• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Kandungan Karbon dan Nilai Eko

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perubahan Kandungan Karbon dan Nilai Eko"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN KANDUNGAN KARBON DAN

NILAI EKONOMINYA PADA KONVERSI HUTAN RAWA

GAMBUT MENJADI HUTAN TANAMAN INDUSTRI PULP

YANTO ROCHMAYANTO

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis “Perubahan Kandungan Karbon dan Nilai Ekonominya pada Konversi Hutan Rawa Gambut Menjadi Hutan Tanaman Industri Pulp” adalah karya saya sendiri di bawah bimbingan Komisi Pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada Perguruan Tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal dan/atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftra Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Agustus 2009

(3)

ABSTRACT

YANTO ROCHMAYANTO. Change of The Carbon Stock and It’s Economic Value on Peatswamp Forest Conversion Towards Pulpwood Industrial Plantation Forest. Under direction of DUDUNG DARUSMAN and TEDDY RUSOLONO.

Peatswamp forests are the important terestrial carbon (C) stock in the world. Now, many pulpwood industrial plantation forests are built on the peatland, and the existence of peatswamp forests progressively threatened. Therefore, research of peatswamp forest conversion effect towards pulpwood industrial plantation forest to the C stock and its economic value are important. The objectives of the research are: (1) to know the change of C stock on peatswamp forest conversion towards pulpwood industrial plantation forest, (2) to get the carbon economic value of peatswamp forest and pulpwood industrial plantation forest, and (3) to evaluate the the role of pulpwood industrial plantation forest on peatland within supporting climate change mitigation. C stocks are counted by allometric equation, and C economics by the economic acceptance of REDD (Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation) project approach. The result showed that conversion from logged over and secondary forest causing decrease of C stocks of 103.53 and 61.02 ton/ha/year, while conversion from degraded forest causing increase of C stocks of 22.47 ton/ha/year. Economic value of pulpwood industrial plantation forest was Rp 15.56 million/ha, while economic value of C is different on each forest condition. REDD project on pulpwood industrial plantation forest from degraded land causing increase of NPV of 20.21% and 51.13% for compensation prices US$ 9 and 12/tCO2-e. REDD project with conservation on secondary forest gave lower economic value than pulpwood industrial plantation forest at all compensation prices simulation, and REDD project with preservation logging gave the higher economic value than pulpwood industrial plantation forest at compensation price US$ 12/tCO2-e. REDD project on logged over forest gave the higher economic value than pulpwood plantation at compensation prices US$ 9 and 12/tCO2-e (both on conservation and preservation logging scenario). If woods from natural forest counted as revenue during conversion process, hence minimum of compensation prices were US$ 130.64/ tCO2-e for logged over forest and US$ 109.24/ tCO2-e for secondary forest in order to gave higher economics value than pulpwood industrial plantation forest.

(4)

RINGKASAN

YANTO ROCHMAYANTO. Perubahan Kandungan Karbon dan Nilai Ekonominya pada Konversi Hutan Rawa Gambut Menjadi Hutan Tanaman Industri Pulp. Dibimbing oleh DUDUNG DARUSMAN dan TEDDY RUSOLONO.

Hutan rawa gambut merupakan bentuk simpanan karbon yang penting dalam siklus karbon global. Jika dikonservasi dan dikelola dengan benar lahan gambut dapat meningkatkan kemampuannya dalam menyerap karbon. Namun, apabila hutan gambut dikonversi menjadi bentuk penggunaan lain dan mengalami gangguan akan berubah menjadi sumber emisi. Kebutuhan lahan untuk HTI pulp terus bertambah karena konsumsi kertas dunia meningkat, dan saat ini hampir separuh HTI yang ada menggunakan lahan gambut. Pengembangan HTI pulp berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan dampak ekonomi lainnya, namun berhubungan dengan degradasi lingkungan. Dalam rangka menjawab kebutuhan kebijakan alternatif, diperlukan kajian pola penggunaan/pemanfaatan lain yang mampu memberikan manfaat ekonomi tinggi tanpa menyebabkan degradasi. Alternatif kebijakan yang saat ini potensial adalah REDD (Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation), yaitu mekanisme pembayaran kompensasi atas penghindaran pemanfaatan lahan yang menyebabkan deforestasi dan degradasi sehingga mampu menahan emisi karbon.

Berdasarkana uraian tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk : (1) memperoleh informasi perubahan simpanan karbon pada konversi hutan alam gambut menjadi hutan tanaman penghasil pulp, (2) mendapatkan nilai ekonomi karbon pada hutan alam gambut dan hutan tanaman industri pulp, dan (3) mendapatkan hasil evaluasi peranan HTI di lahan gambut dalam mendukung upaya mitigasi perubahan iklim.

