• Tidak ada hasil yang ditemukan

REBA (Rapid Entire Body Assessment) - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "REBA (Rapid Entire Body Assessment) - Spada UNS"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

REBA (Rapid Entire Body Assessment)

Tyas Lilia Wardani, SST.,

M.KKK

(2)

REBA

Rapid Entire Body Assessment adalah sebuah metode yang digunakan secara cepat untuk menilai posisi kerja atau postur leher, punggung, lengan, pergelangan tangan, dan kaki seorang operator. Selain itu metode ini juga dipengaruhi oleh faktor coupling, beban eksternal yang ditopang oleh tubuh serta aktivitas pekerja.

(Hignett & McAtamney, 2000)

(3)

Kelebihan Metode REBA

Sangat sensitif untuk mengevaluasi risiko, khususnya pada sistem muskuloskeletal.

Membagi menjadi segmen tubuh yang akan diberi kode secara individu, dan mengevaluasi baik anggota badan bagian atas maupun badan, leher, dan kaki.

Untuk menganalisis pengaruh beban postural selama

penanganan kontainer yang dilakukan dengan tangan atau bagian tubuh lainnya.

Dianggap relevan untuk jenis kontainer yang mempunyai pegangan.

Memungkinkan melakukan penilaian terhadap aktivitas otot yang disebabkan oleh posisi statis, dinamis, atau karena terjadi

perubahan postur yang tak terduga atau tiba-tiba.

Hasilnya untuk menentukan tingkat risiko cedera dan tindakan korektifnya.

(4)

Pertimbangan aplikasi metode REBA

 Sudut bagian tubuh berbeda (badan, leher, kaki, lengan, lengan bawah, pergelangan tangan)

terhadap posisi tertentu.

 Beban (force) yang sedang dikerjakan pekerja dinyatakan dalam kilogram.

 Jenis pegangan kontainer yang dikerjakan secara manual atau dengan menggunakan bagian tubuh lainnya.

 Karakteristik aktivitas otot yang digunakan oleh pekerja (pengerahan otot statis, dinamis, dan

pengerahan otot secara mendadak atau tiba-tiba.

(5)

Berikut merupakan tahapan-tahapan penilaian

menggunakan metode REBA yang telah dilakukan oleh Dr.

Sue Hignett dan Dr. Lynn McAtamney :

2. Penentuan sudut – sudut dari bagian tubuh pekerja

Segmen tubuh dibagi menjadi dua grup. Grup A (punggung, leher, kaki) dan grup B (lengan atas, lengan bawah,

pergelangan tangan). Untuk kemudian diberi score pada tabel grup masing-masing

1. Pengambilan data postur pekerja dengan menggunakan bantuan video atau foto

Bertujuan Untuk mendapatkan gambaran sikap (postur) pekerja dan leher, punggung, lengan, pergelangan tangan

hingga kaki secara terperinci dilakukan dengan merekam

atau memotret postur tubuh pekerja

(6)

4. Perhitungan nilai REBA untuk postur yang bersangkutan

Setelah didapatkan skor dari tabel A kemudian dijumlahkan dengan skor untuk berat beban yang diangkat sehingga didapatkan nilai bagian A. Dan dari tabel B dijumlahkan dengan skor dari tabel coupling sehingga didapatkan nilai bagian B.

Dari nilai A dan B diperoleh nilai C pada tabel.

Sehingga, Nilai REBA didapatkan dari hasil penjumlahan nilai bagian C dengan nilai aktivitas pekerja. Dandiketahui level resiko pada musculoskeletal dan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengurangi resiko serta perbaikan kerja

3. Penentuan berat benda yang diangkat, coupling, dan aktifitas pekerja

Selain scoring pada masing-masing segmen tubuh, faktor berat beban juga diberi score sesuai tabel masing-masing faktor

(7)
(8)

REBA (Rapid Entire Body Assessment) merupakan suatu metode penilaian postur untuk menilai faktor resiko gangguan tubuh keseluruhan. Untuk masing-masing tugas, kita menilai faktor postur tubuh dengan penilaian pada masing-masing grup yang terdiri atas 2 grup yaitu:

1.Grup A yang terdiri dari postur tubuh kiri dan kanan dari batang tubuh (trunk), leher (neck), dan kaki (legs).

2.Grup B yang terdiri atas postur tubuh kanan dan kiri dari lengan atas (upper arm), lengan bawah (lower arm), dan pergelangan tangan (wrist).

Pada masing-masing grup diberikan suatu skala postur tubuh

dan suatu pernyataan tambahan. Diberikan juga faktor

beban/kekuatan dan coupling. Berikut ini adalah faktor-faktor

yang dinilai pada metode REBA.

(9)
(10)

Grup A: Badan, Leher, Kaki

1. Skoring Badan (trunk)

Posisi badan

tegak/tidak, Sudut

fleksi/ekstensi, Memberi skor badan.

(11)

Keterangan skoring Badan (trunk) :

- Skor meningkat, jika terdapat posisi badan membungkuk atau memuntir secara lateral.

- Skor dimodifikasi sesuai posisi yang terjadi seperti pada gambar berikut:

(12)

2. Skoring Leher

Posisi leher menekuk.

