• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) Pada Operator Pabrik Gambir PT. Ganpati Trading

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengukuran Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) Pada Operator Pabrik Gambir PT. Ganpati Trading"

Copied!
237
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUKURAN POSTUR KERJA DENGAN MENGGUNAKAN

METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) PADA

OPERATOR PABRIK GAMBIR PT. GANPATI TRADING

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

PENTA NURTANIAN SINAGA 080423090

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat TYME, atas segala berkah dan

rahmat-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan Tugas Sarjana di PT. Ganpati

Trading Sidikalang.

Pelaksanaan Tugas Sarjana merupakan pengalaman yang berharga, dimana saya

dapat memperoleh pelajaran yang banyak dari perusahaan secara langsung. Tugas

Sarjana merupakan salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Teknik pada

Program Studi Teknik Industri Ekstensi, Fakultas Teknik Univesitas Sumatera Utara.

Dalam hal ini penulis mengangkat suatu permasalahan yaitu “ Pengukuran Postur

Kerja Dengan Menggunakan Metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) Pada Operator Pabrik Gambir PT. Ganpati Trading”.

Penulis berupaya menyempurnakan laporan ini, namun penulis menyadari

bahwa tidak ada yang sempurna, mungkin terdapat kekurangan-kekurangan akibat

kesalahan penulis, untuk itulah penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun guna menyempurnakan laporan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga laporan ini bermanfaat

bagi yang membacanya. Amin

Universitas Sumatera Utara Penulis

(5)

UCAPAN TERIMAKASIH

Dalam penulisan Tugas Sarjana ini, penulis mendapatkan banyak bantuan,

bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT., selaku Ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Poerwanto, Msc., selaku dosen pembimbing I yang telah banyak

memberikan bimbingan dan waktunya kepada penulis untuk menyelesaikan tugas

sarjana ini.

3. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT., selaku dosen pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas

sarjana ini.

4. Bapak Pimpinan PT. Ganpati Trading yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk melaksanakan riset tugas sarjana pada perusahaan tersebut.

5. Seluruh staf dan karyawan PT. Ganpati Trading yang bersedia memberikan

masukan-masukan mengenai pabrik.

6. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara moril

maupun material dan doa, serta abang dan kakak yang saya sayangi.

7. Herwandi, Marulitua, Mia, Sukma, Hafis, Evi, Erni dan semua teman-teman yang

tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan kepada

(6)

8. Bang Mijo, kak Dina, bu Ani, bang Rido, bang Kumis dan kak Rahma yang telah

membantu dan memberikan dukungan kepada penulis.

Penulis berupaya menyempurnakan laporan ini, namun penulis menyadari

bahwa tidak ada yang sempurna, mungkin terdapat kekurangan-kekurangan akibat

kesalahan penulis, untuk itulah penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun guna menyempurnakan laporan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, semoga tugas sarjana ini

bermanfaat bagi kita semua.

Universitas Sumatera Utara Penulis

(7)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... i i KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1

1.2. Perumusan Masalah ... I-2

1.3. Tujuan Penelitian ... I-3

1.4. Manfaat Penelitian ... I-3

1.5. Pembatasan Masalah ... I-4

1.6. Asumsi- Asumsi ... I-5

1.7. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana... I-5

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha... II-1

(8)

DAFTAR ISI ( Lanjutan )

BAB HALAMAN

2.4. Daerah Pemasaran ... II-3

2.5. Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Lingkungan ... II-4

2.6. Proses Produksi ... II-5

(9)

DAFTAR ISI ( Lanjutan )

3.1.1. Defenisi Ergonomi ... III-2

3.1.2. Sejarah Ergonomi... III-6

3.1.3. Tujuan Ergonomi ... III-9

3.1.4. Penerapan Ergonomi ... III-9

3.1.5. Konsep Keseimbangan Dalam Ergonomi ... III-11

3.1.6. Kapasitas Kerja ... III-14

3.2. Antropometri ... III-19

3.2.1. Defenisi Antropometri ... III-19

3.2.2. Data Antropometri... III-20

3.2.3. Pengukuran Antropometri ...

3.2.1.1. Pengukuran Dimensi Struktur Tubuh ... III-23

(10)

DAFTAR ISI ( Lanjutan )

BAB HALAMAN

3.2.4. Aplikasi Data Antropometri Dalam Desain ... III-25

3.3. Beban Kerja ... III-26

3.3.1. Faktor Yang Mempengaruhi Beban Kerja ... III-32

3.3.1.1. Beban Kerja Karena Faktor Eksternal ... III-32

3.3.1.2. Beban Kerja Karena Faktor Internal ... III-33

3.3.2. Penilaian Beban Kerja Fisik ... III-34

3.4. Keluhan Muskuloskeletal ... III-35

3.4.1. Faktor Penyebab Keluhan Muskuloskeletal ... III-37

3.4.2. Pengukuran Penyebab Keluhan Muskuloskeletal ... III-38

3.4.3. Langkah- Langkah Mengatasi Keluhan

Muskuloskeletal ... III-39

3.5. Rapid Entire Body Assessment (REBA) ... III-40

3.5.1. Defenisi REBA ... III-40

3.5.2. Langkah- Langkah Metode REBA ... III-45

3.5.3. Perhitungan REBA ... III-51

3.5.3.1. Perhitungan Skor A ... III-52

3.5.3.2. Perhitungan Skor B ... III-53

3.5.3.3. Perhitungan Skor C ... III-54

3.5.3.4. Perhitungan Skor REBA ... III-54

(11)

DAFTAR ISI ( Lanjutan )

BAB HALAMAN IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1. Lokasi Penelitian... IV-1

4.2. Metode Penelitian ... IV-1

4.3. Data Penelitian ... IV-1

4.3.1. Jenis Data Yang Dikumpulkan ... IV-1

4.3.2. Sumber Data Penelitian ... IV-2

4.3.3. Instrumen Pengumpulan Data ... IV-2

4.3.4. Metode Pengumpulan Data ... IV-2

4.4. Pengolahan Data... IV-3

5.2.1. Analisa Sikap Kerja dengan Metode REBA ... V-4

5.2.1.1. Posisi Kerja Kegiatan Mengangkat Daun Gambir

(12)

5.2.1.2. Posisi Kerja Menimbang Daun Gambir ... V-22

5.2.1.3. Posisi Kerja Proses Cutting ... V-33

5.2.1.4. Posisi Kerja Proses Drying ... V-49

5.2.1.5. Posisi Kerja Mengeluarkan daun gambir dari jendela

blower ... V-61

5.2.1.6. Posisi Kerja Memasukkan daun gambir ke dalam mesin

penggiling ... V-73

5.2.1.7. Posisi Kerja Proses Packing... V-85

VI ANALISA DAN EVALUASI ... VI-1

6.1. Analisa ... VI-1

6.2. Evaluasi ... VI-6

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

7.1. Kesimpulan ... VII-1

7.2. Saran... VII-2

(13)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja Pada PT. Ganpati Trading ... II-24

2.2. Pembagian Jam Kerja Untuk Karyawan Kantor ... II-25

2.3. Pembagian Shift Untuk Karyawan Pabrik... II-25

3.1. Kategori Beban Kerja Berdasarkan Metabolisme, Respirasi,

(14)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Gambir Powder ... II-6

2.1. Pohon Gambir ... II-8

2.3. Daun gambir dijemput dari lahan masyarakat ... II- 9

2.4. Situasi Pabrik Setelah Selesai Proses Produks i ... II-10

2.5. Struktur Organisasi PT.Ganpati Trading... II-22

3.1. Konsep Dasar Dalam Ergonomi ... III-12

3.2. Pergerakan Leher ... III-46

3.3. Pergerakan Batang Tubuh ... III-47

3.4. Pergerakan Kaki... III-48

3.5. Pergerakan Lengan Atas... III-49

3.6. Pergerakan Lengan Bawah ... III-49

3.7. Pergerakan Pergelangan Tangan... III-50

(15)

DAFTAR GAMBAR ( Lanjutan )

GAMBAR HALAMAN

5.1. Posisi kerja II Proses cutting ... V-37

5.1. Posisi kerja III Proses cutting ... V-41

5.1. Posisi kerja IV Proses cutting ... V-45

5.1. Posisi kerja I Drying ... V-49

5.1. Posisi kerja II Drying... V-53

5.1. Posisi kerja III Drying ... V-57

5.1. Posisi kerja I Mengeluarkan daun gambir dari jendela blower... V-61

5.1. Posisi kerja II Mengeluarkan daun gambir dari jendela blower ... V-65

5.1. Posisi kerja III Mengeluarkan daun gambir dari jendela blower ... V-69

5.1. Posisi kerja I Proses Penggilingan ... V-73

5.1. Posisi kerja II Proses Penggilingan ... V-77

5.1. Posisi kerja III Proses Penggilingan ... V-81

5.1. Posisi kerja I Packing ... V-85

5.1. Posisi kerja II Packing ... V-89

5.1. Posisi kerja III Packing... V-93

5.1. Posisi kerja IV Packing ... V-97

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Mesin Produksi

LAMPIRAN 2 Peralatan

(17)

ABSTRAK

PT.Ganpati Trading adalah suatu perusahaan industri yang bergerak di bidang pengolahan daun gambir. Perusahaan ini memproduksi barang setengah jadi untuk diolah kembali untuk dijadikan berbagai kegunaan seperti pewarna kain, obat- obatan, kosmetik, pelunak kulit, dan lain- lain.

