• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan praktikum metalografi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "laporan praktikum metalografi"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1 1

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1 1..11 LLaattaar r BBeellaakkaanngg Log

Logam am umuumumnymnya a sudsudah ah menmenjadjadi i konkonsumsumsi si masmasyaryarakaakat. t. OleOleh h karkarenanenanya,ya, ind

industustri-ri-indindustustri ri loglogam am memmembuat buat proproduk duk loglogam am sessesuai uai sifsifat-at-sisifat fat loglogam am yangyang diinginkan oleh konsumen. Sifat-sifat khas bahan industri perlu dikenal secara baik  diinginkan oleh konsumen. Sifat-sifat khas bahan industri perlu dikenal secara baik  karena bahan tersebut dipergunakan untuk berbagai macam keperluan dalam berbagai karena bahan tersebut dipergunakan untuk berbagai macam keperluan dalam berbagai keadaan. Untuk mengetahui dan mendapatkan suatu sifat logam yang diinginkan keadaan. Untuk mengetahui dan mendapatkan suatu sifat logam yang diinginkan maka perlu dilakukan pengujian. Salah satunya dalam praktikum ini ingin mengetahui maka perlu dilakukan pengujian. Salah satunya dalam praktikum ini ingin mengetahui sifat mekanik logam. Banyak cara pegujian sifat mekanik logam diantaranya uji tarik, sifat mekanik logam. Banyak cara pegujian sifat mekanik logam diantaranya uji tarik, uji impak, uji kekerasan serta pengujian metalografi. ada praktikum ini dilakukan uji impak, uji kekerasan serta pengujian metalografi. ada praktikum ini dilakukan  pengujian

 pengujian metalografi. metalografi. !etalografi !etalografi adalah adalah termasuk termasuk salah salah satu satu jenis jenis pengujian pengujian yangyang merusak, karena didalam prosesnya dilakukan preparasi spesimen untuk mengetahui merusak, karena didalam prosesnya dilakukan preparasi spesimen untuk mengetahui struktur butir specimen yang diuji dalam mikroskop. "engan cara metalografi ini struktur butir specimen yang diuji dalam mikroskop. "engan cara metalografi ini dapat diketahui struktur butir, bentuk dan

dapat diketahui struktur butir, bentuk dan ukuran butir, batas butir serta #arna ukuran butir, batas butir serta #arna butir.butir.

1

1..22 TTuujjuuaan Pn Peerrccoobbaaaann

$ujuan dari praktikum pengujian metalografi ini adalah untuk mempelajari $ujuan dari praktikum pengujian metalografi ini adalah untuk mempelajari hubungan antara struktur mikro dari suatu logam dengan sifat mekanisnya, dengan hubungan antara struktur mikro dari suatu logam dengan sifat mekanisnya, dengan menggunakan bantuan mikroskop optik.

menggunakan bantuan mikroskop optik.

1

1..33 BBaattaassaan n MMaassaallaa

Batasan !asalah pada pengujian metalografi yaitu

Batasan !asalah pada pengujian metalografi yaitu grinding  grinding  den dengan gan grid grid %&&,%&&, '&

'&&, &, (&(&&, &, 1&1&&& && dadan n 1)1)&& && memeshsh..  Polishing  Polishing  dengdengan an bahbahan an kaikain n polpoles es serserta ta paspastata alu

aluminmina. a. ememberbersihsihan an dendengan gan menmenggunggunakan akan alkalkoholohol. . *ts*tsa a dengdengan an menmengguggunakanakann larutan nital +.

larutan nital +.

1

(2)

) )

enu

enulislisan an daldalam am laplaporaoran n ini dibagi menjaini dibagi menjadi di limlima a babbab. . Bab Bab   menmenjeljelaskaskanan me

mengengenanai i lalatatar r belbelakakangang, , tutujujuan an pepercrcobobaanaan, , batbatasasan an mamasalsalah ah dadan n sisiststemematatikikaa  penulisan. Bab

 penulisan. Bab  menjelaskan  menjelaskan mengenai tinjauan mengenai tinjauan pustaka yang pustaka yang berisi mengenai berisi mengenai teoriteori si

singngkakat t yyanang g beberkrkaiaitatan n dedengngan an pepercrcobobaaaan n yayang ng didilalakukukakan n yayaititu u pepengngujujiaiann met

metaloalografgrafi. i. Bab Bab   menmenjeljelaskaskan an menmengengenai ai metmetode ode perpercobacobaan an yang yang terterdirdiri i dardarii digram alir serta alat dan bahan yang digunakan. Bab  menjelaskan mengenai hasil digram alir serta alat dan bahan yang digunakan. Bab  menjelaskan mengenai hasil dan

dan pempembahabahasan. san. Bab Bab   menmenjeljelaskaskan an menmengengenai ai keskesimpimpulaulan n serserta ta sarsaran an dardarii  percobaan.

