• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Air Sungai Batang Ayumi Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Air Sungai Batang Ayumi Kelurahan Kantin Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan Tahun 2013"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran I

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEMARAN AIR SUNGAI BATANG AYUMI TAHUN 2013

Nama :

1. Air sungai merupakan salah satu sumber air bersih.

Ya Tidak

2. Air sungai yang bersih adalah tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.

Ya Tidak

3. Sungai berwarna kuning kecoklatan dikatagorikan kotor.

Ya Tidak

4. Air sungai mengeluarkan bau, hal ini menandakan menurunnya kualitas air sungai

Ya Tidak

5. Baik atau buruknya kualitas air sungai dapat mempengaruhi populasi ikan

Ya Tidak

6. Peningkatan pertumbuhan eceng gondok merupakan salah satu indikator pencemaran sungai.

Ya Tidak

7. Sampah rumah tangga yang dibuang ke sungai dapat menyebabkan penurunan kualitas air sungai.

Ya Tidak

8. Air buangan dapur yang langsung dibuang ke sungai menyebabkan penurunan kualitas air sungai.

(2)

9. Air buangan kamar mandi yang langsung dibuang ke sungai merupakan salah satu penyebab pencemaran air sungai.

Ya Tidak

10.Saluran pembuangan tinja yang langsung dibuang ke sungai dapat memperburuk kualitas air sungai.

Ya Tidak

11.Tahukah ibu jarak pembuangan tinja dengan air sungai mempengaruhi kualitas air sungai?

Ya Tidak

12.Penggunaan ditergen dapat mempengaruhi kualitas air sungai.

Ya Tidak

13.Sampah plastik yang dibuang ke sungai sulit terurai dan dapat memperngaruhi kualitas air sungai.

Ya Tidak

14.Minyak tidak dapat menyatu dengan air sehingga minyak yang dibuang ke sungai dapat menghalangi air untuk berikatan dengan oksigen

Ya Tidak

15.Limbah/sampah rumah tangga dapat mencemari sungai? Ya

Tidak Alasannya:

16.Kualitas air sungai yang memburuk dapat menyebabkan penyakit seperti diare dan gatal-gatal (alergi kulit)

Ya Tidak

17.Menurut ibu, apakah sampah yang mudah membusuk (daun, sayur-sayuran, ikan,dll) dapat mempengaruhi kualitas air sungai?

Ya Tidak

18.Tahukah ibu oksigen sangat dibutuhkan dalam air?

(3)

19.Sampah dari bahan yang sukar membusuk (misalnya plastik) yang dibuang ke sungai lebih mencemari daripada sampah dari bahan yang sukar membusuk (daun-daunan sayuran, sisa ikan)

Ya Tidak

20.Jika air sungai tercemar kesehatan dan ketenangan kita khususnya yang tinggal di daerah aliran sungai serta kehidupan biota air dapat terganggu.

Ya Tidak

II. Sikap

1. Masyarakat turut bertanggungjawab menjaga kebersihan air sungai, setujukah anda dengan pernyataan tersebut?

Ya Tidak

2. Apakah anda turut berpartisipasi menjaga kualitas air sungai?

Ya Tidak

3. Pemerintah juga turut bertanggungjawab atas pencemaran air sungai.

Ya Tidak

4. Apakah anda mau bekerjasama dengan pemerintah untuk menjaga kebersihan air sungai?

Ya Tidak

5. Air sungai dapat digunakan langsung sebagai air bersih

Ya Tidak

6. Sungai salah satu sumber daya yang dapat digunakan secara cuma-cuma.

Ya Tidak

7. Tidak boleh membuang sampah sembarangan ke sungai.

Ya Tidak

8. Jika air sungai bersih kita dapat mencuci piring dan alat masak di sungai

Ya Tidak

9. Tidak boleh membuang bangkai hewan ke sungai

Ya Tidak

10.Penurunan kualitas air sungai perlu dikhawatirkan.

(4)

11.Sungai dapat dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah dan limbah cair.

Ya Tidak

12.Alam akan menetralisir sendiri bahan pencemar di sungai namun masyarakat harus turut menjaga kualitas air sungai

Ya Tidak

13.Pada hakikatnya sungai bukan tempat pembuangan sampah dan limbah cair.

Ya Tidak

14.Limbah rumah tangga sebaiknya tidak dibuang ke sungai

Ya Tidak

15.Sumber air bersih harus terhindar dari bahan pencemar.

Ya Tidak

III. Tindakan

1. Ibu tidak membuat saluran instalasi pembuangan air limbah rumah tangga.

Ya Tidak

2. Apakah bapak/ibu menggunakan sungai sebagai air bersih?

Ya Tidak

3. Ibu tidak membuang sampah jenis plastik, bahan logam, dan sampah dari pepohonan ke sungai?

Ya Tidak

4. Ibu memilih penggunaan ditergen yang ramah lingkungan.

Ya Tidak

5. Ibu menggunakan air sungai untuk mencuci peralatan dapur

Ya Tidak

6. Ibu menggunakan air sungai untuk mencuci pakaian?

Ya Tidak

7. Ibu atau anggota keluarga lain menggunakan air sungai untuk mencuci kenderaan.

Ya Tidak

8. Ibu memanfaatkan air sungai untuk menyiram tanaman

Ya Tidak

9. Apakah ibu membangun jamban berjarak 10 meter dari sungai

(5)

10.Apakah Ibu menggunakan air sungai sebagai sumber air minum?

