• Tidak ada hasil yang ditemukan

sistem Irigasi pada lahan pertanian di N

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "sistem Irigasi pada lahan pertanian di N"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Irigasi pada lahan pertanian di New Jersey

Padi muda dan padi yang mendekati usia panen di Bogor. Irigasi memungkinkan tanaman pertanian untuk ditanam tanpa mengikuti musim

Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian. Dalam dunia modern, saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia. Pada zaman dahulu, jika persediaan air melimpah karena tempat yang dekat dengan sungai atau sumber mata air, maka irigasi dilakukan dengan mengalirkan air tersebut ke lahan pertanian. Namun, irigasi juga biasa dilakukan dengan membawa air dengan menggunakan wadah kemudian menuangkan pada tanaman satu per satu. Untuk irigasi dengan model seperti ini di Indonesia biasa disebut menyiram.

Sebagaimana telah diungkapkan, dalam dunia modern ini sudah banyak cara yang dapat dilakukan untuk melakukan irigasi dan ini sudah berlangsung sejak Mesir Kuno.

Drainase atau pengatusan adalah pembuangan massa air secara alami atau buatan dari permukaan atau bawah permukaan dari suatu tempat. Pembuangan ini dapat dilakukan dengan mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air[1]. Irigasi dan drainase merupakan bagian penting dalam penataan sistem penyediaan air di bidang pertanian maupun tata ruang. Saluran drainase sering kali dirujuk sebagai drainase saja karena secara teknis hampir semua drainase terkait dengan pembuatan saluran. Saluran drainase permukaan biasanya

(2)

Denifisi

Menurut SNI 03-6966-2003 diterangkan tentang saluran air hujan pracetak berlubang. Saluran air hujan pracetak berlubang didefinisikan sebagai saluran air hujan yang dibuat dari bahan beton bertulang dengan pelubangan sesuai design dan kriteria yang telah ditetapkan, dibuat dengan sistem pracetak. Saluran berfungsi untuk mengalirkan dan atau meresapkan air hujan dari suatu tempat ke tempat lain. Yang dimaksud beton pracetak adalah proses pembuatan struktur beton yang dilakukan dengan cara dicetak terlebih dahulu sebelum dipasang. Persyaratan umum saluran air hujan beton pracetak berlubang menurut SNI adalah sebagai berikut :

Saluran beton pracetak tersebut harus mampu mengalirkan serta meresapkan

sebagian air hujan ke dalam tanah dengan kecepatan tertentu.

 Dipasang di atas tanah yang stabil.

 Permukaan beton pracetak halus dan tidak cacat serta kedap air

Bahan yang digunakan untuk membuat saluran beton pracetak adalah sement Portland, agregat halus (pasir, fly ash), agregat kasar (stenslah/batu pecah), besi tulangan mutu fy 240 dan fy 400, air. Pada type tertentu perlu ditambahkan aditif untuk meningkatkan mutu beton atau untuk mempermudah pengerjaannya (workability). Cetakan (bekisting) dibuat dari plat besi dengan pengaku dari siku, bisa juga menggunakan tripleks yang diperkuat dengan rangka kayu. Cetakan dari kayu umumnya bisa dipakai hingga 5 x, setelah itu bentuknya sudah tidak presisi. Cetakan saluran beton pracetak yang dibuat dari plat besi bisa dipakai berkali-kali tanpa batas. Hal inilah yang menyebabkan harga beton pracetak bisa lebih murah dibandingkan dengan beton konvensional (di cor di tempatnya).

Type saluran beton pracetak

Type saluran beton pracetak saat ini di pasaran banyak sekali, mengikuti kebutuhan yang diminta oleh pengguna pekerjaan saluran. Type ini dibuat sesuai dengan dimensi saluran yang akan dikerjakan serta mempertimbangkan beban-beban yang akan ditahan

oleh saluran beton pracetak. Type saluran beton pracetak antara lain :

 U-ditch

 U-gutter

 L-gutter

 L-shape

 Box Culvert

Berikut ini adalah penjelasan mengenai type-type saluran beton pracetak tersebut: U-ditch

(3)

lubang dalam 30 x 30 cm hingga 100 x 120 cm. Panjang u-ditch umumnya 1 m dan 1,2 m.

u-dtich

Saluran beton pracetak type u-ditch ini biasa digunakan pada halaman bangunan perkantoran, pergudangan, pabrik dan hotel. Besar kecilnya dimensinya u-ditch

tergantung pada volume air yang akan dialirkan. Type saluran beton pracetak ini banyak dipakai sehingga jika pesan ke pabrik beton pracetak, kemungkinan ready stok.

saluran u-ditch

(4)

pemasangan saluran beton pracetak u-gutter

Bentuk U-gutter sama dengan U-dtich. Saluran beton pracetak ini adalah u-ditch yang berukuran besar, dimensinya mulai 100 x 150 cm hingga 300 x 150 cm. Tidak ada ketentuan mengenai dimensi tertentu disebut u-gutter, akan tetapi semakin besar dimensi u-gutter maka semakin sulit pengangkutannya maupun handling (penurunan dari stok yard ke lokasi pekerjaan).

Pertimbangan pada saat perencanaan saluran beton pracetak u-gutter adalah : – volume air yang akan dialirkan,

– kemampuan alat angkut untuk mendistribusikan material tersebut dari pabrik ke proyek,

– kemampuan alat berat untuk menurunkan material dari stok yard ke lokasi pekerjaan (handling),

– access masuk ke lokasi pekerjaan.

Saluran beton pracetak ini digunakan pada saluran tepi jalan (drainase perkotaan), saluran irigasi dan drainase pabrik.

L-gutter

(5)

pemasangan saluran beton pracetak l-gutter

Kerapian pemasangan saluran beton pracetak type ini sangat tergantung pada rapi tidaknya (kerataan) lantai kerja. L-gutter dan plat disambung dengan cor beton cast in site sehingga pada ujung kaki l-gutter dan plat harus dipasang stek besi tulangan. Pada ujung atas badan l-gutter juga perlu dipasang stek besi tulangan jika direncanakan pemasangan caping (sloof).

Caping di atas l-gutter berfungsi untuk merangkai l-gutter satu dengan lainnya untuk menghindari pergeseran arah melintang akibat desakan tanah samping. Caping juga berguna untuk menghindari penurunan yang tidak merata. Kerapian pemandangan saluran arah memanjang juga dipengaruhi oleh kerapian caping ini.

L-shape

Perbedaan yang mencolok antara u-gutter, l-gutter dengan l-shape adalah dari

(6)

bentuk saluran beton pracetak l-shape sama dengan plengsengan batu kali

Pada saat ini l-shape masih jarang digunakan. Mengapa jarang digunakan ? Karena material saluran beton pracetak banyak dipakai di wilayah perkotaan yang padat dengan bangunan sehingga bentuk dindingnya harus tegak untuk mengefisienkan penampang basah. Dengan bentuk yang miring seperti plengsengan, l-shape banyak memakan tempat.

Ditinjau dari segi biaya sebenarnya l-shape relatif lebih murah daripada l-gutter dan u-gutter. Mengapa lebih murah ? Bentuk miring menyebabkan sebagian beban konstruksi ditahan oleh tanah tanggul sehingga dimensi yang diperlukan relatif tipis dan

membutuhkan besi tulangan sedikit. Jika masih ada tanggul yang lebar sebaiknya saluran didesign menggunakan beton pracetak l-shape.

