• Tidak ada hasil yang ditemukan

AsAL UsUL TAnAMaN CeNgKeH. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "AsAL UsUL TAnAMaN CeNgKeH. docx "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

AsAL-UsUL TAnAMaN CeNgKeH... 16.45 |

Percaya atau tidak, cengkeh adalah rempah-rempah purbakala yang telah dikenal dan digunakan ribuan tahun sebelum masehi! Pohonnya sendiri merupakan tanaman asli kepulauan Maluku (Ternate dan Tidore), yang dahulu dikenal

oleh para penjelajah sebagai Spice Islands. Menanam

pohon cengkeh saat seorang anak dilahirkan adalah tradisi penduduk asli Maluku. Secara psikologis ada pertalian antara

pertumbuhan pohon cengkeh dan anak tersebut sehingga pohon cengkeh benar-benar dijaga dan dirawat oleh orang

Maluku. Pada abad pertengahan (sekitar 1600 Masehi) cengkeh pernah menjadi salah satu rempah yang paling

popular dan mahal di Eropa, melebihi harga emas.

Perjalanan cengkeh dari daerah asalnya di Maluku sampai menjadi rempah yang dikenal dan digunakan di seluruh dunia bergulir seiring dengan garis sejarah perdagangan

rempah-rempah (spice trade). Tulisan mengenai sejarah cengkeh

dan spice trade bagian pertama ini mencakup pemakaian dan perdagangan cengkeh dari 5000 tahun yang lalu hingga 500 SM di kawasan Timur Tengah.

3000 SM

Rempah-rempah mungkin telah digunakan oleh manusia sejak manusia mulai menggunakan api untuk memasak. Catatan pertama tentang penggunaan rempah-rempah

adalah dari bangsa Assyria (bangsa yang tinggal di kawasan Iran, Irak, Turki, dan Suriah) sekitar 3000 tahun sebelum Masehi. Catatan tersebut menyebutkan mitos bahwa

dewa-dewa bangsa ini meminum anggur wijen (sesame) pada

malam sebelum dunia diciptakan, sementara diketahui bahwa asal wijen adalah dari India Selatan. Dari sini kita mendapatkan dua bukti sejarah yaitu pemakaian dan perdagangan rempah-rempah di jaman purbakala, sekitar 5000 tahun yang lalu!

2400 SM

(2)

selatan Mesopotamia, tenggara Irak) diketahui cengkeh sangat popular di Syria pada 2400 SM. Ini bukti yang sangat kuat bahwa perdagangan rempah-rempah dari kepulauan Maluku adalah benar-benar purba.

1500 SM

Bangsa Mesir dan Somalia juga tercatat telah memanfaatkan rempah-rempah, baik untuk kuliner maupun pengobatan, sekitar 1500 SM.

Semua bukti-bukti ini menunjukkan bahwa perdagangan antara Timur Tengah dan Cina, Asia Tenggara, India, serta Spice Islands telah dimulai di jaman purbakala. Ini juga merupakan indikasi betapa berharganya rempah-rempah, termasuk cengkeh, hingga dicari bangsa lain dengan

peluncuran ekspedisi besar-besaran.

950 SM

Pada 950 SM bangsa Nabatean dari utara Arab mulai berekplorasi ke Cina dan India menempuh jalur daratan

mengendarai karavan yang ditarik unta dan keledai. Jalur ini disebut Incense Route karena tujuan utamanya adalah

mencari incense and rempah-rempah untuk bangsa Yunani. Jalur ini kemudian menjadi sepi setelah bangsa ini beralih ke jalur maritim serta mulai melibatkan bangsa dari selatan Arab. Letak semenanjung Arab yang strategis, di

persimpangan antara Eropa, Afrika, dan Asia, ditambah jalur perdagangan melalui darat yang dirintis oleh Arab

sebelumnya menjadikan bangsa Arab (utara maupun selatan) penguasa perdagangan rempah-rempah di abad ke-5 SM. Jalur perdagangan yang dirintis bangsa Arab

menghubungkan Arab, Baghdad, India, Guangzhou (Cina), dan Spice Islands alias Kepulauan Maluku.

