• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai Hitam (Glycine soja) Berdasarkan Ukuran Biji

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai Hitam (Glycine soja) Berdasarkan Ukuran Biji"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Kedelai

Tanaman kedelai (Glycine max L) merupakan salah satu tanaman pangan

yang sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Tanaman ini

mempunyai arti penting untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam rangka

memperbaiki gizi masyarakat karena merupakan sumber protein nabati yang

relatif murah bila dibandingkan sumber protein lainnya seperti daging, susu dan

ikan (Mapegau, 2006).

Kedelai merupakan komoditas pangan utama ketiga setelah padi dan

jagung. Komoditas kedelai saat ini tidak hanya diposisikan sebagai bahan pangan

dan bahan baku industri pangan, tetapi juga ditempatkan sebagai bahan makanan

sehat dan bahan baku industri non-pangan. Proyeksi konsumsi kedelai

menunjukkan bahwa total kebutuhan terus mengalami peningkatan yaitu 2,71 juta

ton pada tahun 2015 dan 3,35 juta ton pada tahun 2025. Jika sasaran produktivitas

rata-rata nasional 1,5 t/ha bisa dicapai, maka kebutuhan areal tanam diperkirakan

sebesar 1,81 juta ha pada tahun 2015 dan 2,24 juta ha pada tahun 2025

(Simatupang, dkk, 2005)

Kedelai merupakan bahan pangan yang berperan penting dalam kehidupan

masyarakat Indonesia. Selain menjadi sumber protein nabati tinggi, kedelai juga

digunakan sebagai bahan baku dalam industri pangan dan industri pakan ternak.

Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk

dan kebutuhan bahan baku industri olahan pangan seperti tahu, kecap, tempe, susu

kedelai, tauco, snack, dan sebagainya (Damardjati dkk., 2005). Selain itu,

(2)

peternakan sehingga memacu pertumbuhan industri pakan ternak yang

menyebabkan permintaan kedelai dalam negeri terus meningkat

(Sudaryanto dan Swastika, 2007).

Kedelai yang dibudidayakan oleh kebanyakan petani terdiri atas

varietas-varietas yang dapat dikategorikan ke dalam kedelai putih dan kedelai hitam.

Kedelai putih lebih banyak dibudidayakan dengan perlakuan pengolahan pasca

panen yang juga lebih banyak dibandingkan dengan kedelai hitam. Salah satu

keunggulan produk olahan kedelai putih adalah kenampakan yang lebih baik

menurut selera konsumen. Demikian pula banyaknya varietas kedelai putih lebih

banyak dari pada varietas kedelai hitam melalui pemekaran atau pemuliaan

varietas kedelai putih lebih intensif yang menunjukkan bahwa konsumsi bahan

baku kedelai putih lebih besar dari pada kedelai hitam. Keadaan ini merupakan

perwujudan nyata bahwa walaupun umur tanam dan kapasitas hasil budidaya

lebih besar dari pada kedelai putih. Kedelai hitam mengalami kendala

pemanfaatan atau pemasaran oleh rendahnya permintaan dengan tingginya

kapasitas serta pendeknya umur tanam dalam pembudidayaannya

(Setiawati, 2006).

Kedelai dikelompokkan dalam tiga kelompok umur, varietas kedelai yang

berumur panjang (lebih dari 90 hari), varietas kedelai yang berumur sedang

(antara 85-90 hari), dan varietas kedelai yang berumur pendek (antara 75-85 hari).

Namun demikian, pertumbuhan varietas-varietas tersebut memiliki karakter utama

yang hampir sama, yang dibedakan menjadi stadium pertumbuhan vegetatif dan

(3)

Menurut Kusuma (2010) perbedaan kandungan nutrisi antara kedelai

hitam dan kedelai kuning dilihat dari warna kulit luarnya, akibat perbedaaan

kandungan anthocyanin. Perbedaan komponen utama kedelai, misalkan, protein

dan lemak, dapat berubah tergantung musim tanam, lokasi geografik, dan stress

lingkungan. Kesimpulan dari penelitiannya yaitu sari kedelai kuning dan kedelai

hitam memiliki kemampuan yang sama dalam menurunkan kadar trigliserida

dengan diet tinggi lemak.