Perusahaan ini beroperasi dengan menggunakan mesin/peralatan yang semi modern. Pekerjaan dilakukan secara manual untuk mengangkat daun gambir kedalam truk, proses penimbangan, memasukkan daun gambir kedalam mesin cutting, memasukkan daun gambir ke mesin pengering, memasukkan daun gambir ke mesin penggiling, menimbang dan mempacking daun gambir tersebut kedalam karung untuk dikirim ke Medan.

REBA adalah metode yang berguna dalam pengukuran resiko pada pemindahan material secara manual. Untuk mengetahui gangguan postur tubuh yang terjadi pada karyawan maka dipergunakan metode REBA (Rapid Entire Body Assessment) yaitu metode yang digunakan untuk menganalisa pekerjaan berdasarkan posisi tubuh. Metode ini didesain untuk mengevaluasi pekerjaan atau aktivitas, dimana pekerjaan tersebut memiliki kecenderungan menimbulkan ketidaknyamanan seperti kelelahan pada leher, tulang punggung, lengan dan sebagainya.

Dari hasil pengamataan yang telah dilakukan terdapat beberapa posisi kerja yang tidak ergonomis. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan metode kerja oleh perusahaan.

(18)

ABSTRAK

PT.Ganpati Trading adalah suatu perusahaan industri yang bergerak di bidang pengolahan daun gambir. Perusahaan ini memproduksi barang setengah jadi untuk diolah kembali untuk dijadikan berbagai kegunaan seperti pewarna kain, obat- obatan, kosmetik, pelunak kulit, dan lain- lain.

Perusahaan ini beroperasi dengan menggunakan mesin/peralatan yang semi modern. Pekerjaan dilakukan secara manual untuk mengangkat daun gambir kedalam truk, proses penimbangan, memasukkan daun gambir kedalam mesin cutting, memasukkan daun gambir ke mesin pengering, memasukkan daun gambir ke mesin penggiling, menimbang dan mempacking daun gambir tersebut kedalam karung untuk dikirim ke Medan.

REBA adalah metode yang berguna dalam pengukuran resiko pada pemindahan material secara manual. Untuk mengetahui gangguan postur tubuh yang terjadi pada karyawan maka dipergunakan metode REBA (Rapid Entire Body Assessment) yaitu metode yang digunakan untuk menganalisa pekerjaan berdasarkan posisi tubuh. Metode ini didesain untuk mengevaluasi pekerjaan atau aktivitas, dimana pekerjaan tersebut memiliki kecenderungan menimbulkan ketidaknyamanan seperti kelelahan pada leher, tulang punggung, lengan dan sebagainya.

Dari hasil pengamataan yang telah dilakukan terdapat beberapa posisi kerja yang tidak ergonomis. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan metode kerja oleh perusahaan.

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Salah satu tipe masalah ergonomi yang sering dijumpai ditempat kerja

khususnya yang berhubungan dengan kekuatan dan ketahanan manusia dalam

melaksanakan pekerjaannya adalah keluhan musculoskeletal disorders(MSDs).

Keluhan ini dirasakan pada bagian- bagian otot skeletal yaitu meliputi otot leher,

bahu, lengan, tangan, jari, punggung, pinggang dan otot-otot bagian bawah,

apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama

yang dapat mengakibatkan kerusakan pada sendi, ligament dan tendon. Keluhan

hingga kerusakan inilah yang disebut dengan musculoskeletal disorders (MSDs)

atau cedera pada sistem musculoskeletal.

Keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) tersebut diawali dengan

postur kerja yang kurang ergonomis, oleh karena itu perlu dianalisa tingkat

beban musculoskeletal disorders (MSDs) yang diakibatkan postur kerja yang

ada pada saat ini khususnya pada anggota badan bagian atas. Penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan metode Rapid Entire Body Assessment

(REBA), yang merupakan suatu metode penelitian dengan menginvestigasi

gangguan pada anggota tubuh bagian atas, lengan bawah, pergelangan tangan,

leher, batang tubuh dan ditambah dengan penganalisaan terhadap keseimbangan

(20)

Penelitian terhadap postur kerja untuk menginvestigasi keluhan

musculoskeletal disorders (MSDs) telah dilakukan sebelumnya. Penelitian

terhadap postur kerja lebih banyak dilakukan untuk pekerjaan yang dilakukan

secara manual dan lebih cocok untuk kerja dengan beban angkat. Penelitian

Lynn Mc Atamney dan Nigel Corlett pada tahun 1993, menyajikan sebuah

metode survey untuk menginvestigasi keluhan musculoskeletal disorders

(MSDs) terhadap tubuh bagian atas berdasarkan analisis postur kerja dengan

menggunakan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA). Studi

pendahuluan yang telah dilakukan ini, menemukan adanya keluhan rasa sakit

pada punggung, oleh karena itu diperlukan pengukuran terhadap postur kerja

dari operator dibagian tersebut sebagai tindakan awal dalam identifikasi

terhadap resiko timbulnya keluhan muskulokeletal yang pada akhirnya dapat

menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja.

Proses pembuatan gambir di PT. Ganpati Trading terdiri dari rangkaian

kegiatan yang melibatkan para operator berdasarkan fungsinya masing- masing.

Berdasarkan pembahasan dengan pihak manajemen PT. Ganpati Trading

diketahui bahwa kebanyakan operator yang bekerja pada bagian pengangkatan

daun gambir menyatakan keluhan sakit pada bagian punggung.

1.2. Perumusan Masalah

Adapun masalah yang ada di PT. Ganpati yaitu keluhan tentang posisi

tubuh yang tidak ergonomis sehingga mengakibatkan sakit pada bagian tubuh

(21)

terhadap perusahaan dan karyawan. Berdasarkan uraian latar belakang

permasalahan yang sudah dijabarkan diatas maka penulis menilai postur kerja

dari operator saat melakukan pekerjaan dengan menggunakan metode REBA.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

a. Mendapatkan penilaian postur kerja operator.

b. Mendapatkan skor akhir penilaian postur kerja.

c. Mendapatkan kategori tindakan dari hasil penilaian postur kerja.

d. Melakukan perbaikan fasilitas kerja dan postur kerja.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini

adalah:

1. Bagi penulis :

a. Dapat menjadi sarana pembelajaran dan pematangan ilmu

pengetahuan yang telah diterima selama menjalani perkuliahan.

b. Dapat melihat dan menerapkan secara nyata suatu konsep ilmu

dilapangan kerja nyata.

c. Menambah wawasan dan pengalaman pada bidang industri sehingga

dapat memahami dan mengetahui berbagai macam aspek kegiatan

(22)

d. Memperoleh pengetahuan yang berguna untuk terjun kedunia kerja

kelak setelah mahasiswa menyelesaikan perkuliahan.

2. Bagi departemen:

a. Mempererat kerjasama antara Departemen Teknik Industri Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara.

b. Menjadi literatur yang akan semakin memperkaya penerapan ilmu

keteknik-industrian di lapangan kerja nyata serta menjadi bahan

literature bagi penelitian oleh departemen maupun mahasiswa

dikemudian hari.

3. Bagi perusahaan:

a. Perusahaan akan lebih dapat melihat kondisi perusahaan dari sudut

pandang mahasiswa/pendidikan.

b. Masukan untuk perbaikan lebih lanjut untuk mengatasi postur kerja

yang tidak ergonomis.

4. Bagi masyarakat umum:

a. Menambah wawasan bagi yang berminat terhadap pengukuran postur

kerja dari operator.

1.5. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah sangat diperlukan dalam penelitian ini, sehingga

hasil yang diperoleh dapat benar- benar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

(23)

a. Analisis hanya dilakukan terhadap operator yang bekerja pada bagian

pengolahan tepung gambir.

b. Analisis masalah dibatasi hanya pada metode REBA.

c. Pembahasan hanya dilakukan terhadap operator yang mengalami keluhan

pada bagian tubuh.