Box Culvert

saluran beton pracetak box culvert (jembatan)

Type saluran beton pracetak lain yang banyak dipakai di bangunan saluran drainase adalah box culvert. Box culvert adalah beton pracetak yang digunakan pada saluran yang melintasi jalan. Dahulu saluran yang milintasi jalan disebut gorong-gorong menggunakan buis beton. Saat ini box culvert banyak digunakan di perkotaan pada pekerjaan saluran yang melintasi jalan raya (crossing).

(7)

Bila dulu orang-orang lebih sering menggunakan beton cor, maka saat ini beton precast mulai banyak dipakai untuk menggantikan beton cor, terutama untuk pembangunan atau konstruksi skala besar. Ini tidak mengherankan mengingat beton precast memang memiliki keunggulan lebih bila dibandingakn dengan beton cor, misalnya:

beton precast

 Dapat memangkas waktu pekerjaan konstruksi. Karena pengerjaan cetak beton bisa dilakukan di tempat lain, sehingga saat tiba lokasi konstruksi bisa langsung dipasang atau dirangkai tanpa harus menunggu lama.

 Kualitas beton yang lebih terjamin, seperti permukaan beton yang lebih halus dibandingkan dengan beton cor.

 Tidak terpengaruh dengan kondisi cuaca pada lokasi konstruksi, karena dibuat di lokasi terpisah. Sehingga bila pun terjadi hujan, maka tidak akan mempengaruhi proses pencetakan beton yang dilakukan di tempat tertutup. Sehingga tidak akan menganggu proses dan jadwal pemasangannya.

 Lebih ekonomis dari sisi tenaga kerja. Ini karena untuk pemasangannya bisa digunakan tenaga kasar dengan upah yang lebih rendah dibandingkan dengan tenaga ahli yang dibutuhkan pada pada pembuatan beton cor.

 Menekan biaya pengguanan bekisting yang bisa digunakan pada saat pengecoran beton di lokasi konstruksi.

Keunggulan di atas menjadi alasan memilih beton precast sebagai bahan bagunan

dibandingkan beton konvensional. walaupun begitu, selain memiliki banyak keunggulan tadi, penggunaan beton precast tidak lepas kekurangan yang ada bila dibandingkan dengan penggunaan pagar beton, misalnya saja:

 Adanya biaya tambahan untuk transportasi saat memindahkan beton dari pabrik ke lokasi konstruksi. Biaya untuk pemindahan beton ini tentunya tidak sedikit, apalagi bila beton yang diangkut dalam jumlah banyak.

(8)

Bagaimana proses pembuatan beton pracetak dillaksanakan? Beton pracetak adalah salah satu jenis beton yang menghemat   anggaran   biaya,   menghemat   penggunaan   bekisting,   kualitasnya   terkontrol   dengan   baik,   serta tercapainya efisiensi waktu.

Proses Pembuatan Beton Pracetak

Di bawah ini langkah­langkah dalam pembuatan beton pracetak!

Langkah 1 : Pembuatan Cetakan

Cetakan berfungsi untuk membentuk beton dengan spesifikasi yang sesuai perencanaan. Bahan baku untuk membuat   cetakan   beton   yaitu   papan   kayu.   Papan­papan   kayu   tersebut   lantas   dibentuk   kotak   dan   ditahan menggunakan paku secukupnya. Penentuan ukuran dari cetakan harus benar­benar diperhatikan karena akan memengaruhi hasil jadi beton pracetak. Beton yangg baik seyogyanya bisa dipakai lagi hingga sebanyak 50 kali.

Langkah 2 : Pembuatan Adukan Beton

Secara prinsip, pembuatan adukan beton dilakukan dengan mencampurkan bahan pengisi dan bahan pengikat menjadi  satu. Bahan­bahan  yang dimaksud  antara lain  pasir, kerikil,  semen, dan  air dengan  perbandingan komposisi sesuai kualitas yang diharapkan. Untuk mengubah sifat alami dari beton, Anda bisa menambahkan zat aditif tertentu ke dalam adukan tersebut.

Langkah 3 : Penuangan Adukan Beton

(9)

untuk menghindari beton mengering secara mendadak. Perawatan terhadap beton dilakukan sampai berumur 7 hari, sedangkan beton akan mengering sempurna dan boleh digunakan setelah usianya mencapai 30 hari.

PEKERJAAN PERSIAPAN

Sebelum melakukan pemasangan u-ditch perlu dilaksanakan pekerjaan persiapan terdiri dari :

1. Survey lokasi dan pengukuran awal. 2. Koordinasi dengan pihak terkait.

3. Pembuatan direksi keet, barak pekerja dan gudang. 4. Pembuatan rambu lalu-lintas.

5. Pengaturan access masuk lokasi pekerjaan. 6. Pengaturan tata letak material dan peralatan. 7. Mobilisasi peralatan.

8. Pembuatan shop drawing FABRIKASI BETON PRACETAK U-DITCH

Segera setelah mendapatkan kontrak kerja, kontraktor berkoordinasi dengan direksi kemudian melakukan pengukuran awal di lapangan, dan selanjutnya kontraktor mengajukan shop drawing kepada direksi. Dengan disetujuinya shop drawing tersebut menjadi acuan untuk fabrikasi beton pracetak u-dtich. Pada umur minimal 7 hari, beton pracetak bisa dimobilisasi ke lapangan. Pekerjaan saluran beton pracetak u-ditch segera dimulai.

(10)

fabrikasi beton pracetak u-dtich

Berikut ini bagan alur fabrikasi beton pracetak u-ditch :

beton-pracetak-u-dtich1

PEMASANGAN BETON PRACETAK U-DITCH

Beton pracetak yang paling banyak volumenya dipasang paling awal. Tahapan pelaksanaan pemasangan BETON PRACETAK U-DITCH adalah sebagai berikut :

1. Pengukuran

(11)

pengukuran

2. Galian tanah

(12)

galian tanah

Penggalian tanah menggunakan excavator. Dalam waktu 1 hari target panjang galian minimal adalah 7,2 m untuk memenuhi kemampuan alat berat dalam memasang beton pracetak yaitu 6 unit.

3. Pembuangan tanah bekas galian

Selama excavator mengerjakan galian, 1 unit dump truck siap di sisi galian untuk menampung tanah bekas galian. Tanah bekas galian tersebut langsung dibuang ke luar proyek dan di sisi rencana saluran disiapkan sebagian material bekas galian untuk digunakan pengurugan kembali. Dengan demikian area di sisi galian relatif bersih dan setiap saat siap ditempati stock beton pracetak u-dtich.

4. Urug sirtu

pembuangan bekas galian

(13)

urug sirtu

5. Lantai kerja

lantai keja dudukan beton pracetak u-ditch

Pada umumnya ketebalan lantai kerja adalah 50 mm dengan mutu beton K125 atau B0. Permukaan lantai kerja dibuat serata mungkin dan dikontrol elevasinya berdasarkan elevasi yang sudah disimpan pada patok-paton bantuan. Kerataan lantai kerja sangat menentukan kerapian elevasi beton pracetak u-ditch yang dipasang di atasnya.

6. Pemasangan BETON PRACETAK U-DITCH

 Beton pracetak U-ditch yang sudah berumur lebih dari 7 hari dari fabrikasi

dikirim ke lokasi dan di stok di lokasi dekat pemasangan.

