commit to user
i
KAJIAN KETAHANAN KEJUT (
IMPACT) BETON KERTAS
PADA VARIASI CAMPURAN
Impact Strength Test of Papercrete at A Variety of Mixtures
SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh :
MUHAMMAD IMRON
I 1105021
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
Karunia, Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul
“Kajian Ketahanan Kejut (impact) Beton Kertas pada Variasi Campuran” dapat
diselesaikan.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh untuk
meraih gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Melalui penyusunan skripsi ini diharapkan
mahasiswa mampu mempunyai daya analisa yang tajam serta dapat memperdalam
ilmu yang diperoleh selama masa kuliah.
Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
sehingga dalam kesempatan ini secara khusus ingin disampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Endah Safitri, ST, MT selaku Dosen Pembimbing Akademik
2. Achmad Basuki, ST, MT selaku Dosen Pembimbing I, yang telah banyak
membantu untuk memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini
3. Stefanus Adi Kristiawan, ST, MSc, PhD selaku Dosen Pembimbing II
4. Tim Penguji Pendadaran pada jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
5. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Teknik Sipil khususnya 2005, atas
dukungan dan kerjasama selama menempuh studi hingga penyusunan skripsi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangatlah
diharapkan. Akhir kata semoga skripsi ini berguna bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
Surakarta, 30 November 2010
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Jaringan fibers kering dan jaringan selulosa... 11
Gambar 2.2. Gugusan rantai selulosa ... 11
Gambar 2.3. Alat uji skema uji impact charpy... 14
Gambar 2.4. Skema sudut kerja uji impact charpy... 15
Gambar 2.5. Skema sudut β1 dan β2... 16
Gambar 2.6. Alat uji impactdrop weight... 18
Gambar 2.7. Sketsa perambatan retak pada specimen uji impactdrop weight.... 20
Gambar 2.8. Sketsa pengukuran kedalaman kawah ... 21
Gambar 2.9. Sketsa pengukuran diameter pada spesimen uji impak drop weight... 21
Gambar 3.1. Benda uji silinder untuk pengujian impact drop weight... 23
Gambar 3.2. Benda uji balok untuk pengujian impact charpy... 24
Gambar 3.3. Alat uji impact charpy dan impact drop weight... 25
Gambar 3.4. Bor listrik dan bubur kertas ... 26
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN... v
ABSTRAK... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR... xi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang ...1
1.2. Rumusan Masalah ...3
1.3. Batasan Masalah...3
1.4. Tujuan Penelitian...3
1.5. Manfaaat Penelitian...3
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka ...4
2.2. Landasan Teori ...6
2.2.1. Mortar...6
2.2.2. Beton Kertas (papercrete)...8
2.2.3. Material Penyusun Beton Kertas...9
2.2.4. Pembuatan Beton Kertas ...13
2.2.5. Ketahanan Kejut (impact) ...14
2.2.5.1. Ketahanan Kejut Benda Uji Balok (impact charpy) ...14
2.2.5.2. Ketahanan Kejut Benda Uji Balok (impact drop weight) ...18
commit to user
ix
2.2.6.1. Pengukuran Perambatan Retak...19
2.2.6.2. Pengukuran Kedalaman Kawah ...20
2.2.6.3. Pengukuran Luas Kawah...21
2.2.6.4. Energi Potensial...22
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Uraian Umum ...23
3.2. Benda Uji...23
3.3. Bahan...25
3.4. Peralatan Penelitian ...25
3.5. Metode Pembuatan Bubur Kertas ...26
3.6. Pembuatan Benda Uji...27
3.7. Perawatan (curing) ...27
3.8. Pengujian Ketahanan Kejut (impact) ...28
3.8.1. Pengujian Benda Uji Balok (impact charpy) ...28
3.8.2. Pengujian Benda Uji Silinder (impact drop weight) ...28
3.9. Pengumpulan Data ...30
3.10. Tahap dan Prosedur Penelitian...31
BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Data ...33
4.2. Analisa Data Variasi Kepadatan ...33
4.3. Ketahanan Impak...38
4.4. Moda Kerusakan ...41
4.5. Pembahasan...43
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan...45
5.2. Saran...46
DAFTAR PUSTAKA ...47
commit to user
commit to user
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Benda uji silinder untuk pengujian impact drop weight... 24
Tabel 3.1. Benda uji balok untuk pengujian impact charpy... 24
Tabel 4.1. Hasil pengukuran berat beton kertas balok... 33
Tabel 4.2. Hasil pengukuran dimensi beton kertas balok ... 34
Tabel 4.3. Hasil pengukuran kepadatan beton kertas balok ... 35
Tabel 4.4. Hasil pengukuran berat beton kertas silider ... 36
Tabel 4.5. Hasil pengukuran dimensi beton kertas silinder ... 36
Tabel 4.6. Hasil pengukuran kepadatan beton kertas silinder ... 36
Tabel 4.7 Hasil pengujian impact charpy pada beton kertas balok... 37
Tabel 4.8. Nilai rerata pengujian impact charpy ... 38
Tabel 4.9. Prosentase kerusakan akibat impact drop weight... 39
commit to user
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Hasil Uji Bahan
Lampiran B : Rencana Campuran Beton Kertas (Mix Design)
Lampiran C : Hasil Pengukuran Data
Lampiran D : Hasil Pengujian
commit to user
vi
ABSTRAK
Muhammad Imron, 2010. KAJIAN KETAHANAN KEJUT (IMPACT) BETON KERTAS PADA VARIASI CAMPURAN. Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Papercrete adalah suatu material bangunan yang dibuat dengan kertas didaur ulang, pasir dan Portland semen. Kertas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kertas koran yang kemudian diolah menjadi bubur kertas dengan tujuan untuk mempermudah pengadukan campuran. Pemakaian kertas ini sebagai salah satu alternative beton ringan ramah lingkungan. Penelitian ini akan menunjukkan seberapa kuat beton pada variasi campuran dalam pengujian kejut(impact). Ketahanan kejut yang diperoleh diharapkan dapat menunjukkan sifat-sifat khusus dari beton kertas.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Pada penelitian ini digunakan beberapa variasi campuran yaitu dengan variasi perbandingan berat semen, kertas, pasir (SKP) 111, SKP 121, SKP 131, SKP 112, SKP 122 dan SKP 132 pada benda uji balok dengan ukuran (7x1x1) cm sebanyak enam benda uji untuk setiap variasi. Serta benda uji dengan perbandingan campuran SKP 122 pada benda uji silinder dengan ukuran diameter 15 dan tinggi 30 cm, sebanyak tiga benda uji. Pengujian impak dilakukan saat umur beton
kertas 28 hari dengan menggunakan impact charpy untuk benda uji balok dan
impact drop weight untuk benda uji silinder. Data yang diperoleh dari uji impact charpy adalah energi serap beton kertas tersebut, dari data tersebut dapat diketahui energi serap maksimum pada masing-masing campuran. Dan data yang diperoleh
dari uji impact drop weight adalah dapat diketahui energi sesaat beban hantam
dilepaskan serta dapat diketahui tingkat kerusakan setelah beban hantam dilepaskan.
Nilai ketahanan kejut pada variasi campuran sebesar berturut-turut adalah benda
uji dengan campuran SKP 111 = 19,54 joule/ , SKP 121 = 26,912
joule/ , SKP 131 = 25,595 joule/ , SKP 112 = 18,31
joule/ , SKP 122 = 18,34 joule/ , dan SKP 132 = 22,517
joule/ . Campuran kertas pada beton kertas sangat berpengaruh terhadap
besar nilai impak pada beton kertas balok. Hal ini dikarenakan kertas memberikan
pengaruh lentur terhadap beton. Hasil impak drop weight yang dilakukan pada
proporsi campuran SKP 1:2:2 (Semen, Koran, Pasir) berturut-turut memiliki nilai kerusakan SKP 122.1 = 2,22 %, SKP 122.2 = 2,89 %, SKP 122.3 = 2,489 %,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kerusakan impact drop weight sangat
kecil.
commit to user
vii ABSTRACT
Andri Rahmadhon, 2009. SRINKAGE OF PAPERCRETE ON VARIOUS MIXTURE. Thesis, Civil Engineering department, Faculty of Engineering, Sebalas Maret University of Surakarta.
Papercrete is a material made of paper a mixed with portland cement. The paper used in this study is newsprint waste which was processed to a pulp in order to facilitate the stirring mixture. Papercrete used as one of alternative materials such as wall partitions, blocks, panels, stucco and other environmentally friendly. To add to its performance in the manufacture of papercrete can be added aggregates such as sand, kaolin and other materials to obtain papercrete with the desired characteristics. Things that prevent today is the lack of knowledge about the properties of papercrete because papercrete is less developed, especially in Indonesia. This study will show shrinkage behavior of papercrete. Shrinkage value which can be obtained is expected to show how much the shrinkage value of papercrete.