Perubahan simpanan karbon diukur dengan plot contoh 20 m x 50 m pada hutan rawa gambut (bekas tebangan, sekunder dan terdegradasi) dan HTI lahan gambut umur 1-5 tahun. Plot dibuat menggunakan metode sistematik awal acak dengan 3 ulangan pada masing-masing kondisi hutan. Biomasa dihitung dengan persamaan alometrik. Biomasa hutan alam gambut bagian atas permukaan dihitung dengan persamaan W=ρ 0.19D2.37 (W=bobot kering (kg); D=diameter pohon (cm) ; ρ=berat jenis kayu (g/cm3)). Biomasa akar diestimasi menggunakan nisbah tajuk akar sebesar 0.25. Biomasa tegakan HTI Acacia crassicarpa (atas dan bawah permukaan) digunakan persamaan W=0.0267D2.8912. Estimasi jumlah C tersimpan dihitung dengan persamaan C=Biomasa (kg) x 0.5 dan estimasi emisi/serapan karbondioksida dilakukan dengan persamaan CO2=Cx3.67.

Perhitungan nilai ekonomi karbon hutan alam dan HTI pulp didekati dengan nilai proyek REDD pada periode 5 tahunan, dengan mekanisme pembayaran ex-ante full credit. Harga karbon menggunakan harga US$ 6, US$ 9 dan US$ 12/tCO2-e. Nilai ekonomi HTI didekati dengan analisis ekonomi

(5)

hutan alam, dilakukan analisis ekonomi proyek REDD dari hutan alam gambut dan komparasi nilai ekonomi HTI pulp dengan nilai ekonomi dari proyek REDD hutan alam. Indikator investasi yang digunakan untuk mengukur status kelayakan aktivitas ekonomi dari pola penggunaan lahan hutan gambut adalah : NPV, BCR dan IRR. Struktur biaya proyek REDD terdiri dari biaya oportunitas dan biaya transaksi. Evaluasi peranan HTI di lahan gambut dirumuskan berdasarkan sintesa dari hasil pemahaman dan penelaahan terhadap hasil penelitian tujuan 1 dan 2.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konversi hutan gambut bekas tebangan dan sekunder menyebabkan penurunan kandungan C vegetasi masing-masing sebesar 103.53 ton/ha/th dan 61.02 ton/ha/th. Sedangkan konversi pada hutan gambut terdegradasi menyebabkan terjadinya peningkatan kandungan karbon vegetasi sebesar 22.47 ton/ha/th. Nilai ekonomi HTI pulp diperoleh sebesar Rp 15.56 juta/ha. Nilai ekonomi karbon vegetasi berbeda untuk setiap kondisi hutan alam. Proyek REDD HTI pulp dari hutan terdegradasi menyebabkan peningkatan nilai ekonomi sebesar 20.21% dan 51.13% untuk harga satuan kompensasi US$ 9.00 dan 12.00/tCO2-e. Proyek REDD pada hutan gambut sekunder memiliki nilai ekonomi yang lebih kecil pada semua harga kompensasi yang disimulasikan dibanding dengan nilai ekonomi HTI pulp pada skenario UP PAN-KARBON konservasi. Pada skenario UP PAN-KARBON dengan PHPL diperoleh nilai ekonomi yang lebih baik dibandingkan HTI pulp pada harga kompensasi US$ 12.00/tCO2-e. Proyek REDD pada hutan gambut bekas tebangan memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dari HTI pulp pada harga satuan kompensasi US$ 9.00/tCO2-e dan US$ 12.00/tCO2-e pada skenario UP PAN-KARBON dengan konservasi maupun PHPL. Apabila nilai kayu hutan alam dihitung sebagai tambahan penerimaan pada konversi, maka harga satuan kompensasi minimal yang berlaku adalah US$ 130.64/ tCO2-e untuk hutan gambut bekas tebangan dan US$ 109.24/ tCO2-e untuk hutan gambut sekunder.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan beberapa rekomendasi. (1) Apabila pasar karbon berjalan dengan sempurna, pembangunan HTI di lahan gambut terdegradasi dapat diikutsertakan pada proyek REDD melalui UP RAP-KARBON. Upaya mitigasi perubahan iklim melalui UP PAN-KARBON konservasi maupun PHPL dapat dikonsentrasikan pada hutan gambut bekas tebangan dan sekunder karena memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dari pengusahaan HTI pulp. (2) Keputusan untuk mengikuti proyek REDD perlu mempertimbangkan harga satuan kompensasi minimum. Harga kopensasi minimum untuk UP RAP-KARBON HTI pulp dari hutan rawa gambut terdegradasi adalah US$ 7.04/tCO2-e. Harga kompensasi minimum UP PAN-KARBON konservasi pada hutan rawa gambut bekas tebangan adalah US$ 8.96/tCO2-e dan untuk UP PAN-KARBON PHPL sebesar US$ 7.61/tCO2-e. Sedangkan harga minimum UP PAN-KARBON konservasi pada hutan sekunder adalah US$ 15.20/tCO2-e dan untuk UP PAN-KARBON PHPL sebesar US$ 9.5/tCO2-e. (3) Nilai ekonomi karbon merupakan salah satu nilai jasa lingkungan yang dapat dijadikan kriteria untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, agar pertimbangan kebijakan menjadi lebih komprehensif, sebaiknya pertimbangan nilai ekonomi lingkungan lainnya dimasukkan sebagai kriteria pengambilan keputusan.