 Pemindahan BETON PRACETAK U-DITCH dari stock yard ke tempat

(14)

stock yard beton pracetak u-ditch

 Pemasangan BETON PRACETAK U-DITCH menggunakan excavator atau

crane tergantung pada berat material yang diangkat. Biasanya kapasitas crane atau excavator = 5 x berat material yang diangkat. Pemasangan dilakukan setelah cor lantai kerja berumur minimal 1 hari. Target pemasangan setiap hari rata-rata 6 unit.

pemasangan beton pracetak u-ditch

(15)

beton pracetak u-ditch terpasang

 Di atas BETON PRACETAK U-DITCH sebaiknya dipasang caping beam dari beton

cor di tempat, berfungsi untuk menjaga posisi beton pracetak u-dtich agar tidak bergeser ke kiri atau ke kanan oleh desakan tanah setelah pengurugan kembali.

 Pengelasan plat penyambung antar beton pracetak u-dtich

 Pekerjaan nat

Spasi antar BETON PRACETAK U-DITCH ditutup dengan spesi.

pengelasang joint sebelum pekerjaan nat

Baca juga artikel box culvert beton pracetak.

Iklan

(16)

PEKERJAAN : Peningkatan Jaringan Irigasi

TAHUN ANGGARAN : 2016

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

A. Mobilisasi dan Demobilisasi

Mendatangkan personil-personil dan alat-alat kerja beserta bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan.

1. Mobilisasi personil

Tenaga kerja harus dipersiapkan lebih awal sebelum pekerjaan dimulai. Personil yang akan digunakan dalam proyek ini antara lain:

Peralatan yang akan digunakan di lapangan harus dipersispkan paling lambat 3 hari sebelum pekerjaan dimulai. Peralatan yang akan digunakan dalam proyek ini antara lain:

1. Concrete Mixer : 2 unit

Semua peralatan utama merupakan milik sendiri. Mobilisasi peralatan dapat dilakukan pada awal pekerjaan dan demobilisasi dilakukan pada mingggu akhir pekerjan setelah pekerjaan selesai.

3. Mobilisasi bahan

Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini seperti semen, pasir, krikil, batu kali, baja tulangan, kawat beton, paku dan yang lainnya diangkut ke tempat penyimpanan sesuai jadwal yang akan dipersiapkan.

B. Shop Drawing

(17)

C. Penyediaan Lokasi Hasil Galian

Lokasi Hasil Galian akan dipersiapkan sebelum melaksanakan pekerjaan galian dengan persetujuan Direksi/Pengawas.

D. Penyediaan Air Bersih

Untuk pengadaan air bersih diperlukan satu buah mesin pompa untuk distribusi air bersih. Pemasangan pompa air dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pemantekan untuk mendapatkan sumber air, kemudian dilakukan pemasangan pipa dan kran air. Air bersih ditampung dalam toren air . Air bersihdapat juga diperoleh dari sumber existing yang ada dengan penyambungan dan membayar sejumlah biaya yang telah ditentukan.

E. Pemasangna Bowplank

1. Pada setiap pembuatan bangunan dan bangunan, dipasang bouwplank/profil dan

mencantumkan elevasi serta nama bangunannya. Pemasangan bouwplank/ profil berdasarkan peil elevasi ketinggian dari patok hasil pengukuran Uitzet dan pemasangannya dapat dilaksanakan apabila pengukuran dinyatakan selesai dan benar serta mendapat persetujuan dari Direksi.

T

F. Pembersihan Lahan dan Pembuangannya

Membersihkan lokasi / lapangan kerja bangunan dan bangunan yang akan dikerjakan dari kotoran-kotoran, rerumputan, semak belukar, pepohonan, tonggak-tonggak (sampai dengan kedalaman 1 m dari permukaan tanah), dan semua rintangan permukaan kecuali bangunan-bangunan sampai permukaan tanahnya kelihatan.

Hasil-hasil dari pembersihan (rerumputan, semak belukar, pepohonan, tonggak-tonggak dan sampah lainnya) akan dibakar sampai habis pada lokasi yang aman, dijaga dan tidak membahayakan/merugikan lingkungan sekitarnya. Sisa pembakaran yang dipastikan tidak ada lagi api yang menyala/membara ditanam dan diurug kembali secara rapi.

G. Pemasangan Papan Nama Proyek

1. Menyiapkan papan nama dari papan playwood 5 mm dicat warna dasar putih dengan redaksi dan ukuran 1,50 m x 1,00 m

2. Menulis pada papan dengan tulisan warna hitam, teks sesuai petunjuk Direksi.

3. Pemasangan papan-papan nama dilengkapi tiang-tiang penyangga dan pondasi yang cukup

stabil dan dipasang di lokasi yang disetujui direksi.

H. Penyediaan Kantor Direksi

Merundingkan terlebih dahulu dengan Direksi mengenai pembagian halaman untuk bangunan sementara. Selanjutnya membuat bangunan sementara yang terdiri dari tempat penimbunan barang- barang, gudang, ruang Direksi, ruang Kontraktor, kamar mandi/WC dan ruang- ruang lain yang dianggap perlu.

Menyediakan sebuah bangunan untuk direksikeet minimal 20 m2 dan dilengkapi panil-panil untuk menempel gambar-gambar.

Ruang Direksi dilengkapi minimal dengan:

- set meja kerja dan kursi

- 1 set meja rapat dan kursi, kapasitas minimal untuk 12 orang - 1 set meja dan kursi tamu

(18)

Menyediakan kantor lapangan, akomodasi kantor yang cocok dan fasilitas yang memenuhi kebutuhan proyek di tempat-tempat pekerjaan penting. Memelihara bangunan sementara yang telah ada di lapangan dan memperbaiki/mengganti kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan. Bangunan-bangunan seperti ruang Direksi, los kerja dan bangunan sementara akan dibongkar setelah mendapat persetujuan Direksi.

I. Pembersihan Sisa Material dan Fasilitas Sementara

Selama periode pelaksanaan pekerjaan, memelihara pekerjaan bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya pekerjaan, semua sisa bahan bangunan dan bahan-bahan tak terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin disingkirkan, seluruh permukaan terekspos yang nampak dibersihkan, termasuk juga semua fasilitas sementara seperti gudang, kantor lapangan dan jembatan sementara, sehingga proyek ditinggal dalam kondisi siap pakai dan diterima oleh direksi pekerjaan.

Sebelum pekerjaan pengukuran dimulai, tapak proyek dibersihkan dari rumput, semak-semak, lumpur, akan pohon, tanah humus, puing-puing dan segala sesuatu yang tidak diperlukan atau dapat menggangu jalannya pekerjaan. Penebangan pohon-pohon sesuai dengan petunjuk Direksi.

Semua barang bekas bongkaran harus dikeluarkan dari lokasi, selambat-lambatnya sebelum pekerjaan galian tanah dimulai.

Pembersihan Selama Pelaksanaan

1. Melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin bahwa tempat kerja, struktur, kantor

sementara, tempat hunian dipelihara bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, sampah dan kotoran lainnya yang diakibatkan oleh operasi-operasi di tempat kerja dan memelihara tempat kerja dalam kondisi rapi dan bersih setiap saat.

2. Bilamana dianggap perlu, menyemprot bahan dan sampah yang kering dengan air untuk

mencegah debu atau pasir yang beterbangan.

2. Menyediakan drum di lapangan untuk menampung sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah sebelum dibuang.

3. Membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah ditempat yang telah ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat dan Daerah dan Undang-undang Pencemaran Lingkungan yang berlaku.

Pembersihan Akhir

Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja ditinggal dalam keadaan bersih dan siap untuk dipakai dan mengembalikan bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam dokumen kontrak ke kondisi semula, membongkar bangunan-bangunan atau fasilitas penunjang sementara yang dibangun.

J. Penerangan dan Keselamatan Kerja

1. Mengutamakan keselamatan kerja dengan menyediakan sarana pengamanan kerja baik itu berupa helm, sepatu, pakaian pelindung dan pengaman lain yang diperlukan.

2. Menyelenggarakan, membangun tanda-tanda bahaya dan isyarat-isyarat yang sesuai dan

(19)

3. Berkoordinasi dengan pihak keamanan setempat untuk menghindari hal – hal yang tidak

diinginkan.

4. Menjaga kebersihan agar menjamin kesehatan lingkungan.

5. Menyediakan kotak obat lengkap dengan obat-obatan untuk memberi pertolongan darurat

bila ada petugas/pekerja yang sakit.

6. Mengasuransikan tenaga kerja.

7. Penginapan untuk petugas/pekerja layak dan memenuhi syarat kesehatan. 8. Menyediakan fasilitas sebagai berikut;

- Listrik dan penerangan untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dan keamanan.

- Air minum atau air bersih yang dapat diminum untuk semua keperluan selama pelaksanaan

pekerjaan dan semua petugas yang ada diproyek.

- Alat-alat pemadam kebakaran. - Alat-alat P3K.

- Kamar mandi dan WC untuk pekerjaan lapangan termasuk septictank sementara. - Alat Komunikasi.

- Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). - Alat pengendalian dan pengamanan lalu lintas.

II. UTILIZAT/PENGUKURAN

A. Pengecekan Patok BM dan pemasangan patok CP

1. Memastikan bahwa patok batas lahan, pada tiap sudut perimeter lahan sesuai dengan data Badan Pertanahan Nasional

2. Jika patok yang ada belum permanen (tidak dicor) atau tidak terlindungi dengan baik, dibuat patok beton dengan cor dan memasang titik batas dengan tanda paku tertanam di tiap patok dan melindungi patok-patok tersebut dengan perimeter yang baik dan mudah dipantau (dari bambu atau kaso dan diberi tanda warna atau bendera atau tanda lain yang mudah dilihat)

3. Setelah dipastikan seluruh patok perimeter sesuai, Berita Acara Joint Survey yang sudah disahkan bersama instansi terkait dan Konsultan Pengawas disimpan dan menjadi dasar acuan seluruh pengukuran berikutnya

4. Titik batas lahan dan garis perimeternya diplot ke gambar dan dilakukan cross check apakah

sesuai dengan batas yang diberikan dalam gambar desain atau gambar konstruksi —jika terjadi perbedaan maka akan dilaporkan kepada Konsultan untuk dilakukan penyesuaian gambar desain.

5. memastikan patok-patok benchmark utama (BM) yang terhubung dengan seluruh titik sudut

perimeter lahan di lokasi yang tidak terganggu selama pelaksanaan proyek dan diplotkan pada gambar pelaksanaan, serta menjadi acuan awal pelaksanaan pematokan (stacking out) pada bangunan-bangunan yang akan dilaksanakan

6. Membuat patok-patok Control Point (CP) untuk mempermudah pelaksanaan pengukuran dan pematokan berikutnya

B. Pengukuran Poligon

Langkah Kerja

1. Menyiapkan catatan, daftar pengukuran dan membuat sket lokasi areal yang akan diukur. 2. Menententukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik.

3. Mendirikan pesawat di atas titik P1 dan melakukan penyetelan alat sampai didapat

kedataran.

4. Mengarahkan pesawat ke arah utara dan menolkan piringan sudut horizontal dan kunci

(20)

5. Putar teropong dan arahkan teropong pesawat ke titik P2, baca dan catat sudut horizontalnya

yang sekaligus sebagai sudut azimuth. Bacaan ini merupakan bacaan biasa untuk bacaan muka.

6. Dengan posisi pesawat tetap di titik P1, putar pesawat 180º searah jarum jam, kemudian

putar teropong 180º arah vertikal dan arahkan teropong ke titik P2.

7. Melakukan pembacaan sudut horizontal. Bacaan ini merupakan bacaan luar biasa untuk bacaan muka.

8. Putar teropong pesawat dan arahkan di titik P akhir dan lakukan pembacaan sudut horizontal pada bacaan biasa dan luar biasa. Bacaan ini merupakan bacaan belakang.

9. Dengan cara yang sama, dilakukan pada titik-titik poligon berikutnya hingga kembali lagi ke

titik P1.

10. Melakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran.

11. Melakukan perhitungan sudut pengambilan, sudut azimuth dan koordinat masing-masing

titik.

12. Menggambar hasil pengukuran dan perhitungan.

C. Pengukuran Water Pass

Langkah Kerja;

1. Menyiapkan alat ukur waterpass di atas kaki tiga, dan siapkan pula alat tulis untuk mencatat hasil pengukuran

2. Buka kaki tiga dari pengunci

3. Berdirikan dan dalam keadaan tidak terkunci tinggikan sampai kira-kira sebatas dada, kemudian kuncikan kembali

4. Renggangkan ketiga kakinya membentuk segitiga sama sisi dengan jarak antar kaki sekitar

60 cm dan kepala kaki tiga dalam keadaan mendatar

5. Keluarkan alat ukur dari tempatnya, kemudian pasang di atas kepala kaki tiga yang sudah

disiapkan tadi, pasang skrup yang ada di kepada kaki tifa pada lubang yang ada di bagian bawah alat ukur cukup kuat agar antara kaki tiga dan alat betul-betul menjadi satu kesatuan. Lalu injak alat injakan yang ada di kaki tiga

6. Mengatur teropong sejajar dengan dua buah skrup pendatar

7. Putar kedua skup pendatar ke atas atau kebawah secara bersamaan dan skrup ketiga sebagai

pengatur sampingan, sampai gelembung nivo tepat ditengah kotak

8. Untuk memenuhi syarat garis bidik sejajar garis nivo, atur gelembung nivo tabungnya agar

tepat ada ditengah dengan menggunakan skrup pengatur nivo tabung

9. Arahkan tropong ke sasaran, berupa rambu ukur yang didirikan tegak diatas titik pengukuran 10. Cek benang diafragma terlihat atau tidak. Bila tidak terlihat putar-putar skrup pemokus

difragma sampai benang diafragma tersebut terlihat jelas

11. Menentukan dua titik A dan B

12. Membagi panjang PQ dalam beberapa slag

13. Membaca benang tengah di tiap slag, dengan menganggap bacaan bt yang berlawanan

dengan arah pengukuran menjadi arah belakang (b), yang searah menjadi arah muka (m) dan catat pada lembar kerja. Hitung beda tinggi tiap-tiap slag.

D. Pengukuran Situasi, Potongan Memanjang dan Melintang

- Pengukuran situasi

(21)

Pada pengukuran situasi tersebut, pengambilan titik ukur detail / rapat. Hal ini karena pada lokasi disekitar rencana jembatan akan dilapangkan.

- Profil Memanjang

Pengukuran penampang memanjang dalam pelaksanaanya di lakukan bersamaan dengan pengukuran sifat datar atau pengukuran penampang melintang .