Peranan Kedelai Hitam

Kandungan serat dalam kedelai hitam sangat tinggi dan bermanfaat untuk

membantu sistem pencernaan, sehingga dapat mengurangi waktu transit zat-zat

racun yang tidak dibutuhkan tubuh. Selain itu juga dapat membantu mengurangi

resiko terjadinya kanker kolon. Kedelai hitam merupakan sumber makanan kaya

serat dan terbukti dapat menurunkan tingkat kolesterol jahat dalam darah.

Kandungan serat yang tinggi pada kedelai hitam ini juga bermanfaat menjaga

tekanan darah stabil, tidak meningkat secara tiba-tiba setelah makan, sehingga tak

berlebihan jika kedelai hitam menjadi bahan konsumsi bagi mereka yang

mengidap diabetes, penderita resisten insulin atau hipoglikemia. Kedelai hitam

mengandung Antosianin yang berfungsi sebagai antioksidan yang aktifitasnya

lebih tinggi dibanding vit E dan C. Anthosianin juga mampu menghambat

oksidasi LDL kolesterol dalam darah dan mampu menurunkan produksi TBARS

(hasil oksidasi asam lemak) sebesar 37,10 nmol MDA/g protein LDL

(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2008).

Kedelai hitam memiliki keunggulan tersendiri karena kandungan gizinya

(4)

pada kedelai hitam adalah leusin dan lisin. Keduanya merupakan asam amino

yang sangat diperlukan oleh enzim pemecah kedelai untuk menghasilkan kecap

dengan cita rasa yang enak, lezat dan khas. Selain warna, kedelai hitam berukuran

lebih kecil daripada kedelai kuning, sehingga ada perbedaan komposisi gizi di

antara keduanya (http://cyberhealth.aspx.htm, 2009).

Kedelai berbiji hitam lebih disukai oleh produsen kecap karena dapat

memberi warna hitam alami pada kecap yang diproduksi. Namun, karena

terbatasnya produksi kedelai berbiji hitam maka produsen kecap lebih banyak

menggunakan kedelai berbiji kuning. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan

dan Umbi-umbian telah menghasilkan galur harapan kedelai berbiji hitam dengan

kadar protein lebih tinggi (43-44,6% bk) dan bobot biji besar (±14 g/100 biji).

Kecap manis yang diolah dari galur harapan kedelai berbiji hitam ini berkadar

protein relatif lebih tinggi dibanding kedelai berbiji kuning, sedangkan bobot,

volume, dan sensoris kecap relatif sama (Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian, 2008).

Kedelai hitam memberi andil 80% dalam pembuatan kecap. Kandungan

asam glutamate pada kedelai hitam yang sedikit lebih tinggi dari pada kedelai

kuning, membuat kedelai hitam lebih gurih rasanya. Namun produksinya saat ini

belum mampu mengimbangi kebutuhan industri kecap nasional. Di industri pakan

ternak bungkil kedelai hitam dicurigai oleh peternak karena untuk pakan ternak

warnanya lebih kehitaman, tidak seperti biasanya warnanya lebih kuning. Jadi

pengembangan kedelai hitam lebih banyak kebutuhannya untuk manusia. Peran

serta industri dalam mengembangkan tanaman kedelai hitam sangat penting.

(5)

rantai bisnis kedelai hitam harus lebih insentif dilakukan sehingga petani lebih

terangsang untuk menanamnya karena dapat meningkatkan pendapatan mereka

(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2010).

Varietas

Varietas adalah kelompok tanaman dalam jenis atau spesies tertentu yang

dapat dibedakan dari kelompok lain berdasarkan suatu sifat atau sifat-sifat tertentu

(Nurhayati, 2005).

