sehingga tindakan korektif harus dilakukan dengan sama untuk memperbaiki postur saat memasang ban.
ANALISIS
Hasil Perhitungan RULA
Berdasarkan hasil perhitungan RULA pekerjaan unsur ukur kain yang dilakukan oleh penjahit diketahui menghasilkan nilai akhir sebesar 4, dimana nilai tersebut diperoleh berdasarkan penentuan nilai Grand Score dari hasil Final. Skor C dan skor akhir D nilai 4 untuk keduanya. Belakangan diketahui bahwa skor pada lengan atas, pergelangan tangan, punggung, dan leher menghasilkan skor yang cukup tinggi. Diketahui sebelumnya bahwa nilai akhir yang diperoleh berada pada tingkat risiko 2, sehingga hal ini menunjukkan bahwa aktivitas pengukuran kain yang dilakukan oleh penjahit memerlukan penyelidikan lebih lanjut dan mungkin memerlukan perubahan postur kerja, seperti perubahan postur tubuh pada bentuk lengan atas. , punggung dan leher tetap tegak selama beraktivitas, serta menjaga posisi telapak tangan agar tetap lurus.
Selanjutnya diketahui bahwa skor pada pergelangan tangan, punggung dan leher menghasilkan skor yang cukup tinggi. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh postur tubuh penjahit saat melakukan aktivitas peregangan kain, seperti posisi pergelangan tangan yang tidak lurus dan condong ke bawah, posisi punggung yang sedikit membungkuk, dan posisi leher yang tidak lurus. sedikit bengkok. Terakhir, berdasarkan hasil perhitungan RULA elemen penjahitan kain yang dilakukan oleh penjahit diketahui menghasilkan skor akhir sebesar 4, dimana nilai tersebut diperoleh berdasarkan penentuan nilai Grand Score dari hasil penjahitan. nilai Skor Akhir C dan Skor Akhir D sebesar 4 untuk keduanya.
Berdasarkan hasil perhitungan REBA unsur pekerjaan pengumpulan ban yang dilakukan oleh teknisi kendaraan roda empat diketahui memberikan nilai akhir sebesar 11, dimana nilai tersebut diperoleh dari penentuan nilai skor kelompok C dengan menggunakan hasil perhitungan REBA. kelompok A mendapat skor dan kelompok B masing-masing mendapat skor 8 dan 5, dan berdasarkan skor kegiatan mengambil ban sebesar 1. Setelah itu diketahui skor pada bagian leher, punggung, kaki, berat beban, bagian atas lengan dan lengan memberikan skor yang cukup tinggi. Skor akhir yang diraih sebelumnya diketahui berada pada Action Level 4 yang menunjukkan skor akhir REBA level 11-15.
Selain itu, hasil perhitungan REBA unsur kerja bantalan ban yang dilakukan oleh teknisi kendaraan roda empat diketahui memberikan nilai akhir sebesar 5, dimana nilai tersebut diperoleh berdasarkan penentuan nilai kelompok C melalui hasil perhitungan REBA. grup. Skor A dan kelompok B keduanya adalah 4, serta berdasarkan aktivitas membawa ban skornya 1. Setelah itu diketahui bahwa poin pada gerakan belakang, beban beban, sayap atas, lengan bawah, dan pergelangan tangan yang dihasilkan cukup tinggi. nilai skor. Skor akhir yang diperoleh sebelumnya diketahui berada pada Action Level 2 yang menunjukkan skor akhir REBA 4-7 dengan tingkat risiko sedang, sehingga hal ini menandakan bahwa aktivitas perawatan ban yang dilakukan oleh teknisi memerlukan tindakan korektif untuk memperbaiki postur tubuh. . Saat memakai ban, seperti mengubah postur punggung agar tetap lurus alami, kemudian memastikan posisi lengan bawah dan telapak tangan tetap lurus, serta memastikan pegangan yang mudah bagi teknisi saat mengambil ban.
Terakhir, berdasarkan hasil perhitungan REBA terhadap pekerjaan elemen pemasangan ban yang dilakukan oleh teknisi kendaraan roda empat diketahui memberikan nilai akhir sebesar 9, dimana nilai tersebut diperoleh berdasarkan penentuan golongan C. melalui hasil skor kelompok A masing-masing dan skor kelompok B yaitu 4 dan 8, serta berdasarkan skor aktivitas pemasangan ban sebesar 1. Kemudian diketahui bahwa skor beban beban, gerakan lengan atas dan pergelangan tangan memberikan skor yang cukup baik. skor tinggi. Skor akhir yang dicapai sebelumnya diketahui berada pada Action Level 3 yang menunjukkan skor akhir REBA 8-10 dengan tingkat resiko yang tinggi, sehingga hal ini menandakan bahwa kegiatan pemasangan ban yang dilakukan oleh teknisi harus segera dilakukan untuk memperbaiki postur. pada saat pemasangan ban, seperti mengubah posisi punggung agar tetap lurus alami, kemudian memastikan posisi lengan atas tidak terangkat terlalu tinggi pada saat memasang beban berat untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja, serta memberikan mudah digenggam oleh teknisi saat memasang ban.
Hasil Perhirhitungan REBA
KESIMPULAN
1 Mengukur Kain