Ya Tidak

11.Apakah ibu tidak membuang sisa minyak ke sungai (minyak goreng, minyak tanah, oli bekas, dll) ke badan air.

Ya Tidak

12.Rumah tidak memiliki septic tank.

Ya Tidak

13.Rumah Ibu memiliki saluran dan penampungan air limbah sehingga tidak langsung dibuang ke badan air.

Ya Tidak

14.Ikut melakukan gotong royong membersihkan badan air

Ya Tidak

15.Ibu/bapak/anggota keluarga lain ikut berpartisipasi dalam organisasi masyarakat yang mengawasi pencemaran air sungai?

Ya Tidak

IV. Budaya

1. Apakah anda mempunyai kebiasaan buang hajat disungai?

Ya Tidak

2. Apakah anda lebih merasa nyaman mencuci di sungai?

Ya Tidak

3. Sungai adalah tempat berkumpul dengan tetangga lainnya.

Ya Tidak

4. Anak-anak tidak suka bermain disungai (marlubuk) walaupun air sungai kotor.

5. Ya Tidak

5. Ibu merasa leluasa melakukan kegiatan disungai karena ada slogan “sambil” yaitu mencuci sekaligus memandikan anak, bercerita dengan tetangga dan lain-lain.

(6)

6. Kamar mandi berukuran kecil sehingga merasa sempit untuk mencuci.

5. Ya Tidak

7. Buang air besar di WC kurang menyenangkan karena gelap, sempit dan hanya sendiri.

8. Ya Tidak

8. Menghemat waktu karena mencuci pakaian atau piring bisa langsung dicelupkan ke dalam air.

Ya Tidak

9. Biasanya rumah di pinggir sungai hanya memiliki 1 kamar mandi, sehingga sungai dijadikan kamar mandi alternatif.

9. Ya Tidak

10.Sungai tidak perlu antri sehingga siapapun dan berapa orangpun tidak harus menunggu untuk BAK, BAB atau mencuci.

Ya Tidak

V. TOMA (Tokoh Masyarakat)

1. Tokoh masyarakat merupakan orang yang paling berpengaruhi dimasyarakat.

Ya Tidak

2. Tokoh masyarakat berperan aktif dalam menjaga kualitas air sungai.

Ya Tidak

3. Tokoh masyarakat telah membentuk organisasi masyarakat untuk menjaga kualitas air sungai.

Ya Tidak

4. Tokoh masyarakat telah menghimbau untuk tidak membuang sampah ke sungai.

Ya Tidak

5. Tokoh masyarakat telah menghimbau untuk tidak membuang limbah dari dapur, saluran pembuangan air kamar mandi dan tinja ke sungai.

(7)

6. Tokoh masyarakat telah melakukan musyawarah dengan penduduk lain untuk menanggulangi terjadinya tindakan yang mencemari air sungai.

Ya Tidak

7. Sudah dilakukan pengawasan untuk menjaga kualitas air sungai yang diprakarsai tokoh masyarakat.

Ya Tidak

8. Sudah dilakukan tindakan untuk menanggulangi pencemaran sungai yang diprakarsai oleh tokoh masyarakat.

Ya Tidak

Tindakannya, antara lain:

9. Tokoh masyarakat selalu mengikut sertakan warga dalam

kegiatan/musyawarah untuk merencanakan penanggulangan pencemaran air bersih

Ya Tidak

10.Tokoh masyarakat sebagai tokoh yang segani telah membuat kesepakatan antar warga, jika melakukan tindakan yang mencemari sungai diberi sanksi (hukuman).

(8)

Lampiran II

LEMBAR OBSERVASI SANITASI DASAR LINGKUNGAN KELURAHAN KANTIN DOLOK KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2013

(KEPMENKES RI NOMOR 829/MENKES/SK/VII/1999 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN PERUMAHAN)

No Komponen yang Dinilai Kriteria Nilai Bobot

Sanitasi Dasar 25

1 Sarana Air Bersih a. Tidak ada 0

b. Ada, bukan milik sendiri, berbau, berwarna dan berasa

1 c. Ada, milik sendiri berbau,

berwarna, tidak berasa

2 d. Ada, milik sendiri tidak

berbau, tidak berwarna, tidak berasa

3

e. Ada, bukan milik sendiri, tiak berbau, tidak berwarna, tidak berasa

4

2 Jamban (sarana pembuangan kotoran)

a. Tidak ada 0

b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan

kesungai/kolam

1

c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan kesungai atau selokan

2

d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic tank

3 e. Ada, leher angsa, septic tank 4 3 Sara Pembuangan Air

Limbah (SPAL)

a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di halaman

0

b. Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber air (jarak sumber air < 10 meter

1

c. Ada, dialirkan keselokan terbuka

2 d. Ada, diresapkan dan tidak

mencemari sumber air (jarak dengan sumber air > 10 meter

3

e. Ada, dialirkan keselokan tertutup (saluran kota) untuk diolah lebih lanjut

(9)

4 Sarana Pembuangan Sampah

a. Tidak ada 0

b. Ada, tetapi tidak kedap air 1 c. Ada, kedap air dan tidak

tertutup

2 d. Ada, kedap air dan tertutup 3

TOTAL HASIL PENILAIAN

Total Hasil Penilaian : ∑ Nilai X Bobot Kriteria

(10)

Lampiran IV

Prosedur Pemeriksaan Kualitas Air oleh BTKL ANALISA TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) RUANG LINGKUP

Metode ini digunakan untuk menentukan residu tersuspensi yang terdapat dalam sampel air dan air limbah secara gravimetric.