Bangsa Arab dan bangsa Kanaan / Fenisia (sekitar Lebanon di masa sekarang) adalah yang pertama memperkenalkan

(3)

mempertahankan dominasinya, bangsa Arab merahasiakan sumber rempah-rempah dari bangsa barat dengan

mengarang dongeng yang sangat pelik tentang dimana dan bagaimana mereka mendapatkan rempah-rempah tersebut selama berabad-abad.

Kembali ke tulisan Sejarah Cengkeh Bagian 1, bangsa Arab pada 950 SM telah mulai menjelajah ke Cina dan India untuk mendapatkan rempah-rempah dan menjadi “middlemen” antara Asia dan Eropa. Di Asia sendiri catatan sejarah

mengenai cengkeh ditemukan pada 600 SM di India. Berikut adalah beberapa bukti sejarah yang dapat kami rangkum. 600SM – India

Catatan tertulis mengenai cengkeh ditemukan dalam kitab Weda, kitab suci bangsa Aria dari India Utara. Bangsa Aria adalah bangsa yang membangun peradaban Hindu dan Budha dan menyebarkannya ke seluruh penjuru Asia. Kitab Weda ditulis dalam bahasa Sansekerta pada tahun 1700 SM – 800 SM (era Hindu) dan 800 – 350 SM (era Budha). Bangsa Aria telah menggunakan rempah-rempah sejak awal

peradabannya, namun perkenalan mereka dengan cengkeh tercatat dalam era Budha. Cengkeh diperkirakan mencapai India melalui Malaysia karena “lavanga” (bahasa Sansekerta

untuk cengkeh) berasal dari bahasa Melayu, bunga

lavanga. (Catatan: Cengkeh dalam bahasa Bali “wunga lawang” dan dalam bahasa Gayo “bungeu lawang” .) Cengkeh juga muncul dalam cerita epik Ramayana yang ditulis oleh bangsa India antara tahun 350 SM dan 1M.

Antara 600SM – 1400 M para misionaris dan pedagang India menjelajah kawasan Asia untuk menyebarkan ajaran Hindu dan Budha serta memperdagangkan rempah-rempah, salah satu komoditi terpenting saat itu. Penjelajahan mereka

meliputi Cina dan seluruh Asia Tenggara, termasuk kepulauan Maluku dimana mereka mendapatkan cengkeh.

350SM – Melayu

Tidak hanya India saja yang aktif berdagang rempah-rempah. Sekitar tahun 350SM bangsa Melayu dari semenanjung

Malaysia membuka jalur perdagangan Malaka, yakni jalur laut yang routenya mencakup Cina, Malaka, India dan Sri Lanka.

206 SM – Cina

(4)

memanfaatkan keharuman cengkeh sebagai penyegar nafas. Semua yang hendak bertemu dan berinteraksi dengan Kaisar Cina diharuskan mengulum atau mengunyah cengkeh untuk menghindarkan kaisar dari bau nafas tak segar.

200SM

Bukti linguistik dan arkeologi menunjukkan bahwa penduduk Molluca (kepulauan Maluku) telah memperdagangkan

cengkeh sampai ke Cina, India, bahkan Arab nun di barat sana.

100SM

Pedagang Arab membuka jalur perdagangan maritim ke India, Cina, dan seluruh kepulauan Melayu dan berdagang langsung dengan penduduk Maluku.

Pada bagian ini diulas bagaimana bangsa Romawi menjadi konsumen rempah-rempah yang besar dan berusaha mematahkan monopoli bangsa Arab dalam bisnis perdagangan rempah-rempah.

Era Romawi

Bisnis perdagangan rempah-rempah yang didominasi oleh bangsa Arab selama 600 tahun sangatlah ‘basah’. Bangsa barat, dalam hal ini Romawi, sangat penasaran akan asal rempah-rempah ini dan bertekad mematahkan monopoli bangsa Arab. Pada 332 SM, Alexander The Great menaklukan Mesir (yang juga merupakan titik transit penting dari Spice Route, menghubungkan Kerala dengan Afrika Utara dan

Mediterania) dan menetapkan Alexandria sebagai pelabuhan untuk perluasan spice trade ke Eropa via Mediterania (Yunani dan Romawi) dan titik penarikan pajak ekspor bagi bangsa Arab yang hendak berdagang melalui Alexandria.