 percobaan. Selain Selain itu itu juga juga terdapat terdapat daftar daftar pustaka pustaka dan dan lampiran lampiran yang yang diantaranyadiantaranya  berisi

 berisi contoh contoh perhitungan, perhitungan, ja#aban ja#aban pertanyaan pertanyaan dan dan tugas tugas khusus khusus serta serta gambar gambar alat- alat-alat dan bahan dan tecantum blanko percobaan.

(3)

+

BAB II

TIN%AUAN PU"TA&A

2.1 Metalogra'#

!etalografi merupakan disiplin ilmu yang mempalajari karakteristik  mikrostruktur dan makrostruktur suatu logam, paduan lgam dan material lainnya serta hubungannya dengan sifat-sifat material atau biasa juga dikatakan suatu proses mengukur suatu material bahan secara kualitatif maupun kuantitatif berdasarkan informasi-informasi yang didapatkan dari material yang diamati. "alam ilmu metalurgi struktur mikro merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari karena struktur mikro sangat berpengaruh pada sifat-sifat mekanik suatu logam. Struktur  mikro yang kecil akan membuat kekerasan logam meningkat dan juga sebaiknya, struktur mikro yang besar akan membuat logam menjadi ulet atau kekerasannya menurun. Struktur mikro itu sendiri dipengaruhi oleh komposisi kimia dari logam tersebut serta yang dialaminya. !etalografi bertujuan mendapatkan struktur makro dan mikro dari suatu logam sehingga dapat dianalisa sifat mekanik dari suatu logam tersebut. engamatan metalografi dibagi menjadi dua, yaitu/

1. !etalografi makro

). !etalografi mikro

Untuk mengamati struktur mikro yang terbentuk pada logam yang diamati  biasanya memakai mikroskop optik. Sebelum benda uji diamati dengan mikroskop optik, benda uji terebut harus mele#ati tahap-tahap preparasi. $ujuannya agar pada sat mengamati benda yang diuji, struktur mikronya terlihat dengan jelas. Semakin sempurna preparasi benda yang akan diuji, semakin sempurna gambar yang akan diperoleh. Mekanisme terjadinya perlit dapat dijelaskan dengan menggunakan Gambar

(4)

%

1 dibawah.Pertumbuhan perlitmeliputipertumbuhan feritdan sementitsekaligus secara besamaan.Pertumbuhan dimulaidengan terjadinya pengintian sementitpada batas-batasbutiraustenite.Sementitinikemudiantumbuhdengandidahuluioleh difusi atom-atom karbon.Sehingga disekitarpelatatau lapisansementitmerupakan daerah kekurangankarbon,makabagianiniterjadipelat-pelatferityang mempunyaikelarutan karbon maksimum 0.025 persen. Petumbuhan sementit terjadi di mana-mana yang diikutiolehpertumbuhanferit,sehinggaakhirnyaseluruhnyaberubahmenjadiperlit.

Struktur mikro meliputi fasa yang setimbang. 0asa yang setimbang adalah fasa yang terbentuk dari fasa cair ke fasa padat dengan laju pendinginan sangat lambat. enis fasa ini terdiri dari perlit, ferit, austenit dll. yang dapat dianalisis dengan menggunakan diagram fasa 20e-34. 0asa yang tidak seimbang adalah fasa yang terbentuk akibat pendinginan cepat. enis ini terdiri atas martensit, bainit, yang dapat dianalisis dengan menggunakan diagram 33$ 2Continous-Cooling Tansformation4. Sedangkan ditinjau dari bentuk butir logam memiliki dua bentuk butir, yaitu equxial  dan elongation. $erdapat dua skala pengamatann yaitu/

1. Skala pengamatan makro, yaitu pengamatan dengan perbesaran 1& kali atau lebih kecil. 5ang diamati/ orositas, segregasi pada produk cor, pengotor,  jennis perpatahan, dan homogenitas struktur las.