Kata kunci : karbon, hutan rawa gambut, hutan tanaman industri pulp, konversi,

(6)

© Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2009

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebut sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar Institut Pertanian Bogor.

(7)

PERUBAHAN KANDUNGAN KARBON DAN

NILAI EKONOMINYA PADA KONVERSI HUTAN RAWA

GAMBUT MENJADI HUTAN TANAMAN INDUSTRI PULP

YANTO ROCHMAYANTO

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

Pada Mayor Ilmu Pengelolaan Hutan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tesis : Perubahan Kandungan Karbon dan Nilai Ekonominya pada Konversi Hutan Rawa Gambut Menjadi

Hutan Tanaman Industri Pulp Nama : Yanto Rochmayanto

NRP : E151070304

Disetujui : Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, M.A. Ketua

Dr. Ir. Teddy Rusolono, M.S. Anggota

Diketahui,

Koordinator Mayor Ilmu Pengelolaan Hutan

Dr. Ir. Hariadi Kartodihardjo, M.S.

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S.

(9)
(10)

PRAKATA

Penulis panjatkan rasa syukur ke hadirat Allah SWT atas selesainya penelitian dan penulisan tesis dengan baik dan lancar. Penulisan tesis merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Sain pada Program Studi Ilmu Pengelolaan Hutan.

Penelitian ”Perubahan Kandungan Karbon dan Nilai Ekonominya pada Konversi Hutan Rawa Gambut Menjadi Hutan Tanaman Industri Pulp” ditujukan untuk mengetahui seberapa besar kapasitas simpanan dan nilai ekonomi karbon pada Hutan Tanaman Industri (HTI) pulp di lahan gambut dan bagaimana komparasinya dengan kapasitas simpanan karbon hutan alam gambut. Komparasi tersebut dilakukan sebagai pembanding bagi pilihan kebijakan yang mendukung upaya mitigasi perubahan iklim, apakah mempertahankan hutan rawa gambut atau mengubahnya menjadi HTI pulp. Selanjutnya dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan berharga bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi di bidang pengelolaan hutan serta evaluasi bagi kebijakan kehutanan yang ada.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, M.A. dan Bapak Dr. Ir. Teddy Rusolono, M.S. atas kesedian memberi bimbingan sejak penyusunan rencana penelitian sampai selesai penulisan tesis. Ucapan terima kasih saya sampaikan pula kepada Balai Penelitian Hutan Penghasil Serat, Kuok, yang telah memfasilitasi penelitian ini, termasuk teman-teman teknisi (Sdr. Syasri Jannetta, Ahmad Rojidin, dan Minal Aminin) yang banyak membantu pengambilan data di lapangan. Kepada Bapak Ir. Rahayu Supriadi, M.Sc. saya juga berterima kasih untuk waktu-waktu diskusinya. Penulis menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Manajemen PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) atas kesediaan memberikan izin melakukan penelitian pada areal konsesinya.

Tesis ini pasti masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat berharap memperoleh kritik dan saran untuk perbaikan selanjutnya. Semoga karya tulis ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2009

(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ciamis, Jawa Barat, pada tanggal 2 Oktober 1978 dari Bapak A. Djana (alm.) dan Ibu Marnah (almh). Penulis merupakan putera kedua dari dua bersaudara.