PRINSIP

Sampel yang telah homogen disaring dengan kertas saring yang telah ditimbang. Residu yang tertahan pada saringan dikeringkan sampai mencapai berat konstan pada suhu 103°C s/d 105°C. Kenaikan berat saringan mewakili padatan tersuspensi total (TSS). Jika padatan tersuspensi menghambat saringan dan memperlama penyaringan, diameter pori-pori saringan perlu diperbesar atau mengurangi volume sampel.

METODE

SNI 06-6989.3-2004

BAHAN

a. Kertas saring dengan beberapa jenis :

(11)

PERALATAN

a. Desikator yang berisi silica gel

b. Oven, untuk pengoperasian pada suhu 103°C s/d 105°C c. Neraca analitik dengan ketelitian 0.1 mg

d. Corong penyaring e. Gelas ukur

f. Erlenmeyer g. Botol semprot h. Pengaduk magnetic i. Penjepit

PROSEDUR ANALISA

A. PENIMBANG KERTAS SARING KOSONG

1. Letakkan kertas saring di atas corong penyaring. Sebagai penampung gunakan Erlenmeyer.

2. Bilas kertas saring dengan air suling sebanyak 20 ml.

3. Keringkan kertas saring tersebut dalam oven pada suhu 103°C s/d 105°C selama 1 jam, dinginkan dalam desikator selam 10 menit, kemudian timbang.

(12)

B. PENIMBANGAN RESIDU TERSUSPENSI

1. Siapkan kertas saring yang sudah disimpan tadi di atas corong penyaring. Sebgai penmapung gunakan erlemeyer.

2. Pipet 100 ml sampel, masukkan ke dalam gelas ukur, lakukan pengadukan untuk mendapatkan smapel yang lebih homogeny.

3. Saring sampel, dan lakukan pembilasan dengan air suling sebanyak 10 ml dan dilakukan 3 kali pembilasan.

4. Keringkan kertas saring tsb dalam oven pada suhu 103°C s/d 105°C selama 1 jam, dinginkan dalam desikator selama 10 menit, kemudian timbang.

5. Ulangi langkah pada butir 3 sampai diperoleh berat konstan atau sampai perubahan lebih kecil dari 4% terhadap penimbangan sebelumnya atau lebih kecil dari 0.5 mg.

PERHITUNGAN

TSS (mg/L) = (A-B) x 1000 Vol. sampel (mL)

Dimana :

A adalah berat kertas saring+residu kering (mg) B adalah berat kertas saring kosong (mg) Catatan :

(13)
(14)

ANALISA DETERJEN ANIONIK

RUANG LINGKUP

Metode meliputi cara penentuan deterjen anionic pada air, air limbah, dan air laut pada konseentrasi 0 s/d 0.275 mg/L.

PRINSIP

Penyerapan pada panjang gelombang 605 nm dengan menggunkan spektrofotometer.

METODE

Spektrofotometri

PERALATAN

1. Spektrofotometer 2. Gelas Ukur

3. Corong Pisah 500 mL

BAHAN

1. Benzena

2. Bulffer Solution, Sulfate Type 3. Detergent Reagent Powder Pillow

PROSEDUR ANALISA

(15)

2. Layar spektrofotometer akan menampilkan tulisan : HACH PROGRAM : 1850 Detergents, Anion

3. Masukkan 500 mL sampel ke dalam corong pisah 500 mL

4. Tambahkan 10 mL Sulfate Buffer Solution, tutup dan kocok 5 detik

5. Tambahkan satu bungkus Detergent Reagent Powder Pillow, tutup dan kocok 6. Tambahkan 30 mL benzene, tutup dan kocok selama 1 menit

7. Atur timer untuk 30 menit reaksi

8. Setelah timer berbunyi menandakan 30 menit reaksi telah selesai, buang lapisan bawah pada larutan yang terdapt dalam corong pisah

9. Masukkan 25 ml lapisan atas yang tersisa ke dalam kuvet 10.Isi kuvet kedua dengan 25 mL benzene (sebagai blanko)

11.Masukkan kuvet yang berisi blanko ke dalam spektrofotometer, tutup dan tekan tombol ZERO

(16)

ANALISA CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)

RUANG LINGKUP

Metode ini meliputi cara penentuan COD pada air dan air limbah pada konsentrasi 0 s/d 2.5 mg/L

METODE

Spektrofotometri

PERALATAN

1. Spektrofotometer NOVA 60 2. COD reactor

BAHAN

1. Reagent COD A 2. Reagent COD B

PROSEDUR ANALISA

1. Ke dalam tabung reaksi (kuvet) dicampurkan 0.4 mL reagent COD A dan 2.3 mL reagent COD B. Biarkan bercampur sempurna

2. Tambahkan 3 mL sampel

3. Panaskan di COD reactor selama 2 jam pada suhu 140°C

4. Setelah 2 jam, keluarkan dan biarkan sampai mencapai suhu kamar

(17)

ANALISA DISSOLVED OXYGEN (DO)

RUANG LINGKUP

Metode ini meliputi cara uji kadar oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO) dari sampel air dan air limbah dengan menggunakan metose yodometri (modifikasi azida) untuk kadar oksigen terlarut sama atau di bawah kejenuhannya

PRINSIP

Oksigen terlarut bereaksi dengan ion mangan (II) dalam suasana basa menjadi hidroksida mangan dengan valensi yang lebih tinggi ( Mn IV). Dengan adanya ion iodide (I-) dalam suasana asa,, ion mangan (IV) akan kembali menjadi ion mangan II dengan membebaskan iodine (I2) yang setara dnegan kandungan oksigen terlarut. Iodin yang terbentuk kemudian dititrasi dengan sodium thiosulfat dengan indikator amilum.