Pengambilan data penampang memanjang dilakukan dengan setiap perubahan muka tanah dan sesuai dengan kerapatan detail yang ada sepanjang trase. Pembacaan rambu harus di lakukan pada pada tiga benang yaitu : benanf atas, benang bawah, benang tengah

- Penampang Melintang

Pengukuran penampang melintang saluran di lakukan alat sipat datar pada daerah datar dan terbuka, tetapi pada daerah dengan topografi bergelombang dilakukan dengan menggunakan teodolit kompas dengan ketelitian bacaan 20”.

Pengukuran penampang melintang saluran dilakukan tegak lurus dengan ruas jalan. Pengambilan data dilakukan pada tiap perubahan muka tanah dan sesuai dengan kerapatan detail yang ada dengan mempertimbangkan factor skala peta yang dihasilkan dan tingkat kepentingan data yang akan ditonjolkan,

Sketsa penampang melintang tidak boleh terbalik antara sisi kanan dengan sisi kiri. Untuk mempermudah pengecekan, pada masing masing sisi koridor di beri notasi yang berbeda, misalnya koridor sebelah kiri dari center line jalan diberi notasi alphabetic dan untuk koridor sebelah kanan di beri notasi numbers.

Pengukuran penampang melintang dilakukan dengan persyaratan : Kondisi datar, landai dan lurus dilakukan pada interval tiap 50 m dengan lebar koridor 75 m ke kiri dan 75 m ke kanan AS trase jalan.

III. SOSIALISASI

- Persiapan.

1. Koordinasi,

Melakukan koordinasi dengan Camat, Lurah/Kepala Desa, Kadus, Kaling, Bendesa adat dan Pekaseh di lingkungan setempat.

2. Penyiapan Tempat.

Lokasi tempat rapat disiapkan sesuai kesepakatan dengan pihak-pihak terkait pada saat koordinasi.

3. Penyiapan Tenaga Ahli.

Menyiapkan tenaga ahli yang fasih dan memahami bahasa bali (sor-singgih),

memahami adat istiadat Bali, memahami tata titi upacara agama Hindu Bali dan upacara adat di Bali, memahami keberadaan subak, pecalang, dan tata cara memulai dan mengakhiri pekerjaan di daerah masing-masing.

(22)

Materi sosialisasi mencakup: Tata cara memulai pekerjaan, Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan, Tatacara penanganan Bangunan-bangunan Suci, dan Tatacara mengakhiri pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Materi sosialisasi dibuat sehingga masyarakat setempat dapat memahami pentingnya kegiatan ini bagi dirinya dan orang lain. Masyarakat harus diberi pemahaman tentang tata cara pelaksanaan pekerjaan, gangguan yang akan timbul dan cara mengatasi permasalahan darurat. Untuk itu materi sosialisasi adalah berupa makalah, leaflet, animasi, atau hal-hal lain sesuai dengan permintaan tokoh masyarakat setempat.

Materi sosialisasi sekuraung-kurangnya memuat: 1. Rencana dan Kegiatan Secara umum.

2. Waktu Pelaksanaan.

3. Metode Pelaksanaan Pekerjaan.

4. Gangguan dan hambatan yang akan timbul.

IV. PEKERJAAN TANAH

A. Pekerjaan Galian Tanah Biasa 1. Tahapan Pekerjaan:

a. Melakukan penandaan pada lokasi yang diperlukan, panjang, arah aliran dan kelandaian ,

sesuai gambar atau sesuai perintah Direksi Pekerjaan.

b. Penggalian secara manual dengan ukuran dan kelandaian galian sesuai gambar, hasil galian dipindahkan dengan dump truck ke lokasi yang tepat dan diratakan sehingga dapat mencegah dampak lingkungan yang mungkin terjadi.

c. Sekelompok pekerja akan merapikan hasil galian.

d. Selama proses pengerjaan, petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.

e. Bersama direksi melakukan pemeriksaan akhir terhadap pelaksanaan pekerjaan.

f. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan.

B. Pekerjan Timbunan dan Pemadatan

1. Tahapan Pekerjaan:

a. Bersama direksi melakukan pemeriksaan terhadap titk-titik timbunan.

b. Sebelum mulai menimbun permukaan tanah digaruk sampai kedalaman yang lebih besar

dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai kedalaman 0,15 m, dan kadar air dari tanah yang digaruk selalu dijaga secara baik.

c. Penimbunan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum hamparan material sebelum

dipadatkan 30 cm. Penghamparan dan pemadatan material pada sisi kemiringan luar atau dalam dilebihkan minimal 30 cm dari garis rencana agar pada saat setelah perapian didapat kepadatan yang sama diseluruh bidang rencana dan pemadatan menggunankan alat pemadat/stamper.

d. Sekelompok pekerja akan merapikan hasil timbunan.

e. Selama proses pengerjaan, petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.

f. Bersama direksi melakukan pemeriksaan akhir terhadap pelaksanaan pekerjaan. g. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan.

V. PEKERJAAN DEWATERING A. Pekerjaan Kistdam

(23)

aliran air dari daerah yang ada di dalam kisdam yang akan merupakan daerah kerja. Biasanya di dalam kisdam kemungkinan masih ada / banyak air. Sehingga air tersebut perlu dikeluarkan agar daerah kerja tersebut tetap kering, dengan menggunakan pompa. Pekerjaan kisdam diikuti oleh pekerjaan pengeringan.

VI. PEKERJAAN PASANGAN

A. Pasangan Batu Kali

Tahapan Pekerjaan:

a. Semen, pasir dan air dicampur dengan perbandingan 1 PC : 4 Ps (5,2 Mpa) dan diaduk menjadimortar dengan menggunakan Concrete Mixer.

b. Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang.

c. Pembuatan profil tiap jarak 10 m kecuali pada tempat-tempat tertentu sesuai petunjuk Direksi.

d. Pemasangan lubang-lubang pembuang (drain/ Weep Hole) untuk mengurangi tekanan air setiap luas 2 M2 yang terbuat dari pipa PVC Ø 2" (dua inchi) dan pada ujung pipa PVC yang tertanam di tanah dibungkus dengan ijuk dan di luar sisi ijuk dipasang kerikil yang berfungsi sebagai saringan air sehingga tidak terjadi penggerusan tanah pada bagian dalam tanggul atau pasangan batu.

e. Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.

f. Selama proses pengerjaan, bahan di tempatkan pada tempat yang tidak mengganggu

lalulintas kendaraan. Petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.

g. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan

B. Pekerjaan Plesteran

Tahapan Pekerjaan:

a. Semen, pasir dan air dicampur dengan perbandingan 1 PC : 3 PP (12,5 Mpa) dan diaduk menjadimortar dengan menggunakan Concrete Mixer.

b. Sebelum plesteran dimulai, permukaan pasangan dibersihkan dan dibasahi dulu dengan air.

c. Pemelesteran dengan ketebalan rata-rata 1,5 cm

d. Penyelesaian dan perapihan setelah pelesteran.

e. Selama proses pengerjaan, bahan di tempatkan pada tempat yang tidak mengganggu lalulintas kendaraan. Petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.

f. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan

C. Pekerjaan Siaran

Tahapan Pekerjaan:

g. Semen, pasir dan air dicampur dengan perbandingan 1 PC : 2 PP (17,2 Mpa) dan diaduk

menjadimortar dengan menggunakan Concrete Mixer.

h. Sebelum disiar bidang muka pasangan dibasahi dulu dan dibersihkan dari kotoran yang melekat pada pasangan.

i. Pekerjaan siaran dengan ketentuan siar tenggelam (masuk ke dalam 1 cm), siar rata (rata dengan muka batu), dan siar timbul (timbul dengan tebal 1 cm, lebar 2 cm)

j. Penyelesaian dan perapihan setelah siaran selesai.