). Skala pengamatan mikro yaitu pengamatan 1&& kali atau lebih besar. 5ang diamati/ fasa, besar butir dan endapan.

6lat yang digunakan/ !ikroskop optik 2sampai dengan 1&&& kali4, Scanning Electron  Microscope 2S*!47 2sampai dengan +&&&&& kali4, Transmission Electron Microscope 2$*!47 2sampai dengan 1&&&&&& kali4. ada metalografi yang diperoleh dengan suatu analisa kimia dan metalografi logam atau paduannya dan potongannya. "isebabkan oleh pemba#an heteroen dari logam tersebut. emba#aan ketidak homogenan dalam

(5)

8

suatu logam lebih ditentukan dengan macroetching dan pemasarannya dapat dilakukan dengan menggunakan luas  power  mikropis, ini dinotasikan olah jenis metalografi data yang diperlukan atau dibutuhkan. engamatan microetching   dapat memberikan gambaran kondisi dalam mental yang berhubungan dengan satu arah lebih. Untuk hal-hal berikut/

1. Crystalin Heterogencity, hadir dan meluas yang tergantung pada jalannya solidifikasi akan tumbuhnya kristalin dari logam atau paduann ya.

). Chemicalin Heterogencity, disebabkan oleh tidak berisinya logam atau  padannya dan lokasi pemisah dari susunan kimia tertentu. emisah serupa dapat dengan sengaja 2karbon dalam permukaan baja selama proses karburasi4.

+.  Mechanical Heterogencity, timbul dari Cold working  atau setiap proses yang menimbulkan tegangan-tegangan permanen dalam logam yang dituangi.

Sebelum dilakukan pengamatan mikrostruktur dengan mikroskop maka diperlukan preparassi sampel. $ahapan kerja preparasi sampel/

1. enentuan #ilayah kerja sampel

"alam pemotongan dan pengambilan sampel, perlu diperhatikan #ilayah daerah kerja sampel yang akan diamati yang biasanya disebut sebagai bidang orientasi dasar, yaitu/

• Bidan trans9ersal/ tegak lurus terhadap sumbu deformasi panas.

• Bidang planar/ sejajar dengan sumbu pengerjaan dan memiliki luas

 permukaan yang paling besar dan yang paling sering bersinggungan dengan rol.

(6)

'

• Bidang longitudinal/ tegak lurus terhadap bidang planar dan sejejar dengan

arah pengerjaan.

). emotongan sampel

$eknik pemotongan sampel dapat dilakukan dengan/

• ematahan/ untuk bahan getas dan keras

• engguntingan/ untuk baja karbon rendah yang tipis dan linak 

• enggergajian/ untuk bahan yang lebih lunak dari +8& :B

• emotongan abrasi

+. Electric discharge machining 

Untuk bahan dengan kondukti9itas baik dimana sampel diremdam dalam fluida di elektrik lebih dahulu sebelum dipotong dengan memasang catu daya listrik antara elektroda dan sampel.

%. emasangan sampel 2mounting 4

rosedur mounting dilakukan apabila sampel terlalu kecil, tak beraturan, sangat lunak  mdah pecah dan berongga. 3aranya adalah dengan meletakkan sampel ke dalam cetakan mounting, lalu masukkan resin yang telah dicampur dengan hardener. Larutan mounting harus memiliki sifat/

• $idak beraksi denngan sampel.

• ;ekentalannya sedang dalam bentuk cair dan bebas udara pada bentuk 

 padatnya

• 6dhesi yang baik dengan sampel

(7)

<

• ;emampuan susut yang rendah permukaan sampel yang akan diuji harus ada

dibagian ba#ah. Setelah dibiarkan selama 18 menit maka bahan mounting telah siap dan sampel telah siap dipreparasi dengan langkah berikutnya.