METODE

SNI 06-6989.14-2004

BAHAN

a. Mangan Sulfat, MnSO4.4H2O; MnSO4.2H2O atau MnSO4.H2O b. Air Suling

c. Natrium Hidroksida, NaOH atau Kalium Hidroksida, KOH d. Natrium Iodida, NaI atau Kalium Iodida, KI

(18)

f. Natrium Azida, NaN3 g. Asam salisilat

h. Asam sulfat, H2SO4 pekat i. Sodium thisulfat, Na2S2O3.5H2O j. Kalium dikromat, K2Cr2O7 PERALATAN

a. Botol winkler 250 mL atau 300 lmL b. Buret 25 mL

c. Pipet volume 5 mL, 10 mL, dan 50 mL d. Pipet ukur 5 mL

e. Erlenmeyer 125 mL f. Gelas piala 400 mL g. Labu ukur 1000 mL

PERSIAPAN PEMBUATAN PEREAKSI 1. Larutan Mangan Sulfat

Larutkan 480 g MnSO4.4H2O atau 400 g MnSO4.4H2O, atau 364 g

MnSO4.4H2O dengan air suling ke dalam labu ukur 1000 mL, tepatkan sampai tanda tera

2. Larutkan alkali iodide azida

(19)

3. Larutan kanji (amilum)

Larutkan 2 g amilum dan 0.2 g asam salisilat, HOC6H4COOH sebagai pengawet dalam 100 mL air suling yang dipanaskan (mendidih).

4. Larutan Sodium Thiosulfat 0.025 N

Timbang 6.205 g Na2S2O3.5H2O dan larutkan dengan air suling yang telah didihkan (bebas oksigen),tambahkan 1.5 mL NaOH 6 N atau 0.4 g NaOH dan encerkan hingga 1000 mL lakukan standarisasi dengan kalim dikromat

5. Larutan baku kalium dikromat, K2Cr2O7 0.025 N

Larutkan 1.2259 g K2Cr2O7 (yang telah dikeringkan pada 150°C) selama 2 jam dengan air suling dan tepatkan sampai 1000 mL

6. Larutan sodium thiosulfat 0.025 N

Timbang 6.025 g Na2S2O3.5H2O dan larutkan dengan air suling yang telah didihkan (bebas oksigen), tambahkan 1.5 mL NaOH 6 N atau 0.4 g NaOH dan encerkan hingga 1000 mL. Lakukan standarisasi degan kalium dikromat

7. Larutkan baku Kalim Dikromat K2Cr2O7 0.025 N

Larutkan 1.2259 g K2Cr2O7 (yang telah dikeringkan pada 150°C) selama 2 jam dengan air suling dan tepatkan sampai 1000 mL

STANDARISASI LARUTAN NATRIUM TIOSULFAT

(20)

b. Ke dalam 80 mL air suling, tambahkan sambil diaduk 1 mL H2SO4 pekat, 10 mL 0.1 N K2Cr2O7 dan 1 g KI, aduk dan simpan di tempat gelap selama 6 menit

c. Titrasi dengan 0.1 Na2S2O3 sampai terjadi perubahan warna

d. Hitung normalitas larutan Na2S2O3 sampai terjadi perubahan warna e. Hitung normalitas larutan Na2S2O3 dengan rumus sebagai berikut :

N Na2S2O3 = N2 x V2 V1 Dimana :

N adalah normalitas Na2S2O3 V1 adalah mL Na2S2O3

V2 adalah mL K2Cr2O7 yang digunakan N2 adalah normalitas larutan K2Cr2O7

PROSEDUR ANALISA

1. Ambil sampel yang sudah disiapkan

2. Tambahkan 1 mL MnSO4 dan 1 mL alkali iodide azida dengan ujung pipet tepat di atas permukaan larutan.

3. Tutup segera dan homogenkan hingga terbentuk gumpalan sempurna. 4. Biarkan gumpalan mengendap 5 menit sampai 10 menit.

5. Tambahkan 2 mL H2SO4 pekat, tutup dan homogenkan hingga endapan larut sempurna.

(21)

7. Titrasi dengan Na2S2O3 dengan indikator amilum / kanji sampai warna biru tepat hilang.

Catatan :

Penambahan volume pereaksi di atas berdasarkan botol winkler 250 mL sampai dengan 300 mL, bila menggunakan botol winkler dengan volume yang lain agar dihitung secara proporsional.

PERHITUNGAN

Oksigen terlarut (mg/L) = V x N x 8000 x F 50

Dengan pengertian : V = mL Na2S2O3 N = N Na2S2O3

(22)

ANALISA BIOCHEMICAL OXYGEN DEMAND (BOD)

RUANG LINGKUP

Metode ini meliputi cara penentuan Kebutuhan Oksigen Biokimia pada air dan air limbah berdasarkan selisih oksigen terlarut sebelum dan sesudah pengeraman.