Tahun 1993 penulis menjalani pendidikan di SKMA (Sekolah Kehutanan Menengah Atas) Kadipaten di Majalengka, dan lulus tahun 1996. Pendidikan Strata 1 dijalani di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada Jurusan Manajemen Hutan sejak tahun 1998 sampai tahun 2002. Pada tahun 2007 penulis memperoleh kesempatan melanjutkan pendidikan Strata 2 pada Mayor Ilmu Pengelolaan Hutan (IPH), Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

(12)

DAFTAR ISI

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………..… 1.4. Luaran Penelitian ………

II. TINJAUAN PUSTAKA ………..…

2.1. HTI Pulp : Perkembangan dan Kecenderungan ……….………… 2.2. Perdagangan Karbon di Sektor Kehutanan ……… 2.3. Lahan Gambut : Sebaran, Karakteristik, Fungsi

dan Pemanfaatan ……… 2.4. Lahan Gambut dan Issu Perubahan Iklim ……… 2.5. Neraca Karbon Hutan dan Penilaian Ekonomi Karbon ………… III.METODOLOGI PENELITIAN ………..…

3.1. Rencana Lokasi Penelitian ……… 3.2. Alur Pikir dan Ruang Lingkup Penelitian ……… 3.3. Prosedur Penelitian ………

3.3.1. Perhitungan Kapasitas Serapan Karbon ……… 3.3.2. Perhitungan Nilai Ekonomi Karbon ……… 3.3.3. Evaluasi HTI Lahan Gambut ……… IV.KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ………...………

4.1. Kondisi Biofisik Areal ……….… 4.2. Status Kesuburan Tanah ……….. 4.3. Kondisi Vegetasi ………..… 4.4. Kondisi Umum Kabupaten Pelalawan ……… V. HASIL DAN PEMBAHASAN .………..…

5.1. Perubahan Simpanan Karbon Hutan Alam dan HTI Pulp ……… 5.1.1. Hutan Alam Gambut ……… 5.1.2. HTI Lahan Gambut Acacia crassicarpa ……… 5.1.3. Perubahan Kandungan Karbon pada Perubahan

Fungsi Hutan ……….. 5.2. Nilai Ekonomi Karbon HTI Pulp ………

5.2.1. Analisis Ekonomi Pengusahaan HTI Pulp Lahan Gambut … 5.2.2. Partisipasi HTI Pulp Lahan Gambut dalam

Proyek Karbon ………... 5.2.3. Intervensi REDD pada Hutan Rawa Gambut ………

(13)

iii

5.3. Implikasi Kebijakan untuk Pengembangan HTI Pulp ……… 5.3.1. Kebijakan HTI ………...………..

5.3.2. Eksternalitas dan Biaya Sosial ……… 5.3.3. Implikasi Kuantifikasi Emisi Bagi Kebijakan

Pengembangan HTI Pulp ……….. VI.SIMPULAN DAN SARAN ………..………..

6.1. Simpulan ………. 6.2. Saran ……… DAFTAR PUSTAKA ………...………

61 61

64

66 70 70 71 72

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Beberapa hasil penelitian biomasa dan C tersimpan pada vegetasi

di lahan gambut ..………. 3

2 Produsen pulp dan kertas utama dunia tahun 2006 ………. 8 3 Nilai ekspor komoditas menurut eksportir utama negara Asia Pasifik

tahun 2001 ... 8 4 Sebaran gambut daerah tropis dunia ... 13 5 Status kesuburan tanah di salah satu petak PT RAPP ... 31 6 Status fisika dan kimia tanah di bawah tegakan

Acacia crassicarpa di Kabupaten Siak ... 31 7 Pertumbuhan Acacia crassicarpa di Riau ... 32 8 PDRB dan angka perkapita Kabupaten Pelalawan atas dasar

harga berlaku ………... 35

9 Sebaran jumlah pohon, biomasa dan kandungan karbon vegetasi

pada hutan alam gambut bekas tebangan dan sekunder ... 38 10 Sebaran jumlah pohon, rerata diameter, biomasa dan kandungan

karbon pada setiap tahun tanam ... 42 11 Perkembangan kandungan karbon pada HTI dalam skala

unit pengelolaan (dalam juta ton) ... 45 12 Resume hasil analisis ekonomi pembangunan HTI pulp lahan gambut

pada satuan unit pengelolaan seluas 51 215 ha ... 48 13 Resume hasil analisis ekonomi HTI pulp dengan dan

tanpa Carbon Trade ... 50 14 Perhitungan biaya dalam analisis ekonomi REDD ... 51 15 Pembentukan biaya kompensasi REDD hutan gambut bekas tebangan

dan sekunder ... 55 16 Resume hasil analisis ekonomi REDD dengan konservasi dan

komparasinya dengan HTI pulp ... 56 17 Resume hasil analisis ekonomi REDD dengan PHPL dan komparasinya

dengan HTI pulp ... 59 18 Resume hasil analisis ekonomi pengelolaan HTI pulp dengan

memperhitungkan hasil kayu hutan alam ... 61 19 Proporsi distribusi dana kompensasi REDD berdasarkan