1.6. Asumsi -Asumsi

Pekerja yang diamati bekerja dalam kondisi wajar, artinya pekerja berada

dalam kondisi stamina yang baik, tidak berada dalam tekanan serta menguasai

prosedur pekerjaannya.

a. Seluruh mesin dan peralatan produksi yang digunakan untuk kegiatan

produksi dalam keadaan baik.

b. Jumlah bahan baku yang tersedia cukup memenuhi untuk kebutuhan

kegiatan produksi.

1.7. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana

Untuk memudahkan dalam mempelajari laporan tugas sarjana ini, maka

sistematika penulisan tugas sarjana ini disusun dalam beberapa bab sebagai

(24)

BAB I : PENDAHULUAN

Memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsi serta

sistematika penulisan laporan.

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Memaparkan secara singkat sejarah perusahaan tempat

dilakukannya penelitian yang terdiri dari sejarah perusahaan,

ruang lingkup bidang usaha, serta organisasi dan manajemen.

BAB III : TINJAUAN PUSTAKA

Menampilkan dengan jelas kajian kepustakaan yang

dipergunakan untuk mendukung penyelesaian yang muncul

dalam penelitian.

BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN

Menjelaskan secara rinci mengenai pelaksanaan penelitian yang

meliputi tempat dimana penelitian akan dilakukan, kapan akan

dilakukan, bahan yang digunakan, peralatan yang dipakai,

rancangan yang digunakan, pelaksanaan kegiatan, variable yang

diamati, pengukuran variable, serta metode analisis atau teknik

analisis yang sesuai.

BAB V : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Mengidentifikasi data hasil penelitian yang diperoleh oleh

(25)

pengolahan data sehingga pemecahan masalah dapat

dilaksanakan.

BAB VI : ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Menganalisa hasil penelitian yang diperoleh dengan

membandingkan data yang diperoleh dengan teori yang

mendasari hal tersebut. Dan dilakukan evaluasi hasil penelitian

yang diperoleh tersebut.

BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN

Memberikan hasil penelitian secara keseluruhan berdasarkan

(26)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Ganpati Traiding merupakan Perusahaan Milik Asing (PMA) yang bergerak

dibidang industri manufaktur pengolahan gambir.

Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2007, perusahaan ini berpusat di India.

Perusahaan ini mempunyai beberapa cabang di Indonesia yakni Sumatera Barat di

daerah Lubuk Arai, Batu besurek, Paya Kumbuh, Riau, Penen, Teluk Bayur dan

Sumatera Utara yang berada di Medan, Sidikalang Kabupaten Dairi dan Pakpak Barat.

Pemilik dari keseluruhan pabrik gambir ini adalah Mr.Sendif Agelwal. Seluruh

karyawan pabrik PT. Gandapati Traiding telah terdaftar di dinas tenaga kerja dan sudah

mendapat asuransi JAMSOSTEK.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT.Ganpati Traiding merupakan perusahaan asing yang bergerak di bidang

pengolahan gambir yang ada di Indonesia. Seluruh produk jadi maupun setengah jadi

(27)

2.3. Lokasi Perusahaan

Pada dasarnya lokasi perusahaan yang paling ideal adalah lokasi dimana unit

cost dari proses produksi dan distribusi akan rendah, sedangkan harga dan volume

penjualan produk akan mampu menghasilkan keuntungan yang sebesar- besarnya.

Persoalan dimana suatu perusahaan didirikan merupakan suatu hal yang penting

dan bukanlah hal yang mudah diselesaikan karena kekeliruan yang dibuat tidaklah

mungkin dengan segera dapat dikoreksi tanpa kehilangan investasi yang sudah terlanjur

ditanamkan serta tambahan modal / investasi yang harus dikeluarkan kembali untuk

mencari alternative lokasi di tempat lain.

PT. Ganpati Trading yang berlokasi di Jl. Runding KM. 6,5 Sidiangkat

Sidikalang Dairi seluas 1135 m. Dimana lokasi bangunannya dibatasi oleh :

Sebelah timur : pemukiman penduduk

Sebelah selatan : pemukiman penduduk

Sebalah barat : pemukiman penduduk

Sebelah utara : pemukiman penduduk

Lokasi perusahaan tersebut dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan sebagai

berikut:

1. Mudah dijangkau

Lokasi PT. Ganpati Trading Indonesia berada di pinggir jalan, sehingga dapat dilalui

oleh alat transportasi dengan mudah.

2. Dekat dengan lokasi bahan baku

Lokasi dekat dengan lokasi bahan baku sehingga memperlancar proses produksi.

(28)

Lokasi yang berdekatan dengan pemukiman penduduk membuat mudah bagi PT

Ganpati untuk mendapat tenaga kerja sebagai operator.

2.4. Daerah pemasaran

Perusahaan ini khusus memproduksi gambir untuk dikirim ke negara India,

yakni New Delhi, Bombai, dan lain- lain. Karena gambir ini akan diolah kembali untuk

dijadikan berbagai kegunaan seperti pewarna kain, obat-obatan, kosmetik, pelunak kulit,

dan lain- lain. PT. Ganpati Trading tidak menjual gambir ini di Indonesia. Tidak banyak

Propinsi di Indonesia yang mampu menjadikan komoditasnya menjadi komoditas

unggulan yang mampu mendominasi pasar dunia. Salah satunya adalah Sumatera Uarat

dengan tanaman gambir. Tanaman Gambir atau uncaria gambir roab merupakan

komoditas unggulan propinsi Sumatera Utara yang mampu memasok 90 persen

kebutuhan pasar dunia dengan tujuan utama ke India, Pakistan, Singapura, Thailand dan

Malaysia.Dari data tahun 2005 Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Uarat total luas

areal tanaman gambir di Sumatera Barat adalah 19.658 dengan Daerah penghasil utama

tanaman ini di adalah Kabupaten Pakpak bharat seluas 13.558 Ha dan sisanya tersebar

di delapan kabupaten lainnya di Sumatera Utara. Realisasi ekspor gambir pada tahun

2003 mencapai US$.668,523 kemudian meningkat sebesar 44,6 % pada tahun 2004

menjadi US$.967,000 (bisnis-18 Okt 2005). dan pada tahun 2005 total nilai ekspor

sebesar USD.622,460.00 dengan pencapaian produksi sebesar 13.249 Ton. Untuk

ekspor, gambir dikirim melalui Medan, sedangkan untuk pasaran dalam negeri dikirim

ke Jakarta. Nilai ekspor komoditas yang diekspor ke India, Singapura, dan Pakistan ini

(29)

baku perekat kayu lapis didalam negeri maka baru akan memenuhi kebutuhan tiga

pabrik kayu lapis yang berkapasitas 5000-6000 m3/bulan. Hal ini akan masih tetap

terlalu sedikit dibanding kebutuhan pabrik kayu lapis dan papan partikel yang ada di

Pulau Sumatra. Dan gambir dapat diolah didalam negeri menjadi bentuk yang lain dari

sekarang, seperti bentuk biskuit dan tepung gambir sesuai dengan permintaan pasar

dunia. Negara India saja membutuhkan gambir sebanyak 6000 ton pertahun. Terlihat

bahwa prospek luar negeri masih terbuka.

2.5. Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Lingkungan

PT. Ganpati Traiding memberikan dampak positif terhadap lingkungan

sekitarnya seperti pembukaan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar dan pemenuhan

kebutuhan pembangunan bagi daerah.

Saat ini PT. Ganpati Trading cabang Sidikalang memiliki 19 orang karyawan.

Hal ini merupakan suatu peluang kerja bagi penduduk desa Sidiangkat. Dimana peluang

tenaga kerja ini telah mengurangi pengangguran yang berada di daerah tersebut. Dan

masyarakat sangat menerima pembangunan perusahaan ini dengan sangat baik.

Seluruh tenaga kerja di perusahaan ini telah terdaftar di Dinas Tenaga Kerja dan

telah mendapatkan asuransi JAMSOSTEK. Jadi perusahaan sangat menjamin kebutuhan

hidup tenaga kerja dan keamanan nya. PT. Ganpati Traiding telah memberikan dampak

positif dalam bidang ekonomi yaitu menjadi sumber pendapatan bagi tenaga kerja,

pemerintah daerah dan negara. Pabrik ini tidak menghasilkan limbah yang bisa

merugikan dan membahayakan masyarakat. Karena pabrik ini sama sekali tidak

(30)

Pak-pak Bharat yang tentu saja menjadi sumber penghasilan dalam keluarga mereka.

Masyarakat Pak- Pak Bharat keseluruhan adalah petani gambir. Sehingga apabila tidak

ada yang membeli daun gambir maka mereka tidak akan mempunyai penghasilan tetap.