PRINSIP

Oksigen terlarut bereaksi dengan ion mangan (II) dalam suasana basa menjadi hidroksida mangan dengan valensi yang lebih tinggi (Mn IV). Dengan adanya ion iodide (I-) dalam Suasana asam, ion mangan (IV) akan kembali menjadi ion mangan (II) dengan membebaskan iodine (I2) yang setara dengan kandungan oksigen terlarut. Iodin yang terbentuk kemudian dititrasi dengan sodium thiosulfat dengan indikator amilum. Perbedaan antara oksigen terlarut sebelum dan sesudah pengeraman selama 5 x 24 jam merupakan kandungan Kebutujan Oksigen Biokimia

METODE

SNI 06-6989.14-2004

PERALATAN

a. Botol winkler 250 mL atau 300 mL b. Aerator

(23)

BAHAN

a. Air Suling

b. Larutan Buffer Fosfat

Larutkan 2.125 g K2HPO4, 8.35 g Na2HPO4.7H2O, 0.43 g NH4Cl ke dalam labu ukr 250 mL, tepatkan dengan air suling sampai tanda tera

c. Larutan Magnesium Sulfat MgSO4

Larutkan 5.625 g MgSO4. 7H2O ke dalam labu ukur 250 mL, tepatkan dengan air suling sampai tanda tera

d. Larutkan Kalsium Klorida, CaCl2

Larutkan 6.875 g CaCl2 anhidrat ke dalam labu ukur 250 mL, tepatkan dengan air suling sampai tanda tera

e. Larutkan besi (III) Klorida, FeCl3

Larutkan 0.0625 g FeCl3.6H2O ke dalam labu ukur 250 mL, tepatkan dengan air suling sampai tanda tera

f. Larutan H2SO4 1 N dan NaOH 1 N

Untuk menetralkan pH sampel

PROSEDUR ANALISA

(24)

NO HARGA DO SEGERA, mg/L PENGENCERAN

1 8-9 1 kali

2 6-8 2-5 kali

3 5-6 5-10 kali

4 3-5 10-15 kali

5 1-3 15-20 kali

6 0-1 20-25 kali

7 0-0.1 25-100 kali

2. Disiapkan air pengencer, dimana unutk setiap 1 L air suling ditambahkan 1 mL buffer fosfat, 1 mL larutan CaCl2, 1 mL larutan MgSO4, 1 mL FeCl3. Campuran tersebut diaerasi dengan aerator selama 30 menit, tutup.

3. Sampel yang sudah diencerkan dipindahkan ke dalam 2 botol winkler 300 mL (hati-hati, jangan sampai terjadi aerasi). 1 botol untuk inkubasi selama 5 hari pada 20 C, 1 botol lagi untuk ditentukan DO 0 hari (segera).

4. Air pengencer yang digunakan juga dipindahkan ke dalam 2 botol winkler 300 mL, 1 botol untuk inkubasi selama 5 hari pada 20 C, 1 botol lagi untuk ditentukan DO 0 hari (segera).

(25)

PERHITUNGAN

Misalkan hasil DO segera = 5, berarti sampel harus diencerkan 10 kali .(30 mL sampel + air pengencer s/d 300 mL)

Simbol dalam perhitungan :

 DO sampel (0) = a mg/L

 DO larutan pengencer (0) = b mg/L

 DO sampel (5) = c mg/L

 DO sampel pengencer (5) = d mg/L

Koreksi volume pengencer = 300-30 = 0.9 300

Maka : BOD larutan pengencer (5) = (b-d) x koreksi volume pengencer

BOD sampel (5) = (a-c)- BOD larutan pengencer (5) x faktor pengenceran

Ket : Pada contoh di atas, faktor pengenceran adalah 10

PENGUJIAN DEPLOTASI

Deplotasi = a – c x 10 % (b + d) / 2

(26)

INSTRUKSI KERJA METODE COLIFORM 1. Tujuan

Instruksi kerja ini digunakan sebagai pegangan dalam pelaksanaan pengujian bakteri fecal coliform dalam air dengan menggunakan metode Most Propable Number (MPN).

2. Ruang Lingkup

Untuk melaksanakan pengujian bekteri Coliform dalam air.

3. Acuan

American Public Health Association. Standar Methods for Examination of water & Wastewater 21 st Edition. APHA. USA. 2005. Hal 9-48-9-50 ( Part 9221A-9221C).

4. Peralatan dan Bahan 4.1 Alat

1. Inkubator 2. Tabung reaksi 3. Inokulum equipment 4. Pipet ukur 10 ml 5. Pipet ukur 1 ml

4.2 Bahan

1. Lauryl Tryptose Broth (LTB) 2. Brilliant Green Lactose Broth 3. Larutan pengencer

(27)

5.1 Tes Perkiraan

1. Air minum:

Disiapkan 10 tabung dengan volume media LTB 10 ml untuk volume sampel 10 ml dengan konsentrasi media LTB: 71,2 gr/L

Air bukan air minum

Disiapkan 5 porsi tabung ubtuk setiap volume sampel : 10; 1; 0,1 ml atau pengenceran yang lebih tinggi lagi untuk air yang tercemar atau air pengolahan.

Dengan konsentrasi media LTB: 71,2 gr/L = 10 ml sampel. Dengan konsentrasi media LTB: 35,6 gr/L = 1; 0,1 ml sampel.

2. Masukkan sampel yang sudah dihomogenkan secara aseptik ke dalam masing-masing tabung media LTB.

3. Tabung-tabung dalam rak digoyang, supaya sampel air dengan media bercampur rata.

4. Inkubasikan pada suhu 35 0C ± 0,5 0C selama 24 ± 2 jam.

Reaksi dinyatakan positif bila terbentuk asam dan gas dalam tabung

fermentasi. Bila tidak ada reaksi asam atau gas, inkubasi kembali sampai 48 jam± 3 jam.