Varietas memegang peranan penting dalam perkembangan penanaman

kedelai karena untuk mencapai produktivitas yang tinggi sangat ditentukan oleh

potensi daya hasil dari varietas unggul yang ditanam. Potensi hasil biji di

lapangan masih dipengaruhi oleh interaki antara faktor genetik varietas dengan

pengelolaan kondisi lingkungan tumbuh. Bila pengelolaan lingkungan tumbuh

tidak dilakukan dengan baik, potensi daya hasil biji yang tinggi dari varietas

unggul tersebut tidak dapat tercapai (Irwan, 2006).

Varietas tanaman yang pembuahannya sendiri, artinya putik dibuahi oleh

serbuk sari dalam satu bunga maka terjadinya penyerbukan silang dengan bunga

lain berkurang sehingga kemungkinan persentase terjadinya penurunan varietas

sangat kecil. Ditemukannya varietas tanaman yang mempunyai

kelebihan-kelebihan tertentu seperti: produksinya besar, umurnya pendek, tahan penyakit

setelah melalui serangkaian penelitian seksama. Pada mulanya satu butir pertama

dari tanaman yang baik, kemudian ditanam dan menghasilkan beberapa butir dan

dipilih beberapa butir terbaik dan ditanam lagi dan dipilih beberapa butir terbaik

(6)

Faktor yang kurang mendukung perkembangan kedelai lokal adalah

adanya citra yang buruk dari kedelai lokal di mata pengolah kedelai, khususnya

kandungan air yang masih terlalu tinggi. Dengan tertekannya harga kedelai lokal

membuat petani tidak termotivasi untuk menurunkan kandungan air dan

menjemur lebih lama. Dengan harapan harga yang rendah diberikan pengolah

kedelai dikompensasi oleh bobot yang lebih besar (Budhi dan Aminah, 2010).

Varietas unggul sangat menentukan tingkat produktivitas pertanaman dan

merupakan komponen teknologi yang relatif mudah diadopsi petani jika benihnya

tersedia. Di Indonesia hingga kini telah dilepas sekitar 64 varietas kedelai dengan

karakter yang beragam diantaranya dalam hal umur panen, potensi hasil, ukuran

dan warna kulit biji, dan kesesuaiannya terhadap lahan spesifik. Varietas yang

dilepas belakangan pada dasarnya merupakan perbaikan varietas sebelumnya.

Dari sejumlah varietas tersebut, sebagian besar adalah yang kulit bijinya berwarna

kuning sampai kuning kehijauan, sedang kulitnya berwarna hitam baru dilepas

tiga varietas yakni Merapi, Cikuray, dan Malika. Varietas unggul kedelai yang

dilepas sebelum dan setelah tahun 2000 yang populer dan/atau mempunyai

karakter spesifik telah disajikan. Kini telah tersedia sejumlah besar varietas

unggul kedelai dengan karakter yang beragam, sehingga dapat memberikan

banyak pilihan (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2007).

Mallika dalam bahasa Tamil maupun bahasa Arab berarti raja. Potensi

hasilnya 2,4 ton – 2,9 ton/Ha. Mallika tahan terhadap kekeringan, genangan air

dan hama kedelai. Hal yang penting harus diperhatikan adalah tata cara

penanaman hingga pemanenan agar sesuasi standar. Penanaman sebaiknya dengan

(7)

kondisi daunnya sudah berwarna coklat. Kualifikasi bermutu sebagai syarat

mutlak penyerapan oleh pabrik kecap tertera melalui ukuran biji berikut beratnya.

Tiap 100 biji kedelai hitam beratnya 17 gram, kadar air 11%. Varietas ini

memiliki kandungan protein 37% dan lemak 20%. Disamping itu, daya simpan

benih lebih tinggi dari kedelai kuning. Jika disimpan selama 6 bulan, masih

mempuyai daya tumbuh lebih tinggi dari 80%. Penemuan Mallika juga

diharapkan mampu meningkatkan produktivitas kedelai hitam nasional, dari saat

ini rata-rata 1 – 3 ton ke 2,4 – 2,9 ton/Ha (Lesmana, 2008).