Alexandria menjadi semakin makmur dengan pemasukan bea cukai dari perdagangan rempah-rempah ini. Kota yang

sebelumnya hanyalah sebuah kota tua ini kini berkembang menjadi pusat kekuatan angkatan laut dan militer,

sedemikian kuatnya hingga pada 150 SM kawasan laut Mediterania disebut “Mare Nostrum” (Our Sea).

Pada era yang sama, 146SM, bangsa Yunani jatuh dan banyak orang Yunani yang menjadi budak dan pelayan

bangsa Romawi. Bangsa Yunani dikenal sebagai bangsa yang menggunakan banyak rempah-rempah dalam masakannya. Dengan banyaknya jurumasak Yunani yang dibawa ke

(5)

diadaptasi oleh bangsa Romawi dan hal ini menjadikan bangsa Romawi konsumen rempah-rempah yang sangat besar. Pada 80 SM Alexandria resmi diserahkan oleh Yunani ke tangan Romawi dan menjadi pusat perdagangan

international terbesar dan pasar utama perdagangan

rempah-rempah yang dikontrol oleh bangsa Arab, khususnya Nabataeans dari Arab utara yang bersekutu dengan Roma. Namun, beberapa tua-tua bangsa Romawi mulai

mengkhawatirkan akan tingginya kebutuhan mereka akan rempah-rempah dan arus emas Romawi yang mengalir deras ke Asia karenanya. Salah satu tua-tua itu adalah Pliny the Elder, yang bertekad untuk menemukan kebenaran tentang sumber rempah-rempah daripada percaya dengan dongeng yang diciptakan oleh bangsa Arab.

Dari catatan sejarah diketahui bahwa Yunani (sekitar 116 SM) berhasil berlayar dengan dukungan ‘trade winds’ mencapai Kerala, India. Ini berdampak terbukanya perdagangan

rempah-rempah bangsa Mesir dengan India (sangat kecil dibandingkan dengan perdagangan bangsa Arab). Namun, ketika Romawi mengambil alih Alexandria, jalur perdagangan dan pengetahuan tentang ‘trade winds’ ini seakan hilang. Bangsa Romawi akhirnya menyerang Arab pada tahun 24 SM. Tetapi serangan ini tidak berhasil dan malah mempermalukan Romawi, yang semakin bertekad untuk mematahkan

monopoli Arab. Pengetahuan tentang perdagangan rempah-rempah akhirnya lambat laun terkumpul dan pada tahun 40 M seorang pedagang Yunani bernama Hippalus mengungkap rahasia ‘East Indian trade winds’, rahasia yang berhasil

dikubur oleh bangsa Arab selama hampir satu milenium. Ternyata, monsoon yang berperan dalam pertumbuhan lada di India berbalik arah di pertengahan tahun sehingga

perjalanan dari Laut Merah (pantai Mesir) ke India dan

sebaliknya dapat dicapai dalam waktu jauh lebih singkat dan aman dari yang selama ini bangsa Romawi bayangkan. Sejak itu hubungan perdagangan Romawi langsung dengan India tumbuh subur dan monopoli Arab terpatahkan.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Capaian target Sasaran Kinerja untuk indikator kedua yakni Persentase Badan Publik yang menerapkan standar layanan informasi publik sudah memenuhi besaran target yang

Penelitian yang telah dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus.Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, atau tindakan, observasi,

Pengendara motor sebagai bagian dari elemen masyarakat berperilaku mengikuti aturan dan norma hukum yang ditetapkan dalam masyarakat biasa disebut dengan subyek hukum

Pada pasien gagal ginjal kronik terjadi perubahan persepsi dan tata laksana hidup sehat karena kurangnya pengetahuan tentang dampak gagal ginjal kronik sehingga

Sehubungan dengan laporan hasil evaluasi kemajuan pekerjaan pada Paket ___________, telah terjadi kegagalan Uji Coba Tingkat III (Ketiga), dan Pihak Penyedia Jasa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaplikasian limbah kubis-kubisan pada media tanam kakao berpegaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter

“Sistem harga pokok standar adalah salah satu sistem harga pokok yang ditentukan dimuka untuk mengolah produk atau jasa tertentu dengan cara menentukan besarnya biaya standar