(24)

l. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan

D. Pekerjaan Pipa Drainase Tahapan Pekerjaan:

1. Pipa paralon (PVC 2“) dipotong-potong sesuai dengan panjang yang dibutuhkan, menggunakan alat pemotong berupa gergaji besi bertangkai. Selanjutnya pada salah satu ujungnya disumbat dengan ijuk dan diikat dengan baik sehingga mudah untuk dipindahkan. 2. Pipa drainase dipasang setiap 1,50 meter jarak datar dan 1,00 meter jarak vertikal.

3. Kualitas pipa dikontrol berdasarkan ketebalan pipa yang digunakan yang dipasang. Untuk mencegah terjadinya erosi di belakang pasangan, maka pada ujung pemasukan pipa diberikan filter berupa ijuk dan koral.

VII. PEKERJAAN PONDASI

Metoda konstruksi untuk pekerjaan pondasi setempat yaitu: 1. Penggalian tanah pondasi

2. Penulangan pondasi 3. Pekerjaan bekisting 4. Pengecoran

1. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi

Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi setempat yaitu:

- Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi.

- Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk jenis tanah yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dibuat dengan perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat meletakkan pondasi.

- Dalamnya galian tanah sesuai gambar atau sampai kedalam tanah padat/tanah keras.

- Lebar dasar galian tanah pondasi dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi agar tukang lebih leluasa dalam bekerja.

- Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan penggalian agar

tidak mengganggu pekerjaan.

2. Pekerjaan Penulangan a) Perakitan tulangan

Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat.

Cara perakitan tulangan :

- Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari ukuran

pondasi setempat.

- Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat, dengan memperhitungkan

bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada pondasi setempat tersebut.

- Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat pengikat agar kokoh dan

tulangan tidak terlepas

(25)

Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi setempat ini tidak terlalu berat dan kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu dalam.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:

- Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak turus permukaan tanah dengan bantuan waterpass.

- Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar tanah, jarak antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan pengganjal yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat.

- Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung melakukan

pengecoran.

3. Pekerjaan Bekisting

Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya.

Tahap-tahap pekerjaan bekisting:

- Yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).

- Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat bekisting, jarak

sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.

- Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.

- Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus tidak miring

dengan bantuan alat waterpass.

- Papan cetakan tidak boleh bocor

- Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit

- Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.

4. Pekerjaan Pengecoran

Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air. Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split menjadi satu kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras. Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah.

Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:

- Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat

mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.

- Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen, pasir, split,

(26)

- Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume 1:2:3

yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3 volune split serta air secukupnya.

- Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan pasir, kedua

semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru kemudian ditambahkan air secukupnya Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.

- Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang sudah

diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelahcelah tulangan.

- Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.

6. Memasang tulangan L - Shape(yang telah di cek dengan baik oleh QC dimana diameter tulangan letak dan ukuran dari luar ke luar sesuai dengan perencanaan) pada cetakan baja yang telah di set dan cek semua ikatan serta kunci kunci catakan serta pemasangan tahu pada rulangan.

7. Melakukan pengontrolan terakhir sebelum dicor oleh orang yang diberi tugas QC dan beri

tanda pengontrolan.

8. Mendatangkan beton dengan kualitas beton sesuai rencana dari Industri beton mix yang telah

di lakukan tes awal di laboratorium konstruksi dengan di saksikan oleh kedua belah pihak.

9. Menyiapkan peralatan pengecoran termasuk alat penggetar, kalau sudah lengkap dan bekerja sempurna semua peralatan maka beton dituangkan sampai penuh rapih (catat jam dan tgl pengecoran). Pelihara beton yang sudah dicor sesuai dengan aturan seperti penyiraman air berkala dan atau penggunaan selimuti basah.

10. Setelah pengecoran L - Shapemencapai 3 jam, cetakan dibuka bagian pinggirnya yang ada

‘conus’ dengan hati-hati agar beton tidak rusak dan mengelupas dan bagian atas dan bawah conus, beton dibiarkan sampai 14 jam dengan dipelihara dengan disiram air.

11. Menyiapkan cetakan L - Shapeyang baru dibongkar dari beton dengan tatakan (bagian bawah cetakan) yang lain

12. Setelah 14 jam L Shapedipindahkan dan simpan pada tempat penyimpanan L Shape. L -Shapeyang rusak tidak sesuai dengan KAK (Kerangka Acuan Kerja), segera diberi tanda X merah dengan cat.

13. L - Shapesetelah minimal berumur 7-14 hari atau telah memiliki kuat tekan 85% dari

rencana siap untuk di pasang, kecuali L - Shapeyang rusak atau gagal yang telah di beri tanda X dan lakukan pemindahan L - Shaperusak pada tempat yang jauh terpisah. Dengan tenggat waktu tersebut, pihak produksi L Shapebeton harus menyesuaikan jadwal pemasangan L -Shapedi lokasi agar hanya L - Shapebeton yang cukup umur (14 hari) dapat di serahkan ke lokasi kerja.

14. Memberikan kode produksi, tanggal produksi, mutu beton, dimensi L - Shape, serta nama rekanan dan nama proyek pada sisi dalam L - Shape(yang tertimbun tanah)

2. Mobilisasi L - Shape

1. Packing Dalam proses pemuatan, penumpukan, dan pemasangannya dilakukan sesuai

dengan petunjuk untuk menghindari kerusakan akibat penanganan yang tidak benar.

2. Pengangkatan (Loading/Unloading) Pengangkatan Produk L - Shapedengan menggunakan

(27)

3. Penumpukan Posisi L - Shapeantara lapis di atas dan dibawah hendaknya dibuat sejajar agar

posisinya rata.

4. L - Shape diangkut ke lokasi pekerjaan menggunakan Truck

3. Pekerjaan Pemasangan L - Shape

1. L Shape diangkat dan diletakkan sesuai dengan yang ditunjukkan gambar rencana.

2. L Shape diletakkan secara perlahan di dasar galian yang telah diberi urugan pasir setebal 10

cm dan lantai kerja setebal 5 cm.

3. Semua L Shape harus diperiksa dengan teliti terhadap retak-retak dan kerusakan-kerusakan

lainnya ketika L Shape berada diatas galian, jika terjadi kerusakan L Shape segera diganti.

4. Untuk L Shape dengan kemiringan antara1/5 sampai dengan1/10, agar tidak terjadi

pergeseran L Shape , maka pada sambungan harus diberi angkur dari beton yang ditanam pada kedalaman minimal 50cm dibawah sambungan.

5. Apabila diperlukan pemotongan maka harus dikerjakan dengan rapi dan teliti tanpa menyebabkan kerusakan pada L Shape dan lapisan ujungnya harus dibuat halus.

IX. MANAJEMEN PROYEK 1. Struktur Organisasi

Proyek ini akan dikerjakan oleh Tim Kerja yang dikendalikan oleh seorang Site Manager yang memiliki Sertifikat Ahli Sumber Daya Air dengan dibantu oleh Administrator, Logistic dan Pelaksanan. Pelaksana di bantu oleh Mandor dan

Juru Ukur. Personil

inti lebih diprioritaskan yang mempunyai sertifikat irigasi dan pengalaman pekerjaan sejenis. Berikut bentuk struktur organisasi dalam Peningkatan Jaringan Irigasi Subak Ulun Uma, Saluran Tersier – D.I. Ulun Uma.