2.6. Proses Produksi

Proses produksi dapat dinyatakan sebagai serangkaian aktivitas yang diperlukan

untuk mengolah ataupun merubah sekumpulan masukan (input) menjadi sekumpulan

keluaran (output) yang memiliki pertambahan nilai (added value). Pengolahan ataupun

perubahan yang terjadi disini bisa secara fisik maupun non fisik, dimana perubahan

tersebut bisa terjadi terhadap bentuk, dimensi, maupun sifat-sifatnya. Mengenai

pertambahan nilai yang dimaksudkan disini adalah nilai dari keluaran yang “bertambah”

dalam pengertian fungsional (kegunaan) dan atau nilai ekonomisnya.

Dalam pelaksanaannya proses produksi akan berkaitan erat dengan pengelolaan

faktor- faktor seperti tenaga kerja, modal berupa mesin, peralatan kerja, bahan baku,

bangunan pabrik, dan sebagainya untuk menghasilkan produk secara efektif dan efisien.

2.6.1. Standard Mutu Bahan/ Produk

PT. Ganpati Trading memproduksi gambir mempunyai kualitas yang sama

karena pengolahannya hanya untuk membuat daun-daun gambir menjadi tepung gambir.

(31)

Gambar 2.1. Gambir Powder

2.6.2. Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan dalam proses pengolahan tersebut adalah murni daun

gambir, dan tidak ada campuran. Proses produksi ini adalah untuk mengubah daun-

daun gambir menjadi tepung (powder) gambir. Gambir adalah sejenis getah yang

dikeringkan yang berasal dari ekstrak remasan daun dan ranting tumbuhan bernama

sama Uncaria gambir Roxb. Di Indonesia gambir pada umumnya digunakan untuk

menyirih. Kegunaan yang lebih penting adalah sebagai bahan penyamak kulit dan

pewarna. Gambir juga mengandung katekin (catechin), suatu bahan alami yang bersifat

antioksidan. India mengimpor 68% gambir dari Indonesia, dan menggunakannya

(32)

Gambir dibudidayakan pada lahan ketinggian 200-800 m diatas permukaan laut.

Mulai dari topografi agak datar sampai di lereng bukit. Biasanya ditanam sebagai

tanaman perkebunan di pekarangan atau kebun di pinggir hutan. Budidaya biasanya

semiintensif, jarang diberi pupuk tetapi pembersihan dan pemangkasan dilakukan. Di

Sumatra kegiatan penanaman ini sudah mengganggu kawasan lindung. Hampir 95%

produksi dibuat menjadi produk ini, yang dinamakan betel bite atau plan masala. Bentuk

cetakan biasanya silinder, menyerupai gula merah. Warnanya coklat kehitaman. Gambir

(dalam perdagangan antar negara dikenal sebagai gambier) biasanya dikirim dalam

kemasan 50kg. Bentuk lainnya adalah bubuk atau “biskuit”. Nama lainnya dalah

catechu, gutta gambir, catechu pallidum (pale catechu). Kandungan yang utama dan

juga dikandung oleh banyak anggota Uncaria lainnya adalah flavonoid (terutama

gambiriin), katekin (sampai 51%), zat penyamak (22-50%), serta sejumlah alkaloid

(seperti gambirtannin dan turunan dihidro- dan okso-nya. Selain itu gambir dijadikan

obat-obatan modern yang diproduksi negara jerman, dan juga sebagai pewarna cat,

pakaian Umumnya, gambir dikenal berasal dari Sumatera Utara. Terutama dari

Kabupaten Pakpak Bharat. Sebagai sentra penghasil gambir, Kabupaten Pakpak Bharat

merupakan lokasi yang strategis dan cocok untuk investor perkebunan. Harga jualnya di

tingkat petani per kg adalah IDR 5.000 hingga IDR 20.000; di pasaran ekspor harganya

berkisar dari USD1,46 hingga USD2,91. Ekspor gambir juga menunjukkan

pertumbuhan yang baik. Gambir dapat dipanen 2 hingga 4 kali dalam setahun selama 15

tahun sejak pertama dipanen tetapi seperti komoditi unggulan lainnya diberbagai

(33)

fluktuasi harga ditingkat petani yang berdampak langsung bagi kesejahteraan

petani.(hn.Humas.PPHP). Contoh dari daun gambir dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.2. Pohon gambir

Klasifikasi ilmiah tanaman Gambir

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Gentianales

Famili : Rubiaceae

Genus : Uncaria

Spesies : U. gambir

Nama binomial : Uncaria gambir

2.6.3. Uraian Proses

PT. Ganpati hanya mengubah daun-daun gambir menjadi tepung (powder)

(34)

2.6.3.1. Uraian Proses Produksi Gambir 2.6.3.1.1. Bahan Baku

Bahan baku utama dari pengolahan gambir adalah murni daun gambir dan tidak

mempergunakan bahan lain sebagai penolong ataupun tambahan. Sumber bahan baku

ini diperoleh dari masyarakat di daerah Pakpak Bharat. Di daerah ini penghasilan

masyarakat adalah bertani gambir. Rata-rata setiap rumah tangga mempunyai lahan

gambir antara 2Ha-5 Ha. PT. Ganpati Trading membeli daun gambir sebanyak rata- rata

15 ton/hari dan 200 ton/bulan. Sumber bahan baku diperoleh dari daerah Pakpak Bharat

yakni Sibande, Salak. Daerah lain seperti Aceh Tenggara, dan di Kabupaten Dairi yang

terdapat di daerah Parongil. Bahan baku tersebut dijemput dengan menggunakan mobil

truk pengangkut barang sebanyak dua kali sehari. Contoh dapat dilihat pada Gambar

2.3.

(35)

2.6.3.1.2. Proses Penimbangan

Bahan baku yang telah sampai di pabrik dibongkar dari dalam karung dan

ditimbang kembali di lantai pabrik. Penimbangan ini berfungsi untuk mengetahui total

jumlah bahan baku yang akan diolah. Bahan baku tersebut berupa daun- daun segar

yang baru dipetik oleh petani gambir. Daun- daun segar tersebut selanjutnya disortir

untuk memisahkan dahan-dahan gambir yang tercampur dengan bahan baku tersebut,

dan untuk memudahan proses pengolahan seperti yang terlihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Proses penimbangan dan pembongkaran

2.6.3.1.3. Proses Pencincangan (Cutting)

Daun-daun gambir segar yang sudah selesai ditimbang selanjutnya dicincang

dengan menggunakan mesin cutting. Para operator bekerja secara manual memasukkan

bahan baku kedalam mesin cutting. Para operator memindahkan dan mengangkat bahan

baku tersebut dengan menggunakan garpu modifikasi dan sekop modifikasi. Jumlah

(36)

yaitu masker, sarung tangan, tutup kepala dan sepatu boot. Seluruh operator bekerja

dengan team. Karena dalam hal ini mereka diupah dengan sistem borongan. Semakin

banyak gambir yang diproduksi maka semakin tinggi upah operator tersebut.

Operator harus bekerja dengan cepat agar mereka dapat menyelesaikan

pengolahan bahan baku tersebut dalam waktu satu hari. Apabila bahan baku tersebut

tidak selesai hari itu juga, maka pekerjaan mereka akan menumpuk untuk keesokan

harinya. Contoh dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5. Proses Cutting

2.6.3.1.4. Proses Pengeringan (Drying)

Dalam proses ini 2 orang operator memasukkan daun- daun gambir yang sudah

dicincang kedalam oven atau mesin pengering. Mesin ini bekerja secara otomatis. Pada

(37)

sudah dikeringkan tersebut keluar dalam keadaan kering melalui jendela diujung oven.

Contoh dapat dilihat pada Gambar 2.6,Gambar 2.7, Gambar 2.8, dan Gambar 2.9.

Gambar 2.6 Daun gambir dimasukkan ke dalam mesin oven

(38)

Gambar 2.8 Daun gambir dikeringkan ke dalam blower

(39)

2.6.3.1.5. Proses Penggilingan (Powder)

Daun kering yang keluar dari oven tersebut dikumpulkan oleh operator dengan

menggunakan sekop panjang. Operator memasukkan daun- daun tersebut ke dalam

mesin- mensin penggiling. Daun- daun kering dimasukkan kedalam mesin penggiling

dan keluar dalam bentuk tepung (powder). Contoh dapat dilihat pada Gambar 2.9, dan

Gambar 2.10.

Gambar 2.10 Daun gambir digiling didalam mesin penggiling

(40)

2.6.3.1.6 Proses Penimbangan

Setelah daun gambir digiling di dalam mesin penggiling dan menjadi tepung,

tepung gambir tersebut ditimbang dengan menggunakan timbangan dengan berat 35

Kg/Karung. Contoh dapat dilihat pada Gambar 2.11.