Kedelai varietas Merapi dan Cikuray juga berbiji hitam dan memiliki

kadar protein tinggi (42%), cocok pula untuk bahan baku kecap, namun bijinya

relatif kecil. Malika, varietas kedelai berbiji hitam yang dilepas pada tahun 2007

juga berbiji kecil dengan kadar protein yang lebih rendah (37%).

Varietas Detam-1 dan Detam-2 dilepas pada tahun 2008, kadar proteinnya lebih

tinggi (43-44 %) dan bobot biji lebih besar (14 gram per 100 biji). Detam-1 dan

Detam-2 mampu berproduksi hingga 3-3.5 ton perhektar, lebih tinggi dari varietas

kedelai berbiji hitam Merapi, Cikuray, dan Malika (Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian, 2008).

Detam 1 dan Detam 2 yang dihasilkan oleh Balai Penelitian Tanaman

Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi) ini adalah kedelai silangan dari

varietas impor Taiwan dengan varietas lokal, yaitu Kawidan Wilis. Hasil

persilangan ini adalah varietas kedelai hitam (detam) yang produktivitasnya

menjulang hingga 3,45 ton per ha. Produktivitas kedua varietas ini 300% lebih

tinggi dibandingkan rata-rata produksi kedelai hitam nasional. Bahkan, di

(8)

juga relatif besar, rata-rata 15 gram per 100 biji, sehingga rendemennya tinggi.

Untuk menghasilkan 74 cc kecap, produsen hanya memerlukan 100 gram

Detam-2 sebagai bahan baku. Itu berarti Detam-20 gram lebih rendah jika menggunakan varietas

lain. Keistimewaan lain, kandungan protein Detam-2 amat tinggi, yaitu sekitar

45,58%. Kadar protein kedelai impor pun paling pol cuma 40%. Varietas kedelai

unggul ini dirilis pada tahun 2008 (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Pangan, 2010).

Varietas introduksi perlu diuji adaptabilitasnya pada suatu lingkungan

untuk mendapatkan genotip unggul pada lingkungan tersebut. Pada umumnya

suatu daerah memiliki kondisi lingkungan yang berbeda terhadap genotip. Respon

genotip terhadap faktor lingkungan ini biasanya terlihat dalam penampilan

fenotipik dari tanaman bersangkutan (Soverda, dkk, 2009).

Ukuran Biji Kedelai

Berdasarkan ukuran bijinya, kedelai dapat diklasifikasikan menjadi tiga

kelompok, yaitu :

a.Berbiji kecil, bobot 6-15g/100 biji, umumnya dipanen dalam bentuk biji (Grain

soybean), pada saat tanaman berumur tiga bulan

b.Berbiji besar, dengan bobot biji diatas 15-29 g/ 100 biji, ditanam di daerah

tropik, maupun subtropik dipanen dalam benuk biji (Grainsoybean). Hasil biji

umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu dan makanan lain

c.Berbiji sangat besar, bobot 30-50g/100 biji, ditanam di daerah subtropik,

dipanen dalam bentuk masih hijau, polong masih hijau, disebut juga kedelai sayur

(9)

Beberapa varietas unggul baru kedelai memiliki warna dan ukuran biji

yang relatif sama dengan kedelai impor. Ukuran biji kedelai tergolong kecil bila

memiliki bobot 8 – 10 g / 100 biji, sedang jika bobotnya 11 – 13 g/ 100 biji, dan

besar bila > 13 g/ 100 biji. Kadar protein kedelai ini juga lebih tinggi dibanding

kedelai impor, yang kemungkinan mengalami penurunan karena lamanya

penyimpanan dari saat panen sampai di pasarkan di Indonesia( Susanto dan

Saneto ,1994 ).

Varietas unggul dengan ukuran biji besar (Burangrang, Argomulyo dan

Bromo) yang dilepas antara tahun 1998--1999 telah mulai diadopsi petani.

Apabila dicermati lebih lanjut ternyata varietas unggul Galunggung telah dilepas

pemerintah pada tahun 1981 dan Wilis tahun 1983. Makna yang dapat ditarik dari

gambaran ini adalah; (1) Varietas unggul lama masih digemari petani, (2) Varietas

unggul lama (khususnya Wilis) mempunyai daya adopsi yang relatif tinggi, (3)

Varietas unggul kedelai baru dengan ukuran biji besar mulai diadopsi petani dan

(4) Varietas unggul baru perlu untuk lebih diperkenalkan dan dipromosikan

kepada pengguna, khususnya petani (Heriyanto dan Kridiana,2009).