The method used in this study is the experimental laboratory. In this study used some variation with a variation of the mixture weight ratio of cement, paper, sand (SKP) 111, SKP 121, SKP 131, SKP 112, 122 and SKP SKP 132. These observations will yield shrinkage data of papercrete and then analyzed so as to know how much shrinkage of papercrete in each variation and then compared with the shrinkage of occurred in the normal concrete and mix that produces the smallest decrease the value.
Data analysis shows that with the addition proportion of paper will increase the lost value. Conversely, with the addition proportion of sand will reduce the shrinkage values of papercrete. Papercrete SKP 112 has the lowest shrinkage value of 4843.06 microstrain. From the analysis also note that the shrinkage pattern of papercrete is different from the normal concrete. This is because the large water content in papercrete and hardening process is slower than normal concrete.
commit to user
vi
ABSTRACT
Muhammad Imron, 2010.IMPACT STRENGTH TEST OF PAPERCRETE AT A VARIETY OF MIXTURES. Thesis, Civil Engineering of Engineering Faculty of Surakarta Sebelas Maret University.
Papercrete is one of construction material made of recycled paper, sand and Portland cement. Paper employed in this research was the used newspaper that was then processed into pulp aiming to facilitate the dough mixing. The use of this paper is one of alternative in producity environment-friendly light concretes. This research will show the extent to which the varians concrete mixtures will withstand the impact test. The impact endurance obtained is expected to show the typical characteristics of paper concrete.
The method employed in this research was laboratory experiment. In this research, many mix variations were used with the cement-paper-sand weight ratio (SKP) of 111, SKP 121, SKP 131, SKP 112, SKP 122, and SKP 132.The samples were prisms with dimension of 7x1x1 cm and for each mix, six samples were prepared. The impact testing was done at date the age of 28 days using impact charpy in additional three cylinder samples of 15 cm in diameter and 30 cm height were also prepared for SKP 122 mix. Three cylinders were tested for impact using drop weight method. The data obtained from impact charpy is the paper concrete’s absorption energy, from such data, it can be calculated the maximum absorption energy in each mix. From the data obtained from impact drop weight, it can be determine the energy when the indentor hit the cylinder and the damaged it caused on cylinder.
The impact endurance obtained are as follow SKP 111 is 19.54 10-3 joule/mm2,
SKP 121 is 26.912 10-3 joule/mm2, SKP 131 is 25.595 10-3 joule/mm2, SKP 112 is
18.31 10-3 joule/mm2, SKP 122 is 18.34 10-3 joule/mm2, and SKP 132 is 22.517
10-3 joule/mm2. The paper concrete in the papercrete significantly affects the
value of impact. It is because the paper gives elastic effect on the concrete. The result of drop weight impact conducted in the mix proportion SKP (Cement, Paper, Sand) 1: 2:2 has the damage value of SKP 122.1 = 2.22%, SKP 122.2 = 2.89%, SKP 122.3 = 2.489%, so that it can be concluded that the impact drop weight damage level is very small.
commit to user
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Penggunaan beton ringan pada proyek konstruksi teknik sipil memiliki beberapa
keunggulan diantaranya adalah beratnya yang lebih ringan dibanding dengan
material lain. Sebagai contoh penggunaan beton ringan pada dinding partisi akan
mengurangi beban konstruksi bila dibandingkan dengan menggunakan dinding
bata. Salah satu jenis beton ringan yang dipakai adalah beton ringan dengan bahan
pencampur kertas yang biasa disebut beton kertas (papercrete).
Beton kertas biasa digunakan sebagai komponen non-struktural seperti pengganti
bata pada dinding, bahan lantai dan bermacam ornamen lainnya. Selain beratnya
yang ringan, beton kertas juga memiliki kekuatan yang bagus. Beton kertas dapat
diproduksi sendiri, dicetak atau dicor sesuai dengan bentuk dan kekuatan yang
diinginkan. Di sisi lain penggunaan beton kertas perlu mempertimbangkan aspek
ekonomis, keselamatan penggunanya dan ramah lingkungan. Maka dari itu
penelitian ini dilakukan untuk menemukan kelebihan dan kekurangan beton kertas
sesuai dengan kenyataan dalam uji coba yang akan dilakukan.
Bila dilihat dari sisi ramah lingkungan beton kertas jelas sangat cocok dalam
upaya penyelamatan lingkungan karena memanfaatkan barang bekas yang terbuat
dari hasil eksploitasi alam (kertas terbuat dari serat kayu). Pertimbangan lain
dalam penggunaan beton kertas adalah mengenai keuntungan beton kertas yang
dinilai lebih murah dan ramah lingkungan. Beton kertas terbuat hampir 50% dari
kertas bekas dan sisanya adalah campuran semen, pasir dan air. Hal ini yang
menyebabkan beton kertas menjadi lebih murah, sebab mampu menghemat
pembelian semen pasir hampir 50% nya. Beton kertas juga memiliki banyak
variasi, selain campuran kertas bisa ditambah campuran lain, seperti beberapa
commit to user
Kualitas dari suatu beton tergantung pada beberapa faktor antara lain adalah kuat
tekan beton. Kuat tekan merupakan salah satu parameter penting yang digunakan
sebagai acuan untuk mengetahui kualitas dari beton yang digunakan. Kuat tekan
beton yang semakin tinggi maka kualitas beton juga akan semakin baik. Kuat
tekan merupakan parameter penting dari suatu beton yang akan mempengaruhi
parameter-parameter yang lain misalnya kuat geser, kuat lentur dan kuat tarik
beton. Selain itu juga akan berpengaruh dengan nilai modulus elastisitas.
Di lihat dari ketersedianya unsur-unsur yang terkandung didalamnya maka secara
teknis dan ekonomis, penggunaan kertas sebagai campuran pembuatan beton
dapat digunakan sebagai efisiensi penggunaan semen. Pengujian-pengujian yang
akan dilakukan difokuskan pada pengaruh penggunaan campuran semen, pasir,
dan bubur kertas yang dalam prosentase tertentu diharapkan dapat meningkatkan
kualitas beton. Pengujian-pengujian tersebut dilakukan untuk mengetahui
prosentase optimum penggunaan kertas dalam kontribusinya pada beton secara
maksimum ditinjau dari kekuatanya untuk menahan beban kejut (impact). Dari
penelitian ini diharapkan diperoleh struktur beton dengan sifat struktural yang
setara atau lebih baik dibanding dengan beton yang tidak menggunakan pengganti
sebagian semen atau beton normal.
Penelitian ini bertujuan mengetahui perilaku kinerja beton kertas yang terbuat dari
bubur kertas ditinjau dari ketahanan kejut (impact) dari beton kertas. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberi petunjuk untuk mengembangkan material
commit to user
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat
diambil rumusan masalah yaitu ketahanan kejut (impact) beton kertas pada variasi
campuran.
1.3.
Batasan Masalah
Dalam penelitian ini untuk mempermudah pembahasan diberikan batasan-batasan
sebagai berikut :
a. Jenis kertas yang dipakai adalah kertas koran .
b. Peninjauan hanya pada kinerja ketahanan kejut dalam keadaan keras.
c. Nilai FAS (Faktor Air Semen) = 1, karena kertas merupakan material yang
banyak menyerap air.
d. Semen yang digunakan adalah semen Portland jenis I.
e. Penggunaan bubur kertas pada campuran beton yaitu dengan melakukan
variasi campuran berat bubur kertas.
1.4.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
penambahan proporsi kertas dalam campuran terhadap nilai impak beton tersebut.
1.5.
Manfaat Penelitian
Manfaat nyata yang diharapkan dari percobaan ini adalah :
Manfaat teoritis :
1. Memberikan informasi mengenai ketahanan impak beton kertas.
2. Dapat diterapkan dalam industri komposit beton kertas.
commit to user
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1.
Tinjauan Pustaka
Beton kertas (papercrete) adalah suatu material bangunan yang dibuat dengan
karton/kertas didaur ulang, pasir, dan portland semen. Metode ini telah
dikembangkan di Inggris, setidaknya setiap tahunya telah memenfaatkan kertas
bekas untuk membangun dinding setinggi 14 meter mengelilingi negara ini.