(28)

5.2 Tes Penegasan

1. Setiap tabung yang positif pada tes perkiraan dikocok, kemudian dipindahkan dengan ose/lop ke dalam EC Broth.

2. Inkubasikan pada inkubator suhu 35 0C ± 0,5 0C selama 24 ± 2 jam

Reaksi dinyatakan positif bila terbentuk gas dalam tabung fermentasi. Bila tidak ada reaksi gas, diinkubasikan kembali sampai 48 jam ± 3 jam

3. Bila pada tabung fermentasi tidak terbentuk gas dalam 48 jam ± 3 jam, maka tes penegasan dinyatakan negative, bila pada tabung fermentasi terbentuk gas dalam waktu 48 jam ± 3 jam, maka tes penegasan dinyatakan positif.

Hitung MPN total coliform dengan menggunakan tabel MPN dari jumlah tabung BGLB yang positif, dari jumlah tabung BGLB yang positif dibaca pada tabel MPN.

5.3 Cara pengujian dengan pengenceran:

1. Disiapkan 15 tabung media LTB single volume 10 ml. 2. Tabung kultur disusun pada rak tabung.

3. Dilakukan pengenceran contoh uji dengan cara mengambil 1 ml contoh uji menggunakan pipet steril masukkan ke dalam tabung yang berisi 9 ml pengenceran steril secara aseptis, dikocok agar contoh uji homogen. Dari perlakuan ini diperoleh pengenceran 10 1.

(29)

5. Dipilih 3 seri tingkat pengenceran yang berurutan sesuai dengan kualitas contoh uji.

6. Dari setiap seri pengenceran dinokulasikan secara aseptis masing-masing 1 ml ke dalam 5 tabung LTB single volume 10 ml.

7. Maing-masing tabung kultur digojog agar contoh uji dan media tercampur rata.

8. Inkubasikan dengan inkubator pada suhu 350C ± 0,5 0C selama 2 x 24 jam. Selanjutnya diamati pembentukan gas dalam tabung durham.

9. Catat tabung kultur yang menunjukkan peragian laktosa yaitu dengan terbentuknya gas pada tabung durham.

10.Terbentuknya gas dalam tabung durham dinyatakan pertumbuhan positif dan dilanjutkan pada uji penegasan.

5.4 Cara Pembuatan Larutan Pengenceran

Pengenceran steril bisa dipakai NaCl 0,85% atau ringer solution

5.4.1 Pembuatan NaCl 0,85%

(30)

5.4.2 Pembuatan larutan ringer solution

Diambil 2 tabel ringer, dilarutkan dalam 1 liter aquadest, dipanaskan di atas hot steater sampai larut, PH diatur 7,0 ± 0,2 dengan HCl dan NaOH, kemudian masukkan ke dalam tabung bertutup ulir masing-masing 9 ml, sterilkan ke dalam suhu 1210C selama a5 menit, setelah dingin sampai di tempat bersih dan kering.

5.4.3 Perhitungan

MPN / 100 ml = Nilai MPN ( dari tabel) x 10 Volume contoh terbesar dari seri pengenceran

6. Kendali Mutu

Instruksi kerja dalam kendali mutu bertujuan sebagai kontrol pekerjaan pada keseluruhan pengujian bakteri fecal coli dalam air. Kendali mutu terdiri dari:

6.1 Kontrol positif

1. Inokulasi 1 ose biakan kontrol Enterobakter Aerogenes ATCC 51697 ke dalam media LTB

2. Inkubasi pada suhu 35 ± 0,5 0C selama 24 jam ± 2 jam

3. Diteruskan pada tes selanjutnya sama dengan prosedur pada sampel.

6.2 Kontrol negatif

1. Inokulasi 1 ose biakan bakteri control Staphylococcus aureus ATCC 25923 ke dalm media LTB

2. Inkubasikan pada suhu 35 ± 0,5 0C selama 24 jam ± 2 jam

(31)

6.3 Kontrol Reagen

1. Siapkan 1 media LTB

2. Media ini tidak diinokulasi oleh bakteri apapun (untuk tes perkiraan) 3. Inkubasikan pada suhu 35 ± 0,5 0C selama 24 jam ± 2 jam

(32)

INSTRUKSI KERJA METODE COLIFAECAL 1. Tujuan

Instruksi kerja ini digunakan sebagai pegangan dalam pelaksanaan pengujian bakteri fecal coliform dalam air dengan menggunakan metode Most Propable Number (MPN).

2. Ruang Lingkup

Untuk melaksanaka n pengujian bekteri fecal coli dalam air.

3. Acuan

American Public Health Association. Standart Methodsfor Examination of water & Wastewater 21 st Edition. APHA. USA. 2005. Hal 9-48-9-51 ( Part 9221A-9221C, 9221E).

4. Peralatan dan Bahan 4.1 Alat

1. Inkubator 2. Tabung reaksi 3. Inokulum equipment 4. Pipet ukur 10 ml 5. Pipet ukur 1 ml

4.2 Bahan

1. Lauryl Tryptose Broth (LTB) 2. EC Broth

(33)

5. Cara Uji 5.1 Tes Perkiraan

1. Air minum:

Disiapkan 10 tabung dengan volume media LTB 10 ml untuk volume sampel 10 ml dengan konsentrasi media LTB: 71,2 gr/L

Air bukan air minum

Disiapkan 5 porsi tabung ubtuk setiap volume sampel : 10; 1; 0,1 ml atau pengenceran yang lebih tinggi lagi untuk air yang tercemar atau air pengolahan.

Dengan konsentrasi media LTB: 71,2 gr/L = 10 ml sampel. Dengan konsentrasi media LTB: 35,6 gr/L = 1; 0,1 ml sampel.