8. engamplasan

engamplasan bertujuan untuk meratakan dan menghaluskan permukaan sampel yang akan diamati. engamplasan ini dilakukan secara berurutan yaitu dengan memakai amplas kasar hingga amplas halus. emngamplasan kasar dilakukan dengan menggunakan amplas dengn nomor diba#ah 1(&=, sedangkan pengamplasan halus menggunakan amplas dengan nomor lebih tinggi dari 1(&=. engamplasan dimulai dengan meletakkan sampel pada kertas amplas dengan permukaan yang aka diamati  bersentuhan langsung dengan bagian kertas amplas tang kasar, kemudian sampel ditekan dengan gerakan searah. Selama pengamplasan terjadi gesekan antara  permukaan sampel dan kertas amplas yang memungkinkan terjadinya keaikan suhu yang dapat mempengaruhi mikrostruktur sampel sehingga diperlukan pendinginan dengan cara dialiri air. 6pabila ingin mengganti arah pengamplasan, Sampel diusahakan berada pada kedudukan tegak lurus terhadap arah mula-mula. engamplasan selesai spabila tidak teramati lagi adanya goresan-goresan pada  permukaan sampel, selanjutnya sampel siap dipoles.

'. emolesan

emolesan bertujuan untuk lebih menghaluskan dan melicinkan permuaan sampel yang akan diamati setelah pengamplasan. Seperti halnya pengamplasan, pemolesan dibagi dua yaitu pemolesan kasar dan halus. emolesan kasar menggunakan arasi!e dalam range sekitar +& - + >m, sedangkan pemolesan halus menggunakan arasi!e sekitar 1 >m atau diba#ahnya. Sebelum pemolesan dilakukan, sampel terlebih dahulu dibersihkan dengan air. emolesan dimulai dengan menyalakan mesin  poles sambil dialiri air. Sampel digerakkan secara radial dengan bagian permukaan sampel yang telah dipoles harus dilihat secara berkala. Berikutnya dilakukan

(8)

(

 pemolesan halus dengan cara yang sama seperti di atas tetapi dengan mennganti air  dengan autosol.

<. *tsa 2etching 4

*tsa?etching  dilakukan dengan mengikis daerah batas butir sehingga struktur bahan dapat diamati dengan jelas dengan bantuan mikroskop optik. @at etsa bereaksi dengan sampel secara kimia pada laju reaksi yang berbeda tergantung pada batas butir, kedalaman butir dan komposisi dari sampel. Sampel yang akan dietsa haruslah bersih dan kering. Selama etsa, permukaan sampel diusahakan harus selalu erendam dalam etsa. Aaktu etsa harus diperkirakan sedemikian sehingga permukaan sampel yang dietsa tidak sampai gosong karena pengikisan yang terlalu lama. Oleh karena itu sebelum dietsa, sampel sebaiknya diolesi alkohol untuk memperlambat reaksi. ada  pengetsaan masing-masing at etsa yang digunakan memiliki karakteristik tersendiri sehingga pemilihannya disesuaikan dengan sampel yang akan diamati. @at etsa yang umum digunakan untuk baja ialah nitral dan prical. Setelah reaksi etsa selesai, at esta dihilangkan dengan cara mencelukan sampel ke dalam air panas. Seandainya tidak  memungkinkan dapat digunakan air bersuhu ruang dan dilanjutkan dengan  pengeringan dengan alat pengering. ermukaan sampel yang telah dietsa tidak boeh disentuh untuk mencegah permukaan menjadi kusam. Setelah dietsa, sampel siap untuk diperiksa diba#ah mikroskop.

2.2 Perlakuan Panas

erlakuan panas adalah proses pemanasan dan pendinnginan sebuah logam dalam keadaan padat untuk mendapatkan perubahan sifat fisik yang diinginkan pada logam. Satu yang terpenting sifat-sifat mekanik pada baja adalah kemampuan baja untuk dikeraskan agar tahan karat dan aus atau dilunakkan untuk menigkatkan kelenturan dan kemampuan pada permesinan. Baja juga mendapatkan perlakuan  panas untuk menghilangkan tegangan dalam, mengurangi ukuran butir-butir atau meningkatkan kekuatan pada baja. Selama pembuatan, unsur-unsur tertentu ditambahkan ke baja untuk menghasilkan baja khusus ketika logam mendapatkan

(9)

C

 perlakuan panas dengan semestinya. erlakuan panas pada logam dilakukan dalam tanur pengatur khusus yang menggunakan gas, minyak atau dengan listrik untuk  memberikan panas. $anur ini juga harus dilengkapi alat keselamatan tertentu, seperti  pengatur dan alat penunjuk untuk memelihara suhu yang dibutuhkan dalam  pekerjaan. Semua pemasanhan tanur harus dilengkapi tutup uap dan kipas  pembuangan untuk membuang asap hasil dari operasi perlakuan panas atau dalam hal  pemasangan gas untuk pembuangan uap gas. 6plkikasi yang dpaling umum adalah untuk material logam #alaupun perlakuan panas juga digunakan dalam pembuatan  berbagai materi lain, seperti kaca.