Survey membuktikan bahwa 45% kertas bekas telah didaur ulang dengan baik,
tetapi sisanya sekitar 55% dari 48 juta ton kertas setiap tahunya hanya berakhir di
pembuangan sampah. Bila dilihat dari awalnya,setidaknya dibutuhkan 15 batang
pohon untuk satu ton kertas. Itu berarti 720 juta pohon hanya digunakan sekali
kemudian berakhir di tempat sampah. Sehingga dibutuhkan pengolahan kembali
limbah tersebut untuk menjadi sesuatu yang lebih berguna. Dimana beton kertas
sendiri merupakan bahan yang ramah lingkungan dan mendukung upaya
pembangunan konstruksi yang ramah lingkungan. (Living in paper.com,2009)
Pembuatan bubur kertas dilakukan dengan merendam potongan kertas koran
kemudian dihaluskan, adapun pembuatan bubur kertas dapat dilakukan dengan
berbagai cara tergantung kebutuhan. Ada beberapa macam beton kertas, antara
lain adalah beton berserat atau fibercrete, fibercement, padobe dan fidobe..
Metode umum yang dilakukan disebut beton kertas, bila dilihat dari namanya
merupakan campuran dari semen dan acian beton. Campuran ini mengandung
sekitar 50-80% penggunaan kertas bekas dalam setiap campuranya. Kertas yang
dipakai bervariasi seperti kartu nama, kertas majalah glossy, brosur iklan, kertas
surat, koran, dan sebagainya. Walau begitu, beberapa jenis kertas seperti koran
dan HVS lebih gampang dan lebih baik pengolahanya, sedangkan kertas-kertas
yang sulit menyerap air seperti majalah lebih sulit untuk dibuat bubur kertasnya.
commit to user
5
diperhatikan material pengikut yang tidak diinginkan seperti kertas yang masih
terlihat, selotip pada majalah dan sebagainya. (www.papercrete.com, 2007)
Sifat yang penting dari suatu agregat (batu-batuan, kerikil, pasir dan lain-lain)
adalah kekuatan hancur dan ketahanan terhadap benturan yang dapat
mempengaruhi ikatanya dengan pasta semen, porositasnya dan karakteristik
penyerapan air yang mempengaruhi daya tahan terhadap proses pembekuan waktu
musim dingin dan agresi kimia, serta ketahanan terhadap penyusutan. (Murdok
dan Brook, 1996) .
Beton serat (fiber concrete) ialah bagan komposit yang terdiri dari beton biasa
dan bahan lainya yang berupa serat. Serat pada umumnya berupa batang-batang
dengan diameter antara 5 mm sampai 55 mm, dan panjang sekitar 25 mm sampai
100 mm. Bahan serat dapat berupa : serat asbestos, serat tumbuh-tumbuhan (rami,
bambu, ijuk), serat plastik (polypropylene), atau potongan kawat baja.
(Tjokrodimuljo, 1996).
Ketahanan kejut didefinisikan sebagai energi total yang diperlukan untuk
membuat benda uji retak dan patah menjadi beberapa bagian, yang diketahui dari
jumlah pukulan suatu massa yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu. (Portland
Cement Association).
Beban kejut (impact) termasuk dalam beban dinamik, dimana beban diterapkan
dan dihilangkan secara tiba-tiba. Pengertian beban kejut itu sendiri adalah beban
yang dihasilkan apabila dua buah benda bertumbukan, atau apabila suatu benda
jatuh dan mengenai suatu struktur. (Gere dan Timoshenko, 2000) .
Ada hubungan yang tidak unik antara kekuatan impact dan kekuatan tekan.
Sebagai pernyataan pendukung kekuatan impact ditaksir biasanya sebagai
kemampuan dari spesi beton untuk menahan pukulan berulang dan dalam
menyerap energi. Kekuatan impact dan energi total yang diserap oleh beton
commit to user
6
2.2.
Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Mortar
Mortar (sering disebut juga mortel atau spesi) adalah campuran yang terdiri dari
pasir, bahan perekat serta air, dan diaduk sampai homogen. Pasir sebagai bahan
bangunan dasar harus direkatkan dengan bahan perekat. Bahan perekat yang
digunakan dapat bermacam-macam, yaitu dapat berupa tanah liat, kapur, semen
merah (bata merah yang dihaluskan), maupun semen potland. Dalam penelitian
kali ini digunakan bubur kertas sebagai bahan tambahan, sehingga menghasilkan
mortar yang beratnya ringan yang biasa disebut beton kertas (papercrete).
Mortar dibagi berdasarkan jenis bahan ikatnya menjadi empat jenis, yaitu mortar
lempung/lumpur, mortar kapur, mortar semen dan mortar khusus.
a. Mortar lumpur
Mortar lumpur diperoleh dari campuran pasir, lumpur/tanah liat dengan air.
Pasir, tanah liat dan air tersebut dicampur sampai rata dan mempunyai
kelecakan yang cukup baik. Jumlah pasir harus diberikan secara tepat untuk
memperoleh adukan yang baik. Terlalu sedikit pasir menghasilkan mortar
yang retak-retak setelah mengeras sebagai akibat besarnya susutan
pengeringan. Terlalu banyak pasir menyebabkan adukan kurang dapat melekat
dengan baik. Mortar jenis ini digunakan sebagai bahan tembok atau tungku
api di pedesaan.
b. Mortar kapur
Mortar kapur dibuat dari campuran pasir, kapur, semen merah dan air. Kapur
dan pasir mula-mula dicampur dalam keadaan kering kemudian ditambahkan
air. Air diberikan secukupnya untuk memperoleh adukan dengan kelecakan
yang baik. Selama proses pelekatan kapur mengalami susutan sehingga jumlah
pasir yang umum digunakan adalah tiga kali volume kapur. Kapur yang dapat
commit to user
7
c. Mortar semen
Mortar semen merupakan campuran semen, pasir dan air pada proporsi yang
sesuai. Perbandingan volume semen dan pasir bekisar pada 1 : 2 sampai
dengan 1 : 6 atau lebih tergantung penggunaannya. Mortar semen lebih kuat
dari jenis mortar lain, sehingga mortar semen sering digunakan untuk tembok,
pilar, kolom atau bagian-bagian lain yang menahan beban. Karena mortar ini
rapat air, maka juga sering digunakan untuk bagian luar dan yang berada di
bawah tanah. Dalam adukan beton atau mortar, air dan semen membentuk
pasta yang disebut pasta semen. Pasta semen ini selain mengisi pori-pori
diantara butir-butir agregat halus, juga bersifat sebagai perekat atau pengikat
dalam proses pengerasan, sehingga butiran-butiran agregat saling terikat
dengan kuat dan terbentuklah suatu massa yang kompak atau padat .
d. Mortar khusus
Mortar khusus dibuat dengan menambahkan bahan khusus pada mortar kapur
dan mortar semen dengan tujuan tertentu. Mortar ringan diperoleh dengan
menambahkan asbestos fibres, jutes fibres (serat alami), butir – butir kayu,
serbuk gergaji kayu, serbuk kaca dan lain sebagainya. Mortar khusus
digunakan dengan tujuan dan maksud tertentu, contohnya mortar tahan api
diperoleh dengan penambahan serbuk bata merah dengan aluminous cement,
dengan perbandingan satu aluminous cement dan dua serbuk batu api. Mortar
ini biasanya di pakai untuk tungku api dan sebagainya.
Menurut Tjokrodimuljo (1996:126) mortar yang baik harus mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut :
a. Murah.
commit to user
8
c. Mudah dikerjakan (diaduk, diangkat, dipasang dan diratakan).
d. Melekat dengan baik dengan bata, batu dan sebagainya.
e. Cepat kering dan mengeras.
f. Tahan terhadap rembesan air.
g. Tidak timbul retak-retak setelah dipasang.
Pemakaian mortar pada kondisi bangunan tertentu disyaratkan untuk memenuhi
mutu adukan yang tertentu pula. Sebagai contoh untuk bangunan gedung
bertingkat banyak diisyaratkan menggunakan mortar yang kuat tekan
minimumnya 3,0 Mpa.
2.2.2. Beton Kertas (papercrete)
Beton kertas (papercrete) memiliki keistimewaan, selain ringan material ini dapat
diproduksi sendiri tanpa perlu membeli di pabriknya. Bahkan material ini dapat
dicetak atau dicor hingga disesuaikan kekuatanya sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan. Di sisi lain kini terjadi pertentangan tentang penggunaan beton kertas
sebagai material bangunan. Pihak yang menggunakanya memiliki alasan bahwa
beton kertas salah satu material yang sangat ramah lingkungan, sedangkan pihak
yang lain mempertanyakan keselamatan bangunanya. Maka dari itu penelitian ini
dilakukan untuk menemukan kelebihan dan kekurangan beton kertas sesuai
commit to user
9
2.2.3. Material Penyusun Beton Kertas
2.2.3.1. Semen Portland
Semen portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan
klinker yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis
dengan gips sebagai bahan tambahan. Fungsi semen adalah untuk merekatkan
butir-butir agregat agar terjadi suatu massa yang padat dan juga untuk mengisi
rongga-rongga antar butir agregat.