Silang dalam menghasilkan galur murni dengan meningkatkan

homozigositas. Johannsen (Stickberger, hal. 276-278) mengukur berat

kacang-kacangan dalam suatu varietas yang mempunyai biji campuran yang ringan (15

mg) sampai berat (90 mg). Galur murni dikembangkan dengan melakukan

pembuahan sendiri pada individu tanaman dari biji yang ringan sampai berat.

Masing-masing galur murni menghasilkan rata-rata berat biji yang berbeda.

Biji-biji dalam satu galur berbeda ukurannya (beratnya) tetapi masing-masing galur

(10)

Seleksi massa

Seleksi adalah kekuatan utama yang mempengaruhi ragam genetik untuk

menimbulkan perubahan dalam populasi, seleksi dapat dibagi menjadi dua

kategori: (1) seleksi alami – keadaan lingkungan menentukan dapat hidupnya

individu atau individu-individu yang akan memiliki keturunan lebih sedikit dari

rata-rata (2) seleksi buatan – dilakukan oleh manusia dalam memilih

individu-individu yang disilangkan atau dibuang (Crowder, 2006).

Seleksi massa bertujuan untuk mengurangi keragaman genetik dari suatu

populasi dan meningkatkan frekuensi gen yang diinginkan. Kegunaan seleksi

massa adalah dapat memperbaiki populasi landrace (galur lokal), memurnikan

varietas galur murni untuk mempertahankan identitas varietas, dan mendapatkan

varietas yang memiliki ketahanan horizontal (horizontal resistance) serta

mempunyai adaptasi luas pada lingkungan yang baru (Syukur, dkk., 2012)

Silang dalam meningkatkan jumlah homozigot (penurunan heterozigot).

Pembuahan sendiri pada species menyerbuk silang akan mencapai homozigotas

hampir sempurna dalam 10 generasi. (1) dari Aa diharapkan 1AA:2Aa:1aa – yaitu

½ keturunan heterozigot dan ½ homozigot. (2) dari individu AA dan aa dalam

generasi berikutnya hanya menghasilkan keturunan homozigot. (3) setelah

beberapa generasi pembuahan sendiri, tanpa seleksi dan tiap individu berkembang

biak sendiri, diharapkan proporsi heterozigot berkurang ½ tiap generasi. Silang

dalam tidak menambah atau mengurangi jumlah alel resesif, hanya menyebabkan

alel tersebut dapat dideteksi fenotipnya. Proporsi alel tidak berubah, hanya

(11)

Kelemahan seleksi massa adalah sebagai berikut : a. Seleksi berdasarkan

fenotipe sehingga keberhasilannya sangat tergantung dari nilai heritabilitas.

Karakter yang mempunyai heritabilitas tinggi akan lebih berhasil dibandingkan

dengan karakter yang mempunyai heritabilitas rendah. Pada karakter yang

mempunyai heritabilitas rendah, lingkungan sangat mempengaruhi penampilan

sehingga menyulitkan pengamatan apakah tanaman yang mempunyai fenotipe

baik disebabkan oleh faktor genetik atau lingkungan. b. Untuk seleksi massa tidak

langsung, korelasi antara karakter seleksi dengan karakter tujuan harus tinggi.

Sebaiknya tidak melakukan seleksi terhadap karakter yang berkorelasi negatif

terhadap hasil. c. Seleksi massa hanya efektif untuk sifat-sifat yang dikendalikan

oleh gen-gen aditif. d. tanaman homzigot dominan dan heterozigot mempunyai

fenotipe yang sama (kasus: dominan-resesif atau tidak ada interaksi antar alel

sehingga sulit dibedakan. Jadi, seleksi harus dilanjutkan pada generasi berikutnya)

(Syukur, dkk,. 2012).