Secara umum perlakuan panas adalah memanaskan atau dendinginkan materia, biasanya dalam suhu ekstrem, untuk mencapai hasil yang diinginkan seperti  pengerasan atau pelunakan material. 5ang termasuk teknik perlakuan panas adalah

annealing" case hardening" precipitation strengthening" tempering   dan quenching . erlu dicatat bah#a #alaupun perlakuan panas sengaja dilakukan untuk tujuan mengubah sifat, pemanasan dan pendinginan sering terjadi secara kebetulan selama  proses manufaktur lain seperti pembentukan panas 2hot forming 4 atau pengelasan.

2.3 %en#s(jen#s Perlakuan Panas

6dapun jenis-jenis perlakuan panas, yaitu/ 1. Dormalisasi 2normali#ing 4

engerjaan ini dilakukan dengan memanaskan baja hingga menjadi fasa austenite penuh dan didinginkan di udara 2pendinginan tungku4 hingga mencapai suhu kamar. 0asa yang dihasilkan berstruktur ferrite  dan pearlite tergantung komosisi unsur karbon. roses normaliing bertujuan untuk  memperbaiki dan menghilangkan struktur butiran kasar dan ketidak  seragaman struktur dalam baja manjadi berstruktur yang normal kembali yang otomatis mengembalikan keuletan baja lagi. Struktur butiran kasar terbentuk  karena #aktu pemanasan dengan temperatur tinggi atau austenite  yang menyebabkan baja berstruktur butiran kasar. ada proses normali#ing  ini baja dipanaskan secara pelan-pelan sampai suhu )&E3 sampai +&E3 diatas suhu

(10)

1&

 pengerasan, ditahan sebentar lalu didinginkan dengan perlahan dan kontinue. roses normali#ing  ini dilakukan juga sebelum kita melakukan proses soft  annealing .

). 6nnealing

6nnealing adalah proses pemanasan baja yang diikuti dengan pendinginan lambat didalam tungku yang dimatikan. $ujuan dari annealing untuk  memperbaiki7 mampu mesin, mampu bentuk, keuletan, kehomogenan struktur, menghilangkan tegangan dalam, dan lain sebagainya.

+. engerasan 2quenching 4

erlakuan baja ini dilakukan dengan memanaskan baja hingga fasa menjadi austenite dan didinginkan secara cepat. !edia pendinginan cepat seperti air, oli, garam atau mesia pendinginan lainnya. $ujuan utama perlakuan ini untuk  meningkatkan kekerasan baja. engerjaan temper 2tempering treatment 4 dengan pencelupan cepat. Suhu pemanasan adalah agak rendah diba#ah suhu transformasi eutectoid . $ujuan utama yaitu mengurangi nilai kekerasan logam sehingga keuletan 2ductility4 logam akan naik. Beberapa 9ariabel penting dalam perlakuan temper adalah temperatur, #aktu pemanasan dan lain-lain.

%. embebasan tegangan 2 stress relie!ing 4

erlakuan ini bertujuan untuk menghilangkan tegangan sisa di dalam logam baja akibat perlakuan logam seperti proses las, produk cor-coran,  pengerjaan dingin, pencelupan cepat dan sebagainya. roses ini dengan memanaskan hingga temperatur mendekati suhu temperatur, ditahan untuk   beberapa saat kemudian didinginkan di udara.