2.2.3.2. Agregat Halus
Agregat halus adalah agregat yang berbutir kecil (lebih kecil dari 4,8 mm).
Dalam pemilihan agregat halus harus benar-benar memenuhi persyaratan yang
telah ditentukan. Karena sangat menentukan dalam hal kemudahan pengerjaan
(workability), kekuatan (strength), dan tingkat keawetan (durability) dari beton yang dihasilkan. Pasir sebagai bahan pembentuk mortar bersama semen dan air,
berfungsi mengikat agregat kasar menjadi satu kesatuan yang kuat dan padat.
2.2.3.3. Air
Air merupakan bahan dasar pembuat dan perawatan beton, penting namun
harganya paling murah. Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen, serta untuk
menjadi bahan pelumas antara butir-butir agregat agar mudah dikerjakan dan
dipadatkan. Air yang memenuhi syarat sebagai air minum, memenuhi syarat pula
untuk bahan campuran beton. Tetapi tidak berarti air harus memenuhi persyaratan
air minum. Jika diperoleh air dengan standar air minum, maka dapat dilakukan
commit to user
10
berbau, dan cukup jernih. Dalam pemakaian air untuk beton sebaiknya air
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Tidak mengandung lumpur (benda melayang lainnya) lebih dari 2 gram/liter.
b. Tidak mengandung garam-garam yang merusak beton (asam, zat organik, dll)
lebih dari 15 gram/liter.
c. Tidak mengandung klorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter.
d. Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.
Kekuatan beton dan daya tahannya berkurang jika air mengandung kotoran.
Pengaruh pada beton diantaranya pada lamanya waktu ikatan awal serta kekuatan
beton setelah mengeras. Adanya lumpur dalam air diatas 2 gram/liter dapat
mengurangi kekuatan beton. Air dapat memperlambat ikatan awal beton sehingga
beton belum mempunyai kekuatan dalam umur 2-3 hari. Sodium karbonat dan
potasium dapat menyebabkan ikatan awal sangat cepat dan konsentrasi yang besar akan mengurangi kekuatan beton.
Air yang dibutuhkan agar terjadi proses hidrasi kira-kira 25% dari berat semen .
Penggunaan air yang terlalu banyak dapat mengakibatkan berkurangnya kekuatan
beton. Disamping digunakan sebagai bahan campuran beton, air digunakan pula
untuk merawat beton dengan cara pembasahan setelah dicor dan untuk membasahi
commit to user
11
2.2.3.4. Kertas
Kertas bila dilihat dari material pembentuknya merupakan bagian dari rangkaian
serat Cellulose kayu, yang juga merupakan material berserat. Cellulose adalah
bahan material terbanyak ke dua di dunia ini, setelah batu. Bahan ini menjadi
pembentuk utama dinding kayu tanaman hijau yang juga dapat menjadi bahan
kain hingga kertas.
(a)
(b)
Gambar 2.1 (a) jaringan fibers kering, mereka terjalin satu sama lain dan melekat
kuat satu sama lain dan melekat kuat dengan ikatan hydrogen (b) Jaringan
selulosa atau cellulose fibers dan serat yang lebih kecil disebut fibrils.
Gambar 2.2 Gugusan rantai selulosa
commit to user
12
Cellulose atau dalam Bahasa Indonesia disebut selulosa, merupakan polimer alam memiliki gugusan rantai yang terhubung dengan molekul gula yang terbentuk dari
molekul-molekul yang lebih kecil
Gugusan rantai ini mengandung banyak hidrogen yang mengikat molekul OH,
dengan sifat ikatan yang kaku, mengkristal, stabil dan sangat kuat. Inilah yang
menjadikan hidrogen sebagai dasar dari kekuatan beton kertas.
Berdasarkan rumusan ikatan kimia dasar pada material beton kertas, maka dapat
ditambah bahan-bahan lain untuk mempekuat dan memperkaya variasinya.
Pelapisan dengan semen akan memperkuat jaringanya. Sedangkan penggunaan
Kaolinite, akan membuat material lebih halus dan menimbulkan efek semi glossy. Bahan ini juga diuji dengan dipendam dalam tanah, dan hasilnya bahwa material
ini tahan terhadap bakteri dan tetap utuh.
Perlakuan dan campuran apapun yang digunakan, yang perlu diperhatikan adalah
bagaimana beton kertas ini menjebak udara di dalamnya. Ketika air sudah
menguap dengan sempurna, maka akan terbentuk ribuan rongga-rongga kecil
berisi udara. Inilah yang menyebabkan beton kertas sangat ringan dan sebagai
insulator terbaik. Penambahan pasir dan material lain, hanya berakibat menjadi
lebih berat walaupun tetap memiliki efek insulator yang baik, sehingga material
tambahan yang digunakan bisa disesuaikan dengan kebutuhanya.
Beton kertas yang hanya berupa campuran semen, mengandung R-Value / nilai R
(2 – 3 per inch ), sebagai peredam bunyi yang sangat baik, lebih tahan terhadap
api maupun jamur, dan anti terhadap serangga ataupun hewan pengerat. Selain itu,
commit to user
13
biasa, maka material beton kertas sangat cocok sebagai bahan tahan gempa. Beton
kertas bisa digunakan untuk beberapa bentuk seperti blok, panel, plesteran, acian
dengan pemakaian dipompa, disemprot dan dilemparkan, dibuat seperti balok
igloo, kubah, atau sebagai beton bertulang.
Penambahan lebih banyak pasir, atau kaca akan menghasilkan material campuran
yang lebih tebal, lebih kuat lebih tahan api, tetapi menjadi lebih berat dan
berkurang R-Valuenya. Sedangkan material campuran yang hanya menggunakan
semen, akan menjadi lebih ringan dan mudah dipotong dengan gergaji.
Penambahan semen akan semakin menambah kekuatan dan lebih tahan keropos,
tetapi juga mengurangi fleksibilitas, menambah berat, dan juga dapat menurunkan
R-Value. Jadi untuk mendapatkan hasil terbaik adalah dengan pencampuran yang
sesuai kebutuhan, seperti pembuatan dinding yang bisa lebih ringan dengan
plesteranya, atau penambahan panel atap dengan campuran yang berbeda dari
panel lantai.
2.2.4. Pembuatan Bubur Kertas
Pembuatan bubur kertas memiliki beberapa kriteria campuran yang dapat
menghasilkan berbagai macam kegunaan. Intinya adalah mencampurkan sobekan
kertas dengan air untuk mendapatkan bubur kertas, kemudian tinggal dicampur
dengan bahan tambahan lainya seperti semen dan pasir. Pembuatan bubur kertas
dapat menggunakan mesin pengaduk, dimana kertas yang akan dicampur dengan
air dan diaduk dengan mesin pengaduk. Keunggulan menggunakan mesin
pencampur adalah semakin menyatunya bahan tambahan seperti semen dengan
bubur kertas, sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih baik. Oleh karena
itu beberapa campuran dengan material tertentu, dapat membutuhkan alat tertentu
commit to user
14
2.2.5. Ketahanan Kejut (impact)
Definisi Ketahanan Kejut
Menurut PCA (Portland Cement Association) ketahanan kejut didefinisikan
sebagai energi total yang diperlukan untuk membuat benda uji retak dan patah
menjadi beberapa bagian, yang diketahui dari jumlah pukulan suatu massa yang
dijatuhkan dari ketinggian tertentu.
2.2.5.1. Ketahanan Kejut Benda Uji Balok (Impact Charpy)
Secara umum pengujian impak bertujuan untuk mengukur keuletan atau kegetasan
bahan terhadap beban kejut. Ada dua metode pengujian impact yaitu impact
charpy dan impact load. Tetapi dalam penelitian ini menggunakan impact charpy
dengan mengacu pada standart ASTM D 5942. Prinsip uji impact charpy
bertujuan untuk mengetahui tingkat ketahanan atau keuletan suatu bahan. Tenaga
pematahanya yaitu pendulum yang diangkat dengan sudut kurang dari ,
sehingga terdapat energi potensial. Pendulum sendiri digunakan untuk memukul
dan mematahkan specimen beton. Setelah spesimen patah bandul berayun
kembali. Makin besar energi yang diserap maka makin rendah ayunan bandul.