Gambar 2.12 Tepung gambir ditimbang dengan berat 35 kg/karung

2.6.3.1.7. Pengepakan (Packaging)

Tepung- tepung gambir yang telah ditimbang dimasukkan kedalam karung

dengan berat 35 Kg/Karung dan disusun sebelum diangkut ke Medan dengan

menggunakan mobil truk pengangkut barang. Contoh dapat dilihat pada Gambar 2.13,

(41)

Gambar 2.13 Tepung gambir dipacking ke dalam karung

(42)

Gambar 2.15. Tepung gambir dikirim ke kota Medan untuk di eksport

2.7. Mesin dan Peralatan

Mesin dan peralatan yang dipergunakan dalam proses produksi harus sesuai

dengan standard yang sudah ditetapkan dan selama pemakaian harus dirawat secara

rutin untuk memastikan bahwa setiap mesin dan peralatan dapat berfungsi sebagaimana

mestinya, hal ini sangat penting untuk diperhatikan karena akan sangat mempengaruhi

(43)

2.8. Utilitas

Utilitas yang digunakan adalah :

1. Listrik, berfungsi sebagai sumber tenaga.

2. Bengkel, berfungsi sebagai tempat perbaikan mesin dan peralatan yang rusak.

3. Genset, berfungsi sebagai pembantu cadangan listrik.

2.9. “Safety & Fire Protection”

PT. Ganpati Trading merupakan perusahaan yang sangat mementingkan

kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dari para karyawannya, hal ini dibuktikan dengan

mewajibkan setiap operator yang bekerja terutama yang berada dilantai produksi untuk

menggunakan alat pelindung diri seperti kacamata, sarung tangan, kaca las, sepatu boot,

dan baju pelindung.

Dalam hal pencegahan kebakaran, PT. Ganpati Trading telah menyediakan

beberapa tabung pemadam kebakaran pada beberapa lokasi pabrik yang dinilai rawan

kebakaran. Penempatan dari tabung pemadam kebakaran ini diatur agar mudah

dijangkau oleh para karyawan sehingga apabila terjadi kebakaran maka karyawan

dengan mudah dan cepat dapat melakukan pemadam terhadap kebakaran sebelum api

menyebar ketempat lain.

Salah satu contoh penempatan tabung pemadam kebakaran dapat dilihat pada

(44)

Gambar 2.16. Tabung Pemadam Kebakaran

2.10. “ Waste Treatment”

PT. Ganpati Trading tidak menghasilkan limbah produksi, karena proses

produksi ini hanya untuk mengolah daun gambir menjadi tepung atau powder. Limbah

yang dihasilkan hanya berupa sisa bahan bakar generator berupa oli kotor dan oli

tersebut dapat dimanfaatkan untuk membersihkan karat mesin. Jadi semuanya bisa

digunakan untuk keperluan perusahaan. Sampah –sampah sisa pemotongan dahan

gambir langsung dikumpulkan dan dibakar di halaman pabrik, sehingga kondisi pabrik

setelah selesai produksi selalu dalam keadaan bersih. Jadi dapat dikatakan bahwa PT.

(45)

Gambar 2.17. Situasi pabrik setelah selesai proses produksi

2.11. Struktur Organisasi Perusahaan

` Organisasi dapat didefenisikan sebagai suatu unit (satuan) sosial yang

dikoordinasikan dengan sadar, yang tersusun atas dua orang atau lebih, yang berfungsi

atas dasar yang relative terus- menerus untuk mencapai suatu tujuan atau seperangkat

tujuan bersama, atau secara lebih sederhana dapat juga didefenisikan sebagai kumpulan

orang yang mempunyai tujuan tertentu dan mereka melakukan pembagian tugas untuk

pencapaian tujuan tersebut.

Dalam proses pencapain tujuan tersebut, penetapan tugas- tugas yang harus

dikerjakan, siapa yang harus mengerjakan, bagaimana tugas- tugas itu dikelompokkan,

siapa melapor kepada siapa dan dimana keputusan harus diambil merupakan suatu hal

yang sangat penting untuk direncanakan.

Pembagian tugas (disertai uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab) harus

(46)

1. Beban tugas harus berimbang

2. Kejelasan hubungan antara bagian- bagian

3. Motivasi kerja

4. Kepemimpinan

Metode pembagian tugas memunculkan 4 jenis hubungan kerja dalam organisasi

yaitu:

1. Hubungan garis (hubungan lini atau komando)

Dalam hubungan garis, bawahan hanya akan mengenal seorang atasan. Bawahan

tersebut hanya akan menerima tugas, tanggung jawab, wewenang serta haknya

dari atasannya yang seorang itu.

2. Hubungan fungsional

Hubungan fungsional apabila pembagian tugas dilakukan menurut fungsi- fungsi

maka akan terbentuk hubungan fungional. Seorang bawahan mempunyai banyak

atasan, sesuai dengan banyaknya uraian fungsi tugasnya. Secara umum

hubungan ini sangat sukar dilakukan dengan murni, karena adanya persyaratan-

persyaratan berat yang harus dipenuhi, seperti tingkat spesialisasi dan

keterampilan yang tinggi, pemahaman dan kesadaran yang tinggi atas rencana

kerja, jadwal serta target pekerjaan.

3. Hubungan staf

Hubungan staf yaitu seorang atau sekelompok ahli betugas hanya memberikan

(47)

4. Hubungan campuran

Dewasa ini secara umum lebih sering dijumpai hubungan- hubungan campuran

dalam suatu organisasi, seperti campuran hubungan lini- fungsional-staf,

hubungan lini- fungsional dan hubungan fungsional staf.

Struktur organisasi PT. Ganpati Trading adalah berdasarkan organisasi

campuran yaitu lini dan staf, dimana pada hubungan staff terdapat seorang atau

sekelompok ahli yang berfungsi untuk memberikan saran atau nasehat kepada atasan.

Secara lebih sederhana struktur organisasi PT. Ganpati Trading dapat dilihat pada

gambar 2.18

Gambar 2.18. Struktur Organisasi PT. Ganpati Trading

(48)

Tenaga kerja yang bekerja di PT. Ganpati Trading dibagi atas 3 golongan, yaitu:

1. Staff

2. Pegawai

3. Karyawan harian tetap

Adapun keuntungan dari organisasi ini adalah :

1. Rasa solidaritas yang tinggi karena para karyawan saling mengenal

2. Garis kepempinan berjalan secara tegas , tidak mungkin terjadi simpang siur

karena pimpinan langsung berhubungan dengan bawahan.

3. Kesatuan perintah terjamin sepenuhnya karena pimpinan berada pada satu

tangan.

2.12. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.12.1. Tenaga Kerja

Tenaga kerja di PT. Ganpati terdiri dari tenaga kerja langsung dan tenaga kerja

tidak langsung. Tenaga kerja langsung ini meliputi semua tenaga kerja yang langsung

berhubungan dengan proses pembuatan produk, seperti pekerja dibagian produksi.

Sedangkan tenaga kerja tidak langsung meliputi semua karyawan/ tenaga kerja yang

tidak langsung berhubungan dengan pembuatan produk seperti bagian administrasi,

keamanan dan lain- lain.

Penempatan jabatan terhadap seorang karyawan dilakukan pihak manajemen

perusahaan dengan menganut “ the right man on the right place”. Sebelum diputuskan

jabatan bagi seorang karyawan maka terlebih dahulu dilakukan pertimbangan yang

(49)

yang lebih tinggi, demosi jabatan yang lebih rendah ataupun mutasi posisi kebidang lain

yang posisinya sama.

Bahan pertimbangan yang digunakan perusahaan dalam penempatan jabatan

yaitu :

1. Data umum tentang karyawan

2. Catatan keterampilan khusus yang dimiliki karyawan

3. Riwayat perjalanan karir karyawan dalam perusahaan.

Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja pada PT. Ganpati Trading

No Jabatan Jumlah (orang)

1 Branch Manager 1

2 Head Office 1

3 Asisten Pengolahan 1

4 Asisten Teknik 1

5 Tata Usaha 1

6 Karyawan / operator 15

8 Security 1

(50)

2.12.2. Jam Kerja

Dalam menjalankan aktifitasnya, PT. Ganpati Trading memiliki ketentuan jam

kerja sebagai berikut :

1. Jam kerja untuk karyawan kantor/administrasi dan proses produksi dibagi dalam

3 bagian seperti pada tabel 2.2.

Tabel 2.2. Pembagian Jam Kerja Untuk Karyawan Kantor

Kegiatan Jam Kerja

Kerja aktif 08.00-12.00 WIB

Istirahat 12.00-13.00 WIB

Kerja aktif 13.00-16.40 WIB

Sumber : PT. Ganpati Trading

2. Jam kerja untuk karyawan yang berhubungan dengan kemanan pabrik dibagi dalam 3

shift dengan cara kerja bergiliran seperti pada tabel 2.3.