Masukkan sampel yang sudah dihomogenkan secara aseptik ke dalam masing-masing tabung media LTB.

2. Tabung-tabung dalam rak digoyang, supaya sampel air dengan media bercampur rata.

3. Inkubasikan pada suhu 35 0C ± 0,5 0C selama 24 ± 2 jam.

Reaksi dinyatakan positif bila terbentuk asam dan gas dalam tabung

fermentasi. Bila tidak ada reaksi asam atau gas, inkubasi kembali sampai 48 jam± 3 jam.

(34)

5. Kemudian tabung-tabung yang positif dilanjutkan ke tes penegasan.

5.2 Tes Penegasan

1. Setiap tabung yang positif pada tes perkiraan dikocok, kemudian dipindahkan dengan ose/lop ke dalam EC Broth.

2. Inkubasikan pada inkubator suhu 44,5 0C ± 0,2 0C selama 24 jam ± 2 jam. 3. Hitung MPN total coliform dengan menggunakan tabel MPN dari jumlah

tabung EC yang positif.

Dari jumlah tabung EC yang positif dibaca pada tabel MPN.

5.3 Cara pengujian dengan pengenceran:

1. Disiapkan 15 tabung media LTB single volume 10 ml. 2. Tabung kultur disusun pada rak tabung.

3. Dilakukan pengenceran contoh uji dengan cara mengambil 1 ml contoh uji menggunakan pipet steril masukkan ke dalam tabung yang berisi 9 ml pengenceran steril secara aseptis, dikocok agar contoh uji homogen. Dari perlakuan ini diperoleh pengenceran 10 1.

4. Dari contoh uji dengan pengenceran 10 1 diambil 1 ml kemudian dimasukkan ke dalam tabung berisi 9 ml pengencer steril, maka diperoleh pengenceran 10 2. Demikian seterusnya hingga diperoleh tingkat pengenceran yang diinginkan.

(35)

6. Dari setiap seri pengenceran dinokulasikan secara aseptis masing-masing 1 ml ke dalam 5 tabung LTB single volume 10 ml.

7. Maing-masing tabung kultur digojog agar contoh uji dan media tercampur rata.

8. Inkubasikan dengan inkubator pada suhu 350C ± 0,5 0C selama 2 x 24 jam. Selanjutnya diamati pembentukan gas dalam tabung durham.

9. Catat tabung kultur yang menunjukkan peragian laktosa yaitu dengan terbentuknya gas pada tabung durham.

10.Terbentuknya gas dalam tabung durham dinyatakan pertumbuhan positif dan dilanjutkan pada uji penegasan.

5.4 Cara Pembuatan Larutan Pengenceran

Pengenceran steril bisa dipakai NaCl 0,85% atau ringer solution

5.4.1 Pembuatan NaCl 0,85%

Ditimbang NaCl pa 8,5 gr dilarutkan dalam 1 liter aquadest, dipanaskan di atas hot steater sampai larut, PH diatur 7,0 ± 0,2 dengan HCl dan NaOH, kemudian masukkan ke dalam tabung bertutup ulir masing-masing 9 ml, sterilkan ke dalam suhu 1210C selama a5 menit, setelah dingin sampai di tempat bersih dan kering.

5.4.2 Pembuatan larutan ringer solution

(36)

sterilkan ke dalam suhu 1210C selama a5 menit, setelah dingin sampai di tempat bersih dan kering.

5.4.3 Perhitungan

MPN / 100 ml = Nilai MPN ( dari tabel) x 10 Volume contoh terbesar dari seri pengenceran

6. Kendali Mutu

Instruksi kerja dalam kendali mutu bertujuan sebagai kontrol pekerjaan pada keseluruhan pengujian bakteri fecal coli dalam air. Kendali mutu terdiri dari:

6.1 Kontrol positif

1. Inokulasi 1 ose biakan kontrol E. Coli ATCC 25922 ke dalam media LTB 2. Inkubasi pada suhu 35 ± 0,5 0C selama 24 jam ± 2 jam

3. Diteruskan pada tes selanjutnya sama dengan prosedur pada sampel.

6.2 Kontrol negatif

1. Inokulasi 1 ose biakan bakteri kontrol Enterobacter aerogenes ATCC 51697 ke dalam media LTB

2. Inkubasikan pada suhu 35 ± 0,5 0C selama 24 jam ± 2 jam

3. Diteruskan pada tes selanjutnya sama dengan prosedur pada sampel.

6.3 Kontrol reagen

1. Siapkan 1 media LTB

2. Media tidak diinokulasikan oleh bakteri apapun (untuk tes perkiraan) 3. Inkubasikan pada suhu 35 ± 0,5 0C selama 24 jam ± 2 jam

(37)

Lampiran VI

PRINT OUT DATA SPSS

KarakteristikResponden Pengguna Air Sungai Batang Ayumi

Umur Ibu Saat Diwawancara Dalam Tahun

Frequency Percent

Valid

Pendidikan Terakhir Ibu Rumah Tangga

Frequency Percent

Valid

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TIDAK BEKERJA/IBU

RUMAH TANGGA

29 45.3 45.3 45.3

PNS 11 17.2 17.2 62.5

WIRASWASTA 24 37.5 37.5 100.0

Total 64 100.0 100.0

Jangka Waktu Tinggal di Aliran Sungai dalam Tahun

Frequency Percent

(38)

Gambaran Pengetahuan, Sikap Tindakan, Perilaku, Budaya dan Penilaian terhadap Tokoh Masyarakat