2. Sub-Kontraktor Dan Suplayer

Sub-Kontraktor tidak ada dalam proyek ini, untuk precast L-Shape di suplay oleh PT. Lisa Concrete Indonesia

3. Komunikasi

Pengelolaan komunikasi di lapangan antara lain terdiri dari;

· Komunikasi antar personil inti.

· Komunikasi antara anggota tim proyek dengan berbagai agen perusahaan pemasok, penyewaan, dan sebagainya.

· antara kantor pusat dan lapangan

· Antara proyek dengan pemerintah atau masyarakat umum setempat.

Penyelenggaraan komunikasi yang lancar tentu akan menghasilkan kinerja yang baik bagi konstruksi.

X. METODE PELAKSANAAN MANAJEMEN 1. Tenaga Kerja

Dalam manajemen tenaga kerja terdapat proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan:

1. Penentuan ukuran dan jumlah tenaga kerja.

2. Recruitment dan pembagian tenaga kerja kedalam kelompok kerja. 3. Komposisi tenaga kerja untuk setiap jenis pekerjaan.

(28)

5. Perencanaan, penjadualan, pengarahan dan pengawasan kegiatan tenaga kerja.

2. Pemilihan Alat

1. Memastikan alat dirawat sesuai prosedur

2. Mengganti alat yang tidak sesuai atau tidak cocok.

3. Memastikan tersedianya suku cadang di proyek terutama pada elemen alat yang bersifat aus

4. Bila perlu menambah jumlah alat sehingga mencukupi kebutuhan pelaksanaan 5. Mengganti alat yang memiliki kapasitas yang lebih besar

6. Membuat sumber tenaga listrik cadangan. Kerusakan genset akan menghentikan hampir

seluruh pekerjaan.

3. Bahan/Material

a) Pemilihan Material

Untuk pemilihan material permanen pada suatu proyek konstruksi, harus sesuaidengan ketentuan yang tertera dalam gambar kerja dan spesifikasi yang terdapatdalam kontrak

b) Pemilihan Pemasok Material

Pemilihan pemasok material pada dasarnya ditentukan pada penawaran harga terendah, namun ada beberapa faktor lain yang dipertimbangkan sebelum memutuskan, yaitu :

- Kehandalan pemasok

- Ukuran pemasok

- Layanan purna jual yang ditawarkan pemasok - Syarat pembayaran yang diminta oleh pemasok - Kualitas material yang dipasok

- Kemampuan pemasok untuk menyediakan material dalam keadaan tidak terjadwal

c) Pembelian Material

Pengendalian pembelian dilakukan oleh petugas pembelian dengan menggunakan buku pesanan pembelian yang dibuat dalam beberapa rangkap. Masing-masing rangkap diserahkan kepada pihak-pihak yang terkait untuk kelengkapan administrasi proyek. Rincian yang harus dimasukkan dalam buku pesanan pembelian adalah :

- Nama dan alamat pemasok

- Nama orang yang memesan material - Rincian material yang dibutuhkan - Perintah penyerahan material - Harga material yang dipesan

- Nama petugas yang bertanggung jawab terhadap pembelian material.

- Rincian untuk administrasi akutansi biaya pembelian material

d) Pengiriman Material

Pengiriman material berdasarkan surat permintaan pembelian material yang telah disetujui dengan jaminan bahwa material yang akan dikirim pemasok sesuai dengan spesifikasi dan dikirim ke lokasi yang tepat dan waktu yang diminta. Bagian pengiriman material juga harus mengatur persetujuan bea Cukai, pembayaran tarif impor, mendapatkan izin impor dan lain-lain. Bila pemasok tidak bisa menyanggupi pengadaan material yang dibutuhkan pada waktu dantempat yang telah ditetapkan, maka bagian pengirirman material mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah tersebut, langkah-langkah-langkah-langkah yang mungkin dilakukan adalah :

- Mengubah material yang diminta "misalnya merk atau ukuran# yang telahmendapat

(29)

- Mengatur dan melakukan uji coba pada material yang tidak standar untuk memgetahui kinerja

dari material tersebut.

- Membatalkan pesanan dan memesan pada pemasok lain.

e) Penerimaan Material

Material-material yang dipasok merupakan suatu hasil dari surat permintaan pembelian yang wajib diperiksa pada saat penyerahan oleh bagian logistik. Sebelum material dibongkar, petugas logistik memeriksa terlebih dahulu bahwa material-material yang diserahkan benar-benar material pesanan yang merupakan bagian dari pelaksanaan proyek. Hal-hal yang perludi periksa oleh petugas logistik adalah :

- Material yang diserahkan telah diuji coba dan disetujui sesuai dengan spesifikasi. - Kuantitas material pada saat diserahkan harus sama dengan permintaan.

- Kualitas material merk harus sama dengan catatan penyerahan. - Material-material yang diserahkan harus dalam susunan yang baik.

Setelah petugas gudang selesai memeriksa penyerahan material dan hasilnya baik, maka catatan penyerahan yang terdiri dari 2 rangkap sebagai bukti tanda terima

harus ditandatangani. (angkap pertama dikembalikan kepada petugas yang menyerahkan sedangkan rangkap kedua disimpan sebagai arsip yang digabungkan dalam satu gandaan surat permintaan pembelian sebagai laporan untuk kelengkapan administrasi. Laporan-laporan ini akan dijadikan dokumen yang akan diserahkan pada pemegang pembukuan sebagai informasi perihal penerimaan material yang dipesan, sehingga dapat mempersiapkan pembayaran kepada pemasok ketika mengajukan penagihannya.

f) Penyimpanan Material

Penyerahan material yang sudah sesuai dan dapat diterima harus disimpan dengan baik oleh petugas logistik. Petugas logistik ini bertanggung jawab dalam menjaga dan menyimpan meterial-material yang diserahkan antara waktu penyerahan sampai dengan material tersebut dikeluarkan dari logistik yang akan digunakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi. spek utama manajemen material adalah aspek keamanan fisik dan selalu siap (availibility). Pemeriksaan secara periodik terhadap material-material yang disimpan harus diadakan untuk memperkuat catatan petugas logistik agar tidak terjadi perbedaan jumlah material yang disimpan dengan catatan yang ada.

g) Pengeluaran Material

Semua material yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi tercatat dan tersimpan di dalam gudang. Sehingga untuk penggunaan material tersebut harus dikeluarkan dari gudang penyimpanan dengan melengkapi

(30)

- Material yang dikeluarkan dari gudang dibutuhkan dan benar-benar digunakandalam

pelaksanaan pembangunan proyek.

- nformasi yang terdapat dalam berita acara pengeluaran adalah benar yangdiperlukan untuk

proyek.

Bahan permanen dan bahan sementara yang dikeluarkan dari gudang akan digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi, selanjutnya petugas gudang tidak mempunyai kepentingan lagi terhadap material-material tersebut. Untuk bahan sementara bila sudah tidak digunakan, akan dikembalikanlagi ke gudang penyimpanan yang akan digunakan pada pelaksanaan pembangunan proyek lainnya (sebagai contoh : cetakan, pompa, molen, dan lain-lain).