Tabel 2.3. Pembagian Shift Untuk Karyawan Pabrik

Shift Jam Kerja

Shift I 07.00-15.00 WIB

Shift II 15.00-23.00WIB

Shift III 23.00-07.00WIB

(51)

2.13. Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan suatu sistem yang menggunakan teknologi

informasi untuk mengambil, mengirimkan, menyimpan, mengemballikan,

memanipulasi, atau menampilkan informasi yang digunakan dalam beberapa proses.

Informasi bahan baku diperoleh dari masyarakat setempat dan berdasarkan survey yang

dilakukan ke setiap daerah. Sistem informasi pasar juga didapatkan dari buku, majalah,

internet dan dari pengetahuan umum.

2.14. Teknologi

Teknologi yang digunakan pada PT. Ganpati Trading secara umum adalah

teknologi semi otomatis. Namun untuk bagian packing dan penimbangan yang

digunakan masih manual. PT. Ganpati Trading memiliki mesin yang dirancang khusus

untuk pengolahan gambir dan diimport dari negara India.

Teknologi otomatis biasanya ditunjukkan oleh mesin–mesin yang dapat berkerja

sendiri. Manusia berfungsi untuk menghidupkan mesin dan mengawasi kegiatan.

Selebihnya semua pekerjaan dikerjakan oleh mesin. Teknologi yang bersifat

semi-otomatis ditunjukkan oleh mesin–mesin yang berkerja tetapi masih memerlukan

manusia untuk mengoperasikannya. Teknologi jenis ini terlihat pada bagian mesin

cutting, oven templest, mesin drying dan mesin penggiling. Pada proses cutting

manusia berperan untuk memasukkan daun gambir kedalam mesin cutting. Pada proses

pengeringan, manusia berperan untuk memasukkan daun gambir kedalam mesin drying.

Kemudian daun gambir kering keluar dari jendela blower dan dikumpulkan oleh

(52)

mesin penggiling oleh manusia. Dan daun gambir tersebut digiling menjadi tepung

gambir oleh mesin penggiling. Sedangkan untuk proses penimbangan dan proses

packing dilakukan secara manual dengan menggunakan karung dan jarum.

Penyediaan utilitas yang mencakup listrik, air dan angin pada PT. Ganpati

Trading termasuk baik. Karena perusahaan memiliki cadangan bila terjadi pemadaman

listrik.

Faktor keselamatan kerja dan fasilitas yang disediakan perusahaan sudah cukup

bagus. Seperti kacamata, helm, sarung tangan, dan sepatu boot. Namun para pekerja

(53)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Ergonomi

Salah satu dari faktor penting yang menunjukkan karakteristik masyarakat

industri yang hidup di negara maju adalah banyaknya orang yang hidup dalam

lingkungan fisik yang merupakan hasil budi daya manusia (man made). Hal ini akan

kontras sekali dengan kehidupan masa lampau disaat kebanyakan dari mereka masih

hidup dalam lingkungan alam yang asli (natural environment). Perubahan waktu

walaupun secara perlahan- lahan telah merubah manusia dari keadaan

primitive/tradisional menjadi manusia yang berbudaya/ modern.

Tujuan pokok manusia untuk selalu mengadakan perubahan rancangan

peralatan-peralatan yang dipakai adalah untuk memudahkan dan mengenakkan operasi

penggunaannya. Disiplin keilmuan lahir dan berkembang sekitar pertengahan abad 20

ini yang berkaitan dengan perancangan peralatan dan fasilitas kerja yang

memperhatikan aspek-aspek manusia sebagai pemakainya dikenal kemudian dengan

nama ergonomi.

Dari pengalaman menunjukkan bahwa setiap aktivitas atau pekerjaan yang

dilakukan, apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan mengakibatkan

ketidaknyamanan, biaya tinggi, kecelakaan dan penyakit akibat kerja meningkat,

performansi menurun yang berakibat kepada penurunan efisiensi dan daya kerja.

Secara umum penerapan ergonomi dapat dilakukan di mana saja, baik di

(54)

kerja. Ergonomi dapat diterapkan kapan saja dalam putaran 24 jam sehari semalam,

sehingga baik pada saat bekerja, istirahat, maupun dalam berinteraksi sosial kita dapat

melakukan dengan sehat, aman dan nyaman.

Setiap komponen masyarakat baik masyarakat pekerja maupun masyarakat

sosial harus menerapkan ergonomi dalam upaya menciptakan kenyamanan, kesehatan,

keselamatan dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya.

Untuk dapat menerapkan ergonomi secara benar dan tepat, maka kita harus

mempelajari dan memahami ergonomi secara detail. Dalam penerapan ergonomi

diperlukan suatu seni agar apa yang akan diterapkan dapat diterima oleh pemakainya

dan memberikan manfaat yang besar kepadanya.

3.1.1. Defenisi Ergonomi

Beberapa pengertian ergonomi menurut para ahli sebagai berikut :

1. Ergonomi ialah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-

informasi mengenal sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang

suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan

baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan efektif,

aman dan nyaman.1

2. Ergonomi atau ergonomics (bahasa inggrisnya) berasal dari kata Yunani yaitu Ergo

yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum dengan demikian ergonomi

dimaksudkan sebagai disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya

(55)

negara Eropa Barat. Di Amerika istilah ini lebih dikenal sebagai Human Factors

Engineering atau Human Engineering.2

3. Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu "ergon"

berarti kerja dan "nomos" berarti aturan atau hukum. Jadi secaras ringkas ergonomi

adalah suatu aturan atau norma dalam sistem kerja. Di Indonesia memakai istilah

ergonomi, tetapi di beberapa Negara seperti Skandinavia menggunakan istilah

"Biotechnology" sedangkan di negara Amerika menggunakan istilah "Human

Engineering" atau "Human Factor Engineering". Namun demikian kesemuanya

membahas hal yang sama yaitu tentang optimalisasi fungsi manusia terhadap

aktivitas yang dilakukan.3

4. Asal muasal konsep ergonomi dimulai ketika masyarakat primitive membuat alat

dari batu yang digunakan untuk memotong hewan sebagai makanan (Kamal,2004).

Kenyataan selanjutnya konsep ergonomi diterapkan pada dunia industri. Revolusi

yang dicetuskan sekitar tahun 1900-an. Orang bernama F.W. Taylor dan Franc serta

Lilian Gilbreth mengawali menyebut kata “ergonomits”. Taylor memberikan

prinsip bahwa hal itu sangat baik dan terkait dengan metode yang digunakan untuk

melakukan kerja. Frank dan Gilbreths memfokuskan pada studi gerak dalam

melakukan tugas kerja di industri sehingga memiliki gerakan kerja yang ekonomis

dan mapan (=nyaman). Mereka menganjurkan agar saat bekerja tidak menggunakan

otot pada kedua tangan bersamaan, berposisi simetris dan bergerak pelan (=statik)

serta berbagai gerakan yang berlebihan harap dikurangi agar tenaga lebih optimal

2

Wignjosoebroto, Sritomo. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu.Jakarta : Penerbit Guna Widya, Edisi Pertama. Cetakan keempat 2008

3

(56)

dan efisien. Sejak 12 Juli 1949, ergonomi adalah suatu interdisiplin ilmu untuk

menyelesaikan problem masyarakat kerja. Kemudian,pada 16 Februari 1950 istilah

ergonomi diadopsi menjadi disiplin ilmu yang digunakan dalam berbagai kehidupan

(Edholm and Murrel, 1977 dikutip David J.Oborne, 1982).4

Ergonomics is the application of scientific information about human being (and scientific methods of acquiring such information) to the problem of design

(Pheasant, 1988)

Selanjutnya untuk lebih memahami pengertian ergonomi, perlu ditampilkan

definisi-defenisi ergonomi dari beberapa ahli ergonomi terdahulu. Secara umum

definisi-definisi ergonomi yang ada membicarakan masalah-masalah hubungan antara

manusia pekerja dengan tugas-tugas dan pekerjaannya serta desain dari objek yang

digunakannya . Pada dasarnya kita boleh mengambil definisi ergonomi darimana saja,

namun demikian perlu kita sesuaikan dengan apa yang sedang kita kerjakan. Di bawah

ini ditampilkan beberapa defenisi ergonomi yang berhubungan dengan tugas, pekerjaan

dan desain.