Persentase Skor Pengetahuan

Frequency Percent

Valid

Frequency Percent

Valid

Frequency Percent

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent

(39)

Persentase Nilai Toma

Frequency Percent

Valid

Gambaran Hasil Observasi Sanitasi Dasar

Sarana Air Bersih

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ada, bukan milik sendiri,

berbau, berwarna, dan berasa

23 35.9 35.9 35.9

ada, milik sendiri tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa

20 31.3 31.3 67.2

ada, bukan milik sendiri, tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa

21 32.8 32.8 100.0

Total 64 100.0 100.0

sarana pembuangan kotoran

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak ada 31 48.4 48.4 48.4

ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke sungai/kolam

11 17.2 17.2 65.6

ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan ke sungai atau selokan

22 34.4 34.4 100.0

(40)

sarana pembuangan air limbah

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak ada, sehingga

tergenang tidak teratur di halaman

10 15.6 15.6 15.6

ada, diresap tetapi mencemari sumber air (jarak sumber air <10 meter)

19 29.7 29.7 45.3

ada, dialirkan keselokan terbuka/ ke sungai

35 54.7 54.7 100.0

Total 64 100.0 100.0

sarana pembuangan sampah

Frequency Percent

Valid

ada, kedap air dan tidak tertutup

10 15.6 15.6 100.0

Total 64 100.0 100.0

Hubungan Perilaku, Budaya dan Penilaian terhadap Tokoh Masyarakat dengan Parameter Kimia, Fisika dan Mikrobiologi

Parameter Kimia

Perilaku Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid baik 23 35.9 35.9 35.9

buruk 41 64.1 64.1 100.0

Total 64 100.0 100.0

Perilaku Responden * Parameter Kimia Crosstabulation

parameter kimia

Total buruk sangat buruk

(41)

Chi-Square Tests

Continuity Correctionb 7.855 1 .005

Likelihood Ratio 9.772 1 .002

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.59.

b. Computed only for a 2x2 table

Crosstab

parameter kimia

Total

buruk sangat buruk

persentase nilai budaya 55-100 Count 8 20 28

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.38.

(42)

Crosstab

parameter kimia

Total

buruk sangat buruk

persentase nilai toma 55-100 (Aktif)

Continuity Correctionb 8.671 1 .003

Likelihood Ratio 10.553 1 .001

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.44.

b. Computed only for a 2x2 table

Parameter Fisika

(43)

Chi-Square Tests

Continuity Correctionb 7.855 1 .005

Likelihood Ratio 9.772 1 .002

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.59.

b. Computed only for a 2x2 table

Crosstab

Continuity Correctionb 4.703 1 .030

Likelihood Ratio 6.524 1 .011

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.38.

(44)

Crosstab

parameter fisika

Total

baik kurang baik

persentase nilai toma 55-100 (Aktif)

Continuity Correctionb 8.671 1 .003

Likelihood Ratio 10.553 1 .001

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.44.

b. Computed only for a 2x2 table • Parameter Mikrobiologi

(45)

Chi-Square Tests

Continuity Correctionb 7.855 1 .005

Likelihood Ratio 9.772 1 .002

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.59.

b. Computed only for a 2x2 table

Crosstab

Continuity Correctionb 4.703 1 .030

Likelihood Ratio 6.524 1 .011

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.38.

(46)

Crosstab

parameter mikrobiologi

Total

baik kurang baik

persentase nilai toma 55-100 (Aktif)

Continuity Correctionb 8.671 1 .003

Likelihood Ratio 10.553 1 .001

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.44.

(47)

Lampiran VII

DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENELITIAN

Gambar 1: Kondisi Sungai Batang Ayumi

(48)

Gambar 1: Pengambilan Sampel Air Batang Ayumi Kelurahan Kantin

(49)

Gambar

Gambar 1: Kondisi Sungai Batang Ayumi
Gambar 1: Pengambilan Sampel Air Batang Ayumi Kelurahan Kantin
Gambar 3: Wawancara dengan Responden

Referensi

Dokumen terkait

Penj ualan At as Bar ang Mew ah At as I m por Bar ang Kena Paj ak Yang Dibebaskan Dari Pungut an Bea Masuk Keput usan Ment eri Keuangan Nom or 563/ KMK.03/ 2003 t ent ang Penunj

(4) Kepala Perangkat Daerah/Unit Kerja atau Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b dan huruf c mengatur jadwal shifting dan pegawai untuk pelaksanaan pelayanan pada

PANITIA PENGADAAN BARANG DAN JASA BIDANG DIKMEN PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KENDAL.. TAHUN

   I will financially support the above person during his/her stay in Japan, and I certify the details of the reason why I undertake to support him/her and the means of supporting

ini, penulis melakukan pengujian aplikasi secara mandiri dengan melakukan percobaan masuk ke Animasi yang penulis rancang dan berperan sebagai pengguna dan

Dikarenakan terlalu berlebihnya penggunaan pada PC dan memaksa PC tersebut untuk terus bekerja, maka pemantauan PC harus dilakukan untuk menghindari terjadinya gangguan pada system

ketiga dan meneruskan kepada pihak yang berkepentingan dan melakukan klarifikasi atas pengaduan tersebut. 2) Memantau tindak lanjut pengaduan yang berkaitan dengan

Rangkaian alat ukur ini menggunakan IC LM 324 dimana fungsi dari IC ini untuk penguat sinyal dan pembanding dimana LED akan menyala berwarna kuning berarti air garam dalam