Hasil uji impak bahan yang dinyatakan sebagai energi yang diserap persatuan luas
penampang spesimen beton. Skema pengujian impak dapat dilihat pada gambar
2.4
commit to user
15
Gambar 2.3. Skema uji impact Charpy (www.substech.com)
a
R
A
C
b
B
a
w
ß1
ß2
Gambar 2.4 Skema sudut kerja uji impact charpy
Keterangan :
A = posisi pendulum pada saat diletakkan pada support handle.
B = posisi pendulum pada saat menyentuh specimen.
C = posisi tertinggi pendulum setelah mematahkan spesimen.
α = Sudut pendulum sebelum diayunkan.
β1 = sudut yang terbentuk setelah pendulum mematahkan spesimen.
commit to user
16
Besarnya energi potensial yang dibutuhkan pendulum sebelum mematahkan spesimen adalah energi gesek.
=
………(2.1)
=
=
=
= ………....(2.2)
=
= ………(2.3)
R
R
b
R - b ß1
ß2
Gambar 2.5 Skema sudut β1 dan β2
Besarnya energi potensial yang dibutuhkan setelah mematahkan spesimen adalah energi patah
=
= ………..…..(2.4)
=
=
commit to user
17
= ………..……..(2.5)
=
= ……….………...(2.6)
Energi yang digunakan untuk memecahkan spesimen balok adalah
=
=
= ………..…..(2.7)
Setelah diketahui besarnya energi yang diperlukan pendulum untuk mematahkan
spesimen, maka besarnya kekuatan atau energi impak dapat dihitung dengan
persamaan 2.4 (Shackelford, 1992).
Harga impak =
………(2.8)
Keterangan :
R = panjang lengan pendulum ( m )
w = berat pendulum ( N )
m = massa pendulum ( Kg )
g = percepatan gravitasi ( 9,8 m/ )
A = luas penampang patahan spesimen ( )
Tujuan penggunaan metode impact charpy seperti diatas adalah :
1. Untuk mengetahui kuat impak bahan pada benda uji papercrete balok.
2. Untuk mengetahui perhitungan kuat impak bahan pada campuran yang
commit to user
18
2.2.5.2. Ketahanan Kejut Benda Uji Silinder (Impact Drop Weight)
Popov (1996) menyatakan bahwa sebuah massa jatuh bebas atau benda bergerak,
yang menabrak sebuah struktur memberikan apa yang dinamakan beban atau gaya
dinamik atau tumbuk (dynamic impact load and force). Drop weight test adalah
cara mudah dan bermanfaat untuk mengevaluasi dampak kekuatan impak dari
berbagai material dalam berbagai ukuran dan hasilnya dapat digunakan dalam
permodelan matematika dari tumbukan bola (Genc, 2004)
Dampak dari low velocity impact dapat di analisa dengan menggunakan alat uji
impak drop weight. Prinsip dari alat uji impact drop weight adalah suatu beban
(pendulum) dibiarkan jatuh bebas dengan jarak tertentu sehingga menumbuk
specimen (Seangatith, 2008). Dari pengujian ini dapat dilihat kerusakan spesimen
yang mengalami impak dan ketahanan spesimen setelah mengalami beban jatuh
commit to user
19
80 cm
100 cm
2 00 cm
30 0 cm Roller
Ham m er
Pipa PVC 4 "
Top Plat form
Bot t om Plat for m
[image:32.595.126.509.85.494.2]Spesim en
Gambar 2.6. Alat uji impactdrop weight
Pada pengujian impact drop weight, kendala yang dihadapi adalah indentor tidak
jatuh tepat pada bagian yang ditentukkan. Oleh karena itu, dilakukan proses
meminimalisir kendala tersebut, antara lain :
1. Pengujian dilakukan dengan bantuan pulley , sehingga indentor tersebut akan
tetap pada tempatnya ketika akan dijatuhkan.
2. Sebelum bola dijatuhkan, indentor dalam keadaan diam. Sehingga, indentor
tersebut jatuh pada tempat yang sudah ditentukkan pada spesimen.
Tujuan penggunaan metode impact drop weight seperti diatas adalah :
1. Untuk mengetahui penurunan pada benda uji silinder yang terjadi akibat
hantaman, yang dianalogikan seperti regangan pegas.
2. Untuk mengetahui kekuatan drop weight terhadap spesimen.
3. Pipa paralon 4” digunakan sebagai alat bantu agar indentor focus dan jatuh
commit to user
20
2.2.6. Penentuan Prosentase Kerusakan
Prosentase kerusakan pada pengujian drop weight dapat ditentukkan dari beberapa
cara, antara lain :
2.2.6.1. Pengukuran Perambatan Retak
Cara ini dilakukan dengan mengukur perambatan retak yang terjadi setelah
spesimen diuji drop weight. Panjang retakan dan jumlah retakan menjadi refrensi
dalam penentuan kerusakan. Semakin panjang dan banyak jumlah retakan, berarti
kualitas benda uji tersebut semakin buruk.
r et akan t idak ber at ur an
[image:33.595.135.474.233.486.2]spesim en
Gambar 2.7. Sketsa perambatan retak pada specimen uji impact drop weight.
Kesulitan dari cara ini adalah dalam penentuan panjang retakan. Karena jumlah
retakan yang banyak dan letaknya tidak beraturan akan menyulitkan dalam
pengukuran. Sehingga, hasil yang didapat tidak valid untuk dijadikan referensi
prosentase kerusakan.
2.2.6.2. Pengukuran Kedalaman Kawah
Dalam cara ini yang diukur adalah kedalaman kawah bekas tumbukan.
Kedalaman bekas tumbukan akan menjadi ukuran dalam penentuan prosentase
commit to user
21 h
defleksi def leksi
defleksi
defleksi
[image:34.595.116.522.112.624.2]h
Gambar 2.8 Sketsa pengukuran kedalaman kawah.
2.2.6.3. Pengukuran Luas Kawah
Dalam metode ini yang diukur adalah luas kawah bekas tumbukan indentor.
D
Gambar 2.9. Sketsa pengukuran diameter pada spesimen uji impak drop weight.
Pada metode ini, pengukuran dilakukan pada bekas tumbukan yang berupa kawah,
diukur diameter kawah tersebut, kemudian dicari luasan kawahnya. Metode ini
paling rasional untuk dilakukan karena bekas tumbukan jelas terlihat pada
commit to user
22
2.2.6.4. Energi Potensial (Ep)
Energi potensial adalah kemampuan benda melakukan usaha karena kedudukanya
dalam medan gravitasi. Adapun rumus energi potensial adalah sebagai berikut :
Ep = m x g x h ………(2.1)
Dimana :
Ep = Energi potensial (Joule)
m = Massa benda (kg)
g = Percepatan gravitasi (9,81 m/ )
commit to user
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1
Uraian Umum
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yang
bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan adanya hubungan antar variabel, yang
dilakukan dengan memberikan suatu perlakuan terhadap obyek yang diteliti dalam
kondisi terkontrol secara ketat dan dilakukan di laboratorium dengan urutan
kegiatan yang sistematis dalam memperoleh data sampai data tersebut berguna
sebagai dasar pembuatan keputusan/kesimpulan.
3.2
Benda Uji
Benda uji impak pada penelitian ini menggunakan benda uji silinder dengan
ukuran diameter 15cm dan tinggi 30 cm, benda uji balok ukuran lebar 1 cm,
panjang 1 cm, tinggi 7 cm. Benda uji tabel gambar 3.1
300mm
150mm
Gambar 3.1. Sketsa Benda Uji Silinder untuk Pengujian Uji ketahanan Kejut
commit to user
1 cm
1 cm
7 cm
Gambar 3.2. Sketsa Benda Uji Balok untuk Pengujian Uji ketahanan Kejut
(impact)
Perbandingan jumlah campuran yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Benda uji silinder untuk pengujian ketahanan kejut (impact) beton
kertas.
Perbandingan Campuran No
Semen : Kertas : Pasir Kode Benda Uji
Umur
(hari) Jumlah
1 1:2:2 SKP-122 1
2 1:2:2 SKP-122 1
3 1:2:2 SKP-122
28
1
[image:37.595.118.524.83.531.2]Jumlah Benda Uji 3
Tabel 3.2 Benda uji balok untuk pengujian ketahanan kejut (impact) beton kertas.