Hubungan antara gen dan penampakan fenotip tidak selalu langsung.

Pengaruh suatu alel dapat berubah dengan adanya alel lain dan pengaruh dari

suatu gen dapat berubah karena adanya interaksi dengan gen lain. Faktor lain yang

sama pentingnya, atau dalam keadaan tertentu pengaruh ini lebih berarti, yaitu

pengaruh lingkungan terhadap penampakan gen ( Strickberger , 1976).

Variasi keseluruhan dalam suatu populasi merupakan hasil kombinasi

genotipe dan pengaruh lingkungan. Proporsi variasi merupakan sumber yang

penting dalam program pemuliaan karena dari jumlah variasi genetik ini

diharapkan terjadi kombinasi genetik yang baru. Proporsi dari seluruh variasi yang

(12)

Heritabilitas

Fehr (1987) menyebutkan bahwa heritabilitas adalah salah satu alat ukur

dalam sistem seleksi yang efisien yang dapat menggambarkan efektivitas seleksi

genotipe berdasarkan penampilan fenotipenya. Sedangkan korelasi antar karakter

fenotipe diperlukan dalam seleksi tanaman, untuk mengetahui karakter yang dapat

dijadikan petunjuk seleksi terhadap produktivitas yang tinggi

(Suharsono et al.,2006; Wirnas et al., 2006).

Heritabilitas dalam arti yang luas adalah semua aksi gen termasuk sifat

dominan, aditif, dan epistasis. Nilai heritabilitas secara teoritis berkisar dari 0

sampai 1. Nilai 0 ialah bila seluruh variasi yang terjadi disebabkan oleh faktor

lingkungan, sedangkan nilai 1 bila seluruh variasi disebabkan oleh faktor genetik.

Dengan demikian nilai heritabilitas akan terletak antara kedua nilai ekstrim

tersebut (Welsh, 2005).

Variasi genetik akan membantu dalam mengefisienkan kegiatan seleksi.

Apabila variasi genetik dalam suatu populasi besar, ini menunjukkan individu

dalam populasi beragam sehingga peluang untuk memperoleh genotip yang

diharapkan akan besar. Sedangkan pendugaan nilai heritabilitas tinggi

menunjukkan bahwa faktor pengaruh genetik lebih besar terhadap penampilan

fenotip bila dibandingkan dengan lingkungan. Untuk itu informasi sifat tersebut

lebih diperankan oleh faktor genetik atau faktor lingkungan, sehingga dapat

diketahui sejauh mana sifat tersebut dapat diturunkan pada generasi berikutnya

(Mardjono dan Sudarmo, 2007).

Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya pengukuran heritabilitas

(13)

perhitungan, seberapa luasnya evaluasi genotip, adanya ketidakseimbangan pautan

Referensi

Dokumen terkait

Dari Tabel 1 tampak bahwa faktor inokulasi FMA menunjukkan pengaruh yang lebih dominan dibandingkan dengan pengaruh faktor varietas tanaman kacang hijau yang ditanam bersama

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan membaca data secara umum tentang Prophetic Intelligence (kecerdasan kenabian) dalam buku Hamdani Bakran Adz-Dzakiey yang

Namun demikian meskipun pemerintah juga telah menyelenggarakan program pendanaan dengan satuan pendidikan sebagai basis, yaitu program Bantuan Operasional Sekolah (BOS),

 Dengan kegiatan membaca teks, siswa mampu menceritakan kembali informasi dalam bentuk tulisan mengenai Gajah Mada menggunakan kosakata baku dengan tepat dan percaya diri.. 

J : Laporan pertanggungjawaban biaya dapat diakses melalui SAP setiap laporan tersebut telah berdasarkan pusat biayanya dan digunakan untuk melakukan penialaian kinerja manajer

SKRIPSI SKRINING ANEMIA PADA SISWA SEKOLAH DASAR .... WEDHA

Berdasarkan analisis hasil dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Somatic Auditory Visualization Intellectually (SAVI) berhasil meningkatkan keterampilan

dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.. kemudian dipertegas melalui Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007