Ergonomic is the study of human abilities and characteristics -which affect the design of equipment, system and job (Corlett & Clark, 1995)

Ergonomic is the ability to apply information regardinghuman characters, capacities, and limitations to the design of human task, machine system, living

spaces, and environment so that people can live, work and play safely,

comfortably and efficiently (Annis & McConville, 1996)

4

(57)

Ergonomic design is the application of human factors, information to the design of tools, machines, systems, tasks, jobs and environments for productive, safe,

comfortable and effective human functioning (Manuaba, 1998)

Apabila kita hanya mencermati definisi-defmisi tersebut secara sepintas, maka

ruang lingkup ergonomi terasa sempit, karena hanya membicarakan antara manusia

dengan tugas dan pekerjaannya. Namun demikian, apabila kita lebih dalam

mencermatinya, maka ruang lingkup ergonomi akan sangat luas dan mencakup segala

aspek, tempat dan waktu. Dengan demikian, ergonomi dapat diterapkan pada aspek apa

saja, dimana saja dan kapan saja. Sebagai ilustrasi, bahwa sehari semalam kita

mempunyai 24 jam dengan distribusi secara umum adalah 8 jam di tempat kerja, 2 jam

di tempat rekreasi, olahraga dan lingkungan sosial serta selebihnya (12 jam) di rumah.

Sehingga penerapan ergonomi tidak boleh hanya terfokus pada 6 jam di tempat kerja

dan melupakan 16 jam lainnya. Untuk dapat mencapai kualitas hidup yang lebih baik,

maka siklus ke-24 jam tersebut harus menjadi perhatian dalam kajian ergonomi.

Dari uraian tersebut maka selanjutnya kita dapat mendefinisikan ergonomi

sebagai berikut : "Ergonomi adalah ilmu seni, seni dan penerapan teknologi untuk

menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam

beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik

maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik".

Sedangkan yang dimaksud dengan kualitas hidup hidup manusia pekerja, sesuai

yang ditetapkan oleh organisasi perburuhan internasional (ILO), secara umum adalah

(58)

1. Work should respect the workers 'life and health

2. Work should leave the worker with free time for rest and leisure

3. Work should enable the worker to serve society and achieve self-fulfillment by

developing his personal capacities

Dengan demikian pencapaian kualitas hidup manusia secara optimal, baik di

tempat kerja, di lingkungan sosial maupun di lingkungan keluarga, menjadi tujuan

utama dari penerapan ergonomi.

3.1.2. Sejarah Ergonomi

Istilah "ergonomi" mulai dicetuskan pada tahun 1949, akan tetapi aktivitas yang

berkenaan dengannya telah bermunculan puluhan tahun sebelumnya. Beberapa

kejadian penting diilustrasikan sebagai berikut :

1. C.T. Thackrah, England, 1831.

Thackrah adalah seoarang dokter dari Inggris yang meneruskan pekerjaan dari

seorang Italia bernama Ramazzini, dalam serangkaian kegiatan yang

berhubungan dengan lingkungan kerja yang tidak nyaman yang dirasakan oleh

para operator di tempat kerjanya. la mengamati postur tubuh pada saat bekerja

sebagai bagian dari masalah kesehatan. Pada saat itu Thackrah mengamati

seorang penjahit yang bekerja dengan posisi dan dimensi kursi meja yang

kurang sesuai secara antropometri, serta pencahayaan yang tidak ergonomis

sehingga mengakibatkan membungkuknya badan dan iritasi indera penglihatan.

(59)

dengan temperatur tinggi, kurangnya ventilasi, jam kerja yang panjang, dan

gerakan kerja yang berulang-ulang (repetitive work).

2. F.W. Taylor, U.S.A., 1989.

Frederick W. Taylor adalah seorang insinyur Amerika yang menerapkan metode

ilmiah untuk menentukan cara yang terbaik dalam melakukan suatu pekerjaan.

Beberapa metodanya merupakan konsep ergonomi dan manajemen modern.

3. F.B. Gilberth, U.S.A., 1911

Gilberth juga mengamati dan mengoptimasi metode kerja, dalam hal ini lebih

mendetail dalam analisa gerakan dibandingkan dengan Taylor. Dalam bukunya

Motion Study yang diterbitkan pada tahun 1911 ia menunjukkan bagaimana

postur membungkuk dapat diatasi dengan mendesain suatu sistem meja yang

dapat diatur

4. Badan Penelitian untuk Kelelahan Industri (Industrial Fatique Research Board),

England, 1918.

Badan ini didirikanm sebagai penyelesaian masalah yang terjadi di pabrik

amunisi pada Perang Dunia Pertama. Mereka menunjukkan bagaimana output

setiap harinya meningkat dengan jam kerja per hari-nya yang menurun.

Disamping itu mereka juga mengamati waktu siklus optimum untuk sistem kerja

berulang (repetitive work system) dan menyarankan adanya variasi dan rotasi

pekerjaan.

5. E. Mayo dan teman-temannya, U.S.A., 1933

Elton Mayo seorang warga negara Australia, memulai beberapa studi di suatu

(60)

Tujuan studinya adalah untuk mengkuantifikasi pengaruh dari variabel fisik

seperti misalnya pencahayaan dan lamanya waktu istirahat terhadap faktor

efisiensi dari para operator kerja pada unit perakitan.

6. Perang Dunia Kedua, England dan U.S.A.

Masalah operational yang terjadi pada peralatan militer yang berkembang secara

cepat (seperti misalnya pesawat terbang) harus melibatkan sejumlah kelompok

interdisiplin ilmu secara bersama-sama sehingga mempercepat perkembangan

ergonomi pesawat terbang. Masalah yang ada pada saat itu adalah penempatan

dan identifikasi untuk pengendali pesawat terbang, efektivitas alat peraga

(display), handel pembuka, ketidaknyamanan karena terlalu panas atau terlalu

dingin, desain pakaian untuk suasana kerja yang terlalu panas atau terlalu dingin

dan pengaruhnya pada kinerja operator.

7. Pembentukan Kelompok Ergonomi

Pembentukan masyarakat peneliti ergonomi (The Ergonomics Research Society)

di England pada tahun 1949 melibatkan beberapa profesional yang telah banyak

berkecimpung dalam bidang ini. Hal ini menghasilkan jurnal (majalah ilmiah)

pertama dalam bidang ergonomi pada tahun 1957. Perkumpulan Ergonomi

Internasional (The International Ergonomics Association) terbentuk pada tahun

1957, dan The Human Factors Society di Amerika pada tahun yang sama.

Disamping itu patut diketahui pula bahwa Konperensi Ergonomi Australia yang

pertama diselenggarakan pada tahun 1964, dan hal ini mencetuskan

terbentuknya Masyarakat Ergonomi Australia dan New Zealand (The

(61)

3.1.3. Tujuan Ergonomi

Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah :

1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera

dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental,

mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.

2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial,

mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan

jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak

produktif.

3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis,

ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan

sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.

4. Memperbaiki perfomans kerja manusia seperti menambah kecepatan kerja,

accuracy, keselamatan kerja disamping untuk mengurangi energi kerja yang

berlebihan serta mengurangi datangnya kelelahan yang terlalu cepat.

5. Memperbaiki pendayagunaan sumber daya manusia serta meminimalkan

kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan manusia (human errors)

manusia adalah manusia bukan mesin.5

3.1.4. Penerapan Ergonomi

Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancang bangun

(desain) ataupun rancang ulang (redesain). Hal ini dapat meliputi perangakat keras

5

(62)

seperti perkakas kerja (tools), bangku kerja (benches), platform, pegangan alat kerja

(workholders), sistem pengendali (controls), jendela (windows), dan lain-lain. Masih

dalam kaitan dengan hal tersebut adalah bahasan mengenai rancang bangun lingkungan

kerja (working environment), karena jika sistem perangkat keras berubah maka akan

berubah pula lingkungan kerjanya.

Ergonomi dapat berperan pula sebagai desain pekerjaan pada suatu organisasi,

misalnya : penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal pergantian waktu kerja

(shift kerja), meningkatkan variasi pekerjaan, dan Iain-lain. Ergonomi dapat pula

berfungsi sebagai desain perangkat lunak karena dengan semakin banyaknya pekerjaan

yang berkaitan erat dengan komputer. Penyampaian informasi dalam suatu sistem

komputer harus pula diusahakan sekompatibel mungkin sesuai dengan kemampuan

pemrosesan informasi oleh manusia.

Disamping itu ergonomi juga memberikan peranan penting dalam meningkatkan

faktor keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya : desain suatu sistem kerja untuk

mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan

ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia, desain stasiun kerja untuk alat peraga

visual (visual display unit station). Hal itu adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan

visual dan poster kerja, desain suatu perkakas kerja (handtools) untuk mengurangi

kelelahan kerja, desain suatu peletakan instrumen dan sistem pengendalian agar didapat

optimasi dalam proses transfer informasi dengan dihasilkannya suatu respon yang cepat

dengan meminimumkan resiko kesalahan, serta supaya didapatkan optimasi, efisiensi

(63)

Penerapan ergonomi lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah untuk desain

dan evaluasi produk. Produk-produk ini haruslah dapat dengan mudah diterapkan

(dimengerti dan digunakan) pada sejumlah populasi masyarakat tertentu tanpa

mengakibatkan bahaya/resiko dalam penggunaannya.