Perbandingan Campuran No
Semen : Kertas : Pasir Kode Benda Uji
Umur
(hari) Jumlah
1 1:1:1 SKP-111 6
2 1:2:1 SKP-121 6
3 1:3:1 SKP-131 6
4 1:1:2 SKP-112 6
5 1:2:2 SKP-122 6
6 1:3:2 SKP-132
28
6
[image:37.595.110.525.578.722.2]commit to user
3.3
Bahan
a. Kertas koran
b. Semen
c. Pasir
d. Air
3.4
Peralatan Penelitian
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain :
a. Timbangan dengan kapasitas 2 kg dan 50, kg yang digunakan untuk mengukur
berat bahan beton.
b. Timbangan digital untuk menimbang berat beton balok.
c. Cetakan benda digunakan untuk mencetak benda uji beton. Bentuk cetakan ini
berbentuk silinder dengan Ø 15 cm dan tinggi 30 cm dan cetakan balok
ukuran lebar 1 cm, tinggi 1 cm, dan panjang 7 cm. Kedua cetakan terbuat dari
bahan besi.
d. Bor listrik dan pengaduk untuk pembuatan bubur kertas.
e. Bak pengaduk campuran beton.
f. Satu set alat uji beban kejut drop weight dan satu set alat impact charpy.
[image:38.595.115.508.244.724.2](a) (b)
commit to user
g. Alat bantu lain :
1) Gelas ukur 2000 ml untuk menakar air
2) Cetok semen
3) Ember
4) Sekop, dll
3.5
Metode Pembuatan Bubur Kertas
Kertas yang digunakan dalam pembuatan bubur kertas adalah koran bekas.
Berdasarkan uji awal yang dilakukan sebelumnya, maka berikut adalah
langkah-langkah :
a. Kertas yang akan dicampur air dipotong menjadi bagian-bagian kecil untuk
memudahkan dalam penyerapan air.
b. Potongan kertas dimasukkan ke dalam ember berisi air dan direndam selama
sekurang-kurangnya 1 hari.
c. Kertas yang telah direndam kemudian diaduk dengan bor yang telah dipasangi
dengan pengaduk khusus.
d. Pengadukan dilakukan sampai diperoleh bubur kertas yang halus.
(a) (b)
commit to user
3.6
Pembuatan Benda Uji
Pembuatan campuran adukan mortar beton kertas dilakukan setelah menghitung
proporsi masing-masing bahan yang dipergunakan, kemudian mencampur dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mengambil bahan-bahan pembentuk mortar yaitu semen, pasir dan bubur
kertas dengan berat yang ditentukan sesuai rencana campuran.
2. Mencampur semen, air, kertas dalam ember dengan alat bor pencampur. Hal
ini dimaksudkan agar semen dan kertas dapat tercampur secara sempurna.
3. Memasukkan adukan ke dalam cetakan silinder dan cetakan balok yang telah
dipersiapkan. Pada penelitian ini, bahan untuk cetakan silinder ukuran
diameter 150 mm dan tinggi 300 mm adalah cetakan besi yang telah ada di
Laboratorium Struktur. Adukan mortar dimasukkan ke dalam cetakan secara
berlapis dan tiap lapis dipadatkan agar pemadatannya sempurna. Permukaan
adukan diratakan dengan sendok semen.
4. Bekisting atau cetakan dapat dibuka apabila pengerasan sudah berlangsung
selama satu hari.
3.7
Perawatan (Curing)
Perawatan beton adalah suatu pekerjaan menjaga agar permukaan beton segar
selalu lembab sejak adukan beton dipadatkan sampai beton dianggap cukup keras.
Hal ini dimaksudkan untuk menjamin proses reaksi hidrasi semen berlangsung
dengan sempurna sehingga timbulnya retak-retak dapat dihindarkan dan mutu
beton dapat terjamin.
Pada penelitian ini perawatan dilakukan dengan melepas cetakan setelah berumur
1 hari dan merendam beton dalam air pada hari ke dua selama 21 hari. Setelah itu
beton dikeluarkan dari dalam air dan perawatan dilanjutkan dengan diangin-angin
commit to user
3.8
Pengujian Ketahanan Kejut (Impact)
3.8.1. Pengujian Benda Uji Balok
Pada pengujian sample ini dengan menggunakan alat uji impact charpy mengacu
pada ASTM D 5942-96, yang bertujuan mengetahui besar energi serapan beton
per satuan luas benda uji. Besarnya energi ini dikertahui dari sudut pukulan yang
dipergunakan dalam alat impact charpy.
Dari pengujian ini akan didapat 2 sudut yaitu sudut pukulan tanpa benda uji (α) dan sudut pukulan dengan benda uji (β). Dari sudut (α) akan didapatkan energi gesek dan sudut (β) akan didapatkan energi patah, dari kedua energi ini akan
didapatkan energi serapan yang didapatkan dari selisih kedua energi ini.
Pengujian ini menggunakan alat uji impact charpy yang ada di Laboratorium
Bahan dan Material Fakultas Teknik Sanata Dharma. Alat ini menggunakan beban
hantam sebesar 1.357 kg dengan panjang lengan 39.48 cm dengan sudut awal
Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut :
1. Memposisikan lengan hantam pada posisi sudut dan menahannya
dengan tuas penahan kemudian meletakkan fixed pointer tepat didepan pointer
sudut .
2. Meletakkan benda uji pada dudukanya.
3. Melepaskan tuas penahan lengan hantam dan mengamati patahan benda uji.
4. Membaca fixed pointer sesaat setalah menghantam benda uji.
5. Memcatat derajad yang ditunjukkan fixed pointer.
3.8.2. Pengujian Benda Uji Silinder
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya energi serapan yang diterima
oleh benda uji sesudah terjadi tumbukan. Besarnya energi ini dihitung
commit to user
Pengujian untuk mengetahui luasan bekas yang dihasilkan oleh hantaman beban
yang dijatuhkan secara vertikal. Pengujian ini menggunakan alat uji kejut atau
drop weight yang ada di Laboratorium Bahan Kontruksi Fakultas Teknik UNS.
Beban yang digunakan sebesar 3,120 kg dengan tinggi jatuh 200 cm.
Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut :
1. Meletakkan benda uji pada dudukanya.
2. Memasang alat pemukul beserta pipa paralon untuk memposisikan jatuhnya
beban.
3. Menjatuhkan alat pemukul dan mengamati bekas hantaman yang terjadi secara
visual.
4. Menghitung energi potensial yang terjadi dan luasan hantaman beban tersebut
yang membekas pada benda uji.
3.8.2.1 Prosentase Kerusakan
Dalam penelitian ini cara penentuan prosentase kerusakan dengan menggunakan
pengukuran luas kawah. Bekas tumbukan indentor yang jelas terlihat pada
spesimen memudahkan dalam pengukuran. Dengan perbandingan luas kawah
dengan luas permukaan indentor (luas bola) maka akan didapat prosentase
kerusakan. Rumus yang dipakai sebagai berikut :
D = 10 cm
r r
d = 4,5 cm a a
commit to user
Dari gambar diatas dapat diketahui
r = 5 cm
D = 10 cm
sin α =
sin α = 0,45
α = 26,740
2α = 53,480
Luas lingkaran = 4 ∏ r2
Luas kawah = x 4 ∏ r2 = x 4 x 3,14 x 52 = 46,464 cm2
Prosentase kerusakan =
...(3.1)
=
3.8.2.2 Perhitungan Energi
Pada pengujian ini hanya menghitung energi potensial. Energi potensial yang
dilepaskan oleh pendulum dalam pengujian impak drop weight sebesar :
3.9
Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan :
a. Studi literatur (buku, skripsi, jurnal).
commit to user
3.10
Tahap dan Prosedur Penelitian
Membandingkan kinerja uji kejut (impact) beton kertas maupun beton kertas
dengan variasi perbandingan campuran yang telah ditentukan, kemudian
menganalisa perbedaan hasilnya. Menyimpulkan kecenderungan hasil kinerja uji
kejut.
Tahapan-tahapan selengkapnya dalam penelitian ini meliputi :
a. Tahap I
Disebut tahap persiapan. Pada tahap ini dilakukan studi literatur dan seluruh
bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian dipersiapkan terlebih
dahulu agar penelitian dapat berjalan dengan lancar.
b. Tahap II
Disebut tahap pembuatan benda uji. Pada tahap ini dilakukan pembuatan
benda uji.
c. Tahap III
Disebut tahap pengujian impact. Pada tahap ini pekerjaan yang dilakukan
adalah melakukan pengujian ketahanan kejut terhadap beton kertas.
d. Tahap IV
Disebut tahap analisa data. Pada tahap ini, data yang diperoleh dari hasil
pegujian dianalisa untuk mendapatkan suatu kesimpulan hubungan antara
variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian.
commit to user
Mulai
Studi literatur
Persiapan alat dan bahan
Pembuatan benda uji
Pengujian ketahanan kejut
Menganalisa data
Mengambil kesimpulan
Selesai
TAHAP II
TAHAP III
TAHAP IV
TAHAP V
TAHAP I
Disebut tahap pengambilan keputusan. Pada tahap ini, data yang telah
dianalisa dibuat suatu kesimpulan yang berhubungan dengan tujuan
penelitian.