(11)

Menyiapkan sampel

Mengampelas benda uji dengan kertas ampelas ukursn 400#, 600#, 800#, 1000# dan 1200#

Melakukan polishing dengan pasta alumina

Melakukan etsa dengan larutan nital 3% yang dielupkan selama 3 detik

Melakukan pengamatan di ba!ah mikroskop

"embahasann

esimpulan

$iteratur ata

11

erlakuan ini bertujuan untuk menghilangkan tegangan sisa di dalam logam baja akibat perlakuan logam seperti proses las, produk cor-coran,  pengerjaan dingin, pencelupan cepat dan sebagainya. roses ini dengan memanaskan hingga temperatur mendekati suhu temperatur, ditahan untuk   beberapa saat kemudian didinginkan di udara. erlakuan pemanasan untuk 

menghasilkan karbida yang berbentuk bulat 2 gloular 4 di dalam logam baja.

BAB III

MET)DE PE*+)BAAN

3.1 D#agra$ Al#r Percobaan

ada percobaan metalografi kali ini terdapat diagram alir percobaan yang  berkaitan dengan percobaan sebagai berikut /

(12)

1)

,a$bar 3.1 "iagram 6lir ercobaan 3.2 Alat -an Baan

3.2.1 Alat ang -#gunakan

1. !esin grinding dan polishing  ). $ryer 

+. !ikroskop optik 

3.2.2 Baan ang -#gunakan 1. Baja 6S 1&%8

). ;ertas amplas ukuran %&&=, '&&=, (&&=, 1&&&= dan 1)&&= +. *thanol

%. asta alumina 8. Dital +

3.3 Prose-ur Percobaan

1. !engamplas benda uji dengan kertas amplas ukuran %&&=, '&&=, (&&=, 1&&&= dan 1)&&=.

). !elakukan pemolesan dengan pasta alumina.

+. !embersihkan permukaan dengan benda uji dengan ethanol dan mengeringkannya, kemudian melakukan etsa dengan larutan nital +. %. !engamati benda uji diba#ah mikroskop optik.

(13)

1+

BAB I/

 HA"IL DAN PEMBAHA"AN

!.1 Has#l Percobaan

"ari percobaan yang telah dilakukan mengenai pengujian metalografi berikut struktur mikro yang diperoleh adalah /

Bahan / 6S 1&%8 26ir4 Bahan / 6S 1&%8 2Oli4 embesaran / 1&&&F embesaran / 1&&&F

(14)

1%

Bahan / 6S 1&%8 2Dormaliing4 embesaran / 1&&&F

,a$bar !.1 :asil engamatan !etalografi

!.2 Pe$baasan

ada percobaan metalografi ini, praktikan menggunakan + buah logam uji dengan bahan baja 6S 1&%8 sebagai sampel yang telah diberi perlakuan panas dengan kondisi yang berbeda-beda. Sebelumnya sampel dilakukan preparasi terlebih dahulu sehingga dapat dengan mudah diamati dan diidentifikasi menggunakan mikroskop optik dengan perbesaran 1&&&F. roses preparasi yang dilakukan diantaranya yaitu  grinding 2pengampelasan4 " polishing 2pemolesan4 " washing  2pencucian4 dengan alkohol dan etching 2pengetsaan4. "ari keempat sampel yang telah diuji tersebut dapat dibandingkan denga n melihat struktur mikro yang terbentuk.

(15)

&errite

Martensite 18

,a$bar !.2 Spesimen quenching  air perbesaran 1&&&F

ada gambar %.) merupakan hasil identifikasi pengujian metalografi pada  perbesaran mikroskop optik 1&&&F yang mana pada sampel dengan pendinginan media air. erlakuan etsa yang terlalu lama sehingga korosi batas butir yang diharapkan. 0asa yang terbentuk terdapat martensite dimana bentuk butirnya terlihat memanjang, fasa tersebut terbentuk karena pendinginan cepat sehingga atom-atom tidak sempat berdifusi dan membentuk struktur kristal B3$, dikarenakan adanya  perbedaan kemampuan untuk menampung karbon yang ada pada struktur 033 dan B33 sehingga karbon yang seharusnya berdifusi keluar malah terjebak di dalam kisi kristal tersebut. 0asa ini mempunyai sifat mekanis keras dan getas.