3.1.5. Konsep Keseimbangan Dalam Ergonomi

Ergonomi merupakan suatu ilmu, seni dan teknologi yang berupaya untuk

menyerasikan alat, cara dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan

segala keterbatasan manusia, sehingga manusia dapat berkarya secara optimal tanpa

pengaruh buruk dari pekerjaannya.

Dari sudut pandang ergonomi, antara tuntutan tugas dengan kapasitas kerja

harus selalu dalam garis keseimbangan sehingga dicapai performansi kerja yang tinggi.

Dalam kata lain, tuntutan tugas pekerjaan tidak boleh terlalu rendah (underload)

dan juga tidak boleh terlalu berlebihan (overload). Karena keduanya, baik underload

maupun overload akan menyebabkan stress.

Kemampuan kerja seseorang sangat ditentukan oleh :

1. Personal Capacity (Karakteristik Pribadi) ; meliputi faktor usia, jenis kelamin,

antropometri, pendidikan, pengalaman, status sosial, agama dan kepercayaan,

status kesehatan, kesegaran tubuh, dsb.

2. Physiological Capacity (Kemampuan Fisiologis); meliputi kemampuan dan daya

tahan cardio-vaskuler, syaraf otot, panca indera, dsb.

3. Psycological Capacity (Kemampuan Prikologis); berhubungan dengan

(64)

4. Biomechanical Capacity (Kemampuan Bio-mekanik); berkaitan dengan

kemampuan dan daya tahan sendi dan persendian, tendon dan jalinan tulang.

Secara ringkas konsep keseimbangan antara kapasitas kerja dengan tuntutan

tugas tersebut dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 3.1.

(65)

Tuntutan tugas pekerjaan/aktivitas bergantung pada :

1. Task and Material Characteristics (Karakteristik Tugas dan Material);

ditentukan oleh karakteristik peralatan dan mesin, tipe, kecepatan dan irama

kerja, dan sebagainya.

2. Organization Characteristics; berhubungan dengan jam kerja dan jam istirahat,

kerja malam dan bergilir, cuti dan libur, manajemen, dan sebagainya.

3. Enviromental Characteristics; berkaitan dengan manusia teman setugas, suhu

dan kelembaban, bising dan getaran, penerangan, sosio-budaya, tabu, norma,

adat dan kebiasaan, bahan-bahan pencemar, dsb.

Performansi atau tampilan seseorang sangat bergantung kepada rasio dari

besarnya tuntutan tugas dengan besarnya kemampuan yang bersangkutan, sehingga

bila:

1. Bila rasio tuntutan tugas lebih besar daripada kemampuan seseorang atau

kapasitas kerjanya, maka akari terjadi penampilan akhir berupa :

ketidaknyamanan, "Overstress", kelelahan, kecelakaan, cedera, rasa sakit,

penyakit dan tidak produktif.

2. Sebaliknya, bila tuntutan tugas lebih rendah daripada kemampuan

sseseorang atau kapasitas kerjanya, maka akan terjadi penampilan akhir berupa:

"understress", kebosanan, kejemuan, kelesuan, sakit dan tidak produktif.

3. Agar penampilan menjadi optimal maka perlu adanya keseimbangan dinamis

antara tuntutan tugas dengan kemampuan yang dimiliki sehingga tercapai

(66)

3.1.6. Kapasitas Kerja

Untuk mencapai tujuan ergonomi seperti yang telah dikemukakan, maka perlu

keserasian antara pekerja dan pekerjaannya, sehingga manusia pekerja dapat bekerja

sesuai dengan kemampuan, kebolehan dan keterbatasannya.

Secara umum kemampuan, kebolehan dan keterbatasan manusia ditentukan oleh

berbagai faktor yaitu : umur, jenis kelamin, ras, antropometri, status kesehatan, gizi,

kesegaran jasmani, pendidikan, keterampilan, budaya, tingkah laku, kebiasaan, dan

kemampuan beradaptasi (Manuaba, 1998).

1. Umur

Umur seseorang berbanding langsung dengan kapasitas fisik sampai batas

tertentu dan mencapai puncaknya pada umur 25 tahun. Pada umur 50-60 tahun kekuatan

otot menurun sebesar 25%, kemampuan sensoris-motoris menurun sebanyak 60%.

Selanjutnya kemampuan kerja fisik seseorang yang berumur > 60 tahun tinggal

mencapai 50% dari orang yang berumur 25 tahun. Bertambahnya umur akan diikuti

oleh penurunan; VO2 max, tajam penglihatan, pendengaran, kecepatan membedakan

sesuatu, membuat keputusan dan kemampuan mengingat jangka pendek. Dengan

demikian pengaruh umur harus selalu dijadikan pertimbangan dalam memberikan

pekerjaan pada seseorang (Astrand & Rodahl, 1977, Gradjean, 1993, Genaidy 1996 dan

Konz, 1996).

2. Jenis Kelamin

Secara umum wanita hanya mempunyai kekuatan fisik 2/3 dari

kemampuan fisik atau kekuatan otot laki-laki, tetapi dalam hal tertentu wanita lebih

(67)

15-30% lebih rendah dari laki-laki. Kondisi tersebut menyebabkan lemak tubuh wanita

lebih tinggi dan kabar Hb darah lebih rendah daripada laki-laki. Waters & Bhattacharya

(1996) menjelaskan bahwa wanita mempunyai maksimum tenaga Delativ sebesar 2,4

L/menit, sedangkan pada laki-laki sedikit lebih tinggi yaitu 3,0 L/menit. Disamping itu,

menurut Priatna (1990) bahwa seorang wanita lebih tahan terhadap suhu dingin

daripada suhu panas. Hal tersebut disebabkan karena tubuh seorang wanita mempunyai

jaringan dengan daya konduksi yang lebih tinggi terhadap panas bila dibandingkan

dengan laki-laki. Akibatnya pekerja wanita akan memberikan lebih banyak reaksi

perifer bila bekerja pada cuaca panas. Dari uraian tersebut jelas bahwa, untuk

mendapatkan daya kerja yang tinggi, maka harus diupayakan pembagian tugas antara

pria/wanita sesuai dengan kemampuan, kebolehan dan keterbatasan masing-masing.

3. Antropometri

Data antropometri sangat penting dalam menentukan alat dan cara

mengoperasikannya. Kesesuaian hubungan antara antropometri pekerja dengan alat

yang digunakan sangat berpengaruh pada sikap kerja, tingkat kelelahan, kemampuan

kerja dan produktivitas kerja. Antropometri juga menentukan dalam seleksi penerimaan

tenaga kerja, misalnya orang gemuk tidak cocok untuk pekerjaan di tempat suhu tinggi,

pekerjaan yang memerlukan kelincahan, dll. Menurut Pulat (1992), data antropometri

dapat digunakan untuk mendesain pakaian, tempat kerja, lingkungan kerja, mesin, alat

dan sarana kerja serta produk-produk untuk konsumen.

4. Status Kesehatan dan Nutrisi

Status kesehatan dan nutrisi atau keadaan gizi berhubungan erat satu sama

Gambar

Gambar 2.1.  Gambir Powder
Gambar 2.2.  Pohon gambir
Gambar 2.3. Daun gambir dijemput dari lahan masyarakat
Gambar 2.5. Proses Cutting
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil proses perancangan Prototype Alat pengukur jarak dan pengukur sudut kemiringan menggunakan sensor ultrasonic dan Accelerometer berbasis arduino nano yang

Oleh karena itu, dengan adanya Buku Standar Profesi Ilmu Penyakit Dalam ini dapat membantu sejawat dalam menyumbangkan kompetensi pelayanan kesehatan kepada masyarakat

Belakangan ini banyak siswa SD, SLTP, maupun SLTA terlibat dalam berbagai kasus. Tidak mengikuti pelajaran pada saat jam sekolah merupakan sikap indisipliner menjadi hal

Temuan dilapangan dalam penelitian ini kejadian kecacatan pada penderita kusta baru datang berobat saat telah mengalami cacat 1 atau tingkat cacat 2 dengan

Gambar 1 Peta Lokasi Penanaman Buah Merah di Distrik Kembu 10 Gambar 2 Dokumentasi Penanaman Buah Merah di Distrik Kembu 11 Gambar 3 Peta Lokasi Penanaman Buah Merah di

Dari babak penyisihan ini akan diambil 10 tim dengan skor tertinggi untuk mengikuti babak Final yang akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 November 2016.. Babak Final

Penularan penyakit dengan karakteristik individu yang sudah sembuh dari penyakit dan tidak dapat terinfeksi virus kembali dinyatakan dalam model epidemi

Lebih lanjut jenis-jenis belajar yang menyangkut masalah belajar (Djamarah, 2011) sebagai berikut adalah: 1) Belajar Arti Kata-Kata, artinya adalah siswa mulai