[image:45.595.112.504.241.712.2]Tahapan penelitian secara skematis dalam bentuk bagan alir pada gambar 3.5.
commit to user
BAB 4
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Data
Pengujian dilakukan pada saat beton berumur 28 hari. Alat yang digunakan adalah
impact charpy untuk benda uji balok ukuran 1x1x7 cm dan impact drop weight
untuk uji silinder ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Pada pengujian impact
charpy, pendulum tepat mengenai ditengah benda uji agar didapatkan sudut α
(sudut tanpa benda uji) dan β (sudut setelah menghantam benda uji) maksimum.
Dari data tersebut akan diperoleh energi serapan beton dengan rumus seperti
persamaan 4.1
Harga impact =
...(4.1)
dengan:
R = panjang lengan pendulum ( m )
w = berat pendulum ( N )
m = massa pendulum ( Kg )
g = percepatan gravitasi ( 9,8 m/ )
β1 = sudut yang terbentuk setelah pendulum mematahkan spesimen.
β2 = Sudut ayunan pendulum tanpa spesimen.
A = luas penampang patahan spesimen ( )
commit to user
Hasil kepadatn beton kertas dapat diperhitungkan dari data pengukuran dimensi
dan berat dengan membandingkan kedua faktor tersebut. Contoh menghitung
kepadatan :
Benda Uji = 40% SKP 111.1, umur 0 hari
Berat = 23,53 g
Volume = ( 1x1x7) cm = 7
Kepadatan =
=
=
3,36 (g/ )Hasil pengukuran dimensi, berat serta perhitungan kepadatan selengkapnya dapat
[image:48.595.113.505.154.753.2]dilihat pada Tabel 4.1, Tabel 4.2, dan Tabel 4.3.
Tabel 4.1 pengukuran berat beton kertas balok
Berat (gram) UMUR (HARI) Benda Uji KODE
0 3 10 14 21 28
RERATA 28 HARI
SKP 111.1 23.53 19.65 15.99 14.56 14.54 14.54 SKP 111.2 22.01 18.55 16.51 14.31 14.29 14.27 SKP 111.3 23.42 17.65 16.95 15.61 15.54 15.53
SKP 111.4 21.33 16.55 15.36 14.84 14.8 14.8 SKP 111.5 21.46 18.12 15.77 14.98 14.92 14.91 SKP 111.6 22.77 19.33 16.44 14.83 14.81 14.81
16,89666667
SKP 121.1 23.66 18.54 13.66 12.8 12.72 12.68 SKP 121.2 23.49 17.26 14.01 12.64 12.53 12.48
SKP 121.3 23.51 17.11 13.01 12.54 12.47 12.41 SKP 121.4 23.53 18.65 13.99 12.64 12.57 12.51 SKP 121.5 22.11 17.77 13.77 12.87 12.81 12.78 SKP 121.6 23.42 17.01 14.32 12.72 12.68 12.64
15,45305556
SKP 131.1 23.61 18.01 14.54 11.61 11.59 11.54 SKP 131.2 23.56 17.44 14.89 11.65 11.62 11.58 SKP 131.3 23.22 17.63 14.77 12.15 12.11 12.06 SKP 131.4 23.34 17.56 14.63 11.6 11.59 11.55 SKP 131.5 24.65 17.96 14.51 12.02 11.99 11.95 SKP 131.6 23.44 17.26 14.44 11.95 11.91 11.86
14,89583333
SKP 112.1 23.21 18.02 16.66 15.54 15.5 15.49
SKP 112.2 23.14 18.62 17.01 16.28 16.28 16.28 SKP 112.3 23.55 18.99 17.56 16.33 16.29 16.28
SKP 112.4 23.64 18.34 17.39 16.29 16.28 16.28 SKP 112.5 24.55 19.03 18.99 17.22 17.2 17.18
SKP 112.6 23.1 17.66 16.22 15.82 15.81 15.81
17,99555556
SKP 122.1 23.32 17.66 15.66 14.1 14.09 14.07 SKP 122.2 23.33 16.35 15.01 13.93 13.92 13.91 SKP 122.3 23.55 17.01 15.47 13.48 13.46 13.44 40%
SKP 122.4 23.44 16.54 15.33 13.49 13.49 13.47
commit to user
SKP 122.5 23.14 16.33 15.98 15.08 15.08 15.07 SKP 122.6 23.06 16.98 15.04 13.35 13.34 13.32 SKP 132.1 23.11 15.44 14.45 12.59 12.58 12.53 SKP 132.2 23.65 16.45 13.85 12.64 12.63 12.58 SKP 132.3 22.56 17.35 14.63 12.61 12.59 12.53 SKP 132.4 24.22 17.59 14.28 13.99 13.97 13.91 SKP 132.5 23.11 16.32 14.21 12.69 12.69 12.63 SKP 132.6 23.45 16.87 14.61 12.91 12.9 12.83
15,49861111
Keterangan :
40 % = Penambahan kadar campuran dari berat awal
[image:49.595.114.496.249.762.2]SKP 111.1 = Beton kertas campuran 1 semen : 1 kertas : 1 pasir pada benda uji 1
Tabel 4.2 Hasil pengukuran dimensi beton kertas balok
Dimensi p xl x t (cm)
UMUR (HARI) Benda Uji KODE
0 3 10 14 21 28
RERATA 28 HARI
SKP 111.1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 SKP 111.2 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 SKP 111.3 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1
SKP 111.4 7x1x1 7x1x1 7x1x1 6,99x1x1 6,99x1x1 6,99x1x1 SKP 111.5 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1
SKP 111.6 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1
6.99x1x1
SKP 121.1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 SKP 121.2 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 SKP 121.3 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 SKP 121.4 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 SKP 121.5 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 SKP 121.6 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1
7x1x1
SKP 131.1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 SKP 131.2 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 SKP 131.3 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 SKP 131.4 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 SKP 131.5 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 SKP 131.6 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1
7x1x1
SKP 112.1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 SKP 112.2 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 SKP 112.3 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 SKP 112.4 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 SKP 112.5 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 SKP 112.6 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1
7x1x1
SKP 122.1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 SKP 122.2 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 SKP 122.3 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1
SKP 122.4 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 SKP 122.5 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 SKP 122.6 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1
7x1x1
SKP 132.1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 SKP 132.2 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 SKP 132.3 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1
SKP 132.4 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 40%
SKP 132.5 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1
commit to user
SKP 132.6 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 7x1x1 Keterangan :
40 % = Penambahan kadar campuran dari berat awal
[image:50.595.108.493.81.147.2]SKP 111.1 = Beton kertas campuran 1 semen : 1 kertas : 1 pasir pada benda uji 1
Tabel 4.3 Hasil pengukuran kepadatan beton kertas balok
BERAT/VOLUME (gr/cm3)
UMUR (HARI) Benda Uji KODE
0 3 10 14 21 28
RERATA 28 HARI
SKP 111.1 3.36143 2.80714 2.28429 2.08 2.077143 2.077143
SKP 111.2 3.14429 2.65 2.35857 2.04429 2.041429 2.038571
SKP 111.3 3.34571 2.52143 2.42143 2.23 2.22 2.218571
SKP 111.4 3.04714 2.36429 2.19429 2.12303 2.11731 2.11731
SKP 111.6 3.06571 2.58857 2.25286 2.14 2.131429 1.825714
SKP 111.6 3.25286 2.76143 2.34857 2.11857 2.115714 2.115714
2,405609431
SKP 121.1 3.38 2.64857 1.95143 1.82857 1.817143 1.811429
SKP 121.2 3.35571 2.46571 2.00143 1.80571 1.79 1.782857
SKP 121.3 3.35857 2.44429 1.85857 1.79143 1.781429 1.772857
SKP 121.4 3.36143 2.66429 1.99857 1.80571 1.795714 1.787143
SKP 121.5 3.15857 2.53857 1.96714 1.83857 1.83 1.825714
SKP 121.6 3.34571 2.43 2.04571 1.81714 1.811429 1.805714
2,207579365
SKP 131.1 3.37286 2.57286 2.07714 1.65857 1.655714 1.648571
SKP 131.2 3.36571 2.49143 2.12714 1.66429 1.66 1.654286
SKP 131.3 3.31714 2.51857 2.11 1.79143 1.73 1.722857
SKP 131.4 3.36143 2.50857 2.09 1.65714 1.655714 1.65
SKP 131.5 3.52143 2.56571 2.07286 1.71714 1.712857 1.707143
SKP 131.6 3.34857 2.46571 2.06286 1.70714 1.701429 1.694286
2,176071429
SKP 112.1 3.31571 2.57429 2.38 2.22 2.214286 2.212857
SKP 112.2 3.30571 2.66 2.43 2.32571 2.325714 2.325714
SKP 112.3 3.36429 2.71286 2.50857 2.33286 2.327143 2.325714
SKP 112.4 3.37714 2.62 2.48429 2.32714 2.325714 2.325714
SKP 112.5 3.50714 2.71857 2.71286 2.46 2.457143 2.454286
SKP 112.6 3.3 2.52286 2.31714 2.26 2.258571 2.258571
2,570793651
SKP 122.1 3.33143 2.52286 2.23714 2.01429 2.012857 2.01
SKP 122.2 3.33286 2.33571 2.14429 1.99 1.988571 1.987143
SKP 122.3 3.36429 2.43 2.21 1.92571 1.922857 1.92
SKP 122.4 3.34857 2.36286 2.19 1.92714 1.927143 1.924286
SKP 122.5 3.30571 2.33286 2.28286 2.15429 2.154286 2.152857
SKP 122.6 3.29429 2.42571 2.14857 1.90714 1.905714 1.902857
2,314642857
SKP 132.1 3.30143 2.20571 2.06429 1.79857 1.797143 1.79
SKP 132.2 3.37857 2.35 1.97857 1.80571 1.804286 1.797143
SKP 132.3 3.22286 2.47857 2.09 1.80143 1.798571 1.79
SKP 132.4 3.46 2.51286 2.04 1.99857 1.995714 1.987143
SKP 132.5 3.30143 2.33143 2.03 1.81286 1.812857 1.804286 40%
SKP 132.6 3.35 2.41 2.08714 1.84429 1.842857 1.832857
commit to user Keterangan :
40 % = Penambahan kadar campuran dari berat awal
SKP 111.1 = Beton kertas campuran 1 semen : 1 kertas : 1 pasir pada benda uji 1
Tabel 4.4. pengukuran berat beton kertas silinder
Berat (gram) UMUR (HARI) Benda Uji KODE
0 3 10 14 21 28
RERATA 28 HARI
SKP 122.1 8250 7100 6435 6300 5550 5380 SKP 122.2 8150 6950 6760 6000 5690 5540 40%
SKP 122.3 8200 7000 6730 6250 5740 5385
6522,78
Keterangan :
40 % = Penambahan kadar campuran dari berat awal
[image:51.595.114.571.181.532.2]SKP 111.1 = Beton kertas campuran 1 semen : 1 kertas : 1 pasir pada benda uji 1
Tabel 4.5. pengukuran dimensi beton kertas silinder.