Tanggung jawab atas keamanan bahan konstruksi yang harus dikembalikan harus tetap atas nama orang yang bertanggung jawab atas dikeluarkannya barang tersebut. Petugas gudang juga harus dapat menjamin bahwa semua barang yang dipulangkan telah dibersihkan dan dapat beroperasi penuh. Bila dibutuhkan perbaikan, petugas gudang harus memperbaiki secepatnya, sehingga barang tersebut siap pakai bila tiba-tiba dibutuhkan.

4. Pengamanan ( Security )

Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, CV. Sarana Bali akan menyediakan tenaga keamanan sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas dalam hal :

- Pengamanan terhadap proyek pada umumnya

- Pengamanan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk pencegahan dari pencurian - Pengamanan dan Pengaturan lalu lintas/lingkungan sekitar pada saat pelaksanaan proyek - Menjaga dan membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar lokasi proyek, agar

pelaksanaan proyek mendapat dukungan dari lingkungan setempat sehingga tidak mendapat kendala dari lingkungan/masyarakat sekitar.

5. Program K3

Pelaksanaan K3 dilakukan sesuai dengan Rencana Usulan Keslamatan dan Kesehatan Kerja. Pelaksanaan K3 meliputi:

a. Menyusun instruksi kerja.

b. Menyediakan peralatan keselamatan kerja seperti helm, sarung tangan, sepatu keselamatan. c. Membuat rambu-rambu keselamatan.

d. Menyediakan perlengkapan P3K.

e. Melakukan pelatihan kepada pekerja tentang keselamatan dan kesehatan kerja.

6. Metode Pengendalian Proyek

Pengendalian proyek bertujuan sebagai instrumen pengontrol progress pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Apabila terjadi permasalahan teknis maupun non teknis pada saat pelaksanaan proyek atau indikasi-indikasi permasalahan yang muncul, maka sesegera mungkin dicari jalan penyelesaiannya. Hal tersebut dimaksudkan agar keterlambatan yang terjadi diproyek dapat diantisipasi atau dikejar di masa yang akan datang dan tidak terlalu berdampak buruk pada pekerjaan-pekerjaan berikutnya. Hal-hal yang menjadi fokus pengendalian proyek, adalah:

- Waktu yang telah digunakan terhadap rencana

- Besar progress kemajuan proyek

- Mutu konstruksi yang telah dilaksanakan

- Biaya yang telah digunakan terhadap rencana - Jumlah tenaga kerja yang digunakan

(31)

7. Jadwal Pekerjaan

Jadwal Pekerjaan akan dijabarkan lebih detail (bulanan dan mingguan) dan akan dimonitor secara cermat menggunakan laporan harian dan mingguan. Pengontrolan secara keseluruhan akan dituangkan dalam bentuk Bar Chart. Aktivitas yang ditunjukkan pada Bar Chart terdiri dari waktu untuk persiapan dan persetujuan gambar-gambar dan contoh-contoh, pengadaan bahan, dan peralatan. Kemajuan pekerjaan selanjutnya akan diplot dalam kurva-S yang menunjukkan perbandingan antara kemajuan pekerjaan dengan jadwal yang direncanakan. Berikut Bar Chart dan Kurva S pada proyek Peningkatan Jaringan Irigasi Subak Ulun Uma, Saluran Tersier – D.I. Ulun Uma

TIME

SCHEDULE

(SKEMA RENCANA

KERJA)

KEGIATAN :Peningkatan Jaringan Irigasi

LOKASI :Di Kecamatan ...

T. A :2016

(32)

Pengelolaan dan Pemantauan terhadap lingkungan di sekitar pekerjaan antara lain;

a. Pengumpulan hasil galian dan perlindungan saat hujan.

Tanah galian langsung diangkut deng Dump Trruck ketempat pembuangan sementara untuk yang akan digunakan kembali. Temapat pembuangan sementara dipastikan aman saat terjadi hujan.

b. Pembuangan tanah secara periodik

Pembuangan tanah dilakukan secara periodik untuk menghidari longsor dan dampak lingkungan lainnya

c. Pemberian MCK yang layak atas petunjuk Direksi

Tempat MCK yang layak perlu disedikan untuk menjaga kebersihan dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan

XI. KOORDINASI ANTAR DISIPLIN

Untuk koordinasi dalam pelaksanaan proyek, maka rapat-rapat akan dilaksanakan secara rutin antara pihak Kontraktor, Konsultan Pengawas, dan Direksi Pekerjaan sebagaimana dituang dalam kontrak. Demikian juga rapat internal antar bagian dalam organisasi kontraktor akan dilaksanakan minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) minggu dan berfungsi membahas dan koordinasi pelaksanaan pekerjaan, permasalahan dan penyelesaiannya serta program pelaksanaan di lapangan. Hal tersebut bertujuan agar tercipta suasana komunikasi kerja yang harmonis sehingga mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan. Disamping itu CV. SB juga menerapkan sistem koordinasi yang sinergis antara semua pihak yang terkait dalam kegiatan ini. Dalam pelaksanaan sistem koordinasi tersebut terdapat

(33)

Gambar Diagram Koordinasi

XII. QUALITY CONTROL

Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang disyaratkan, perlu dilakukan pengendalian proses dan pengawasan mutu (Quality Control ) terhadap pelaksanaan pekerjaan yang antara lain, adalah:

- Seluruh material yang digunakan

- Pemilihan tenaga kerja

- Perawatan alat

- Test material di laboratorium dan lapangan

Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri. Meskipun untuk hal-hal tersebut di atas sudah ada penanggungjawabnya langsung, kiranya perlu ditunjuk petugas khusus quality control yang dikoordinasikan oleh bagian teknik dan melakukan proses Quality Control dan prosedurnya yang telah berlaku diproyek yang dilaksanakan oleh CV. SB.

(34)

- Sasaran mutu yang jelas

- Sumber daya manusia yang profesional dan tanggung jawab yang jelas

- Organisasi proyek yang handal

- Sistem dan prosedur mutu yang baku

8

- Penerapan manajemen mutu yang konsisten

XIII. PENUTUP

Gambar

Gambar Diagram Koordinasi

Referensi

Dokumen terkait

Pemanfaatan dengan bahan dasar limbukyu yang dipakai sebagai bahan perbandingan untuk memahami persoalan yang dianalisis dengan pemecahan masalah melalui

Planting the value can be tested by language learning techniques in shaping communication skills which are based on the values of politeness, especially in education.. This is in

Jika pupuk kita masukkan ke dalam tanah dan telah terhidrolisis maka unsur hara berada di 2 tempat yi :.. dalam larutan tanah (mudah tercuci

: Jika pakaian khas diperlukan bagi mengendalikan tumpahan, perhatikan apa jua maklumat dalam Seksyen 8 tentang bahan yang sesuai dan tidak sesuai.. Lihat juga maklumat dalam

Penelitian mengenai pembatasan kekerasan bagi penguasa menurut Bertrand Russell ini dilakukan dengan penelitian pustaka. Difokuskan pada karya Russell kekuasaan, sebuah

2007 Penggunaan Metode Hematologi dan Pengamatan Endoparasit Darah untuk Penetapan Kesehatan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) di Kolam Budidaya Desa

Kondisi tersebut telah dilaksanakan oleh salah satu anggota Paguyuban Air Minum Masyarakat Yogyakarta (Pamaskarta) Unit SPAM Oyo Wening Sentosa yang merupakan salah kelompok