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Pasokan pulp dan kertas ke pasar China ………... 7 2 Perbandingan tren perkembangan produksi, ekspor-impor

dan luas HTI pulp Indonesia ... 9 3 Skema model ekosistem siklus karbon di daerah basah ... 15 4 Kerangka pikir penelitian dinamika kandungan dan nilai ekonomi

karbon pada HTI di lahan gambut ... 23 5 Skema dinamik pembentukan kondisi hutan alam gambut ... 24 6 Kurva MAI dan CAI Acacia crassicarpa di PT RAPP

Kabupaten Pelalawan, Riau ..………... 33 7 Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pelalawan ……….. 35 8 Distribusi PDRB Kabupaten Pelalawan tahun 2007 ………. 36 9 Sebaran vegetasi menurut kelas diameter pada hutan bekas tebangan

dan sekunder ... 39 10 Sebaran kandungan karbon menurut kelas diameter pada

hutan bekas tebangan dan hutan sekunder ... 40 11 Komposisi mozaik sebaran luas Acacia crassicarpa berdasarkan

tahun tanam ... 41 12 Sebaran kandungan karbon tanaman HTI Acacia crassicarpa ... 43 13 Kapasitas kandungan C per ha pada perubahan hutan gambut

menjadi HTI pulp ... 45 14 Kapasitas kandungan C dalam skala unit pengelolaan pada perubahan

hutan gambut menjadi HTI pulp ... 46 15 Net emisi CO2 HTI pulp di hutan gambut terdegradasi dengan

turut memperhitungkan emisi dari subsidensi tanah ... 52 16 Selisih simpanan karbon yang mampu ditahan oleh intervensi

REDD dengan konservasi pada hutan gambut bekas tebangan ... 54 17 Selisih simpanan karbon yang mampu ditahan oleh intervensi

REDD dengan konservasi pada hutan gambut sekunder ... 54 18 Selisih simpanan karbon yang mampu ditahan oleh intervensi

REDD dengan PHPL pada hutan gambut bekas tebangan ... 58 19 Selisih simpanan karbon yang mampu ditahan oleh intervensi REDD

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Peta Sebaran Lahan Gambut ………. 77 2 Cash flow pengusahaan HTI pulp lahan gambut ……….. 78 3 Cash flow pengusahaan HTI pulp lahan gambut dan REDD

UP RAP-KARBON pada harga US$ 9.00 ... 81 4 Cash flow analisis ekonomi REDD hutan alam gambut

melalui UP PAN-KARBON konservasi ... 84 5 Cash flow analisis ekonomi REDD hutan gambut bekas tebangan

melalui UP PAN-KARBON dengan PHPL pada

harga kompensasi US$ 9.00 ... 85 6 Cash flow analisis ekonomi REDD hutan gambut sekunder

melalui UP PAN-KARBON dengan PHPL pada

Referensi

Dokumen terkait

Mengolah informasi terkait nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan pemerintahan yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan mengamati dan kegiatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran matematika realistik dengan peta konsep pada materi trigonometri di kelas XI

Persentase berikut ini dari campuran yang terdiri dari komponen dengan bahaya toksistas akut tidak diketahui: 85

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat stres yang dialami oleh siswa kelas akselerasi dan siswa kelas reguler, oleh karena itu sampel yang digunakan adalah siswa yang

Dalam rangka mendukung penyelenggaraan otonomi daerah perlu dikembangkan sarana komunikasi massa sebagai media untuk memberikan pelayanan informasi yang dibutuhkan oleh

EKSEKUSI.. Tindak pidana korupsi adalah segala macam perbuatan tidak baik, seperti yang dikatakan Andi Hamzah ‘’sebagai kebusukan, keburukan, kebejatan,

Hasil penelitian yang tidak signifikan ini dimungkinkan karena secara statistik deskriptif, jumlah saham rata-rata yang dimiliki oleh pihak manajer pada perusahaan di indonesia

Melihat potensi yang dimiliki oleh dataran tinggi Dieng dengan sedikitnya pengunjung yang berwisata ke kawasan Dieng, maka penulis mengembangkan konsep kreatif untuk