,a$bar !.3 Spesimen quenching  oli perbesaran 1&&&F

3ementite earlite

(16)

1'

ada gambar %.+ ditunjukkan bah#a hasil dari quenching dengan media oli menghasilkan fasa berupa bainit. Bainit menggambarkan struktur mikro pada baja yang dihasilkan dari dekomposisi austenit ke ferit 2G4 dan sementit 20e+ 34. Bainit

terbentuk pada kisaran temperatur di atas transformasi martensit dan di ba#ah  pembentukan perlit. $ransformasi austenit ke struktur bainitik dapat terjadi bila baja didinginkan ke temperatur antara sekitar +&&-88& H 3. Bainit sering dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu bainit atas, upper bainite dan bainit ba#ah, lo#er bainite. $erbentuknya bainite atas atau ba#ah sangat tergantung pada rentang temperatur  dimana transformasi terjadi. 0asa ini mempunyai sifat mekanis yang lebih ulet dibandingkan fasa martensit dan lebih keras diband ingkan perlit.

,a$bar !.! Spesimen hasil normali#ing  perbesaran 1&&&F

ada specimen hasil  %ormaliing  setelah dilakukukan pengujian metalografi didapatkan hasil struktur mikro berupa fasa perlite.  Pearlite  merupakan satu fasa yang terbentuk dari gabungan dua fasa,  ferrite  dan cementite.  Pearlite  dianggap sebagai satu fasa sendiri, karena memberikan kontribusi sifat yang seragam. Seperti dijelaskan di atas, di dalam satu fasa, biasa terbentuk dalam satu butir. Damun, untuk   pearlite berbeda, karena ada dua fasa dalam satu butir. ;arena butir berukuran lebih  besar dari ukuran fasa  ferrite  dan cementite  itu sendiri 2ukuran terkecil yang bisa dikarakterisasi sebesar ukuran indentasi dari uji keras mikro !ickers, sekitar 8& mikron4, maka  pearlite, atas kesepakatan bersama para ahli material, digolongkan 0erit 3ementit

(17)

1<

sebagai satu fasa dalam satu butir. earlite memiliki morfologi mirip seperti lapisan 2lamellae4 antara ferrite 2hitam4 dan cementite 2putih4.

!ekanisme terjadinya perlit yaitu pertumbuhan perlit meliputi pertumbuhan ferit dan sementit sekaligus secara besamaan. ertumbuhan dimulai dengan terjadinya  pengintian sementit pada batas-batas butir austenite. Sementit ini kemudian tumbuh dengan didahului oleh difusi atom-atom karbon. Sehingga di sekitar pelat atau lapisan sementit merupakan daerah kekurangan karbon, maka bagian ini terjadi pelat-pelat ferit yang mempunyai kelarutan karbon maksimum &.&)8 persen. etumbuhan sementit terjadi di mana-mana yang diikuti oleh pertumbuhan ferit, sehingga akhirnya seluruhnya berubah menjadi perlit.

BAB /

 &E"IMPULAN DAN "A*AN

0.1 &es#$ulan

"ari hasil percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bah#a/

1. Sejarah perlakuan material yang diberikan sangat mempengaruhi struktur  mikro yang terbentuk.

(18)

1(

). ada hasil analisa mikroskop optik pada perbesaran 1&&&F diperoleh hasil sebagai berikut / normali#ing  terbentuk dari pearlite, quenching  media air  terdapat fasa martensite, quenching  media oli adalah terbentuknya fasa bainit.

0.2 "aran

Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik maka praktikan harus lebih memperhatikan lagi dalam proses grinding  sampel agar pada proses selanjutnya bisa menghasilkan gambar struktur mikro yang lebih jelas serta berhati-hati dalam hal melakukan etsa agar tidak terkorosi terlalu berlebihan.

DATA* PU"TA&A

"a9is, :.*, dan I.*, $roFell, JThe Testing and &nspection of Engineering   Material', !c. Ira#-:ill, De# 5ork, 1C'%.

69ner, S.:., J &ntroduction to Physical MetallurgyK, !c. Ira#-:ill, De# 5ork, 1C'%.

(19)

1C

K (uku panduan praktikum laoratorium metalurgi && K, 0akultas $eknik  Uni9ersitas Sultan 6geng $irtayasa, cilegon, Banten, )&1%.

(20)

)&

LAMPI*AN +

BLAN&) PE*+)BAAN

1. 6pa yang dimaksud dengan metalografiM a#ab /

!etalografi merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari metoda obser9asi atau pemeriksaan atau pengamatan atau pengujian dengan tujuan untuk  menentukan atau mempelajari hubungan antara struktur dengan sifat atau karakter  dan perlakuan yang pernah dialami oleh logam, paduan dan bahan bahan lainnya.