DIMENSI luas alas x t (cm)
UMUR (HARI) Benda
Uji KODE
0 3 10 14 21 28
RERATA 28 HARI
SKP
122.1 176,63x30 176,63x30 176,63x29,5 174,28x29,5 174,28x28,5 174,28x28,5 SKP
122.2 176,63x30 176,63x30 176,63x30 176,63x30 176,63x28,5 176,63x28,5 40%
SKP
122.3 176,63x30 176,63x30 176,63x30 176,63x29,5 176,63x29 176,63x28,8
176,238x29,461
Keterangan :
40 % = Penambahan kadar campuran dari berat awal
[image:51.595.109.533.608.736.2]SKP 111.1 = Beton kertas campuran 1 semen : 1 kertas : 1 pasir pada benda uji 1
Tabel 4.6. pengukuran kepadatan beton kertas silinder.
Berat/Volume (gram/cm3) UMUR (HARI) Benda
Uji KODE
0 3 10 14 21 28
RERATA 28 HARI
SKP 122.1 1,55697 1,33994 1,23502 1,2254 1,132544 1,097853 SKP 122.2 1,5381 1,31163 1,27577 1,13234 1,130356 1,100557 40%
SKP 122.3 1,54753 1,32107 1,27011 1,19952 1,120629 1,058622
1,255219954
Keterangan :
40 % = Penambahan kadar campuran dari berat awal
commit to user
4.3. Ketahanan Impak
4.3.1 Ketahanan impact charpy
Besarnya ketahanan impact charpy untuk masing-masing variasi campuran dapat
[image:52.595.119.518.258.747.2]dilihat pada Tabel 4.7.
commit to user Keterangan :
40 % = Penambahan kadar campuran dari berat awal
SKP 111.1 = Beton kertas campuran 1 semen : 1 kertas : 1 pasir pada benda uji 1
[image:53.595.110.510.176.705.2]Berikut adalah nilai rata-rata dari enam benda uji untuk tiap variasi campuran.
Tabel 4.8. Ketahanan impak beton kertas dengan variasi campuran
Ketahanan Impak (10-3 J/mm²) Kadar
Penambahan Campuran
Kode Benda Uji
Max Min Rearata
SKP 111 23,32 7,886 19,54
SKP 121 32,98 20,64 26,912
SKP 131 32,10 21,59 25,595
SKP 112 2421 6,626 18,31
SKP 122 28,10 11,72 18,34
40 %
SKP 132 30,13 17,56 22,517
Keterangan :
40 % = Penambahan kadar campuran dari berat awal
SKP 111 = Beton kertas campuran 1 semen : 1 kertas : 1 pasir
Dari Tabel 4.8 diperoleh diagram batang yang menunjukkan hubungan antara
ketahanan impak beton kertas dengan kepadatan masing-masing benda uji yang
disajikan dalam Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Hubungan kuat impak beton kertas pada variasi kepadatan
commit to user Keterangan :
Variasi tipe 1 (biru) = Proporsi kertas skp 111, skp 121, skp 131
Variasi tipe 2 (merah) = Proporsi kertas skp 112, skp 122, skp 132
[image:54.595.114.514.107.481.2]SKP 111 = Beton kertas campuran 1 semen : 1 kertas : 1 pasir
Gambar 4.2. Hubungan antara ketahanan impak dengan proporsi penambahan
kertas.
4.3.2 Ketahanan Impact Drop Weight
Besar energi impact drop weight pada variasi (Semen : Kertas : Pasir) 1:2:2
sesaat menghantam benda uji memiliki rerata sebesar 61,2144 Joule
Tabel 4.9. Prosentase kerusakan akibat impactdrop weight.
Kadar Penambahan
Campuran Kode Benda Uji
Prosentase
Kerusakan (%)
Rerata
(%)
SKP 122.1 14,797
SKP 122.2 14,15
40 %
SKP 122.3 13,80
14,249
Keterangan :
40 % = Penambahan kadar campuran dari berat awal
commit to user
4.4. Mode Kerusakan
4.4.1 Benda Uji Beton Kertas Balok
Pada pengujian ini dari semua variasi campuran memiliki kesamaan kerusakan
fisik yaitu terjadi patahan yang terdapat pada tengah beton balok yang telah diuji
dengan impact charpy. Dari semua campuran yang membedakan adalah energi
[image:55.595.172.454.243.488.2]serapan oleh beton tersebut.
Gambar 4.3. Patahan yang terdapat pada beton kertas balok.
4.4.2. Benda Uji Beton Kertas Silinder
Pada pengujian ini memiliki kemiripan kerusakan yaitu adanya bekas impak yang
berupa kawah. Dari kawah tersebut dapat diukur nilai energi serapan atau defleksi
dari pengujian impact drop weight. Dan juga dapat dihitung energi yang
commit to user
Gambar 4.4. Impactdrop weight beton kertas pada sample silinder tampak atas.
[image:56.595.125.500.83.642.2]commit to user
4.5. Pembahasan
Beton kertas pada saat setelah pengecoran menunjukkan proses pengeringan yang
jauh lebih lama dibandingkan mortar normal atau beton normal. Beton kertas pada
umur 7 hari terlihat masih basah. Salah satu penyebab dari proses pengeringan
yang lama ini adalah sifat kertas yang mudah menyerap air, hal ini terlihat jelas
saat proses pengecoran terlihat bahwa adonan beton kertas menjadi sulit
tercampur karena sebagian besar air diserap oleh kertas tersebut.
Dari hasil pengamatan Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa ketahanan impak
terhadap penambahan proporsi kertas (Semen : Kertas : Pasir) = SKP 111, SKP
121, dan SKP 131 (variasi tipe 1) memiliki harga lebih baik dari pada SKP 112,
SKP 122, dan SKP 132 (variasi tipe 2) karena daya ikat semen akan berkurang
terhadap campuran variasi tipe 2 karena penambahan kertas tidak disamai dengan
penambahan semen.
Hasil pengujian ketahanan impak beton kertas balok pada variasi kepadatan benda
uji dengan nilai ketahanan impak terbesar adalah benda uji dengan kode SKP 121
memiliki kepadatan 2,208 g/