(13)

Keterangan skoring Leher :

- Skor ditambah jika posisi leher pekerja membungkuk atau memuntir secara lateral, seperti pada gambar berikut:

(14)

3. Skoring Kaki

Berdasarkan distribusi berat tubuh.

(15)

Keterangan skoring Kaki :

- Skor ditambah jika salah satu atau kedua kaki ditekuk (fleksi).

- Jika posisi duduk, dianggap tidak ditekuk. Skor kaki tetap.

(16)

Grup B: Anggota tubuh bagian atas (Lengan, Lengan Bawah,

Pergelangan Tangan)

Dinilai pada kedua sisi (kiri dan kanan), dan dinilai secara

individu.

4. Skoring Lengan

 Diukur sudut lengan dan badan.

(17)

Keterangan skoring Lengan :

- Skor ditambah/dikurangi tergantung posisi bahu.

(18)

5. Skoring Lengan Bawah

Berdasarkan sudut yang dibentuk oleh lengan bawah (tdk ada modifikasi)

(19)

6. Skoring Pergelangan Tangan

Berdasarkan sudut yang dibentuk oleh pergelangan tangan.

(20)

Keterangan skoring Pergelangan Tangan :

- Skor ditambah 1 (+1) jika menekuk ke atas atau ke bawah.

(21)

Skor Awal Grup A

Misal: Skor Grup A: Leher = 2, Badan = 3, Kaki = 2.

Maka Skor pada Tabel A adalah 5.

(22)

Skor Awal Grup B

Misal: Skor Grup B: Lengan = 3, Lengan Bawah = 2,

Pergelangan Tangan = 2.

Maka Skor pada Tabel B adalah 5.

(23)

Skoring untuk Beban (Force)

Ditambahkan pada Skor

awal A

Contoh penggunaan Tabel beban (force):

Misal beban selama bekerja antara 5 s/d 10 kg, maka skor beban/force grup A = 1.

Maka Skor A = Skor Tabel A + Skr Beban/Force = 5 + 1 = 6.

(24)

Skoring untuk Jenis Pegangan

Ditambahkan pada Skor awal B, kecuali jenis pegangan pada kontainer baik.

Contoh penggunaan Tabel Jenis Pegangan :

Misal Kontainer yang dipegang memiliki pegangan Kurang Baik dan kontainer agak licin.

Maka Skor B = Skor Tabel B + Skor Jenis Pegangan = 5 + 2 = 7

(25)

Penentuan dan Perhitungan Skor C

Skor C merupakan kombinasi Skor A

dan Skor B.

Contoh Penggunaan Tabel C.

 Skor A = 6; Skor B = 7; maka Skor Tabel C = 9.

(26)

Penentuan dan Perhitungan Final Skor REBA

Skro Final REBA adalah hasil penambahan antara Skor

Tabel C dengan peningkatan Jenis Aktivitas Otot.

(27)

Metode REBA mengklasifikasikan Skor Akhir dalam 5 tingkatan.

Setiap Aksi menentukan Tingkat Risiko dan Tindakan Korektif pada posisi yang dievaluasi.

Semakin besar Nilai REBA, semakin besar Risiko.

(28)

Contoh Penentuan dan Perhitungan Final

Skor REBA

(29)

Kesimpulan

REBA

Aplikasi metode REBA sebagai pedoman penilaian dari suatu posisi atau postur tubuh pekerja, dengan maksud untuk

menentukan, apakah perlu dilakukan atau tidak suatu tindakan korektif pada posisi kerja tertentu.

Skor individu pada segmen tubuh, beban, pegangan, dan aktivitas otot dapat

membantu dalam proses penyelesaian

permasalahan ergonomi sehingga dapat

dilakukan upaya pencegahan risiko dan

menciptakan kenyamanan kerja.

(30)

TERIMA

KASIH

Gambar

Tabel C dengan peningkatan Jenis  Aktivitas Otot.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui gangguan postur tubuh yang terjadi pada karyawan maka dipergunakan metode REBA (Rapid Entire Body Assessment) yaitu metode yang digunakan untuk menganalisa

Tugas Akhir dengan Judul: Analisis Postur Kerja Manual Material Handling (MMH) Menggunakan Metode Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Area.. Warehouse

terhadap penilaian postur kerja pada pekerja pengangkutan kelapa sawit diperoleh skor akhir yaitu 8, yang artinya masuk dalam kategori level action 3 yaitu

Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah Penelitian ini dapat menjadi referensi untuk perancangan perbaikan postur tubuh operator melalui perancangan

Penelitian dilakukan di departeman Assembly Frame (AF) dikarenakan hasil observasi peneliti yang menemukan banyaknya kasus postur janggal / melebihi batasan sudut normal

 Penilaian terhadap empat aktivitas kerja yang dilakukan oleh operator penyusunan karton box menuju pallet di departemen produksi dengan metode REBA (Rapid Entire

Usulan perbaikan postur kerja saat melakukan mengambil bahan baku disarankan lebih baik dilakukan dengan cara menggunakan 2 SDM agar lebih ringan dan cepat

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis postur tubuh pekerja di lantai produksi di UKM Riau Jaya Paving dengan analisa Rapid Entire Body Assessment REBA sehingga dapat dilakukan usulan