(21)

)1

). Sebutkan tahapan pengujian metalografiN a#ab /

ada pengujian metalografi terdapat tahapan-tahapan yaitu / 1. Sectioning atau cutting

). !ounting +. Irinding %. olishing 8. *tching

'. engamatan diba#ah mikroskop optik 

+. Iambarkan struktur mikro baja karbon rendah, sedang dan tinggiN a#ab /

,a$bar A.1 Struktur mikro baja %. Sebutkan macam-macam metode etchingN

a#ab /

!etode etsa dibagi menjadi dua macam yaitu / 1. *tsa kimia

*tsa kimia, yaitu proses pengetsaan menggunakan larutan kimia dengan karakteristik tertentu. enampakan batas butir spesimen bergantung pada  jenis masing-masing larutan. #aktu etsa relatif singkat 2satuan detik4

sesuai metode yang digunakan imerge ataupun s#ept. ). *tsa elektrolik 

*lektro *tsa 2*tsa *lektrolitik4, yaitu etsa menggunakan reaksi elektroetsa. "alam pelaksanaannya dilakukan pengaturan tegangan dan kuat arus listrik juga #aktunya.

(22)

))

a#ab /

!ounting adalah tahapan dimana memberikan pegangan atau #adah bagi sampel yang mempunyai bentuk tidak rata dan sulit dipegang, syarat bahan mounting / 1. Bersifat inert 2tidak bereaksi dengan spesimen maupun at etsa4

). Sifat eksotermis rendah +. iskositas rendah

%. enyusutan linier rendah 8. Sifat adhesi baik 

'. !emiliki kekerasan yang sama dengan sampel

<. 0lo#bilitas baik, dapat menembus pori, celah dan bentuk ketidakteraturan sampel

(. ;husus untuk etsa elektronik dan pengujian S*!, bahan mountng harus kondusif 

Tugas &usus

1. elaskan aplikasi larutan etsa dan macam-macamnyaN a#ab /

(23)

)+

,a$bar A.!edia etsa ). elaskan bahan media polishing.

a#ab /

olishing secra mekanik dilakukan diatas piringan berputar dan diatasnya diberi kain poles yang disebut sel9yt. 3ara penggunaannya yaitu diatas piringan berputar  ini diberi air dan pasta poles yang biasanya yaitu pasta alumina dan pasta intan.

(24)

)%

Iambar B.1 Hair $ryer  Iambar B.) !esin gerinda dan poles

Iambar B.+ !ikroskop Optik Iambar B.% Sampel

Iambar B.8 3airan Dital + Iambar B.' 6lkohol

Referensi

Dokumen terkait

Data hasil mikroskop optik masih belum menunjukkan struktur mikro dengan jelas, namun dapat diketahui dari mikroskop optik bahwa sampel YBCO telah mencapai

Porositas  didapatkan  dari  benda  uji  struktur  mikro  tetapi  yang  belum  dietsa,  caranya  adalah  dengan  memfoto  benda  uji  yang  belum  dietsa 

Adapun prinsip mikroskop yaitu mengamati benda atau objek mikroskopis dengan memanfaatkan sifat optic dari lensa yang digunakan dengan perbesaran tertentu untuk membentuk

Meja benda digunakan untuk meletakkan preparat yang akan diamati. Pada bagian tengah terdapat lubang agar sinar dapat menembus preparat. Meja pada mikroskop yang

Mikroskop merupakan alat utama dalam melakukan pengamatan dalam bidang biologi, karena dapat digunakan untuk mempelajari struktur dari benda- benda kecil.. Ada 2 prinsip dasar

Lup dan mikroskop adalah alat optik pandang dekat, yaitu untuk mengamati Lup dan mikroskop adalah alat optik pandang dekat, yaitu untuk mengamati  benda-benda yang dekat

Data hasil mikroskop optik masih belum menunjukkan struktur mikro dengan jelas, namun dapat diketahui dari mikroskop optik bahwa sampel YBCO telah mencapai

Dilihat dari Gambar 10 struktur mikro yang diamati menggunakan mikroskop optik, pengaruh dari perlakuan panas dengan kecepatan pendinginan yang berbeda terhadap diagram